Anda di halaman 1dari 21

KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENERAPAN AKUNTANSI


PEMERINTAHAN
BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT 2021
Dosen Pengampu : Sujatmiko Wibowo, ST., M. Ak

Disusun Oleh:

Kelompok 1 - 5B Akuntansi

Nindia Salsa Nirmala 022120043


Rafli Ramadhandi 022120054
Nurfhadila Khaerunnisa 022120068
Delva Ryanti 022120071
Annissa Nur Faizah 022120073

UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2023
ANALISIS PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENERAPAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN
BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT 2021

Nindia Salsa Nirmala


Rafli Ramadhandi
Nurfhadila Khaerunnisa
Delva Ryanti
Annissa Nur Faizah

UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

ABSTRAK

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah entitas akuntansi dari
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang berkewajiban menyelenggarakan
akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah dengan menyusun laporan keuangan berupa Neraca, Laporan
Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan
atas Laporan Keuangan. Penyusunan laporan keuangan Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan peraturan perundang-undangan
lainnya di bidang pengelolaan keuangan daerah.

Kata kunci: Kinerja Keuangan, Laporan Keuangan, anggaran


KATA PENGANTAR

Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun


2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah, pimpinan Perangkat
Daerah selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang mempunyai tugas antara lain
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Perangkat Daerah yang
dipimpinnya. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun
2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada
Pemerintah Daerah, Laporan Keuangan Perangkat Daerah meliputi Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan
Catatan atas Laporan Keuangan disampaikan kepada Gubernur melalui PPKD
dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah entitas akuntansi dari
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang berkewajiban menyelenggarakan
akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah dengan menyusun laporan keuangan berupa Neraca, Laporan
Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan
atas Laporan Keuangan.

Penyusunan laporan keuangan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset


Daerah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan dan peraturan perundang-undangan lainnya di bidang
pengelolaan keuangan daerah. Sehubungan dengan Laporan Keuangan Tahun 2021
ini, perlu kami kemukakan hal-hal sebagai berikut:

1. Neraca menyajikan informasi tentang posisi Aset, Kewajiban, dan Ekuitas.


2. Laporan Realisasi Anggaran memberikan informasi tentang realisasi
Pendapatan-LRA, Belanja, dan Pembiayaan.
3. Laporan Operasional menunjukkan informasi Pendapatan-LO dan Beban.
4. Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi mengenai perubahan
ekuitas yang terdiri dari Ekuitas Awal, Surplus/(Defisit)-LO, Dampak
Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar, dan Ekuitas Akhir.

i
5. Catatan atas Laporan Keuangan memberikan uraian tentang kebijakan
akuntansi, dan penjelasan pos-pos laporan keuangan, daftar rinci atau uraian
atas nilai pos yang disajikan dalam Neraca, Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Catatan atas
Laporan Keuangan dimaksudkan agar pengguna laporan keuangan dapat
memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang hal-hal yang termuat
dalam laporan keuangan.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. i


Daftar Isi ......................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan ......................................................................................................... 3
Bab III Metode Penelitian .............................................................................................. 9
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................................... 10
Bab V Kesimpulan ........................................................................................................ 14
Daftar Pustaka .............................................................................................................. 16

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun
2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah, pimpinan Perangkat
Daerah selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang mempunyai tugas antara lain
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Perangkat Daerah yang
dipimpinnya. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun
2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada
Pemerintah Daerah, Laporan Keuangan Perangkat Daerah meliputi Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas,
dan Catatan atas Laporan Keuangan disampaikan kepada Gubernur melalui PPKD
dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
Setiap negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau disebut
Good governance. Good Governance merupakan upaya pemerintah untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat ditampilkan dalam penvapaian kinerja
sebagimana komitmen yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
pemerintah harus dapat mengolah sumber daya yang ada, dan slaah satu yang
terpenting adalah bagaimana usaha pemerintah dalam mngelola keuangan.
Sebagai langkah awal yang bisa dilakukan untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (Good Governance) adalah implementasi Standar
Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual diharapkan lebih sistematis menuju
pengelolaam keuangan yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan.
2. Menganalisis permasalahan penerapan akuntansi pemerintah pada
BPKAD Jawa Barat.
3. Menemukan solusi dari permasalahan penerapan akuntansi
pemerintah pada BPKAD Jawa Barat.
C. Tujuan Penelitian
1. Terwujudnya manusia yang berketuhanan, berdemokrasi,
berkebangsaan dan berkeadilan sosial.
2. Terwujudnya Good Governance dan Whole of Government.
3. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya
saing serta mengurangi disparitas ekonomi.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pelengkap
referensi mengenai pengaruh penerapan Good Governance
dan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap kualitas
informasi keuangan
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas
pengetahuan tentang Good Governance, Standar Akuntansi
Pemerintahan serta kualitas informasi keuangan yang ada di
lingkungan institusi pemerintahan daerah
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai media untuk latihan dan studi banding antara teori
yang diperoleh dalam perkuliahan dengan praktek yang
sebenarnya diterapkan pada institusi pemerintah daerah.
b. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
bagi dunia pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi. Selain
itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
dan menjadi referensi penelitian selanjutnya.

