Anda di halaman 1dari 107

ANALISIS PENGELOLAAN BUMDes MANDIRI SEJAHTERA

DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT

SERUNI MUMBUL

(Studi Kasus di BUMDes Mandiri Sejahtera Desa Seruni Mumbul, Kec.

Pringgabaya, Kab. Lombok Timur)

Oleh

M. ALDI WIRAYUDA
NIM. 170501238

JURUSAN EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM

2021

i
ANALISIS PENGELOLAAN BUMDes MANDIRI SEJAHTERA

DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT

SERUNI MUMBUL

(Studi Kasus di BUMDes Mandiri Sejahtera Desa Seruni Mumbul, Kec.

Pringgabaya, Kab. Lombok Timur)

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Isalm Negeri Mataram

Untuk melengkapai persyaratan mencapai

Gelar sarjana ekonomi

Oleh

M. ALDI WIRAYUDA
NIM. 170501238

JURUSAN EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM

2021

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................i

HALAMAN JUDUL.......................................................................ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................

NOTA DINAS PEMBIMBING.......................................................

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.........................................

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI.............................................

HALAMAN MOTO.........................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................

KATA PENGANTAR......................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................iii

DAFTAR TABEL...........................................................................vi

DAFTAR GAMBAR......................................................................vii

ABSTRAK......................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................6

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.......................................................7

BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................8

A. Kerangka Teori................................................................................8

a. Pola Pengelolaan (Manajemen).................................................8

b. Badan Usaha Milik Desa..........................................................14

iii
c. Pengelolaan Keuangan BUMDes.............................................21

d. Penguatan Ekonomi Masyarakat Melalui BUMDes................24

e. Pengelolaan BUMDes Dalam Meningkatkan Perekonomian

Masyarakat dan Pembangunan Desa........................................26

B. Penelitian Terdahulu......................................................................30

C. Kerangka Berpikir..........................................................................34

BAB III METODE PENELITIAN...............................................36

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian....................................................36

B. Waktu Dan Tempat Penelitian.......................................................38

C. Sumber Data...................................................................................38

D. Instrumen Penelitian.......................................................................39

E. Teknik Pengumpulan Data.............................................................40

F. Teknik Analisis Data......................................................................43

G. Validitas Data.................................................................................46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............48

A. Hasil Penelitian.................................................................................48

1. Sumber Daya Desa Seruni Mumbul............................................48

a. Kondisi Geografis...................................................................48

b. Sumber Daya Manusia Desa Seruni Mumbul.........................50

c. Potensi Ekonomi.....................................................................52

2. BUMDes Mandiri Sejahtera Desa Seruni Mumbul.....................56

a. Sumber Modal dan Alokasi.....................................................56

b. Aktivitas Bisnis BUMDes.......................................................57

iv
c. BUMDes dan Kesejahteraan Masyarakat...............................59

d. Unit Kegiatan BUMDes Mandiri Sejahtera............................59

3. Paparan Hasil Penelitian..............................................................61

1. Pengelolaan BUMDes Mandiri Sejahtera Dalam Meningkatkan

Perekonomian Masyarakat di Desa Seruni Mumbul, Kecamatan

Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur................................61

2. Kendala BUMDes Mandiri Sejahtera Dalam Meningkatkan

Perekonomian Masyarakat di Desa Seruni Mumbul, Kecamatan

Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur................................68

B. Pembahasan dan Analisis.................................................................75

1. Pengelolaan BUMDes Mandiri Sejahtera Dalam Meningkatkan

Perekonomian Masyarakat.........................................................75

2. Kendala BUMDes Mandiri Sejahtera Dalam Meningkatkan

Perekonomian Masyarakat.........................................................85

BAB V PENUTUP..........................................................................89

A. Kesimpulan....................................................................................89

B. Saran...............................................................................................90

DAFTAR PUSTAKA....................................................................92

LAMPIRAN...................................................................................95

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kerangka Berfikir............................................................34

Tabel 1.1 Batas-Batas Wilayah Desa Seruni Mumbul.....................49

Tabel 1.2 Potensi Wisata Desa Seruni Mumbul...............................53

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Desa Seruni Mumbul............................................49

vii
ANALISIS PENGELOLAAN BUMDes MANDIRI SEJAHTERA
DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT
SERUNI MUMBUL
(Studi Kasus di BUMDes Mandiri Sejahtera Desa Seruni Mumbul,
Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur)
Oleh
M. ALDI WIRAYUDA
NIM: 170501238
ABSTRAK

Salah satu lembaga atau badan usaha yang akan membangun dan
menopang perekonomian masyarakat desa adalah Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes). BUMDes merupakan pilar ekonomi desa yang berfungsi sebagai
lembaga sosial (social institution). Ini berarti bahwa BUMDes merupaka lembaga
yang memperioritaskan kepentingan masyarakat melalui partisifasi masyarakat
dalam bentuk menyediakan layanan sosial kepada masyarakat. Tujuan utama
didirikannya BUMDes adalah untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat
desa.
Adapun penelitian ini dilakukan pada BUMDes Mandiri Sejahtera di Desa
Seruni Mumbul Kecamatan Pringgabaya dengan pendekatan yang digunkan
adalah pendekatan kualitatif dengan jenis pendekatan studi kasus. Peneliti sebagai
instrumen utama dalam penelitian ini, sedangkan tehnik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara maupun dokumentasi.
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa BUMDes Mandiri
Sejahtera di Desa Seruni Mumbul Kecamatan Pringgabaya, pengelolaan BUMDes
Mandiri Sejahtera dalam meningkatkan perekonomian masyarakat sudah cukup
baik. Hal ini dikarenakan karena kurangnya kualitas sumber daya manusia dalam
pengelolaan BUMDes, begitupun dengan masih banyaknya data masyarakat
miskin yang belum tersentuh. Ini menandakan bahwa kurang maksimalnya kinerja
dan manajemen dari BUMDes Mandiri Sejahtera.

Kata Kunci: Pengelolaan, BUMDes, Perekonomian masyarakat desa

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa memiliki peran yang sangat strategis dalam sistem pemerintahan

Indonesia mengingat bahwa desa merupakan satuan pemerintahan terkecil

yang memiliki fungsi penting bagi negara. Definisi desa sangat bermacam-

macam, artinya sangat tergantung dari sudut mana melihat desa. Perspektif

geografi misalnya, desa diartikan sebagai tempat atau wilayah, dimana

penduduk berkumpul serta hidup bersama dan mereka dapat memakai area

setempat untuk mempertahankan, melangsungkan serta mengembangkan

kehidupannya.1

Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, desa ialah agen

pemerintah terdepan yang dapat menjangkau kelompok sasaran nyata yang

hendak disejahterakan, yaitu dengan membentuk suatu badan usaha yaitu

BUMDes yang sesuai dengan peraturan pemerintah dalam negeri nomor 39

tahun 2010, mengenai badan usaha milik desa, yang menyatakan bahwa:

“untuk meninggkatkan keuangan pemerintah desa dalam


penyelenggaraan pemerintahan serta menaikkan pendapatan masyarakat
melalui berbagai kegiatan usaha ekonomi masyarakat pedesaan, dibangun
BUMDes yang sesuai dengan keperluan serta kemampuan desa.2

Berdirinya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dilandasi oleh UU No.

32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Pasal 213 ayat (1) disebutkan

1
M Siti, K, & Utia, "Analisis Sitem Pengelolaan Dana Desa Berdasarkan Regulasi
Keuangan Desa", Jurnal Masalah-Masalah Hukum, Vol 46 (6), 2017, hlm 21.
2
Ramadana, C. B. "Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sebagai Penguatan
Ekonomi Desa", Jurnal Administrasi Publik, Vol 1 (6), 2013, hlm 1069.

1
bahwa "Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan

kebutuhan dan potensi desa” (PP) No. 71 Tahun 2005 Tentang Desa.

Pendirian badan usaha milik desa ini tentu disertai dengan upaya penguatan

kapasitas dan didukung oleh kebijakan daerah (kabupaten/desa) yang ikut

memfasilitasi dan melindungi usaha masyarakat desa dari ancaman

persaingan para pemodal besar. Mengingat badan usaha milik desa

merupakan lembaga ekonomi baru yang beroperasi di pedesaan, maka mereka

masih membutuhkan landasan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang.

Pembangun landasan bagi pendirian BUMDes adalah pemerintah, baik pusat

maupun daerah.3

BUMDes dibangun serta dibentuk oleh pemerintah desa dengan

kepemilikan modal serta pengelolaannya dilaksanakan oleh pemerintah desa

bersama masyarakat. Pendirian serta pembentukan BUMDes dilaksanakan

lewat musyawarah desa ialah dengan memandang keadaan ekonomi serta

sosial budaya masyarakat. Melalui musyawarah desa, BUMDes dibentuk atas

prakarsa masyarakat serta bisa menampung ide masyarakat.Tujuan akhirnya,

BUMDes sebagai instrumen merupakan modal sosial yang diharapkan

mampu menjembatani upaya penguatan ekonomi dipedesaan.4

Pengelolaan BUMDES seluruhnya dilaksanakan oleh masyarakat desa

ialah dari desa, oleh desa, serta untuk desa. Metode kerja BUMDES ialah

dengan jalan menampung kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat dalam

3
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, Pasal 213 ayat (1)
4
Jepri, A. "Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Dalam Upaya Mewujudkan
Kemandirian Ekonomi Melalui BUMDes Program Pasar Desa", Jisip: Jurnal Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik, Vol 8 (4), 2019, hlm 303.

2
sebuah bentuk kelembagaan atau badan usaha yang dikelola secara

profesional, namun tetap bersandar pada kemampuan asli desa. Hal ini dapat

menjadikan usaha masyarakat lebih produktif dan efektif sehingga

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

BUMDes diharapkan mampu menjadi motor penggerak kegiatan

ekonomi di desa yang juga berfungsi sebagai lembaga sosial dan komersial.

BUMDes sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat

melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial, sedangkan sebagai

lembaga komersial BUMDes bertujuan mencari keuntungan untuk

meningkatkan pendapatan desa.5

Salah satu desa yang memiliki potensi yang dikelola dan dibina

langsung oleh BUMDes yang dianggap mampu meningkatkan perekonomian

desa dan masyarakat adalah Desa Seruni Mumbul.

Desa Seruni Mumbul merupakan mayoritas (80%) masyarakat bermata

pencaharian sebagai nelayan. Sedangkan sisanya adalah sebagai pedagang,

petani, pegawai dan ada sebagaian masyarakat bermata pencarian sebagai

TKW/TKI.

Sebelum dibentuknya BUMDes Mandiri Sejahtera, banyak dari

masyarakat Seruni Mumbul lebih tertarik untuk bekerja diluar dan bahkan

diluar negeri, hal tersebut dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan, dan

kurangnya kreatifitas masyarakat dalam mengelola potensi-potensi yang ada

diwilyahnya. Begitu juga dengan para nelayan yang hanya mengandalkan


5
B. Ihsan, A, N, & Setiyono, "Analisis Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Gerbang Lentera Sebagai Penggerak Desa Wisata Lerep", Journal Of Politic and Govermment
Studies, Vol 7 (4), 2018, hlm 322.

3
hasil nelayannya saja. Dan untuk pedagang dalam mengembangkan usahanya

para pedagang meminjem modal di koperasi, rentenir, atau bank yang

bunganya cukup tinggi. Untuk memecahkan masalah yang terjadi dikalangan

masyarakat yang ada di Desa Seruni Mumbul, pemerintah desa tepatnya di

Desa Seruni Mumbul berinisiatif untuk mendirikan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) pada tahun 2016 yang merupakan salah satu program andalan

yang dapat meningkatkan kemandirian perekonomian masyarakat. Badan

Usaha Milik Desa hadir sebagai pendekatan baru dalam rangka meningkatkan

pendapatan masyarakat desa berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.6

Berbagai macam pendakatan yang dilakukan oleh pengelola BUMDes

untuk memperkenalkan BUMDes kepada masyarakat, dan pada akhirnya

banyak dari masyarakat Seruni Mumbul tertarik dengan BUMDes. Dengan

berbagai macam kegiatan yang ditawarkan oleh BUMDes untuk dikelola

diantaranya yaitu: pengelolaan wisata, simpan pinjam dan masih banyak unit

usaha kegiatan BUMDes yang belum berjalan dengan efektif. Seiring dengan

berjalannya waktu, kini masyarakat tertarik untuk meminjam modal di

BUMDes Mandiri Sejahtera. Masyarakat Seruni Mumbul sudah mulai

memanfaatkan potensi-potensi yang ada di desanya. Seperti memanfaatkan

danau yang dulunya dijadikan tempat pembuangan sampah masyarakat kini

disulap menjadi tempat wisata yang dinamai dengan Wisata Denda Seruni.

Keberadaan wisata Denda Seruni ini diharapkan berdampak positif bagi

masyarakat sekitar.Dari sudut pandang ekonomi kegiatan pariwisata bisa

memberikan sumbangan terhadap penerimaan daerah bersumber dari pajak,


6
Hasil Observasi, Tanggal 16 Juni 2021.

4
retribusi parkir serta karcis. Dengan adanya pariwisata dapat menumbuhkan

usaha-usaha ekonomi yang saling merangkai serta menunjang kegiatannya

sehingga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat.7 Karena kawasan wisata

diyakini mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.8

Berdasarkan usaha yang dimiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Mandiri Sejahtera tersebut, maka harapannya dalam pengelolaan BUMDes

dapat dilakukan dengan baik demi upaya peningkatan kesejahteraan

kelompok dan bahkan masyarakat desa itu sendiri. Hal ini dikarenakan,

selama berdirinya BUMDes Seruni Mumbul dalam pengelolaannya masih

terjadi berbagai masalah yang dihadapi seperti minimnya dana BUMDes,

kurangnya pemahaman anggota BUMDes tentang tugas pokok, pemerintah

Desa selaku pengelola masih kurang melibatkan warga dari setiap dusun

dalam mengelola wisata, serta kurangnya pemahaman masyarakat arti

penting kehadiran BUMDes.

Oleh kerana itu, berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik

mengkaji“Analisis Pengelolaan Bumdes Mandiri Sejahtera Dalam

Meningkatkan Perekonomian Masyarakat (Studi di BUMDes Mandiri

Sejahtera Desa Seruni Mumbul Kecamatan Pringgabaya Kabupaten

Lombok Timur)”.

B. Rumusan Masalah

7
Muh. Baihaqi, "Peran Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Dalam Membangun
Brand Wisata Syari’ah Di Nusa Tenggara Barat", Jurnal Ekonomi Syariah, Vol 8 (2), 2017.
8
Dewi Sartika Nasution, "Pengembangan Wisata Halal Untuk Kesejahteraan Masyarakat
Di Kota Mataram", Jurnal Hukum Dan Ekonomi Islam UIN MATARAM, Vol 19 (2), 2020.

5
Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang ingin didapat ialah sebagai

berikut:

1. Bagaimana Pengelolaan BUMDes Mandiri Sejahtera Dalam Meningkatan

Perekonomian Masyarakat di Desa Seruni Mumbul, Kecamatan

Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur?

2. Apa Kendala Pengelolaan BUMDes Mandiri Sejahtera Dalam

Meningkatkan Perekonomian Masyarakat di Desa Seruni Mumbul,

Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin diperoleh ialah sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui serta menganalisis bagaimana pengelolaan

BUMDes Mandiri Sejahtera Dalam Meningkatan Perekonomian

Masyarakat di Desa Seruni Mumbul, Kecamatan Pringgabaya,

Kabupaten Lombok Timur.

b. Untuk mengetahui serta menganalisis Kendala Pengelolaan BUMDes

Mandiri Sejahtera di Desa Seruni Mumbul, Kecamatan Pringgabaya,

Kabupaten Lombok Timur.

2. Manfaat Penelitian

6
Manfaatdalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Manfaat teoritis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

referensi bagi penelitain-penelitian yang akan datang dalam konteks

permasalahan yang sesuai dengan konteks permasalahan yang sama.

b. Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagi pengelola, sebagai bahan masukan dalam mengembangkan

BUMDes tersebut.

2) Bagi pemerintah desa terkait, sebagai bahan informasi dalam

merumuskan kebijakan dalam mengelola BUMDes.

3) Bagi peneliti lainnya sebagai bahan pertimbangan dan informasi

pada obyek kajian yang sama.

BAB II

7
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pola Pengelolaan (Manajemen)

Setelah ditetapkannya strategi, dalam menjalankan sebuah organisasi

tentu harus ada manajemen yang baik agar strategi tersebut dapat

dijalankan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. “Istilah

manajemen berasal dari kata to manage yang artinya megatur, mengurus,

atau megelola.9 Dalam artian, manajemen memiliki unsur-unsur kegiatan

yang bersifat pengelolaan organisasi yang mengatur, yang mengurus

jalannya organisasi dengan kerjasama antara pemimpin dengan anggota.

G.R. Terry dalam Kadar Nurzaman mengatakan bahwa manajemen


merupakan suatu proeses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan
yang dilakukan untuk mencapai arah sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya.10

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa manajemen

merupakan fungsi dari setiap pemimpin untuk menggerakkan organisasi

yang bekerjasama dengan anggota pengurus organiasi, dan memanfaatkan

seumber daya manusia yaitu masyarakat, dan sumber daya alam yang

berupa potensi yang ada dilingkungan organisasi dalam rangka untuk

mecapai tujuan yang telah ditentukan bersama. Dalam aktivitas

manajemen menurut “ George R. Tery Theser four fundamental functions

9
Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja (Bandung: CV Mandar
Maju), 2017, hlm 1.
10
Kadar Nurzaman, dkk, Manajemen Perusahaan (Bandung: Pustaka Setia), 2014, hlm
16.

