Anda di halaman 1dari 24

Monang Situmorang, CA

BAB 3
LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan komponen-komponen utama pada laporan posisi keuangan (aset, liabilitas,
dan ekuitas) dan menyiapkan laporan posisi keuangan yang terdiri atas aset dan liabilitas
yang diklasifikasikan dalam kategori lancar (jangka pendek) dan tidak lancar (jangka
panjang)
2. Memahami pentingnya catatan atas laporan keuangan dan jenis-jenis pengungkapan yang
dibuat dalam catatan atas laporan keuangan.
3. Menjelaskan peristiwa setelah periode pelaporan.
A. LAPORAN POSISI KEUANGAN

L aporan posisi keuangan (statement of financial position) juga disebut sebagai neraca
(balance sheet) menyajikan aset, liabilitas, dan ekuitas suatu entitas pada suatu tanggal
tertentu – akhir periode pelaporan. Laporan posisi keuangan memberikan informasi mengenai
sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya entitas, kewajiban kepada kreditur, dan ekuitas
dalam sumber daya bersih. Oleh karena itu, laporan posisi keuangan membantu dalam
memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan.
Manfaat informasi laporan posisi keuangan adalah memberikan dasar untuk menghitung
tingkat imbalan (rate of return), mengevaluasi struktur modal, menilai risiko dan arus kas
masa depan, serta menganalisis likuiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas keuangan entitas.
B. KLASIFIKASI LAPORAN POSISI KEUANGAN
Laporan posisi keuangan diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu sebagai bagian lancar
(current) atau jangka pendek (short term) dan tidak lancar (noncurrent) atau jangka panjang
(long term). Oleh karena itu, entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas
jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi
keuangan, kecuali jika penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang
representasi tepat dan lebih relevan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka semua aset
dan liabilitas harus disajikan berdasarkan likuiditasnya.
Berikut disajikan klasifikasi laporan posisi keuangan berdasarkan karakteristik
likuiditasnya.
Aset Liabilitas dan Ekuitas
Aset lancar Liabilitas jangka pendek
Aset tidak lancar Liabilitas jangka panjang
Investasi Ekuitas
Properti investasi Modal saham
Aset tetap Tambahan modal disetor
Aset takberwujud Saldo laba
Aset lainnya Ekuitas lainnya
Kepentingan nonpengendali

Halaman 1 | 24
Monang Situmorang, CA

1. Aset
Aset adalah sumber daya yang dikendalikan entitas sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh entitas.
1) Aset Lancar
Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar (current assets), jika:
a. Entitas mengharapkan akan merealisasi aset, menjual atau menggunakan dalam siklus
operasi yang normal ;
b. Memiliki aset untuk diperdagangkan;
c. Mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu dua belas bulan setelah
periode pelaporan; dan
d. Kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran atau digunakan
untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode
pelaporan.
Siklus operasi normal (normal operating cycle) entitas merupakan jangka waktu antara
perolehan aset untuk pemrosesan dan realisasinya dalam bentuk kas atau setara kas. Ketika
siklus operasi normal entitas tidak dapat diidentifikasi secara jelas, maka diasumsikan selama
dua belas bulan. Untuk beberapa industri, seperti industri kayu dan pembuatan kapal, siklus
operasi normal berlangsung lebih dari satu tahun. Pada saat siklus operasi lebih dari satu
tahun, lamanya siklus operasi tersebut digunakan untuk mendefinisikan aset lancar dan
liabilitas jangka pendek. [Lihat tampilan 3 – 1: Siklus Operasi]
Tampilan 3 – 1 Siklus Operasi

Aset lancar meliputi:


 Kas dan setara kas. Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah investasi jangka
pendek yang sangat likuid yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan. Jika entitas
membatasi kas untuk tujuan selain liabilitas jangka pendek, kas harus dikeluarkan dari
aset lancar. Kas dilaporkan pada nilai wajarnya.
 Investasi jangka pendek (aset keuangan/efek yang dimiliki untuk diperdagangkan –
trading securities). Efek diperdagangkan (apakah efek utang maupun efek ekuitas – debt
securities or equity securities) yang dibeli dan untuk dijual kembali harus dilaporkan
sebagai aset lancar. Investasi lain dalam efek utang maupun efek ekuitas diklasifikasikan
lancar atau tidak lancar tergantung keadaan. Semua efek yang diperdagangkan
dilaporkan pada nilai wajar.

Halaman 2 | 24
Monang Situmorang, CA

 Aset (seperti persediaan dan piutang usaha) yang dijual, dikonsumsi atau direalisasikan
sebagai bagian siklus operasi normal meskipun aset tersebut tidak diharapkan untuk
direalisasikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan. Piutang
dilaporkan sebesar nilai yang dapat direalisasi, oleh karena itu piutang disajikan setelah
dikurangi penyisihan penurunan nilai. Sedangkan persediaan dilaporkan pada nilai mana
yang lebih rendah antara biaya atau nilai yang dapat direalisasi (lower-of-cost-or-net
realizable value).
 Biaya dibayar di muka. Komponen dibayar di muka memiliki arti yang berbeda dengan
aset lancar lain, yaitu komponen ini tidak diharapkan untuk dapat dikonversi menjadi kas
dalam waktu satu tahun. Namun terpakainya komponen ini akan menghemat kas yang
sebelumnya dibayar. Pembayaran di muka untuk periode lebih dari satu tahun dilaporkan
sebagai aset tak lancar. Beban dibayar di muka dilaporkan sebesar nilai historis.
 Bagian jangka pendek dari aset keuangan tidak lancar.
Pada laporan posisi keuangan, aset lancar disajikan sebelum aset tidak lancar dan
diurutkan berdasarkan likuiditasnya mulai dari yang paling likuid (misalnya kas). Pada
industri tertentu (seperti entitas asuransi dan utilitas) menyajikan dengan urutan sebaliknya
dan melaporkan aset jangka panjangnya terlebih dahulu.
2) Aset Tidak Lancar
Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori aset lancar sebagai aset
tidak lancar. Aset tidak lancar mencakup investasi jangka panjang, aset tetap, properti
investasi, aset takberwujud, dan aset lainnya.
 Investasi jangka panjang. Investasi jangka panjang (long-term investment), sering disebut
hanya investasi, biasanya terdiri dari tiga jenis:
a. Investasi pada efek, seperti obligasi, saham biasa, atau wesel jangka panjang.
b. Investasi yang disishkan dalam dana khusus, seperti dana pelunasan (sinking fund),
dana pensiun, atau dana perluasan pabrik.
c. Investasi pada entitas asosiasi.
Untuk tujuan penilaian dan pelaporan, entitas mengelompokkan investasi pada utang dan
ekuitas menjadi tiga portofolio terpisah.
a. Dimiliki untuk penagihan (Hold-for-collection). Efek utang yang dikelola entitas
untuk mengumpulkan pembayaran pokok dan bunga kontraktual.
b. Diperdagangkan (Trading). Efek utang dan ekuitas yang dibeli dan dimiliki terutama
untuk dijual dalam waktu dekat untuk menghasilkan pendapatan dari perubahan
harga jangka pendek.
c. Ekuitas non-perdagangan (Non-trading equity). Efek ekuitas tertentu yang dimiliki
untuk tujuan selain perdagangan. (misalnya, untuk memenuhi persyaratan
kontraktual atau legal).
Entitas harus melaporkan efek diperdagangkan (apakah utang atau ekuitas) sebagai aset
lancar. Sedangkan efek yang dimiliki untuk penagihan dan efek ekuitas non-perdagangan
diklasifikasikan sebagai lancar atau tidak lancar tergantung keadaan. Efek yang dimiliki
untuk penagihan dilaporkan pada biaya perolehan diamortisasi. Semua efek perdagangan
dan efek ekuitas non-perdagangan dilaporkan pada nilai wajar. [Catatan: menurut PSAK
Halaman 3 | 24
Monang Situmorang, CA

