Anda di halaman 1dari 12

Publikasi Ilmiah

PENCIPTAAN NASKAH DRAMA ABILASA


ADAPTASI DARI NOVEL LINTANG KEMUKUS DINI
HARI KARYA AHMAD TOHARI

Oleh
Anggun Oktavia Mey Riasari
NIM: 1710881014

JURUSAN TEATER
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2022
PENCIPTAAN NASKAH DRAMA ABILASA ADAPTASI
DARI NOVEL LINTANG KEMUKUS DINI HARI KARYA
AHMAD TOHARI
Anggun Oktavia Mey Riasari
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
oktaviaviviy6@gmail.com

Abstrak: Tujuan penciptaan ini adalah menciptakan naskah drama yang mengadaptasi dari
novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. Proses penciptaan naskah drama
menggunakan teori adaptasi yang dikemukakan oleh Linda Hutcheon dengan melakukan
adaptasi dari novel menjadi naskah drama yang disesuaikan dengan keadaan masa kini.
Setelah melalui proses penafsiran menggunakan teori adaptasi, didapatkan peristiwa-
peristiwa penting di dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari. Dilanjutkan membuat
beberapa langkah yaitu mengadaptasi peristiwa yang terdapat pada novel Lintang Kemukus
Dini Hari menjadi sesuai pada masa kini. Hal tersebut dilakukan untuk menghasilkan karya
baru berupa naskah drama yang berjudul Abilasa. Naskah Abilasa menceritakan tentang
seorang penari ronggeng yang hidup pada masa kini. Penari tersebut dihadapkan dengan
pilihan antara jati dirinya atau kehidupan yang lebih sejahtera. Tujuan penciptaan karya ini
adalah untuk menampilkan fenomena perubahan fungsi yang terjadi pada kesenian ronggeng
akibat perkembangan zaman.

Kata kunci: Adaptasi, Ronggeng, Ahmad Tohari, Novel Lintang Kemukus Dini Hari,
Naskah drama.

Abstract: The objective of this creation is to create a drama script that adapted from Lintang
Kemukus Dini Hari novel by Ahmad Tohari. The process of creating this drama script uses
Linda Hutcheon's adaptation theory by adapting novel into a drama script which is adapted
to current condition. After going through the process of interpretation using adaptation
theory, the important events are found in Lintang Kemukus Dini Hari novel, followed by
adapting events in Lintang Kemukus Dini Hari novel to be relevant with the present. That
process was done to create a new drama script named Abilasa. Abilasa script narrates a
ronggeng dancer who lives in present. She faced a choice between her identity and a better
life. The objective of this work is to show the function changes phenomenon that occurs
ronggeng dance along with the times.

Keyword: Adaptation, Ronggeng, Ahmad Tohari, Lintang Kemukus Dini Hari Novel, drama
script

