Anda di halaman 1dari 2

Nama : M.

Farhan Matondang

NIM : 2011020059

Matkul : SPI Di Kawasan Asia Selatan Dan Tengah

Fak. / Jur. : Adab / 5 SPI - C

Republik Islam Pakistan, Masalah Kashmir: India-Pakistan, dan Republik Islam Pakistan Masa
Presiden Zia Al-Haq

A. Republik Islam Pakistan

Tahun 1942, pemerintah Inggris menawarkan kemerdekaan kepada India. Tawaran ini
diiringi dengan pemberian hak bagi wilayah-wilayah provinsi untuk menentukan statusnya,
tentang ingin tetap menjadi wilayah bagian dari India atau menjadi wilayah federasi India,
dalam hal ini wilayah yang memiliki umat mayoritas dapat membentuk federasi. Ini lah yang
kemudian membuka pintu bagi kemerdekaan Pakistan atas India. Harapan untuk mendapatkan
kemerdekaan memperoleh titik terang ketika Inggris mau memberikan kemerdekaan bagi
Pakistan meski berstatus sebagai negara domininon pada 15 Agustus 1947. Ide tentang
pembentukan negara tersendiri bagi umat Islam bermula dari
Sayyid Ahmad Khan ketika beliau mencetuskan gagasan komunalisme (kelompok umat
Islam yang berdiri sendiri). Gagasan ini dikembangkan sebagai rumusan Pakistan dalam
pengertian sebuah negara tersendiri bagi umat Islam, pertama kali dicetuskan oleh Muhammad
Iqbal, ia mengatakan bahwa India pada hakekatnya tersusun dari dua bangsa yang besar yaitu
bangsa Islam dan bangsa Hindu. Umat Islam India harus menuju pada pembentukan negara
tersendiri terpisah dari negara Hindu di India. Tujuan pembentukan negara tersendiri ini
ditegaskan dalam rapat tahunan Liga Muslim tahun 1930 yakni ‘’saya ingin melihat Punjab,
daerah perbatasan utara, Sindhi dan Balukhistan, bergabung menjadi satu negara” Disinilah ide
pembentukan negara tersendiri diumumkan secara resmi.

B. Masalah Kashmir Antara India dan Pakistan

Permasalahan Kashmir diawali disaat masyarakat muslim di India membangun


negaranya sendiri yaitu Pakistan. Persoalan ini muncul berkaitan dengan wilayah Kashmir yang
mana penduduknya mayoritas adalah muslim, namun pemimpinnya seorang Hindu.
Tanggal 15 Agustus 1947, Kashmir sebagai negara kepangeranan diberikan pilihan oleh
pemerintah kolonial Inggris untuk memilih menjadi bagian dari India atau bagian dari Pakistan.
Seorang pemimpin Kashmir yaitu Hari Singh berpendapat bahwa untuk tidak bergabung ke
kedua negara tersebut dan biarlah menciptakan negara yang baru. Pada 27 Oktober 1947 hari
barulah menyatakan bergabung dengan India tanpa persetujuan dari penduduknya. Hal ini
membuat Pakistan dan penduduk Kasmir yang beragama Islam tidak menerima keputusan
sepihak itu. Konflik wilayah Kashmir ini akhirnya dibawa ke badan dunia yaitu PBB agar
mendapati penyelesaian yang adil. PBB pun memutuskan bahwa solusi dari masalah Kashmir
harus disesuaikan dengan kehendak rakyat yang diawasi oleh PBB. Akan tetapi resolusi yang
dikeluarkan PBB tidak pernah berhasil.

C. Republik Islam Pakistan Masa Presiden Zia Al-Haq

Pada awalnya masyarakat Pakistan yang mayoritas beragama Islam sangat mendukung
pemerintahan yang diterapkan oleh Zia ul-Haq karena menurut masyarakat Pakistan seorang
pemimpin yang bijaksana tidak hanya mengerti tentang strategi militer, politik pemerintahan
dan perekonomian tapi juga mempunyai iman dan akhlak yang mulia serta menjunjung tinggi
nilai-nilai agama. Hal inilah yang menyebabkan popularitas Zia ul-Haq semakin jaya. Ia
mempunyai eksistensi yang kuat, kekuasaannya mampu bertahan dalam waktu yang lama dan
ajaran Islam jadi sangat berpengaruh pada karir politiknya selama berkuasa di Pakistan. Pada
masa pemerintahan Zia ul-Haq, Pakistan menerapkan Islamic Orde yakninya sistem
pemerintahan berdasarkan pada Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Zia Ul-Haq mengalami kemunduran dan mulai mendapat kecaman dari rakyat dan lawan
politiknya. Kepemimpinannya mulai keluar dari jalur politik yang mendatangkan rasa kecewa
bagi rakyatnya. Pemerintahan yang diterapkan secara otoriter tidak akan bisa bertahan lama.
Karena pada saatnya rakyat pasti akan mencapai titik jenuh dan tidak mustahil akan terjadi
protes. Demikianlah yang dirasakan pada masa kekuasaan Zia ul-Haq yang pada akhirnya
menuai protes dari rakyat karena dinilai otoriter dan Islam dijadikan sebagai bingkai dalam
politiknya.

Anda mungkin juga menyukai