71, efek perdagangan disebut sebagai aset keuangan yang diperdagangkan yang diukur
pada “nilai wajar melalui laba rugi” dan keuntungan yang belum direalisasi dicatat
sebagai unsur laba rugi; sedangkan efek ekuitas non-perdaganagan disebut sebagai aset
keuangan yang diukur pada “nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain” dan
keuntungan yang belum direalisasi dicatat sebagai penghasilan komprehensif dan sebagai
unsur ekuitas.
 Aset tetap. Aset tetap (fixed assets) atau disebut juga properti, pabrik, dan peralatan
(property, plant, and equipment) adalah aset berwujud berumur panjang yang
digunakan dalam operasi reguler bisnis. Aset ini terdiri atas properti fisik seperti tanah,
bangunan, mesin, furnitur, alat-alat, dan sumber daya alam (tanah tambang). Dengan
pengecualian tanah, entitas dapat menyusutkan (bangunan) atau mendeplesi (cadangan
minyak) aset ini.
 Properti investasi. Properti investasi (property investment) adalah properti (tanah dan
bangunan) yang dikuasai untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau
kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau dijual dalam kegiatan
sehari-hari.
 Aset takberwujud. Aset takberwujud (intangible assets) tidak memiliki substansi fisik
dan bukan merupakan instrumen keuangan. Aset teridentifikasi ini termasuk paten, hak
cipta, franchises, merek dagang, dan nama dagang. Entitas menghapus (mengamortisasi)
aset takberwujud yang mempunyai umur terbatas selama mana yang lebih rendah antara
umur hukum (legal life) atau umur manfaatnya dan secara periodik menilai aset
berwujud yang memiliki umur tak terbatas (seperti nama dagang dan goodwill) untuk
penurunan nilai (impairment). Aset takberwujud dapat merepresentasikan sumber daya
ekonomi yang signifikan, namun analis keuangan mengabaikannya, karena penilaiannya
sulit. Biaya riset dan pengembangan dibebankan pada saat terjadinya kecuali biaya
pengembangan tertentu, yang akan dikapitalisasi jika kemungkinan besar bahwa biaya
proyek pengembangan akan menghasilkan manfaat ekonomi masa depan.
 Aset lainnya. Pos yang termasuk dalam bagian “Aset lainnya” (“Other assets”) sangat
bervariasi dalam praktiknya. Beberapa termasuk pos seperti beban dibayar di muka
jangka panjang, aset pajak tangguhan, piutang jangka panjang, aset dalam dana khusus,
dan kas dan setara kas yang dibatasi. Bagian ini harus dibatasi untuk hanya memasukkan
pos yang tidak biasa yang cukup berbeda dalam kategori tertentu.
2. Liabilitas
Liabilitas jangka pendek atau liabilitas lancar (short term liability or current liability)
adalah kewajiban (obligation) yang diharapkan akan dibayar dengan menggunakan aset
lancar atau dengan menciptakan liabilitas jangka pendek lainnya.
Suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek jika:
a. Entitas memperkirakan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi
normal;
b. Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk diperdagangkan;
c. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan
setelah periode pelaporan; dan

Halaman 4 | 24
Monang Situmorang, CA

d. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama
sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.
Beberapa liabilitas jangka pendek, seperti utang dagang, beberapa akrual untuk biaya
karyawan dan biaya operasi lain, merupakan bagian modal kerja (working capital) yang
digunakan dalam siklus operasi normal. Entitas mengklasifikasikan liabilitas tersebut sebagai
liabilitas jangka pendek meskipun liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan lebih dari
dua belas bulan setelah periode pelaporan.
Liabilitas jangka pendek lainnya tidak diselesaikan dalam siklus operasi normal, tetapi
jatuh tempo untuk diselesaikan dalam waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan atau
dimiliki untuk tujuan diperdagangkan meliputi:
 liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan;
 cerukan bank (bank overdraft);
 bagian jangka pendek dari liabilitas keuangan jangka panjang;
 dividen terutang;
 pajak penghasilan terutang; dan
 terutang usaha lain.
1) Liabilitas Jangka Panjang
Entitas mengklasifikasi liabilitas yang tidak termasuk kategori liabilitas jangka pendek
sebagai liabilitas jangka panjang atau liabilitas tidak lancar (long-term liability; non-current
liability). Liabilitas tidak lancar merupakan kewajiban jatuh temponya tidak dalam waktu
satu tahun atau siklus operasi mana yang lebih panjang.
Secara normal, liabilitas jangka panjang ada tiga jenis:
 Kewajiban yang timbul dari situasi pembiayaan tertentu, seperti penerbitan obligasi,
liabilitas sewa jangka panjang, pinjaman, dan wesel bayar jangka panjang.
 Kewajiban yang timbul dari operasi biasa entitas, seperti kewajiban imbalan pasca
kerja dan liabilitas pajak tangguhan.
 Kewajiban yang bergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih
peristiwa di masa depan untuk mengkonfirmasi/memastikan jumlah terutang, atau
penerima pembayaran, atau tanggal terutang, seperti garansi produk atau jasa,
liabilitas lingkungan, dan restrukturisasi, sering disebut sebagai provisi (provisions).
Entitas umumnya menyediakan banyak pengungkapan tambahan untuk aset tidak lancar
karena sebagian besar utang jangka panjang (long term debt) tunduk pada berbagai
persyaratan dan pembatasan untuk perlindungan pemberi pinjaman. Entitas sering
menguraikan persyaratan dari semua perjanjian liabilitas tidak lancar (termasuk tanggal jatuh
tempo atau tanggal, tingkat bunga, sifat kewajiban, dan efek yang dijaminkan untuk
mendukung utang) dalam catatan atas laporan keuangan.
3. Ekuitas
Bagian ekuitas (juga disebut dengan ekuitas pemegang saham; ekuitas pemilik – owners’
equity; shareholders’ equity) adalah salah satu bagian yang sangat sulit untuk disajikan dan
dipahami. Hal ini disebabkan kompleksitas perjanjian saham biasa dan saham preferen serta
berbagai pembatasan ekuitas yang diberlakukan oleh undang-undang perseroan, perjanjian
liabilitas, dan dewan direksi. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi
Halaman 5 | 24
Monang Situmorang, CA

