Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

INOVASI BRIEF THERAPY

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Inovasi Psikoterapi Islam

Dosen Pengampu: Andika Maulana Wijaya, M.Ag

Disusun Oleh:

1. Annisa Septia B. G (3320025)


2. Nafilatul Ula (3320013)
3. Sliviana Arba C (3320040)

PROGRAM STUDI TASAWUF DAN PSIKOTERAPI


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H.ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN 2023
INOVASI BRIEF THERAPY

A. Pendahuluan
Pada era globalisasi seperti saat ini, banyak terjadi perkembangan seperti
teknologi, komunikasi, dan lain sebagainya. Salah satu perkembangan yang mengikuti
zaman adalah masalah. Semakin berkembangnya dunia, semakin berkembang pula
masalah-masalah yang dihadapi. Tetapi bukan hanya masalah saja yang berkembang,
tetapi manusia juga dituntut untuk hidup secara cepat dan tepat, akan tetapi kecepatan
dan ketepatan berujung menjadikan manusia menyukai segala hal yang instan, apalagi
ditambah masalah yang bertubi-tubi. Dampak pendeknya adalah manusia akan merasa
jenuh oleh dirinya yang sekarang.
Pada saat seperti inilah diperlukan pendekatan terapi agar manusia bisa
kembali semangat menjalani hidup. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan
adalah dengan Brief Therapy. Brief Therapy merupakan terapi yang dilakukan dalam
waktu yang singkat dan berfokus pada pemecahan masalah manusia. Brief Therapy
cocok digunakan mengingat hanya membutuhkan sedikit waktu pada proses terapinya
dan masalah pun cepat selesai. Maka dalam makalah ini, akan dijelaskan mengenai
Brief Therapy sehingga wawasan mengenai Brief Therapy semakin dalam.

B. Pembahasan
1. Pengertian Brief Therapy
Brief Therapy adalah terapi dengan sistem berbasis umum untuk mencari
solusi dari permasalah manusia. Meskipun Brief Therapy paling dikenal dalam bidang
perawatan keluarga, tetapi Brief Therapy terbukti berhasil pula dalam menangani
masalah individu, pasangan ataupun lingkungan yang lebih besar seperti organisasi.1
Pendekatan ini bukanlah sebuah bentuk penyederhanaan dari suatu terapi.
Brief Therapy mengambil tampilan interaksional daripada intrapsikis. Terapi ini
menyelidiki masalah dalam konteks interpersonal dimana masalah itu terjadi dan
kemudian dipelihara. Brief Therapy muncul sebagai teknik pilihan dalam kerangka
acuan keluarga yang berorientasi pada sistem terapi pendekatan lapangan dari varietas
gestalt.
Pendekatan ini tidak menyangkal pentingnya pengalaman masa lalu sebagai
penyebab sikap, harapan, masalah dan sejenisnya yang terjadi pada saat ini. Brief
1
Raymond J.Corsini, Handbook Of Innovative Therapy. Second Edition, (United States of America: Cengage
Learning, 2001), hlm. 86

1
Therapy melihat pengalaman masa lalu tersebut sebagai sebuah epifenomenon
daripada sebuah kebutuhan untuk perubahan. Brief Therapy menggabungkan
beberapa konsep penting seperti hipnoterapi Ericksonian, Terapi behavior, dan cara
kerja dari terapis keluarga strategis –Salvatore Minuchin, Jay Haley, dan Mara
Selvini.
Brief Therapy sering dikaitkan dengan intervensi krisis atau beberapa jenis
“menahan tindakan” sampai pengobatan jangka panjang dapat dimulai. Tetapi
sebaliknya, terapis Brief Therapy berasumsi bahwa tujuan psikoterapi dapat dicapai
dengan lebih cepat dan efektif.
Prinsip esensial dari pendekatan ini adalah upaya untuk menyelesaikan
masalah yang dipelihara atau dipertahankan oleh para penderita. Terapi ini membantu
untuk menghentikan ataupun memodifikasi solusi yang mereka coba sebelumnya,
dimana solusi yang dipakai sebelumnya malah menimbulkan masalah lain. Terapis
sering kali membujuk pasien untuk mencoba hal-hal baru yang tidak pernah mereka
pikirkan. Oleh karena itu, fokus sekunder dari Brief Therapy yaitu menyangkut
bagaimana seorang terapis harus pandai berkomunikasi sehingga menjadi
berpengaruh. Brief Therapy menggabungkan ketepatan kerja sama dengan dasar rasa
hormat pada pandangan dan nilai individu atau keluarga.

