Anda di halaman 1dari 30

RESUME BUKU

Judul: Kepribadian Dalam Psikologi Islam


Pengarang: Prof.Dr. H.Abdul Mujib, M.Ag.,M.Si
Penerbit : PT. Rajagrafindo Persada- Jakarta (tahun 2006).
 Psikologi yang dikembangkan dalam Islam aksentuasinya menekankan pada aspek
aksiologi (tidak akan terpisah antara ilmu dengan system nilai agama) yang
melahirkan psikologi-bernilai.
 Masalah yang tidak tersentuh science  Sam’iyyah dan Ghabiyyah (yaitu masalah-
masalah yang cara mengetahuinya hanya dengan mendengarkan dari orang lain /
meyakini dari kitab suci tanpa penelitian/observasi/empiris.
 Tidak ada dikotomi science dan agama dalam Islam sebab agama bersumber dari
ayat qauliyah , sains bersumber dari ayat kauniyah.
 Sebab paradigma positivistik dan antroposentris maka seolah-olah sains
bertentangan dengan agama.
 Al-Syakhsiyyah Al-Islamiyyah  berdasarkan ajaran normative Islam yang harus
dilakukan oleh Muslim yaitu kepribadian yang ‘seharusnya’ bukan ‘apa adanya’ dari
perilaku umat Islam.
 Wahyu (Bayani). Akal (Burhani), Intuisi (Irfani).
 Pendekatan skriptualis pengkajian kepribadian Islam berdasarkan teks Al-Quran
dan Hadits.
 Pendekatan Falsafi yang didasarkan atas prosedur berpikir spekulatif (tetapi akal-
nash harus seiring).
 Pendekatan Sufistik/Tasawuf yang didasarkan pada prosedur intuitif (Al-
Hadsiyyah) menajamkan Qalbu dengan tazkiyatunnafs.
 Huwiyyah (Identity)  diri/ aku nya individu. Menurut Al-Farabi Huwiyyah berarti
eksistensi individu yang menunjukkan keadaan, kepribadian dan keunikannya yang
dapat membedakan individu tersebut dengan individu lain.
 Al-Syakhsiyyah Al-Aniyyah / Al-Syakhsiyyah Adz-Dzatiyyah untuk
mendeskripsikan kepribadian yang tampak dari perspektif diri sendiri.
 Syakhsiyyah Mawdhuiyyah dari perspektif orang lain.
 Syakhsiyyah Islamiyyah sebagai padanan personality (dalam psi-Barat).

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

 Manusia terdiri dari elemen Jasmani dan Ruhani.


o Jasmani struktur biologis/hayawaniyyah kepribadiannya)
o Ruhani struktur psikologis / Ilahiyyah kepribadiannya).
o Keduanya bertemu membentuk insaniyyah nafsani.

 Dalam struktrur Nafsani terdiri dari Qalbu, Akal dan Nafsu.


o Qalbu: berfitrah Ilahiyyah~~~daya emosi <afektif>.
o Akal: berfitrah Insaniyyah~~ daya kognisi <Kognitif>.
o Nafsu: berfitrah hayawaniyyah~~ daya konasi<karsa/psikomotorik>.
o Maka ketiganya berintegrasi untuk mewujudkan tingkah laku.
 Psikologi Kepribadian Islam: adalah studi Islam yang berhubungan dengan
tingkah laku manusia berdasarkan pendekatan psikologis dalam relasinya dengan
alam, sesamanya dan kepada Sang Khalik agar dapat meningkatkan kualitas hidup
di dunia dan akhirat.
 Yaitu apa dan bagaimana tingkah laku manusia menurut pandangan Islam yang
ditimbulkan dari jiwanya.
 Menurut Pervin (1980) bahwa teori kepribadian yang sempurna haruslah memiliki
yaitu:
o Struktur kepribadian
o Proses dan motivasi kepribadian
o Pertumbuhan dan perkembangan kepribadian
o Psikopatologi
o Psikoterapi ( dan Islam telah mencakup semua ini.)
 Al-Fithrah (citra Asli) berpotensi baik (primer) dan buruk (sekunder) sejak zaman
azali. Teraktualisasi dalam tingkah laku. Fitrah manusia yang paling esensial adalah
penerimaan terhadap Amanah untuk menjadi khalifah dan hamba Allah.
 Al-Hayah (Vitality) yaitu daya/energy untuk hidup. Lebih kepada vitalitas ruhani.
 Al-Khuluq (karakter) bentuk tunggal dari akhlak, yaitu: kondisi bathiniah yang
mencakup ath-thab’u dan Al-Sajiyah. Masing-masing individu punya keunikan
tersendiri.

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

 Karakter = watak / sifat dasar yang khas yang abadi yang menjadi cirri seorang
pribadi. Disebabkan faktor hereditas dan lingkungan, namun hal ini dapat dididik.
Elemen-elemennya berupa: dorongan-dorongan, insting, reflex, kebiasaan,
kecenderungan, perasaan, emosi, sentiment, minat, kebajikan, dosa dan kemauan.
 Ath-Thab’u (ada yang baik dan buruk), merupakan citra batin individu yang
menetap. Terbentuknya Sejak lahir. Dapat dikatakan pula (tempramen), tak bisa
diubah maka dengan petunjuk Al-Quran mengarahi manusia pada yang baik dan
jauhi yang buruk.
 Al-Sajiyah (bakat) yaitu kebiasaan individu yang berasal dari hasil integrasi antara
karakter individu dengan aktifitas yang diusahakan (al-Muktasab). Terbentuk sejak
lahir namun alami perkembangan. Maka harus mendapat pendidikan agar
berkembang.
 Al-Sifat satu cirri khas individu yang relative menetap secara terus menerus dan
konsekuen yang diungkapkan dalam satu deretan keadaan.
 Al-a’mal (perilaku) yaitu tingkah laku lahiriyah individu yang tergambar dalam
bentuk perbuatan nyata. Dari sini dapat diketahui kepribadian individu.
 Watak (character); sifat (traits)
 Ruh naturnya asli manusia dapat hidup karena ia nyawa (daya hidup).
 Nafsani kecenderungan pada duniawi dan kejelekan (perantara)
o Maka terdapat akal untuk bedakan yang benar dan salah
o Pada saatnya akan mati
 Pada saat maut daya hidup dan nafsani manusia alami kematian.
 Saat tidur hanya nafs-nya yang mati.
 Al-Ghazali: ruh ada pada semua makhluk. Sedangkan nafsani hanya ada pada
manusia saja. # Ruh Jasmani nyawa. #Ruh ruhani Nafsani. #Jauhar
(substansi) Ruh. #Aradh (yang baru datang) nyawa dan jasad.
 Ruh bersifat ruhani. Dapat berpikir dan mengingat, mengetahui, dsb. Ia juga
penggerak bagi keberadaan jasad manusia (Al-Ghazali).
 Ruh hidup sebelum tubuh manusia ada sebagaimana QS Al-A’raaf ayat 172 dan
Al-Ahzab ayat 72.

