Anda di halaman 1dari 11

Macam-macam konflik yang pernah terjadi

Di Indonesia
Tugas Praktek PKN

Nama:Berliana Zahradila
Kelas:IX D
No absen:11

SMP NEGRI 1 BOJONGGEDE


1.Konflik sosial Suku Sampit.

Konflik Sampit atau Perang Sampit adalah peristiwa adanya kerusuhan antar-etnis
yang terjadi di pulau kalimantan yang terjadi pada tahun 2001

Penyebab:Adanya ketidakpuasan dari penduduk lokal yaitu Suku Sampit karena


kedatangan
Penduduk pendatang dari madura yang menyebabkan persaingan ekonomi

Penyelesaian:Mengevakuasi warga,terus meningkatkan keamanan,mengadakan rehabilitasi


mental,dan menangkap para provokator yang menjadi sumber penyebab konflik.

Dibuatlah perjanjian perdamaian antar Suku Dayak dan Suku Madura. Guna memperingati
perjanjian damai tersebut maka dibentuk sebuah tugu perdamaian di Sampit.
2.Konflik Sosial Lampung Dan Bali

Konflik kekerasan yang terjadi pada tanggal 27 oktober-29 oktober 2012 antara etnis Bali
Desa Balinuraga dan etnis Lampung Desa Agom merupakan puncak dari rangkaian konflik-
konflik sebelumnya yang terjadi antar etnis Bali dan etnis Lampung yang ada di Kabupaten
Lampung Selatan.

Penyebab: perilaku etnik Bali dalam berbaur dengan masyarakat Lampung yang dianggap
tidak sesuai etika, bahkan menyinggung perasaan.

Penyelesaian: Pimpinan adat masyarakat Lampung dan raja Bali menggelar pertemuan guna
mencegah terulangnya kerusuhan antara Desa Balinuraga dan Desa Agom, Lampung
Selatan. Pertemuan yang berlangung selama dua jam ini juga dihadiri tokoh-tokoh Lampung
dan Bali dari Lampung Selatan dan kabupaten/kota yang lain.
Pertemuan yang dijaga polisi ini menghasilkan maklumat yang ditandatangani Raja Bali I
Gusti Ngurah Arya dan Ketua Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) Kadarsyah Irsya.
Tokoh bali dan Lampung pun ikut tanda tangan.
3.Konflik G30S PKI

G30S PKI terjadi pada 30 September pada malam hingga dini hari dan masuk ke 1 Oktober
1965. Peristiwa ini dimotori oleh pemimpin terakhir PKI yakni Dipa Nusantara Aidit atau DN
AIdit. Gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh PKI ini mengincar perwira tinggi TNI AD
Indonesia.

Penyebab: G30S PKI dilatarbelakangi oleh dominasi ideologi Nasionalisme, Agama, dan
Komunisme (NASAKOM) yang berlangsung sejak era Demokrasi Terpimpin diterapkan, yakni
tahun 1959-1965 di bawah kekuasaan Presiden Soekarno. Hal lain yang menyebabkan
mencuatnya gerakan ini adalah ketidakharmonisan hubungan anggota TNI dan PKI.

Penyelesaian: dilakukan melalui Mahmilub (Mahkamah Militer Luar Biasa) yang mengadili
anggota ABRI dan tokoh PKI yang terlibat.
4.Konflik Sosial kerusuhan Mei 1988

Kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa yang terjadi Indonesia
pada 13 Mei–15 Mei 1998, khususnya di Ibu Kota Jakarta namun juga terjadi di beberapa
daerah lain.

Penyebab: Kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti di
mana empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi 12
Mei 1998. Hal inipun mengakibatkan penurunan jabatan Presiden Soeharto, serta
pelantikan B. J. Habibie.

Penyelesaian:Membentuk Undang-Undang Hak Asasi Manusia nomor 39/1999.Pasal 91


Sementara,para pelaku penembakan itu sendiri sudah dihukum melalui pengadilan Militer
Pada 2001
5.Konflik Sektarian Maluku

adalah konflik etnis-politik yang melibatkan agama di kepulauan Maluku, Indonesia,


khususnya pulau Ambon dan Halmahera. Konflik ini bermula pada era Reformasi awal 1999
hingga penandatanganan Piagam Malino II tanggal 13 Februari 2002.
Penyebab: Penyebab utama konflik ini adalah ketidakstabilan politik dan ekonomi secara
umum di Indonesia setelah Soeharto tumbang dan rupiah mengalami devaluasi selama dan
seusai krisis ekonomi di Asia Tenggara.

Penyelesaian: Konflik di Maluku ini sempat mereda karena adanya PEMILU pada Mei 1999.
Hingga akhirnya pada Juli 1999 pemilihan di Ambon dimenangkan oleh partai PDIP,
pengumuman kemenangan ini berakhir dengan kekerasan dikarenakan kemenangan PDIP
seperti halnya kemenangan umat Kristen.
6.Konflik Sosial Kasus Marsinah

Marsinah adalah seorang aktivis dan buruh pabrik pada masa Orde Baru, bekerja pada PT.
Catur Putra Surya Porong, Sidoarjo, Jawa Timur yang diculik dan kemudian ditemukan
terbunuh pada 8 Mei 1993, setelah menghilang selama tiga hari.

Penyebab: diduga karena ia aktif dan terlibat dalam aksi unjuk rasa yang menuntut agar PT.
Catur Putera Perkasa menaikkan gaji buruh sebanyak 20%
Penyelesaian: Sembilan orang dari PT CPS didakwa sebagai pelaku pembunuhan Marsinah.
Namun di 3 Mei 1995, Mahkamah Agung (MA) memvonis bahwa sembilan terdakwa tidak
terbukti merencanakan pembunuhan Marsinah. Sembilan terdakwa tersebut dibebaskan.
7.Konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)

Gerakan Aceh Merdeka, atau GAM (Aceh: Geurakan Acèh Meurdèka) adalah bekas sebuah
gerakan separatisme bersenjata yang memiliki tujuan supaya Aceh lepas dari Indonesia.
Penyebab: Kecenderungan sistem sentralistik pemerintahan Soeharto, bersama dengan
keluhan lain mendorong tokoh masyarakat Aceh Hasan di Tiro untuk membentuk Gerakan
Aceh Merdeka (GAM) pada tanggal 4 Desember 1976 dan mendeklarasikan kemerdekaan
Aceh.
Penyelesaian: Pada 17 Juli 2005, setelah perundingan selama 25 hari, tim perunding Indonesia
berhasil mencapai kesepakatan damai dengan GAM di Vantaa, Helsinki, Finlandia.
Penandatanganan nota kesepakatan damai yang dilangsungkan pada 15 Agustus 2005.
8.Konflik Komunal Poso

Kerusuhan Poso atau konflik komunal Poso, adalah sebutan bagi serangkaian kerusuhan
yang terjadi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Indonesia. Peristiwa ini awalnya bermula
dari bentrokan kecil antarkelompok pemuda sebelum berkembang menjadi kerusuhan
bernuansa agama.

Penyebab:akar dari konflik sosial yang terjadi di Poso Wapres menjelaskan bahwa kasus
Poso terjadi bukan karena masalah agama namun adanya rasa ketidak adilan. awal mula
terjadinya konflik karena adanya demokrasi yang secara tiba-tiba terbuka dan membuat
siapapun pemenangnya akan ambil semua kekuasaan.

Penyelesaian: Konflik Poso ini diakhiri dengan penandatangan Deklarasi Malino, 20


Desember 2001. Deklarasi Malino adalah perjanjian damai antara pihak Kristen dan Islam.
Sebelum penandatanganan, dirinci bahwa terdapat 577 korban tewas, 384 terluka, 7.932
rumah hancur, dan 510 fasilitas umum terbakar.
9.Konflik kerusuhan Situbondo

Kerusuhan 10 Oktober 1996 di Situbondo terjadi sekitar pukul 10.30 WIB. Kerusuhan
tersebut berawal dari persidangan Saleh sebagai tersangka kasus pencemaran agama yang
kemudian akhirnya terjadi pembakaran-pembakaran di gedung Pengadilan Negeri
Situbondo serta gereja-geraja kawasan Kabupaten Situbondo.

Penyebab: Kerusuhan tersebut berawal dari persidangan Saleh sebagai tersangka kasus
pencemaran agama yang kemudian akhirnya terjadi pembakaran-pembakaran di gedung
Pengadilan Negeri Situbondo serta gereja-geraja kawasan Kabupaten Situbondo.

Penyelesaian: merajut kembali toleransi antar umat beragama. Secara terus-menerus,


pesantren yang ada di Situbondo, melakukan kerja sama dengan tokoh agama lainnya.
10.Konflik Tanjung Priok 1984

12 September 1984, terjadi kerusuhan di Tanjung Priok, Jakarta Utara atau dikenal dengan
peristiwa Tanjung Priok. Peristiwa kelam yang disebut sebagai Tragedi Tanjung Priok ini
menjadi salah satu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat pada masa Orde Baru.

Penyebab: aksi sebagian penduduk yang memprotes tindakan pihak militer yang menangkap
sejumlah tokoh masyarakat yang dianggap melakukan aksi anarkis terhadap anggota militer
yang tidak menghormati masjid. Demonstrasi yang berlanjut rusuh tersebut terjadi karena
pihak militer menggunakan senjata untuk menertibkan para demonstran yang juga kian
tidak terkontrol setelah membakar sejumlah bangunan dan melukai serta membunuh
sejumlah warga etnis lain.

Penyelesaian: Penyelesaian kerusuhan tersebut adalah dengan menangkap dan menghukum


pihak yang dianggap sebagai oknum militer pemicu kerusuhan yang menyebar pamflet anti
pemerintah kepada warga selain menggunakan senjata dalam menghentikan demonstran.

Anda mungkin juga menyukai