Anda di halaman 1dari 74

Djoti Atmodjo

SNARS

Mengacu Peraturan
Perundang-undangan

Mengacu standar internasional


dari ISQua/IEEA

3
Rumah Sakit
Patuh Pada Peraturan
Perundang-undangan

Menyelenggarakan RS dengan standar


internasional

4
Membangun sistem di RS

Akreditasi

Tata Kelola Rumah Sakit

Telusur Tata Kelola Klinis


AKREDITASI
Peraturan KARS
Perundang-undangan
Rumah Sakit

◉ Fire Wall
◉ Conflict of Interest
◉ Etika Surveior
Regulasi ◉ Sistem Manajemen Anti
Penyuapan (SMAP)
Survei Akreditasi

Implementasi
◉ Dokumen bukti
◉ Observasi
◉ Wawancara
◉ Simulasi 6
Regulasi

Implementasi
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 46 TAHUN 2014
TENTANG
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011
TENTANG

SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT


PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 82 TAHUN 2013
TENTANG

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT


PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 92 TAHUN 2014
TENTANG

PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DATA


DALAM SISTEM INFORMASI KESEHATAN TERINTEGRASI
Pasal 1 PP 46 2014

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:


1. Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang
meliputi data, informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi,
dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola
secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang
berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan.
2. Data Kesehatan adalah angka dan fakta kejadian berupa
keterangan dan tanda-tanda yang secara relatif belum bermakna
bagi pembangunan kesehatan.
3. Informasi Kesehatan adalah Data Kesehatan yang telah diolah
atau diproses menjadi bentuk yang mengandung nilai dan makna
yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dalam
mendukung pembangunan kesehatan.
Diolah
Standar MIRM 1.1
Rumah sakit mengelola data dan informasi klinik serta
manajerial.

Elemen Penilaian MIRM 1.1


1. Terdapat regulasi tentang pengelolaan data dan
informasi. (R)
2. Data serta informasi klinik dan manajerial
diintegrasikan sesuai dengan kebutuhan untuk
mendukung pengambilan keputusan. (D,W)
Standar MIRM 2
Rumah sakit merencanakan dan merancang proses manajemen informasi
untuk memenuhi kebutuhan informasi internal maupun eksternal.

Elemen Penilaian MIRM 2


1. Proses perencanaan kebutuhan informasi melibatkan a) sampai dengan
c) sesuai dengan maksud dan tujuan. (D,W)
2. Proses perencanaan kebutuhan informasi mengacu pada peraturan
perundang-undangan. (D,W)
3. Perencanaan disesuaikan dengan besar dan kompleksitas rumah sakit.
(D,W)
Standar MIRM 4
Sistem manajemen data dan informasi rumah sakit menyiapkan kumpulan serta
menentukan data dan informasi yang secara rutin (reguler) dikumpulkan sesuai
dengan kebutuhan profesional pemberi asuhan (PPA), kepala bidang/divisi,
kepala unit pelayanan, serta badan/pihak lain di luar rumah sakit.

Elemen Penilaian MIRM 4


1. Rumah sakit menyediakan kumpulan data a) s.d. c) sesuai dengan maksud
dan tujuan yang harus tersedia untuk memenuhi kebutuhan pengguna, yaitu
PPA, kepala bidang/divisi, dan kepala unit pelayanan. (D,W) (lihat juga
MFK.10)
2. Rumah sakit memberikan data yang dibutuhkan oleh badan/pihak lain di luar
rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (D,W) (lihat juga
PMKP 6 dan TKRS 5)
Kumpulan data terdiri atas:
a. data mutu dan insiden keselamatan pasien;
b. data surveilans infeksi;
c. data kecelakaan kerja.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 92 TAHUN 2014
TENTANG
PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DATA
DALAM SISTEM INFORMASI KESEHATAN TERINTEGRASI

Pasal 1
Data Kesehatan adalah angka dan fakta kejadian berupa
keterangan dan tanda-tanda yang secara relatif belum
bermakna bagi pembangunan kesehatan
Data are units of information, often numeric, that are
collected through observation. In a more technical
sense, data are a set of values of qualitative or
quantitative variables about one or more persons or
objects, while a datum is a single value of a single
variable.