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

 Nafs ada saat 4 bulan dalam kandungan (potensi gharizah)


 Struktur daya Gharizah (nafsani):
o Ibnu SIna 1.An-nafs an nabatiyyah; 2. An-nafs al hayawaniyyah; 3. An-nafs
an nathiqah.
o Al-Ghazali ruh, qalbu, akal, nafsu.
 Fungsi dan aktivitas qalbu:
o As-Sama’ daya qalbu mampu mendengar bisikan halus dan gaib (suara
hati/ al ashwat al qalbiyyah). [ wahyu (rabbani); syetan; manusia; malaikat
(ilmu laduni)].
o Al-Khathir bisikan, lintasan dan perintah batiniah yang datangnya tiba-tiba.
o Al-Warid bisikan batin berupa limpahan pengetahuan, ketajaman berpikir,
gembira/sedih. Lebih tinggi dibandingkan Al-Khathir.
o Al-Bawadih kejutan gaib berupa bisikan tiba-tiba sedih / gembira.
o Al-Hujum bisikan batin tiba-tiba tanpa ada usaha melalui kekuatan suatu
peristiwa.
o Al-Bashar daya qalbu melihat yang gaib.
o Al-Fuad
o Asy-Syu’ur.
 Fungsi akal menurut Al-Ghazali:
o An Nazhar (sight / vision)
o At tadabbur (sesuai logika sebab akibat)
o At ta’ammul (contemplation) perenungan.
o Al-Istibshar (insight/ pengetahuan mendalam).
o Al-I’tibar (mengkaitkan suatu peristiwa dengan peristiwa lain).
o At-Tafkir (thinking).
 Menurut Al-Ghazali, hawanafsu bagian dari daya nafsani memiliki 2 kekuatan:
o Al-ghadabiyyah
o Syahwatiyyah
 Motivasi untuk manusia dalam Islam adalah alam perjanjian arwah (alastu).

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

 Kepribadian muthmainnah:
o Kepribadian mu’min’
o Kepribadian muslim
o Kepribadian muhsin
 Riyadhoh Nafs:
o Musyaratoh
o Muraqabah
o Muhasabah
o Mu’aqabah (hukum diri)
o Mujahadah
o Mu’atabah
o Mukasyafah.
 Menurut khayr al-Din al-Zarkali, studi tentang diri manusia dapat dilihat melalui 3
sudut:
o Jasad (fisik) apa dan bagaimana organism dan sifat-sifat uniknya.
o Jiwa (psikis) apa dan bagaimana hakikat dan sifat-sifat uniknya
o Jasad dan jiwa (psikofisik) berupa akhlak,perbuatan,gerakan,dsb.
 Penciptaan jasmani bersifat gradual (al-tadarruj); yaitu bertahap menurut proses
biologis. Dalam teori Ikhwan al-Safa proses tersebut berdasarkan teori emanasi (al-
fayadh) dan evolusi, yang teori itu selanjutnya mirip bahkan diadopsi oleh Darwin.
Sains membuktikan bahwa embrio spesies manusia mengalami proses seperti
embrio pisces terlebih dahulu, kemudian seperti embrio amphibi, reptilia, kera dan
akhirnya menjadi embrio manusia. Sebagai contoh, kantung insang yang tumbuh
pada embrio pisces juga tumbuh pada embrio manusia, tetapi kemudian menyusut
dan beberapa bagian menghilang.
 Keunikan esensial psikologi kepribadian islam dengan Psi- kepribadian lain adalah
masalah struktur ruh. Sebab Psi-barat hanya menerjemahkan ruh dengan spirit yang
accident.
 Kematian jasad merupakan awal bagi kebahagiaan ruh yang hakiki. Peristiwa Isra’
Mi’raj Rasulullah SAW ruh beliau terpisah dari jasadnya dan mampu menembus

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

ruang (dimensi) selain dimensi dunia dan mampu kembali kepada zaman
sebelumnya dan sesudahnya. Nabi Muhammad SAW mampu melampaui satu ruang
selain ruang dunia, bertemu, berdialog dan shalat bersama-sama dengan Nabi-nabi
sebelumnya dan mengetahui isi neraka dan surga yang berdimensi masa depan.
Apakah mungkin jasad mampu menembus ruang dan waktu selain miliknya?
Wallahu’a’lam..
N Substansi Ruh Substansi jasad Substansi nafs
o
1 Adanya di alam Adanya di alam dunia/jasadi (materi) Adanya di alam jasadi
arwah(imateri)/alam perintah atau alam penciptaan (khalq). dan ruhani.
(amar).
2 Tercipta secara langsung tanpa Tercipta secara bertahap/berproses dan Terkadang tercipta secara
melalui proses graduasi melalui perantara. bertahap dan terkadang
tidak.
3 Tidak memiliki bentuk,rupa,kadar Memiliki bentuk,rupa,kadar dan dapat Antara
dan tidak dapat disifati disifati. berbentuk,berkadar,dapat
disifati atau tidak.
4 Naturnya halus dan suci(ber- Naturnya buruk,kasar,mengejar Naturnya antar baik dan
Islam&ber-tauhid) dan mengejar kenikmatan syahwati. buruk, halus-kasar, dan
kenikmatan ruhaniah mengejar kenikmatan
ruhani-syahwati.
5 Memiliki energy ruhaniah yang Memiliki energy jasmaniah yang disebut Memiliki energy ruhaniah
disebut dengan al-amanah dengan al-hayah (nyawa/daya hidup). jasmaniah
6 Eksistensi energy ruhaniah Eksistensi energy jasmani tergantung Eksistensi energy nafsani
tergantung pada ibadah pada makanan yang bergizi tergantung pada ibadah
dan makanan bergizi.
7 Eksistensinya memotivasi Eksistensinya menjadi wadah ruh Eksistensinya aktualisasi
kehidupan atau realisasi diri
8 Tidak terikat oleh ruang dan Terikat oleh ruang dan waktu Antara terikat dan tidak
waktu mengenai ruang dan
waktu.
9 Dapat menangkap beberapa Hanya mampu menangkap satu bentuk Dapat menangkap antara
bentuk kongkrit dan abstrak kongkret dan tidak mampu menangkap yang kongkret dan
yang abstrak. abstrak, satu bentu atau
beberapa bentuk.
10 Substansinta abadi tanpa ada Substansinya temporer dan hancur Substansinya antara
kematian setelah kematian abadi dan temporer.
11 Tidak dapat dibagi-bagi karena Dapat dibagi-bagi dengan beberapa Antara dapat dibagi-bagi
satu keutuhan komponen. dan tidak.

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

 Gharizah adalah potensi laten (terpendam) yang ada pada psikofisik manusia
yang dibawanya sejak lahir dan yang akan menjadi pendorong serta penentu
bagi tingkah laku manusia, baik berupa perbuatan,sikap,ucapan dan sebagainya.
 Psikolog Muslim dalam khazanah keilmuwan Islam berbeda pendapat dalam
menentukan daya gharizah, menjadi 3 bagian yaitu:
 [Psikolog-falsafi]
o Al Kindi daya nafsu syahwat(al-qawwah al-syahwaniyyah) yang
menginduksi segala yang menyenangkan; daya pemarah (al-qawwah al-
ghadabbiyyah) yang menolak segala yang membahayakan dan daya
berpikir (al-qawwah al-‘aqilah).
o Al farabi jiwa penggerak (an nafs al muharrikah), jiwa menangkap (an
nafs al mudrikah) dan jiwa berpikir (an nafs an nathiqah).
o Ibn Sina jiwa tetumbuhan (an nafs an nabatiyyah); jiwa kebinatangan
(an nafs al hayawaniyyah); jiwa berpikir (an nafs an nathiqah).
o Ibn Miskawih jiwa binatang lunak (an nafs al bahamiyyah); jiwa binatang
buas (an nafs as subuiyyah); jiwa berpikir (an nafs an nathiqah).
 [Psikolog-tasawufi]
o Al-Hallajnatur kemanusiaan (an nasut); natur ketuhanan (al lahut).
 [psikolog falsafi tasawufi]
o Ibn Thufayl jiwa indrawi; akal; intuisi.
o Al-Ghazali ruh,kalbu,akal,nafsu.
 Dalam leksikologi Al-Quran, maupun hadits tidak ditemukan istilah al-qalb al-
shahih tetapi istilah yang digunakannya adalah al-qalb al-salim. Sebagaimana
dalam QS. Asy-Syuara ayat 89. Secara semantik, kata shahih atau shihah
memiliki makna sehat dari segala penyakit, baik secara fisik maupun psikis,
sedangkan kata salim cenderung bermakna selamat dari jalan yang sesat atau
selamat dari murka Tuhan baik di dunia maupun akhirat.
 Kesehatan qalbiah memilki keunikan tersendiri disbanding dengan kesehatan
mental dalam psikologi modern. Kesehatan qalbiah lebih menekankan pada
sehat dari sudut bagaimana seharusnya yang di dalamnya terdapat nilai baik dan