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

Institusi pemerintah yang menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah, akan


tercermin pada pengelolaan keuangan yang lebih baik. Good Governance tidaklah
terbatas pada bagaimana pemerintah menjalankan wewenang dengan baik semata,
tetapi lebih penting lagi adalah bagaimana masyarakat dapat berpartisipasi dan
mengontrol pemerintah untuk menjalankan wewenang tersebut dengan baik.
karenanya seringkali tata pemerintahan yang baik dapat diartikan sebagai cara
mengelola urusan-urusan publik. Pengelolaan urusan publik yang dapat diperankan
oleh akuntansi sektor publik yaitu penciptaan transparansi dan akuntabilitas.

Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas


pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban
keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan
mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum.
Standar akuntansi pemerintahan merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah pusat
dan daerah berupa laporan realisasi anggaran, neraca, laporan operasional, laporan
perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan.

1. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang menyediakan berbagai


informasi mengenai realisasi anggaran, pembiayaan, belanja dan lain sebagainya
dan membandingkannya dengan jumlah anggaran di dalam suatu periode. Pada
umumnya, laporan tersebut menyajikan berbagai macam hal yang berhubungan
dengan anggaran keuangan. Adapun diantaranya berkaitan dengan alokasi,
sumber serta penggunaan sumber daya keuangan yang biasanya dikelola
pemerintah pusat maupun daerah. Selain itu, perusahaan juga menyusun laporan
ini dengan tujuan yang kurang lebih sama. Laporan ini dapat menunjukkan
apakah laporan keuangan yang disajikan valid dan sesuai dengan kenyataan di
lapangan.

Realisasi Pendapatan Asli Daerah-LRA pada Tahun Anggaran 2021 terdiri


dari Pendapatan Pajak Daerah-LRA sebesar Rp 0,00 atau mencapai 0,00 persen
dari yang dianggarkan, Pendapatan Retribusi Daerah-LRA sebesar Rp 0,00 atau
mencapai 0,00 persen dari yang dianggarkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah-LRA sebesar Rp 0,00 atau mencapai 0,00 persen dari yang
dianggarkan.
Realisasi Belanja pada Tahun Anggaran 2021 adalah sebesar
Rp12.157.247.872.693,00 atau mencapai 93,91 persen dari yang dianggarkan
sebesar Rp12.945.305.387.929,00. Jumlah realisasi Belanja tersebut terdiri dari
realisasi Belanja Operasi sebesar Rp 113.434.947.923,00 atau 84,33 persen dari
yang dianggarkan sebesar Rp 134.512.400.275,00, Belanja Modal sebesar Rp.
3.355.923.355,00 atau 87,20 persen dari yang dianggarkan sebesar
Rp3.848.647.680,00, Belanja Tidak Terduga sebesar Rp 261.344.249.524,00
atau 63,76 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp 409.909.204.632,00, dan
Transfer sebesar Rp11.779.112.751.891,00 atau 95,02 persen dari yang
dianggarkan sebesar Rp12.397.035.135.342,00. Berdasarkan realisasi
Pendapatan-LRA sebesar Rp 0,00 dan Belanja sebesar
Rp12.157.247.872.693,00 diperoleh (Defisit)-LRA sebesar
(Rp12.157.247.872.693,00)

4
2. Neraca
Secara khusus, neraca adalah nama lain dari balance sheet. Balance sheet
bisa memberikan gambaran tentang profil lengkap perusahaan dari sisi keuangan.
Balance sheet sendiri merupakan bagian dari laporan keuangan bersama dengan
laporan laba rugi dan laporan arus kas.
Neraca menjadi tonggak penting dalam sebuah perusahaan, pasalnya
laporan keuangan ini akan menjadi syarat wajib dalam pengambilan sebuah
kebijakan di perusahaan. Ini lantaran balance sheet atau neraca adalah sumber
informasi penting kondisi keuangan perusahaan. Contohnya neraca memberikan
gambaran jumlah aset dibandingkan jumlah utang.

5
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban,
dan ekuitas pada tanggal pelaporan dan dibandingkan dengan tanggal pelaporan
sebelumnya. Jumlah Aset per 31 Desember 2021 adalah sebesar
Rp16.031.556.360.372,90 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar
Rp2.325.804.098.930,00, Investasi Jangka Panjang sebesar
Rp10.418.305.549.716,80, Aset Tetap sebesar Rp2.524.683.331.985,54 dan Aset
Lainnya sebesar Rp762.763.379.740,57. Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2021
adalah sebesar Rp3.998.586.748.228,67 yang terdiri dari Kewajiban Jangka Pendek
adalah sebesar Rp623.939.725.571,67 dan Kewajiban Jangka Panjang adalah
sebesar Rp3.374.647.022.657,00. Sementara itu jumlah Ekuitas per 31 Desember
2021 adalah sebesar Rp12.032.969.612.144,20.

3. Laporan Operasional
Laporan Operasional adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai
seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercermin dalam
pendapatan-LO, beban dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan
yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
Laporan Operasional menunjukan kinerja sesungguhnya Badan
Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah dalam Tahun Anggaran 2021.
Pendapatan-LO Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp17.908.532.395.763,20, Beban

6
Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp12.437.462.081.727,20, Surplus/(Defisit) dari
Kegiatan Non Operasional Tahun Anggaran Rp261.422.180,00, dan
Surplus/(Defisit)-LO Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp5.471.331.736.215,95.

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa realisasi terbesar dari Belanja Operasi
berasal dari Belanja Pegawai yaitu sebesar 59,36 persen dari Total Belanja Operasi.

4. Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menyajikan informasi
mengenai perubahan ekuitas yang terdiri dari ekuitas awal, surplus/(defisit)-LO,
koreksi dan ekuitas akhir. Ekuitas Awal Tahun Anggaran 2021 sebesar
Rp104.063.744.063,85, Surplus-LO Tahun Anggaran 2021 sebesar
Rp5.471.331.736.215,95, RK PPKD sebesar Rp0,00, RK SKPD Tahun Anggaran
2021 sebesar (Rp5.700.390.991.931,00), RA PPKD (Perolehan) sebesar Rp0,00,
RA PPKD (Penyusutan) sebesar Rp0,00, RA SKPD (Perolehan) Tahun Anggaran

7
2021 sebesar (Rp312.507.918.257,06), RA SKPD (Penyusutan) Tahun Anggaran
2021 sebesar Rp 63.144.280.238,19. Ekuitas Tahun Anggaran 2021 sebesar
Rp12.407.328.761.814,20, dan Ekuitas Akhir Tahun Anggaran 2021 sebesar
Rp12.032.969.612.144,20.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menguraikan dasar hukum,
metodologi penyusunan Laporan Keuangan, dan kebijakan akuntansi yang
diterapkan. Selain itu, dalam CaLK dikemukakan penjelasan pos-pos laporan
keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai. Dalam penyajian Laporan
Realisasi Anggaran yang terdiri dari Pendapatan – LRA, Belanja dan Pembiayaan
diakui berdasarkan basis kas, yaitu pada saat kas diterima atau dikeluarkan oleh dan
dari Kas Umum Daerah. Sementara itu, dalam penyajian Laporan Operasional yang
terdiri dari Pendapatan – LO dan Beban; Neraca yang terdiri dari Aset, Kewajiban,
dan Ekuitas diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas
aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dikeluarkan oleh dan dari Kas Umum Daerah. Dalam CaLK ini
diungkapkan juga kejadian penting setelah tanggal pelaporan keuangan serta
informasi tambahan yang diperlukan.

8
9

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan
penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah – langkah yang sistematis,
Sugiyono (2014; 6) menyatakan bahwa : “ metode penelitian dapat diartikan
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga
dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah”.
Menurut Umi Narimawati (2010:29) metodologi penelitian merupakan cara
penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode penelitian terbagi menjadi dua kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian
ini penulis menggunakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data
kuantitatif (data sekunder).
Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui dan mengukur penilaian
kinerja keuangan dengan menggunakan analisis keuangan di Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Barat. Variabel penelitian yang akan
dikaji hanya satu yaitu variabel bebas (X) yaitu penilaian kinerja keuangan dengan
menggunakan analisis keuangan.
Sugiyono (2013:4) Penelitian Kuantitatif adalah Metode penelitian yang
berlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengertian diatas bisa disimpulkan
bahwa data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan
matematika atau statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau
besaran dari subjek yang diteliti.
10

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Standar Akuntansi


Pemerintahan dan pengaruhnya terhadap Good Governance pada satuan kerja
perangkat daerah pada pemerintah Provinsi Jawa Barat. Data penelitian ini
merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari pengeluaran serta anggaran
keuangan dalam instansi BPKAD Jawa Barat yang diliat dari laporan-laporan
keuangan tahun 2021.
A. Gambaran Objek Umum Penelitian

BPKAD Jawa Barat merupakan perangkat daerah yang dibentuk


berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Sususnan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat yang merupakan
penggabungan tugas dan fungsi dari Biro Keuangan dan Biro Pengelolaan
Barang Milik Daerah.