8
of management are (1) planing, (2) organizing, (3) actuating, (4)

controling.11

a. Perencanaan (planing)

Perencanaan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan usaha

untuk merumuskan program yang didalamnya memuat segala sesuatu

yang akan dilaksanakan, penentuan tujuan, kebijaksanaa, arah yang

ditempuh untuk mencapai tujuan oraganisasi.

George R. Teryy mengemukakan tentang perecanaan merupakan

pemilihan dan usaha untuk menghubungkan fakta yang satu dengan

yang lainnya, dan membuat perkiraan untuk dapat meramalkan masa

yang akan datang yang mungkin diperlukan untuk mencapai hasil yang

diinginkan. Disamping itu juga, “George R. Teryy” menjelaskan ada

tiga unsur pokok dalam perencanaan yaitu: pengumpulan data, analisis

fakta, dan penyusunan rencana yang konkrit.12

b. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian merupakan proses dalam menghubungkan

orang-orang yang terlibat dalam organisasi tertentu dan

menyatupadukan tugas dan fungsinya dalam organisasi. Dalam proses

pengorganisasian dilakukan pembagian tugas, wewenang, dan

tanggung jawab secara terperinci berdasarkan bagian dan bidangnya

masing-masing untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.13

11
Candra Wijaya, Dasar-Dasar Manajemen (Medan: Perdana Publishing, 2016), hlm 26.
12
Kadar Nurzaman, dkk, Manajemen....., hlm 121.
13
Kadar Nurzaman, dkk, Manajemen, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), hlm 132.

9
Menurut George T Teryy dalam Kadar Nuzaman, menyebutkan

kegiatan-kegiatan pengorganisasian yang meliputi:

1) Membagi pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsi dari masing-

masing anggota.

2) Memilih dan menempatkan anggotan dalam bidang yang sesuai.

3) Menyesuaikan wewenang dan tugas bagi setiap anggot.14

c. Penggerakan (actuating)

Actuating adalah kegiatan menggerakkan dan megusahakan

supaya semua anggota melakukan tugas dan kewajibannya sesuai

dengan keahlian dan proporsinya masing-masing dalam melaksanakan

rencana dan aktivitas konkrit yang diarahkan pada tujuan yang telah

ditetapkan, dengan selalu mengadakan komunikasi, saling memberi

motivasi, melaksanakan perintah dan instruksi serta mengadakan

supervise dengan meningkatkan sikap dan moral setiap karyawan.

Kegiatan dalam pengarahan seorang manajer kepada anggotanya

meliputi:

1) Melakukan partisipasi terhadap keputusan, tindakan dan perbuatan

2) Mengarahkan anggota untuk bekerja

3) Memotivasi anggota

4) Berkomunikasi secara efektif.15

d. Pengewasan (controling)

14
Awaluddin dan Hendra, "Fungsi Manajemen Dalam Pengadaan Infrastruktur Pertanian
Masyarakat Di Desa Waau Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Dongga", Jurnal Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik, Vol 2 (1), 2018, hlm 6.
15
Ibid, hlm 6.

10
Pengawasan merupakan proses pengamatan atau pemantauan

terhadap pelaksanaan kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua

pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan recana awal.

Dengan pengawasan diharapakan penyimpangan dalam berbagai hal

dapat dihindari supaya tujuan dapat dicapai.

Pengawasan terdiri dari, penelitian terhadap hasil kerja sesuai

dengan rencana/proram kerja, pelaporan serta evaluasi hasil kerja dan

pendataan berbagai masalah. Metode dalam Pengawasan dapat di bagi

menjadi tiga, yaitu:

1) Pengawasan yang bersifat top down, yaitu pengawasan yang

dilakukan dari atasan kepada bawahan

2) Bottom up, yaitu pengawasan yang dilakukan dari bawahan kepada

atasan

3) Pengawasan melekat, yaitu pengawasan yang termasuk self control,

yaitu atasan maupun bawahan senantiasa mengawasi dirinya

sendiri.16

2. Pemerintah Desa

a. Pengertian Desa

16
Kadar Nurzaman, dkk, Manajemen, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), hlm 135.

11
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa, Desa yaitu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan, kepentingna masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal usul dan, hak tradisional yang diakui oleh

masyarakat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang Dasar

Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945. Peraturan Republik

Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah untuk mengatur

dan mengurus urusan pemerintah, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan hal tradisional yang

diakui dan dihormati dalam sistem pemerintah Negara Kesatuan

Republik Indonesia.17

b. Pemerintah Desa

Pemerintah Desa menurut sumber Saparin menyatakan bahwa

pemerintah desa adalah simbol formal dalam kesatuan masyarakat desa.

Pemerintah desa diselenggarakan dibawah pimpinan kepala desa

beserta para jajarannya, mewakili masyarakat desa guna untuk

menghubungkan ke luar maupun kedalam masyarakat yang

bersangkutan.18

17
Emi Haryati, Peran Kepala Desa Dalam Penyelenggaraan Pemerintah Desa Batu Balai
Kecamatan Muara Bangkel Kabupaten Kutai Timur.Jurnal Ilmu Pemerintah, Vol 3 (4), 2015:
1914-1927, hlm 3-4.
18
Suhana, Pelaksanaan Kewenangan Pemerintah Desa Dalam Penyelenggaraan
Pemerintah. E-Journal, Tanjung Pinang, Vol 3 (7), 2104, hlm 7.

12
Pemerintah desa menurut Momon Soetusna Sendjaja dan

Sedjahrian Basan adalah kegiatan dalam menyelenggarakan

pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa. Dalam

peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

tentang desa disebutkan bahwa pemerintah desa merupakan

penyelanggaraan urusan pemerintah dalam urusan masyarakat dalam

sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.19

c. Keuangan Desa

Pengertian Keuangan Desa dalam UU Desa adalah semua hak

dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang atau segala sesuatu

yang berupa uang atau barang yang berhubungan dengan pelaksanaan

dan hak kewajiban desa. Hak dan keawajiban tersebut dapat

minimbulkan pendapatan, belanja dan, pengeluran yang perlu diatur

dalam pengelolaan keuangan desa. Dalam siklus pengelolaan keuangan

desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan, pertanggung

jawaban dalamm periodesasi satu tahun anggaran terhitung dari 1

Januari sampai 31 Desember.20

Alokasi dana desa (ADD) sebagai bantuan stimulan atau dana

perangsang untuk mendorong dalam membiyai program pemerintah

desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan masyarakat, dan

pemberdayaan masyarakat (Permendesa No. 5 Tahun 2015). Selain itu

19
Emi Haryati, Peran Kepala Desa Dalam Penyelenggaraan Pemerintah Desa Batu Balai
Kecamatan Muara Kabupaten Kutai Timur. E-Journal Ilmu Pemerintah, Fisip Unmul, Vol 3 (4) ,
2015, hlm 8.
20
Badan Pengawan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Petunjuk Bimbingan &
Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa. Jakarta: Rineka Cipta, 2015, hlm 33.

13
terdapat peraturan dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 133 Tahun

2014 tentang pengelolaan keuangan desa.21

Pengelolaan keuangan alokasi dana desa mempunyai bagian

penting yang tidak dipisahkan dari pengelolaan keuangan desa dalam

APBDes.22 Yang dimana dalam kegiatan yang didanai oleh alokasi dana

desa yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara terbuka

dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat desa. Semua kegiatan

harus bisa dipertanggungjawabkan secara administratif, teknis, serta

hukum.23

3. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Badan Usaha Milik Desa didefinisikan dalam Pasal 1 angka 6 UU No. 6

tahun 2014 mengenai Desa, :“Badan usaha milik desa selanjutnya disebut

BUMDes, merupakan badan usaha yang modalnya sebagian besar dimiliki oleh

Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari aset Desa yang

dipisahkan untuk mengelola kekayaan, jasa pelayanan serta usaha lainnya untuk

memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Desa.24

a. Pengertian BUMDes

21
Maisyah Kholmi, Akuntabilitas Pengelolaan Dana Alokasi Desa (Studi Kasus Di Desa
Kedungbetik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang). E-Journal Ekonomi Bisnis, Universitas
Muhammadiyah Malang, Vol 7 (2), 2016, hlm 143–152.
22
Dahlia Bonang, Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Perencanaan Keuangan Di Kota
Mataram, Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam, Vol 4 (2), 2019.
23
Umu Rosyidah, Upgerding Sistem Pengelolaan Keuangan Desa Berbasis Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) Di Desa Nyurlembang Narmada Lombok Timur, Jurnal Tranformasi,
Universitas Islam Negeri Mataram, Vol 14 (1). 2018.
24
Anom Surya Putra, Badan Usaha Milik Desa, Spirit Usaha Kolektif Desa (JAKARTA:
Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Publik Republik Indonesia,
2015), hlm 11.

14
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan suatu lembaga

yang didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan

pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat. Badan

usaha milik desa adalah pilar perekonomian desa yang berguna sebagai

lembaga sosial serta komersial yang berpihak pada kepentingan

masyarakat guna mendapatkan keuntungan. Selain itu Ibrahim

menyatakan bahwa Badan Usaha Milik Desa adalah suatu bentuk usaha

yang dijalankan oleh pemerintah desa serta masyarakat untuk

menghasilkan suatu produksi yang bisa meningkatkan keuangan desa.25

1) BUMDes adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat

dan pemerintahan desa untuk dapat memperkokoh perekonomian

desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.

2) BUMDes merupakan badan usaha yang dimandatkan oleh UU Desa

sebagai upaya untuk menampung semua kegiatan di bidang ekonomi

atau pelayanan umum yang dikelola oleh Desa dan Kerja sama antar-

Desa.

b. Dasar Hukum BUMDes

Dasar pembentukan BUMDes dilandasi oleh UU No. 32 tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP No. 72 Tahun 2005 tentang

25
Sutoro Eko, dkk, Modul Pelatihan Pratugas Pendampingan Desa: Implementasi Undang-
Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Kementerian Desa, Pembangunan Daera
Tertinggal dan Transmigrasi 2015.

15
Desa. Secara rinci tentang kedua landasan hukum BUMDes adalah

sebagai berikut.26

1) UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; Pasal 213 ayat

(1) “Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa yang sesuai

dengan kebutuhan dan potensi desa”

2) PP No. 72 tahun 200 tentang Desa: Pasal 78

a) Dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa,

Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang

sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat desa

b) Pembentukan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan yang

dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan pada Peraturan Desa yang

berpedoman pada peraturan perundang-undangan

c) Bentuk Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) harus berbadan hukum pada pasal 79 yang berbunyi:

a. Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal

79 ayat (1) usaha desa yang dikelola oleh pemerintah desa dan

masyarakat

b. Permodalan Badan Usaha Milik Desa dapat berasal dari:

1) Pemerintah Desa

2) Tabungan Masyarakat

3) Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota
26
Dapartemen Pendidikan Nasional Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan
(PKDSP), Buku Panduan Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), (Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, 2007 ), hlm 4.

16
4) Pinjaman atau penyertaan modal pihak lain dalam

bekerjasama atas dasar saling menguntungkan

5) Kepengurusan Badan Usaha Milik Desa terdiri dari

Pemerintah Desa dan Masyarakat.

Pasal 80

a. Badan Usaha Milik Desa dapat melakukan pinjaman sesuai

dengan peraturan perundang-undangan

b. Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setalah

mendapat persetujuan dari BPD

Pasal 81

a. Katentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara Pembentukan

proposal Badan Usaha Milik Desa diatur dalam perundang-

undangan Daerah Kabupaten/Kota

b. Peraturan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) yang meliputi:

1) Bentuk Badan Hukum

2) Kepengurusan

3) Hak dan Kewajiban

4) Permodalan

5) Bagi Hasil Usaha atas Keuntungan

6) Kerjasama dengan Pihak Ketiga

7) Mekanisma Pengelolaan dan Pertanggung jawaban

17
Peranan hukum dalam pengelolaan sumber daya alam skala desa

oleh BUMDes dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di

desa, diwujudkan dengan adanya pengaturan dalam berbagai peraturan

perundang–undangan sebagai berikut: UU Nomor 6 tahun 2014 tentang

desa, UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, UU

Nomor 41 Tahun 1999 tentang kehutanan, UU Nomor 39 tahun 2014

tentang perkebunan. Konsep pengelolaan BUMDes sesuai dengan

tujuan nasional prinsip keadilan sosial dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat desa sesuai dengan konsep sebagaimana

diatur dalam ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945.

c. Pengelolaan BUMDes

BUMDes adalah suatu bentuk partisipasi masyarakat yang

secara keseluruhan didirikan berdasarkan Peraturan Desa tentang

Pendirian BUMDes. BUMDes didirikan atas dasar pertimbangan

potensi desa, pengelolaan dan pemanfaatan potensi desa, pembiayaan

dan kekayaan pemerintah Desa yang diserahkan untuk dikelola oleh

BUMDes.

Prinsip-prinsip dalam mengelola BUMDes Mandiri Sejahtera

adalah;

1) Kooperatif

18
Seluruh komponen yang terlibat didalamnya harus mampu

bekerjasama dengan baik demi pengembangan dan kelangsungan

BUMDes Mandiri Sejahtera. Bentuk keoperatifan BUMDes Mandiri

Sejahtera adalah saling membantu untuk mendirikan,

mengembangkan, dan menjalankan unit usaha BUMDes yang

dilakukan secara profesional.

2) Partisipatif

Keseluruhan komponen yang ikut terlibat dalam pengelolaan

BUMDes diminta untuk memberikan kontribusi yang dapat

mendorong kemajuan usaha BUMDes. Dalam prinsip partisipatif ini,

pengurus BUMDes dan masyarakat yang terlibat aktif didalam

menjalankan dan mengembangkan BUMDes. Dalam hal ini,

diikutsertakan masyarakat untuk mengelola wisata Denda Seruni

salah satu dari kegiatan BUMDes Mandiri Sejahtera

3) Emansipatif

Dalam pengelolaan BUMDes diperlakukan adanya

keseimbangan antar penguruh tanpa harus membedakan golongan,

suku, dan agama. Ada terdapat 8 etnis masyarakat seruni mumbul,

yaitu: Jawa, Bali, Bugis, Makasar, Mandar, Sasak, Mbojo, dan

Samawa. Akan tetapi mayoritas etnis masyarakat seruni mumbul

adalah etnis sasak yang terdiri dari 2.746 laki-laki dan 2.677

perempuan. Keragaman seperti ini memiliki kesetaraan yang sama

19
dalam mengelola BUMDes karena ini menjadi nilai ciri desa sebagai

wadah sosial.

4) Transparan

Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat

umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan masyarakat

dengan mudah dan terbuka.

Pengurus BUMDes melaporkan arus kas kepada komisaris

secara berkala tiap akhir bulan dan kepada pihak-pihak yang terkait

untuk mengetahui perkembangan aset BUMDes Mandiri Sejahtera

supaya masyarakat mengetahui kegiatan yang telah dijalankan oleh

BUMDes Mandiri Sejahtera.

5) Akuntabel

Seluruh kegiatan BUMDes harus dapat

dipertanggungjawabkan secara teknis maupun dengan cara

administratif.

Dalam pelaksanaan kegiatan BUMDes tentunya bisa

dipertanggung jawabkan secara administrasi dan teknis selalu

berkoordinasi dengan kepala desa selaku komisaris.

6) Berkelanjutan

Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan

oleh masyarakat dalam wadah BUMDes

7) Profesional

kegiatan usaha BUMDes harus dikelola secara profesional.

20
Terkait dengan implementasi Alokasi Dana Desa (ADD), maka

proses penguatan ekonomi desa melalui BUMDes diharpak akan lebih

berdaya. Hal ini tentu disebabkan oleh adanya penopang dengan dana

anggaran desa yang semakin besar. Sehingga memungkinkan

ketersediaan modal yang cukup untuk mendirikan BUMDes. Jika dapat

berjalan sesuai dengan rencana maka ini akan mampu untuk

meningkatkan PADes yang selanjutnya dapat digunakan untuk kegiatan

pembangunan desa.27

Hal yang utama dalam upaya penguatan ekonomi desa adalah

memperkuat kerjasama (cooperatif), membengun kerjasama/menjalin

hubungan pada semua lapisan masyarakat desa. Sehingga itu menjadi

gaya gotong royong dalam upaya mengurangi kemiskinan,

pengangguran, dan membuka lapangan pekerjaan.28

4. Pengelolaan Keuangan BUMDes

Memahami pengelolaan dana pedesaan merupakan aspek penting

dan mendasar bagi pemangku kepentingan tingkat desa, khususnya pejabat

desa dalam mengembangkan transparansi dan akuntabilitas dalam

keuangan pedesaan. Penggunaan dana desa harus ditujukan untuk

mendukung pengurangan desa yang kurang mampu mencapai kemandirian

desa. Pemakaian dana desa sebenarnya merupakan hukum pemerintahan

27
Dapartemen Pendidikan Nasional Pusat Kajian Dinamika Sitem Pembangunan
(PKDSP), Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Buku Panduan dan Pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa. (Jakarta: Pimpinan Pusat Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara (PP-RPDN),
2007), hlm 13.
28
Ibid

21
desa sesuai dengan integritas serta prioritas masyarakat, sambil tetap

mempertahankan prinsip keadilan.29

a. Badan Hukum BUMDes

Secara umum badan usaha milik pemerintah entah itu BUMN

maupun BUMD adalah badan usaha yang seluruh atau sebagaian modal

dimiliki oleh negara atau pemerintah daerah melalui penyertaan secara

langsung yang berasal dari kekayaan negara atau kekayaan pemerintah

daerah yang dipisahkan oleh. Badan usaha pemerintah bisa berbentuk

Perusahaan Perseroan maupun Perusahaan Umun. Persero bisa

berbentuk perseroan terbatas dimana modalnya terbagi atas saham-

saham yang dimiliki paling sedikit 50% oleh negara atau pemerintah

daerah yang bertujuan untuk menmperoleh keuntungan. Sedangkan

Perusahaan Umum merupakan BUMN dan BUMD yang seluruh

modalnya dimiliki oleh pemerintah tanpa terbagi atas saham-saham

yang bertujuan.

b. Sumber Modal BUMDes Mandiri Sejahtera

Pada tahun 2018 Desa Seruni Mumbul memperoleh dana dari

Kemendes sebesar Rp. 150.000.000.00 sebagaian dialokasikan ke

BUMDes Mandiri Sejahtera sebagai penambah modal usaha.