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

buruk atau pahala dan dosa, sementara kesehatan mental dalam psikologi
modern lebih menekankan pada sehat dari sudut apa adanya tanpa mengaitkan
nilai baik buruk dalam perilaku bathiniyyah.
 Berdasarkan teori Ibnu sina, indera terdiri dari 2 macam,yaitu indera lahir (yang
dimilikibaik hewan maupun manusia) dan indera batin (hanya manusia saja).
Indra bathin terdiri atas 5 daya:
o Al hiss al musytarikah berfungsi menerima, mengatur dan
mengoordinasi bentuk-bentuk dari semua benda-benda empiris yang
diserap oleh pancaindra lahir.
o Khayal berfungsi melestarikan informasi yang diterima oleh indera
bersama untuk disalurkan pada daya yang lain sehingga membentuk
gambar (image) suatu benda dalam pikiran.
o Mutakhayyilah yang berfungsi memisahkan / menggabungkan kembali
gambar yang telah diterima oleh khayal dengan beberapa cara, seperti
mengkhayalkan manusia terbang.
o Waham yang dapat menangkap makna dan tujuan yang ada pada
benda-benda inderawi sehingga mampu mengarahkan hawa nafsu
hewani untuk bertindak. Pada manusia daya ini dapat digunakan untuk
menilai mana yang dipercaya dan mana yang fantasi.
o Hafizhah&dzakirah yang berfungsi sebagai gudang penyimpanan untuk
melestarikan makna atau tujuan daya-daya sebelumnya.

 Bentuk-bentuk kepribadian muthmainah adalah iman, Islam dan ihsan.


 Pemeliharaan kualitas iman, menimbulkan kepribadian mukmin.
 Peningkatan kualitas Islam, menimbulkan kepribadian muslim.
 Peningkatan kualitas kepribadian ihsan, yang menimbulkan kepribadian muhsin.
 Masing-masing ini memiliki karakter ideal, seperti karakter kepribadian rabbani, qur’ani,
mushalli, shaim, mujahid dan shabir.
 Peningkatan kualitas ini tidak hanya dengan menjalankan kewajiban, tetapi juga dengan
amalan ibdaha sunnah.

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

 Metode Iman: QS Al-Bayyinah:7. iman merupakan sikap batin yang tingkat


keabstrakannya tinggi, sehingga sukar untuk dilihat dalam hubungannya dengan perilaku
sehari-hari. Keduanya dijembatanai dengan ibadah. Keimanan membawa pengaruh pada
diri sendiri. Menambah percaya diri, meningkatkan kemampuan untuk sabar, kuat
menangung derita hidup, membangkitkan rasa tenang dan tentram, kedamaian hati dan
perasaan bahagia. Menjaga diri dari perbuatan tercela dan tidak terpuji. Menghasilkan
pula semangat ketuhanan(Rabaniyyah), yaitu meliputi sikap pribadi sungguh-sungguh
mentaati Tuhan, berakhlakul karimah.
 Metode Islam: tunduk dan patuh pada aturan Allah sehingga hidupnya aman dan damai.
Merupakan pengakuan berserah diri secara mutlak kepada Allah, yang diwujudkan dalam
perilaku nyata; seperti shalat, puasa, zakat dan haji. Realisasi metode ini dapat
membentuk kepribadian muslim (syakhsiyyah al-muslim). Hidupnya bersih, suci dan
dapat menyesuakan diri dalam tiap kondisi. Kepribadian muslim menimbulkan 5 karakter
ideal: a). Karakter syahadatain: karakter yang mampu menghilangkan dari
membebaskan diri dari segala belenggu atau dominasi Tuhan-Tuhan temporal dan relatif,
seperti materi dan hawa nafsu. QS Al-Furqan: 43. juga kepribadian yang selalu cinta dan
mematuhi perintah Rasul, menauladaninya, menjadi sosok manusia yang paripurna. b).
Karakter mushalli : karakter yang mampu berkomunikasi dengan Allah dan sesama
manusia. Komunikasi ilahiah ditandai dengan takbir, komunikasi insaniah ditandai
dengan salam. Karakter ini juga menghendaki keberhasilan dan kesucian lahir-bathin.
Kesucian lahir dengan wudhu QS Al-maidah:6. kesucian batin dalam bentuk keikhlasan
dan kekhusu’an QS AL-Mu’minun: 1-2. c). Karakter muzakki: karakter yang berani
mengorbankan hartanya untuk kebersihan dan kesucian jiwanya. QS At-Taubah:103.
untuk pemerataan kesejahteraan umat. Juga menghendaki adanya pencarian harta secara
halal, dan mendistribusikannya dengan cara yang halal pula. Sangat konsern dengan
produktivitas dan kreatifitas. Dalam usaha, dengan baik bukan sekedar spekulatif, yaitu
ditopang dengan modal dan profesionalisme yang baik. Semakin produktif dan kreatif
manusia semakin dihargai Allah. d). Karakter shai’im: mampu mengendalikan dan
manahan diri dari nafsu-nafsu rendah. Diantaranya ialah; menahan makan, minum, hub
yang dilarang. Maka waktunya diisi dengan tingkah laku yang baik, sedekah, shalat
sunnat malam, tadarus. e). Karakter haji: karakter yang mampu mengorbankan harta,

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

waktu dan nyawa demi memenuhi panggilan Allah. menghasilakan jiwa yang egaliter,
wawasan inklusif, pluralistik, melawan kebatilan, wawasan wisata spiritual.
 Metode Ihsan: yaitu orang yang berbuat baik. Berarti menempuh jalan yang baik, tidak
mengandung resiko, terhindar dari permusuhan, pertikaian dan iri hati. Memperbaiki
kualitas perilaku, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dalam gerak geriknya tingkah
lakunya seakan-akan melihat Allah.
 Struktur kepribadian muslim yaitu dalam prespektif Islam adalah fithrah. Stuktur fitrah
memiliki tiga dimensi; a). Dimensi pisik (jasmani), b). Dimensi psikis (ruhani), dan c).
Dimensi psikologis (nafsani).

DINAMIKA KEPRIBADIAN ISLAM


 Dinamika struktur jasmani: QS Shad: 76. iblis salah persepsi dalam melihat
keutuhan manusia. Hanya dilihat dari fisiknya saja, ruhnya tidak. Diruhnya inilah
tersimpan kekuatan pemegang amanah yang tidak bisa diambil alih makhluk lain.
Struktur ruhani itu lebih dulu adanya dibandingkan dengan struktur jasmani.
Keduanya merupakan substansi yang menyatu dalam satu struktur yang disebut
nafsani. Psikologi kepribadian akhir-akhir ini hanya melihat sisi fisik manusia saja
tanpa melihat sisi lainnya yaitu psikis dan metafisik.
 Dinamika struktur Ruhani: tingkah laku menjadi aktual bila struktur ruhani
menyatu dengan struktur jasmani. Seperti dalam QS Al-An’am: 162 yang
merupakan asal dan tujuan segala kepribadian yang ada, yaitu kepada Allah.
penciptaan dan pengaturan telah ditetapkan di alam (mitsaq). Tujuan tingkah
laku manusia dan tindakannya hanya untuk merealisasikan perjanjianNYA. Isi
perjanjian yang memberikan motivasi kehidupan nafs manusia adalah al-
amanah. Hanya manusia yang mampu memikulnya, sebab manusia memiliki
struktur yang lengkap. QS Ar Rum: 30.

