Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing
Linda Widiastuti, S.Kep, Ns, M.Kep
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya, Proposal mengenai “ Terapi Aktivitas Kelompok
Gerontik dengan Menggunakan Terapi Bermain Kolase Pada Lansia Di Panti
Sosial Rumah Bahagia Bintan” ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Kelompok sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat
dan edukasi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan proposal ini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran untuk kemudian proposal kami ini dapat kami
perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.
Kelompok III
ii
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi....................................................................................................... ii
BAB II PELAKSANAAN............................................................................ 3
A. Waktu dan Tempat.................................................................................. 3
B. Sasaran Kegiatan..................................................................................... 3
C. Jenis Kegiatan......................................................................................... 3
D. Metode..................................................................................................... 3
E. Media dan Alat........................................................................................ 3
F. Rencana Kegiatan.................................................................................... 4
G. Evaluasi Kegiatan.................................................................................... 4
H. Pengorganisasian..................................................................................... 5
BAB III TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA LANSIA............. 6
A. Lansia...................................................................................................... 6
B. Terapi Aktivitas Kelompok..................................................................... 7
C. Keterampilan kolase dengan biji-bijian .................................................. 8
BAB IV PENUTUP...................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan Keperawatan Gerontik merupakan asuhan keperawatan yang
bersifat spesialistik, tetapi asuhan kepada klien harus tetap dilakukan secara
holistik. Pendekatan asuhan keperawatan selain harus difokuskan pada perilaku
klien, difokuskan juga pada kondisi fisik, sosial, budaya, dan spiritual klien.
Berbagai terapi keperawatan yang dikembangkan difokuskan kepada klien secara
individu, kelompok, keluarga ataupun komunitas.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mengalami masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi
saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi laboraturium tempat klien
berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang
maladaptif.
Ada berbagai macam terapi aktivitas kelompok yang dikembangkan
diantaranya adalah sosialisasi, stimulasi persepsi, stimulasi sensoris, dan orientasi
realitas. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi
semua pancaindra (sensori) agar memberi respon yang adekuat.
Terapi aktivitas kelompok kerajinan tangan adalah hal yang berkaitan
dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang
dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat
biasanya terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau
benda seni maupun barang pakai. Biasanya istilah ini diterapkan untuk cara
tradisional dalam membuat barang-barang.
Keterampilan kolase merupakan kemampuan seseorang dalam
menempelkan benda yang berupa pecahan kulit telur, potongan kertas, atau biji-
bijian pada bidang gambar yang menghasilkan sebuah karya seni menarik,
membuat kolase dibutuhkan koordinasi mata dan tangan serta konsentrasi
sehingga kolase cocok untuk melatih motorik halus.
1
Pembuatan kerajinan tersebut merupakan kegiatan supaya lansia
mempunyai kegiatan dipanti agar memiliki ketrampilan. Dari hasil kesepakatan
bersama bahwa pada hari Jum’at tanggal 27 Januari 2023 akan di adakan
Demonstrasi tentang pembuatan Kolase biji-bijian
B. Nama Kegiatan
“Terapi Aktivitas Kelompok Gerontik dengan Menggunakan Terapi Bermain
Kolase Pada Lansia di Panti Rumah Bahagia Bintan”.
C. Tujuan Kegiatan
1. Lansia mampu membuat kerajinan kolase biji-bijian
2. Lansia mampu bekerjasama dalam satu kelompok dan lansia dapat
bersosialisasi dengan sesama
2
BAB II
PELAKSANAAN
B. Sasaran Kegiatan
Lansia yang tinggal di Panti Sosial Rumah Bahagia Bintan yang berjumlah 5
orang
C. Jenis Kegiatan
Terapi bermain membuat kolase
D. Metode
Demonstrasi dan mempraktekkan
3
F. Rencana Kegiatan
Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
Kegiatan &
Waktu
Pendahuluan Leader
(5 Menit) Mengucapkan Salam Menjawab salam
Membuat kontrak waktu Menyetujui kontrak
Menjelaskan tujuan dan waktu
demonstrasi yang akan Mendengarkan dan
dicapai memperhatikan
Pelaksanaan Co Leader
(35 Menit) Memberi kesempatan Memperhatikan
presenter untuk kegiatan yang
menjelaskan materi diberikan
Leader Mempraktekkan
Menggali pengetahuan secara bersama
audiens tentang pengertian pembuatan
tentang kerajinan kerajinan kolase
Menjelaskan materi biji-bijian
penyuluhan tentang
Pengertian kerajinan
Mendemonstrasikan dan
mempraktekkan pembuatan
kerajinan kolase biji-bijian
warna
Penutup Co Leader
( 5 menit ) menyimpulkan hasil kegiatan Menjawab pertanyaan
mengajukan pertanyaan pada
audiens mengenai kegiatan Mendengarkan dan
yang sudah dilakukan memperhatikan
mengucapkan salam
G. Evaluasi Kegiatan
1. Lansia Kelolaan
a. Dapat melakukan kegiatan membuat kolase dari biji-bijian
b. Tempat, alat dan media tersedia sesuai dengan perencanaan
4
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan rencana
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang direncanakan
b. Peserta dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
c. 50% peserta yang hadir aktif
3. Evaluasi hasil
Setelah 60 menit kegiatan demonstrasi membuat kolase dari biji-bijian
diharapkan:
a. 50 % peserta dapat menjelaskan pengertian dari terapi bermain
membuat kolase dari biji-bijian
b. 50 % peserta dapat menyebutkan tujuan kerajinan
c. 50 % peserta dapat menyebutkan peralatan yang disiapkan dalam
pembuatan kerajinan
d. 50 % peserta dapat mempraktekkan cara membuat kerajinan
G. Skema Kegiatan
CL L
K F K F K F K F K
L : LEADER F : FASILITATOR
CL : CO - LEADER K : KLIEN
H. Pengorganisasian
Leader : Nofia Dwi Sartika
Co Leader : Nur Adila
Pemateri : Dimas Ferry Liskiansyah
Anggota : Dhea Agnes Oktavia
Dewi Anjani Safitri
5
BAB III
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA LANSIA
A. Lansia
Azizah (dalam Intani, 2013) menyatakan lansia merupakan suatu
bagian dari tumbuh kembang dari mulai bayi, anak-anak, dewasa, dan tua.
