ABSTRACT
In the data comparison of differences before and after maintenance, the largest data that occurred
before maintenance was carried out at the air inlet 26.60 at 09.00, while for the largest air outlet 39.43 at 09.30
then the smallest data obtained was the air inlet 26.33 at 09.30 and the water outlet 36.60 at 09.00, then after
maintenance it was obtained that the biggest result for air inlet was 26.71 which occurred at 13.30 while the
biggest result for air outlet was 40.67 at 13.30 while the smallest data result for air inlet was 26.60 at 13.00 and
water outlet was 37.70 at 12.00.
ABSTRAK
Pada data perbandingan perbedaan sebelum dan sesudah maintenance data terbesar yang terjadi pada
saat sebelum dilakukannya maintenance terdapat pada air inlet 26.60 pada jam 09.00, sedangkan untuk air outlet
terbesar 39.43 pada jam 09.30 kemudian didapatkan hasil data terkecil air inlet 26.33 pada jam 09.30 dan air
outlet 36.60 pada jam 09.00, kemudian setelah dilakukannya maintenance didapatkan hasil terbesar air inlet
26.71 yang terjadi pada saat jam 13.30 sedangkan hasil terbesar untuk air outlet sebesar 40.67 pada jam 13.30
sedangkan hasil data terkecil pada air inlet 26.60 pada jam 13.00 dan air outlet 37.70 pada jam 12.
1. PENDAHULUAN
Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang memanfaatkan air sebagai
sumber listrik. Pembangkit ini merupakan salah satu sumber energi listrik utama yang ada di Indonesia.
Keberadaannya diharapkan mampu memenuhi pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia, selain yang berasal
dari bahan bakar batu bara. Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia banyak dikembangkan. Hal ini karena
persediaan air di Indonesia cukup melimpah. Keberadaan beberapa waduk besar di Indonesia, selain
digunakan untuk penampungan air juga dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik. Pilihan
mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah satunya disebabkan potensi air yang ada di
Indonesia[1].
Sistem hidraulik memiliki peranan sangat penting didalam operasional unit. Sistem ini digunakan untuk
menyuplai minyak bertekanan untuk menggerakkan servo motor pada peralatan bantu mencakup governor,
turbine inlet valve, water cooling system, seat valve control valve, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, oli
hidrolik menggerakkan servo motor yang dialirkan oleh pompa hidrolik yang memompa minyak dari
sumptank atau tempat penampungan oli ke dalam presstank sesuai dengan tekanan kerjanya. Pompa hidrolik
tersebut berfungsi secara terus-menerus dengan sistem un-loading dan on-loading, yang artinya apabila
tekanan sudah cukup pada presstank, aliran oli dari pompa akan masuk kembali kedalam sumptank melalui
bypass valve[2].
. Pada penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui proses kerja dan mengetahui perbedaan sebelum
dan sesudah maintenance pada sistem hidrolik terhadap kinerja unit 3.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Tinjauan khusus sistem hidrolik
Sistem hidrolik adalah memiliki peranan sangat penting didalam operasional unit.Sistem ini digunakan
untuk menyuplai minyak bertekanan untuk menggerakkan servo motor pada peralatan bantu mencakup
governor, turbine inlet valve, water cooling system, seat valve control valve, dan lain sebagainya. Dalam hal
ini, oli hidrolik menggerakkan servo motor yang dialirkan oleh pompa hidrolik yang memompa minyak dari
sumptank atau tempat penampungan oli ke dalam presstank sesuai dengan tekanan kerjanya. Pompa
hidrolik tersebut berfungsi secara terus menerus dengan sistem un-loading dan on-loading, yang artinya
apabila tekanan sudah cukup pada presstank, aliran oli dari pompa akan masuk kembali kedalam sumptank
melalui bypass valve, Pompa hidraulik ini berjenis gear pump (pompa roda gigi) yaitu jenis pompa positive
displacement dimana fluida akan mengalir melalui celah-celah roda gigi dengan dinding rumahnya Pompa
ini digolongkan sebagai fixed displacement, Untuk operasional pompa hidraulik pada sistem minyak tekan
dapat mencapai lebih dari 33 kali un-loading dan on-loading dalam waktu 1x24 jam, hal ini mengakibatkan
rentannya kondisi operasi baik dari motor induksi maupun pompa hidraulik pada sistem ini. Masalah utama
yang sering terjadi pada pompa hidrolik yaitu terjadinya ketidak lurusan poros (misalignment). Hal ini dapat
terjadi dikarenakan tidak didapatkannya kesejajaran dudukan yang baik antara pompa dan motor
induksi.Gambar sistem hidrolik dapat dilihat pada Gambar 2.1
Repair maintenance merupakan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang tidak kritis, atau
dapat disebut juga peralatan-peralatan yang tidak mengganggu jalannya operasi.
3. Predictive Maintenance
Predictive maintenance merupakan pemeliharaan berbasis kondisi. Dasar konseptual "pemeliharaan
prediktif" adalah bahwa pengamatan proses degradasi dapat memberikan peringatan kegagalan yang akan
datang[5].. Tindakan yang dilakukan yakni kegiatan monitor, menguji, dan mengukur peralatan-peralatan
yang beroperasi dengan menentukan perubahan yang terjadi pada bagian utama, apakah peralatan tersebut
berjalan dengan normal atau tidak.
4. Corrective Maintenance
Corrective maintenance ialah perawatan yang dilakukan dengan melakukan perbaikan kecil yang
terjadi dalam design, serta menambahkan komponen-komponen yang sesuai dan juga menambahkan pula
material-material yang cocok.
5. Break Down Maintenance
Break down maintenance kegiatan perawatan yang dilakukan sesudah terjadinya kerusakan atau
kelainan pada komponen, sehingga tidak dapat berfungsi dengan semestinya.
6. Modification Maintenance
Modification maintenance adalah pekerjaan yang berhubungan dengan design suatu peralatan/unit.
Modifikasi memiliki maksud untuk menambah kehandalan suatu peralatan atau menambah tingkat
produksi dan kualitas pekerjaan.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan kerja praktek di PLTA Tes Lebong dapat dilihat
pada Gambar 3.1
Mulai
Study Literatur
Pengamatan Lapangan
Penetapan Topik
Pengamatan
Preventive Maintenance
Kesimpulan
Selesai
Keterangan Gambar :
Dari penelitian yang telah dilakukan terdapat perawatan dari pompa sumptank,untuk menghindari
adanya emergency maintenance dan Break Down Maintenance, maka perlu melakukan analisa terhadap
rencana-rencana pemeliharaan yang ada pada sumptank ini.Dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
1. Terjadi kebocoran yang 1.Sambil menunggu material yang belum ada maka
terdapat pada komponen dilakukan pembersihan dan penormalan kembali
pyping oli, yaitu terletak pada untuk sampai menunggu material nya ada dan akan
pipa yang dapat menyebabkan dilakukan penggatian padapemeliharaan yang akan
oli cepat habis. mendatang.
2.Masalah yang terjadi pada 2.Dapat di atasi dengan di ganti nya oli ini agar
Sumptank komponen oil filter preasure kandungan di dalam kondutifiktas dalam mensufly
yang di sebabkan oleh oli mendinginkan itu tetap Terjaga,penggantian oli yang
yang kotor karena harus di ganti adalah 660 Liter.
Terkontaminasi debu.
No Pola-Pola Penjelasan
1 Pola A Pada pola ini sistem hidrolik yang terdapat di pembangkit (PLTA) akan
melaksanakan MO setelah mencapai interval 40.000 jam kerja
2 Pola B Pada pola ini sistem hidrolik yang terdapat di pembangkit (PLTA) akan
melaksanakan MO setelah mencapai interval 60.000 jam kerja
3 Pola C Pada pola ini sistem hidrolik yang terdapat di pembangkit (PLTA) akan
melaksanakan MO setelah mencapai interval 80.000 jam kerja
Untuk pemeliharaan Annual Inspection dan General Inspection Pelaksanaannya di sesuaikan dengan
selang waktu tiap-tiap pola tersebut,kegiatan pemeliharaan yang di lakukan mencakup pemerikasaan
perbaikan,penyempurnaan penggantian penyetelan,pengujian dan lain sebagainya.
5. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari laporan ini sebagai berikut:
1. Di dapatkan proses kerja sistem hidrolik di awali dari kompressor menghisap udara dan di padatkan
udaranya,udara yang di padatkan sebelumnya mengalir ke pressure tank dan begitu juga dengan oli
mengisi ke pressure tank dengan perbandingan 40% untuk oli dan 60% untuk udara, dari pressure tank
ini oli menekan masuk ke electrikal sparator valve yang kemudian dapat membuka servo main inlet
valve pada katup yang ada di servo main inlet valve akan membuka 100% ketika air sudah bypass
yang digerakan oleh hidrolik dan air akan masuk dengan tekanan 5 bar, Kemudian proses yang
terjadi pada servo guide vane adalah dengan cara mengatur beban lalu ketika beban ingin maksimal
maka guide vane akan membuka 100% dan ketika beban ingin turun guide vane pun menutup seberapa
persen beban ingin dihasilkan, dengan membuka servo bypass valve yang berfungsi untuk mengontrol
atau membatasi tekanan dengan cara mengarahkan atau mengalihkan aliran ke dalam jalur tambahan
yang jauh dari jalur aliran utama.
2. Dari hasil yang telah di dapati data perbedaan sebelum dan sesudah maintenance data terbesar yang
terjadi pada saat sebelum dilakukannya maintenance terdapat pada air inlet 26.60 pada jam 09.00,
sedangkan untuk air outlet terbesar 39.43 pada jam 09.30 kemudian didapatkan hasil data terkecil air
inlet 26.33 pada jam 09.30 dan air outlet 36.60 pada jam 09.00, kemudian setelah dilakukannya
maintenance didapatkan hasil terbesar air inlet 26.71 yang terjadi pada saat jam 13.30 sedangkan hasil
terbesar untuk air outlet sebesar 40.67 pada jam 13.30 sedangkan hasil data terkecil pada air inlet 26.60
pada jam 13.00 dan air outlet 37.70 pada jam 12.00.
6. SARAN
Saran yang didapat pada pengamatan kali ini adalah sebagai berikut:
Perlunya melakukan pengecekan secara berkala pada pyping oli untuk menghindari terjadinya kebocoran
pada sistem hidrolik.
.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Tinawati, T., Wahyudi, A. H., & Solichin, S. (2015). Perencanaan Dasar Bangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Air (Plta) Kalibeber Kabupaten Wonosobo. Matriks Teknik Sipil, 3(2).
[2] Muchlisinalahuddin, M. (2021). Analisis Pengaruh Kelurusan Poros Kopling Pompa Hidraulik Terhadap
Variasi Tekanan Pada Plta Maninjau. Rang Teknik Journal, 4(2), 359-364
[3] Agi Noto Bawono 1) , Dedy Zulhodayat Noor 2) Program Studi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknologi
Industri, ITS Surabaya
[4] Purwantono, P., & Abadi, Z. (2019). Dasar-dasar Sistem Hidrolik.
[5] PLTA, 2019. Pemeliharaan Plta, Plta Tes Lebong : Bengkulu
[6] Bhirawa, W. T. (2021). Sistem Hidrolik Pada Mesin Industri. Jurnal Teknologi Industri, 6.
[7] Lukas, L., Rohi, D., & Tumbelaka, H. H. (2017). Studi kinerja pembangkit listrik tenaga air (plta) di
daerah aliran sungai (das) brantas. Jurnal Teknik Elektro, 10(1), 17-23.
[8] Astro, R. B., Ngapa, Y. D., Toda, S. G., & Nggong, A. (2020). Potensi Energi Air Sebagai Sumber
Listrik Ramah Lingkungan Di Pulau Flores. Optika: Jurnal Pendidikan Fisika, 4(2), 125-133.
[9] Miranto, A., Baqaruzi, S., Mustaqim, A., & Adnan, F. T. (2021). Perancangan Sistem Akuaponik
ENDI MAHENDRA 7 G1C018081
JURNAL TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BENGKULU