liabilitas. Dengan kata lain, ekuitas merupakan aset neto (net assets) entitas atau selisih antara
total aset dan total liabilitas. Ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam entitas harus
dilaporkan sedemikian rupa sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara
jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku. 1
Ekuitas entitas terkait dengan bentuk hukum entitas, yaitu entitas perorangan
(proprietorship), persekutuan (partnership), dan korporasi atau perseroan (corporation).
Akun ekuitas dalam perseroan sangat berbeda dari yang ada dalam persekutuan dan
perorangan. Dalam kasus entitas perorangan, ekuitas pada aset disajikan pada sebuah akun
modal tunggal. Saldo akun ini adalah hasil akumulasi dari investasi pemilik, penarikan oleh
pemilik, dan laba atau rugi masa lalu. Di dalam persekutuan, akun modal dibentuk untuk
masing-masing mitra/sekutu (partner). Saldo akun modal mengikhtisarkan jumlah investasi,
penarikan, dan bagian dari laba atau rugi masa lalu untuk masing-masing sekutu dan akun ini
mengukur modal masing-masing sekutu dalam aset entitas. Di dalam sebuah perseroan,
selisih antara aset dan liabilitas disebut sebagai ekuitas.
Penyajian ekuitas di laporan posisi keuangan pada entitas perseroan terdiri dari:
1) Modal Saham (Share Capital; Capital Stock). Modal saham terdiri dari saham biasa
(ordinary shares; common shares) dan saham preferen (preference shares; preferred
shares). Untuk saham biasa dan saham preferen, entitas harus mengungkapkan nilai
nominal atau nilai dinyatakan, jumlah saham yang diotorisasi (modal dasar), diterbitkan
(ditempatkan), dan beredar (par or stated value and the authorized, issued, and
outstanding share).
2) Tambahan Modal Disetor (Additional Paid-In Capital; Share Premium). Kelebihan
jumlah yang dibayarkan di atas nilai nominal atau nilai yang dinyatakan. Tambahan
modal disetor juga dipengaruhi oleh berbagai transaksi seperti pembelian/perolehan
kembali saham, dividen saham, pelunasan saham, dan konversi saham. Entitas biasanya
menyajikan tambahan modal disetor dalam satu jumlah, meskipun subtotal lebih
informatif jika sumber tambahan modal bervariasi dan material.
3) Saldo Laba (Retained Earnings). Jumlah laba periode lalu yang tidak dibagikan atau
didistribusikan kepada pemegang saham dilaporkan sebagai saldo laba.
Sebagian dari saldo laba kadang-kadang dilaporkan sebagai saldo laba yang direstriksi
atau dibatasi (restricted) dan tidak boleh digunakan untuk pembayaran dividen kas.
Restriksi terhadap saldo laba dapat menjadi bagian dari perjanjian utang, peraturan, atau
dapat secara sukarela digunakan entitas yang disebut sebagai saldo laba yang
diapropriasi atau saldo laba ditentukan penggunaannya atau dicadangkan (appropriated
retained earnings/restricted). Restriksi tersebut umumnya diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan. Dengan demikian saldo laba yang disajikan pada laporan
keuangan terdiri dari:
a. Ditentukan penggunaannya – Dicadangkan (restricted/appropriated retained
earnings). (Misalnya, perjanjian utang atau peraturan)
b. Belum ditentukan penggunaannya – Belum dicadangkan (unappropriated retained
earnings) – jumlah yang biasanya tersedia untuk pembagian dividen.

1
Khusus untuk perseroan, diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas
Halaman 6 | 24
Monang Situmorang, CA

4) Ekuitas Lainnya (Other Equity) disebut juga sebagai Akumulasi Penghasilan


Komprehensif Lain (Accumulated Other Comprehensive Income - AOCI). Merupakan
pos-pos pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laporan laba rugi, namun
menjadi bagian dari penghasilan komprehensif lain (other comprehensive income – OCI.
Komponen penghasilan komprehensif lain adalah sebagai berikut:
a. Perubahan dalam surplus revaluasi;
b. Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui;
c. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas
asing;
d. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan (atau efek non-
perdagangan) yang diklasifikasikan sebagai efek yang diukur melalui penghasilan
komprehensif lain; dan
e. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai arus kas.
5) Saham Treasuri (Treasury Shares). Umumnya merupakan jumlah saham yang dibeli
kembali. Jumlah yang dibayar untuk membeli kembali saham treasuri tersebut disajikan
sebagai pengurang ekuitas.
6) Kepentingan Nonpengendali (Noncontrolling Interest). Merupakan bagian ekuitas
entitas anak yang tidak dimiliki oleh entitas induk. 2

C. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Catatan atas laporan keuangan (notes to financial statements) merupakan bagian yang tidak
terpisahkan atau bagian yang integral dari laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan
memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan
dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria dalam laporan keuangan.
1. Struktur
Entitas, sepanjang praktis, menyajikan catatan atas laporan keuangan secara sistematis.
Dalam menentukan penyajian secara sistematis, entitas mempertimbangkan dampaknya
terhadap keterpahaman (understandability) dan keterbandingan (comparability) pada
laporan keuangan. Entitas membuat referensi silang (cross-reference) atas setiap pos dalam
laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan
perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk informasi yang berhubungan dalam catatan
atas laporan keuangan.
1) Teknik Pengungkapan
Entitas harus mengungkapkan selengkap mungkin sebagai akibat dari berbagai
ketidakpastian kondisi keuangan, metode penilaian aset dan liabilitas, serta perjanjian dan
kontrak perusahaan. Untuk mengungkapkan informasi terkait tersebut, entitas dapat
menggunakan penjelasan tanda kurung (parenthetical explanations), referensi silang (cross –
reference), dan pos kontra (contra items).
2
Entitas induk (parent) adalah entitas yang mempunyai satu atau lebih entitas anak; entitas anak (subsidiary)
adalah suatu entitas, termasuk suatu entitas non-korporasi seperti persekutuan, yang dikendalikan oleh entitas
lain (dikenal sebagai entitas induk); entitas asosiasi, termasuk entitas non-korporasi seperti persekutuan, di mana
investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak maupun ventura bersama; dan
kepentingan nonpengendali adalah ekuitas entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung atau tidak
langsung pada entitas induk.

