Anda di halaman 1dari 8

JURNAL TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BENGKULU

“ PREVENTIVE MAINTENANCE SISTEM HIDROLIK PADA TURBIN


DI PLTA TES UNIT 3”
Endi Mahendra1, Putra Bismantolo2, Yovan Witanto3
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu
Jl. W.R. Supratman, Kandang Limun, Bengkulu. Telp. (0736) 344087, 22105-227
*) Email : endimahendra429@gmail.com

ABSTRACT
In the data comparison of differences before and after maintenance, the largest data that occurred
before maintenance was carried out at the air inlet 26.60 at 09.00, while for the largest air outlet 39.43 at 09.30
then the smallest data obtained was the air inlet 26.33 at 09.30 and the water outlet 36.60 at 09.00, then after
maintenance it was obtained that the biggest result for air inlet was 26.71 which occurred at 13.30 while the
biggest result for air outlet was 40.67 at 13.30 while the smallest data result for air inlet was 26.60 at 13.00 and
water outlet was 37.70 at 12.00.

Keywords: PLTA Tes , francis turbine, head, electricity production.

ABSTRAK
Pada data perbandingan perbedaan sebelum dan sesudah maintenance data terbesar yang terjadi pada
saat sebelum dilakukannya maintenance terdapat pada air inlet 26.60 pada jam 09.00, sedangkan untuk air outlet
terbesar 39.43 pada jam 09.30 kemudian didapatkan hasil data terkecil air inlet 26.33 pada jam 09.30 dan air
outlet 36.60 pada jam 09.00, kemudian setelah dilakukannya maintenance didapatkan hasil terbesar air inlet
26.71 yang terjadi pada saat jam 13.30 sedangkan hasil terbesar untuk air outlet sebesar 40.67 pada jam 13.30
sedangkan hasil data terkecil pada air inlet 26.60 pada jam 13.00 dan air outlet 37.70 pada jam 12.

Kata kunci : PLTA Tes,Turbin francis,head,produksi listrik

1. PENDAHULUAN
Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang memanfaatkan air sebagai
sumber listrik. Pembangkit ini merupakan salah satu sumber energi listrik utama yang ada di Indonesia.
Keberadaannya diharapkan mampu memenuhi pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia, selain yang berasal
dari bahan bakar batu bara. Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia banyak dikembangkan. Hal ini karena
persediaan air di Indonesia cukup melimpah. Keberadaan beberapa waduk besar di Indonesia, selain
digunakan untuk penampungan air juga dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik. Pilihan
mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah satunya disebabkan potensi air yang ada di
Indonesia[1].
Sistem hidraulik memiliki peranan sangat penting didalam operasional unit. Sistem ini digunakan untuk
menyuplai minyak bertekanan untuk menggerakkan servo motor pada peralatan bantu mencakup governor,
turbine inlet valve, water cooling system, seat valve control valve, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, oli
hidrolik menggerakkan servo motor yang dialirkan oleh pompa hidrolik yang memompa minyak dari
sumptank atau tempat penampungan oli ke dalam presstank sesuai dengan tekanan kerjanya. Pompa hidrolik
tersebut berfungsi secara terus-menerus dengan sistem un-loading dan on-loading, yang artinya apabila
tekanan sudah cukup pada presstank, aliran oli dari pompa akan masuk kembali kedalam sumptank melalui
bypass valve[2].
. Pada penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui proses kerja dan mengetahui perbedaan sebelum
dan sesudah maintenance pada sistem hidrolik terhadap kinerja unit 3.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Tinjauan khusus sistem hidrolik
Sistem hidrolik adalah memiliki peranan sangat penting didalam operasional unit.Sistem ini digunakan
untuk menyuplai minyak bertekanan untuk menggerakkan servo motor pada peralatan bantu mencakup
governor, turbine inlet valve, water cooling system, seat valve control valve, dan lain sebagainya. Dalam hal
ini, oli hidrolik menggerakkan servo motor yang dialirkan oleh pompa hidrolik yang memompa minyak dari
sumptank atau tempat penampungan oli ke dalam presstank sesuai dengan tekanan kerjanya. Pompa
hidrolik tersebut berfungsi secara terus menerus dengan sistem un-loading dan on-loading, yang artinya
apabila tekanan sudah cukup pada presstank, aliran oli dari pompa akan masuk kembali kedalam sumptank
melalui bypass valve, Pompa hidraulik ini berjenis gear pump (pompa roda gigi) yaitu jenis pompa positive
displacement dimana fluida akan mengalir melalui celah-celah roda gigi dengan dinding rumahnya Pompa
ini digolongkan sebagai fixed displacement, Untuk operasional pompa hidraulik pada sistem minyak tekan

ENDI MAHENDRA 1 G1C018081


JURNAL TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BENGKULU

dapat mencapai lebih dari 33 kali un-loading dan on-loading dalam waktu 1x24 jam, hal ini mengakibatkan
rentannya kondisi operasi baik dari motor induksi maupun pompa hidraulik pada sistem ini. Masalah utama
yang sering terjadi pada pompa hidrolik yaitu terjadinya ketidak lurusan poros (misalignment). Hal ini dapat
terjadi dikarenakan tidak didapatkannya kesejajaran dudukan yang baik antara pompa dan motor
induksi.Gambar sistem hidrolik dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Sistem Hidrolik

2.3 Komponen - komponen utama dari sistem hidrolik


Komponen - komponen utama dari sistem hidrolik terdiri dari beberapa bagian,diantaranya:
1. Kompressor
Kompressor, merupakan alat bantu PLTA Tes yang berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan
dengan cara menghisap udara atmosfer dan kemudian mengkompres udara sampai tekanan yang diinginkan
2. Air/oil Pressure Tank
Air/oil Pressure Tank, merupakan alat bantu PLTA Tes yang terdiri dari dua jenis zat yaitu oli dan udara
dengan kapasitas seperempat bagian berisikan oli dan tiga perempat bagian berisikan udara. Air/oil
Pressure Tank berfungsi sebagai tabung untuk menampung udara bertekanan dan minyak bertekanan
sebelum disalurkan ke peralatan lain yang membutuhkan tekanan udara
3. Inlet valve
Merupakan katub utama yang sangat berfungsi dalam pengoprasian turbin dimana ketika turbin akan
beroprasi inlet valve akan membuka 100% ketika air sudah bypass yang digerakan oleh hidrolik dan air
akan masuk dengan tekanan 5 bar
4. Guide vane
Merupakan alat yang berfungsi untuk mengatur beban ketika beban ingin maksimal maka guide vane
akan membuka 100% dan ketika beban ingin turun guide vane pun menutup seberapa persen beban ingin
dihasilkan. Dan guide vane digerakan oleh hidrolik dimana di atur oleh panel governor dan di control
diruang control
5. Bypass valve
Salah satu jenis valve yang berfungsi untuk mengontrol atau membatasi tekanan dengan cara
mengarahkan / mengalihkan aliran ke dalam jalur tambahan yang jauh dari jalur aliran utama
6. Governor Oil Pump
Governor Oil Pump, merupakan Alat Bantu PLTA yang berfungsi untuk memompakan oli dari
Governor Oil Tank ke Air/Oil Pressure Tank.governor oil pump ini merupakan alat yang pital,ketika
governor oil pump ini tidak ada ruang siklus udara maka governor tidak dapat di gunakan.

2.4 Jenis-jenis perawatan (Maintenance)


Adapun jenis-jenis perawatan (maintenance) sebagai berikut:
1. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance ialah suatu perawatan yang dilakukan secara terencana, baik secara rutin
maupun periodik. Sebab apabila perawatan dilakukan tepat pada waktunya, akan mengurangi down time
dari peralatan. Tindakan preventive maintenance tergantung pada sistem tertentu, tetapi semua kegiatan
preventive maintenance dilakukan dengan tujuan untuk memberikan jaminan fungsi yang ditingkatkan.
Dalam beberapa kasus, preventive maintenance melibatkan penggantian perangkat sebelum terjadinya
kegagalan.
2. Repair Maintenance

ENDI MAHENDRA 2 G1C018081


JURNAL TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BENGKULU

Repair maintenance merupakan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang tidak kritis, atau
dapat disebut juga peralatan-peralatan yang tidak mengganggu jalannya operasi.
3. Predictive Maintenance
Predictive maintenance merupakan pemeliharaan berbasis kondisi. Dasar konseptual "pemeliharaan
prediktif" adalah bahwa pengamatan proses degradasi dapat memberikan peringatan kegagalan yang akan
datang[5].. Tindakan yang dilakukan yakni kegiatan monitor, menguji, dan mengukur peralatan-peralatan
yang beroperasi dengan menentukan perubahan yang terjadi pada bagian utama, apakah peralatan tersebut
berjalan dengan normal atau tidak.
4. Corrective Maintenance
Corrective maintenance ialah perawatan yang dilakukan dengan melakukan perbaikan kecil yang
terjadi dalam design, serta menambahkan komponen-komponen yang sesuai dan juga menambahkan pula
material-material yang cocok.
5. Break Down Maintenance
Break down maintenance kegiatan perawatan yang dilakukan sesudah terjadinya kerusakan atau
kelainan pada komponen, sehingga tidak dapat berfungsi dengan semestinya.
6. Modification Maintenance
Modification maintenance adalah pekerjaan yang berhubungan dengan design suatu peralatan/unit.
Modifikasi memiliki maksud untuk menambah kehandalan suatu peralatan atau menambah tingkat
produksi dan kualitas pekerjaan.

3. METODOLOGI PENELITIAN
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan kerja praktek di PLTA Tes Lebong dapat dilihat
pada Gambar 3.1

Mulai

Study Literatur

Pengamatan Lapangan

Penetapan Topik

Pengamatan

Preventive Maintenance

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

ENDI MAHENDRA 3 G1C018081


JURNAL TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BENGKULU

Gambar 3.1 Diagram alir

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka diperoleh data sebagai berikut:
1. Skema proses kerja sistem hidrolik
Pada proses yang telah diamati terdapat hasil skema proses kerja sistem hidrolik pada unit 3 dapat dilihat
pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Skema proses kerja sistem hidrolik

Keterangan Gambar :

1. Kompressor 6. Servo main inlate valve


2. Pressure tank 7. Valve utuk mengontrol/membatasi tekanan
3. Sumptank 8. Valve guide vane untuk mengatur beban
4. Servo bypass valve 9. Katup valve penutup laju aliran air
5. Servo guide vane

ENDI MAHENDRA 4 G1C018081


JURNAL TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BENGKULU

Dari penelitian yang telah dilakukan terdapat perawatan dari pompa sumptank,untuk menghindari
adanya emergency maintenance dan Break Down Maintenance, maka perlu melakukan analisa terhadap
rencana-rencana pemeliharaan yang ada pada sumptank ini.Dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Analisa Terhadap Rencana-Rencana Pemeliharaan Pada Sumptank

Komponen Penyebab/indikasi Solusi

1. Terjadi kebocoran yang 1.Sambil menunggu material yang belum ada maka
terdapat pada komponen dilakukan pembersihan dan penormalan kembali
pyping oli, yaitu terletak pada untuk sampai menunggu material nya ada dan akan
pipa yang dapat menyebabkan dilakukan penggatian padapemeliharaan yang akan
oli cepat habis. mendatang.
2.Masalah yang terjadi pada 2.Dapat di atasi dengan di ganti nya oli ini agar
Sumptank komponen oil filter preasure kandungan di dalam kondutifiktas dalam mensufly
yang di sebabkan oleh oli mendinginkan itu tetap Terjaga,penggantian oli yang
yang kotor karena harus di ganti adalah 660 Liter.
Terkontaminasi debu.

3.berkurangnya cairan 3.Permasalahan tersebut dapat di atasi atau dicegah


hidrolik (oli) yang terdapat dengan cara sistematis yaitu melakukan pemeliharaan
di dalam tangki yang dilakukan secara rutin dan harus dilaksanakan
secara sistematis.

2. Sistem Pemeliharaan PLTA Tes


Pada PLTA Tes terdapat jadwal pemeliharaan guna untuk mengatasi kendala-kendala yang akan terjadi
dan untuk mengurangi kendala yang akan terjadi ketika sistem hidrolik akan beroprasi, Dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2 Pola Sistem Pemeliharaan PLTA Tes

No Pola-Pola Penjelasan

1 Pola A Pada pola ini sistem hidrolik yang terdapat di pembangkit (PLTA) akan
melaksanakan MO setelah mencapai interval 40.000 jam kerja

2 Pola B Pada pola ini sistem hidrolik yang terdapat di pembangkit (PLTA) akan
melaksanakan MO setelah mencapai interval 60.000 jam kerja

3 Pola C Pada pola ini sistem hidrolik yang terdapat di pembangkit (PLTA) akan
melaksanakan MO setelah mencapai interval 80.000 jam kerja

Untuk pemeliharaan Annual Inspection dan General Inspection Pelaksanaannya di sesuaikan dengan
selang waktu tiap-tiap pola tersebut,kegiatan pemeliharaan yang di lakukan mencakup pemerikasaan
perbaikan,penyempurnaan penggantian penyetelan,pengujian dan lain sebagainya.

3. Data Sebelum dan Sesudah Maintenance


Hasil dari pengamatan pada turbin unit 3 di PLTA Tes sistem hidrolik sebelum maintenance dan
sesudah maintenance sebagai berikut:
A. Data Sebelum Maintenance
Data sebelum maintenance merupakan data yang didapat PLTA Tes sebelum unit berhenti. Data
sebelum maintenance dapat dilihat pada Tabel berikut

Tabel 4.3 Data Sebelum Maintenance


No Jam Air Inlet Air Outlet
1 09.00 26.60 36.60
2 09.30 26.33 39.43

ENDI MAHENDRA 5 G1C018081


JURNAL TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BENGKULU

3 10.00 26.46 39.04


4 10.30 26.45 38.33

No Jam Air Inlet Air Outlet


1 12.00 26.65 37.70
2 12.30 26.66 39.02
3 13.00 26.60 39.12
4 13.30 26.71 40.67
B. Data Setelah Maintenance
Data setelah maintenance merupakan data yang didapat PLTA Tes setelah dilakukan unit
berjalan kembali. Data setelah maintenance dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.4 Data Setelah Maintenance

4. Pemeriksaan General inspection unit 3


Pemeriksaan yang di lakukan pada sistem hidrolik dalam general inspection adalah sebagai berikut:
1. Filter oli Sumptank
Filter oli sangat mempengaruhi sistem kerja pada governor servo motor, filter oil ini dalam keadaan
rusak perlu dilakukan penggantian karena di unit 3 pada governor ini sudah beroprasi selama 20.000
jam dan setelah di lakukan pengecekan pada oli, oli tersebut sudah melebihi jam beropasi dan dalam
keadaan kotor dan terkontaminasi oleh udara dengan waktu yang lama.tujuan di ganti oli ini agar
kandungan di dalam kondutifiktas dalam mensufly mendinginkan itu tetap terjaga.penggantian oli yang
harus di ganti adalah 660 Liter,tidak di gantinya oli ini akan mengakibatkan aliran servo ke pressure
tidak maksimal akan mengakibatkan servo tidak bakalan terbuka dikarenakan lubang udaranya terlalu
kecil,pemeriksaan filter oil dapat dilihat pada gambar 4.2

Gambar 4.2 filter oil sumptank

2. Screen filter oil


Screen filter oli yang digunakan sudah dalam keadaan rusak dan materialnya belum ada maka
dilakukan pembersihan dan penormalan kembali untuk sampai menunggu material nya ada dan akan
dilakukan penggatian pada pemeliharaan mendatang. Dapat dilihat pada Gambar 4.3

Gambar 4.3 screen filter

ENDI MAHENDRA 6 G1C018081


JURNAL TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BENGKULU

3. Heat Exchanger Sumptank


Heat Exchanger Sumptank ini juga sangat mempengaruhi di karenakan di unit 3 ini hanya memiliki 1
Heat exchanger sumptank,jadi sangat perlu di modifikasi Heat exchanger sumptank menjadi 2 buah
agar bisa di fungsikan secara redundence ketika Heat exchanger 1 tersumbat oleh kotoran maka Heat
exchanger ke 2 bisa menggantikan beroprasi.dapat dilihat pada gambar 4.4

Gambar 4.4 Heat Exchanger Sumptank

5. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari laporan ini sebagai berikut:
1. Di dapatkan proses kerja sistem hidrolik di awali dari kompressor menghisap udara dan di padatkan
udaranya,udara yang di padatkan sebelumnya mengalir ke pressure tank dan begitu juga dengan oli
mengisi ke pressure tank dengan perbandingan 40% untuk oli dan 60% untuk udara, dari pressure tank
ini oli menekan masuk ke electrikal sparator valve yang kemudian dapat membuka servo main inlet
valve pada katup yang ada di servo main inlet valve akan membuka 100% ketika air sudah bypass
yang digerakan oleh hidrolik dan air akan masuk dengan tekanan 5 bar, Kemudian proses yang
terjadi pada servo guide vane adalah dengan cara mengatur beban lalu ketika beban ingin maksimal
maka guide vane akan membuka 100% dan ketika beban ingin turun guide vane pun menutup seberapa
persen beban ingin dihasilkan, dengan membuka servo bypass valve yang berfungsi untuk mengontrol
atau membatasi tekanan dengan cara mengarahkan atau mengalihkan aliran ke dalam jalur tambahan
yang jauh dari jalur aliran utama.
2. Dari hasil yang telah di dapati data perbedaan sebelum dan sesudah maintenance data terbesar yang
terjadi pada saat sebelum dilakukannya maintenance terdapat pada air inlet 26.60 pada jam 09.00,
sedangkan untuk air outlet terbesar 39.43 pada jam 09.30 kemudian didapatkan hasil data terkecil air
inlet 26.33 pada jam 09.30 dan air outlet 36.60 pada jam 09.00, kemudian setelah dilakukannya
maintenance didapatkan hasil terbesar air inlet 26.71 yang terjadi pada saat jam 13.30 sedangkan hasil
terbesar untuk air outlet sebesar 40.67 pada jam 13.30 sedangkan hasil data terkecil pada air inlet 26.60
pada jam 13.00 dan air outlet 37.70 pada jam 12.00.

6. SARAN
Saran yang didapat pada pengamatan kali ini adalah sebagai berikut:
Perlunya melakukan pengecekan secara berkala pada pyping oli untuk menghindari terjadinya kebocoran
pada sistem hidrolik.
.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Tinawati, T., Wahyudi, A. H., & Solichin, S. (2015). Perencanaan Dasar Bangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Air (Plta) Kalibeber Kabupaten Wonosobo. Matriks Teknik Sipil, 3(2).
[2] Muchlisinalahuddin, M. (2021). Analisis Pengaruh Kelurusan Poros Kopling Pompa Hidraulik Terhadap
Variasi Tekanan Pada Plta Maninjau. Rang Teknik Journal, 4(2), 359-364
[3] Agi Noto Bawono 1) , Dedy Zulhodayat Noor 2) Program Studi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknologi
Industri, ITS Surabaya
[4] Purwantono, P., & Abadi, Z. (2019). Dasar-dasar Sistem Hidrolik.
[5] PLTA, 2019. Pemeliharaan Plta, Plta Tes Lebong : Bengkulu
[6] Bhirawa, W. T. (2021). Sistem Hidrolik Pada Mesin Industri. Jurnal Teknologi Industri, 6.
[7] Lukas, L., Rohi, D., & Tumbelaka, H. H. (2017). Studi kinerja pembangkit listrik tenaga air (plta) di
daerah aliran sungai (das) brantas. Jurnal Teknik Elektro, 10(1), 17-23.
[8] Astro, R. B., Ngapa, Y. D., Toda, S. G., & Nggong, A. (2020). Potensi Energi Air Sebagai Sumber
Listrik Ramah Lingkungan Di Pulau Flores. Optika: Jurnal Pendidikan Fisika, 4(2), 125-133.
[9] Miranto, A., Baqaruzi, S., Mustaqim, A., & Adnan, F. T. (2021). Perancangan Sistem Akuaponik
ENDI MAHENDRA 7 G1C018081
JURNAL TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BENGKULU

Menggunakan SCADA. Jurnal Teknologi Elektro, 12(2).


[10] Muchlisinalahuddin, M. (2021). ANALISIS PENGARUH KELURUSAN POROS KOPLING POMPA
HIDRAULIK TERHADAP VARIASI TEKANAN PADA PLTA MANINJAU. Rang Teknik
Journal, 4(2), 359-364.

ENDI MAHENDRA 8 G1C018081

Anda mungkin juga menyukai