Pada tahun 2019 Desa Seruni Mumbul mendapat anggaran

sebesar Rp. 1.543.182.000.00 yang diterima oleh Desa Seruni Mumbul,

sebagaian anggaran desa dialokasikan ke BUMDes Mandiri Sejahtera

29
Suharyono, S. Evaluasi Penggunaan Dana Desa Dan Alokasi Dana Desa, Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, Vol 20 (2), 2020, hlm 648.

22
untuk membuat objek wisata buatan yang dinamai dengan Wisata

Denda Seruni. Wisata Denda Seruni ini menjadi salah satu program dari

BUMDes Mandiri Sejahtera. Wisata Denda Seruni ini dibanguan

dengan menggunakan dana desa anggaran 2019 kurang lebih Rp. 649

juta

Selain itu juga pada tahun 2021 Pemerintah Desa memberikan

dana tambahan sebesar Rp. 185.000.000.00 sebagai tambahan modal

untuk menjalankan usaha BUMDes. Yang dialokasikan untuk membuat

satu unit usaha baru yang akan dikelola oleh BUMDes Mandiri

Sejahtera yaitu pengelolaan 1000 tong gas.

c. BUMDes dan Kesejahteraan Masyarakat

BUMDes didirikan untuk meningkatkan pendapatan Pendapatan

Asli Desa (PADes). Jika pendapatan asli desa dapat diperoleh dari

BUMDes yang dikelola, maka kondisi akan mendorong setiap setiap

Pemerintah Desa untuk memberikan respon yang baik dalam

mendirikan BUMDes. Sebagai salah satu bentuk lembaga ekonomi

yang beroperasi di pedesaan, dengan tujuan supaya BUMDes mampu

memberikan kontribusi yang baik dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat

Suatu program pemerintah yang sangat diharapkan mampu

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan lembaga ekonomi

yang didirikan di desa mampu melibatkan masyarakat sebagai

pengelolanya, sehingga angka dari pengangguran di desa dapat

23
berkurang, banyak sekali pelaku-pelaku ekonomi yang berperan dalam

proses pertumbuhan dan perkembangan Desa. Satu program desa yang

dipromosikan oleh Depertemen Dalam Negeri adalah Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) sebagi penggerak perekonomian desa. BUMDes

ini merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya

berasal dari desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari

kekayaan desa yang dipisahkan dalam mengelola aset, jasa pelayanan,

dan usaha lainnya sebesar-besarnya dalam meningkatkan taraf

kesejahteraan masyarakat desa.

5. Penguatan Ekonomi Masyarakat Melalui BUMDes

Badan usaha milik desa mempunyai tugas untuk menaikkan

pendapatan Desa serta memobilisasi potensi Desa melalui pembentukan

Desa sebagai objek wisata. Dimana akan menjadi strategi dalam

meningkatkan pendapatan serta juga menaikkan dana masyarakat.

Berkaitan dengan persoalan ekonomi pedesaan melibatkan semua lapisan

masyarakat serta pemerintahan pedesaan. Dengan demikian, strategi

penyelesaian persoalan ekonomi perdesaan tidak cukup, masih dibutuhkan

sebuah konsep pembangunan ekonomi pedesaan menjadi lebih baik, antara

lain sumber daya manusia, pemberdayaan masyarakat, pengelolaan potensi

Desa, pertanian berkelanjutan, Peternakan berbasis diversifikasi produk

dan lain sebagainya.30


30
Ramanda, D. R. Analisis Pengembangan Ekonomi Masyarakat Melalui Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) (Studi Pada Warung BUMDes Sehati Desa Margorejo, Kecamatan Jati
Agung, Kabupaten Lampung Selatan) (Doctoral dissertation UIN Raden Intan Lampung, 2019),

24
Ada beberapa kontribusi keberadaan BUMDes sebagai penguatan

ekonomi desa diantaranya adalah:

a. Sumber-sumber dana untuk peningkatan pendapatan desa kontribusi ini

akan berkaitan dengan apa yang akan diberikan oleh bumdes untuk

masyarakat desa. Hal ini dapat berupa pelayanan. Minimnya

produktivitas pelayanan desa terutama di bumdes selama ini

diakibatkan oleh sumberdaya manusia yang lemah pada bidang

manajemen. Dalam hal ini desa juga perlu harus melihat dari segi

kerjasama dalam mengembangkannya. Dengan demikian sumber dana

untuk menaikkan pendapatan desa bisa diwujudkan.

b. Pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam rangka meningkatkan

pendapatan masyarakat dan pendapatan asli desa maka bumdes

mempunyai beberapa kontribusi untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat, salah satunya dalam kebutuhan pokok di desa. Mengingat

bumdes adalah suatu lembaga ekonomi modal usaha.

c. Pembangunan desa secara mandiri kontribusi bumdes ialah sebagai

salah satu pembangunan desa mandiri yang dapat berjalan dengan

percaya diri bahwa desa memang sudah berhasil mengatur rumah

tangganya sendiri dan menciptakan desa yang mandiri yang tidak hanya

bergantung kepada anggaran dana desa yang telah diberikan oleh

pemerintah kabupaten Lombok Timur.31

hlm 48.
31
Ramadana, C. B., Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sebagai Penguatan
Ekonomi Desa, Jurnal Administrasi Publik, Vol 1 (6), 2013, hlm 1076.

25
6. Pengeloaan BUMDes Dalam Meningkatkan Perkonomian

Masyarakat dan Pembangunan Desa.

Tindakan ekonomi dalam masyarakat yang berhubungan dengan

ekonomi moral, tentu tidak dihadapi olek komoditas petani tetapi juga

komoditas pedagang.32

Menurut Kartasasmita mengatakan bahwa hakekat pembangunan

nasional adalah manusia itu sendiri yang merupakan titik pusat dari segala

pembangunan dan yang akan dibangun adalah kemampuan dan kekuatan

sebagai pelaksana dalam menggerakkan pembangunan.33

Pada hakekatnya pembangunan desa dilakukan oleh masyarakat

bersama pemerintah terutama dalam memberikan bimbingan, arahan,

bantuan, pembinaan, dan pengawasan supaya dapat meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam usaha untuk membantu menaikan taraf

hidup dan kesejahteraan.

Menurut Suparno menegaskan bahwa pembangunan desa dilakukan

dalam rangka untuk memberikan keseimbangan yang sewajarnya antara

pemerintah dengan masyarakat. Kewajiban pemerintah adalah

menyediakan prasarana-prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat, dan

selebihnya disandarkan kepada kemampuan masyarakat itu sendiri.34

Ekonomi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang berkepantingan

dengan manusia dan bagaimana cara yang paling tepat untuk membantu
32
Ni Kadek Ayu dan I Wayan Indrayani, Pengaruh Konsumsi, Produksi, Kurs Dollar AS,
Dan PDB Pertanian Terhadap Impor Bawang Putih Indonesia, E-Jurnal Ekonomi Pembangunan,
Vol 3 (5), 2014.
33
Ginandjar, Kartasasmita, Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan Dan
Pemerataan (JAKARTA: Pustaka CIDESINDO, 2001), hlm 7.
34
A. Suhaenah Suparno, Pembangunan Desa (JAKARTA: Erlangga, 2001), hlm 10.

26
menyediakan sarana material bagi mereka untuk membantu mewujudkan

potensi manusiawinya secara penuh. Sejalan dengan tujuan tersebut

ditengah persaingan kompetitif, banyak sekali pelaku ekonomi yang ikut

berperan dalam proses untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

ekonomi desa. Salah satu program Dapartemen Dalam Negeri adalah

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai motor penggerak

perekonomian masyarakat desa.

Pengembangan ekonomi menurut Mubyarto, rakyat bisa dilihat

dari tiga segi yaitusebagai berikut:35

1) Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi

masyarakat. Titik tolak pemikirannya adalah pengenalan bahwa

manusia memiliki potensi yang dapat mereka dikembangkan.

2) Memperkuat potensi ekonomi yang dimiliki oleh masyarakat. Dalam

rangka untuk memperkuat potensi ekonomi rakyat, upaya-upaya

pokok yang dilakukan adalah peningkatan taraf pendidikan dan taraf

kesehatan serta terbukannya kesempatan untuk memanfaatkan

peluang-peluang ekonomi.

3) Mengembangkan ekonomi rakyat yang mengandung arti melindungi

masyarakat dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak

seimbang, serta mencegah ekploitasi golongan ekonomi yang kuat

atas yang lemah.

35
Mubyarto, Ekonomi Rakyat, Program IDT Dan Demokrasi Ekonomi Indonesia
(Yogyakarta: Aditya Media, 2017), hlm 37.

27
Upaya untuk meningkatkan prekonomian masyarakat dapat

diwujudkan dengan dua tahap: (1) tingkat pemerataan sumber daya

ataupun kekayaan Negara. (2) penguasaan alat-alat produksi, apakah

penguasaan itu lebih tersebar atau terkumpul pada kelompok

masyarakat kecil.36

Masalah penguasaan alat produksi dalam hubungannya dengan

pertumbuhn dan pembangunan ekonomi, mengakibatkan masalah

investasi, yang berarti perluasan dan penambahan alat produksi

memegang peranan yang sangat penting.Terdapat hubungan yang

sangat erat antara pemerataan kemakmuran dengan pemusatan

penguasaan alat-alat produksi pada sejumlah kelompok. Semakin kecil

jumlah kelompok yang menguasi alat produksi semakin sulit

mengadaan pemerataan kemakmuran.

a. Masalah Dalam Meningkatkan Ekonomi Rakyat

Adapun permasalahan dalam meningkatkan ekonomi rakyat

adalah sebagai berikut:37

36
Sarbini Surnawinata, Politik Ekonomi Kerakyatan (JAKARTA: Gramedia
Pustaka Utama, 2004), hlm 181.
37
Anak Agung Gede Agung, Pembangunan Model Wisata Edukasi Ekonomi Berbasis
Industri Kreatif Berwawasan Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat, JOISH,
Vol 4 (2) 2015, hlm 587–88.

28
1) Lemahnya koordinasi, untuk meningkatkan komitmen, sinergi, dan

keterpaduan langkah para pemangku kepentingan dalam

mengembangkan produk budaya Indonesia sebagai kekuatan

ekonomi nasional yang handal

2) Lemahnya pemahaman masyarakat dan pemangku kepentingan

terhadap industry kreatif, apreasiasi, koordinasi pengembangan,

lemahnya jejaring kreatif serta entrepreneurship kreatif

3) Kurangnya media informasi dan sosialisasi, yang menginformasikan

perkembangan dunia kreatif Indonesia, serta mensosialisasikan

pentingnya jiwa enterprenuership dalam setiap insane kreatif untuk

dapat menciptkan lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja

demi kesejahteraan bangsa

4) Kurangnya media apresiasi dan promosi, yang memberikan apresiasi

terhadap insane kreatif berprestasi dengan memanfaatkan kearifan

lokal, baik budaya lokal maupun bahan baku, serta memperomosikan

kandungan nilai kreativitas yang tinggi dihasilkan para insane

kreatif Indonesia

5) Kurangnya media jejaring dan kolaborasi, yang membuka peluang

jejaring dan kolaborasi antar sesama pelaku kreatif, serta dengan

elemen lainnya, termasukan komunitas

6) Kurangnya media dan advokasi yang memberikan pelatihan untuk

memulai usaha di bidang kreatif, serta memberikan advokasi untuk

memajukan usaha dibidang kreatif.

29
B. Penelitian Terdahulu

Beberapa judul yang pernah mengangkat tentang pengelolaan dana

BUMDes cukup banyak sekali penulis temukan. Namun pengamat peneliti

dari hasil pembahasan judul-judul tersebut ada persamaan dan ada juga

perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan saat ini. Judul-judul

peneliti sebelumnya.

1. Sopiyatul Hikmah 2020, melakukan penelitian dengan judul “Paran Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam Meningkatkan Pendapatan

Masyarakat (Studi Kasus di Desa Sabedo Kecamatan Utan Kabupaten

Sumbawa)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa BUMDes Sabedo

merupaka sarana atau unit usaha yang dapat membantu masyarakat dalam

meningkatkan pendapatannya. Peran BUMDes Sabedo dalam membantu

mengatasi permasalahan ekonomi masyarakat sudah cukup berperan

walaupun belum maksimal.38

Adapun persamannya dengan penelitian ini adalah sama-sama

menliti tentang BUMDes. Sedangkan perbedannya skripsi diatas meneliti

tentang peran dan pengelolaan BUMDes dalam meningkatkan pendapatan

masyarakat. Sedangkan penelitian ini fokus pada pengelolaan BUMDes

melalui bidang wisata yang dijalankan.

2. Nesi Purnamasari, melakukan penelitian dengan judul “Analisis Strategi

Pengelolaan BUMDes Semangat Pemuda (Studi Kasus di Desa Giri Sasak


38
Sopiyatul Hikmah, "Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Meningkatkan
Pendapatan Masyarakat (Studi Kasus Di Desa Sabedo Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa)".
Skripsi Universitas Islam Negeri Mataram, 2020.

30
Kecamatan Kuripan Kabupaten Lombok Barat)”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa Strategi Pengelolaan BUMDesa Semangat Pemuda,

secara umum berjalan dengan baik dilihat dengan berjalannya beberapa

program utama BUMDes, meskipun ada beberapa hal yang perlu

diperbaiki seperti kegagalan dalam pengelolaan dikarenakn sedikitnya

modal dan pengurus, jenis usaha yang dijalankan terbatas.39Adapun

persamannya dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang

BUMDes sebagai objek penelitian. Sedangkan perbedaannya terletak pada

objek dan lokasi penelitian yang diteliti. Penelitian Nesi Purnamasari

meneliti tentang “Analisis Strategi Pengelolaan BUMDes “Semangat

Pemuda” di Desa Giri Sasak Kecamatan Kuripan Kabupaten Lombok

Barat” yang berfokus pada menganalisis bagaimana strategi pengelolaan

yang dilakukan oleh anggota atau pengurus BUMDes. Sedangkan yang

peneliti teliti mengenai “Analisis Pengelolaan Dana BUMDes dalam

Meningkatkan Prekonomian Masyarakat Seruni Mumbul (Studi Kasus di

Wisata Denda Seruni Desa Seruni Mumbul Kecamatan Pringgabaya

Kabupaten Lombok Timur)”

3. Satriawan, H., Fachri, M., Najamuddin, melakukan penelitian dengan

judul “Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Program

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)” dalam penelitian ini menujukkan

bahwa dengan adanya BUMDes ini mampu memberikan manfaat yang

cukup signifikan bagi masyarakat dilihat dari program BUMDes dibentuk


39
Nesi Purnamasari, "Analisis Strategi Pengelolaan BUMDes “Semangat Pemuda” Di
Desa Giri Sasak Kecamatan Kuripan Kabupaten Lombok Barat". Skripsi Universitas Islam Negeri
Mataram, 2020).

31
atas kebutuhan masyarakat.40Adapun persamaannya dengan penelitian ini

adalah sama-sama membahas BUMDes sebagai objek penelitian.

Sedangkan perbedaannya terletak pada fokus penelitian dan lokasi

penelitian.

4. Nofiratullah, melakukan penelitian dengan judul “Eksistensi Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat

Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima”. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa eksistensi badan usaha milik desa dalam

meningkatkan perekonomian masyarakat desa soki kecamatan belo

kabupaten bima terus mengalami peningkatan baik dari segi pendpatan

maupun dari segi pengelolaan BUMDes sehingga mampu mensejahterakan

perekonomian masyarakat.41Adapun persamaannya dengan penelitian ini

adalah sama-sama membahas tentang BUMDes sebagai objek penelitian.

Sedangkan, perbedaanya terletak pada hasil yang dikaji penelitian ini

membahas BUMDes yang bergerak pada bidang wisata. Sedangkan,

penelitian yang dilakukan oleh Nofiratullah mengkaji tentang BUMDes

secara umum, selain itu juga tempat penelitian sebagai pembedanya.

5. Samadi, Arrafiqur rahman, Afrizal, melakukan penelitian dengan judul “

Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Peningkatan

Ekonomi Masyarakat (Studi Pada BUMDes Desa Pekan Tebih Kecamatan

Kepenuhan Hulu Kabupaten Rokan Hulu). Hasil penelitian ini


40
Najamuddin, Satriawan, H., Fachri, M, "Upaya Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Melalui Program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)". Jurnal Tadris IP, UIN
Mataram, Vol 10 (2), 2019
41
Nofitullah, Eksistensi Badan Usaha Milik Desa Dalam Meningkatkan Perekonomian
Masyarakat (Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima Tahun 2018). Skripsi, Universitas
Islam Maulana Malik Ibrahim Malang, 2018.

