Anda di halaman 1dari 10

1.

Peran sebagai Pelaksana, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi, dan tugas
ketergantungan.
a. Tugas mandiri
Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu:

 Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan


 Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan melibatkan mereka sebagai klien. Membuat rencana
tindak lanjut tindakan / layanan bersama klien.
 Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
 Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien / keluarga
 Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
 Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien / keluarga
 Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana
 Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium
serta menopause
 Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga dan pelaporan asuhan.
b. Tugas Kolaborasi
Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:

 Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien
dan keluarga.
 Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi
 Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
 Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
 Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yangmemerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga
 Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
 Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
c. Tugas ketergantungan
Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu:

 Menerapkan manajamen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
 Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan risiko tinggi serta
kegawatdaruratan,
 Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan
melibatkan klien dan keluarga.
 Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas yang disertai penyulit tertentu
dan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga.
 Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan
konsultasi serta rujukan dengan melibatkan keluarga.
 Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan
konsultasi serta rujukan dengan melibatkan klien/keluarga.
2. Peran sebagai Pengelola
Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas, yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi
dalam tim.

 Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan. Bidan bertugas; mengembangkan pelayanan dasar kesehatan di wilayah
kerja.
 Berpartisipasi dalam tim. Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan sektor lain melalui
dukun bayi, kader kesehatan, serta tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.
3. Peran sebagai Pendidik
Sebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan
pembimbing kader.

 Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien


 Melatih dan membimbing kader .
4. Peran Sebagai Peneliti / Investigator

 Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun
berkelompok, mencakup:
 Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
 Menyusun rencana kerja pelatihan.
 Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
 Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.
 Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
 Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.

Bayi Baru Lahir Normal


Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat,
pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan lahir 2500 - 4000 gram, dengan nilai
apgar> 7 dan tanpa cacat bawaan.
Manajemen Bayi Baru Lahir Normal

 Jaga kehangatan
 Bersihkan jalan napas
 Pemantauan tanda bahaya
 Klem potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah bayi lahir
 Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
 Beri suntikan vitamin K1 1 mg intra muskular, di paha kiri anterolateral setelah Inisiasi Menyusu Dini
 Beri salep mata antibiotic atetrasiklin 1% pada kedua mata
 Pemeriksaan fisik
 Beri imuniasi hepatitis B 0,5 mL intramuskular, di paha kanan anterolateral, kira-kira 1-2 jam setelah pemberian
vitamin K (JNPKKR, 2017).
Apgar Score
Nilai (skor) APGAR tidak digunakan sebagai dasar keputusan untuk tindakan resusitasi.
Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal Menurut (Maryanti, 2011):
a. Lahir aterm antara 37-42 minggu. b. Berat badan 2.500-4000 gram. c. Panjang badan 48-52 cm. 8 d. Lingkar dada
30-38 cm. e. Lingkar kepala 33-35 cm. f. Lingkar lengan 11-12 cm.

Reflek pada BBL


1. Refleks menghisap ( suckling reflex ) Bayi akan melakukan gerakan menghisap ketika anda menyentuhkan puting susu ke
ujung mulut bayi.
2. Refleks Menggenggam ( palmar grasp reflex ) Grasping Reflex adalah refleks gerakan jari – jari tangan mencengkram
benda-benda yang disentuhkan ke bayi
3. Refelks mencari ( rooting reflex ) Akan terjadi peningkatan kekuatan otot ( tonus ) pada lengan dan tungkai sisi ketika
bayi Anda menoleh ke salah satu sisi. Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap ( dibelai ) atau di sentuh bagian pinggir
mulutnya. Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan
sesuatu yang dapat dihisap.
5. Refleks Moro ( moro refleks ) refleks Moro adalah suatu respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat
suara atau gerakan yang mengejutkan.

6. Babinski Reflex. Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari – jari mencengkram ketika bagian bawah kaki diusap,
indikasi syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.

7. Swallowing Reflex adalah refleks gerakan menelan benda – benda yang didekatkan ke mulut, memungkinkan bayi
memasukkan makanan ada secara permainan tapi berubah sesuai pengalaman.

8. Breathing Reflex, Refleks gerakan seperti menghirup dan menghembuskan nafas secara berulang – ulang , fungsi :
menyediakan O2 dan membuang CO2, permanen dalam kehidupan

9. Eyeblink Reflex, Refleks gerakan seperti menutup dan mengejapkan mata – fungsi : melindungi mata dari cahaya dan
benda – benda asing – permanen dalam kehidupan jika bayi terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan menutup atau
dia akan mengerjapkan matanya.

