Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KIMIA KLINIK

Thyroid Stimulating Hormone

OLEH : KELOMPOK 1

Anita Puspita Nainggolan 20001025

Anggun Puspita Sari 20001010

Dea Yuni Putri Tomahu 20001008

Fernando Sitanggang 20002006

Meisyi Dian Lestari 20001001

Sarah Ester Priskilla 20002001

Willya Grinny Serziya Br Tarigan 20001017

Dosen Pengampu : dr. Renta Dewi S.,Sp.PK

AKADEMI KESEHATAN JOHN PAUL II PEKANBARU

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan Makalah Praktik Kimia Klinik 3 tentang Thyroid Stimulating Hormone
yang diberikan kepada kami.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktik Kimia Klinik
3 yang diampu oleh dr. Renta Dewi S.,SP.PK Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dr. Renta Dewi S.,SP.PK
yang telah membantu kami baik secara moral dan materi. Kami juga berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu menyumbangkan pikiran serta ide sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca terkait
materi Praktik Kimia Klinik 3. Namun, terlepas dari itu, kami menyadari makalah yang kami
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Endokrin
Sistem endokrin terdiri dari organ, atau jaringan di dalam organ, yang menyekresi produk
selular mereka ke aliran darah. Produk sel sel endokrin adalah hormone, yang mengeluarkan
pengaruhnya pada jaringan tubuh yang jauh dari tempat asalnya. Organ atau jarigan endokrin
mayor terdiri dari hipotalamus, kelenjar hipofisis posterior dan anterior, kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid, korteks adrenal dan, medula adrenal, sel pulau Langerhans, ovarium, testes dan
plasenta.

2.2 Kelenjar Tiroid


Kelenjar tiroid mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jaringan agar optimal
sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroid merangsang konsumsi O, pada sebagian besar
sel di tubuh, membantu mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, dan penting untuk
pertumbuhan dan pematangan normal. Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi
ketiadaannya menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya
tahan terhadap dingin, serta pada anak-anak timbul retardasi mental dan kecebolan (dwarf ism).
Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah,
takikardia, tremor, dan kelebihan pembentukan panas.
Fungsi tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (thyroid-stimulat ing hormone = TSH =
tirotropin) dari hipofisis anterior. Sebaliknya, sekresi hormon tropik ini sebagian diatur oleh
umpan balik inhibitorik langsung kadar hormon tiroid yang tinggi pada hipofisis serta
hipotalamus dan sebagian lagi melalui mekanisme neural yang bekerja melalui hipotalamus.
Dengan cara ini, perubahan-perubahan pada lingkungan internal dan eksternal menyebabkan
penyesuaian kecepatan sekresi tiroid. Pada mamalia, kelenjar tiroid juga mensekresi kalsitonin,
suatu hormon yang menurunkan kadar kalsium.

2.3 Kimia & Metabolisme TSH


TSH manusia adalah suatu glikoprotein yang mengandung 211 residu asam amino,
ditambah berbagai heksosa, heksosamin, dan asam sialat. Molekul ini terbentuk dari 2
subunit, yang diberi nama a dan ẞ Sub unit a dikode oleh suatu gen di kromosom 6 dan
subunit Boleh gen di kromosom 1. Subunit a dan ẞ terikat secara nonkovalen di dalam
tirotrop. Struktur TSH-a identik dengan struktur subunit a pada LH, FSH, dan hCG-a.
Spesifisitas fungsional TSH dimiliki oleh unit 8. Struktur TSH bervariasi dari spesies ke
spesies, tetapi TSH mamalia lain secara biologis aktif pada manusia.
Glikosilasi kedua subunit bermula dengan perlekatan sebuah unit 14-gula ke residu
asparagin di retikulum endoplasma kasar dengan modifikasi rantai-rantai sisi karbohidrat ini
di dalam aparatus Golgi. Glikosilasi awal penting untuk kombinasi subunit a dan ẞ, dan pola
akhir rantai-rantai sisi karbohidrat penting untuk aktivitas biologik, mungkin karena pola ini
menghasilkan lipatan lipatan molekul yang sesuai. Selain itu, TSH yang mengalami
deglikosilasi dikeluarkan dari sirkulasi dengan cepat, dengan demikian, efektivitasnya
menurun. TRH meningkatkan aktivitas biologik TSH dengan mengubah glikosilasinya. Pada
pasien yang mengalami defisiensi TRH, terjadi penurunan bioaktivitas TSH dalam darah,
kadang-kadang dengan sedikit penurunan imunoaktivitas TSH dalam darah.
Waktu paruh biologik TSH manusia sekitar 60 menit. Sebagian besar TSH mengalami
degradasi di ginjal dan sedikit di hati. Sekresi bersifat pulsatif, dan keluaran rata rata mulai
meningkat pada sekitar jam 09.00 malam. memuncak pada tengah malam, dan kemudian
menurun selama siang hari Kecepatan sekresi normal adalah sekitar 110ug/hari. Kadar
plasma rata-rata adalah sekitar 2 μU mL.
Subunit a hCG sama seperti yang terdapat paada TSH. dan hCG dalam jumlah besar
dapat mengaktifkan reseptor reseptor tiroid. Pada beberapa pasien dengan tumor jinak atau
ganas yang berasal dari plasenta, tingkat hCG plasma dapat meningkat sehingga
mengakibatkan hipertiroidisme ringan.