1
Pendahuluan drama ini premis utamanya adalah
Perubahan fungsi ronggeng di
Naskah drama adalah bentuk masyarakat maupun pada bentuk
rencana tertulis dari cerita drama pertunjukannya akibat perkembangan
(Harymawan 1988: 23). Karya drama zaman. Nakah drama Abilasa
termasuk salah satu genre sastra di memberikan pesan bahwa perubahan
samping novel, cerpen, dan puisi. Teks fungsi pada kesenian ronggeng
drama sebagai gejala kesenian dapat diakibatkan pelaku kesenian tersebut
dianggap mencerminkan kenyataan semakin terhimpit oleh kebutuhan
(Sahid, 2017: 13). Unsur-unsur atau ekonomi. Sehingga ronggeng tidak
elemen pembangun naskah hampir lagi menjadi kesenian ritual melainkan
sama dengan naskah lain seperti novel. menjadi kesenian komersil akibat
perkembangan zaman yang semakin
Naskah drama sebagai gejala
cepat. Schechner dan Goffman
kesenian yang dapat dianggap
menyebutkan bahwa ritual sebagai
mencerminkan kenyataan sosial
aktivitas, baik sakral maupun sekuler,
(Sahid, 2017: 27). Naskah drama
yang paten, yang sudah ada standarnya
selalu berhubungan erat dengan kisah
(Andini, 2016, p. 19). Perkembangan
manusia yang tidak lepas dari hukum
zaman juga mengakibatkan kesenian
sebab dan akibat (Riantiarno, 2011:
ronggeng berangsur hilang akibat
41). Naskah drama sebagai sarana
minat masyarakat yang beralih pada
pertama dan utama proses pementasan
hiburan yang dapat ditonton lewat
(Satoto, 2012: 8). Jadi drama adalah
handphone. Sehingga pelaku kesenian
salah satu genre dalam sastra yang erat
ronggeng lebih memilih mencari
hubungannya dengan kisah manusia
pekerjaan lain yang lebih
yang tidak lepas dari hukum sebab dan
menghasilkan daripada harus
akibat.
mempertahankan tradisi ronggeng
Dalam sebuah naskah drama, yang mulai kehilangan peminat.
terdapat premis yang kadang juga
disebut sebagai inti cerita. Egri
menjelaskan bahwa Setiap permainan Penciptaan Sebelumnya
yang bagus harus memiliki premis 1. Film Darah dan Mahkota Ronggeng
yang dirumuskan dengan baik (Egri, (1982)
2020: 35). Naskah drama Abilasa
mengadaptasi Novel Lintang Kemukus Film Darah dan Mahkota
Dini Hari karya Ahmad Tohari (1985) Ronggeng adalah sebuah film drama
dengan mengubah tokoh, plot dan alur yang disutradarai oleh Yazman Yazid
menjadi sesuai dengan masa kini. dan dirilis pada 1983. Film ini
Penulis menggagas dalam naskah diadaptasi secara lepas dari novel

2
trilogi Ronggeng Dukuh Paruk tahun Banyumas, Jawa Tengah. Film ini
1982 karya Ahmad Tohari. menceritakan kisah cinta tragis
seorang pemuda desa dengan seorang
Film ini bercerita tentang seorang penari ronggeng baru di desa kecilnya
ronggeng di sebuah desa kecil, yaitu yang dirundung kemiskinan, kelaparan
Paruk. Seorang gadis cilik bernama dan kebodohan di Indonesia tahun
Srintil dianggap memiliki darah penari 1960 yang penuh gejolak politik akibat
ronggeng yang sudah lama tak dimiliki peristiwa G30S/PKI. Film ini
desa yang hidup karena ronggeng merupakan film adaptasi kedua dari
tersebut. Kepercayaan ini diyakini oleh novel tersebut setelah film Darah dan
penduduk setempat yang diwariskan Mahkota Ronggeng (1983).
oleh perintis desa, yang terletak di
wilayah tandus dan gersang. Ronggeng Berbeda dengan film Sang Penari
dianggap penyelamat baik material yang juga mengadaptasi dari novel
maupun rohani di desan tersebut. karya Ahmad Tohari, naskah drama
Maka Srintil dipelihara dan diarahkan Abilasa mengambil latar pada masa
oleh Kartareja dan istrinya, tetua dan kini dengan mengadaptasi novel
dukun desa, untuk menjadi penari Lintang Kemukus Dini Hari karya
ronggeng. Ahmad Tohari. Unsur-unsur yang
diubah seperti tokoh, latar, plot, dan
Film Darah dan Mahkota tema pada naskah drama Abilasa
Ronggeng melakukan adaptasi dengan disesuaikan dengan novel yang
latar dan tokoh yang sama dengan diadaptasikan.
novel Ronggeng Dukuh Paruk.
Berbeda dengan naskah Abilasa yang
hanya mengambil beberapa tokoh Landasan Teori
penting di dalam novel Lintang
Kemukus Dini Hari yang kemudian Linda Hutcheon dalam
penamaannya diubah menjadi nama- bukunya yang berjudul A Theory of
nama yang sesuai pada masa kini. Adaptation mengemukakakan bahwa
adaptasi adalah mendekorasi ulang
dengan variasi tanpa meniru atau
2. Film Sang Penari (2011) menjiplak. Mengadaptasi berarti
mengatur, mengubah, membuat
Sang Penari adalah sebuah film
menjadi sesuai (Hutcheon, 2006: 7).
drama Indonesia tahun 2011 yang
Hutcheon Menilai bahwa setia pada
disutradarai oleh Ifa Isfansyah. Film
sumber tidak lagi produktif, karena
ini diadaptasi dari novel trilogi
hanya menghasilkan kerugian dan
Ronggeng Dukuh Paruk tahun 1982
kebosanan. Hutcheon Membagi
karya Ahmad Tohari, penulis asal
adaptasi menjadi sebagai sebuah

3
produk, sebagai proses kreasi dan
sebagai proses resepsi, berikut
penjabarannya (Hutcheon, 2006: 8) : Membaca Novel
Lintang Kemukus
1. Adaptasi sebagai produk, artinya Dini Hari
transposisi dari satu karya
(medium) ke karya lain (medium).
Misalnya adaptasi dari novel ke Analisis Struktur
film (tanpa variasi). Novel
2. Adaptasi sebagai proses kreasi,
artinya sebuah proses adaptasi
Menemukan
yang di dalamnya terdapat proses Adaptasi
Peristiwa Penting
interpretasi-ulang dan kreasi-ulang
yang berfungsi sebagai usaha
penyelamatan atau penyalinan Memilah Peristiwa
sumber aslinya. Misalnya adaptasi Penting Menjadi
Treatment
dari cerita rakyat oral ke dalam
bentuk buku atau film.
3. Adaptasi sebagai bagian dari
 Menyusun Dialog
proses resepsi. karena adaptasi
 Mempertimbangkan/Menentuk
merupakan bentuk dari an Tegangan-Tegangan Emosi
intertektualitas karya sastra. Dalam  Menentukan Ending
hal ini adaptasi adalah manuskrip
atau teks yang melekat pada
memori kita yang bukan Naskah Drama
(langsung) berasal dari sumber asli Abilasa
melainkan berasal dari karya-karya
dalam bentuk lain, melalui
Uji Coba dan
pengulangan-pengulangan yang Pementasan
bervariasi. Naskah Drama
Abilasa

Metode Kesimpulan dan


Saran
Dalam menciptakan naskah drama
Abilasa penulis menempuh langkah
Gambar 3: Skema Metode Penciptaan
langkah penciptaan sebagai berikut: (Skema oleh: Anggun, 2021)

Novel Lintang Menurut David Campbell dalam


Kemukus Dini bukunya yang berjudul
Prosa
Hari
4
Mengembangkan Kretivitas, proses Incubation merupakan mencari
kreatif berhasil mencapai ide, gagasan kegiatan-kegiatan yang melepaskan
pemecahan, penyelesaian, cara kerja, diri dari kesibukan pikiran mengenai
hal atau produk baru, biasanya sesudah perkara yang sedang dihadapi
melewati beberapa tahap yaitu: (Campbell, 1992: 18). Incubation
Preparation (Persiapan),Concentration dalam proses penciptaan naskah drama
(Konsentrasi), Incubation (Inkubasi), Abilasa adalah melakukan analisis
Illumination (Iluminasi), dan struktur novel Lintang Kemukus Dini
Verification/Production Hari, lalu menemukan peristiwa
(Verifikasi/Produksi) (Campbell, penting yang selanjutnya akan dipilih
1992: 18). untuk diadaptasi menjadi naskah
drama dan menyusun kerangka naskah
Sebagaimana skema di atas, berikut drama Abilasa.
merupakan langkah yang dilakukan
proses penciptaan naskah drama 4. Illumination (Iluminasi)
Abilasa. Langkah pertama yang
dilakukan adalah sebagai berikut: Illumination adalah tahap
mendapatkan ide gagasan, pemecahan,
1. Preparation (Persiapan) penyelesaian, cara kerja dan jawaban
baru (Campbell, 1992: 18).
Preparation merupakan tahap Illumination dalam proses penciptaan
pengumpulan informasi atau data yang naskah drama Abilasa adalah
diperlukan untuk memecahkan suatu penulisan naskah drama Abilasa.
masalah (Damajanti, 2013:23).
Preparation dalam proses penciptaan 5. Verification/production
naskah drama Abilasa adalah (Verifikasi/produksi)
menetapkan novel Lintang Kemukus
Dini Hari sebagai sumber penciptaan. Verification/production yaitu
menghadapi dan memecahkan
2. Concentration (Konsentrasi) masalah-masalah praktis sehubungan
dengan perwujudan ide, gagasan,
Concentration merupakan pemecahan, penyelesaian, cara kerja,
sepenuhnya memikirkan, masuk luluh, jawaban baru (Campbell, 1992: 18).
terserap dalam perkara yang dihadapi Verification/production dalam proses
(Campbell, 1992: 18). Concentration penciptaan naskah drama Abilasa
dalam proses penciptaan naskah drama adalah melakukan uji coba dan
Abilasa adalah membaca novel pementasan naskah drama Abilasa,
Lintang Kemukus Dini Hari sebagai lalu menyimpulkan dan meminta
sumber penciptaan. masukan atau saran dari para pemeran
3. Incubation (Inkubasi) untuk mengevaluasi bagian dialog,