Halaman 7 | 24
Monang Situmorang, CA

 Penjelasan Tanda Kurung


Entitas biasanya menyajikan informasi tambahan dengan tanda kurung mengikuti pos.
Misalnya, dalam ilustrasi berikut menunjukkan penjelasan tanda kurung jumlah saham yang
ditempatkan dan disetor penuh (issued and fully paid) oleh PT HM Sampoerna Tbk pada
laporan posisi keuangan tahun 2021 di bawah “Ekuitas.”
PT HM Sampoerna Tbk (dinyatakan dalam jutaan rupiah)
Ekuitas
Modal saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh (116.318.076.900 saham biasa) 465.272
Informasi tambahan terkait laporan posisi keuangan menambah kejelasan dan
kelengkapan. Hal ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan catatan (note), karena
membawa informasi tambahan ke dalam badan laporan (the body of the statement) di mana
pembaca kemungkinan besar akan mengabaikan catatan. Entitas, bagaimanapun, harus
menghindari penjelasan tanda kurung yang panjang, yang mungkin mengganggu.
 Referensi - Silang dan Pos Kontra
“Referensi-silang” entitas hubungan langsung antara aset dan liabilitas di laporan posisi
keuangan, sebagaimana ditunjukkan pada ilustrasi berikut pada 31 Desember 2021, di mana
entitas mungkin menunjukkan hal berikut – satu terdaftar di antara aset lancar, dan yang
lainnya terdaftar di antara liabilitas jangka pendek:
Aset Lancar ( dalam bagian)
Cash on deposit dengan sinking fund trustee untuk pelunasan Rp 800.000
obligasi – lihat Liabilitas jangka pendek

Liabilitas Jangka Pendek ( dalam bagian)


Utang obligasi yang akan ditebus tahun 2022 – lihat Aset lancar Rp2.300.000
Referensi silang ini menunjukkan bahwa entitas akan melunasi utang obligasi saat ini
sebesar Rp2.300.000, yang mana hanya disisihkan sebesar Rp800.000. Oleh karena itu,
entitas membutuhkan kas tambahan dari kas yang tidak dibatasi (unrestricted cash), dari
penjualan investasi, dari laba, atau beberapa sumber lain. Sebagai alternatif, entitas dapat
menunjukkan informasi yang sama dalam tanda kurung.
Prosedur umum lainnya adalah membuat akun kontra (contra accounts) atau akun
tambahan (adjunct account). Akun kontra di laporan posisi keuangan mengurangi akun aset,
liabilitas, atau ekuitas. Contoh termasuk akumulasi penyusutan dan penyisihan kerugian
penurunan nilai piutang. Akun kontra memberikan beberapa fleksibilitas dalam penyajian
informasi keuangan. Dengan penggunaan akun akumulasi penyusutan, misalnya, pembaca
laporan keuangan dapat melihat biaya awal maupun penyusutan hingga saat ini. Akun
penambah, sebaliknya, meningkatkan akun aset, liabilitas, atau ekuitas. Contohnya adalah
penyesuaian nilai wajar (fair value adjustment), yang bila ditambahkan ke akun investasi
ekuitas non-perdagangan (non-trading equity investment), menggambarkan total aset
investasi entitas.
2) Contoh pengelompokan dan urutan penyajian catatan atas laporan keuangan meliputi:

Halaman 8 | 24
Monang Situmorang, CA

a. Mengutamakan area aktivitas yang dianggap paling relevan oleh entitas untuk
memahami kinerja dan posisi keuangan, seperti mengelompokkan informasi mengenai
aktivitas operasi tertentu;
b. Mengelompokkan informasi mengenai pos-pos yang diukur secara serupa, seperti aset
yang diukur pada nilai wajar; atau
c. Mengikuti urutan pos-pos dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
dan laporan posisi keuangan, seperti:
1) Pernyataan kepatuhan terhadap SAK;
2) Kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan;
3) Informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan posisi keuangan
dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas,
dan laporan arus kas, sesuai dengan urutan penyajian laporan dan penyajian masing-
masing pos; dan pengungkapan lain, termasuk:
 liabilitas kontinjen dan komitmen kontraktual yang belum diakui (lihat PSAK
57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi); dan
 pengungkapan informasi nonkeuangan, contohnya tujuan dan kebijakan
manajemen risiko keuangan (lihat PSAK 60: Instrumen Keuangan:
Pengungkapan).
2. Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi (accounting policy) adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan dan
praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan.
Entitas mengungkapkan dalam kebijakan akuntansi signifikan yang berisi:
a. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan; dan
b. Kebijakan akuntansi lain yang diterapkan yang relevan untuk memahami laporan
keuangan.
Dalam memutuskan apakah kebijakan akuntansi tertentu diungkapkan, maka:
 Manajemen mempertimbangkan apakah pengungkapan tersebut akan membantu
pengguna laporan keuangan untuk memahami bagaimana transaksi, peristiwa, dan
kondisi lain tercermin dalam laporan kinerja keuangan dan posisi keuangan yang
dilaporkan.
 Entitas mempertimbangkan sifat operasi dan kebijakan yang diharapkan oleh
pengguna laporan keuangan untuk diungkapkan oleh entitas jenis tersebut.
Pengungkapan kebijakan akuntansi tertentu bermanfaat bagi pengguna terutama
ketika kebijakan akuntansi tersebut dipilih dari beberapa alternatif yang
diperkenankan dalam SAK.
Contohnya adalah pengungkapan apakah entitas menerapkan model nilai wajar atau
model biaya atas properti investasi (lihat PSAK 13: Properti Investasi). Beberapa
SAK secara spesifik mensyaratkan pengungkapan kebijakan akuntansi tertentu,
termasuk pilihan yang dibuat oleh manajemen di antara kebijakan akuntansi berbeda
yang diperkenankan. Sebagai contoh, PSAK 16: Aset Tetap mensyaratkan
pengungkapan dasar pengukuran yang digunakan untuk kelas aset tetap.

Halaman 9 | 24
Monang Situmorang, CA

 Entitas mengungkapkan, bersama dengan kebijakan akuntansi signifikan atau


catatan atas laporan keuangan lain, pertimbangan (selain yang telah tercakup dalam
estimasi), yang telah dibuat manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi
dan memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam
laporan keuangan.
D. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN
Meskipun laporan keuangan disusun untuk periode tertentu, biasanya laporan keuangan
diterbitkan dan tersedia untuk para pengguna eksternal antara satu hingga tiga bulan
berikutnya. Selama periode waktu tersebut, akun-akun dianalisis, jurnal penyesuaian
disiapkan, dan untuk kebanyakan entitas, audit yang independen dilakukan. Selama periode
setelah tanggal laporan posisi keuangan atau akhir periode pelaporan, bisnis tidak ditutup
sementara akuntan berkutat dengan pembukuan. Bisnis tetap berlangsung, dan berbagai
peristiwa mungkin terjadi setelah membawa dampak pada laporan posisi keuangan dan
laporan keuangan lainnya untuk tahun sebelumnya. Peristiwa ini disebut dengan “Peristiwa
Setelah Periode Pelaporan.” (“Events after the Reporting Period.”)
Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa, baik yang menguntungkan
(favorable) maupun tidak menguntungkan (unfavorable), yang terjadi di antara akhir periode
pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi. (PSAK No 8: Peristiwa Setelah Periode
Pelaporan). Peristiwa setelah pelaporan diilustrasikan dalam tampilan berikut: [Lihat
Tampilan 3 : 1]
Tampilan 3 : 1

Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal ketika laporan keuangan
sudah final, yang berarti tidak ada lagi koreksi atau penyesuaian setelah tanggal tersebut.
Untuk laporan keuangan auditan, tanggal ini adalah tanggal laporan auditor; sementara untuk
laporan keuangan yang tidak diaudit, tanggal ini adalah tanggal ketika laporan keuangan
selesai disusun oleh manajemen.
Contoh: Manajemen menyelesaikan draf laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31
Desember 20X8 pada 28 Februari 20X9. Pada 18 Maret 20X9, dewan direksi mengkaji ulang
dan mengotorisasinya untuk terbit. Entitas mengumumkan laba dan informasi keuangan lain
pada 19 Maret 20X9. Laporan keuangan telah tersedia untuk pemegang saham dan pihak
lain pada 1 April 20X9. Para pemegang saham menyetujui laporan keuangan dalam rapat
tahunan pada 15 Mei 20X9 laporan keuangan yang telah disetujui tersebut kemudian