2.4 Efek TSH pada Tiroid


Aksi TSH pada reseptor menghasilkan aktivasi pada jalur adenylyl cyclase dan jalur
phosphatidylinositol yang menyebabkan aktivasi beberapa protein, termasuk JAK/STAT,
mTOR/S6K1 dan protein yang berkaitan dengan siklus sel. Protein yang difosforilasi oleh
jalur protein kinase C tampak berbeda dengan protein yang difosforilasi oleh jalur protein
kinase A. Fosfoprotein fosfatase diaktivasi dan menyebabkan defosforilasi set protein yang
lain. EfekTSH pada kelenjar tiroid termasuk perubahan dalam pertumbuhan kelenjar tiroid,
morfologi sel, metabolisme iodin dan sintesis hormon tiroid.
 Perkembangan dan pertumbuhan kelenjar tiroid
Perkembangan embriologik kelenjar tiroid tampaknya tidak bergantung pada TSH,
seperti yang tampak pada penelitian yang menggunakan tikus yang mengalami defisiensi
TSH dan reseptor TSH yang menunjukkan tidak ada perbedaan dalam ukuran, struktur
folikuler, ekspresi faktor transkripsi yang spesifik tiroid dan produksi tiroglobulin. Ekspresi
tiroperoksidase dan simporter natrium/iodin dan pemeliharaan arsitektur kelenjar tiroid
setelah kelahiran tampak sangat memburuk pada tikus tersebut. Pada kelenjar tiroid dewasa,
TSH merupakan pengatur utama pertumbuhan kelenjar tiroid. Setelah rangsangan jangka
panjang TSH, kelenjar tiroid membesar akibat hiperplasia dan hipertrofi. TSH memiliki efek
proliferasi yang cepat. Hal ini meningkatkan sintesis DNA melalui jalur adenylyl cyclase,
terutama melalui jalur protein kinase A. TSH juga mengatur pertumbuhan melalui jalur
cAMP-independent, seperti jalur mTOR/S6K1, dan interaksi dengan faktor pertumbuhan
epidermal growth factor (EGF) dan insulin-like growth factor-I (IGF-I). TSH meningkatkan
transkripsi gen pada sel tiroid tikus. TSH juga menghambat apoptosis, yang kemungkinan
dengan mengatur p53 dan bcl-2, seperti yang tampak pada gonadotropin.

 Morfologi sel tiroid

TSH menyebabkan perubahan dramatis pada morfologi tiroid. Respon awal TSH adalah
inkorporasi vesikel eksositotik ke dalam membran sel pada apical pole sel folikuler yang
diikuti dengan cepat oleh pembentukan proyeksi sitoplasmatik dan mikrovili. Jumlah
proyeksi sitoplasmatik berhubungan dengan kadar TSH. Setelah rangsangan, sel folikuler
menjadi kolumner dan diisi oleh droplet koloid. Koloid luminal kemudian menjadi
berkurang, yang menyebabkan folikel menjadi kolaps. Sistem sitoskeletal, termasuk miosin,
aktin, tropomiosin, kalmodulin, profilin, dan tubulin, berperan dalam proses ini.