32
menunjukkan bahwa keberadaan BUMDes di Desa Pekan Tebih

Kecamatan Kepenuhuan Hulu Kabupaten Rokan Hulu mampu

meningkatkan perekonomian namun hanya saja terjadi pada pengguna

dana BUMDes yaitu pada bidang perdagangan gorengan, barang pecah

belah, dan kelontong. BUMDes Pekan Tebih ini memiliki dua unit usaha

dagang yang bergerak dibidang perdagangan dan pertanian. Dibidang

pertanian seperti perkebunan karet mempunyai tanggapan tidak dapat

meningkatkan perekonomian masyarakat. Hal ini terjadi karena ketidak

seimbangan antara pendapatan dengan pengeluaran yang dibutuhkan

dalam menjalani kehidupan, selain itu juga dipengaruhi oleh keadaan

harga yang kadangkala terjadi penurunan.42Adapun persamaannya dengan

penelitian ini adalah sama-sama membahas BUMDes sebagai objek

penelitian. Sedangkan perbedaannya terletak pada kegiatan yang

dijalankan. Penelitian yang dilakukan oleh Samadi, Arrafiqur rahman,

Afrizal BUMDes yang bergerak dibidang usaha dagang dan pertanian,

sedangkan penelitian ini membahas tentang BUMDes yang bergerak

dibidang usaha.

C. Kerangka Berpikir

Dapat diketahui adanya masyarakat yang memiliki kondisi

perekonomian menengah kebawah sehingga muncul ide untuk

42
Afrizal, Samadi, Ariffiqur Rahman, Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat (Studi Pada BUMDes Desa Pekan Tebih
Kecematan Kepenuhan Hulu Kabupaten Rekan Hulu). Jurnal Mahasiswa Prodi Manajemen UPP,
Vol 2 (1), 2015.

33
mengembangkan potensi yang bergerak pada bidang wisata dengan

mengelola dana bumdes untuk menjalani dan mengembangkan wisata

tersebut dengan harapan mampu mendongkrak kondisi ekonomi masyarakat.

Diadakannya pelatihan dan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah desa

yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas dalam mengelola wisata.

Sehingga dapat meningkatnya jumlah pengunjung dan disamping itu juga

diberikannya ruang pada masyarakat untuk membuka usaha dalam wisata

tersebut, salah satunya berdagang secara otomatis dapat meningkatkan

ekonomi masyarakat. Untuk lebih jelasnya hal ini dapat dilihat pada skema di

bawah ini:

ANALISIS PENGELOLAAN DANA BUMDES DALAM


MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA
SERUNI MUMBUL KECAMATAN PRINGGABAYA KABUPATEN
LOMBOK TIMUR.

BIDANG USAHA
1. Jasa keuangan, meliputi simpan pinjam
2. Perdagangan
3. Pariwisata dan jasa pariwisata
4. Kegitana ekonomi lainnya yang sesuai dengan potensi desa

34
PROGRAM
1. Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD)
2. Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
3. Musyawarah Desa dan Pertanggung Jawaban (MDPT)
sertaBantuan Dana Sosial dan Dana DesaSimpan
4. Pinjam dan Pengkreditan

MENINGKATKAN PEREKONOMIAN

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (fied research)

yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan atau lokasi penelitian dalam

kacah sebenarnya. Penelitian field research dilakukan dengan menggali

data yang bersumber dari lokasi atau lapangan penelitian, dalam

35
penelitian ini bersumber pada lokasi Desa Seruni Mumbul, Kecamatan

Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur.43

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang peneliti maksud yaitu semua proses yang

diperlukan dalam pelaksanaan penelitian.44 Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang

mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan

secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan tekhnik pengumpulan

dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah. 45

Dengan desain pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi

adalah sebuah penelitian yang meneliti sebuah fenomena dan makna yang

dikandung untuk suatu individu. Dengan demikian peneliti dapat

menganalisa dalam setiap aspek untuk mendalami fokus penelitian dan

untuk mengungkapkan secara terperinci dan jelas.

Dalam rangka menjaring data dengan penelitian kualitatif, yang lebih

menonjolkan fenomena-fenomena yang ada di lapangan, maka penulis

akan mengumpulkan data secara langsung, sebagai mana keadaan obyak

penelitian. Data yang penulis dapatkan dalam penelitian ini adalah yang

berkaitan dengan analisis pengelolaan dana BUMDes dalam menigkatkan

perekonomian masyarakat, yang dimana cara berfikir berangkat dari fakta-

43
Sugiono, Metodologi Penelitian Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm 24.
44
M. Natsir, Metode Penelitian (Medan: Galia Indonesia, 1988), hlm 99.
45
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Alfabeta, 2014), hlm 25.

36
fakta yang bersifat khusus, kemudian dari peristiwa yang konkrit itu

ditarik sebuah kesimpulan yang bersifat umum (deduktif).46

3. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti terjun langsung ke lapangan untuk

mengumpulkan data dengan metode-metode yang digunakan yaitu melalui

beberapa tahap yaitu: Observasi, wawancara dan dokumentasi. Melalui

observasi dan wawancara peneliti mendapatkan data atau informasi

mengenai pengelolaan BUMDes yang dilakukan oleh masyarakat Desa

Seruni Mumbul Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur

berkenaan dengan analisis pengelolaan dana BUMDes. Kehadiran peneliti

dalam penelitian ini benar-benar dapat di buktikan dan dipercaya, dan

kehadiran peneliti di lokasi penelitian bertindak sebagai instrumen kunci

sekaligus sebagai pengumpul data.

B. Waktu dan Tempat Penelitain

Penelitian ini akan dilakukan sekitar satu bulan mulai dari tanggal 20

Februari sampai 20 Maret 2021 yang bertempat di Desa Seruni Mumbul

Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur.

C. Sumber Data

Untuk melaksanakan penelitian, peneliti harus menentukan sumber

data.Sumber data merupakan tempat mengambil data sebagaimana

46
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Alfabeta, 2014), hlm 25.

37
diungkapkan Suharsimi, bahwa: “ sumber data adalah subyek dimana data

diperoleh”.47

Dalampenelitian ini sumber data yang digunakan yaitu data primer

serta data sekunder:

1. Data Primer

Data Primer merupakan data yang didapat atau dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung dari sumber data utama, nama lain dari data

primer adalah data asli atau data baru. Tehnik yang dapat digunakan

peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, dan

wawancara.

2. Data Sekunder

Data Skunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan ke

dua). Data sekunder didapat dari berbagai sumber misalnya Badan Pusat

Statistik (BPS) Buku Laporan, Jurnal, dan lai sebagainya.48

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan aspek pengumpulan data yang

dilaksanakan dalam penelitian ilmiah. Instrumen penelitian kemudian

dikembangkan atau dianalisa dengan metode penelitian yang akan diambil.

Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara penelitian kualitatif dan

47
Suharsimi Arikunto, Prosedur Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi III (Jakarta:
Rineka Cipta, 1993), hlm 114.
48
Aripin Ahmad, Dorothy Rouly, dan Penjaitan, Metode Penelitian Untuk Bisnis
(Lampung: Aura Publishing, 2017), hlm 136-137.

38
kuantitatif. Misalnya dalam penelitian kualitatif menggunakan penelitian

wawancara, sedangkan dalam penelitian kauntitatif menggunakan instrument

penelitian angket atau kuesioner.49

Pengertian instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan

dalam metode pengambilan data untuk menganalisa hasil penelitian yang

dilakukan pada langkah penelitian selanjutnya.Data-data yang dibutuhkan

dalam penelitian pada prinsipnya memiliki ketergantuangan padainstrumen

yang dibutuhkan. Oleh karena itu, setiap penelitian harus memilih instrument

penelitian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Instrumen utama dalam pengumpulan data dalam penelitian kualitatif

adalah manusia atau peneliti itu sendiri dengan cara mengamati, mendengar,

bertanya, meminta serta mengambil data penelitian. Peneliti harus

mendapatkan data yang valid sehingga tidak sembarang narasumber yang

diwawancarai oleh peneliti. Oleh sebab itu kondisi informan harus sesuai

dengan kebutuhan data agar bisa diakui kebenaran datanya.50

Untuk mengumpulkan data dari sumber informasi (informan), peneliti

sebagai instrument utama, dalam melakukan penelitian memerlukan

instrument bantuan. Instrumenbantuan yang biasa digunakan ada dua yaitu:

(1) pedoman wawancara yang mendalam. Ini merupakan tulisan singkat yang

berisikan daftar informasi yang perlu dikumpulkan. Pertanyaanbiasanya

bersifat umum yang membutuhkan jawaban panjang, bukan jawaban pendek

49
Dhian Tyas Untari, Metodologi Penelitian Kontemporer Bidang Ekonomi Dan Bisnis
(Banyumas: CV. Pena Persada, 2018), hlm 40.
50
Thalha Alhamid dan Dubur Anufia, Resume: Instrumen Pengumpulan Data (Sorong:
STAIN sorong, 2019), hlm 4.

39
seperti ya atau tidak; (2) alat rekaman. Contoh alat rekaman yang bisa dipakai

untuk merekam hasil wawancara tape recorder, kamera foto, telepon seluler,

serta kamera video.

E. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Secara sederhana observasi sering disebut sebagai metode

pengamatan. metode observasi merupakan cara pengumpulan data dengan

cara melaksanakan pencatatan secara cermat serta sistematik. Kalau

pengamatan dilakukan dengan tidak memenuhi prosedur dan aturan yang

tidak jelas tidak bisa disebut observasi. Dalam kegiatan observasi hanya

sekedar, “mengamati” namun kegiatan mengamati itu tidak dipandang

sebagai pekerjaan mudah oleh peneliti.51 Penggambaran hal-hal yang

diamati dengan kata-kata yang cermat dan tepat, pencatatan, pengamatan,

maupun pengolahan. Orang akan selalu mempertanyakan apakah suatu

pengamatan itu sudah cukup saheh atau tidak saheh, dan apakah objek

yang diamati itu refresentatif (cukup mewakili) dengan gejala diamati atau

tidak.

Metode observasi digunakan peneliti untuk memperoleh data yang

real dan kongkret mengenai bagaimana mekanisme pengelolaan dana

51
dan Yulmardani Amri, Junaidi, Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Penerapannya
(Bogor: IPB Press, 2009), hlm 173.

40
BUMDes dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Seruni

Mumbul Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur, dan Apa

faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan dana BUMDes di Desa

Seruni Mumbul, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur.

2. Wawancara

Wawancara terhadap informan sebagai sumber data dan informasi

dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi tentang fokus penelitian.

Menurut Bogdan dan Biklen adalah percakapan bertujuan untuk

memperoleh keterangan, biasanya dilakukan antara dua orang atau lebih.

Yang diarahkan oleh salah seorang dengan maksud dan tujuan untuk

memperoleh keterangan. Dengan kata lain wawancara dilakukan dengan

konstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan,

motivasi, tuntunan, kepedulian dan lain-lain.52

Selain menggunakan teknik observasi berperan dalam penelitian

kualitatif, teknik wawancara juga dapat digunakan untuk mengumpulkan

data. Wawancara merupakan sebuah percakapan antara dua orang atau

lebih yang dimana pertanyaan diajukan oleh seseorang yang berperan

sebagai pewawancara. Teknik wawancara digunakan sebagai strategi

penunjang, teknik lain untuk mengumpulkan data seperti observasi

berperan serta, analisa dokumen dan sebagainya.

Proses melakukan wawancara, pertama-tama dimulai dengan

percakapan bersifat perkenalan serta menciptakan hubungan yang serasi

52
Salin dan Syahrun, Metodologi Penelitain Kualitatif (Bandung: Citapustaka Media,
2012), hlm 119-120.

41
antara peneliti dan subyek, dimulai dengan membicarakan persoalan yang

diharapkan dengan memberitahu tujuan penelitian serta meyakinkan

subyek bahwa apa yang dibicarakan akan dirahasiakan.

Dalam hal ini peneliti akan melakukan wawancara dengan pengelola

BUMDes, pengelola Wisata BUMDes Seruni Mumbul dan masyarakat

sekitar, dengan harapan peneliti dapat mengumpulkan data-data atau

informasi mengenai bagaimana mekanisme pengelolaan dana bumdes

dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Seruni Mumbul.

Dan Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan dana bumdes di

Desa Seruni Mumbul.

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang memiliki arti mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.53

Teknik dokumentasi ini juga berawal dari penghimpunan dokumen,

memilih dan memilah dokumen sesuai dengan tujuan peneliti, mencatat

serta menerangkan, menafsirkan serta menghubungkan dengan fenomena-

fenomena lain.

53
Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT.
Bineka Cipta, 2002).

42
Motede dokumentasi peneliti lakukan untuk mengumpulkan data

tertulis yang dapat memberikan keterangan yang sesuai dengan apa yang

dibutuhkan dalam penelitian ini.54 Pada penelitian ini metode dokumentasi

digunakan untuk memperoleh data berupa profil BUMDes dan Visi Misi

BUMDes Seruni Mumbul.

F. Teknik Analisi Data

Analisis data adalah proses untuk mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil interview, catatan lapangan, observasi,

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan dan membuat ringkasan yang bisa dipahami oleh diri sendiri

ataupun orang lain.55

Miles &Hiberman seperti yang dikutip Sugiyono, menyebutkan ada tiga

macam langkah pengolahan data kualitatif, yaitu:56

1. Reduksi data (data reducation), dalam tahap ini peneliti melakukan

pemilihan dan pemustaan perhatian untuk menyederhanakan, abstraksi dan

transformasi data kasar yang diperoleh. Berdasarkan hal ini, Sanafiah

Faisal mengemukakan bahwa analisis kualitatif fokusnyta pada

pertunjukan makna, deskripsi, penjernihan dan penempatan data-data

masing-masing dan sering melukiskan dalam kata-kata dari pada dalam

angka-angka. Langkah-langkah yang dilakukan adalah menajamkan

54
A. muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatf & Penelitian Ganda
(JAKARTA: prenadamedia group, 2014).
55
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm 89.
56
Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & G (Bandung: Alfabeta,
2017), hlm 245-246.

43
analisis, menggolongkan atau pengkatagorisasian ke dalam setiap

permasalahan melalui uraian singkat, mengarahkan, membuang yang tidak

perlu dan mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik dan diverfikasi.

2. Penyajian data (data display), peneliti mengembangkan sebuah deskripsi

informasi untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada

langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga

informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu untuk

menjawab masalah penelitian.

3. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing and verification), peneliti

berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan mencari

makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencatat keteraturan

dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena dan

proporsi. Hal semacam ini dilakukan dengan cara peneliti membaca

seluruh transkrip wawancara yang ada dan mendeskripsikan seluruh

pengalaman yang ditemukan dilapangan.

Setelah data terkumpul, kemudian data diolah dan dianalisis dengan

menggunakan metode deskriptif sosiologis, yaitu sebuah metode analisis yang

menekankan pada pemberian sebuah gambaran baru terhadap data yang akan

dikumpulkan.57 Tujuan dari metode tersebut adalah untuk memberikan

deskripsi tentang obyek yang akan diteliti.58 Dalam penelitian ini penulis

57
Margono, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm 165.
58
Robert Bohdan dan Steven J. Taylor, Pengantar Metodologi Penelitian Kualitatif. Suatu
Pendekatan Fenomologis Terhadap Ilmu-Ilmu Sosial (Surabaya: Usaha Offset Printing, 1992),
hlm 22.

44
menggambarkan mekanisme pengelolaan dana BUMDes dan faktor-faktor

yang mempengaruhi pengelolaan dana BUMDes.

Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejaksebelum

memasuki lapangan, yaitu terhadap data hasil studi pendahuluanyang akan

digunakan untuk menentukan fokus penelitian yang masih bersifat sementara.

Selama di lapangan, langkah-langkah yang dilakukan peneliti setelah data

penelitian terkumpul, maka perlu ada proses pemilihan data dan kemudian di

analisis dan diinterpretasikan dengan teliti, ulet dan cakap sehingga diperoleh

suatu kesimpulan yang objektif dari suatu penelitian. Dalam analisis data

yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan

conclusion (penarikan kesimpulan). Setelah selesai dilapangan.

G. Validitas Data

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya

terjadi pada objek penelitian dengan data yang bisa dilaporkan oleh peneliti.59

Upaya-upaya untuk menguji kesahihan data dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

1. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian keabsahan diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara sertaberbagai

59
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D)
(Bandung: Alfabeta, 2008), hlm 455.

45
waktu. Dengan demikian, terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, dan waktu.60

Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi

sumber dipakai untuk pengecekan data tentang keabsahan data,

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan

memanfaatkan berbagai sumber data informasi sebagai bahan

pertimbangan. Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan dua data

yaitu data hasil observasi dengan data hasil wawancara. Maka penulis

melakukan perbandingan antara hasil observasi dengan hasil wawancara

yang dilakukan pada responden.

2. Kecukupan Referensi

Kecukupan referensi adalah alat untuk menampung dan

menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan evaluasi bahan-bahan

yang tercatat yang dapat digunakan sebagai patokan untuk menguji

sewaktu-waktu diadakan analisis dan penafsiran data. Dengan referensi

yang cukup, hal ini dipandang perlu guna kevalitan dan kesempurnaan

penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti selalu berupaya untuk

memperbanyak referensi yang diperoleh sehingga dapat dipertanggung

jawabkan secara cerdas dan ilmiah.

60
Ibid., hal. 273

46
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sumber Daya Desa Seruni Mumbul

a. Kondisi Goegrafis Desa Seruni Mumbul

Desa Seruni Mumbul merupakan salah satu dari 15 Desa yang

terdapat di Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur. Desa

Seruni Mumbul juga merupakan desa pemekaran dari desa induknya

47
Desa Labuhan Lombok pada tahun 2011. Desa Seruni Mumbul

memiliki 4 Dusun yaitu, Dusun Mandar, Dusun Sasak, Dusun Dames

dan Dusun Barangtapen Asri yang merupakan salah satu dusun baru

pemekaran setelah Wisata Denda Seruni di bangun. Dusun Barangtapen

Asri sebelumnya masuk ke wilayah Dusun Mandar.