10.Puppilary Reflex, Refleks gerakan menyempitkan pupil mata terhadap cahaya terang, membesarkan pupil mata terhadap
terhadap lingkungan gelap. – fungsi : melindungi dari cahaya terang, menyesuaikan terhadap suasana gelap.

11. Refleks Tonic Neck, Disebut juga posisi menengadah

12. Refleks Tonic labyrinthine / labirin, Pada posisi telentang, reflex ini dapat diamati dengan mengangkat bayi beberapa
saat lalu dilepaskan
13. Refleks Merangkak ( crawling ) Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru lahir, ia membentuk posisi
merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk kearah tubuhnya.

14. Refelks Berjalan dan melangkah ( stepping ) Jika ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri dan telapak
kakinya menyentuh permukaan yang keras, ibu / orang tersebut akan melihat refleks berjalan, yaitu gerakan kaki seperti
melangkah ke depan. 

15. Refleks Yawning, Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar, iasanya kemudian dan berlangsung hingga sekitar
satu tahun kelahiran.
16. Refleks Swimming, Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam ang berisi air, ia akan mulai mengayuh
dan menendang seperti gerakan berenang

Let-down reflex (LDR) adalah refleks keluarnya ASI dari payudara. Refleks ini terjadi ketika saraf dalam payudara
terstimulasi (baik oleh hisapan bayi maupun pompa ASI) dan memberi sinyal untuk mengeluarkan hormon oksitosin.

Mekanisme kehilangan panas pada bayi terdiri dari konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi.
a. Konduksi adalah kehilangan panas pada tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang
dingin. Meja, timbangan, tempat tidur yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh
bayi
b. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin.
c. Evaporasi adalah kehilangan panas akibat penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri. Hal ini merupakan jalan utama bayi kehilangan panas.
d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu
tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi.

Masalah Menyusui Pada Masa Pasca Persalinan Dini


1. PUTING LECET = Pada keadaan ini seringkali seorang ibu menghentikan menyusui karena putingnya sakit. Pada
keadaan putting susu lecet, yang kadang kala retak-retak atau luka, maka dapat dilakukan dengan cara-cara seperti ini :
Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu sakit.  Olesi putting susu dengan ASI akhir (hind
milk), jangan sekali-sekali memberikan obat lain, seperti krim, salep, dan lain-lain.  Putting susu yang sakit dapat
diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar
2x24 jam. Dll
2. Payudara bengkak
Dibedakan antara payudara penuh, karena berisi ASI, dengan payudara bengkak. Pada payudara penuh; rasa berat pada
payudara, panas dan keras. Bila diperiksa ASI keluar, dan tidak ada demam.
Pada payudara bengkak; payudara udem, sakit, puting kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan bila
diperiksa/isap ASI tidak keluar. Badan bisa demam setelah 24 jam. Hal ini terjadi karena antara lain produksi ASI
meningkat, terlambat menyusukan dini, perlekatan kurang baik, mungkin kurang sering ASI dikeluarkan dan mungkin
juga ada pembatasan waktu menyusui.
3. Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan
panas, suhu tubuh meningkat. Di dalam terasa ada masa padat (lump), dan diluarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini
terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan
ini disebabkan kurangnya ASI diisap/dikeluarkan atau pengisapan yang tak efektif. Dapat juga karena kebiasaan
menekan payudara dengan jari atau akrena tekanan baju/BH. Pengeluaran ASI yang kurang baik pada payudara yang
besar, terutama pada bagian bawah payudara yang menggantung.
4.abses payudara yg bernanah
Teknik Hoffman sebagai cara agar puting susu keluar adalah dengan memberi stimulus pada puting. Pertama,
letakkan telunjuk dan ibu jari di puting ibu. Kemudian, tekan jari ke arah payudara dan buat areola lebih lebar

Derajat kramer

KENAIKAN BB BAYI RATA2


1-3 bulan
Ketika menginjak usia 1 bulan, kenaikan berat badan bayi sekitar 800 gram dari saat kelahirannya.
Sedangkan pada usia 2 bulan, pertambahannya minimal 900 gram dari berat badan sebelumnya. Pada usia 3
bulan, berat badan si kecil minimal harus bertambah 800 gram.
4-6 bulan
Umumnya dalam 6 bulan pertama kenaikan berat badan bayi minimal 500 gram setiap bulan.
 7-12 bulan
Berbeda dengan usia sebelumnya, pada usia 7-12 bulan pertumbuhan berat badan bayi mulai melambat,
yakni sekitar 300 gram dalam sebulan. Umumnya ketika menginjak usia 12 bulan, berat badan bayi mencapai
minimal 3 kali lipat dibandingkan beratnya saat lahir
Penilaian KPSP pada bayi
Jika nilai KPSP = 9-10, SESUAI. Jika nilai 7-8 = meragukan, jika 2 mgg tidak ada kenaikan nilai 7-8 = penyimpangan
Jika nilai KPSP = </ 6 = penyimpangan.