 Metabolisme iodin

Thyroid-stimulating hormone penting pada simporter natrium/iodin dan ekspresi


peroksidase tiroid selama embriogenesis dan kelahiran. Thyroidstimulating hormone
mengatur aktivasi posttranskripsi simporter natrium/iodin melalui jalur adenylyl cyclase.
Transkripsi peroksidase tiroid dan stabilitas mRNA meningkat oleh TSH juga melalui jalur
adenylyl cyclase. Pembentukan peroksidase dan organifikasi iodin tampaknya dimediasi oleh
jalur phosphatidylinositol yang independen terhadap protein kinase C.
 Sintesis hormon tiroid

Aksi TSH terakhir adalah produksi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Proses ini dimulai
dengan transkripsi gen tiroglobulin. Jumlah transkripsi dan stabilitas mRNA ditingkatkan
oleh TSH. Thyroid stimulating hormone merangsang pengambilan iodin dan organifikasi.
Thyroid-stimulating hormone kemudian berperan dalam penyimpanan tiroglobulin yang
sudah diiodinisasi di dalam koloid luminal dan menstimulasi hidrolisis yang menyebabkan
pelepasan gugus asam amino, termasuk T3 dan T4

2.5 Reseptor-Reseptor TSH


Reseptor TSH adalah reseptor berlekuk-lekuk (ser pentine) khas yang mengaktifkan
adenilil siklase melalui G, dan seperti reseptor LH dan FSH, reseptor ini memiliki domain
ekstrasel yang memanjang dan mengalami glikosilasi. Selain reseptor-reseptor TSH, sel-sel
tiroid meng andung reseptor untuk IGF-I, EGF, dan faktor per tumbuhan lain. IGF-I dan EGF
mendorong pertumbuhan sedangkan y interferon dan a faktor nekrosis tumor menghambat
pertumbuhan. Peran faali faktor-faktor ini pada tiroid belum diketahui pasti.

2.6 Mekanisme-Mekanisme Kontrol


Efek umpan balik negatif hormon tiroid pada sekresi TSH sebagian bekerja melalui
tingkat hipotalamus, tetapi hal ini juga sebagian besar disebabkan oleh kerja pada hipofisis,
karena T, dan T, menghambat peningkatan sekresi TSH yang disebabkan oleh TRH.
Hubungan antara TSH plasma dan indeks FTI . Pemberian infus T, serta T, menurunkan
kadar TSH dalam darah, yang terukur dalam 1 jam. Pada hewan percobaan, mula-mula
terjadi peningkatan kandungan TSH hipofisis sebelum penurunan, yang mengisyaratkan
bahwa hormon-hormon tiroid menghambat sekresi sebelum menghambat sintesis, Efek pada
sekresi dan sintesis TSH tampaknya bergantung pada sintesis protein, walaupun efek pada
sekresi relatif cepat.
Sekresi tiroid setiap hari dipertahankan oleh umpan balik hormon tiroid pada TSH dan
TRH . Penyesuaian tampaknya diperantarai melalui TRH, yang meliputi peningkatan sekresi
hormon tiroid yang disebabkan oleh dingin dan, diperkirakan, penurunan sekresi akibat
panas. Ada baiknya dicatat bahwa walaupun dingin menyebabkan peningkatan TSH dalam
darah pada hewan percobaan dan bayi manusia, peningkatan yang disebabkan oleh dingin
pada orang dewasa hampir tidak berarti. Dengan demikian, pada orang dewasa, pe ningkatan
pembentukan panas akibat peningkatan sekresi hormon tiroid (termogenesis hormon tiroid)
berperan kecil, bila ada, pada respons terhadap dingin. Stres menimbulkan efek
penghambatan pada sekresi TRH. Dopamin dan somatostatin bekerja pada tingkat hipofisis
untuk menghambat sekresi TSH, tetapi tidak diketahui apakah keduanya memiliki peran
fisiologik dalam pengaturan sekresi TSH. Glukokortikoid juga meng hambat sekresi TSH.
Jumlah hormon tiroid yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi sel normal pada orang
yang mengalami tiroidektomi didefinisikan sebagai jumlah yang diperlukan untuk
menormalkan BMR. tetapi sekarang didefinisikan sebagai jumlah yang diperlukan untuk
mengembalikan TSH plasma menjadi normal. Memang dengan tingkat akurasi dan kepekaan
pemeriksaan mod ern untuk TSH dan korelasi terbalik yang nyata antara kadar hormon tiroid
bebas plasma dan TSH plasma, maka pengukuran TSH sekarang secara luas dianggap sebaga
salah satu pemeriksaan fungsi tiroid yang terbaik Jumlah T, untuk menormalkan TSH plasma
pada orang yang atireotik rata-rata 112 ug T, per oral per hari pada orang dewasa. Sekitar
80% dari dosis ini diserap dari saluran cerna T, ini menghasilkan FT,I yang sedikit lebih
besar daripada normal tetapi FT,I normal, yang mengisyaratkan bahwa pada manusia, tidak
seperti pada beberapa hewan percobaan. T, dalam darahlah, bukan T, yang merupakan
pengatur umpan balik utama sekresi TSH.