Lansia mengalami perubahan yang bersifat norrmal meliputi perubahan fisik,
kognitif, dan psikososial secara bertahap, lalu Utomo dkk (dalam Farahnaz,
2016) menyatakan ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk
beradaptasi terhadap stress dengan lingkungan dan bukan merupakan suatu
penyakit. Proses penuaan akan terlihat sejak umur 45 tahun dan timbul
masalah pada umur 60 tahun.
1. Kategori Lansia
WHO (dalam Intani, 2013) menyatakan lansia dapat dikategorikan
menjadi empat berdasarkan usia kronologis atau biologis yang meliputi:
a. Usia pertengahan (middle age) yang berkisar antara umur 45-59
tahun
b. Lanjut usia (erderly) yang berkisar antara 60-74 tahun
6
f. Lansia mempunyai status kelompok yang minoritas
h. Lansia sering memiliki penyesuaian diri yang buruk akibat dari sikap
sosial yang tidak menyenangkan
7
b. TAK stimulasi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan
sensori)
c. TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah dapat
mengontrol halusinasinya, klien paham yang telah dapat
berorientasi kepada realita dan sehat secara fisik).
d. TAK stimulasi persepsi: halusinasi (untuk klien dengan
halusinasi).
e. TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan harga diri
rendah).
f. TAK penyaluran energy (untuk klien perilaku kekerasan yang
telah dapat mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien
menarik diri yang telah dapat berhubungan dengan orang lain
secara bertahap dan sehat secara fisik)
2. Manfaat TAK
TAK mempunyai manfaat terapeutik, yaitu manfaat umum, khusus
dan rehabilitasi. Selengkapnya seperti pada uraian berikut:
a. Manfaat umum
Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
Melakukan sosialisasi.
Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan
afektif.
b. Manfaat khusus
Meningkatkan identitas diri.
Menyalurkan emosi secara konstruktif.
Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial.
c. Manfaat rehabilitasi
Meningkatkan keterampilan ekspresi diri.
Meningkatkan keterampilan sosial.
Meningkatkan kemampuan empati.
Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.
8
3. Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok.
Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
a. Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi
leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut
dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok,
menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok seperti
proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.
b. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu
orientasi, konflik atau kebersamaan.
Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing,
dan leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil
kontrak dengan anggota.
Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai
memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana
peran anggota, tugasnya dan saling ketergantungan yang akan
terjadi.
Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota
mulai menemukan siapa dirinya.
c. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan
engatif dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina,
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan
menurun, kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan
9
lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian
masalah yang kreatif.
d. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok
mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
2. Prosedur
Dalam pelaksanaan terapi bermain dengan menggunakan metode
kolase membutuhkan langkah yang terencana sehingga menghasilkan
suatu karya dan peningkatan dari latihan tersebut.
Langkah-langkah latihan keterampilan kolase menurut Priyanto (2010)
yaitu:
10
a. Merencanakan gambar / membuat pola
b. Menyediakan alat-alat dan bahan
c. Menjelaskan dan memperkenalkan alat-alat yang digunakan untuk
keterampilan kolase dan bagaimana cara penggunaannya.
d. Membimbing anak untuk menempelkan biji-bijian pada gambar dengan
cara menjepit biji-bijian, memberikan perekat dengan lem lalu
menempelkannya dengan lem.
e. Menjelaskan posisi untuk nenempelkan biji-bijian yang benar sesuai
dengan bentuk gambar dan mendemonstrasikannya schingga hasil
tempelannya tidak keluar garis.
f. Melibatkan orangtua selama terapi kolase dan menganjurkan untuk
dijadikan rutinitas lansia di rumah untuk meningkatkan kemampuan
motorik halus lansia.
3. Hambatan yang mungkin muncul
a. Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan
b. Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang
bersamaan
4. Bahan yang digunakan
a. Kertas bergambar
b. Perekat (lem)
c. Biji-bijian
5. Prinsip terapi kolase
Keterampilan kolase harus mencakup 3 perlakuan yaitu menjepit,
mengelem dan menempel. Dalam tiga perlakuan ini akan melatih
koordinasi otot-otot jari tangan secara perlahan-lahan motorik halus lansia
akan terlatih dengan sendirinya. Dengan demikian lansia dapat belajar
untuk melemaskan jari-jari tangan karena proses menempel benda-benda
dalam ukuran kecil.
11
BAB IV
PENUTUP
12
DAFTAR PUSTAKA
http://wir-nursing.blogspot.com/2012/06/terapi-aktivitas-kelompok-stimulasi.html
13