Visi BPKAD Provinsi Jawa Barat adalah menetapkan komitmen


untuk mewujudkan visi BPKAD kedepan yaitu “ Mewujudkan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah yang Akuntabel”

Misi BPKAD Provinsi Jawa Barat yaitu,

1. Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan aset daerah


serta pembinaan pengelolaan keuangan kabupaten/kota
2. Meningkatkan kualitas pengelolaan barang milik daerah
3. Meningkatkan komoetensi aparatur pengelolaan keuangan dan barang
milik daerah.
B. Indikator Akuntabilitas
a. Pengelolaan Kas
Kas
Laporan keuangan Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset
Daerah disusun menggunakan basis akrual untuk pendapatan-LO,
beban, aset, kewajiban, dan ekuitas pada Neraca, Laporan Operasional,
dan Laporan Perubahan Ekuitas, yaitu diakui dan dicatat pada saat
terjadinya transaksi atau pada saat kejadian yang berpengaruh pada
keuangan pemerintah daerah tanpa memperhatikan saat kas atau setara
kas diterima atau dibayarkan dari Kas Umum Daerah. Sedangkan untuk
pendapatan-LRA, belanja, dan pembiayaan menggunakan basis kas
pada Laporan Realisasi Anggaran, yaitu diakui pada saat kas atau setara
kas diterima pada Kas Umum Daerah atau di Bendahara Penerimaan
Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah atau saat kas dibayar
dari Kas Umum Daerah.

b. Pengelolaan Piutang

Pengukuran Piutang dicatat sebesar nilai nominal, yaitu


sebesar nilai rupiah piutang yang belum dilunasi yang menjadi hak
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Piutang dinilai sebesar
jumlah yang dapat direalisasikan, setelah memperhitungkan
penyisihan piutang tidak tertagih, dan penghapusan piutang. Piutang
pada tanggal Neraca disajikan secara wajar sesuai dengan nilai
piutang yang dapat ditagih (net realizable value). Penggolongan
Kualitas Piutang Pajak dapat dipilah berdasarkan cara pemungut
pajak. Untuk menghasilkan nilai piutang secara wajar maka
dilakukan Penyisihan Piutang Tak Tertagih. Pada akhir periode
anggaran dilakukan analisis atas kemungkinan nilai piutang yang
dapat ditagih maupun yang tidak dapat ditagih. Kebijakan Akuntansi
Penyisihan Piutang didasarkan pada umur piutang, dibedakan
menurut jenis piutang, baik dalam menetapkan umur maupun
penentuan besaran yang akan disisihkan, karena jenis piutang sangat
bervariasi dan kemungkinan tidak tertagih juga sangat bervariasi,
tergantung pada karakteristik piutang yang bersangkutan.

11
c. Pengelolaan Persediaan

Persediaan merupakan pos untuk mencatat aset dalam


bentuk barang atau perlengkapan (supplies) yang diperoleh dengan
maksud untuk mendukung kegiatan operasional Pemerintah dan
barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual kembali dan/atau
diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Saldo
Persediaan per 31 Desember 2021 sebesar Rp 387.371.430,00
sedangkan per 31 Desember 2020 sebesar Rp 463.284.528,00.
Apabila dibandingkan dengan Persediaan Tahun Anggaran 2020,
berarti Persediaan menurun sebesar Rp75.913.098,00 atau turun
sebesar 16,39 persen.

d. Pertanggungjawaban BPKAD Kepada Masyarakat

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah


entitas akuntansi dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang
berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah dengan menyusun laporan keuangan berupa Neraca,
Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan laporan keuangan Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan peraturan
perundang-undangan lainnya di bidang pengelolaan keuangan
daerah.

C. Indikator Transparansi

Tujuan penyusunan laporan keuangan Perangkat Daerah adalah


menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, dan
kinerja keuangan Perangkat Daerah yang bermanfaat bagi para pengguna
laporan dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi

12
sumber daya, pengambilan keputusan serta menilai akuntabilitas dan
transparansi pengelolaan keuangan daerah.

Transparansi dalam pengelolaan aset lancar, dapat dilihat dari


keterbukaan BPKAD dalam menyediakan informasi kepada masyarakat
tentang aset lancar baik diminta maupun tidak diminta oleh masyarakat.

13
14

BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan

1. Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran disusun


berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran seluruh unit kerja yang
berada dibawah Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah.
Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari Pendapatan-LRA dan
Belanja
2. Neraca Neraca disusun berdasarkan perhitungan akuntansi yang
menghasilkan saldo akun-akun neraca dari seluruh unit kerja yang
berada dibawah Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah.
3. Laporan Operasional Laporan Operasional disusun berdasarkan
perhitungan akuntansi yang menghasilkan saldo akun-akun Laporan
Operasional dari seluruh unit kerja yang berada di bawah Badan
Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah. Laporan Operasional
terdiri dari Pendapatan-LO, Beban, Surplus dan Defisit-LO.
4. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Perubahan Ekuitas disusun
berdasarkan perhitungan akuntansi yang menghasilkan saldo akun-
akun Laporan Perubahan Ekuitas seluruh unit kerja yang berada di
bawah Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah.
5. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan
menyajikan informasi tentang pendekatan penyusunan laporan
keuangan, penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu
pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas, serta dalam
rangka pengungkapan yang memadai.

Tidak 100% kegiatan terealisasi karena PPKM. Kebijakan PPKM Level 4


di beberapa Daerah di Provinsi Jawa Barat dan sehubungan dikeluarkannya Surat
Edaran Sekretaris Daerah Nomor 91//KU.01/BPKAD tentang Penundaan
Pelaksanaan Kegiatan dan Pencairan Belanja Daerah sehingga pelaksanaan
kegiatan yang melibatkan koordinasi dengan stakeholder eksternal seperti Badan
Pertanahan Nasional ditunda pelaksanaannya.

Realisasi Belanja Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan dan Sekretariat Tim


Pelaksana dan Belanja Jasa Pengukuran Tanah belum maksimal dikarenakan pada
pertengahan tahun 2021 terdapat Kebijakan PPKM Level 4 di beberapa Daerah di
Provinsi Jawa Barat dan sehubungan dikeluarkannya Surat Edaran Sekretaris
Daerah Nomor 91//KU.01/BPKAD tentang Penundaan Pelaksanaan Kegiatan dan
Pencairan Belanja Daerah, sehingga berdampak pada penghentian sementara
kegiatan Sertifikasi Tanah Milik / Dikuasai Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat. Terdapat pengembalian Belanja Tidak terduga dari Perangkat Daerah yang
seluruhnya merupakan sisa kegiatan Divisi Penanganan COVID-19, sehingga
mengurangi penyerapan Belanja Tidak Terduga dari SP2D yang telah
direalisasikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://peraturan.bpk.go.id. (2020). Peraturan Kementerian Dalam Negeri


(Permendagri) tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah. Diakses
pada 8 Desember 2022 dari
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/162792/permendagri-no-77-tahun-2020
https://www.wikiapbn.org. (27 Juni 2014). Laporan Realisasi Anggaran. Diakses
pada 8 Desember 2022 dari https://www.wikiapbn.org/laporan-realisasi-anggaran/
https://bpkad.jabarprov.go.id. https://bpkad.jabarprov.go.id/laporan-realisasi-
anggaran-tahun-2022-bpkad-provinsi-jawa-barat
https://money.kompas.com. (27 Maret 2021). Apa Itu Ekuitas: Pengertian, Jenis,
Perhitungan, dan Contohnya. Diakses pada 8 Desember 2022 dari
https://money.kompas.com/read/2021/03/27/055327426/apa-itu-ekuitas-
pengertian-jenis-perhitungan-dan-contohnya?page=all
Adrian Sutedi, 2009. Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam
Kerangka Otonomi Daerah. Sinar Grafika: Jakarta
Bastian Indra, 2011. Akuntansi Sektor Publik. Edisi ke-tiga. Erlangga. Indonesia.
Bastian Indra, 2010, Akuntansi Sektor Publik, Erlangga, Jakarta.
Bastian, Indra & Gatot Soepriyanto. 2003. Sistem Akuntansi Sektor Publik Konsep
untuk Pemerintah Daerah. Edisi I. Salemba Empat. Jakarta
Deddi, 2012. Akuntansi Sektor Publik, Pengertian Akuntansi Pemerintahan.
Pustaka baru press .
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual. Jakarta.
Suri Yani, 2013. Standar akuntansi pemerintahan. http://suryani
unis.blogspot.co.id/2013/06/standar-akuntansi-pemerintahan.html.

16

Anda mungkin juga menyukai