2.7 Patologi
Penyakit tiroid sangat penting karena sebagian besar dapat diatasi dengan terapi medis
atau bedah Penyakit penyakit tersebut mencakup penyakit yang menyebabkan pelepasan
berlebihan hormon tiroid (hipertiroidisme), de fisiensi hormon tiroid (hipotiroidisme), dan
lesi massa di tiroid. Mula-mula kita akan membahas konsekuensi klinis gangguan fungsi
tiroid, kemudian berfokus pada penyakit penyakit yang menyebabkan gangguan ini.

2.7.1 Hipertiroidisme
Hipertiroidisme, juga disebut tirotoksikosis, dapat disebabkan oleh adenoma tiroid
funsional atau gondok multinodular, namun penyebab terseringnya adalah penyakit autoimun
lain, yang disebut penyakit graves. Ini disebabkan oleh stimulasi tiroid oleh antibody yang
menyerupai TSH, berikatan dengan reseptor TSH pada permukaan sel epithelial tiroid dan
menginduksinya untuk melepaskan hormone tiroid. Kelenjar tiroid biasanya tersebar membesar,
dapat diinfiltrasi ooleh limfosit, dan menyekresi hormone tiroid meskipun produksi TSH oleh
hipofisis ditekan oleh tingginya kadar hormone tiroid sirkulasi. Penyakit graves dicirikan dengan
tiga gejala : perluasan gondok, oftalmopati, dan dermopati. Penyakit ini umumnya terjadi pada
pasien yang berusia antara 20 dan 40 tahun, 10 kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan
pria.
Manifestasi hipertiroidisme merefleksikan peningkatan aktivitas metabolik : peningkatan
frekuensi jantung dan palpitasi , penurunan berat badan meski pun nafsu makan meningkat, kulit
memerah, dan intoleransi terhadap panas, tremor, hiperaktivitas, diare, insomnia, peningkatan
pergantian tulang, dan manifestasi psikiatrik seperti ketidakstabilan emosi dan ansietas.
Peningkatan aktivitas metabolic yang dikaitkan dengan hipertiroidisme lama kelamaan dapat
memicu terjadinya gagal jantung, degenerasi otot (miopati tirotoksik), dan fraktur tulang.
Oftalmopati dan dermopati penyakit graves tidak terlihat dalam kondisi lain yang
menyebabkan hipertiroidisme. Perubahan mata disebabkan oleh pembengkakan jaringan lunak
orbit mata, menyebabkan penonjolan mata (eksoftalmos) dan kelemahan otot mata. Perubahan
kulit terdiri dari penebalan local yang meninggi pada kulit bagian depan tungkai, yang disebut
miksedema pratibial.
Pengukuran kadar hormone tiroid dan TSH dalam darah digunakan untuk mendiagnosis
hipertiroidisme. Terapi hipertiroidisme dapat melibatkan obat-obatan untuk menekan fungsi
tiroid atau mengurangi jaringan tiroid dengan bedah pengangkatan atau pemberian iodin
radioaktif. Karena iodin secara selektif diambil oleh jaringan tiroid, kerusakan radioaktif yang
ditimbulkan oleh iodin radioaktif dapat dengan aman dibatasi pada tiroid.