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

Alam kehidupan manusia


 Alam perjanjian (pra kehidupan) dunia dengan struktur ruhani
 Fungsinya: memotivasi kehidupan manusia di dunia, ia menjadi rencana
Tuhan untuk kehidupan manusia di dunia.

- alam pelaksanaan (kehidupan dunia) dengan stuktur nafsani


- fungsinya: aktualisasi/ realisasi diri terhadap rencana dan motivasi yang
diprogram di alam arwah.

- alam pembalasan (pasca kehidupan)dunia dengan stuktur ruhani


- fungsinya: mempertanggung jawaabkan tingkah lakunya didunia serta diberi
balasan baik atau buruk.

 Manusia yang tidak mengikuti orientasi ini sesungguhnya telah melupakan


asalnya dan telah terjadi anomali pada kepribadiannya. Eksistensi ruh manusia
sangat tergantung pada aktualisasi keberagamaannya. Ibadah merupakan
rangkaian untuk aktualisasi diri. Jati diri manusia ditentukan oleh sejauhmana ia
mampu memenuhi amanat dan kebutuhan beragama. Sedang harga dirinya
ditentukan oleh sejauh mana ia mampu meningkatkan kualitas
keberagamaannya melalui ketakwaan.
 4 lingkaran kepribadian:
1). Lingkaran kepribadian (yang paling dalam), imaniyah-ilahiyah berupa rukun
iman.
2). (yang kedua dari dalam), ubudiyyah-ilahiyyah berupa rukun Islam atau
ibadah mahdhah.
3). (yang ketiga dari dalam), mu’amalah ilahiyyah/ ubudiyyah insaniyyah 
berupa aktivitas keseharian.
4). (yang keempat dari dalam), mu’amalah insaniyyah didasarkan pada nilai-
nilai kemanusiaan tanpa dikaitkan dengan ibadah.

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

Wilayah ketiga masih terkait dengan nilai ketuhanan sementara lingkaran


keempat semata-mata produk manusia. 1- 3 disebut dengan ibadah yang
merupakan aktualisasi beragama. Inilah yang disebut kepribadian Islam.
 aspek motivasi yang menggerakan dan tujuan kepribadiaan Islam adalah
ruhaniah (spiritual). Motivasi dan tujuan akhir kepribadian Islam hanya Allah SWT
Al-An’am : 162.
 DINAMIKA STRUKTUR NAFSANI: struktur jasmani hanya memiliki natur yang
buruk seperti binatang, sedangkan struktur ruhani hanya memiliki natur yang
baik seperti malaikat, sementara sturktur nafsani memiliki keduanya. Keduanya
dalam natur sturktur nafsani saling tarik menarik. Baik-buruknya kepribadian
manusia tergantung pada pilihannya sendiri, QS Asy-Syams: 7-10.
 Dalam Al-Qur’an disebutkan beberapa fungsi fisik yang membantu cara kerja
psikis:
1. kulit sebagai indera peraba dalam QS Al-An’an : 7.
2. mata sebagai alat penglihatan. Yaitu untuk melihat, memperhatikan,
merenungkan apa yang dilihat sehingga dapat mencapai haakikat. QS As-
Sajdah: 27.
3. dan lainnya QS Al-Balad: 9-10.
 oleh karena itu antara fisik dan psikis, keduanya harus berinteraksi untuk
mewujudkan suatu kepribadian. Metode perawatan aspek fisik dalam Islam
ditempuh dalam dua pola, positif dan negatif. Pola berbentuk positif dalam
bentuk seruan yaitu: 1). Seruan untuk memakan makanan yang halal, suci dan
bersih dari hasil maksiat serta bergizi. Makanan halal menciptakan ion ion positif
sehingga berpengaruh untuk menciptakan perilaku yang shalih. Sedangkan
makanan haram, mencipta ion negatif sehingga membuat keenganan dan
kemalasan psikis dalam ibadah, melakukan munkar dan fakhsya. 2). Seruan
untuk wudhu dan mandi wajib untuk membersihkan aspek fisik dan psikis QS Al-
Maidah:6 dan An-Nisa:43. 3). Seruan berpakaian benar dan rapih. Yaitu benar

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

dalam caída menutup aurat dan rapih, sesuai dengan tradisi yang berlaku dalam
komunitas masyarakat QS Al-A’raaf: 26.
 Adapun pola yang bersifat negatif (larangan):
a). Larangan bunuh diri QS An nisa: 29. b). Larangan minum khamr Al-
Maidah:90. yang dapat merusak jaringan syaraf yang menimbulkan kelupaan
dan memperbesar daya syahwati sehingga merusak sistem kepribadian positif
manusia. c). Larangan zina dll yang menunjukkan kelainan psikis.

 penggunaan aspek fisik dan psikis harus seimbang, tanpa keseimbangan akan
timbul kegoncangan dan tegangan. Aspek psikis dapat dipenuhi dengan
kegiatan zikir dan berpikir. Tetapi tetap jangan melupakan kebutuhan fisik, seperti
makan, tidur dll.

 Banyak diantara penyakit jasmani seperti kelainan fungsi pernapasan, usus,


perut, dsb justru disebabkan oleh kelainan jiwa manusia. penyakit jiwa manusia
seperti stress, was was, dengki, dll merupakan penyebab utama penyakit
jasmaniah. Pada saat penyakit jiwa itu kambuh, kondisi emosional seseorang tak
terkendali dan labil. Kelabilan ini memengaruhi fungsi syaraf dan organik.

 Nabi bersabda: ” sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa, fisik, dan
harta kalian, tetapi Dia melihat pada hati sanubari dan amal kalian.” ( HR. Muslim
dan Ahmad dari Abu Hurairah).

 Qalbu sebagai pusat sistem kepribadian disebabkan oleh keadaannya yang


paling sesuai dengan natur asli fitrah manusia.

 Aktualisasi qalbu sangat tergantung pada sistem kendalinya, yaitu dhamir yang
dibimbing oleh al-fithrah al-munazzalah ( seperti petunjuk Al-Qur’an).

 HR Bukhari, Muslim dari Nu’man ibn Basyir ” sesungguhnya di dalam tubuh


terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka semua tubuh menjadi baik,

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

tetapi bila ia rusak maka semua tubuh menjadi rusak. Ingatlah bahwa ia adalah
qalbu. ”

 Kerpibadian muth’mainah  kepribadian yang didominasi daya qalbu yang


dibantu oleh daya akal dan daya hawa nafsu. Bantuan daya akal lebih banyak
daripada bantuan daya hawa nafsu.

 Kepribadian Lawwammah  kepribadian yang didominasi daya akal. Di bantu


daya qalbu dan hawa nafsu yang besarnya sama kuat.

 Kepribadian ammarah  kepribadian yang didominasi daya hawa nafsu yang


dibantu daya akal dan qalbu.

 Sebagaimana QS Al-Fathir: 32. tiga kelompok kepribadian, berdasarkan banyak


sedikitnya daya yang dikeluarkan oleh masing-masing sistem nafsani dalam
mewujudkan kepribadian.

