Anda di halaman 1dari 2

Cakupan asi ekslusif Indonesia 2019 67,74

Cakupan asi ekslusif jawa barat 2019 63,53% ahun 2018 sebesar 37,29 %

Cakupan asi ekslusif Kota Banjar 83,18

Menurut UUD no 4 tahun 2019 tentang kebidanan pasal 46 ayat 1 dalam penyelenggaraan praktik
kebidanan, Bidan bertugas memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan
ibu,pelayanan kesehatan anak, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan pelayanan keluarga
berencana.

Bukan hanya pelayanan kesehatan ibu saja yang menjadi prioritas, tetapi pelayanan kesehatan anak
pun sangat penting, dan kualitas kesehatan pada anak ditentukan oleh 1000 hari kehidupan dimulai
sejak dalam kandungan, termasuk pemberian ASI pada 6 bulan pertama atau yang di sebut ASI
eksklusif.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi
sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan
atau minuman lain (kecuali obat, vitamin dan mineral). ASI mengandung kolostrum yang kaya akan
antibodi karena mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah
tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi. Berdasarkan
paparan di atas, betapa pentingnya ASI Ekslusif yang di berikan Ibu kepada bayinya yang mana
banyak sekali manfaat kesehatan yang akan berpengaruh besar baik kepada sang ibu, terlebih
kepada bayinya.

Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia sebesar 67,74% pada tahun 2019.
Angka tersebut sudah melampaui target Renstra yaitu 50%, sedangkan cakupan pemberian ASI
eksklusif di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2019 sebesar 63,53%, masih terbilang rendah
dibandingkan cakupan nasional , hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi
penyebabnya diantaranya adanya ideologi makanan yang non eksklusif, pengetahuan ibu yang
kurang sehingga tidak muncul motivasi yang kuat dari ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada
bayinya, kurangnya penerapan Teknik Teknik memperlancar ASI dan salah satu faktor penghambat
dalam pemberian ASI adalah produksi ASI itu sendiri. Produksi ASI yang kurang dan lambat keluar
dapat menyebabkan ibu tidak memberikan ASI pada bayinya dengan cukup. Jika ada rasa cemas,
stress dan ragu yang terjadi, maka pengeluaran ASI bisa terhambat. Seperti halnya pada
kenyataan di lapangan masih banyak sekali masalah dan kendala-kendala yang di
hadapi berkaitan dengan hal-hal tersebut.
a. Kurangnya pengetahuan di kalangan pasien menjadi hambatan dalam optimalisasi
pemberian ASI Ekslusif. Saat ASI terhambat, secara medis pijat oksitoksin menjadi solusi
utama yang cukup efektif akan tetapi, beberapa pasien mendengar pijat oksitoksin menjadi
suatu hal yang mengerikan dan ujung-ujungnya menolak untuk dilakukan pijat oksitoksin.
b. Tingginya tingkat kecemasan yang dialami seorang ibu. Khusus pada ibu yang baru pertama
kali melahirkan tentu saja tingkat cemas akan semakin tinggi dikarena kan hal itu merupakan
pengalaman pertama sang ibu melahirkan dan pertama kalinya memiliki anak sehingga
cemas tinggi yang dialami oleh ibu akan menghambat pengeluaran ASI Ekslusif kepada Bayi.
c. Banyak ibu beranggapan bahwa susu formula adalah jalan alternative terbaik untuk
pengganti sebuah ASI. Padahal ASI Ekslusif bagi bayi baru lahir untuk kesehatannya.
Tingginya angka cakuban di Kota Banjar seharusnya tidak akan menjadi sebuah
permasalahan berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif, namun pada
kenyataannya di lapangan masih banyak sekali masalah dan kendala-kendala yang
di hadapi berkaitan dengan hal-hal tersebut

Anda mungkin juga menyukai