2.7.2 Hipotiroidisme
Hipotiroidisme jauh lebih sering disebabkan oleh penghancuran atau atrofi kelenjar tiroid
dibandingkan oleh defisiensi produksi hormon penstimulasi tiroid (TSH) oleh hipofisis. Produksi
hormon tiroid memerlukan iodin, suatu suplemen diet yang penting. Defisiensi iodin adalah
penyebab umum terjadinya hipertiroidisme di seluruh dunia. Di Amerika Serikat penyebab
teruumum hipotiroidisme adalah proses autoimun yang disebut tiroiditis hashimoto, yaitu
limfosit secara bertahap menghancurkan sel epitelial tiroid. Limfosit terutama menyerang tiroid
menggunakan antibodi yang dihasilkan untuk melawan antigen toroid seperti Tiroglobulin dan
tiroid peroksidase, protein yang digunakan dalam sintesis hormon tiroid. Limfosit membanjiri
tiroid dan membentuk agregat dan folikel limfoid yang menonjol. Dalam stadium awal tiroiditis
hashimoto kelenjar tiroid biasanya membesar secara simetris tetapi mempertahankan fungsi
normalnya ketika sel-sel tiroid dihancurkan mereka digantikan oleh Fibrosis dan tanda dan gejala
hipotiroidisme secara bertahap terjadi.
Hasil hipotiroidisme serupa apapun penyebab penyakitnya. Karena kerja normal hormon
tiroid adalah menstimulasi metabolisme seluler, defisiensi tiroid menghasilkan perlambatan
metabolisme. Pasien memiliki Respon muskular yang lambat, termasuk bicara lambat dan refleks
tumpul, konstipasi, dan perlambatan frekuensi jantung ; mereka seringkali teraba dingin,
mendapat pertambahan berat badan, rambut rontok dan kulit pucat, rambut kering dan kulit
kering. Pasien dengan hipotiroidisme berkepanjangan dapat membentuk deposit
Mokopolisakarida di kulit, otot dan visera, menghasilkan edema seperti donat yang disebut
miksedema. Diagnosis hipotiroidisme dicurigai dari temuan klinis dan dikonfirmasi dengan satu
atau lebih uji laboratorium yang mengindikasin rendahnya kadar hormon tiroid sirkulasi dan
peningkatan kadar TSH.
Penyakit lain yang menyebabkan hipotiroidisme termasuk kondisi inflamasi atau kondisi
infeksius yang jarang, obat-obatan seperti aminodaron atau litium yang mengganggu penggunaan
iodin normal oleh tiroid, penyakit genetik yang mempengaruhi sintesis hormon tiroid, atau
penghancuran tiroid secara sengaja dengan cara medis atau bedah untuk mengatasi
hipertiroidisme atau kanker. Keparahan hipotiroidisme sangat beragam di antara pasien, dan
diagnosis bergantung pada pertimbangan cermat data laboratorium dan observasi klinis. Dalam
Sebagian besar kasus hanya sedikit yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyebab, tetapi
terapi penggantian/terapi sulit dengan hormon tiroid efektif dalam mempercepat metabolisme
pasien dan membatasi gejala.

2.8 Prosedur Pemeriksan TSH


Pemeriksaan TSH adalah pemeriksaan menggunakan sampel darah yang diambil dari
pembuluh darah vena pada lengan untuk mengukur konsentrasi thyroid-stimulating hormone
(TSH) dalam darah. Prosedur pemeriksaan TSH adalah sebagai berikut :
1. Siapkan microwells sesuai jumlah sampel
2. Masukkan 100 µL standar, sampel dan kontrol pada wells yang sesuai
3. Tambahkan 100 μL enzyme conjugate dalam tiap well.
4. Campur hingga rata selama 30 detik
5. Inkubasi pada suhu kamar (20-30°C) selama 60 menit
6. Buang campuran inkubasi dengan cepat.
7. Cuci dan bilas 5 kali dengan wash buffer concentrate (1x).
8. Hilangkan sisa air dengan absorbent paper.
9. Tambahkan 100 μl. TMB substrate solution pada tiap well, campur selama 5 detik.
10. Inkubasi pada suhu kamar selama 20 menit
11. Hentikan reaksi dengan menambahkan 100 µL stop solution pada tiap well.
12. Campur hingga rata selama 30 detik
13. Absorbans dibaca pada 450 nm dengan microwell reader dalam 15 menit.
Stimulasi, kelenjar tiroid oleh TSH yang dihasilkan kelenjar pitutari anterior, menyebabkan
pelepasan dan distribusi hormon tiroid
 TSH stimulasi sekresi, T4 dan T3. Sekresi TSH diatur oleh T4 & T3 (Feed back
inhibition) dan distimulasi oleh Thyrotropine Releasing Hormone (TRH)
Hipotalamus
 TSH tes paling sensitif untuk hipotiroid. Jika hipotiroid & TSH tidak meningkat ada
gangguan hypopituitarism
 Pemeriksaan TSH→ digunakan untuk hipotiroid primer, kegagalan kelenjar tiroid
karena penyakit intrinsik, membedakan hipotiroid primer & sekunder ✓ Pd
hipotiroid→ TSH tinggi, hipertiroid→ TSH rendah
 TSH sensitif untuk membedakan kadar rendah dari normal, sehingga lebih disukai
untuk tes hipertiroid.
 Generasi ketiga tes TSH digunakan untuk diagnosa. pasien Sick Euthyroid dan
membedakan hipertiroid ringan dengan Graves Diseases. Dengan alat baru yang
sensitif, tes stimulasi TRH tidak dibutuhkan.
 Metoda: immunoassay (RIA, ELISA Ibh sensitif)

2.9 Nilai rujukan


Dewasa : 0.4-42 U/ml
Anak-anak : 0.7-6.4 pU/ml
Neonatus (1-4 hati) 21-39 µU/ml

PENUTUP
 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai