Disusun Oleh:
Kelompok 1 - 5B Akuntansi
2023
ANALISIS PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENERAPAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN
BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT 2021
ABSTRAK
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah entitas akuntansi dari
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang berkewajiban menyelenggarakan
akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah dengan menyusun laporan keuangan berupa Neraca, Laporan
Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan
atas Laporan Keuangan. Penyusunan laporan keuangan Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan peraturan perundang-undangan
lainnya di bidang pengelolaan keuangan daerah.
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah entitas akuntansi dari
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang berkewajiban menyelenggarakan
akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah dengan menyusun laporan keuangan berupa Neraca, Laporan
Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan
atas Laporan Keuangan.
i
5. Catatan atas Laporan Keuangan memberikan uraian tentang kebijakan
akuntansi, dan penjelasan pos-pos laporan keuangan, daftar rinci atau uraian
atas nilai pos yang disajikan dalam Neraca, Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Catatan atas
Laporan Keuangan dimaksudkan agar pengguna laporan keuangan dapat
memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang hal-hal yang termuat
dalam laporan keuangan.
ii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun
2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah, pimpinan Perangkat
Daerah selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang mempunyai tugas antara lain
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Perangkat Daerah yang
dipimpinnya. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun
2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada
Pemerintah Daerah, Laporan Keuangan Perangkat Daerah meliputi Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas,
dan Catatan atas Laporan Keuangan disampaikan kepada Gubernur melalui PPKD
dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
Setiap negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau disebut
Good governance. Good Governance merupakan upaya pemerintah untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat ditampilkan dalam penvapaian kinerja
sebagimana komitmen yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
pemerintah harus dapat mengolah sumber daya yang ada, dan slaah satu yang
terpenting adalah bagaimana usaha pemerintah dalam mngelola keuangan.
Sebagai langkah awal yang bisa dilakukan untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (Good Governance) adalah implementasi Standar
Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual diharapkan lebih sistematis menuju
pengelolaam keuangan yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan.
2. Menganalisis permasalahan penerapan akuntansi pemerintah pada
BPKAD Jawa Barat.
3. Menemukan solusi dari permasalahan penerapan akuntansi
pemerintah pada BPKAD Jawa Barat.
C. Tujuan Penelitian
1. Terwujudnya manusia yang berketuhanan, berdemokrasi,
berkebangsaan dan berkeadilan sosial.
2. Terwujudnya Good Governance dan Whole of Government.
3. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya
saing serta mengurangi disparitas ekonomi.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pelengkap
referensi mengenai pengaruh penerapan Good Governance
dan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap kualitas
informasi keuangan
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas
pengetahuan tentang Good Governance, Standar Akuntansi
Pemerintahan serta kualitas informasi keuangan yang ada di
lingkungan institusi pemerintahan daerah
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai media untuk latihan dan studi banding antara teori
yang diperoleh dalam perkuliahan dengan praktek yang
sebenarnya diterapkan pada institusi pemerintah daerah.
b. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
bagi dunia pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi. Selain
itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
dan menjadi referensi penelitian selanjutnya.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2. Neraca
Secara khusus, neraca adalah nama lain dari balance sheet. Balance sheet
bisa memberikan gambaran tentang profil lengkap perusahaan dari sisi keuangan.
Balance sheet sendiri merupakan bagian dari laporan keuangan bersama dengan
laporan laba rugi dan laporan arus kas.
Neraca menjadi tonggak penting dalam sebuah perusahaan, pasalnya
laporan keuangan ini akan menjadi syarat wajib dalam pengambilan sebuah
kebijakan di perusahaan. Ini lantaran balance sheet atau neraca adalah sumber
informasi penting kondisi keuangan perusahaan. Contohnya neraca memberikan
gambaran jumlah aset dibandingkan jumlah utang.
5
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban,
dan ekuitas pada tanggal pelaporan dan dibandingkan dengan tanggal pelaporan
sebelumnya. Jumlah Aset per 31 Desember 2021 adalah sebesar
Rp16.031.556.360.372,90 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar
Rp2.325.804.098.930,00, Investasi Jangka Panjang sebesar
Rp10.418.305.549.716,80, Aset Tetap sebesar Rp2.524.683.331.985,54 dan Aset
Lainnya sebesar Rp762.763.379.740,57. Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2021
adalah sebesar Rp3.998.586.748.228,67 yang terdiri dari Kewajiban Jangka Pendek
adalah sebesar Rp623.939.725.571,67 dan Kewajiban Jangka Panjang adalah
sebesar Rp3.374.647.022.657,00. Sementara itu jumlah Ekuitas per 31 Desember
2021 adalah sebesar Rp12.032.969.612.144,20.
3. Laporan Operasional
Laporan Operasional adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai
seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercermin dalam
pendapatan-LO, beban dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan
yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
Laporan Operasional menunjukan kinerja sesungguhnya Badan
Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah dalam Tahun Anggaran 2021.
Pendapatan-LO Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp17.908.532.395.763,20, Beban
6
Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp12.437.462.081.727,20, Surplus/(Defisit) dari
Kegiatan Non Operasional Tahun Anggaran Rp261.422.180,00, dan
Surplus/(Defisit)-LO Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp5.471.331.736.215,95.
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa realisasi terbesar dari Belanja Operasi
berasal dari Belanja Pegawai yaitu sebesar 59,36 persen dari Total Belanja Operasi.
7
2021 sebesar (Rp312.507.918.257,06), RA SKPD (Penyusutan) Tahun Anggaran
2021 sebesar Rp 63.144.280.238,19. Ekuitas Tahun Anggaran 2021 sebesar
Rp12.407.328.761.814,20, dan Ekuitas Akhir Tahun Anggaran 2021 sebesar
Rp12.032.969.612.144,20.
8
9
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan
penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah – langkah yang sistematis,
Sugiyono (2014; 6) menyatakan bahwa : “ metode penelitian dapat diartikan
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga
dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah”.
Menurut Umi Narimawati (2010:29) metodologi penelitian merupakan cara
penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode penelitian terbagi menjadi dua kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian
ini penulis menggunakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data
kuantitatif (data sekunder).
Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui dan mengukur penilaian
kinerja keuangan dengan menggunakan analisis keuangan di Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Barat. Variabel penelitian yang akan
dikaji hanya satu yaitu variabel bebas (X) yaitu penilaian kinerja keuangan dengan
menggunakan analisis keuangan.
Sugiyono (2013:4) Penelitian Kuantitatif adalah Metode penelitian yang
berlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengertian diatas bisa disimpulkan
bahwa data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan
matematika atau statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau
besaran dari subjek yang diteliti.
10
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
b. Pengelolaan Piutang
11
c. Pengelolaan Persediaan
C. Indikator Transparansi
12
sumber daya, pengambilan keputusan serta menilai akuntabilitas dan
transparansi pengelolaan keuangan daerah.
13
14
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
16