2. Sejarah Brief Therapy


Ide-ide penting yang mendasari Brief Therapy pada awalnya diperkenalkan ke
dalam pemikiran psikiatri oleh Ruesch dan Bateson (1951). Secara bersama mereka
membuat sketsa garis besar sebuah epistemology baru berdasarkan teori sibernetika,
komunikasi, dan penelitian sistem.
Pada tahun 1956, kelompok Bateson (termasuk John Weakland, Jay Haley,
dan Don Jackson) menerbitkan sebuah artikel berjudul “Toward a Theory of
Schizophrenia”. Meskipun publikasi tersebut menjelaskan mengenai ikatan ganda
teori skizofrenia, tetapi melalui publikasi itu pula masalah kejiwaan mulai dilihat
sebagai suatu perilaku komunikatif, yang dibentuk dan dipertahankan oleh interaksi
sosial, bukan entitas penyakit yang berada dalam diri seseorang.
The Mental Research Institute (MRI) dibentuk oleh Don Jackson pada tahun
1959 dengan tujuan untuk mengeksplorasi wawasan interaksional baru ini supaya
dapat diterapkan pada perawatan psikiatri. Kemudian bergabunglah Haley, Weakland,
dan tokoh penting dalam terapi keluarga lainnya. Meskipun ada banyak perbedaan

2
diantara mereka, tetapi mereka semua sepakat pada sejumlah asumsi dasar: (1) ketika
salah satu anggota keluarga (pasien yang teridentifikasi) menunjukkan suatu
patologi/penyakit, maka masalah yang mendasari gejala tersebut terletak pada cara
keluarga berfungsi sebagai kelompok; (2) perilaku kelompok ini dipahami sebagai
sebuah sistem yang diatur, menunjukkan hemeostatis, umpan balik, redundansi, dan
prinsip cybernetic lainnya; dan (3) Melakukan terapi pada keluarga tersebut artinya
mengubah perilaku interaktif mereka, yang mana hal itu dapat mengubah pola
komunikasi mereka.
Proyek Brief Therapy MRI dimulai pada tahun 1967 dengan tujuan untuk
melihat apa yang mungkin bisa dilakukan untuk meringankan keluhan pasien, dan
membatasi treatment hingga 10 sesi per jam. Brief Therapy sekarang sudah digunakan
di berbagai tempat seperti rumah sakit dan klinik psikiatri, lembaga layanan sosial,
dan lain sebagainya.

3. Konsep Dasar Brief Therapy


Konsep dasar dari Brief Therapy adalah keyakinan bahwa perilaku “normal”
ataupun perilaku yang bermasalah dibentuk dan dipertahankan melalui interaksi
dengan orang lain, seperti keluarga, teman, kolega, atau pembantu professional
lainnya.
Masalah manusia berkembang karena kesalahan dalam menangani
problematika hidup. Ini adalah teori tentang sifat masalah manusia dan proses
pemecahan masalahnya. Hal ini tidak berkaitan dengan penjelasan mengenai asal
mula masalah baik dari segi psikopatologi atau kegagalan dalam belajar dan
perspektif sejenisnya yang bersifat kontemporer daripada historical.2
Masalah interpersonal dilihat sebagai fungsi langsung dari bagaimana individu
yang bersangkutan memahami masalah dan konteks sosial atau keadaan dimana
masalah itu terjadi. Diasumsikan bahwa ketika menghadapi masalah, individu akan
bertindak sebagaimana apa yang mereka anggap sebagai cara yang paling masuk akal.
Solusi yang mereka coba pertahankan karena dianggap logis, perlu, atau “satu-satunya
yang harus dilakukan”. Ketika upaya pemecahan masalah tersebut gagal, individu
tersebut kemungkinan besar akan menafsirkan kegagalan tersebut sebagai suatu
masalah yang parah.