Halaman 10 | 24
Monang Situmorang, CA

disampaikan kepada regulator pada 17 Mei 20X9. Tanggal laporan keuangan diotorisasi
untuk terbit adalah 18 Maret 20X9, yaitu tanggal otorisasi penerbitan oleh dewan direksi.
Terdapat dua jenis peristiwa dapat diidentifikasi:
1. Peristiwa yang memberikan bukti bahwa adanya kondisi pada akhir periode pelaporan
(peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian – Adjusting) dan
2. Peristiwa yang mengindikasikan timbulnya kondisi setelah periode pelaporan (peristiwa
setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian – Non-adjusting).

1. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan Yang Memerlukan Penyesuaian


Entitas menyesuaikan jumlah pengakuan dalam laporan keuangan untuk mencerminkan
peristiwa setelah periode pelaporan keuangan yang memerlukan penyesuaian.
Berikut ini adalah contoh peristiwa setelah periode pelaporan yang mensyaratkan entitas
untuk menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan keuangannya, atau untuk mengakui
peristiwa sebelumnya tidak diakui:
a. Penyelesaian kasus pengadilan setelah periode pelaporan yang memutuskan bahwa
entitas memiliki kewajiban kini pada akhir periode pelaporan.
b. Penerimaan informasi setelah periode pelaporan yang mengindikasikan adanya
penurunan nilai aset pada akhir periode pelaporan, atau adanya penyesuaian atas jumlah
yang sebelumnya telah diakui sebagai rugi penurunan nilai aset. Misalnya:
i. kebangkrutan pelanggan yang terjadi setelah periode pelaporan biasanya
mengkonfirmasikan bahwa pada akhir periode pelaporan telah terjadi kerugian atas
piutang usaha dan bahwa entitas perlu menyesuaikan jumlah tercatat piutang usaha
tersebut; dan
ii. penjualan persediaan setelah periode pelaporan mungkin memberikan bukti tentang
nilai realisasi neto pada akhir periode pelaporan;
c. penentuan setelah periode pelaporan atas biaya perolehan aset yang dibeli, atau hasil
penjualan aset yang dijual sebelum akhir periode pelaporan;
d. penentuan jumlah pembayaran bagi laba atau bonus setelah periode pelaporan, jika
entitas memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif kini pada akhir periode
pelaporan untuk melakukan pembayaran sebagai akibat dari peristiwa setelah tanggal
tersebut.
e. penemuan kecurangan atau kesalahan yang menunjukkan bahwa laporan keuangan tidak
benar.
2. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan Yang Tidak Menerlukan Penyesuaian

Halaman 11 | 24
Monang Situmorang, CA

Entitas tidak menyesuaikan jumlah pengakuan dalam laporan keuangannya untuk


mencerminkan peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian.
Berikut ini adalah contoh peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan
penyesuaian yang umumnya dibuat pengungkapan (disclosure):
a. kombinasi bisnis signifikan setelah periode pelaporan;
b. pengumuman untuk menghentikan suatu operasi;
c. pembelian aset yang signifikan, pengklasifikasian aset sebagai aset dimiliki untuk dijual,
pelepasan aset lain, atau pengambilalihan aset yang signifikan oleh pemerintah;
d. kerusakan pabrik produksi yang signifikan akibat kebakaran setelah periode pelaporan;
e. pengumuman atau dimulainya pelaksanaan restrukturisasi yang signifikan;
f. transaksi saham biasa dan transaksi saham biasa potensial yang signifikan setelah
periode pelaporan;
g. perubahan besar tidak normal setelah periode pelaporan atas harga aset atau nilai tukar
valuta asing;
h. perubahan tarif pajak atau peraturan perpajakan yang diberlakukan atau diumumkan
setelah periode pelaporan dan memiliki pengaruh signifikan pada aset dan liabilitas pajak
kini dan tangguhan ;
i. pemberian komitmen atau memiliki liabilitas kontinjensi yang signifikan, misalnya
menerbitkan jaminan yang signifikan; dan
j. dimulainya proses tuntutan hukum yang signifikan yang semata-mata timbul karena
peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan.

E. LATIHAN SOAL
Berikut ini adalah neraca percobaan setelah penutupan dari PT Seroja Tbk pada 31 Desember
2020, akhir tahun fiskal.
Debit Kredit
Kas Rp 80.000
Piutang usaha 200.000
Penyisihan kerugian penurunan nilai piutang Rp 20.000
Persediaan 300.000
Biaya dibayar di muka 30.000
Wesel bayar 60.000
Investasi 50.000
Tanah 120.000
Bangunan 550.000
Mesin 500.000
Akumulasi penyusutan – bangunan dan mesin 450.000
Paten (neto amortisasi) 50.000
Utang usaha 170.000
Utang gaji 40.000
Utang bunga 10.000
Wesel bayar 100.000

Halaman 12 | 24
Monang Situmorang, CA

Utang obligasi (jatuh tempo 10 tahun) 500.000


Saham biasa (nilai nominal Rp10) 400.000
Saldo laba 250.000
Total Rp1.940.000 Rp1.940.000
Saldo akun investasi sebesar Rp50.000 terdiri dari surat berharga (efek) ekuitas dari
emtitas lain. Niat entitas memiliki efek tersebut sekurang-kurangnya selama tiga tahun.
Wesel bayar (notes payable) sebesar Rp100.000 merupakan cicilan pinjaman dari pokok
pinjaman, ditambah bunga, yang jatuh tempo pada 1 Juli untuk 10 tahun mendatang. Pada
akhir tahun, 100.000 lembar saham biasa diterbitkan dan beredar (issued and outstanding).
Entitas memiliki 500.000 saham biasa yang telah diotorisasi (authorized).
Diminta: Buatlah laporan posisi keuangan yang telah direklasifikasi untuk PT Seroja Tbk
pada 31 Desember 2020.
Jawaban
PT Seroja Tbk
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2020

Aset

Aset lancar

Kas Rp 80.000

Piutang usaha Rp 200.000

Kurang: Penyisihan penurunan nilai piutang usaha (20.000) 180.000

Wesel tagih 60.000

Persediaan 300.000

Biaya dibayar di muka 30.000

Total aset lancar Rp650.000

Aset tidak lancar

Investasi 50.000

Aset tetap:

Tanah 120.0000

Bangunan 550.000

Mesin 500.000
Halaman 13 | 24
Monang Situmorang, CA

1.170.000

Kurang: Akumulasi penyusutan (450.000)

Aset tetap (neto) 720.000

Aset takberwujud

Paten 50.000

Total aset tidak lancar 820.000

Total aset Rp1.470.000

Liabilitas dan Ekuitas

Liabilitas jangka pendek

Utang usaha Rp170.000

Utang gaji 40.000

Utang bunga 10.000

Bagian jangka pendek dari liabilitas jangka 10.000


panjang

Total liabilitas jangka pendek 230.000

Liabilitas jangka panjang

Wesel bayar Rp 90.000

Utang obligasi 500.000

Total liabilitas jangka panjang 590.000

Ekuitas

Saham biasa, nilai nominal Rp10, 500.000 lembar 400.000


diotorisasi, 100.000 lembar diterbitkan dan
beredar

Saldo laba 250.000

Total ekuitas 650.000

Total liabilitas dan ekuitas Rp1.470.000


H a l a m a n 14 | 24
Monang Situmorang, CA

F. FORMAT LAPORAN POSISI KEUANGAN


Penyusunan akun-akun di dalam laporan posisi keuangan ditujukan untuk memberikan
penekanan pada akun tertentu dan untuk menyoroti hubungan-hubungan yang penting. Di
kebanyakan industri, aset dan liabilitas ditampilkan menurut format atau urutan likuiditasnya,
dengan kas di posisi pertama, dan diikuti oleh akun-akun lancar lainnya. Untuk beberapa
industri tertentu, terutama yang memiliki investasi yang besar dengan aset jangka panjang,
aset tetap berada pada urutan pertama.
Contoh 1. Format dan Klasifikasi Laporan Posisi Keuangan Disusun Berdasarkan Urutan
Likuditas
PT ABC Tbk
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian dan Entitas Anak
31 Desember 2021 dan 2020
Keterangan Catatan 2022 2021
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas xxxx xxxx
Piutang usaha xxxx xxxx
Piutang lain xxxx xxxx
Investasi jangka pendek xxxx xxxx
Persediaan xxxx xxxx
Aset keuangan tersedia untuk dijual xxxx xxxx
Biaya dibayar di muka xxxx xxxx
Pajak dibayar di muka xxxx xxxx
Aset lancar lain xxxx xxxx
Jumlah Aset Lancar xxxx xxxx
Aset Tidak Lancar
Investasi jangka panjang xxxx xxxx
Investasi pada asosiasi/ventura bersama xxxx xxxx
Properti investasi xxxx xxxx
Aset tetap xxxx xxxx
Aset tidak berwujud xxxx xxxx
Goodwill xxxx xxxx
Aset pajak tangguhan xxxx xxxx
Aset tidak lancar lain xxxx xxxx
Jumlah Aset Tidak Lancar xxxx xxxx
JUMLAH ASET xxxx xxxx
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Utang usaha dan terutang lainnya xxxx xxxx
Utang pajak xxxx xxxx
Biaya yang masih harus dibayar xxxx xxxx
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek xxxx xxxx
Pendapatan dibayar di muka xxxx xxxx
Utang bank jangka pendek xxxx xxxx
Bagian liabilitas jangka panjang yang akan

Halaman 15 | 24
Monang Situmorang, CA

jatuh tempo xxxx xxxx


Provisi jangka pendek xxxx xxxx
Liabilitas jangka pendek lain xxxx xxxx
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek xxxx xxxx
Liabiitas Tidak Lancar
Utang bank jangka panjang xxxx xxxx
Utang sewa pembiayaan xxxx xxxx
Utang obligasi xxxx xxxx
Utang imbalan kerja jangka panjang xxxx xxxx
Provisi jangka panjang xxxx xxxx
Liabilitas pajak tangguhan xxxx xxxx
Liabilitas jangka panjang lain xxxx xxxx
Jumlah Liabilitas Tidak Lancar xxxx xxxx
JUMLAH LIABILITAS xxxx xxxx
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada xxxx xxxx
pemilik entitas induk xxxx xxxx
Modal disetor xxxx xxxx
Tambahan modal disetor xxxx xxxx
Saldo laba xxxx xxxx
Komponen ekuitas lain xxxx xxxx
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik xxxx xxxx
entitas induk xxxx xxxx
Kepentingan nonpengendali xxxx xxxx
JUMLAH EKUITAS xxxx xxxx
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS xxxx xxxx
Contoh 2. Format dan Klasifikasi Laporan Posisi Keuangan Disusun Berdasarkan Urutan
Aset Jangka Panjang
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)
PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK
31 DESEMBER 2018 DAN 2017
Catatan 2018 2017
ASET
ASET TIDAK LANCAR
Aset tetap xxxx xxxx
Properti investasi xxxx xxxx
Investasi pada entitas asosiasi xxxx xxxx
Investasi pada ventura bersama xxxx xxxx
Aset pajak tangguhan xxxx xxxx
Piutang pihak berelasi xxxx xxxx
Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi
penggunaannya xxxx xxxx
Piutang lain-lain xxxx xxxx
Aset tidak lancar lain xxxx xxxx
Jumlah Aset Tidak Lancar xxxx xxxx

Halaman 16 | 24
Monang Situmorang, CA

ASET LANCAR
Kas dan setara kas xxxx xxxx
Investasi jangka pendek xxxx xxxx
Piutang usaha
Pihak berelasi xxxx xxxx
Pihak ketiga xxxx xxxx
Piutang subsidi listrik xxxx xxxx
Piutang lain-lain xxxx xxxx
Persediaan – bersih xxxx xxxx
Pajak dibayar di muka xxxx xxxx
Biaya dibayar di muka dan uang muka xxxx xxxx
Piutang pihak berelasi xxxx xxxx
Jumlah Aset Lancar xxxx xxxx
JUMLAH ASET xxxx xxxx
EKUITAS DAN LIABILITAS
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Modal saham xxxx xxxx
Tambahan modal disetor xxxx xxxx
Penyertaan modal negara xxxx xxxx
Saldo laba
Ditentukan penggunaannya xxxx xxxx
Tidak ditentukan penggunaannya xxxx xxxx
Penghasilan komprehensif lain xxxx xxxx
Ekuitas yang dapat didistribusikan kepada
pemilik entitas induk xxxx xxxx
Kepentingan nonpengendali xxxx xxxx
JUMLAH EKUITAS xxxx xxxx
LIABILITAS TIDAK LANCAR
Liabilitas pajak tangguhan xxxx xxxx
Utang jangka panjang – setelah dikurangi
bagian jatuh tempo:
Penerusan pinjaman xxxx xxxx
Utang kepada Pemerintah dan Lembaga xxxx xxxx
Keuangan Pemerintah non bank
Utang sewa pembiayaan xxxx xxxx
Utang bank xxxx xxxx
Utang obligasi dan sukuk ijarah xxxx xxxx
Utang listrik swasta xxxx xxxx
Utang pihak berelasi xxxx xxxx
Liabilitas imbalan pascakerja karyawan xxxx xxxx