Secara geografis, Desa Seruni Mumbul termasuk wilayah yang

paling Barat di Kecamatan Pringgabaya yang memiliki luas wilayah

940Ha. Sebelah utara Desa Seruni Mumbul berbatasan dengan Desa

Gunung Malang, Kecamatan Pringgabaya. Sebelah selatan dan sebelah

timur berbatasan dengan Desa Labuhan Lombok, Kecamatan

Pringgabaya dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Puncak Jeringo,

Kecamatan Suela. Dilihat dari segi topografi Desa Seruni Mumbul

termasuk desa yang padat penduduknya dengan karakteristik

pemukiman yang padat dan termasuk daerah pesisir. Adapun batas-

batas wilayah administratif Desa Seruni Mumbul:

Tabel 1.1 Batas-batas wilayah Desa Seruni Mumbul.

No Batas Desa/Kelurahan Kecamatan


1 Sebelah Utara Gunung Malang Pringgabaya
2 Sebelah Selatan Labuhan Lombok Pringgabaya
3 Sebelah Timur Labuhan Lombok Pringgabaya
4 Sebelah Barat Puncak Jeringo Suela
Sumber: profil Desa Seruni Mumbul Tahun 201961

61
Sumber: Profil Desa Seruni Mumbul Tahun 2019

48
Gambar 1.1 Peta Desa Seruni Mumbul

Sumber: Geogle Maps

b. Sumber Daya Manusia

Salah satu sumber daya di Desa Seruni Mumbul adalah sumber

daya manusia. Sumber daya manusia adalah sumber daya yang berasal

dari manusia sendiri. Atau dapat dikatakan sumber daya yang berupa

fisik maupun kemampuan atau skill. Desa Seruni Mumbul salah satu

desa yang ada di Kabupaten Lombok Timur yang kaya dengan Sumber

49
Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia dengan memanfaatkan

potensi sumber daya manusia untuk membangun Desa Seruni Mumbul.

1) Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk adalah salah satu dari sumber daya manusia

pada Desa Seruni Mumbul. Desa Seruni Mumbul dapat dikatakan

memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak yang terdiri dari laki-

laki berjumlah 2.979 jiwa, sedangkan yang perempuan berjumlah

2.807 jiwa. Jika total keseluruhan penduduk Desa Seruni Mumbul

berjumlah 5.783.

Jumlah penduduk adalah salah satu sumber daya manusia.

Karena dengan banyaknya penduduk tentu tidak perlu mengimpor

tenaga kerja luar, yang memiliki harga jauh lebih mahal dari pada

tenaga kerja dari dalam.

2) Kualitas Sumber Daya Manusia

Jumlah penduduk yang banyak, serta jumlah tenaga yang

banyak jika tidak didukung oleh kemampuan skill, tentu akan

mempengaruhi kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Dilihat

pada data profil desa jumlah penduduk tingkat pendidikan S-1

sebanyak 13 laki-laki dan 14 perempuan, sedangkan penduduk yang

tamat pada tingkat S-2 hanya 1 orang.

3) Agama

Dalam segi agama, masyarakat Desa Seruni Mumbul

mayoritas beragama islam sebanyak 2.955 laki-laki dan 2.820

50
perempuan. Kemudian ada juga beberapa masyarakat non muslim

seperti Agama Hindu yang berjumlah 4 orang laki-laki dan 4 orang

perempuan.

4) Etnis

Selain dalam segi agama, masyarakat di Desa Seruni Mumbul

juga berasal dari etnis yang berbeda. Terdapat 8 etnis masyarakat

yang tinggal di Desa Seruni Mumbul yaitu diantaranya; jawa, bali,

bugis, makasar, mandar, sasak, mbojo, samawa. Akan tetapi

mayoritas etnis masyarakat Seruni Mumbul adalah etnis sasak

sebanyak 2.743 laki-laki dan 2672 perempuan. Dikarenakan nilai-

nilai budaya sasak telah melekat dalam kehidupan bermasyarakat

5) Mata Pencaharian Pokok

Mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Seruni Mumbul

didominasi pada jenis pekerjaan sebagai nelayan sebanyak 828 orang

laki-laki. Hal ini dikarenakan letak Desa Seruni Mumbul yang

berdekatan dengan laut yang menjadikan nelayan sebagai profesi

utama pada masyarakat Desa Seruni Mumbul. Sehingga sekor

perikanan/nelayan telah memainkan peran penting dalam kehidupan

sosial mayarakat Desa Seruni Mumbul sebagai strategi untuk

bertahan hidup.

c. Potensi Ekonomi

Desa Seruni Mumbul merupakan salah satu desa yang letaknya

berdekatan dengan pesisir laut, sehingga mata pencaharian masyarakat

51
mayoritas sebagai nelayan. Dari hasil tangkapan nelayan menjadi

sumber penghasilan masyarakat.

Selain bertumpu pada sektor laut Desa Seruni Mumbul juga

memiliki potensi-potensi yang eksotis seperti pantai, mata air danau

yang jika dikembangkan dengan baik akan meningkatkan taraf

kehidupan masyarakat.

Salah satu potensi desa yang dikembangkan oleh Desa Seruni

Mumbul menjadi destinasi objek wisata adalah sebuah danau atau yang

disebut oleh masyarakat dengan sebutan menanga (mata air) yang

dinamai dengan wisata Denda Seruni. kondisi awal sebelum

dibangunnya menjadi wisata, danau ini tidak terawat banyak tumbuhan

liar yang memenuhi area danau sehingga jarang dikunjungi oleh

masyarakat.

d. Potensi Wisata

Dilihat pada data tabel profil desa, letak Desa Seruni Mumbul

yang berdekatan dengan pesisir pantai dengan luas 2 ha menjadikan

wilayah tersebut memiliki potensi untuk dijadikan sebagai tempat

wisata, akan tetapi tingkat pemanfaatan potensi wisata laut ini

masih pasif belum dikembangkan. Selain memiliki potensi wisata

berupa laut, Desa Seruni Mumbul juga memiliki potensi wisata

berupa danau atau mata air. Ada beberapa mata air yang dimiliki

oleh Desa Seruni Mumbul yang bisa menjadi potensi wisata antara

lain mata air mumbul, mata air barangtapen, mata air di tengah laut

52
atau masyarakat sering menyebutnya dengan Tumburan. Salah satu

potensi sumber mata air yang saat ini sedang dikembangkan

menjadi sebuah objek wisata yaitu mata air mumbul atau dikenal

dengan Wisata Dende Seruni. Wisata ini dibangun menggunakan

dana desa tahun 2019 oleh pemerintah Desa Seruni Mumbul.

Tabel 1.2 Potensi wisata desa seruni mumbul

Lokasi/ Keberadaa Tingkat


Tempat/ Pemanfaat
Are n luas an
Laut (Wisata Ada 2 Pasif
Pulau, ha
Taman
Laut,
Situs
Danau atau Ada 1,5 Aktif
Mata Air
(Wisata ha
Air,
Hutan

53
e. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Seruni Mumbul berdasarkan jenis

kelamin didominasi oleh laki-laki dengan jumlah 2.979 jiwa dan

perempuan berjumlah 2.807 jiwa. Secara keseluruhan, total penduduk

Desa Seruni Mumbul berjumlah 5.783 jiwa dengan jumlah kepala

keluarga sebanyak 1.726

Sedangkan tingkat pendidikan jika dilihat pada data profil desa

jumlah penduduk yang sedang sekolah ditingkat TK dengan kategori

usia 0-6 taun sebanyak 197 laki-laki dan perempuan. Jumlah penduduk

tingkat SD sebanyak 1.750.

Jumlah penduduk yang tamat ditingkat SMP sebanyak 485 laki-

laki dan perempuan 446. Jumlah penduduk yang tamat ditingkat SMA

sebanyak 443 laki-laki dan perempuan 791. Sedangkan jumlah

penduduk yang tamat pada tingkat D-1 sebanyak 20 laki-laki dan 10

perempuan. Dan penduduk yang tamat pada tingkat S-1 sebanyak 13

laki-laki dan 14 perempuan.

Masyarkat Desa Seruni Mumbul Mayoritas mata pencaharian

didominasi pada jenis pekerjaan sebagai nelayan sebanyak 828 orang

laki-laki. Hal ini dikerenakan letak Desa Seruni Mumbul yang

berdekatan dengan laut yang manjadikan nelayan sebagai profesi utama

pada masyarakat di Desa Seruni Mumbul. Selain bekerja sebagai

perikanan/nelayan, masyarakat Desa Seruni Mumbul juga banyak yang

bekerja sebagai pengusaha kecil dan menengah sebanyak 84 orang laki-

54
laki dan 649 perempuan, kemudaian sebagai petani sebanyak 175 orang

laki-laki dan 95 perempuan, buruh tani sebanyak 32 laki-laki dan 20

perempuan, buruh migran sebanyak 56 laki-laki dan 42 perempuan, dan

pagawai negeri sipil sebanyak 19 orang laki-laki dan 8 perempuan.

Bekerja sebagai pengrajin industri rumah tangga 27 orang

perempuan, pedagang keliling 14 orang laki-laki dan 3 perempuan,

sebagai peternak 75 orang laki-laki dan 6 perempuan, sebagai montir 4

orang, bidang swasta 6 orang, pembantu rumah tangga orang laki-laki

dan perempuan.

Bekerja sebagai TNI sebanyak 4 orang laki-laki, bekerja sebagai

POLRI 3 orang laki-laki, pensiunan TNI/POLRI/PNS sebanyak 7 orang

laki-laki, Dosen swasta 1 orang perempuan, pengusaha besar 5 orang

laki-laki dan bekerja sebagai karyawan swasta 10 orang laki-laki. Jadi

secara keseluruhan dilihat dari jenis kelamin total masyarakat Desa

Seruni Mumbul yang bekerja sebanyak 1.324 orang laki-laki dan 980

perempuan.

55
f. BUMDes Mandiri Sejahtera Desa Seruni Mumbul

1) Awal Berdirinya Organisasi BUMDes Mandiri Sejahtera

BUMDes ini sendiri didirikan pada tahun 2016 sebagai alat

untuk membantu Desa dalam memenuhi kebutuhan masyarakat

terutama dalam bidang pelayanan yang didapatkan melalui

pemberdayaan dan usaha-usaha yang ada.

2) Tujuan dibentuk BUMDes Mandiri Sejahtera

Tujuan dientuknya BUMDes Mandiri Sejahtera adalah untuk

memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dan memberikan

dampak pada pendapatan asli Desa yang dihasilkan dari usaha-usaha

yang dijalankan oleh BUMDes sehingga mendapatkan income.62

3) Sumber Modal dan Alokasi

Pada tahun 2018 Desa Seruni Mumbul memperoleh dana dari

Kemendes sebesar Rp. 150.000.000.00 sebagaian dialokasikan ke

BUMDes Mandiri Sejahtera sebagai penambah modal usaha.

Pada tahun 2019 Desa Seruni Mumbul mendapat anggaran

sebesar Rp. 1.543.182.000.00 yang diterima oleh Desa Seruni

Mumbul, sebagaian anggaran desa dialokasikan ke BUMDes

Mandiri Sejahtera untuk membuat objek wisata buatan yang dinamai

dengan Wisata Denda Seruni. Wisata Denda Seruni ini menjadi salah

satu program dari BUMDes Mandiri Sejahtera. Wisata Denda Seruni

62
Dokumen Anggara Dasar Badan Usaha Milik Desa Mandiri Sejahtera
Desa Seruni Mumbul Tahun 2022

56
ini dibanguan dengan menggunakan dana desa anggaran 2019

kurang lebih Rp. 649 juta

Selain itu juga pada tahun 2021 Pemerintah Desa

memberikan dana tambahan sebesar Rp. 185.000.000.00 sebagai

tambahan modal untuk menjalankan usaha BUMDes. Yang

dialokasikan untuk membuat satu unit usaha baru yang akan dikelola

oleh BUMDes Mandiri Sejahtera yaitu pengelolaan 1000 tong gas.

4) Aktivitas Bisnis BUMDes

Dalam Permendes Nomor 4 Tahun 2015 tentang pendirian,

pengurusan dan pengelolaan serta pembubaran Badan Usaha Milik

Desa, maka dari itu pemerintah memberikan klasifikasi dari

beberapa bisnis BUMDes yang dapat dikelola sesuai dengan

kesepakan dari hasil musyawarah.63 Adapun beberapa klasifikasi

bisnis yang dijabarkan oleh Achmad Taufik termasuk dalam unit

usaha yang dijalankan oleh BUMDes Mandiri Sejahtera,

diantaranya:

a) Bisnis Keuangan

Bisnis Keuangan adalah bisnis yang dijalankan BUMDes

berupa bisnis modal untuk memenuhi kebutuhan modal

masyarakat desa dengan bunga yang lebih rendah dari pada bunga

uang yang diperoleh masyarakat desa dari pada rentenir desa atau

bank-bank konvensional.64
63
Achmad Taufik, Menuju Desa Yang Mandiri, (Temanggung: Desa
Pustaka Indonesia, 2019), hlm 88.
64
Permendes Nomor 4 Tahun 2015.........., Pasal 23.

57
Unit usaha simpan pinjam ini merupakan unit usaha

pertama yang dijalankan oleh BUMDes Mandiri Sejahtera dari

pertam didirikan. Unit usaha simpan pinjam ini bisa dikatakan

produk usaha yang ditujukan kepada masyarakat yang

membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya. Selain

modal utamanya, BUMDes juga menggunakan modal dari

masyarakat yang menitipkan uangnya kepada BUMDes untuk

dikelola.

b) Pengelolaan Wisata

Selain usaha simpan pinjam BUMDes Mandiri Sejahtera

juga memiliki unit usaha lain yaitu pengelolaan wisata. Desa

Seruni Mumbul memiliki banyak potensi yang eksotis bila

dikembangkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Desa

(PADes) dan pendapatan masyarakat seperti pantai, bukit,

mangrove, dan terdapat mata air lainnya diantaranya: mata air

mumbul, mata air barangtapen.

Akan tetapi akhir-akhir ini Pemerintah Desa sangat

antusias sekali untuk berinvestasi pada bidang wisata, BUMDes

Mandiri Sejahtera yang bekerjasama dengan masyarakat sebagai

perpanjang tangan dari Pemerintah Desa diberikan kewenangan

untuk mengelola wisata tersebut, dimulai dengan pengelolaan

tiket masuk, spot foto yang dibuat oleh pemuda desa hingga

58
masyarakat memiliki kesempatan untuk membuka usaha disekitar

wisata.

5) BUMDes dan Kesejahteraan Masyarakat

Suatu program pemerintah yang sangat diharapkan mampu

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan lembaga

ekonomi yang didirikan di desa mampu melibatkan masyarakat

sebagai pengelolanya, sehingga angka dari pengangguran di desa

dapat berkurang, banyak sekali pelaku-pelaku ekonomi yang

berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan Desa. Satu

program desa yang dipromosikan oleh Depertemen Dalam Negeri

adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagi penggerak

perekonomian desa. BUMDes ini merupakan badan usaha yang

seluruh atau sebagian modalnya berasal dari desa melalui penyertaan

secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan

dalam mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya sebesar-

besarnya dalam meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat desa.

6) Unit Kegiatan BUMDes Mandiri Sejahtera

Unit usaha merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dapat

menghasilkan keuntungan guna menopang keberlanjutan kegiatan

tersebut. BUMDes Mandiri Sejahtera juga memiliki beberapa unit

usaha yang dikelola dan dianggap mampu meningkatkan

perekonomian masyarakat desa diantaranya yaitu:

1) Pengelolaan Wisata

59
2) Simpan Pinjam

3) Pengelolaan 1000 Tong Gas

7) Visi Misi BUMDes Mandiri Sejahtera

1) Visi BUMDes Mandiri Sejahtera

Untuk menuju masyarakat Desa Seruni Mumbul Sejahtera

2) Misi BUMDes Mandiri Sejahtera

a. Menciptakan lapangan pekerjaan

b. Memberikan pelayanan yang maksimal

c. Menggali potensi desa untuk didayagunakan

d. Membuka pola wirausaha masyarakat

e. Kewirausahaan syariah.

2. Paparan Hasil Penelitian

60
1. Pengelolaan BUMDes Mandiri Sejahtera Dalam Meningkatkan

Perekonomian Masayarakat di Desa Seruni Mumbul, Kecamatan

Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur

Keberadaan BUMDes Mandiri Sejahtera selaku badan usaha

dari Pemerintah Desa sudah sewajarnya diharpakan dapat memberikan

kontribusi terhadap perekonomian masyarakat sehingga dapat menekan

angka kemiskinan yang cukup tinggi di Desa Seruni Mumbul.