2
Harry Procter & George Walker, Brief Therapy, (United Kingdom: Open University Press, 1988), hlm. 128

3
Ada tiga hal dasar yang menjadi kesalahan dalam menangani masalah, yaitu:
(1) dengan mengabaikan atau menyangkal bahwa ada sesuatu yang salah dan tidak
mengambil tindakan; (2) dengan mencoba menyelesaikan kesulitan yang tidak perlu
atau tidak dapat diselesaikan, hanya bertahan sampai kesulitan tersebut berlalu dengan
sendirinya; (3) dengan mengambil tindakan, tetapi dengan tindakan yang tidak tepat.
Meskipun ada banyak cara yang diambil individu yang dapat dikatakan
sebagai “tindakan yang salah”, ada empat pola dasar yang dilakukan berulang kali,
yaitu:
a. Mencoba menjadi spontan dengan sengaja. Pola ini ditemukan pada kasus yang
melibatkan gangguan tidur, gangguan seksual, penyalahgunaan zat, halangan
dalam upaya kreatif, dan individu yang memaksakan diri atau orang lain untuk
memiliki perasaan emosional tertentu. Individu tersebut akan memaksakan dirinya
untuk tidur, menjadi kuat, atau menghibur dirinya sendiri dan merasa bahagia.
Ketika metode seperti kemauan, penalaran, atau pemikiran positif gagal
menghasilkan respons yang diinginkan, dan semakin sering mencoba cara yang
dipaksakan tersebut, maka masalah akan menjadi lebih besar.
b. Mencari metode yang tidak mempunyai resiko. Cara yang tidak tepat dalam
memecahkan masalah pada hal ini sering ditemukan pada bidang pekerjaan dan
hubungan romansa. Misalnya, pria lajang yang pemalu mungkin mencoba
menghindari risiko penolakan saat menyatakan cintanya. Dia menjadi sangat
khawatir untuk mengambil langkah awal yang sempurna sehingga akhirnya
bahkan memilih untuk tidak memulai percakapan dengan orang yang disukainya
tersebut.
c. Mencoba mencapai kesesuaian interpersonal melalui argument. Banyak keluarga
dengan masalah perkawinan atau masalah antara anak-orang tua yang datang
untuk mencari solusi atas permasalahan “kami tidak bisa berkomunikasi”. Banyak
dari masalah perkawinan ini muncul ketika salah satu atau kedua pasangan
menentukan fluktuasi normal atas kedekatan atau kenyamanan yang mereka
rasakan satu sama lain sebagai bukti masalah hubungan. Hal ini kemudian
dibahas, dan obrolan terapeutik mereka berubah menjadi argument, yang
kemudian ditafsirkan sebagai konfirmasi asumsi palsu mereka (yaitu bahwa ada
yang salah dengan pernikahan mereka). Hal ini mengarah pada diskusi lebih lanjut
yang disertai dengan kesadaran yang meningkat tentang hubungan tersebut, yang
membuat interaksi mereka semakin canggung.

4
d. Menarik perhatian dengan mencoba menarik diri. Banyak masalah yang
didefinisikan sebagai paranoia muncul dari solusi ini.

4. Teknik-Teknik dalam Brief Therapy


a. Case Management
Mayoritas terapis setuju bahwa kehangatan (warmth), empati (empathy),
kepercayaan (trust), dan keterlibatan pasien adalah elemen penting dalam
hubungan terapeutik yang baik. Seorang terapis membutuhkan ruang untuk
maneuver (kebebasan untuk mengajukan pertanyaan dan memperoleh informasi
yang diperlukan, memilih anggota keluarga yang akan di wawancarai, memilih
intervensi, dan mendapatkan pengaruh yang diperlukan untuk memastikan bahwa
mereka melakukannya).
Mengingat keterbatasan ruang, tidak mungkin untuk mulai menjelaskan
bagaimana ini dilakukan. Berikut ini akan menguraikan beberapa prosedur utama
terapis untuk memaksmalkan manuvernya, diantaranya : memperoleh informasi
yang jelas dan spesifik dari pasien, menggunakan pernyataan kualifikasi untuk
menghindari disematkan sampai pasien memutuskan apa posisi terbaik untuk
mengambil vis-à-vis, Taking time dan tidak dipaksa untuk melakukan intervensi
sebelum waktunya karena tekanan pasien, dan menggunakan posisi “one-down”.
b. Data Collection
Therapy dimulai dengan menayakan kepada pasien “Apa yang membuat anda
kesini (tempat therapy) hari ini ?” pertanyaan terkait focus pada sumber rujukan,
mengapa therapy sangat dicari saat ini, dan bagaimana masalah ini bisa terjadi
pada hidup pasien, yaitu apa masalah yang membuat pasien berhenti untuk enggan
membuat atupun melakukan sesuatu. Dan pertanyaan terakhir ini berfungsi
sebagai barometer stress pasien yang berguna dan memberikan klarifikasi
tambahan tentang keluhan yang muncul.
Selanjutnya, dilakukan terhadap perilaku penanganan masalah. Terapis akan
menanyakan bagaimana pasien dan orang lain menghadapi masalah dan
bagaimana mereka dengan sengaja berusaha untuk menyelesaikannya (apa yang
sebenarnya mereka katakana dan lakukan).
Terakhir tujuan dari pengobatan di klarifikasi, menekankan perubahan
minimal dengan hanya 10 sesi yang akan berhasil. Saat mengumpulkan data,

5
terapis akan menyusun pertanyaan dan mengklarifikasi dengan tujuan
mendapatkan interaksi pasien.
Pengumpulan data biasanya berlangsung dari satu sampai tiga wawancara.
Selama periode ini, anggota lain mungkin diwawancarai, sendiri atau dengan
pasien yang diidentifikasi, menanyakan pertanyaan dasar yang sama kepada
mereka. Hal ini memungkinkan terapis untuk menilai anggota keluarga mana yang
merupakan “costumer” untuk perawatan orang yang benar benar memecahkan
masalah (dan posisi apa yang dipegang anggota keluarga tentang masalah dan
perawatannya, posisi yang menunjukan keyakinan mereka, opini, dan perasaan.
Karena BT menggunakansistem prespektif, para terapis memiliki pilihan untuk
bekerjasama dengan anggota keluarga selain pasien yang teridentifikasi untuk
mengubah solusi yang dicoba.
c. Case Planning
Tugas pertama dari case planning adalah menentukan logika, aturan, atau
dorongan dari solusi yang dicoba. Misalnya, seseorang menjadi cemas ketia
berbicara di depan umum dapat mencoba salah satu solusi seperti berbicara di
depan cermin, berlatih latihan relaksi, mebuat catatan, ataupun minum obat.
Meskipun setiap solusi berbeda tapi mereka memiliki tujuan yang sama.
Solusi dasar berfungsi sebagai panduan, memberi tahu terapis secara umum
apa yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan berbagai hal. Idealnya, penugasan
terapeutikbaru untuk mencari dua tujuan yaitu mempengaruhi pasien untuk
melakukan solusi baru yang bukan merupakan variasi pada solusi dasar dan dalam
melakukannya akan melepaskan solusi yang pernah dilakukan sebelumnya.
d. Intervention
Hal ini diasumsikan bahwa terapis selalu mempengaruhi pasien sebagai
konsekuensi dari komunikasi dan konteks dimana itu terjadi. Namuan ada
beberapa poin dalam pengobatan ketika terapis melakukan upaya untuk
menggunakan pengaruhnya untuk mencapai tujuan pengobatan tertentu.
- Mengubah pandangan pasien
Meskipun terapis tidak percaya insight berguna dalam menyelesaikan
masalah, jika pandangan pasien tentang masalahnya di ubah (tidak sejalan
dengan kenyataan) mencoba solusi baru dapat menjadikan lebih mudah.
Demikian pula pandangan yang berbeda tentang masalah dapat membuat lebih

6
sulit bagi pasien untuk terus menggunakan solusi lama yang sama untuk
menghadapi masalah.
- Putting the patient ease
Pasien lebih cenderung menyukai untuk menerima ide ide baru, dan
memberikan informasi yang lebih lengkap jika suasana pada therapynya
sederhana dan membuatnya merasa nyaman. Dengan percakapan yang tdak
memberatkan dan lebih mirip percakapan normal. Terapis menggambarkan
dirinya sebagai manusia lain dengan kelemahan dan keterbatasannya sendiri.
Saat mengumpulkan informasi, posisi one down sebagai tujuan klarifikasi.
Pada tahap selanjutnya pengobatan, ketika ide-ide atau arahan baru
disajikan, jika pasien kembaliuntuk melaporkan kemajuan sesi, terapis
mungkin berkomentar bahwa meskipun dia berbagi kepuasan pasien, akan
lebih bijaksana untuk tidak bergerak terlalu cepat karena perubahan selalu
membuat gelombang.
- Motivasi
Ada banyak cara untuk memotivasi klien agar berperilaku
berbeda,tergantung pada pendapat, keyakinan, dan sikapnya. Orang yang
penasaran dan befrwawasan luas dapat termotivasi untuk mencoba ide-ide
baru, melihat hal-hal baru apa yang dapat nmereka pelajari, seedangkan pasien
yang resistif akan didorong untuk tidak berubah.
- Homework
Dengan asumsi bahwa perubahan terapi dibutuhkan tempat antara sesi,
banyak dari intervensi kami berada di bentuk pekerjaan rumah yang
menginstruksikan pasien untuk mengambil tindakan baru vis -
A- vis masalah. Arahan berupa tugas-tugas kecil, konkrit, spesifik yang harus
dilakukan satu atau dua kali sebelum sesi berikutnya. Selama tahap awal
pengobatan, pekerjaan rumah pasien mungkin adalah merumuskan tujuan
pengobatan atau memutuskan masalah mana yang paling membutuhkan
perhatian.
Dengan mencoba untuk melaksanakan tugas tersebut, semua solusi
yang menimbulkan masalah dibatalkan, dan yang mengejutkan pasangan
tersebut, sang suami tidak lagi ejakulasi. segera. Dari sudut pandang pasien,
pengobatan sudah selesai sebelum benar-benar dimulai. 
e. Termination