 Kepribadian Ammarah (Nafs al-Ammarah): yaitu kepribadian yang


cenderung pada tabiat jasad dan mengejar prinsip-prinsip kenikmatan.
Mendorong manusia untuk melakukan perbuatan rendah sesuai naluri
primiitfnya. QS Yusuf : 53. menurut Ibn Qayyim, kepribadian ini
menjadikan hawa nafsu sebagai pemimpin, syahwat sebagai komandan,
kebodohan sebagai sopir dan kelalaian sebagai kendaraan. Kepribadian
ini tergolong menganiaya diri sendiri. Cirinya ialah tidak membekali diri
untuk menuju pada tujuan hidupnya, bahkan disia-siakannya. Maka di
tempat tujuan, ia akan merugi dan menyesal. Ia zalim terhadap hak-hak
pribadi, sesamanya dan hak Tuhannya dengan cara menyekutukannya.
Kepribadian ini dibawah sadar manusia. daya ghadab dan daya syahwat
menentukan keberadaan keperibadian ini. Kepribadian ammarah dapat
melonjak menuju kepribadian yang lebih baik jika telah diberi rahmat oleh
Allah SWT. Eksistensi kepribadian ammarah didorong 2 faktor dominan:

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

1). Faktor internal ; berupa hawa nafsu manusia, mengakibatkan:


berperan sebagai Tuhan, qalbunya terkunci, berpaling dari aturan Allah,
meninggalkan ibadah. QS Maryam: 59. Al-Jatsiyah: 23. naturnya
pendusta, sesat, kebinasaan, melampaui batas. QS Al-Maidah:70, Al-
Kahfi:28. Thaha:16.
2). Faktor eksternal; berupa bisikan setan (was was). Membisikan
manusia untuk berbuat maksiat, kufur, fasik, dan lainnya. Tandanya ialah?
Membisikan kepada manusia untuk meninggalkan ibadah wajib dan
sunnat serta mengajak berbuat maksiat. Was was kehadirannya sangat
halus bagaikan aliran darah dan akan lebih sulit diidentifikasi ketika
menyelubung pada perbuatan baik.
Perbuatan setan:
a. melakukan tipu daya QS An Nisa:4
b. menebarkan permusuhan dan kebencian QS Al-Maidah:91.
c. Mengajak Tinum khamr Al-Maidah: 90.
Saat daya ghadab menjadi suatu kemampuan dan daya syahwat menjadi
suatu kemauan, hingga menjadikan produktivitas dan kreativitas.

 Kepribadian Lawwammah ( Nafs Al-Lawwammah)


Berasal dari al-talumat-taraddud: Bimbang dan ragu-ragu. Seperti; senang
lalu sedih, lupa lalu ingat dll. Karena sifatnya al-lawm: celaan. Karena
meninggalkan iman atau berbuat maksiat. Kepribadian ini telah memperoleh
cahaya qalbu, bangkit untuk memperbaiki kebimbangannya. Perbuatan
buruk disebabkan zhulmaniyyah-nya (watak buruk), kemudian diingatkan oleh
nur Ilahi sehingga bertaubat. Kepribadian Lawwammah berada antara
Kepribadian Ammarah dan Muthma’inah. Apakah ia mengikuti hati nurani
atau mengikuti watak buruknya? Kebimbangan ini bermuara pada 3
kemungkinan: ikut watak gelap, ikut hati nurani atau netral. Didominasi
komponen akal. Ibn Qayyim membagi kepribadian Lawwammah menjadi 2:
1). Lawwammah malumah: kepribadian lawwammah yang bodo dan zalim.
2). Lawwammah ghayr malumah: kepribadian yang mencela atas perbuatan

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

buruk dan berusaha memperbaikinya. Sisi positif kepribadian ini adalah


masih pemula, beranjak menuju yang lebih baik.Eksitensi Marusia yang
sebenarnya akan terwujud bila telah melakukan kepribadian muthma’inah.

 Kepribadian muthma’inah ( Nafs al-Muthma’inah)


Kepribadian ini telah diberikan kesempurnaan nur qalbu. Dapat
meninggalkan sifat tercela dan tumbuh sifat yang baik. Orientasi ke qalbu.
Dapat dicapai jika jiwa diambang pintu ma’rifah Allah disertai dengan adanya
ketundukan dan kepasrahan. QS Al-Fajr: 27-28. hanya Qalbu yang dapat
merasakan thu’maninah. An Nahl:106. qalbu bernatur ilahiyyah. Orientasi
kepribadian ini teosentris. Kepribadian yang atas/ supra kesadaran manusia.
terbiasa dengan cita rasa dan mata bathin sehingga merasa yakin dan
tenang. Eksistensi kepribadian ini didorong 2 faktor: faktor internal yang
berupa daya qalbu manusia yang bernatur ilahiyyah. Dan faktor eksternal
berupa penjagaan malaikat dan hidayah Allah. QS Al-Baqarah: 31-33, 38.
 4 bagian hidayah: 1. al-hidayah al-wijdani. 2. al-hidayah al-hawas. 3. al-hidayah
al-aqli. 4. al-hidayah ad-dini. Keempatnya merupakan hak paten Allah untuk
diberikan lepada Manusia. Hidayah meskipun berasal dari Allah, tetapi
penerimaannya tergantung pada pilihan Marusia itu sendiri. Bentuk kepribadian
muthma’inah; ikhlas, tawakkal, Taubate, dll.

 satu bentuk tingkah laku kadang memiliki nilai ammarah, lawwamah dan
muthma’inah tergantung pada motivasi atau niatnya.
 “ apakah orang yang kerap melakukan ibadah baik dirumah maupun di masjid,
memiliki etos kerja, productivitas, creativitas, serta moralitas yang lebih baik
dibanding dengan orang yang enggan beribadah?”. Bila ia lebih baik, maka ia
telah berkepribadian muthma’inah dengan sebenarnya. Namun apabila ia masih
memiliki etos kerja yang reñdah, tidak produktif, masih punya rasa dengki,
Berarti ia belum sempurna memiliki kepribadian muthma’inah. Harus dilihat dari
segala elemen kehidupannya bukan hanya aspek keberagamaannya. Keunikan
konsep kepribadian Islam terletak pada kepribadian muthma’inah.

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

Teori Kesadaran dalam Kepribadian Islam


N Jenis Daya natur Daya Faktor Jenis Nilai Status Tahapan Bentuk
o kesadar Nafsani ekstern Pendor rasionali Asli pendidikan tertinggi
an al ong tas
1. bawah Hawa hayawa setan Makana irasional Hara Kepribadi Mengkoson Konsumtif
nafsu niyah n dan m an gkan yang , kreatif,
minuma dan Ammarah buruk produktif.
n haram makr
uh
2. Kesadar akal insania Sesam Eksiste rasional muba Kepribadi Menghiasi Rasionali
an h a nsi h an dengan stik,
manusi manusi Lawwam yang baik moralitas,
a awi mah sosialitas.
3. Supra Qalbu Ilahiah malaik Hidayah Supra Wajib Kepribadi Tajalli Iman,
kesadar at Allah rasional dan an (tampak islam,
an sunn muthmain akan Ihsan.
ah nah kehadiran
Ilahi)

TIPOLOGI KEPRIBADIAN dalam ISLAM

 adalah suatu pola karakteristik berupa sekumpulan sifat-sifat yang sama yang
berperan sebagai penentu ciri khas seorang muslim dan yang membedakannya
dengan yang lainnya. Penentuan kepribadian Islam didasarkan atas : 1). Struktur
nafsani kepribadian Islam (hawa nafsu, akal dan qalbu) berikut dinamikanya. 2).
Menggunakan paradigma bagaimana seharusnya bukan sekedar apa adanya.
3). Berorientasi teosentris.1
 Buku ini menggunakan 3 tipe kepribadian manusia berdasarkan konsistensi
dengan pembahansan sturktur kepribadian dan dinamikanya.