ISTILAH2 yang berhubungan dengan penyakit menular.


Masa Inkubasi (Masa Tunas)
Masa inkubasi adalah waktu antara masuknya suatu bibit penyakit ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala-gejala
penyakit.
Hospes (Host = Tuan Rumah)
Hospes adalah manusia atau hewan yang ditumpangi sesuatu parasit.
Parasit
Parasit adalah organisme (makhluk hidup) yang hidupnya menumpang pada makhluk hidup yang lain dan merugikan
makhluk hidup yang ditumpanginya.
Carrier (Pembawa Basil)
Carrier adalah orang yang mengandung sesuatu bibit penyakit, tapi ia sendiri tidak menunjukkan gejala-gejala
penyakitnya.
Reservoir
Reservoir adalah manusia, hewan ataupun benda-benda lain yang merupakan tempat berkembang biaknya bibit
penyakit sehingga merupakan sumber penularan.
Vektor (Transmistter)
Vektor adalah hewan yang merupakan pemindah bibit penyakit sehingga terjadi penularan.
Epidemi (Wabah)
Epidemi adalah penyebaran suatu penyakit secara cepat sehinngga dalam waktu yang bersamaan atau secara bergiliran
banyak orang yang menderita penyakit yang sama.
Pandemi
Pandemi adalah epidemi yang menyerang seluruh dunia.
Endemi
Endemi adalah berkecamuknya suatu penyakit infeksi yang terus menerus terdapat di suatu daerah mengenai
segolongan penduduk.
Epizootie
Epizootie adalah epidemi pada binatang
Virulensi
Virulensi adalah ukuran keganasan suatu bibit penyakit untuk menimbulkan penyakit.
Bakteri Patogen
Bakteri Patogen adalah bakteri yang dapat menimbulkan penyakit.

NAMA-NAMA LAIN VITAMIN


Vitamin A = retinol, Vitamin B1 = thiamin, Vitamin B6 = piridoksin, Vitamin B9 = asam folat, Vitamin B12 =
kobalamin, Vitamin C = asam askorbat, Vitamin K = phytomenadion,
Pada ibu hamil dan bersalin upaya yang dapat dilakukan dalam menurunkan prevalensi stunting, yakni.
- Intervensi pada 1000 hari pertama kehidupan.
- Mengupayakan jaminan mutu antenatal care (ANC) terpadu.
- Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan.
- Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori, protein, dan mikronutrien.
- Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular).
- Pemberantasan kecacingan.
- Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam Buku KIA.
- Menyelenggarakan knseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eklusif.
- Penyuluhan dan pelayanan KB.

Pendekatan keluarga bertujuan untuk:


1. Meningkatkan akses pelayanan komprehensif meliputi pelayanan promotif dan preventif serta meningkatkan kuratif
dan rehabilitatif dasar.
2. Mendukung standar pelayanan minimal (SPM) Kab/Kota dan SPM Provinsi melalui peningkatan akses dan skrining
kesehatan.
3. Mendukung pelaksanaan JKN dengan mendorong kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta JKN.
4. Mendukung tercapainya program Indonesia sehat.

Soal = Bidan dalam menjalankan tugasnya harus profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Salah satu perilaku profesional yang diharapkan masyarakat di antaranya ....

Perilaku profesional yang diharapkan masyarakat yakni,


- Bertindak sesuai dengan keahlian dan didukung oleh pengetahuan serta pengalaman dan keterampilan tinggi.
- Bermoral tinggi.
- Berlaku jujur, baik pada orang lain maupun diri sendiri.
- Tidak melakukan tindakan coba-coba yang tidak didukung oleh ilmu pengetahuan profesinya.
- Tidak memberikan janji yang berlebihan.
- Tidak melakukan tindakan yang semata-mata didorong oleh pertimbangan komersial.
- Memegang teguh etika profesi.
- Mengenal batas-batas pengetahuan/kemampuan.
- Menyadari dan mengenal ketentuan hukum yang membatasi gerak-gerik dan kewenangannya.
Metode kontrasepsi barier antara lain kondom, diafragma, dan spermisida. Metode ini memberi dorongan bagi pria untuk ikut
berpartisipasi dalam kontrasepsi dan membantu mencegah HIV AIDS, PMS dan ISR.
Kondom merupakan metode kontrasepsi barrier sebagai perlindungan ganda apabila akseptor menggunakan kontrasepsi modern
dalam mencegah penularan Penyakit Menular Seksual maupun ISR dan sebagai kontrasepsi. (perlindungan ganda)

Etika profesi menurut Keiser adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat
dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap
masyarakat.