7
Singkatnya kontak pasien dan penekanan pada tindakan daripada wawasan
atau ekspresi perasaan membuat untuk proses penghentian relatif
sederhana. Dalam kebanyakan kasus, subjek bahkan tidak disinggung sampai sesi
terakhir atau sesi sebelumnya. Pada dasarnya, terapis mencari tiga kriteria dalam
laporan pasien yang akan menunjukkan bahwa dia siap untuk mengakhiri: (1) a
small but significant dent has been made in the problem  (2) perubahan tersebut
tampak tahan lama; dan (3) pasien menyiratkan atau menyatakan bahwa ia dapat
menangani segala sesuatunya sendiri. 
Saat menyelesaikan kasus, jalannya pengobatan ditinjau secara singkat,
memberikan penghargaan kepada pasien atas apa yang telah dicapai. Pasien juga
diperingatkan agar tidak percaya bahwa masalahnya selesai selamanya. Kami
memperkirakan bahwa mereka akan menghadapi kesulitan hidup ini atau yang
serupa lagi , dan bagaimana keadaan akan tergantung pada bagaimana mereka
menghadapinya.
Beberapa pasien ragu-ragu untuk menghentikan pengobatan, dan dalam
beberapa kasus terapis cenderung menganggap penghentian sebagai liburan yang
diperlukan dari pengobatan, memberi mereka waktu untuk mencerna dan
memasukkan keuntungan yang diperoleh kedalam  kehidupan sehari - hari
mereka. 
Mereka diperingatkan bahwa setiap perubahan lebih lanjut akan menjadi
kontraproduktif, dan bahwa hal terbaik untuk dilakukan sekarang adalah
"meletakkan sesuatu di atas kompor dan membiarkannya mendidih." Dalam tiga
bulan mereka akan dihubungi untuk laporan kemajuan. 
Akhirnya, dengan pasien resistif atau negative, perbaikan apapun akan
dianggap tidak penting atau sementara, dan terpis akan memprediksi bahwa
keadaan mungkin akan menjadi lebih buruk. Sepertidalam semua pekerjaan
terapis, setiap fase pemulihan menggunakan strategi terapeutik berdasarkan
kebutuhan kasusu tertentu.3

3
Raymond J.Corsini, Handbook Of Innovative Therapy. Second Edition, (United States of America: Cengage
Learning, 2001), hlm. 88-91

8
C. Kesimpulan
Brief Therapy adalah terapi dengan sistem berbasis umum untuk mencari
solusi dari permasalah manusia. Meskipun Brief Therapy paling dikenal dalam bidang
perawatan keluarga, tetapi Brief Therapy terbukti berhasil pula dalam menangani
masalah individu, pasangan ataupun lingkungan yang lebih besar seperti organisasi.
Ide-ide penting yang mendasari Brief Therapy pada awalnya diperkenalkan ke
dalam pemikiran psikiatri oleh Ruesch dan Bateson (1951). Pada tahun 1956,
kelompok Bateson (termasuk John Weakland, Jay Haley, dan Don Jackson)
menerbitkan sebuah artikel berjudul “Toward a Theory of Schizophrenia”. The
Mental Research Institute (MRI) dibentuk oleh Don Jackson pada tahun 1959 dengan
tujuan untuk mengeksplorasi wawasan interaksional baru ini supaya dapat diterapkan
pada perawatan psikiatri. Kemudian bergabunglah Haley, Weakland, dan tokoh
penting dalam terapi keluarga lainnya. Proyek Brief Therapy MRI dimulai pada tahun
1967 dengan tujuan untuk melihat apa yang mungkin bisa dilakukan untuk
meringankan keluhan pasien, dan membatasi treatment hingga 10 sesi per jam.
Konsep dasar dari Brief Therapy adalah keyakinan bahwa perilaku “normal”
ataupun perilaku yang bermasalah dibentuk dan dipertahankan melalui interaksi
dengan orang lain, seperti keluarga, teman, kolega, atau pembantu professional
lainnya. Adapun teknik teknik yang dilakukan dalam brief therapy yaitu case
management, data collection, case planning, intervention dan termination.

9
DAFTAR PUSTAKA

Corsini. R. 2001. Handbook Of Innovative Therapy. Second Edition. United States of


America: Cengage Learning

Procter, H. & Walker, G. 1988. Brief Therapy. United Kingdom: Open University Press

10

Anda mungkin juga menyukai