Halaman 17 | 24
Monang Situmorang, CA

Utang lain-lain xxxx xxxx


Jumlah Liabilitas Tidak Lancar xxxx xxxx
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha xxxx xxxx
Utang pajak
Pihak berelasi xxxx xxxx
Pihak ketiga xxxx xxxx
Biaya masih harus dibayar xxxx xxxx
Utang jaminan langganan xxxx xxxx
Utang biaya proyek xxxx xxxx
Pendapatan ditangguhkan xxxx xxxx
Utang jangka panjang jatuh tempo satu tahun
Penerusan pinjaman xxxx xxxx
Utang kepada Pemerintah dan Lembaga xxxx xxxx
Keuangan Pemerintah non bank
Utang sewa pembiayaan xxxx xxxx
Utang bank xxxx xxxx
Utang obligasi dan sukuk ijarah xxxx xxxx
Utang listrik swasta xxxx xxxx
Utang pihak berelasi xxxx xxxx
Liabilitas imbalan pascakerja karyawan xxxx xxxx
Utang lain-lain xxxx xxxx
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek xxxx xxxx
JUMLAH LIABILITAS xxxx xxxx
JUMLAH EKUITAS DAN LIABILITAS xxxx xxxx
Sumber: Laporan Keuangan Konsolidasian Perusahaan Perseroan PT Perusahaan Listrik
Negara 31 Desember 2018 dan 2017

Catatan:
Laporan posisi keuangan di atas diasumsikan entitas memiliki entitas anak. Jika tidak
memiliki entitas anak, maka judul laporan di atas diganti menjadi laporan posisi keuangan
(tanpa ada kalimat konsolidasian dan entitas anak dan tidak terdapat akun kepentingan
nonpengendali). Sehingga bagian ekuitas terdiri dari: modal disetor, tambahan modal disetor,
saldo laba, dan komponen ekuitas lain.

PERTANYAAN dan LATIHAN


1. Sebutkan pengertian laporan posisi keuangan dan manfaat laporan posisi keuangan.
2. Apa kriteria yang umum digunakan dalam (a) klasifikasi aset sebagai aset lancar? dan (b)
klasifikasi liabilitas sebagai liabilitas jangka pendek?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan siklus operasi normal untuk perusahaan dagang dan
perusahaan manufaktur.
4. Tunjukkan dalam kondisi apa hal-hal berikut ini dapat diklasifikasikan sebagai tidak
lancar: (a) kas dan (b) piutang usaha.
5. Sebutkan pengertian aset tidak lancar dan liabilitas tidak lancar.
Halaman 18 | 24
Monang Situmorang, CA

6. Kapan aset tidak lancar dapat direklasifikasi menjadi aset lancar.


7. Kapan liabilitas tidak lancar dapat direklasifikasi menjadi liabilitas jangka pendek.
8. Jelaskan bagaimana masing-masing liabilitas berikut akan diklasifikasikan di laporan
posisi keuangan.
a. Utang bank sebesar Rp1.000.000 jatuh tempo lima tahun.
b. Utang bank sebesar Rp1.000.000 yang akan dibayar dengan cicilan tahunan sebesar
Rp200.000, dengan cicilan pertama akan jatuh tempo tahun depan.
9. Bagaimana membedakan bagian modal antara perusahaan perorangan, persekutuan, dan
perseroan?
10. Apa yang dimaksud dengan saldo laba ditentukan penggunaannya dan saldo laba tidak
ditentukan penggunaannya? Berikan contohnya. (Lihat laporan keuangan tahun 2019
atau 2020 dari perusahaan tertentu yang anda pilih).
11. Apa tiga kategori pokok dalam sebuah bagian ekuitas perusahaan perseroan.
12. Apa yang dimaksud dengan saham treasuri, dan ekuitas lainnya.
13. Apa yang dimaksud dengan catatan atas laporan keuangan?
14. Sebutkan jenis-jenis utama catatan yang dapat dicantumkan dalam laporan keuangan.
15. Sebutkan contoh-contoh informasi pendukung yang harus dimasukkan dalam catatan
atas laporan keuangan.
16. Suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan suatu entitas perlu diungkapkan.
Mengapa pengungkapan tersebut penting bagi pengguna eksternal atas laporan
keuangan?
17. Sebutkan teknik pengungkapan dan berikan masing-masing 3 contoh dari masing-masing
teknik pengungkapan. (Lihat laporan keuangan tahun 2019 atau 2020 dari perusahaan
tertentu yang anda pilih).
18. Buat format dan klasifikasi laporan posisi keuangan disusun berdasarkan urutan
likuditas (Lihat laporan keuangan tahun 2019 atau 2020 dari perusahaan tertentu yang
anda pilih).
19. Apa yang dimaksud dengan peristiwa setelah periode pelaporan?
20. Dalam kondisi apa kejadian-kejadian setelah akhir periode pelaporan dapat menimbulkan
penjurnalan terhadap laporan keuangan periode sebelumnya?
21. Jelaskan apa yang dimaksud dengan laporan keuangan diotorisasi untuk terbit. Berikan
contohnya.
22. Mengapa asumsi kelangsungan usaha (going concern) demikian penting ketika
mempertimbangkan peristiwa setelah periode pelaporan?
23. Pada 31 Desember, liabilitas garansi (warranty liability) diperkirakan sebesar
Rp1.000.000. Pada 16 Januari tahun berikutnya, hasil dari studi yang dilakukan sebelum
tanggal 31 Desember telah selesai. Hasil studi menunjukkan bahwa produk memerlukan
biaya garansi perbaikan yang sangat besar dibandingkan dengan yang diperkirakan, total
biaya perbaikan menjadi sebesar Rp1.750.000 bukan sebesar Rp1.000.000. Laporan
keuangan diterbitkan pada 20 Februari. Berapakah jumlah yang seharusnya dilaporkan
sebagai liabilitas garansi di laporan posisi keuangan 31 Desember?
24. Pada 31 Desember, liabilitas garansi (warranty liability) diperkirakan Rp1.000.000. Pada
16 Januari tahun berikutnya, ditemukan bahwa seminggu sebelumnya, yaitu pada 9

Halaman 19 | 24
Monang Situmorang, CA

Januari, bahan baku bermutu rendah digunakan dalam proses produksi. Kesalahan ini
menyebabkan adanya tambahan biaya garansi perbaikan sebesar Rp75.000. Laporan
keuangan diterbitkan pada 20 Februari. Berapakah jumlah yang seharusnya dilaporkan
sebagai liabilitas garansi di laporan posisi keuangan 31 Desember?
25. Manajemen menyelesaikan draf laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31
Desember 20X9 pada 6 Maret 20X0. Pada 12 Maret 20X0, dewan direksi mengkaji
ulang dan mengotorisasinya untuk terbit. Entitas mengumumkan laba dan informasi
keuangan lain pada 13 Maret 20X0. Laporan keuangan telah tersedia untuk pemegang
saham dan pihak lain pada 20 Maret 20X0. Para pemegang saham menyetujui laporan
keuangan dalam rapat tahunan pada 10 April 20X0 dan laporan keuangan yang telah
disetujui tersebut kemudian disampaikan kepada regulator pada 11 April 20X0. Kapan
laporan keuangan diotorisasi untuk terbit. Jelaskan.
26. Jelaskan secara singkat apa yang dapat Anda simpulkan mengenai laporan keuangan PT
PLN (Persero) dan Entitas Anak. Penjelasan Anda mencakup antara lain, misalnya
perbandingan dengan laporan keuangan industri manufaktur, jasa lainnya, dan hal
lainnya yang Anda ketahui.
27. Apa yang dimaksud dengan entitas induk, entitas anak, kepentingan nonpengendali, dan
laporan keuangan konsolidasian?
28. Dengan menggunakan informasin berikut ini, hitunglah (a) jumlah modal disetor atau
modal kontribusi, (b) saldo laba, dan (c) jumlah ekuitas.