Data merupakan bagian dari informasi, seringkali


berbentuk numerik, yang dikumpulkan melalui
observasi.
Dalam pengertian yang lebih teknis, data adalah
sekumpulan nilai variabel kualitatif atau kuantitatif
tentang satu atau lebih orang atau objek, sedangkan
datum adalah nilai tunggal dari variabel tunggal.
Menurut Pendit (1992), data adalah hasil observasi
langsung terhadap suatu kejadian, yang merupakan
perlambangan yang mewakili objek atau konsep dalam
dunia nyata. Hal ini dilengkapi dengan nilai tertentu.
Menurut Ralston dan Reilly (Chamidi, 2004: 314), data
didefinisikan sebagai fakta atau apa yang dikatakan
sebagai hasil dari suatu observasi terhadap fenomena
alam. Sebagai hasil observasi langsung terhadap
kejadian atau fakta dari fenomena di alam nyata, data
bisa berupa tulisan atau gambar yang dilengkapi
dengan nilai tertentu
Teskey (Pendit, 1992): informasi adalah kumpulan data yang
terstruktur yang disampaikan seseorang kepada orang lain.
Gordon B. Davis (1999): informasi dari sudut pandang sistem
informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk
yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil
keputusan saat ini atau mendatang.
Saat ini telah memasuki era ekonomi informasi di
mana data telah menjadi aset paling penting bagi
setiap organisasi.
Strategi berbasis data sekarang menjadi
keharusan kompetitif untuk berhasil di setiap
bisnis dan industri
PENGELOLAAN DATA

Manajemen Data

Integrasi Data

Informasi

Sistem Informasi Terintegrasi


Manajemen data mengacu pada berbagai hal yang
dilakukan perusahaan untuk mengelola data melalui
seluruh siklus hidupnya.

Integrasi data berbeda; para ahli mendefinisikan


integrasi data sebagai menggabungkan data dari
berbagai sumber dan menyajikannya dengan cara yang
terpadu
55% dari data perusahaan tidak dapat diakses untuk
membuat keputusan.

Integrasi data adalah proses menggabungkan data


dari beberapa sumber berbeda dalam tampilan
terpadu, menjadikannya lebih dapat ditindaklanjuti
dan berharga bagi mereka yang mengaksesnya
Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi adalah Sistem
Informasi Kesehatan yang ada telah mampu menyediakan
mekanisme saling hubung antar subsistem informasi dengan
berbagai cara yang sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga
data dari satu sistem atau subsistem secara rutin dapat
melintas, menuju atau diambil oleh satu atau lebih sistem atau
subsistem yang lain
DATA DATA

INTEGRASI INTEGRASI

DATA DATA DATA DATA

INFORMASI INFORMASI

SISTEM INFORMASI TERPADU


ANGKA KEGAGALAN PEMASANGAN INFUS
ANGKA KETIDAKLENGKAPAN ASESMEN AWAL DOKTER/PERAWAT

INTEGRASI

Ruang A Ruang B Ruang B

KALKULATOR MUTU
Ruang Ruang

KALKULATOR MUTU
ANGKA KEGAGALAN PEMASANGAN INFUS
ANGKA KETIDAKLENGKAPAN ASESMEN AWAL DOKTER/PERAWAT

RS A RS B RS B

INTEGRASI

SISMADAK
v Indikator Mutu Pelayanan Klinis Prioritas
v Indikator Mutu Unit Kerja dan Unit Pelayanan
v Indikator Mutu Pelayanan

34
DATA PENOLAKAN ASUHAN
RS BAKTI KARS
Unit Kerja
Nama staf RS
IDENTITAS PASIEN
Nama pasien
Tanggal lahir
Nomor rekam medis

Tindakan yang ditolak:


Tanggal Jam

Alasan penolakan:

35
DATA PEMASANGAN INFUS
RS BAKTI KARS
Unit Kerja
Nama staf RS
IDENTITAS PASIEN
Nama pasien
Tanggal lahir
Nomor rekam medis

Tanggal Jam Berhasil Tidak Berapa kali Phlebitis


tidak berhasil
r r + -
Catatan:

36
No. Besaran/Variabel 1 2 3 4 5 6 7 8
1. Jumlah kejadian infeksi 2
jarum infus
2. Jumlah pemasangan 10
infus
3. Jumlah pasien dengan
dekubitus
4. Jumlah pasien tirah
baring total
5. Jumlah infeksi luka
operasi
6. Jumlah operasi bersih

Infeksi jarum infus timbul dalam waktu 3 x 24 jam


Dekubitus terjadi dalam waktu 2 x 24 jam

Djoti - Atmodjo
No. Nama Pasien Datang Layani <5’ >5’
1. Tn. A 09.05 09.08 v
2. Ny. B 11.16 11.23 v
3. Nn. C 23.10 23.12 v

Jumlah

Response time gawat darurat < 5 menit

Djoti - Atmodjo
Standar PMKP 4
Komite/tim PMKP atau bentuk organisasi lain terlibat proses pemilihan prioritas
pengukuran pelayanan klinis yang akan dievaluasi serta melakukan koordinasi dan
integrasi kegiatan pengukuran di seluruh unit di rumah sakit.