1 Bersumber dari norma wahyu Ilahi, melalui pendekatan deduktif, tanpa menghilangkan ijtihad manusia.

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

TIPOLOGI Kepribadian Ammarah:


 Melakukan perbuatan-perbuatan yang rendah
 Bentuknya: syirik, riya, sihir, bid’ah, ujub, durhaka, mengumpat, fitnah, makar,
ragu-ragu, hasud, boros, riba, dll.

TIPOLOGI Kepribadian Lawwammah:


 Yang mencela perbuatan buruknya setelah memperoleh cahaya kalbu.

TIPOLOGI Kepribadian Muthma’inah:


 Tenang, kesempurnaan nur qalbu.

 3aspek yang menjadi sistem kepribadian Islam, yaitu iman, islam dan ihsan.
Ketiga aspek ini dapat diturunkan sebagai desain kepribadian Muthma’inah.
Sebagaimana HR at-Tirmidzi.
 Aspek islam identik dengan dimensi peribadatan dalam rukun islam.
 Aspek iman identik dengan dimensi kepercayaan dalam rukun iman.
 Aspek ihsan identik dengan dimensi akhlak atau moral.
 Kepribadian Muthma’inah terbagi lagi dalam 3 kategori:
 1. kepribadian Mukmin
 2. kepribadian Muslim
 3. kepribadian muhsin: multi bentuk dan tingkatan.

Perbedaan kepribadian Muthma’inah dan Ammarah menurut Ibn Qayyim al-


Jauziyah:
No Kepribadian Muthma’inah Kepribadian Ammarah
1. Memiliki harga diri Menjatuhkan harga diri
2. Merendahkan diri (tawadhu’) Menghinakan diri (muhanah)
3. Berani Nekat
4. hemat Pelit

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

5. waspada Buruk sangka


6. nasihat Ghibah
7. Memberi hadiah Menyuap
8. Pengharapan (raja) Angan-angan (tamanny)
9. tawakkal Ajz (lemah hati)
10. Hati-hati Ragu-ragu dan bimbang
11. bersegera Terburu-buru dalam bekerja
12. Curahan hati Keluh kesah

KEPRIBADIAN MUKMIN
 Iman dihati, dengan lisan dan perbuatan.
 Ada 73 cabang iman.
 Pembahasan ini hanya menggunakan cabang iman sebagaimana rukun iman
yang 6.
 1. iman kepada ALLAH melahirkan kepribadian Rabbani
 2. iman kepada Malaikat melahirkan kepribadian malaki.
 3. iman kepada Kitabullah (Al-Qur’an) yang melahirkan kepribadian Qur’ani.
 4. iman kepada Rasulullah melahirkan kepribadian rasuli
 5. iman kepada hari akhir melahirkan kepribadian yaum akhiri.
 6. iman kepada takdir melahirkan kepribadian takdiri.

 Kerpibadian Rabbani:
o Rabbani-Rabb: Tuhan.
o Yaitu kepribadian individu yang didapat setelah mentransformasikan asma
dan sifat-sifat Tuhan ke dalam dirinya untuk diinternalisasikan dalam
kehidupan nyata. / kepribadian individu yang mencerminkan sifat-sifat
ketuhanan.
o Secara potensial, manusia memiliki asma dan sifat-sifat ketuhanan yang
apabila diaktualisasikan akan menimbulkan kepribadian Rabbani.
o 2 pola untuk menuju kepribadian rabbani; pola yang merujuk pada asma’
dan sifat-sifat ALLAH dan pola yang merujuk pada implikasi psikologis
setelah seseorang beriman kepada ALLAH (reward and punishment-
perilaku buruk-baik). Pola pertama lebih mudah dikembangkan daripada

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

pola kedua. Pola kedua perlu pengkajian dan penelitian terlebih dahulu
terhadap ayat Qur’an atau Hadits, hasilnya digunakan untuk
mengkonstruk kepribadian Rabbani.
o Bentuk-bentuk kepribadian Rabbani; seluruh karakter, sifat dan tipologi
manusia dapat dilihat di dalam satuan-satuan al-asma’ al-husna. Sudah
menjadi sunnah Allah ada 99 tipe manusia. Indikator tipologi kepribadian
Rabbani melalui pola al-asma’ al-husna.
 1. Allah ( ‫ ; )ا‬satu kepribadian yang selalu melakukan peribadatan
kepada ALLAH. Aktualisasi dan realisasi diri termotivasi oleh
ibadah. QS Thaha:14.
 2. Maha Pengasih (Ar-Rahman); kepribadian pengasih yang
mengasihi sesama manusia secara universal.
 3. Maha Penyayang (Ar-Rahim); yang menyayangi orang lain
karena memiliki prestasi atau hubungan khusus, karena hubungan
agama. Mempererat tali persaudaraan.
 4. Maha Maharaja (Al-Malik); satu kepribadian penguasa/
pemimpin yang memiliki kekuatan mengendalikan dan memerintah
serta melarang. Wewenang untuk mengatur hawa nafsu sendiri.
Wewenangn untuk mengajak berbakti padaNYA. Kerajaannya
adalah hati dan jasad, tentaranya syahwat, amarah dan hawa
nafsu. Rakyatnya adalah lidah, mata, kaki dan seluruh anggota
tubuh.
 5. Maha Suci (Al-Quddus); kepribadian rabbani yang suci karena
penuh kemurnian, kebenaran, keindahan. Menyucikan diri dengan
meninggalkan syahwat dan amarah dan kesenangan dunia.
 6. Maha Sejahtera (As-Salaam); kepribadian yang selamat,
sejahtera, dan terhindar dari yang tercela.
 7. Maha Terpercaya (Al-Mu’min); kepribadian yang terpercaya
karena dirinya amanah terhadap kepercayaan orang lain.

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

 8. Maha Memelihara (Al-Muhaimin); yang terpelihara karena


mampu menjaga dan mengawasi dirinya dari perbuatan buruk,
pemelihara dan menolong urusan orang lain.
 9. Maha Perkasa (Al-Aziiz); yang perkasa karena memiliki
kekukuhan, kemantapan. Mampu mengalahkan musuh karena
keperkasaannya dan kehormatannya.
 10. Maha Kehendaknya tidak Diingkari( Al-Jabbar); yang mampu
memaksa keinginannya karena memiliki keagungan, kekuatan, dan
istiqamah yang jarang dimiliki orang biasa. Memperbaiki yang
rusak.
 11. Maha Memiliki Kebesaran ( Al-Mutakabbir); kepribadian yang
besar dan tidak dianggap remeh, sehingga tidak mudah
ditundukkan.
 12. Maha Pencipta ( Al-Khalik); kepribadian yang kreatif, mampu
menghasilkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada menjadi ada.
Ibarat bangunan, Al-Khalik adalah insyinurnya.
 13. Maha mengadakan dari Tiada (Al-Baari); yang kreatif, mampu
memisahkan diri dari hal-hal yang merugikan. Ibarat bangunan, Al-
Baari adalah buruh bangunan.
 14. Maha pembuat bentuk (Al-Musawwir); yang kreatif karena
mampu memberi bentuk hingga menjadi indah. Ibarat bangunan,
Al-Musawwir adalah seniman yang menyelesaikan finishing untuk
memperindah bangunan.
 15. Maha Pengampunan (Al-Ghaffar); yang mengampuni terhadap
kesalahan dengan kemurahannya. Memberi terapi pada yang
bersalah.
 16. Maha Perkasa (Al- Qahhar); kepribadian yang perkasa yang
mampu menundukan dan mencegah lawan mencapai tujuan jahat.
 17. Maha Pemberi (Al- Wahhab); yang memberikan sesuatu tanpa
imbalan. Terus menerus walau tanpa diminta. Baik pujian,
persahabatan, kehormatan – material dan non material.