Meskipun usia BUMDes Mandiri Sejahtera masih terbilang belum

cukup mateng, yang diresmikan pada tahun 2016 namun sudah

memiliki beberapa unit usaha kegiatan sebagai acuan dan bukti

pengelolaan BUMDes Mandiri Sejahtera terhadap perekonomian

masyarakat, seperti yang dijelaskan oleh Bapak Kepala Desa yakni

Bapak Tajuddin MS yang menerangkan bahwa:

“Tentunya BUMDes ini didirikan guna untuk memberikan


dampak terhadap perekonomian masyarakat melalui
pemberdayaan, mungkin tidak bisa secara cepat dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat. Namun melalui unit
usaha yang sedang dijalankan oleh BUMDes Mandiri Sejahtera,
khususnya yang ada di Desa Seruni Mumbul seperti contohnya
pengelolaan wisata, simpan pinjam dan lain sebagainya, ini
sudah bisa dikatakan cukup baik akan tetapi belum bisa
memuaskan. Masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki,
tetapi secara keseluruhan pengelolaannya sudah dirasakan oleh
masyarakat.”65
Berdasarkan penjelasan diatas, pengelolaan dari BUMDes

Mandiri Sejahtera terhadap masyarakat dalam upaya untuk

memperbaiki perekonomian masyaraka melalui unit usaha yang

65
Tajuddin MS, Wawancara Kepala Desa Seruni Mumbul, Seruni Mumbul, 18 Juli 2021

61
dikelola oleh BUMDes Mandiri Sejahtera, adapun usaha-usaha tersebut

sebagai berikut:

1) Pengelolaan Wisata

Desa Seruni Mumbul memiliki beberapa potensi-potensi

yang eksotis bila dikembangkan dapat meningkatkan pendapatan

masyarakat seperti pantai, bukit, mangrove dan terdapat banyak mata

air anatara lainnya: mata air mumbul, mata air barang tapen, mata air

sumur yang biasa disebut oleh masyarakat tumburan yang ada

ditengah laut.

Akhir-akhir ini Pemerintah Desa sangat antusias sekali untuk

berinvestasi di kawasan wisata, BUMDes Mandiri Sejahtera yang

bekerjasama dengan masyarakat sebagai perpanjang tangan dari

Pemerintah Desa diberikan kewenangan untuk menjadi pengelola

wisata tersebut, dimulai dengan pengelolaan tiket masuk, spot foto

yang dibuat oleh pemuda desa hingga masyarakat setempat memiliki

kesempatan untuk membuka usaha disekitar wisata, seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Kepala Desa Seruni Mumbul sebagai

berikut:

“BUMDes menjadi perwakilan dari pemerintah desa dalam


mengelola wisata tentu bekerjasama dengan masyarakat dan
pemuda, ini artinya kita sangat serius untuk menjadikan
wisata ini menjadi salah satu penggerak perekonomian
masyarakat dan menjadi pemasok dan bagi desa juga.”66

Tujuan dikembangkannya wisata alam denda seruni ini

adalah 1) mengurangi pengangguran, 2) dapat membuka lapangan


66
Tajuddin MS, Wawancara Kepala Desa Seruni Mumbul,Seruni Mumbul, 18 Juli 2021

62
pekerjaan bagi masyarakat khususnya para pemuda-pemuda yang

belum memiliki pekerjaan, 3) menambah Pendapatan Asli Desa

(PADes), 4) supaya desa seruni mumbul dikenal oleh banyak orang,

5) menciptakan lingkungan yang bersih, 6) mendapat perhatian dari

pemerintah, 7) masyarakat sekitar bisa berwisata. Seperti yang

diungkapkan oleh Direktur BUMDes Mandiri Sejahtera sebagaimana

yang dikatakan:

“jadi begini tujuan kita membangun wisata ini untuk dapat


mengurangi pengangguran, karena prinsipnya begini uang
sebanyak ini jika hanya difokuskan untuk membangun jalan
maka tidak ada imbasnya bagi masyarakat, termasuk
mengurangi pengangguran. Kalau bangun jalan? Emang ada
orang mau bekerja untuk jaga jalan. Jadi idenya itu untuk
memberdayakan masyarakat bagaimana cara kita membantu
masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat. Dengan dana sekian miliyar ini kenapa kita tidak
membangun sesuatu yang berdampak pada perekonomian
masyarakat, bisa mengurangi pengangguran. Dengan cara
apa? Ya itu kan pegawainya dari bajang-bajang.”67

Hal tersebut juga diperkuat oleh pengelola wisata yang

mengatakan bahwa:

“Yang pertama kan kita harapkan dapat membuka lapangan


pekerjaan, Alhamdulillah sudah beberpa pemuda dari setiap
dusun sudah bekerja disini, kedua menambah pendapatan asli
desa kita, yang ketiga supaya desa kita dikenal oleh banyak
orang, kemudian yang kita harapkan adalah dengan
dikenalnya Desa Seruni Mumbul ini minimal ada nilai
lebihnya lah. Adanya masyarakat kita yang buka-buka lapak
jual asongan disini, kemudian yaa desa kita diperhatikan oleh
pemerintah desa diatas.68

67
Burhan, Wawancara Dengan Direktur BUMDes Mandiri Sejahtera, Seruni Mumbul, 20
Juli 2021.
68
Imran, Wawancara Dengan Pengelola Wisata, Seruni Mumbul, 20 Juli 2021

63
Selain Wisata Denda Seruni yang menjadi point utama

pembangunan wisata, kawasan mangrove juga akan menjadi pusat

perhatian BUMDes Mandiri Sejahtera, seperti yang dijelakan oleh

pak Bambang selaku Sekretaris Desa Seruni Mumbul mengatakan

bahwa:

“Kita tahu bahwa Wisata Denda Seruni ini alhamdulillah sudah


cukup dikenal oleh masyarakat luar, akan tetapi kami akan
melakukan perbaikan demi perbaikan untuk bisa memberikan
rasa kepuasan pada masyarakat yang berkunjung. Tetapi
kami tidak berhenti disini, para pengelola BUMDes
berinisiatif untuk menyambungkan Wisata Denda Seruni ini
dengan Kebun Mangrove yang kami targetkan jadi pada awal
2022”.69

Hal juga diperjelas oleh Direktur BUMDes Mandiri

Sejahtera, tentang adanya unit usaha pengelolaan wisata yang

berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Dari sudut pandang

ekonomi kegiatan pariwisata bisa memberikan sumbangan terhadap

penerimaan daerah bersumber dari pajak, retribusi karcis. Dengan

adanya wisata ini dapat menumbuhkan usaha-usaha ekonomi

masyarakat yang saling merangkai serta menunjang kegiatannya

sehingga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat. Yang

penjelasannya sebagai berikut:

“Pengelolaan BUMDes terhadap perekonomian masyarakat


sangat esensial, ini akan menjadi sebuah apresiasi masyarakat
untuk pemerintah desa. Ini juga sangat penting sekali, dengan
pengelolaan yang baik tentu akan dapat meningkatkan
kesejahteraan kelompok dan bahkan masyarakat, apalagi
ditambah dengan unit usaha yang dimilik BUMDes Mandiri
Sejahtera tergolong sangat berdampak bagi masyarakat salah
satunya yaitu pengelolaan wisata denda seruni ini. Dari sudut
69
Bambang, Wawancara Sekretaris Desa Seruni Mumbul, Seruni Mumbul 18 Juli 2021.

64
pandang ekonomi sudah dapat menumbuhkan usaha-usaha
ekonomi masyarakat untuk bisa meningkatkan kesejahteraan
masyarakat karena kawasan wisata ini diyakini mampu
memberikan kesejahteraan bagi masyarakat”.70

Dari penjelasan yang disampaikan diatas, perekonomian dari

masyarakat tentu akan bisa meningkat dengan sendirinya apabila

ditopang dengan pengelolaan yang baik dari Pemerintah Desa

melalui BUMDes dengan melakukan perkembangan pada objek

wisata.

2) Simpan Pinjam

Pada unit usaha simpan pinjam BUMDes memberikan

pelayan kepada masyarakat terkait dengan modal usaha untuk

mengembangkan usahanya. Unit usaha ini merupakan pengelolaan

keuangan yang dikelola secara mandiri yang hasilnya bisa dinikmati

oleh masyarakat dalam bentuk usaha simpan pinjam. Unit bagian ini

modalnya didapat dari berbagai sumber yakni dari Pemerintah Desa

dan juga dari setiap unit usaha yang dikelola oleh BUMDes. Seperti

yang dikatakan oleh Bendahara BUMDes.

“unit usaha simpan pinjam ini dibentuk dengan tujuan untuk


memberikan pelayanan kepada masyarakat guna untuk
membantu masyarakat yang membutuhkan modal untuk
usahanya, masyarakat yang diberi pinjaman tentu akan
dikenakan bunga 2% sampai 5% untuk BUMDes dengan
tempo waktu maksimal selama 6 bulan tentunya tidak terlalu
membebani masyarakat dalam pengembaliannya. Selain
melayani peminjaman kami juga menerima masyarakat yang
ingin menabung.”71

70
Burhan, Wawancara Direktur BUMDes Mandiri Sejahtera, Seruni Mumbul, 6 Agustus
2021
71
Azizah, Wawancara Bendahara BUMDes Mandiri Sejahtera, Seruni Mumbul, 6
Agustus 2021.

65
Kemudian keterangan tambahan dari Bapak Imran selaku

salah satu anggota BUMDes menjelaskan bahwa:

“unit usaha simpan pinjam ini sudah berjalan kurang lebih


selama 4 tahun, alhamdulillah unit usaha simpan pinjam ini
bisa berjalan dengan baik meskipun masih ada kekurangan
yakni dikarenakan oleh peminjam yang kurang amanah,
karena banyak dari peminjam yang tidak mengambalikan
sesuai dengan waktu yang ditentukan.”72

Dari penjelasan diatas unit usaha simpan pinjam sudah

berjalan dengan baik hanya saja ada kendala dari banyak nasabah

yang belum mampu mengembalikan pinjaman sesuai dengan waktu

yang ditentukan. Seperti yang ditambahkan oleh Bapak Mansyur

selaku anggota BUMDes mengatakan bahwa:

“alhamdulillah, warga Seruni Mumbul sudah banyak yang


ingin menjadi nasabah hanya saja ada kendala dari kami
yakni kurangnya modal untuk melayani pinjaman dari
masyarakat, contohnya masyarakat yang ingin minjem diatas
5 juta, sampai sekarang ini kami belum bisa memberikan
pinjaman ke masyarakat diatas 5 juta karena takutnya
nasabah yang lain tidak bisa kami layani. Masalah bunga
kami tidak terlalu membebani masyarakat dan ketikan
masyarakat tidak mampu mengembalikan pinjaman pada
waktu yang telah ditentukan kami juga melihat keadaan dari
masyarakat kami, jika belum mampu kami tidak menekannya
tapi hanya saja kami selalu mengingatkan untuk
mengembalikannya pinjamannya.”73

Hadirnya unit usaha simpan pinjam ini sangat membantu

masyarakat dalam mendapatkan modal untuk mengembangkan

72
Imran, Wawancara Anggota BUMDes Mandiri Sejahtera, Seruni Mumbul, 6 Agustus
2021.
73
Mansyur, Wawancara Anggota BUMDes Mandiri Sejahtera, Seruni Mumbul 6 Agustus
2021.

66
usahanya, seperti yang disampaikan oleh masyarakat salah satu

nasabah BUMDes mengatakan:

“dengan adanyan unit usaha simpan pinjam ini kami sangat


terbantu, meskipun modal yang kita pinjam dibatasi. Iya
namanya juga kita minjam harus menerima berapa-berapa
yang dikasih tentu ini akan saya gunakan untuk
mengembangkan usaha saya, tentu saya sangat
berterimakasih karena sudah diberikan pinjaman.”74

Walaupun unit usaha simpan pinjam ini sudah berjalan cukup

baik, akan tetapi disamping keterbatasan modal yang dimiliki

BUMDes resiko yang dimiliki juga cukup besar, sehingga peminjam

harus dibatasi.

3) Pengelolaan 1000 Gas

Pengelolaan 1000 Gas ini adalah unit usaha baru yang akan

dikelola oleh BUMDes sebagai unit usaha tambahan untuk

melengkapi unit usaha yang sudah ada. Pengelolaan 1000Tong Gas

ini tentu sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Seperti yang

disampaikan oleh Direktur Mandiri Sejahtera, mengatakan bahwa:

“Suntikan dana dari pemerintah desa kami dapatkan sebesar


185 juta itu kami gunakan untuk membuat unti usaha baru
untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui gas ini,
kami rencanakan 1000 tong gas akan tetapi kouta dari
pertamina belum menyediakan, namun sebagai awal akan
datang hari ini 400 tong gas itu kita rencanakan untuk kita
sebar kemasing-masing RT dulu sebagai chanel kita untuk
membantu dalam menjual, nanti masuk ke RT berapa, ke
Desa berapa, dan ke BUMDes berapa.”75

74
Roh, Wawancara nasabah BUMDes, Seruni Mumbul, 7 Agustus.
75
Burhan, Wawancara Direktur BUMDes Mandiri Sejahtera Seruni Mumbul, Seruni
Mumbul, 12 Agustus 2021.

67
Hal ini disambut baik oleh salah satu RT yang ada di Desa

Seruni Mumbul, yang mengatakan bahwa:

“tentu dengan adanya unit usaha pengelolaan 1000 tong gas ini
sangat membantu masyarakat, masyarakat tidak perlu lagi
keluar jauh-jauh mencari gas karena sudah ada stok dari
BUMDes. Karena ini unit usaha baru, ya wajarlah jika belum
dimaksimalkan oleh BUMDes, walaupun baru 400 tong gas
yang diberikan tapi kami rasa sudah cukup.”76

Strategi BUMDes dalam usaha pengelolaan 1000 tong gas

tentu dirasa tepat, ditambah dengan memberikan penangguhan

pembayaran hingga tujuh hari setelah gas diambil, tentu menjadi

nilai lebih dari masyarakat sehingga akan lebih cepat tercapainya

kesejahteraan masyarakat.

2. Kendala BUMDes Mandiri Sejahtera Dalam Meningkatkan

Perekonomian di Desa Seruni Mumbul.

Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Desa

dalam hal mengelola BUMDes yakni terkendala oleh dana dan

manajemen pengelolaan yang kurang baik.

1) Pengelolaan Wisata

Pengelolaan Wisata ini sebenarnya memiliki dampak yang

sangat besar baik bagi perekonomian masyarakat maupun untuk

menunjang pendapatan desa, hanya saja ada kendala yang belum

bisa dipecahkan sampai sekarang yang dirasakan oleh masyarakat

khususnya masyarakat yang ada di Dusun Mandar yakni,


76
Bapak Sukri, Wawancara salah satu RT Seruni Mumbul, Seruni Mumbul, 12 Agustus
2021.

68
menimbulkan kebisingan ketika kendaraan sepeda motor atau mobil

keluar masuk wisata, karena jalur masuk wisata melewati

pemukiman warga. Selain itu juga keselamatan anak-anak yang

sedang bermain di jalan menjadi kekhawatiran masyarakat untuk

selalu mengawasi anaknya. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu

masyarakat Dusun Mandar yang mengatakan bahwa:

“terganggunya masyarakat ketika adanya wisata disini,


tentunya banyak sepeda motor yang berlalu lalang
mengganggu kenyamanan warga dan keamanan anak-anak
yang bermain.”77

Hal tersebut juga diungkapkan oleh salah satu masyarakat

yang mengatakan bahwa:

“kalau dampak negatif setelah dibangun wisata ini kami


merasa terganggu dengan banyak sepeda motor yang keluar
masuk, apalagi jika hari minggu ramenya minta ampun.
Soalnya jalan masuknya kan hanya satu dari dalam kampung
ini aja.”78

Kedua, Etos kerja yang masih rendah dalam hal perekrutan

pengelola wisata. Pemerintah Desa menggunakan sistem trainning

untuk melihat kesungguhan pemuda dalam mengelola wisata. Selain

itu juga dalam proses trainning ini 4 dari 10 orang mengundurkan

diri dangan alasan pribadi dan ingin mencari pekerjaan yang lain.

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu anggota BUMDes yang

mengatakan bahwa:

“setiap dusun ada perwakilan kita rekrut untuk mengelola


wisata, namun hanya saja perwakilan dari dusun dames tidak
ada, itu dikarenakan pemuda dusun dames lebih banyak pergi
77
Herman, Wawancara Masyarakat Seruni Mumbul, Seruni Mumbul, 9 Agustus 2021.
78
Rini, Wawancara Masyarakat Seruni Mumbul, Seruni Mumbul, 9 Agustus 2021.

69
merantau ke bali. Bisa dihitung 80 persen pemuda disini
pergi merantau ke bali disamping itu juga jarak dari lokasi
wisata lumayan jauh makanya pemuda disini tidak mau.”79

Jika dilihat dari penjelasan diatas menandakan bahwa etos

kerja dari pemuda-pemuda dalam mengelola wisata masih rendah.

Hal tersebut menjadi kendala dalam mengembangkan wisata karena

peran pemuda sangat diharapkan dalam bekerjasama untuk

membangun desa tentu sangat dibutuhkan.

Ketiga, dikarenakan adanya pandemi Covid-19 segala bentuk

kegiatan perkumpulan untuk sementara waktu dihentikan termasuk

kegiatan wisata menyebabkan pemasukan wisata meunurun.

2) Simpan Pinjam

Masyarakat banyak yang kurang paham tentang dana

BUMDes yang dipinjem, sehingga masih banyak sebagaian

masyarakat yang menganggap dana BUMDes hanya dana bantuan

dari pemerintah yang tidak untuk dikembalikan oleh masyarakat

kepada pengurus BUMDes hingga dana simpan pinjam dalam

program BUMDes sedikit terhambat. Seperti yang diungkapkan oleh

Direktur BUMDes Mandiri Sejahtera yang mengatakan bahwa:

“kendala yang kami hadapi dalam unit usaha simpan pinjam


ini banyak dari masyarakat yang kurang paham terkait
dengan dana BUMDes yang dipinjam. Masih banyak yang
menganggap bahwa uang itu adalah uang pemerintah untuk
masyarakat yang tidak untuk dikembalikan.”80

79
Imran, Wawancara Anggota BUMDes Seruni Mumbul, Seruni Mumbul, 9 Agustus
2021.
80
Burhan, Wawancara Direktur BUMDes Mandiri Sejahtera Seruni Mumbul, Seruni
Mumbul, 9 Agustus 2021.

70
Dari penjelasan diatas bahwa kurangnya pemahaman

masyarakat menjadi kendala dalam mengelola BUMDes terutama

dalam unit usaha simpan pinjam karena dana BUMDes yang

dipinjam tidak bisa berjalan sesuai dengan yang dihadapkan, adapun

penjelasan tambahan dari salah satu anggota BUMDes mengatakan

bahwa:

“iya masyarakat kami banyak yang masih kurang paham


terkait dengan dana yang kami pinjamkan, sehingga itu yang
membuat kami kekurangan modal dalam melayani
masyarakat yang misalnya masyarakat yang ingin meminjam
modal di atas 5 juta, tentu tidak bisa kami berikan langsung
karena masih banyak masyarakat yang ingin meminjam,
terkecuali jika masyarakat yang ingin meminjam dibawah 5
juta tentu kami tidak keberatan, kami langsung
memberikannya kecuali pada saat kami akan melakukan
pencarian dana tabungan masyarakat. Keterlambatan
pengembalian ini menjadi kendala bagi kami dalam megelola
unit usaha simpan pinjam ini.”81

Adanya keterlambatan dan kelalain masyarakat dalam

mengambalikan dana BUMDes menjadi penghambat perkembangan

BUMDes sehingga pengembangan ini dilakukan secara bertahan dan

waktu yang cukup lama.

3) Kurangnya Sosialisai

Salah satu kendala yang dihadapi dalam menjalankan

kegiatan BUMDes Mandiri Sejahtera adalah kurangnya sosialisasi

dari pengurus BUMDes, sehingga pelaksanaan yang terkait dengan


81
Mansyur, Wawancara Anggota BUMDes Mandiri Sejahtera Seruni Mumbul, Seruni
Mumbul, 9 Agustus 2021

71
kegiatan BUMDes masyarakat masih kurang paham. Sehingga

program BUMDes Mandiri Sejahtera yang bergerak pada bidang

keuangan/unit usaha simpan pinjam mengalai kendala karena

kurangnya pemahaman masyarakat tentang program BUMDes itu

sendiri. Seperti yang dijelaskan oleh Pak Burhan selaku Direktur

BUMDes, mengatakan bahwa:

“Dalam kegiatan simpan pinjam ini kami tidak terlalu banyak


melakukan sosialisai, menyabar brosur, membuat spanduk
dll. Kami lebih mengandalkan masyarakat yang menjadi
nasabah untuk menceritakan ke masyarakat lainnya.”82

Sosialisai itu sebenarnya cara untuk memberikan edukasi

kepada masyarakat tentang BUMDes dan program BUMDes.

Selanjutnya tambahan yang disampaikan oleh Buk Azizah selaku

bendahara BUMDes Mandiri Sejahtera.

“pemahaman masyarakat tentang BUMDes ini masih sangat


minim itu dikeranakan karena kurangnya kami
memaksimalkan sosialisai, sehingga menjadi kendala dalam
pengembangan BUMDes. Ketika ada masyarakat yang
datang sebagai nasabah kami menjelaskan tentang BUMDes
untuk menambah pemahamannya dan meminta masyarakat
untuk menjelaskan ke masyarakat lain tentang keberadaan
BUMDes.”83
Dari penjelasan diatas bahwa pemahaman masyarakat tentang

BUMDes masih kurang, hal itu dikarenakan belum memaksimalkan

sosialisasi yang dilakukan oleh pengurus BUMDes.

4) Sumber Daya Modal Yang Masih Kurang

82
Burhan, Wawancara Direktur BUMDes Mandiri Sejahtera Seruni Mumbul, Seruni
Mumbul, 9 Agustus 2021.
83
Azizah, Wawancara Bendahara BUMDes Mandiri Sejahtera Seruni Mumbul, Seruni
Mumbul, 9 Agustus 2021.

72
Modal salah satu yang mempengaruhi perkembangan suatu

usaha. Suatau lembaga atau badan usaha akan mengelami

keterlambatan dalam pengembangan karena kekurangan modal.

Seperti hal yang dialami oleh BUMDes Mandiri Sejahtera. Seperti

yang dijelaskan oleh Pak Burhan selaku Direktur BUMDes Mandiri

Sejahtera:

“jika berbicara tentang modal kami juga masih kekurangan


modal. Akan tetapi dari kekurangan ini kami berusaha
mengembangkan BUMDes ini setahap demi setahap dengan
memperhatikan potensi ekonomi yang ada ditengah
masyarakat.”84

Dilanjutkan oleh Buk Azizah selaku Bendahara BUMDes

Mandiri Sejahtera, yang mengatakan bahwa:

“kami berusaha untuk mengembangkan usaha yang ada di


BUMDes ini, walaupun memang kami sangat kekurangan
modal karena modal ini merupakan penunjang bagi kami
untuk melakukan pengembangan usaha yang ada di BUMDes
Mandiri Sejahtera.”85

5) Kurangnya Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah sebagai tempat dalam mengelola

dan mengembangkan usaha yang ada di BUMDes. Untuk sementara

ini BUMDes Mandiri Sejahtera belum memiliki kantor sendiri,

BUMDes Mandiri Sejahtera masih menempati kantor desa sebagai

kantor BUMDes. Seperti yang dijelaskan oleh Pak Burhan selaku

Direktur BUMDes Mandiri Sejahtera yang mengatakan bahwa:

84
Burhan, Wawancara Direktur BUMDes Mandiri Sejahtera Seruni Mumbul, Seruni
Mumbul, 9 Agustus 2021
85
Azizah, Wawancara Bendahara BUMDes Mandiri Sejahtera Seruni Mumbul, Seruni
Mumbul, 9 Agustus 2021.

73
“salah satu kendala bagi kami adalah BUMDes sendiri belum
mempunyai kantor sendiri, walaupun tidak terlalu menghabat
jalannya usaha BUMDes, tapi kami akan usahakan
insyaAllah tahun depan harus ada kantor BUMDes sendiri.”86

Dari penjelasan diatas bahwa dengan tidak adanya kantor

BUMDes tidak terlalu menghambat jalannya proses pengembangan,

hanya saja belum jelas akan jadi hak milik BUMDes Mandiri

Sejahtera.

B. Pembahasan dan Analisis

1. Analisis Pengelolaan BUMDes Mandiri Sejahtera Dalam

Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Seruni Mumbul

Desa memiliki banyak potensi tidak hanya dari jumlah penduduk,

tetapi juga ketersedian sumber daya alam yang melimpah. Jika kedua
86
Burhan, Wawancara Direktur BUMDes Mandiri Sejahtera Seruni Mumbul, Seruni
Mumbul 9 Agustus 2021.

74
potensi ini bisa dikelola dengan baik tentu akan dapat memberikan

kesejahteraan bagi masyarakat desa. Akan tetapi, kita sadari bahwa selama

ini pembangunan pada tingkat desa masih memiliki banyak kelemahan.

Diantara kelemahan dalam pembangunan tingkat desa antara lain

disebabkan oleh persoalan sumber daya manusia yang kurang berkualitas

selain itu juga disebabkan oleh persoalan keuangan.87 Namun upaya yang

dilakukan oleh Pemerintah Desa adalah menganggarakan sebagaian dana

untuk program pembangunan desa dan perbaikan perekonomian masyarakat

desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dikelola

sepenuhnya oleh Pemerintah Desa dan masyarakat menjadi sebuah

pendekatan yang diharapkan bisa menjadi penggerak perekonomian

masyarakat desa. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 39 tahun

2010 tentang BUMDes adalah salah satu usaha Desa yang dibentuk oleh

Pemerintah Desa yang dimana kepemilikan modal dan pengelolaannya

dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat.88

Adapun menurut Maryunani definisi dari BUMDes adalah lembaga

usaha yang dikelola oleh pemerintah desa dan masyarakat dalam upaya

untuk memperkuat perekonomian masyarakat dan mempererat hubungan

sosial masyarakat yang dibangun berdasarkan potensi dan kebutuhan

masyarakat.89

87
M.J Kasianto, Masalah Dan Strategi Pembangunan Indonesia (Jakarta: PT. Pustaka
Pembangunan Swadaya Nusantara., 1994), hlm 27.
88
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 39 tahun 2010.
89
Muryanani, Pembangunan BUMDes Dan Pemberdayaan Pemerintah Desa (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2008), hlm 35.

75
Tujuan dari dibentuknya BUMDes adalah upaya dari pemerintah

untuk meningkatkan kemampuan dan pendapatan keuangan Pemerintah

Desa dalam penyelenggaraan pemerintah dan meningkatkan perekonomian

masyarakat melalui berbagai unit usaha kegiatan BUMDes. Hal ini tentu

diperkuat oleh Undang-undang nomor 6 tahun 2014, yang menyatakan

pembentukan BUMDes didasarkan pada hasil musyawarah dan dikelola

dengan penuh rasa kekeluargaan.90

Dalam pengelolaannya BUMDes diharapkan dapat menstabilkan

perekonomian masyarakat, selain itu juga BUMDes diharapkan untuk dapat

berkontribusi pada pendapatan desa terutama dalam hal Pendapatan Asli

Desa (PADes). Pendapatan Asli Desa sendiri merupakan pendapatan yang

diterima dari berbagai macam usaha pemerintah desa yang nantinya dana

tersebut bisa digunakan untuk membiayai kebutuhan kegaiatan yang

dilakukan. Pendapatan ini bisa didapatkan dari tiga macam pendapatan

diantaranya: pendapatan dari hasil usahan pemerintah desa yang dikelola

oleh BUMDes, hasil pungutan (retribusi), pendapatan dari pengelolaan

wisata dan lain sebagainya.91

Dalam penelitian ini akan melihat bagaimana pengelolaan dari

lembaga ekonomi yaitu BUMDes dalam meningkatkan perekonomian

masyarakat dan kesejahteraan masyarakat. BUMDes Mandiri Sejahtera

sudah berjalan selama 6 tahun dan sudah memiliki beberapa unit usaha yang

dianggap mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. BUMDes atau

90
Undang-undang Pasal 87 No. 6 Tahun 2014 Tentang Badan Usaha Milik Desa.
91
Peraturan Menteri Dalam Negeri Pasal 9 No. 20 Tahun 2018 Tentang Pendapatan Desa.

76
badan usaha yang segala kegiatannya atau sebagian modalnya dimiliki oleh

desa melalui penyertaan modal secara langsung dan berasal dari kekayaan

desa yang dipisahkan untuk mengelolaa wisata, jasa pelayanan dan usaha-

usaha lainnya untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.92

Menurut Todaro dan Setphen Smith, kesejahteraan masyarakat

menunjukkan ukuran hasil pembangunan masyarakat dalam mencapai

kehidupan yang lebih baik diantaranya:93

1) Meningkatkan kemampuan dan pemerataan distribusi kebutuhan dasar

seperti makanan, tempat tinggal, kesehatan dan perlindungan

2) Membantu dalam meningkatkan tingkat kehidupan, tingkat pendapatan,

dan pendidikan yang lebih baik.

3) Memperluas skala ekonomi dan ketersediaan pilihan sosial dan bangsa.

Pemilihan dan penentuan jenis usaha yang mau dijadikan sebagai

unit usaha BUMDes tentu harus dilakukan dengan seksama dan

pertimbangan yang matang. Dalam membentuk unit usaha BUMDes perlu

memprhatikan beberapa inovasi dan kondisi yang sedang berkembang di

masyarakat. Jenis-jenis usaha yang dikembangkan oleh BUMDes harus

menyesuaikan dengan potensi dan kebutuhan masyarakat desa serta peluang

yang bisa menjanjikan, sehingga unit usaha tersebut bisa memberikan

92
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik
Indonesia, No 4 Tahun 2015 Pasal 1 Ayat 2, Tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.
93
Wahyu Danil, Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pada Pegawai Negeri
Sipil di Kantor Bupati Bireuen, Journal Ekonomika Universitas Almuslim Bireien Aceh, Vol 4 (7).
2018, hlm 38.

77
dampak bagi masyarakat terutama dalam hal meningkatkan perekonomian.

Adapun jenis usaha BUMDes yang dapat dikembangkan yakni:94

1) Pengelolaan Wisata

Dalam pengelolaan wisata tentu sangat berdampak bagi

perekonomian masyarakat khusunya masyarakat yang di Desa Seruni

Mumbul. Melalui industri wisata perekonomian masyarakat dapat

meningkat seperti, pendapatan masyarakat, lapangan pekerjaan

bertambah, adanya kesempatan usaha sehingga dapat mengurangi

pengangguran. Oleh sebab itu, diperlukan sumber daya manusia yang

berkualitas dalam mengelola dan mengembangkan serta menggali potensi

desa. Selain itu juga, dalam mengelola BUMDes tentu sangat

memerlukan dukungan dari masyarakat dan pemerintah desa untuk

menjadikan wisata ini sebagai stimulus dalam meningkatkan

perekonomian masyarakat.

Pengelolaan wisata menjadi salah satu unit kegiatan Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) Mandiri Sejahtera yang bertujuan dapat

meningkatkan perekonomian masyarakat sekaligus bisa mengurangi

pengangguran. Dalam pembuatan wisata ini direplikasi dari Desa

Ponggok, Klaten, Jawa Tengah. Setelah rapat dengan LKMD, BPD,

masyarakat dan tokoh pemuda dan pada akhirnya mereka sepakat untuk

membuatnya dengan modal Rp 649 juta diambil dari dana desa.

94
Joko Purnomo, Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa, (Yogyakarta:
Infest, 2016), hlm 21.

78
Meskipun dalam pembuatan wisata ini banyak dari masyarakat yang

kurang setuju dengan alasan wisata sebagai tempat terjadinya maksiat.

Pemkab setempat juga sangat mnedukung dengan memberikan

fasilitas tambahan, berupa pembangunan musala dan bibit ikan. Tak ingin

membuang kesempatan, pemerintah desa ingin mengembangkan lokasi

tersebut dengan aneka destinasi baru. Sisa lahan mangrove akan

dijadikan villa terapung. Dari sini, kesempatan kerja terbuka lebar bagi

warga desa sebagai pramuwisata.

Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya

pengelolaan BUMDes pada unit usaha pengelolaan wisata. Pengelolaan

yang dilakukan oleh BUMDes Mandiri Sejahtera pada unit usaha wisata

sangat membantu masyarakat dalam meningkatkan perekonomian

masyarakat. BUMDes sebagai perpanjang tangan pemerintah desa dalam

mengelola wisata bersama masyarakat. Unit usaha ini dapat memberikan

dampak ekonomi yang besar pada masyarakat dilihat dari pendapatan

meningkat, lapangan pekerjaan bertambah, dan adanya kesempatan usaha

sehingga dapat mengurangi pengangguran.

2) Layanan Simpan Pinjam

Unit usaha simpan pinjam adalah unit usaha pengelolaan

keuangan yang dikelola secara mandiri dan hasilnya dapat dirasakan oleh

masyarakat dalam bentuk usaha simpan pinjam. Dari hasil wawancara

yang peneliti lakukan bahwa dalam unit ini BUMDes Mandiri Sejahtera

memberikan kemudahan bagi masyarakat sebagai peminjam dalam hal

79
persyaratan yang mudah, dan juga tidak terlalu membebani masyarakat

dalam mengembalikan pinjaman. BUMDes Mandiri Sejahtera juga

memberikan bunga pinjama yang rendah dalam jangka waktu

pengembalian yang cukup lama sehingga memberikan kemudahan bagi

masyarakat dalam mengembalikannya dan juga berdampak pada

peningkatan perekonomian masyarakat. Walaupun masih ada nasabah

belum mampu mengembalikan uang pinjaman sesuai dengan waktu yang

telah disepakati, BUMDes tidak menekan masyarakat untuk

mengembalikannya, tentu dengan melihat keadaan ekonomi dari nasabah.

Dengan demikian hadirnya unit usaha simpan pinjam ini sangat

membantu masyarakat dan dapat meningkatkan perekonomian dan

kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah Desa berupaya untuk meningkatkan perekonomian

masyarakat dengan membentuk lembaga atau badan usaha yang beriorentasi

pada masyarakat desa. Meningkatkan perekonomian masyarakat akan

berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat dan juga bagi Pendapatan

Asli Desa (PADes).95

Lembaga ekonomi sepenuhnya dikelola oleh masyarakat sehingga

masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya untuk mengembangkan

lembaga atau badan usaha. Salah satu lembaga ekonomi yang digancar

dibentuk disetiap desa adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai

95
Seyadi, BUMDes Sebagai Alternatif Lembaga Keuangan Desa (Yogyakarta: SPP STM
YKPN, 2003), hlm 64.

80
alat penggerak untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa.

BUMDes sangat berperan dalam sektor moneter dan sektor rill. BUMDes

merupakan badan usaah yang sudah menyebar diberagai daerah yang ada di

Nusa Tenggara Barat, salah satunya BUMDes Mandiri Sejahtera yang ada

di Desa Seruni Mumbul Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok

Timur.

Tujuan didirikannya BUMDes Mandiri Sejahtera ini adalah sebagai

perpanjang tangan pemerintah desa untuk mengelola potensi yang dimiliki

desa, dan juga sebagai sarana dalam memberdayakan masyarakat desa serta

kesejahteraan dan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes).

Pemilihan dan pembentukan unit usaha BUMDes yang akan

dijadikan sebagai unit usaha BUMDes harus dilakukan dengan seksama dan

pertimbangan yang matang. Dengan memperhatikan beberapa inovasi

dengan kondisi yang sedang berkembang di masyarakat. Adapun unit usaha

yang tercantum dalam Permendes PDTT Nomor 4 Tahun 2015 yakni: Bisnis

Prantara (BUMDes Brokering), Bisnis Berdagang (BUMDes Trading),

Bisnis Sosial (BUMDes Serving), Bisnis Penyewaan (BUMDes Renting),

dan Bisnis Keuangan (BUMDes Banking). Jenis-jenis usaha yang dapat

dikembangkan oleh BUMDes harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan

potensi yang dimiliki oleh desa yang dapat memberikan dampak bagi

BUMDes melalui nilai tambah ekonomi.96 Adapun beberapa klasifikasi yang

dijabarkan oleh Joko Pornomo termasuk dalam unit usaha yang dijalankan

96
Joko Purnomo, Pendirian Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Yogyakarta:
Infest, 2016), hlm 21.

81
oleh BUMDes Mandiri Sejahtera sebagai strategi untuk mewujudkan apa

yang menjadi tujuan dari pembentukannya, terutama dalam hal

meningkatkan perekonomian masyarakat, diantaranya:

1) BUMDes Brokering

Bisnis Brokering ini adalah usaha yang dijalankan oleh

BUMDes yang berperan sebagai perantara dalam memberikan jasa

pelayanan kepada masyarakat.97 Sebelum adanya BUMDes Mandiri

Sejahtera ini juga sudah banyak Desa yang menjalankannya usaha ini

dalam bentuk pelayanan atau jasa prantara seperti pelayanan pembayaan

rekening listrik. Di BUMDes Mandiri Sejahtera jenis usaha seperti belum

ada.

2) BUMDes Renting

Bisnis rentung adalah BUMDes yang menjalankan usaha untuk

melayani masyarakat setempat dan sekaligus dan memperoleh

pendapatan desa. Bisnis seperti ini sudah banyak diaplikasikan oleh

banyak desa. Contoh dari bisnis renting ini adalah penyewaan traktor,

gedung pertemuan, pekakas pesta dan lain sebagainya.98

Dalam hal ini berdasarkan dari teori joko purnomo yang

mengatakan dalam bukunya bahwa BUMDes Renting sebagaimana

dalam teori tersebut menyatakan bahwa menjalankan sebuah usaha

penyewaan untuk memudahkan semua warga yang mendapatkan

berbagai kebutuhan perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan seperti:


97
Achmad Taufik, Menuju Desa Yang Mandiri......, hlm 89.
98
Permendes Nomor 4 Tahun 2015 tentang pendirian, pengurusan, dan pengelolaan serta
pembubaran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pasal 210.

82
penyewaan gedung dan alat pesta, dan serta penyewaan traktor dan lain

sebagainya.99

Namun di BUMDes Mandiri Sejahtera belum terdapat jenis

usaha seperti ini, akan tetapi sudah masuk kedalam program atau jenis

uasaha yang direncanakan akan dikelola kedepannya.

3) BUMDes Banking

Bisnis keuangan atau Financial Bussines adalah bisnis yang

dijalankan oleh BUMDes berupa bisnis uang untuk memenuhi kebutuhan

keuangan masyarakat desa dengan bunga yang lebih rendah dari pada

bunga uang yang diperoleh masyarakat dari bank-bank konvensional.100

Adapun jenis usaha yang diterapkan oleh BUMDes Mandiri Sejahtera

melalui unit usaha simpan pinjam,

Unit usaha simpan pinjam merupakan unit usaha pertama yang

dijalankan oleh BUMDes Mandiri Sejahtera dari pertama didirikan. Unit

usaha simpan pinjam ini bisa dikatakan produk usaha yang ditujukan

kepada masyarakat yang membutuhkan modal dalam mengembangkan

usahanya. Selain modal utamanya, BUMDes juga menggunakan modal

dari masyarakat untuk dikelola.

Adapun persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh

masyarakat yang ingin meminjam modal berupa foto copy KTP sebagai

jaminam dan tanda bukti usaha yang dikelola oleh masyarakat sebagai

penangguhan. Pengelolaan dana pinjaman untuk masyarakat yang


99
Http://www.berdesa.com/informasi-lengkap-tentang-bumdes-yang -harus-anda-
ketahui/diakses pada tanggal 16 september 2021 pukul 21.59.
100
Permendes Nomor 4 Tahun 2015.........., Pasal 23.

83
dilakukan oleh BUMDes adalah dana yang terkumpul dari setiap unit

usaha yang dikelola oleh BUMDes.

Dana pinjaman yang diberikan maksimal Rp3.000.000. setiap

pinjaman yang diberikan akan dikenakan denda mulai dari 2%-6% untuk

BUMDes dengan waktu maksimal tempo 6 bulan untuk mengembalikan,

pengenaan bunga tersebut diberikan oleh peminjam pada saat awal

melakukan pinjaman, sehingga pada saat waktu pengembalian modal

yang dipinjamkan utuh. Akan tetapi, unit usaha simpan pinjam ini belum

berjalan baik 100%, karena disamping keterbatasan modal yang dimilki

BUMDes dirasa memiliki resiko yang cukup besar.

2. Kendala BUMDes Mandiri Sejahtera Dalam Meningkatkan

Perekonomian Masyarakat Seruni Mumbul.

a. Kendala Pengelolaan BUMDes Mandiri Sejahtera Dalam Meningkatkan

Perekonomian Masayarakat Seruni Mumbul

Dalam mengembangkan suatu usaha tentu tidak bisa terhibdari

dari hambatan sehingga suatu usaha dikatakan sukses jika bisa melewati

kendala yang dihadapinya. Seperti yang dihadapi oleh BUMDes

Mandiri Sejahtera ada beberapa kendala yang dihadapi sehingga

perkembanganna belum bisa dikatakan 100% berhasil, walaupun dalam

84
pengelolaan yang baik namun masih bisa terjadi kandala. Adapun

kendala yang dihadapi oleh BUMDes Mandiri Sejahtera sebagai

berikut:

1) Pengelolaan Wisata

Pengelolaan Wisata Denda Seruni merupakan salah satu

unit usaha BUMDes Mandiri Sejahtera yang dapat memberikan

hasil yang sangat signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat terutama masyarakat setempat, sekaligus

menumbuhkan kesadaran masyarakat terkait arti penting wisata.

Namun demikian, adanya kendala yang dihadapi dalam

pengembangan wisata denda seruni mengakibatkan kondisi yang

diharapkan masih belum bisa diwujudkan. Beberapa kendala yang

menjadi hambatan dalam pengelolaan yakni meliputi keterbatasan

sumber daya manusia. Keterbatasan dari sisi ini tentu sangat

menentukan dalam mengembangkan wisata, layanan penting bila

diabaikan juga akan menjadi kendala adalah fasilitas yang belum

memadai dan keamanan pengunjung. Fasilitas yang memadai akan

terkait dengan kenyamanan pengunjung dalam menikmati objek

wisata. Kendala lain yang dihadapi oleh pengelola BUMDes adalah

kurangnya informasi mengenai wisata denda seruni yang diterima

oleh masyarakat. Untuk itu, upaya pemasaran obyek wisata alam

denda seruni ini perlu dilakukan secara gencar dan

berkesinambungan dari berbagai media.

85
2) Layanan Simpan Pinjam

Anggapan masyarakat terkait dengan uang pinjaman

adalah uang pemerintah untuk masyarakat. Kurangnya pemahaman

masyarakat tentang arti kehadiran BUMDes sebagai badan usaha

untuk mendukung potensi ekonomi yang ada mangakibatkan

perkembangan BUMDes menjadi terhambat. Hal ini terjadi karena

anggapan masyarakat tentang dana yang dipinjam adalah dana

Cuma-Cuma dari pemerintah untuk masyarakat tanpa harus

dikembalikan lagi ke BUMDes sehingga dana simpan pinjam

dalam program BUMDes terhambat.

Kurangnya pemahaman masyarakat menjadi hambatan

bagi BUMDes dalam mengelola unit usaha simpan pinjam karena

dana yang dipinjamkan tidak bisa berjalan sesuai dengan apa yang

diharapkan. Keterlambatan pengembalian pinjaman akan

menyebabkan BUMDes Mandiri Sejahtera kekurangan modal

dalam pengembangan unit usaha, sehingga pengembangan

BUMDes dilakukan secara bertahap dan dalam waktu yang cukup

lama.

3) Sumber Daya Manusia (SDM) Masih Rendah

Kebutuhan akan sumber daya manusia yang tinggi oleh

organisasi merupakan ramalan kebutuhan organisasi untuk waktu

yang akan datang. Ramalan kebutuhan sumber daya manusia bukan

86
berkaitan dengan banyaknya akan tetapi menyangkut tentang

kualitas.101

Kualitas sumber daya manusia yang tinggi tentu akan

dapat mendukung dalam melakukan perkembangan suatu kegiatan

organisasi. Begitu juga sebaliknya jika kualitas sumber daya

manusia rendah akan menjadi hambatan dan kendala dalam

mengembangkan BUMDes Mandiri Sejahtera. Jika ingin melihat

maju atau tidaknya BUMDes itu sangat bergantung pada sumber

daya yang ada, baik sumber daya modal maupun sumber daya

manusia.

Dari sini kaulitas sumber daya manusia sangat

mempengaruhi perkembangan suatu organisasi atau lembaga badan

usaha, seperti BUMDes Mandiri Sejahtera. Semakin tinggi sumber

daya manusia tentu akan semakin maju suatu lembaga badan usaha.

4) Kurangnya sosialisai

Salah satu kendala dalam menjalankan BUMDes Mandiri

Sejahtera adalah belum memaksimalkan kegiatan sosialisasi

tentang BUMDes terkait dengan pelaksanaan kegiatan BUMDes

sehingga masyarakat kurang paham dan kurang antusias dalam

kehadiran BUMDes. Salah satu program BUMDes Mandiri

Sejahtera yakin unit usaha simpan pinjam mengalami kendala

karena kurang pemahaman tentang BUMDes itu sendiri.

101
Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia (JAKARTA: PT.
Rineka Cipta, 1998), hlm 13.

87
Sosialisasi merupakan cara untuk menambah pemahaman

masyarakat tentang BUMDes ini. Kurangnya pemahaman

masyarakat tentang BUMDes akan menyebabkan masyarakat

kurang antusias untuk menjadi nasabah BUMDes.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti,

maka penelitia dapat menyimpulkan bahwa Pengelolaan BMDes Mandiri

Sejahtera Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat sudah dapat

terealisasikan melalui unit usaha yang dikelola oleh BUMDes yang

langsung menyentuh masyarakat dan para pelaku usaha untuk dapat

88
mengasilkan keuntungan yang lebih tinggi. Unit usaha tersebut berupa:

Pengelolaan Wisata, dan Simpan Pinjam.

Selain itu untuk memaksimalkan kinerja BUMDes dalam

meningkatkan perekonomian masyarakat dan pendapatan desa, BUMDes

Mandiri Sejahtera memiliki dua strategi untuk dapat mewujudkan tujuan

yang telah disepakati yaitu pertama menghidupkan usaha BUMDes yang

terbengkalai seperti unit usaha Simpan Pinjam, dan kedua membuka unit

usaha baru untuk dapat meningkatkan pendapatan seperti pengelolaan

1000 tong gas.

Dari hasil penelitian yang peneliti dapatkan, Kontribusi dari

BUMDes Mandiri Sejahtera sudah cukup baik, hanya saja pengelolaanya

yang belum maksimal seperti yang diketahui masih rendahnya sumber

daya manusia dalam mengelola BUMDes, dan kontribusi terhadap

Pendapatan Asli Desa (PADes) Desa Seruni Mumbul dirasa belum

maksimal.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan data yang ada, maka saran yang

dapat disampaikan oleh peneliti adalah:

1) Dalam pengelolaan BUMDes Mandiri Sejahtera kedepannya dapat

dikelola secara syari’ah dengan mengedepankan nilai-nilai agama dan

sesuai dengan prinsip Ekonomi Islam.

2) Untuk pengurus BUMDes Mandiri Sejahtera agar memperbaiki

pengelolaan manajemen dan kelembagaannya untuk lebih

89
memaksimalkan kinerja unit usaha dan kinerja sumber daya manusia

agar pengelolaan BUMDes meningkat. Pihak BUMDes perlu

mengadakan sosialisai baik secara formal maupun informal, agar

masyarakat dapat mengetahui unit kegiatan BUMDes maupun tujuan

BUMDes itu sendiri sehingga masyarakat tergugah untuk bergabung

memanfaatkan dan mengembangkan unit usaha BUMDes Mandiri

Sejahtera.

3) Bagi pemerintah Desa, hendaknya memberikan dukungan kepada

BUMDes Mandiri Sejahtera baik dalam bentuk material maupun

nonmaterial, sehingga dapat membantu memaksimalkan kinerja.

4) Bagi masyarakat, hendaknya ikut serta dan berperan aktif dalam

mengelola usaha BUMDes Mandiri Sejahtera untuk meningkatkan

taraf ekonomi.

5) Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan kajian yang

lebih mendalam dan lebih luas mengenai pengelolaan Badan Usaha

Milik Desa dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

90
DAFTAR PUSTAKA

(BPKP), Badan Pengawan Keuangan dan Pembangunan, Petunjuk Bimbingan &

Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa (Jakarta: Rineka Cipta, 2015)

Amri, Junaidi, dan Yulmardani, Metodologi Penelitian Ekonomi Dan

Penerapannya (Bogor: IPB Press, 2009)

Anufia, Thalha Alhamid dan Dubur, Resume: Instrumen Pengumpulan Data

(Sorong: STAIN sorong, 2019)

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revi (Jakarta:

Rineka Cipta, 1993)

91
Arikunto, Suharsimin, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:

PT. Bineka Cipta, 2002)

Dorothy Rouly, Penjaitan, dan Aripin Ahmad, Metode Penelitian Untuk Bisnis

(Lampung: Aura Publishing, 2017)

Ihsan, A, N, & Setiyono, B., Analisis Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Gerbang Lentera Sebagai Penggerak Desa Wisata Lerep, Journal

Of Politic and Govermment Studies, Vol 7 (4) (2018), 322

Jepri, A., Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Dalam Upaya

Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Melalui BUMDes Program Pasar Desa,

Jisip: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Vol 8 (4) (2019), 303

Kadar Nurzaman, Dkk, Manajemen Perusahaan (Bandung: Pustaka Setia, 2014)

Kartasasmita, Ginandjar, Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan

Dan Pemerataan (JAKARTA: Pustaka CIDESINDO, 2001)

Kasianto, M.J, Masalah Dan Strategi Pembangunan Indonesia (Jakarta: PT.

Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara., 1994)

Kholmi, Maisyah, Akuntabilitas Pengelolaan Dana Alokasi Desa (Studi Kasus Di

Desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang), E-Journal

Ekonomi Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang, Vol 7 (2) (2016), 143–

52

Komariah, Djam’an Satori dan Aan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:

Alfabeta, 2014, 2014)

Margono, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2004)

Mubyarto, Ekonomi Rakyat, Program IDT Dan Demokrasi Ekonomi Indonesia

92
(Yogyakarta: Aditya Media, 2017)

Muryanani, Pembangunan BUMDes Dan Pemberdayaan Pemerintah Desa

(Bandung: CV Pustaka Setia, 2008)

Natsir, M., Metode Penelitian (Medan: Galia Indonesia, 1988)

Notoatmodjo, Soekidjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia (JAKARTA: PT.

Rineka Cipta, 1998)

Purnomo, Joko, Pendirian Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa

(Yogyakarta: Infest, 2016)

Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja (Bandung: CV

Mandar Maju, 2017)

Seyadi, BUMDes Sebagai Alternatif Lembaga Keuangan Desa (Yogyakarta: SPP

STM YKPN, 2003)

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2012)

———, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & G (Bandung:

Alfabeta, 2017)

———,Metodologi Penelitian Manajemen (Bandung:Alfabeta, 2016, 2016)

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan

R&D) (Bandung: Alfabeta, 2008)

Suparno, A. Suhaenah, Pembangunan Desa (JAKARTA: Erlangga, 2001)

Surnawinata, Sarbini, Politik Ekonomi Kerakyatan (JAKARTA: Gramedia

Pustaka Utama, 2004)

Sutoro Eko, Dkk, Modul Pelatihan Pratugas Pendampingan Desa, 2015

Syahrun, Salin dan, Metodologi Penelitain Kualitatif (Bandung: Citapustaka

93
Media, 2012)

Taylor, Robert Bohdan dan Steven J., Pengantar Metodologi Penelitian

Kualitatif. Suatu Pendekatan Fenomologis Terhadap Ilmu-Ilmu Sosial

(Surabaya: Usaha Offset Printing, 1992)

Untari, Dhian Tyas, Metodologi Penelitian Kontemporer Bidang Ekonomi Dan

Bisnis (Banyumas: CV. Pena Persada, 2018)

Wijaya, Candra, Dasar-Dasar Manajemen (Medan: Perdana Publishing, 2016)

Yusuf, A. muri, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatf & Penelitian Ganda

(JAKARTA: prenadamedia group, 2014)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: Wawancara dengan Sekretaris Desa Seruni Mumbul

94
lampiran 2: Wawancara dengan Direktur BUMDes Mandiri Sejahtera

95
Lampiran 3: Wawancara dengan Bendahara BUMDes Mandiri Sejahtera

dan Pengelola Wisata

96
Lampiran 4: Surat Balasan Penelitian

97
Lampiran 5: Dokumentasi Kegiatan BUMDes Mandiri Sejahtera

98
99

Anda mungkin juga menyukai