Tambahan modal disetor, saham biasa Rp 9.000.000

Utang usaha 1.100.000

Total biaya 7.800.000

Saham preferen, nilai nominal 1.750.000

Saham biasa, nilai nominal 400.000

Total penjualan 10.000.000

Saham treasuri 250.000

Dividen 700.000

Saldo laba, (awal) 1.000.000

Tambahan modal disetor, saham preferen 50.000

Akumulasi keuntungan belum direalisasi, akhir 2.750

Halaman 20 | 24
Monang Situmorang, CA

SOAL
1. Presented below is the trial balance of Vivaldi SpA at December 31, 2022.
Debit Credit

Cash Rp 197.000

Sales revenue Rp 7.900.000

Trading securities (at cost Rp145.000) 153.000

Cost of goods sold 4.800.000

Long – term investments in bonds 299.000

Long – term investment in shares 277.000

Notes payable (short – term) 90.000

Accounts payable 455.000

Selling expenses 2.000.000

Investment revenue 63.000

Land 260.000

Buildings 1.040.000

Dividends payable 136.000

Accrued liabilities 96.000

Accounts receivable 435.000

Accumulated depereciation – buildings 352.000

Allowance for impairment loss on receivables 25.000

Administrative expenses 900.000

Interest expenses 211.000

Inventory 597.000

Pension liability (long – term) 80.000

Notes payable (long – term) 900.000

Equipment 600.000

Bonds payable 1.000.000

Accumulated depereciation – equipment 60.000

Franchises 160.000

Halaman 21 | 24
Monang Situmorang, CA

Share capital – ordinary (par value Rp5) 1.000.000

Treasury shares 191.000

Patents 195.000

Retained earnings 78.000

Other equity 80.000

Total Rp12.315.000 Rp12.315.000

Instructions
Prepare a statement of financial position at December 31, 2022, for Vivaldi SpA. [E5.12
- Preparation of a Statement of Financial Position)]
2. Presented below is the statement of financial position of Sargent Corporation for the
current year, 2022.
Sargent Corporation
Statement of Financial Position
December 31, 2022
Investments Rp 640.000 Equity Rp1.770.000
Property, plant, and equipment 1.720.000 Non-current liabilities 960.000
Intangible assets 265.000 Current liabilities 380.000
Current assets 485.000
Rp3.110.000 Rp3.110.000
The following information is presented.
1) The current assets section includes cash $150,000, accounts receivable $170,000 less
$10,000 for allowance for impairment loss on receivable, inventory $180,000, and
unearned service revenue $5,000. Inventory is stated at the lower-of-FIFO cost-or
net realizable value.
2) The investments section includes land held for speculation $40,000; investments in
ordinary shares, short-term (trading) $80,000 and long-term (non-trading) $270,000;
and bond sinking fund $250,000. The cost and fair value of investments in ordinary
shares are the same.
3) Property, plant, and equipment includes buildings $1,040,000 less accumulated
depreciation $360,000, equipment $450,000 less accumulated depreciation
$180,000, land $500,000, and land held for future use $270,000.
4) Intangible assets include a franchise $165,000 and goodwill $100,000.
5) Current liabilities include accounts payable $140,000; notes payable—short term
$80,000 and long – term $120,000; and income taxes payable $40,000.
6) Non-current liabilities are composed solely of 7% bonds payable due 2030.
7) Equity has share capital—preference, $5 par value, authorized 200,000 shares,
issued 90,000 shares for $450,000; and share capital—ordinary, $1 par value,
authorized 400,000 shares, issued 100,000 shares at an average price of $10. In
addition, the company has retained earnings of $320,000.

Halaman 22 | 24
Monang Situmorang, CA

Instructions
Prepare a statement of financial position in good form, adjusting the amounts in each
statement of financial position classification as affected by the information given above.
[P5.5 - Statement of Financial Position Adjustment and Preparation)]
3. Berikut adalah laporan posisi keuangan PT Jared pada 31 Desember 2022.
PT Jared
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2020
Aset Liabilitas dan Ekuitas
Aset Lancar Liabilitas Jangka Pendek
Kas Rp 12.500 Utang usaha Rp 3.400
Investasi efek 8.000 Liabilitas jangka pendek 2.000
lainnya
Piutang usaha, neto 21.350 Rp 5.400
Total Liabilitas Jk. Pendek
Persediaan 31.000 Liabilitas Jangka Panjang 32.750
Aset lancar lainnya 14.200 Total Liabilitas Rp 38.150
Total Aset Lancar Rp 87.050
Aset Tidak Lancar Ekuitas
Aset tetap Rp 64.800 Saham biasa Rp 50.000
Saham treasuri 4.500 Saldo laba 81.800
Aset tidak lancar lainnya 13.600 Total Ekuitas Rp131.800
Total Aset Tidak Lancar Rp 82.900
Total Aset Rp169.950 Total Liabilitas Dan Ekuitas Rp169.950
Informasi tambahan berikut ini terkait dengan laporan posisi keuangan 31 Desember
2022:
1) Kas termasuk Rp4.000 yang telah ditetapkan untuk membeli peralatan pabrik (aset
tidak lancar).
2) Investasi efek termasuk saham senilai Rp2.750 pada salah satu entitas penyalur
utama yang dibeli dengan tujuan untuk memberikan kepemilikan signifikan bagi
entitas dan satu kursi pada dewan direksi.
3) Aset lancar lainnya termasuk Rp4.000 yang diberikan kepada pimpinan perusahaan.
Tidak ada tanggal jatuh tempo yang ditentukan.
4) Liabilitas jangka panjang termasuk utang obligasi senilai Rp10.000. Dari jumlah ini,
Rp2.500 direncanakan akan dilunasi di tahun 2023.
5) Liabilitas jangka panjang juga termasuk pinjaman bank senilai Rp7.000. Pada 15
Mei, pinjaman akan jatuh tempo.
6) Pada 21 Desember, dividen dengan jumlah Rp15.000 diumumkan akan dibayarkan
pada pemegang saham yang tercatat pada tanggal 25 Januari. Dividen ini tidak
tercatat dalam laporan keuangan.
Halaman 23 | 24
Monang Situmorang, CA

7) Kas dengan jumlah Rp19.000 ditempatkan dalam dana terbatas (restricted fund)
untuk penebusan saham preferen di tahun 2023. Keduanya, baik kas maupun saham
terkait telah dipindahkan dari laporan posisi keuangan.
8) Aset tetap termasuk tanah senilai Rp8.000 yang dimiliki untuk tujuan investasi dan
direncanakan untuk dijual di tahun 2023.
Berdasarkan pada informasi tersebut, buatlah laporan posisi keuangan yang telah
dikoreksi.

Halaman 24 | 24

Anda mungkin juga menyukai