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

 18. Maha Pemberi rizki (Ar-Razzaq); yang mudah memberi rizki


kepada yang lain secara halal dan baik.
 19. Maha Pembuka ( Al-Fattaah); yaitu yang membuka dari yang
tertutup sehingga mendapat kemenangan, membuka mata air ilmu
pengetahuan sehingga sirna kebodohan.
 20. Maha Mengetahui (Al-Aliim); yang mengetahui dan ilmuwan.
Sehingga jelas dan hilang keraguan.
 21. Maha Menyempitkan (Al-Qabidh); yang menghalangi, manahan
yang buruk.
 22. Maha Melapangkan ( Al-Baasith); yang melapangkan dan
memperluas yang baik. Melapangkan dada yang sempit hingga
menjadi gembira dan jauh dari keresahan.
 23. Maha Merendahkan ( Al-Khafidh); yang merendahkan dan
menghina tempat maupun kedudukan yang lain karena keburukan.
 24. Maha Meninggikan ( Ar-Raafi); meninggikan tempat atau
kedudukan karena kebaikan.
 25. Maha Memuliakan (Al-Mu’iz); yang memuliakan yang lain
karena keimanannya.
 26. Maha Menghinakan (Al-Mudzill); yang menghinakan yang lain
karena kekufurannya.
 27. Maha Mendengar (As-Samii’); yang mendengar dan
mengabulkan permintaan yang baik.
 28. Maha Melihat (Al-Bashir); yang melihat dengan berbagai
potensi secara jelas sehingga memperoleh ilmu pengetahuan.
 29. Maha Memutuskan Hukum (Al-Hakam); yang mampu
memutuskan suatu perkara dengan benar dan baik.
 30. Maha Adil (Al-Adl); yang lurus karena ia seimbang sehingga
tidak berselisih. Menempatkan sesuatu pada tempat semestinya.
 31. Maha Lembut (Al-Latiif); yang lembut, halus, cermat dan teliti
terhadap sesuatu.

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

 32, Maha Mengetahui (Al-Khabir); mengetahui dan memiliki


pengetahuan yang mendalam terhadap hal yang tersembunyi.
Mampu membedakan bisikan malaikat dan setan.
 33. Maha Penyantun (Al-Haliim); yang penyantun terhadap yang
lain. Berperilaku dengan pertimbangan yang matang.
 34. Maha Agung (Al-Aziim); yang agung dan besar karena memiliki
wawasan yang panjang, dan dalam.
 35. Maha Pengampun (Al- Ghaffur); yang mengampuni kesalahan
yang lain baik diminta atau tidak.
 36. Maha Menerima (Asy-Syakur); yang mudah berterima kasih
dan memuji atas pemberian orang lain.
 37. Maha Tinggi (Al-Aliyy); kepribadian yang tinggi baik material
maupun imateril.
 38. Maha Besar (Al-Kabir); yang besar dan tinggi karena memiliki
kekuasaan dan kesempurnaan.
 39. Maha Pelestari (Al-Hafidz); yang mampu memelihara dan
terpelihara dirinya.
 40. Maha pemelihara (Al-Muqit); yang mampu memelihara diri
karena memiliki kekuasaan dan kemampuan.
 41. Maha Pembuat Perhitungan (Al-Hasib); yang mampu
introspeksi diri secara teliti dan cermat.
 42. Maha Luhur (Al-Jalil); yang luhur dan sempurna karena
memiliki kedudukan yang tinggi dan peranan yang penting.
 43. Maha Mulia (Al-Karim); yang mulia, baik dan benar karena
memiliki keistimewaan.
 44. Maha Pengawas (Ar-Raqib); pengawas, mengetahui dan
memelihara sesuatu untuk kebaikan.
 45. Maha Pengabul (Al-Mujib); kepribadian yang
memperkenankan dan menjawab permintaan, memberi bantuan.
 46. Maha Luas (Al-Waasi’); yang luas, baik dlm ptnjk keagamaan,
argumentasi, materi, karunia, ilmu.

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

 47. Maha Bijaksana (Al-Hakiim); yang bijaksana dalam


memutuskan suatu perkara.
 48. Maha Mencintai/ Dicintai (Al-Wadud); kepribadian mencintai
yang lain karena memiliki kebaikan.
 49. Maha Mulia (Al-Majid); yang mulia dan luas karena memiliki
kejayaan, keberhasilan.
 50. Maha Membangkitkan (Al-Baaits); yang membangkitkan,
memotivasi diri dan yang lain untuk lebih baik. Peka terhadap
lingkungan.
 51. Maha menyaksikan (Asy-Syahid); saksi membela yang benar
dan melawan yang salah.
 52. Maha Benar (Al-Haq); kepribadian yang benar dan mantap
tidak berubah.
 53. Maha Mewakili (Al-Wakil); kerpibadian yang mendelegasikan
urusan pada pihak lain sesuai dengan kemampuan.
 54. Maha Kuat (Al-Qawiyy); yang kuat, gigih baik fisik dan psikis.
 55. Maha Kokoh (Al-Matiin); kokoh karena kekuatannya.
 56. Maha Melindungi (Al-Waliyy); yang melindungi dan membela
karena ada kedekatan hubungan.
 57. Maha Terpuji (Al-Hamid); kepribadian rabbani yang terpuji.
 58. Maha Menghitung (Al-Muhsiy); yang mampu mengetahui
kelebihan dan kekurangan dirinya.
 59. Maha Memulai (Al-Mubdi’); yang memulai sesuatu karena
sesuatu itu penting untuk segera dimulai.
 60. Maha Mengembalikan (Al-Mu’id); yang mengembalikan sesuatu
yang hilang.
 61. Maha Menghidupkan (Al-Muhyi); yang memberi kualitas hidup
sesuatu sehingga eksistensinya terpelihara. Menumbuhkan yang
gersang.
 62. Maha Mematikan (Al-Mumit); yang mematikan sesuatu yang
telah usang sehingga dapat digantikan yanag baru.

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

 63. Maha Hidup (Al-Hayy); yang tetap hidup karena memiliki


kesempurnaan.
 Dan seterusnya hingga 99 asmaulhusna.
Transinternalisasi Kepribadian Rabbani (dalam kehidupan)
 1. menjaga dan memelihara potensi fitrah asmaul husna. (pelaksanaan isi
kandungannya).
 2. berzikir dengan asmaul husna.
 3. berdoa dengan asmaul husna.

 Kepribadian Malaki
o Dari asal kata malaka (memiliki,menguasai). Malaikat merupakan bentuk
jamak dari malak.
o  yaitu kepribadian yang didapat setelah mentransformasikan sifat-sifat
malaikat ke dalam diri untuk kemudian diinternalisasikan dalam kehidupan
nyata.
o Kerangka dasarnya QS Ath-Thariq ayat 4.
Pola dan bentuk kepribadian Malaki:
- Kepribadian Jibrili
o kepribadian yang menyebarluaskan informasi untuk kebaikan dan
kesejahteraan manusia.
o Ia dapat dipercaya, mulia, memiliki power.
- Kepribadian Mikaili
o Yang membagi-bagi dan menebar rezeki, membuka lapangan kerja dan
alam semesta dimanfaatkan untuk ibadah kepadaNya.
- Kepribadian Israfili
o Kepribadian malaki yang meniupkan sangkakala kematian universal.
o Agar manusia berhati-hati dalam berperilaku.
- Kepribadian Izraili
o Yang mematikan dan membunuh sesuatu yang telah usang.
o Pemecatan orang saleh dengan cara yang baik (diberi penghormatan).