Jenis dari penyakit degeneratif yakni diabetes dan osteoartistis.


CPD (Cephalopelvic Disproporation) adalah kondisi ketika kepala bayi tidak mampu melewati panggul ibu, pada umumnya ibu
yang memiliki tinggi badan < 145 cm resiko tinggi untuk melahirkan normal.

Faktor utama dari timbulnya obesitas adalah


Penyakit obesitas ditimbulkan oleh asupan energi yang tidak sesuai dengan penggunaannya. Obesitas terjadi ketika seseorang
mengonsumsi makanan dan minuman tinggi kalori tanpa melakukan aktivitas fisik. Faktor-faktor lain penyebab obesitas adalah:
- Faktor keturunan.
- Efek samping pada obat-obatan.
- Kehamilan.
- Kurang tidur.
- Pertambahan usia.
- Penyakit/masalah medis tertentu.
TO KE-1

Distosia bahu adalah suatu keadaan diperlukannya tambahan manuver obstetric oleh karena tarikan biasa kearah
belakang pada kepala bayi tidak berhasil unuk melahirkan bayi. Pada mekanisme persalinan normal, ketika kepala
dilahirkan, maka bahu memasuki panggul dalam posisi oblik.
Tanda nya : kepala yang sudah dilahirkan akan tidak dapat melakukan putar paksi luar dan tertahan akibat adanya
tarikan yang terjadi antara bahu posterior dengan kepala yang disebut dengan istilah Turtle Sign.
Adapun faktor predisposisinya yaitu Makrosomia, diabetes gestasional, riwayat distosia bahu sebelumnya dan
kehamilan post term.
Penanganan distosia bahu:
(1) Langkah Pertama ManuverMcRobert, langkah ini dimulai dengan memposisikan ibu dalam posisi McRobert yaitu ibu
terlentang, memfleksikan kedua paha sehingga lutut menjadi sedekat mungkin ke dada dan rotasikan kedua kaki kea rah luar
(abduksi)
(2) Langkah kedua Manuver Massanti, langkah ini akan dilakukan jika langkah pertama gagal. Posis ibu tetap seperti langkah
pertama dan dilakukan penekanan pada daerah suprapubik dan tidak boleh melakukan penekanan didaerah fundus.
(3) Langkah Ketiga Manuver Rubin dilakukan apabila langkah kedua gagal, langkah ini dilakukan melalui pendekatan vaginal
dengan melakukan penekanan pada aspek posterior dari bahu anterior sehingga bahu anterior mengalami adduksi.
(4) Langkah keempat Manuver Woodscrew dilakukan jika langkah ketiga gagal, langkah ini dilakukan dengan menggunakan dua
jari tangan yang diletakkan didepan bahu posterior. Bahu posterior lalu dirotasikan 180 derajat sehingga dengan demikian bahu
anterior dapat dilahirkan.
(5) Langkah kelima manual removal of posterior arm, langkah ini dilakukan yaitu dengan memfleksikan lengan pada siku dengan
menekan fassa antecubital, kemudian letakkan lengan bayi pada dada bayi. Selanjutnya gengam tangan atau pergelangan tangan
bayi dan kemudian dengan arah menuju muka. Langkah ini dilakukan jika langkah sebelumnya gagal.
(6) Langkah terakhir yaitu membuat fraktur klavikula.