5
serta tanggapan dari sutradara yang di acara 17 agustusan. Srintil awalnya
sudah berpengalaman dan sutradara menolak undangan pentas tersebut,
yang baru menyutradarai beberapa namun setelah melihat sakum dan
karya drama. keluarganya yang serba kekurangan ia
memutuskan untuk menerima tawaran
pentas tersebut. Sejak saat itu Srintil
Hasil dan Pembahasan mulai menari lagi tetapi tidak untuk
melayani laki-laki. Srintil telah
A. Sumber Penciptaan
menjadi wanita dewasa yang
Novel Lintang Kemukus Dini
bermartabat
Hari karya Ahmad Tohari terdiri dari
Proses kreatif penciptaan naskah
221 halaman dan diterbitkan oleh
bermula dari inspirasi dan intuisi
Penerbit Gramedia Jakarta pada 1985.
(Sukino, 2010: 81). Proses penciptaan
Lintang Kemukus Dini Hari
naskah drama Abilasa menggunakan
merupakan novel kedua dari trilogi
metode adaptasi produk berbasis data
novel Ronggeng Dukuh Paruk. Novel
teks novel Lintang Kemukus Dini
ini menceritakan tentang seorang
Hari. Berikut ini merupakan
penari ronggeng bernama Srintil yang
penggubahan yang dilakukan oleh
hidup di pedukuhan yang bernama
pencipta naskah Abilasa:
Dukuh Paruk. Kepergian Rasus tanpa
pamit membuat hati Srintil hancur. Ia
B. Tema
merasa kecewa karen Rasus berbuat
Tema merupakan gagasan umum
sedemikian kepadanya. Parasnya yang
sebagai struktur semantis dan bersifat
cantik dan kelihaiannya dalam
abstrak yang secara berulang
meronggeng, membuat Srintil menjadi
dimunculkan melalui motif dan secara
ronggeng kebanggaan dari Dukuh
implisit (Nurgiyantoro, 2013: 115).
Paruk. Walaupun karirnya sebagai
Tema sebagai komentar terhadap
ronggeng berada di puncak namun
subjek secara eksplisit maupun implisit
Srintil merasa kosong, Sebagai
(Sayuti, 2017: 201). Tema pada naskah
seorang wanita ia juga ingin
Abilasa: Hilangnya harga diri manusia
mempunyai anak dan suami, namun
yang tergantikan oleh harta.
jelas Srintil tidak dapat mewujudkan
itu semua karena ia adalah ronggeng
C. Premis
terlebih Rasus telah menolak cintanya.
Premis adalah ide dasar atau ide
Karena hal tersebut Srintil tidak lagi
pokok dari sebuah karya. Dimulai dari
bergairah untuk menari dan
premis itu kemudian karya
memutuskan untuk sementara tidak
dikembangkan. Dalam sebuah naskah
pentas. Hingga suatu hari datang
drama, premis kadang juga disebut
undangan dari kecamatan untuk pentas
sebagai inti cerita. Egri menjelaskan

6
bahwa Setiap permainan yang bagus status sosial, pekerjaan, jabatan,
harus memiliki premis yang peranan di dalam masyarakat,
dirumuskan dengan baik (Egri, 2020: pendidikan, kehidupan pribadi,
35). Penulis menggagas dalam naskah pandangan hidup, kepercayaan, agama,
drama ini premis utamanya adalah : ideologi, aktivitas sosial, organisasi,
Perubahan fungsi ronggeng di bangsa, suku dan sebagainya.
masyarakat maupun pada bentuk (Harymawan, 1988 : 25)
pertunjukannya akibat perkembangan Berdasarkan pada ketiga dimensi
zaman. tokoh di atas, maka diciptakan tokoh
pada naskah drama Abilasa yang akan
D. Penokohan dijabarkan proses penciptaannya pada
Berdasarkan analisis yang sudah bab selanjutnya. Tokoh-tokoh yang
dilakukan, maka proses penciptaan ada pada naskah drama Abilasa yaitu:
tokoh dilakukan dengan cara membuat a. Sinta
tokoh rekaan. Hal ini dilakukan untuk Merupakan tokoh yang
menghasilkan karya yang original. digambarkan sebagai perempuan
Menurut Harymawan, karakter adalah berusia 20 tahun yang polos dan
tokoh hidup yang memiliki sifat penurut. Sinta dalam naskah drama
multidimensional karena mencakup Abilasa sebagai tokoh utama. Sinta
tiga dimensi utama seperti dimensi berprofesi sebagai penari ronggeng
fisiologis, psikologis, dan sosiologis. untuk menghidupi dirinya, bapak dan
Tiga dimensi tokoh tersebut, dapat juga ibunya. Ia harus bekerja di kota
dijabarkan sebagai berikut: karena pekerjaan sebagai penari di
1) Dimensi Fisiologis memiliki ciri- desa tidak mencukupi kebutuhannya
ciri fisik seperti usia (tingkat dan keluarganya.
kedewasaan), jenis kelamin, keadaan b. Rendra
tubuhnya, ciri-ciri muka dan Merupakan pria berusia 25 tahun.
sebagainya. Rendra adalah tokoh yang berprofesi
2) Dimensi Psikologis merupakan latar sebagai seorang polisi yang tegas.
belakang kejiwaan, seperti mentalitas, Rendra merupakan kekasih Sinta.
ukuran moral/membedakan antara Rendra mencintai Sinta dengan tulus
yang baik dan tidak baik, tempramen, walaupun ia harus di tugaskan ke
keinginan dan perasaan pribadi, sikap daerah lain dan mengetahui fakta
dan kelakuan, serta I.Q. (Intelligence bahwa kekasihnya menjadi pelacur
Quotient), tingkat kecerdasan, tetapi ia tetap mencintai Sinta.
kecakapan, keahlian khusus dalam c. Sukendar
bidang-bidang tertentu. merupakan bapak Sinta, seorang
3) Dimensi Sosiologis merupakan latar pria berusia 50 tahun, pendiri sanggar
belakang kemasyarakatan seperti ronggeng tempat Sinta bekerja dan

7
belajar sebagai menari. Ia merupakan alat yang digunakan tokoh untuk lebih
orang yang teguh pendirian dan selalu dekat dengan kejadian sebuah
melindungi Sinta. peristiwa baik dari keadaan sosial,
d. Bu Kendar budaya, psikologi dan keberadaan
Merupakan Ibu Sinta, seorang tokoh tersebut di suatu tempat.
perempuan berusia 40 tahun. Sifatnya Latar berfungsi sebagai suatu
hanya memikirkan uang tanpa penanda peristiwa di dalam sebuah
memikirkan resiko yang akan didapat teks. Sedangkan fungsi setting dapat
jika melakukan sesuatu yang menggambarkan suatu realitas melalui
membahayakan. pendekatan-pendekatan tertentu dan
e. Samsul sebagai penanda sosial.
Seorang pria berusia 30 tahun, Latar pada naskah Abilasa
seorang pemuda desa yang sukses mengangkat situasi pada masa kini.
bekerja di kota. Ia memanipulatif dan Latar tempat yang diambil yaitu di
menghasut orang-orang yang dapat Kota Kendal, Jawa Tengah yang
dijadikannya sebagai target untuk terdapat kesenian ronggeng hingga
dibawa ke kota. saat ini. Latar waktu yang diambil
f. Danang yaitu pada tahun 2015, dengan
Merupakan pria berusia 23 tahun, menghadirkan beberapa unsur yang
seorang pemuda desa yang menyukai menandakan situasi masa kini seperti
Srintil dan pintar mengambil penggunaan organ tunggal dan sound
kesempatan. sistem sebagai pengganti alat musik
g. Denok pengiring ronggeng, yaitu calung.
Merupakan perempuan berusia 23
tahun, seorang mantan penari F. Plot
ronggeng yang bekerja bersama Plot atau alur merupakan suaru
samsul di kota. cerita yang mempunyai jalinan yang
h. Yanto terangkai dari awal hingga akhir yang
Merupakan pria berusia 35 tahun, merupakan jalinan konflik antara
pemain organ yang selalu mengiringi tokoh-tokoh yang berlawanan. Kondisi
Sinta saat menari. ini berkembang karena kontradiksi
pelaku. Naskah Drama Abilasa ini
E. Latar menggunakan plot dramatic Gustav
Latar dalam arti lengkap meliputi Freytag yaitu: Exposition
aspek ruang dan waktu terjadinya (penggambaran kejadian) terdapat
peristiwa. Bagian dari teks dan pada bagian prolog, Complication
hubungan mendasari suatu laku (timbulnya kerumitan/komplikasi yang
(action) terhadap keadaan sekeliling diwujudkan oleh jalinan peristiwa)
(Satoto 2013: 55). Latar juga menjadi terdapat pada adegan 2, climax

8
(puncak peristiwa) terdapat pada 3. Adegan 2
adegan 3, Resolution (penguraian, Di dalam rumah Sukendar, Bu
mulai tergambar rahasia motif) Kendar sedang merayu suaminya yaitu
terdapat pada adegan 5 , conclution Sukendar untuk mengizinkan Sinta
(kesimpulan) dan denouement bekerja di kota bersama Samsul.
(penyelesaian) terdapat pada adegan 6. Namun Sukendar menolaknya dan
terjadi cek-cok diantara mereka.
G. Treatment Sampai akhirnya Samsul datang untuk
1. Prolog berkunjung ke rumah Sukendar.
Panggung gelap. Sayup-sayup 4. Adegan 3
terdengat music oragn tunggal Pagi hari, Sukendar sudah gusar
pengiring ronggeng makin lama makin memikirkan agar Sinta tidak pergi ke
kencang. Perlahan panggung mulai kota. Namun Samsul datang hendak
terang. Seiring terangnya cahaya di meminta izin kepada Sukendar untuk
panggung, terlihat sebuah halaman membawa Sinta pergi ke kota.
luas yang biasa digunakan sebagai Sukendar merasa bahwa Samsul tidak
panggung terbuka untuk menggelar berhak membawa Sinta seenaknya
pertunjukan tari ronggeng sekaligus pergi ke kota. Karena terbawa emosi
sebagai halaman sanggar tari. Di Sukendar pun mengusir Samsul dari
sebelah kiri halaman, tepatnya di sudut Rumahnya. Bu Kendar dan Sinta
bagian belakang, berdiri sebuah berusaha menenangkan Sukendar dan
pendopo tempat latihan dan belajar membuatnya mengerti bahwa
tari. Pendopo ini juga digunakan keputusan Sinta untuk pergi ke kota
sebagai tempat berhias para penari untuk menyelamatkan keluarganya
sebelum pementasan, dan sebagai dari kemlaratan.
tempat penyimpanan alat music dan 5. Adegan 4
berbagai kostum sanggar. Mempersiapkan kepergian Sinta ke
2. Adegan 1 kota. Samsul datang untuk menjemput
Malam hari, berlatar sebuah Sinta. Samsul dan Sinta berpamitan
pendopo dengan halaman luas sebagai kepada Sukendar, Bu Kendar dan
tempat untuk pentas ronggeng. Sinta Danang.
seorang penari ronggeng sedang 6. Adegan 5
mencopot perhiasan rambutnya sambil Dua tahun kemudian, Rendra yang
mengobrol dengan Yanto yaitu pemain sudah pulang dari pendidikannya di
oragn tunggal yang setia mengiringi tugaskan di kantor desanya. Rendra
Sinta menari. Datang Rendra yang berkunjung ke rumah Sukendar tetapi
hendak berpamitan kepada Sinta untuk suasana terlihat sepi dan perlengkapan
pergi melaksanakan pendidikannya meronggeng yang ada di pendopo
sebagai seorang polisi. tampak tak terawat. Yanto yang

9
sehabis pulang dari undangan acara ketika membaca novel Lintang
melihat Rendra dan memberitahu Kemukus Dini Hari dan mengadaptasi
bahwa keluarga Sukendar tidak lagi novel tersebut menjadi naskah drama.
meronggeng. Rendra yang penasaran Ketertarikan penulis terhadap novel
dengan semua perubahan itu akhirnya Lintang Kemukus Dini Hari yang
mencoba untuk mengetuk pintu rumah akhirnya memunculkan ide dan
Sukendar dan datang Bu Kendar dituangkan dalam naskah drama
menyabut kedatangan Rendra. Di saaat Abilasa.
percakapannya dengan Bu Kendar
tiba-tiba datang Denok dan Danang. Daftar Pustaka
Denok memberikan informasi terkait
Andini, B. O. (2016). Barongsai Cap
keadaan Sinta di kota. Dan amat
Go Meh Di Makassar Sebuah
terkejutnya mereka mendengar bahwa
Pemikiran Tentang Tari, Ritual,
sebenarnya Sinta hanya dimanfaatkan
Dan Identitas. Jurnal Kajian
Samsul sebagai seorang pelacur di
Seni, 2(1), 10–24.
kota. Sukendar dan Bu Kendar yang
https://doi.org/10.22146/art.1164
mendengar hal tersebut terpukul dan
6
kecewa. Mereka meminta pertolongan
Rendra agar mengungkap kasus Campbell, B. (1992). Mengembangkan
tersebut. Kreativitas. Disadur: A.M.
7. Adegan 6 Mangunhardjana. Yogyakarta:
Tiga hari kemudian, Rendra Kanisius.
berhasil mengungkap bisnis prostitusi
yang dilakukan oleh Samsul. Rendra Damajanti, I. (2013). Psikologi Seni.
pun mengajak Sinta untuk kembali ke Bandung: Kiblat Buku Utama.
rumahnya. Namun Sinta malu karena Egri, Lagos. (1960). The Art Of
ia merasa bahwa dirinya adalah aib Dramatic Writing. Terjemahan:
keluarga. Rendra berusaha untuk Anasatia Sundarela. Yogyakarta:
menenangkan Sinta bahwa semuanya Kalabuku.
baik-baik saja. Dan di rumah Sukendar
telah disiapkan acara kecil untuk Harymawan, R. (1993). Dramaturgi.
penyambutan Sinta kembali. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Kesimpulan
Hutcheon, Linda. (2006). The Theory
Berdasarkan uraian yang telah of Adaptation. Taylor and
dijelaskan diatas, ditarik kesimpulan Francis Group: Rouledge, New
bahwa naskah drama tercipta dapat York.
melalui proses kreatif yang muncul

10
Riantiarno, N. (2011). Kitab Teater. Sayuti, S. A. (2003). Menuju
Jakarta: Grasindo. Pengajaran Bahasa dan Sastra
yang bermakna. Jakarta: Pusat
Sahid, N. (2017). Sosiologi Teater. Bahasa.
Yogyakarta: Prasista.
Sukino. (2010). Menulis Itu Mudah.
Sahid, N. (2005). Tindak Kekerasan Yogyakarta: Pustaka Populer
Terhadap Perempuan Dalam LKIS.
Empat Novel Karya Ahmad
Tohari: Sebuah Kajian Sosiologi Tohari, Ahmad. (2018). Ronggeng
Sastra. Yogyakarta: Institut Seni Dukuh Paruk. Jakarta: Gramedia
Indonesia Yogyakarta. Pustaka.

Satoto, P. D. (2012). Analisis Drama


dan Teater. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.

11

Anda mungkin juga menyukai