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

- Kepribadian Raqibi
o Yang mencatat dan menginventaris perilaku baik untuk kemudian
ditingkatakan.
- Kepribadian Atidi
o Yang mencatat dan menginventaris perilaku buruk.
o Lalu perbuatan buruk tersebut ditinggalkan.
- Kepribadian Munkar-Nakir
o Yang memiliki tanggung jawab atas segala perbuatan.
o Sehingga waspada dan hati-hati dalam beraktivitas.
o Jika ditanya dapat menjawab dengan baik, jika diminta laporan dapat
melaporkannya.
- Kepribadian Ridhwani
o Kepribadian malaki yang menjaga, memelihara dan menuju keselamatan.
o Hanya diperoleh pada pribadi yang saleh
- Kepribadian Maliki
o Kepribadian yang menjaga dan memelihara diri dari siksaan dan
keburukan.
o Hanya diperoleh setelah meninggalkan maksiat dan dosa.
Pola yang merujuk pada sifat dan kegiatan malaikat:
- Mampu menerangi kehidupan lain
- Menjaga diri dan tidak lupa tugas-tugasnya
- Membawa berita gembira
- Takut murka dan siksa Allah
- Selalu sujud pada Allah
- Menjaga kemuliaan dan berbakti
- Menjadi delegasi dan utusan
- Membentuk barisan persatuan yang kokoh
- Senantiasa bertasbih kepada Allah
- Mendoakan rezekinya bertambah untuk orang lain
- Menginventaris data dengan baik.
- Membantu orang-orang mukmin.
- Menegakkan keadilan.

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

 Kepribadian Qur’ani
o Kepribadian individu yang mencerminkan nilai-nilai Al-Qur’an.
o Perwujudan kepribadian Qur’ani diawali dengan dasar-dasar ilmu
pengetahuan yang kokoh.
o Seluruh petunjukNya terhimpun dalam kitab suci Al-Qur’an.
o Bentuk kepribadian Qur’ani: seluruh tingkah laku individu yang berkaitan
dengan kepercayaan, peribadatan dan muamalah atau berkaitan dengan
kehidupan primer, sekunder maupun pelengkap, yang didasarkan nilai-
nilai Al-Qur’an
Dimensi Kepribadian Qur’ani:
- I’tiqadiyyahberkaitan dengan nilai-nilai keimanan. Bertujuan untuk menata
kepercayaan individu.
- Khuluqiyyahberkaitan dengan nilai-nilai etika. Bertujuan membersihkan dari
perilaku buruk dan menghiasi dengan perbuatan baik.
- Amaliyyahberkaitan dengan nilai-nilai tingkah laku sehari-hari. (ibadah dan
muamalah).
Dimensi primer kehidupan:
- Satu kepribadian Qur’ani yang mampu menjaga eksistensi agamanya.
- Menjaga jiwa
- Menjaga akal pikiran
- Menjaga keturunan
- Menjaga kehormatan dan harta benda.
Dimensi Sekunder:
- Menghilangkan kesulitan dan menarik kemaslahatan dalam kehidupan manusia.
- Manusia dituntut berkepribadian yang tangguh dalam menjalankan nilai-nilai
Qur’ani.
- Nilai Al-Qur’an memperingan dan mempermudah dalam beribadah.
Transinternalisasi kepribadian Qur’ani:
- Tahsin al-tilawah
- Tahfidz
- Tafsir
- al-amal
- Ad-da’wah

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

 Kepribadian Rasuli
o Pengertian kepribadian individu yang mencerminkan sifat sifat
kerasulan.
o Pola dan bentuk kepribadian rasuli (berdasarkan sifat khas dan
mu’jizatnya).
Pola yang merujuk pada sifat khas Rasul:
- Jujur
- Terpercaya
- Menyampaikan
- cerdas
Pola yang merujuk pada Mu’jizat:
- 25 Nabi dan rasul.
- Misalnya:
o Kepribadian Ibrahimi yaitu satu kepribadian Rasuli yang memiliki
kepribadian ketuhanan yang tangguh meskipun hidup pada keluarga dan
lingkungan yang korup, perintis metode induktif dalam mencari
kebenaran, kekuatan diplomatic yang baik saat menghadapi penguasa,
pemula bagi pengembangan teknologi AC, millah Ibrahim.
o Kepribadian Dawudi kepribadian Rasuli yang memiliki suara merdu,
pengembang teknologi besi untuk baju zirah dan tank.
o Kepribadian Sulaimani kepribadian Rasuli yang kaya dan berkuasa,
hakim yang adil, mampu berkomunikasi dengan berbagai bahasa
termasuk bahasa hewan, memanfaatkan SD laut dan singgasana.
o Dsb…

 Kepribadian yaum akhiri


o Kepribadian individu yang didapat setelah mengimani, memahami dan
mempersiapkan diri untuk memasuki hari akhir yang seluruh perilaku
manusia diminta pertanggung jawaban.
Pola dan bentuk kepribadian yaum akhiri:
- Hanya dapat dicapai setelah penelaahan terhadap ayat dan hadits yang

berkaitan dengan hal tersebut. Bentuk-bentuk nya diantaranya:

o 1. kepribadian saleh

o 2. kepribadian takwa
By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

o 3. belajar sejarah masa lalu untuk masa depan

o 4. Taat kepada Allah, rasul dan ulul amri

o 5. menjauhi perilaku setan

o 6. muhasabah diri dan mempersiapkan diri untuk dihisab.

 Kepribadian Taqdiri

o Kepribadian individu yang didapat setelah mengimani, memahami dan

mengaplikssikan ketentuan dan aturan Allah dalam kehidupan. Sehingga

mendapatkan hikmah hidup menuju keselamatan dunia dan akhirat.

o Kepribadian ini memahami bahwa seluruh alam ciptaan Tuhan dan tidak

terlepas dari aturan dan ketentuanNya.

Pola dan bentuk kepribadian Taqdiri:

- Merujuk pada QS Fushilat: 53. terdapat 3 objek.

- Pertama, objek afaqi (alam fisik) hampir sama dengan hukum alam. Prinsipnya:

o Hukum kausalitas, bertahap, ukuran tertentu, berpasang-pasangan,

keseimbangan, berevolusi menuju kesempurnaan, diciptakan secara riil,

tunduk dan patuh pada aturan Allah,

- Kedua, objek anfusi (alam psikis), prinsipnya:

o Al sakinah (kemapanan), Ath-Thu’maninah, Al-Rahah, Al-Mawaddah, Al-

Aman, Al-Shuhl, Al-Rafahiyah, Al-Isyba, Al-Farh, As-Sa’adah.

- Ketiga, objek haqqi atau qur’ani (kehidupan spritual manusia), prinsipnya:

o Ketauhidan, kemaslahatan, keadilan, kesatuan,kesamaan, tolong

menolong, musyawarah, kemerdekaan, amar ma’ruf nahi munkar.

By: @rizqi_maulida
RESUME BUKU

- Bentuk-bentuk kepribadian Taqdiri berdasarkan pola di atas ialah:

o Bertingkah laku berdasarkan aturan dan hukum Tuhan

o Membangun jiwa yang optimistis dalam mencapai tujuan hidup tertentu

o Tidak sombong ketika mendapatkan kesuksesan

o Tidak pesimis, stress atau depresi saat gagal

o Senantiasa beraktivitas dan berkreasi untuk mendapatkan sesuatu.

o Memanfaatkan dan menfungsikan seluruh potensi.

By: @rizqi_maulida

Anda mungkin juga menyukai