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandungan
kembali seperti prahamil.
Periode Masa Nifas
a. Puerperium Dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan - jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan
boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerperium Intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6–8 minggu.
c. Remote Puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu –minggu, bulanan atau tahunan.
TAHAP MASA NIFAS

1) Periode immediate postpartum Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering
terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus
melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lochea, tekanan darah, dan suhu.
2) Periode early post partum Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada
perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat
menyusui dengan baik.
3) Periode late postpartum Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta
konseling KB.
Involusi uterus adalah perubahan keseluruhan alat genetalia ke bentuk sebelum hamil, dimana terjadi
pengreorganisasian dan pengguguran desidua serta pengelupasan situs plasenta, sebagaimana diperhatikan dengan
pengurangan dalam ukuran dan berat uterus.
Lokia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama masa nifas. Lokia mempuyai bau yang
khas yang beda dengan bau menstruasi. Jumlah rata-rata pengeluaran lokia adalah kira-kira 240-270 ml
Berikut ini adalah beberapa jenis lokia yang terdapat pada wanita masa nifas yaitu :
1) Lokia rubra berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks
caseosa, lanugo, dan mekonium. Ini berlangsung sampai 2 - 3 hari setelah persalinan.
2) Lokia sanguilenta berwarna merah kecoklatan, berisi darah dan lendir yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7
setelah melahirkan.
3) Lokia serosa cairan berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan robekan plasenta. Lendir
ini keluar pada hari ke-7 hingga hari ke-14 setelah melahirkan.
4) Lokia alba atau putih, mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir servik dan serabut jaringan yang
mati. Ini berlangsung selama 2-6 minggu setelah melahirkan.
5) Locea Purulenta Lochea purulenta adalah menandakan adanya infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau
busuk.
6) Lochiastasis Lochiastasis yaitu yang tidak lancar keluarnya.

Program Pokok Puskesmas :


Program wajib yang telah standar dilakukan sesuai pengamatan dan pengalaman penulis, antara lain:
1. Promosi Kesehatan (Promkes)
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Sosialisasi Program Kesehatan, Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
2. Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :
Surveilens Epidemiologi
Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA, Diare, IMS (Infeksi Menular Seksual), Rabies
3. Program Pengobatan :
Rawat Jalan Poli Umum, Rawat Jalan Poli Gigi, Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan, Unit Gawat Darurat
(UGD), Puskesmas Keliling (Puskel)
4. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana), Persalinan, Rujukan Bumil Resti,
Kemitraan Dukun
5. Upaya Peningkatan Gizi
Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi
6. Kesehatan Lingkungan :
Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA (sumber air minum-jamban keluarga), TTU
(tempat-tempat umum), Institusi pemerintah, Survey Jentik Nyamuk
7. Pencatatan dan Pelaporan :
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
B. Program Tambahan/Penunjang Puskesmas :
Program penunjang ini biasanya dilaksanakan sebagai kegiatan tambahan, sesuai kemampuan sumber daya manusia
dan material puskesmas dalam melakukan pelayanan
1. Kesehatan Mata : pelacakan kasus, rujukan
2. Kesehatan Jiwa : pendataan kasus, rujukan kasus
3. Kesehatan Lansia (Lanjut Usia) : pemeriksaan, penjaringan
4. Kesehatan Reproduksi Remaja : penyuluhan, konseling
5. Kesehatan Sekolah : pembinaan sekolah sehat, pelatihan dokter kecil
6. Kesehatan Olahraga : senam kesegaran jasmani

Syarat AIR Bersih


Syarat air bersih yang perlu dipenuhi untuk menilai air tersebut aman untuk digunakan atau tidak adalah tidak berbau,
tidak berwarna, dan tidak berasa. Air yang bersih juga memiliki pH seimbang dan tidak mengandung bakteri
berbahaya.

Sumber air bersih


1. Mata Air , 2. Air Tanah, 3.Air Permukaan, dan 4. Air Hujan.

Keanggotaan Dewan Pengawas terdiri dari unsur pemilik Rumah Sakit, organisasi profesi, asosiasi
perumahsakitan, dan tokoh masyarakat.

Dalam penanganan pecandu narkoba, di Indonesia terdapat beberapa metode terapi dan rehabilitasi yang digunakan
yaitu :
1. Cold turkey; artinya seorang pecandu langsung menghentikan penggunaan narkoba/zat adiktif.
2. Therapeutic community (TC); metode ini mulai digunakan pada akhir 1950 di Amerika Serikat. Tujuan utamanya
adalah menolong pecandu agar mampu kembali ke tengah masyarakat dan dapat kembali menjalani kehidupan yang
produktif. 
3. Terapi substitusi adalah metode yang digunakan untuk membantu korban penyalahgunaan zat bisa pulih dan
mengurangi gejala yang dideritanya.
4. Pengobatan simtomatik adalah pengobatan yang bertujuan untuk mengurangi keluhan tanpa melihat penyakit utama
yang menyebabkan keluhan tersebut timbul.

PAGE 6 SAMPAI 10

Anda mungkin juga menyukai