Elemen Penilaian PMKP 4


1. Komite/tim peningkatan mutu dan keselamatan pasien atau bentuk organisasi
lainnya memfasilitasi pemilihan prioritas pengukuran pelayanan klinis yang akan
dievaluasi. (D,W)
2. Komite/tim peningkatan mutu dan keselamatan pasien atau bentuk organisasi
lainnya melakukan koordinasi dan integrasi kegiatan pengukuran mutu di unit
pelayanan serta pelaporannya. (D,W)
3. Komite/tim peningkatan mutu dan keselamatan pasien atau bentuk organisasi
lainnya melaksanakan supervisi terhadap progres pengumpulan data sesuai dengan
yang direncanakan. (D,W)
Standar PMKP 5
Rumah sakit memilih dan menetapkan prioritas pengukuran mutu pelayanan
klinis yang akan dievaluasi dan indikator-indikator berdasar atas prioritas
tersebut.

5. Setiap indikator yang ditetapkan dilengkapi dengan profil indikator yang


meliputi butir a) sampai dengan m) pada maksud dan tujuan. (lihat juga
TKRS 5). (D)
6. Direktur rumah sakit dan komite/tim PMKP melakukan supervisi terhadap
proses pengumpulan data. (D,W)
Standar PMKP 6
Setiap unit kerja di rumah sakit memilih dan menetapkan indikator mutu yang
dipergunakan untuk mengukur mutu unit kerja.

Elemen Penilaian PMKP 6


1. Rumah sakit mempunyai regulasi pengukuran mutu dan cara pemilihan indikator
mutu di unit kerja yang antara lain meliputi butir a) sampai dengan c) yang ada pada
maksud dan tujuan. (R)
2. Setiap unit kerja dan pelayanan telah memilih dan menetapkan indikator mutu unit.
(lihat juga TKRS 11 EP 1). (D,W)
3. Setiap indikator mutu telah dilengkapi profil indikator meliputi butir a) sampai dengan
m) yang ada pada maksud dan tujuan PMKP 5. (D,W)
4. Setiap unit kerja melaksanakan proses pengumpulan data dan pelaporan. (D,W)
5. Pimpinan unit kerja melakukan supervisi terhadap proses pengumpulan data dan
pelaporan serta melakukan perbaikan mutu berdasar atas hasil capaian indikator
mutu. (D,W)
Standar MKE 1.1
Strategi komunikasi dengan masyarakat, pasien, dan keluarga didasarkan pada pengenalan
populasi yang dilayani rumah sakit.

Elemen Penilaian MKE 1.1


1. Terdapat demografi populasi sebagai dasar strategi komunikasi dengan komunitas dan
populasi yang dilayani rumah sakit. (D,W).
2. Demografi sekurang-kurangnya dapat menggambarkan usia, etnis, agama, serta tingkat
pendidikan termasuk buta huruf dan bahasa yang dipergunakan antara lain hambatan
dalam berkomunikasi. (D,W)
3. Rumah sakit menyediakan informasi jenis pelayanan, waktu pelayanan, serta akses dan
proses untuk mendapatkan pelayanan. (D,W)
4. Rumah sakit menyediakan informasi kualitas pelayanan. (D,W)
Asesmen demografi
◉ usia,
◉ etnis,
◉ agama,
◉ tingkat pendidikan termasuk
buta huruf, dan
◉ bahasa

STRATEGI KOMUNIKASI
Standar PPI 6
Program surveilans rumah sakit menggunakan pendekatan berdasar atas risiko dalam
menetapkan fokus program terkait dengan pelayanan kesehatan.

Elemen Penilaian PPI 6


1. Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelaksanaan surveilans meliputi butir a)
sampai dengan f), pada maksud dan tujuan. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan pengumpulan data dari butir a) sampai dengan f), analisis dan
interpretasi data, serta membuat prioritas untuk menurunkan tingkat infeksi. (D,W )
3. Ada bukti pelaksanaan strategi pengendalian infeksi berdasar atas prioritas untuk
menurunkan tingkat infeksi. (D,W )
4. Ada bukti rumah sakit membandingkan angka kejadian infeksi rumah sakit dengan
kejadian di rumah sakit lain. (D,W)
Rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data infeksi yang
revelan dengan risiko infeksi akibat tindakan dan infeksi yang penting
secara epidemiologis di rumah sakit, meliputi:

a) Saluran pernapasan, seperti prosedur dan tindakan terkait intubasi,


bantuan ventilasi mekanik, trakeostomi, dan lain lain
b) Saluran kencing, seperti pada kateter, pembilasan urine, dan lain
lain
c) Alat invasive intravaskuler, saluran vena verifer, saluran vena
central, dan lain lain
d) Lokasi operasi, perawatan, pembalutan luka, prosedur aseptic, dan
lain lain
e) Penyakit dan organisme yang penting dari sudut epidemiologik,
seperti multi drug resistant organism, infeksi yang virulen
f) Timbulnya infeksi baru atau timbul kembalinya infeksi di
masyarakat.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR 36 TAHUN 2012
TENTANG
RAHASIA KEDOKTERAN

BAB II
RUANG LINGKUP RAHASIA KEDOKTERAN
Pasal 3
(1) Rahasia kedokteran mencakup data dan informasi mengenai:
a. identitas pasien;
b. kesehatan pasien meliputi hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosis, pengobatan dan/atau
tindakan kedokteran; dan
c. hal lain yang berkenaan dengan pasien.
(2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber
dari pasien, keluarga pasien, pengantar pasien, surat keterangan konsultasi
atau rujukan, atau sumber lainnya.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011
TENTANG
SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT

Pasal 2
(1) SIRS merupakan aplikasi sistem pelaporan rumah sakit
kepada Kementerian Kesehatan yang meliputi :
a. Data identitas rumah sakit;
b. Data ketenagaan yang bekerja di rumah sakit;
c. Data rekapitulasi kegiatan pelayanan;
d. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap; dan
e. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011
TENTANG

SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT


PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011
TENTANG
SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT

Pasal 1
(1) Setiap rumah sakit wajib melaksanakan Sistem Informasi
Rumah Sakit (SIRS).
(2) SIRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah suatu
proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data
rumah sakit.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011
TENTANG
SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT

Pasal 2
(1) SIRS merupakan aplikasi sistem pelaporan rumah sakit
kepada Kementerian Kesehatan yang meliputi :
a. Data identitas rumah sakit;
b. Data ketenagaan yang bekerja di rumah sakit;
c. Data rekapitulasi kegiatan pelayanan;
d. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap; dan
e. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan.
SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT
(SIRS)
◉ pengumpulan,
◉ pengolahan dan
◉ penyajian data
Standar PMKP 8
Rumah sakit mempunyai regulasi validasi data indikator area klinis yang baru atau
mengalami perubahan dan data yang akan dipublikasikan. Regulasi ini diterapkan
menggunakan proses internal validasi data.

Elemen Penilaian PMKP 8


1. Rumah sakit mempunyai regulasi validasi data sesuai dengan butir a) sampai
dengan c) yang ada pada maksud dan tujuan. (R)
2. Rumah sakit telah melakukan validasi data pada pengukuran mutu area klinis yang
baru dan bila terjadi perubahan sesuai dengan regulasi. (D,W)
3. Rumah sakit telah melakukan validasi data yang akan dipublikasikan di web site
atau media lainnya termasuk kerahasiaan pasien dan keakuratan sesuai dengan
regulasi. (D,W)
4. Rumah sakit telah melakukan perbaikan berdasarkan hasil validasi data (D,W)
Maksud dan Tujuan PMKP 8
Validasi data adalah alat penting untuk memahami mutu dari data
dan untuk menetapkan tingkat kepercayaan (confidence level)
para pengambil keputusan terhadap data itu sendiri. Validasi
data menjadi salah satu langkah dalam proses menetapkan
prioritas penilaian, memilih apa yang harus dinilai, memilih dan
mengetes indikator, mengumpulkan data, validasi data dan
menggunakan data untuk peningkatan.
Proses validasi data mencakup namun tidak terbatas sebagai berikut :
§ Mengumpulkan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam
proses pengumpulan data sebelumnya (data asli)
§ Menggunakan sampel tercatat, kasus dan data lainnya yang sahih
secara statistik. Sample 100 % hanya dibutuhkan jika jumlah
pencatatan, kasus atau data lainnya sangat kecil jumlahnya.
§ Membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang
§ Menghitung keakuratan dengan membagi jumlah elemen data yang
sama dengan total jumlah elemen data dikalikan dengan 100. Tingkat
akurasi 90 % adalah patokan yang baik.
✷ Pengumpulan data
DATA ✷ Supervisi
✷ Validasi

SIM RS
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 82 TAHUN 2013
TENTANG

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT


Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang
selanjutnya disingkat SIMRS

suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang


memproses dan mengintegrasikan seluruh alur
proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk
jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara
tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari
Sistem Informasi Kesehatan.
Pasal 3
(1) Setiap Rumah Sakit wajib menyelenggarakan SIMRS.
(2) Penyelenggaraan SIMRS sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat menggunakan aplikasi dengan kode sumber terbuka
(open source) yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan
atau menggunakan aplikasi yang dibuat oleh Rumah Sakit.

(3) Aplikasi penyelenggaraan SIMRS


yang dibuat oleh Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), harus memenuhi persyaratan
minimal yang ditetapkan oleh
Menteri.
Standar MIRM 1
Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM RS) harus
mengacu peraturan perundang-undangan.

Elemen Penilaian MIRM 1


1. Ada unit kerja yang mengelola SIM-RS. (R)
2. RS memiliki proses pendaftaran rawat jalan berbasis SIM-RS . (O,W) (lihat
juga ARK.2)
3. RS memiliki proses pendaftaran rawat inap berbasis SIM-RS sehingga
publik dapat mengetahui tempat / fasilitas yang masih tersedia. (O,W) (lihat
juga ARK.2)
4. Sumber daya manusia dalam unit kerja SIM-RS memiliki kompetensi dan
sudah terlatih. (D,W)

SNAR-edisi 1 60
Standar MIRM 5

Data dianalisis diubah menjadi informasi untuk mendukung asuhan pasien,


manajemen rumah sakit dan program manajemen mutu, serta pendidikan dan
penelitian.

Elemen Penilaian MIRM 5


1. Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi mendukung
asuhan pasien. (D,W)
2. Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi mendukung
manajemen rumah sakit. (D,W)
3. Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi mendukung
program manajemen mutu. (D,W)
4. Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi mendukung
pendidikan dan penelitian. (D,W)
✷ Pengumpulan data
DATA ✷ Supervisi
✷ Validasi

SIM RS INFORMASI
Standar MIRM 6
Penyampaian data dan informasi secara tepat waktu dalam format yang
memenuhi harapan pengguna dan dengan frekuensi yang dikehendaki
Elemen Penilaian MIRM 6
1. Data dan informasi disampaikan sesuai kebutuhan pengguna. (D,W)
2. Pengguna menerima data dan informasi dalam format yang sesuai dengan
yang dibutuhkan. (D,W)
3. Pengguna menerima data dan informasi tepat waktu. (D,W)
4. Staf pengolah data memiliki hak akses ke data dan informasi yang
dibutuhkan sesuai dengan tanggung jawabnya. (W,S)
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 92 TAHUN 2014
TENTANG

PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DATA


DALAM SISTEM INFORMASI KESEHATAN TERINTEGRASI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 92 TAHUN 2014
TENTANG
PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DATA
DALAM SISTEM INFORMASI KESEHATAN TERINTEGRASI

Pasal 1

(1) Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan


yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur, perangkat,
teknologi, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan
dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan
atau keputusan yang berguna dalam mendukung
pembangunan kesehatan.

(3) Data Kesehatan adalah angka dan fakta kejadian berupa


keterangan dan tanda-tanda yang secara relatif belum
bermakna bagi pembangunan kesehatan
✷ Pengumpulan data
DATA ✷ Supervisi
✷ Validasi

SIM RS INFORMASI
DATA
◉ Data pasien
◉ Data mutu dan keselamatan pasien VERIFIKASI
◉ Data surveilans PPI
◉ Data K3RS
◉ Data identitas rumah sakit;
◉ Data ketenagaan yang bekerja di rumah sakit; INFORMASI
◉ Data rekapitulasi kegiatan pelayanan;
◉ Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien
rawat inap; dan
◉ Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat
PENGGUNA
jalan. vInternal
vEksternal
DIINTEGRASIKAN
ANGKA KEGAGALAN PEMASANGAN INFUS
ANGKA KETIDAKLENGKAPAN ASESMEN AWAL DOKTER/PERAWAT

INTEGRASI

Ruang A Ruang B Ruang B

KALKULATOR MUTU
Indikator Mutu Unit Pelayanan

Indikator Mutu Yan Klinis Prioritas

Sumber Data

71
ANGKA KEGAGALAN PEMASANGAN INFUS
ANGKA KETIDAKLENGKAPAN ASESMEN AWAL DOKTER/PERAWAT

RS A RS B RS B

INTEGRASI

SISMADAK
SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai