Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum “Fisika Dasar”

Modul L3 – Daya Hantar Larutan Elektrolit


Nisa Risqilla Rahma /21513079
Asisten: Rio Sebastian
Tanggal praktikum: 19 oktober 2021
Teknik Lingkungan–Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

𝐼 𝑅2
Y= =
𝑅𝐿 𝑅1 × 𝑅3
Abstrak—Daya hantar atau konduktivitas merupakan
kebalikan dari hambatan, daya hantar berhubungan dengan Selanjutnya rumus persamaan menghitung daya hantar jenis
kemampuan suatu zat untuk bisa menghantarkan listrik. suatu larutan yaitu:
𝐿
Hambatan bergantung dengan nilai hambatan,panjnag 𝜎=𝐴 ×Y
𝑒
larutan,dan luas penampang. Dalam penentuan nilai daya
Konduktivitas difungsikan untuk mengukur daya hantar
hantar suatu larutan, dapat dilakukan dengan berbagai cara
salah satunya dengan galvanometer dan jembatan wheatstone.
larutan atau cairan elektrolit. Besarnya konduktivitas
Jembatan wheatstone terdiri dari tiga buah tahnan standar ditentukan oleh konsentrasi dari elektrolit. Energi listrik
dan satu tahanan yang belum diketahui nilainya merupakan dapat di transfer melalui materi berupa hantaran yang
CuSO₄, rangkaian jembatan ini berfungsi mengukur memiliki muatan listrik yang berwujud arus listrik yang
hambatan larutan CuSO₄ untuk beberapa panjang larutan berarti bahwa harus ada pembawa muatan listrik di dalam
dan untuk konsentrasi larutan yang berbeda-beda. Dari materi serta adanya gaya yang menggerakkan pembawa
percoaan ini dapat disimpulkan bahwa larutan muatan tersebut. Pembawa muatan dapat berupa elektron
mempengaruhi besar daya hantar jenis larutan, yaitu semakin seperti logam atau bisa juga seperti ion positif dan ion
tinggi konsentrasi larutan maka semakin besar pula nilai daya negatif seperti yang ada di dalam larutan elektrolit dan
hantar serta daya hantar jenis larutannya. lelehan garam. Gaya listrik yang membuat muatan bergerak
Kata kumci— daya hantar listrik, larutan,jembatan wheatstone biasanya berasal dari baterai, generator atau sumber listrik
yang lain. Muatan listrik akan berpindah jika terdapat beda
potensial diantara dua tempat tersebut. Arus listrik akan
mengalir dari tempat yang berpotensial tinggi ke tempat
I. PENDAHULUAN yang berpotensial rendah. Arus listrik terjadi di dalam suatu
Praktikum kali ini bertujuan agar praktikan dapat larutan karena adanya ion yang bergerak (Supriyana, 2004).
memahami azas jembatan wheatstone dan menentukan daya
hantar jenis dari suatu larutan. Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah larutan CuSO₄.
Hal yang melatar belakangi praktikum ini adalah II. METODE PRAKTIKUM
karena percobaan ini berhubungan dengan fenomena yang A. Langkah Percobaan
terjadi di keseharian.
Praktikum ini menggunakan rangkaian alat yang
Siapkan alat dan bahan serta buat rangkaian
bernama jembatan wheatstone,jembatan wehatstone adalah
susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu hambatan
yang belum atau tidak diketahui besarnya. Kegunaan
jembatan wheatstone yaitu untuk mengukur nilai suatu Ukur diameter elektroda dan tabung U
hambatan dengan cara arus yang mengalir pada
galvanometer sama dengan nol sebab potensial ujung
ujungnya sama besar sehingga bisa dirumuskan dengan Ambil larutan CuSO4 100% sebanyak 160
perkalian silang. Jembatan wheatstone berfungsi sebagai ML,tuang ketabung U lalu tutup dengan elektroda
pembagi tegangan,sumber arusnya adalah arus bolak balik,
saat jarum detector diangka 0,maka tidak ada arus yang
mengalir dinyatakan dengan:
𝑅1 × 𝑅3 = 𝑅2 × 𝑅1 Hubungkan rangkaian ke sumber listrik lalu
nyalakan saklar
Kemudian praktikan dapat menghitung persamaan daya
hantar dengan rumus:
Atur hambatan geser sampai jarum galvanometer
ke angka 0
Catat skala yang terukur sebagai R₂

Lakukan percobaan dengan konsentrasi berbeda


yaitu 80%
Gambar 3. Pengaduk
https://tinyurl.com/2rw3hk73
Lakukan hal yang sama seperti langkah ke 5

Lakukan pengulangan pada konsentrasi 80%


sebanyak 3 kali

Lakukan juga pada konsentrasi 60%,40%,20%, dan


0%
Gambar 4. Elektroda

B. Alat dan Bahan https://tinyurl.com/57pyky7j

Gambar 1. Tabung U Gambar 5. Pipet Tetes


https://tinyurl.com/yh6w7krx https://tinyurl.com/27d4fmyv

Gambar 6. Gelas Beaker


https://tinyurl.com/yznyrucc
Gambar 2. Corong Kaca
https://tinyurl.com/4rnu4dnz
Gambar 7. Gelas Ukur
Gambar 10. Larutan CuSO4 100%
https://tinyurl.com/3rs9xy7c
https://tinyurl.com/3zywrspx

Gambar 11. Air


Gambar 8. Kabel jumper https://tinyurl.com/2w8tmmrs
https://tinyurl.com/mtddku7c

Gambar 12. Jembatan Wheatstone


https://tinyurl.com/rtmpwbe
Gambar 9. Jangka Sorong
https://tinyurl.com/y2sy72r7
Ʃ =2280 𝛀 Ʃ = 200 𝛀²
III. DATA PERCOBAAN

Ko R2(Oh Rat R3( Rat


̅̅̅̅ =2280 =760 ohm
𝑅₂ 3
nse m) a- Oh a-
ntr rata m) rata
asi (oh (oh ̅̅̅ = √200 Ω² =141,42 ohm
∆𝑅₂
2
(% m) m)

1 2 3 1 2 3
Jadi, ̅̅̅ ̅̅̅ =(760 ± 141,42)ohm
𝑅₂ ± ∆𝑅₂
100 770 750 760 250 240 260 b. Konsentrasi 80%
80 710 700 730 290 280 300
60 680 660 670 310 330 320 𝑅2 𝛿𝑅₂(𝑅2 − ̅̅̅
𝑅2 ) ̅̅̅2 − 𝑅̅₂|2
|𝛿𝑅
40 540 550 550 460 460 470
20 400 420 400 590 590 570
710 𝛀 -3,33 𝛀 11,08 𝛀
0 110 110 100 880 880 900 700 𝛀 -13,33 𝛀 177,68 𝛀
Diameter tabung = 2,24 cm
730 𝛀 16,67 𝛀 277,88 𝛀
Diameter elektroda = 1,68 cm Ʃ = 2140 𝛀 Ʃ =466,64 𝛀
Volume cairan = 160 ml
R1 = 2000 ohm ̅̅̅̅ = 2140 =713,33 ohm
𝑅₂
3

̅̅̅ = √466,64² = 329,96 ohm


∆𝑅₂
2
IV. ANALISIS DATA
̅̅̅ ± ∆𝑅₂
Jadi, 𝑅₂ ̅̅̅ = (713,33±329,96)ohm
1.
Mengonversikan data diameter tabung dan
diameter elektroda ke dalam satuan m c. Konsentrasi 60%
a. Diameter tabung 𝑅2 𝛿𝑅₂(𝑅2 − ̅̅̅
𝑅2 ) ̅̅̅2 − 𝑅̅₂|2
|𝛿𝑅
Diameter = 2,24 cm = 0,0224 M 680 𝛀 10 100
0,0224
Jari jari = = 0,0112 660 𝛀 -10 100
2
b. Diameter elektroda 670 𝛀 0 0
Diameter = 1,68 cm = 0,0168 M
0,0168 Ʃ = 2010 𝛀 Ʃ =200
Jari jari = = 0,0084
2

̅̅̅̅ = 2010 =670 ohm


𝑅₂
2.
Mengonversikan data volume cairan ke dalam 3
satuan m³ 2
Volume cairan = 160 ml = 1,6×10−4 m³ ̅̅̅ = √200 = 141,42 ohm
∆𝑅₂ 2

3. Menentukan luas tabung U Jadi, ̅̅̅ ̅̅̅ = (670±141,42)ohm


𝑅₂ ± ∆𝑅₂
𝐴𝑡 = 𝜋 𝑟𝑡 2=3,14×0,0112 m d. Konsentrasi 40%
= 0,035 m
𝑅2 𝛿𝑅₂(𝑅2 − ̅̅̅
𝑅2 ) ̅̅̅2 − 𝑅̅₂|2
|𝛿𝑅
4. Menentukan panjang tabung 540 𝛀 -6,66 44,35 𝛀
𝑣 1,6×10−4
𝑙= = m 550 𝛀 3,34 11,15 𝛀
𝐴𝑡 0,035
= 0,00458 m 550 𝛀 3,34 11,15 𝛀
Ʃ = 1640 𝛀 Ʃ =66,65 𝛀
5. Menentukan luas elektroda
𝐴𝑒 = 𝜋 𝑟𝑒 2 =3,14× 0,0168 m 1640
=0,0084 m ̅̅̅̅
𝑅₂ = 3 =546,66 ohm

6. Menentukan nilai rerata ̅̅̅


𝑅₂ 2
̅̅̅ = √66,65 = 47,12 ohm
∆𝑅₂ 2
a. Konsentrasi 100%
𝑅2 𝛿𝑅₂(𝑅2 − 𝑅 ̅̅̅2 ) ̅̅̅2 − 𝑅̅₂|2
|𝛿𝑅 Jadi, ̅̅̅ ̅̅̅ = (546,66±47,12)ohm
𝑅₂ ± ∆𝑅₂
770 𝛀 10 100 𝛀² e. Konsentrasi 20%
750 𝛀 -10 100 𝛀² 𝑅2 𝛿𝑅₂(𝑅2 − ̅̅̅
𝑅2 ) ̅̅̅2 − 𝑅̅₂|2
|𝛿𝑅
760 𝛀 0 0 𝛀² 400 𝛀 -6,66 44,35
420 𝛀 13,34 177,95 Jadi, ̅̅̅ ̅̅̅3 = (290±141,42)ohm
𝑅3 ± ∆𝑅
400 𝛀 -6,66 44,35
Ʃ = 1220 𝛀 Ʃ =266,65
c.
Konsentrasi 60%
̅̅̅̅ = 1220 =406,66 ohm
𝑅₂
3 𝑅3 𝛿𝑅₃(𝑅3 − 𝑅̅̅̅3 ) |𝛿𝑅3 − ̅̅̅
𝑅3 |2
2 310 𝛀 -10 100 𝛀
̅̅̅ = √266,65 = 188,55 ohm
∆𝑅₂ 2 330 𝛀 10 100 𝛀
̅̅̅ ± ∆𝑅₂
Jadi, 𝑅₂ ̅̅̅ = (406,66±188,55)ohm 320 𝛀 0 0𝛀
f. Konsentrasi 0% Ʃ =960 𝛀 Ʃ =200 𝛀
𝑅2 𝛿𝑅₂(𝑅2 − ̅̅̅
𝑅2 ) ̅̅̅2 − 𝑅̅₂
|𝛿𝑅 |2
960
110 𝛀 3,34 11,15 𝛀 ̅̅̅
𝑅3 = 3 =320 ohm
110 𝛀 3,34 11,15 𝛀 2
̅̅̅3 = √200 =141,42 ohm
∆𝑅
100 𝛀 -6,66 44,35 𝛀 2

Ʃ = 320 𝛀 Ʃ =66,65 𝛀 Jadi, ̅̅̅ ̅̅̅3 = (320±141,42)ohm


𝑅3 ± ∆𝑅
320 d. Konsentrasi 40%
̅̅̅̅
𝑅₂ = 3 =106,66 ohm
𝑅3 ̅̅̅3 )
𝛿𝑅₃(𝑅3 − 𝑅 |𝛿𝑅3 − ̅̅̅
𝑅3 |2
2 460 -3,33 11,08
̅̅̅ = √66,65 =47,12 ohm
∆𝑅₂
2 460 -3,33 11,08
̅̅̅ ± ∆𝑅₂
Jadi, 𝑅₂ ̅̅̅ = (106,66±47,12)ohm 470 6,67 44,48
Ʃ =1390 Ʃ =66,64
7. Menentukan nilai rerata ̅̅̅
𝑅3 1390
a. Konsentrasi 100% ̅̅̅
𝑅3 = =463,33 ohm
3
𝑅3 𝛿𝑅₃(𝑅3 − ̅̅̅
𝑅3 ) |𝛿𝑅3 − ̅̅̅
𝑅3 |2 2
250 𝛀 0 0𝛀 ̅̅̅3 = √66,64 =47,12 ohm
∆𝑅 2
240 𝛀 -10 100 𝛀
Jadi, ̅̅̅ ̅̅̅3 = (463,33±47,12)ohm
𝑅3 ± ∆𝑅
260 𝛀 10 100 𝛀
e. Konsentrasi 20%
Ʃ =750 𝛀 Ʃ =200 𝛀 𝑅3 ̅̅̅3 ) |𝛿𝑅3 − ̅̅̅
𝛿𝑅₃(𝑅3 − 𝑅 𝑅3 |2
750 590 6,67 44,48
̅̅̅
𝑅3 = 3 =250 ohm
590 6,67 44,48

̅̅̅3 = √ 2002 570 -13,33 177,68


∆𝑅 2
=141,42 ohm
Ʃ =1750 Ʃ =266,64
Jadi, ̅̅̅ ̅̅̅3 = (250±141,42)ohm
𝑅3 ± ∆𝑅
1750
b.
Konsentrasi 80% ̅̅̅
𝑅3 = 3 =583,33 ohm
𝑅3 𝛿𝑅₃(𝑅3 − 𝑅̅̅̅3 ) |𝛿𝑅3 − ̅̅̅
𝑅3 |2 2
290 𝛀 0 0𝛀 ̅̅̅3 = √266,64 =188,54 ohm
∆𝑅 2
280 𝛀 -10 100 𝛀
Jadi, ̅̅̅ ̅̅̅3 = (583,33±188,54)ohm
𝑅3 ± ∆𝑅
300 𝛀 10 100 𝛀
f. Konsentrasi 0%
Ʃ =870 𝛀 Ʃ =200 𝛀 𝑅3 𝛿𝑅₃(𝑅3 − ̅̅̅
𝑅3 ) |𝛿𝑅3 − ̅̅̅
𝑅3 |2
870 880 𝛀 -6,66 44,35
̅̅̅
𝑅3 = =290 ohm
3 880 𝛀 -6,66 44,35
̅̅̅3 = √ 2002 900 𝛀 13,34 177,95
∆𝑅 2
=141,42 ohm
Ʃ =2660 𝛀 Ʃ =266,65
= 0,000029
2660
̅̅̅
𝑅3 = =886,66 ohm Jadi, Y ± ∆𝑌 = (0,00006 ± 0,000029) 𝑜ℎ𝑚 −1
3

2
̅̅̅3 = √266,65 =188,55 ohm
∆𝑅 9. Menentukan nilai hantar jenis larutan 𝜎 ± Δ𝜎
2
a. Konsentrasi 100%
Jadi, ̅̅̅ ̅̅̅3 = (886,66±188,55)ohm
𝑅3 ± ∆𝑅
𝑙 0,00458
σ=𝐴 Y= 0,0084
0,0027= 0,0014 𝑜ℎ𝑚−1 𝑚−1
𝑒

8. Menentukan nilai hantar larutan Y ± ∆𝑌


Δσ = √|0,54|2 |0,500007|2
a. Konsentrasi 100%
760 =0,2700 𝑜ℎ𝑚−1 𝑚−1
Y = 2000 ×141,42 =0,0027 𝑜ℎ𝑚−1
Jadi, σ ± Δσ = (0,0014±0,2700)𝑜ℎ𝑚−1 𝑚−1
1 2 760 2
∆𝑌=√| | |141,42|2 + |− | |141,42|2 b. Konsentrasi 80%
282,840 2000× 141,422
𝑙 0,00458
= 0,500007 𝑜ℎ𝑚−1 σ = 𝐴 Y = 0,0084 0,0015 = 0,0008𝑜ℎ𝑚−1 𝑚−1
𝑒
Jadi, Y ± ∆𝑌 = (0,0027±0.500007) 𝑜ℎ𝑚 −1
Δσ = √|0,54|2 |0,000905|2
b. Konsentrasi 80%
760
= 0,0004 𝑜ℎ𝑚−1 𝑚−1
Y= =0,0015 𝑜ℎ𝑚−1
2000 ×250 Jadi, σ ± Δσ = (0,0008 ± 0,0004)𝑜ℎ𝑚−1 𝑚−1
1 2 760 2
∆𝑌 = √| | |141,42|2 + |− | |141,42|2 c. Konsentrasi 60%
2000×250 2000×2502
𝑙 0,00458
= 0,000905 𝑜ℎ𝑚 −1 σ=𝐴 𝑌= 0,0084
0,0012 𝑜ℎ𝑚−1 𝑚−1
𝑒
Jadi, Y ± ∆𝑌 = (0,0015 ± 0,000905) 𝑜ℎ𝑚 −1
Δσ = √|0,54|2 |0,000647|2
c. Konsentrasi 60%
713,33
= 0,0003 𝑜ℎ𝑚−1 𝑚−1
−1
Y = 2000 ×290 =0,0012 𝑜ℎ𝑚
Jadi, σ ± Δσ = (0,0012±0,0003)𝑜ℎ𝑚−1 𝑚−1
1 2 713,33 2
∆𝑌 = √|2000× 290| |141,42|2 + |− 2000×2902| |141,42|2 d. Konsentrasi 40%
𝑙 0,00458
= 0,000647 𝑜ℎ𝑚 −1 σ=𝐴 𝑌= 0,0084
0,000854 𝑜ℎ𝑚−1 𝑚−1
𝑒

Jadi, Y ± ∆𝑌 = (0,0012 ± 0,000647) 𝑜ℎ𝑚 −1


Δσ = √|0,54|2 |0,000384|2
d. Konsentrasi 40%
= 0,0002𝑜ℎ𝑚−1 𝑚−1
546,66 −1
Y = 2000×320 =0,000854 𝑜ℎ𝑚
Jadi, σ ± Δσ = (0,000854 ±0,0002)𝑜ℎ𝑚−1 𝑚−1
2 2
1 546,66
∆𝑌 = √|2000×320| |47,12|2 + |− 2000×3202| |141,42|2 e. Konsentrasi 20%
𝑙 0,00458
= 0,000384 𝑜ℎ𝑚 −1 σ=𝐴 Y= 0,0084
0,0003 =0,0001 𝑜ℎ𝑚−1 𝑚−1
𝑒

Jadi, Y ± ∆𝑌 = (0,000854 ±0,000384) 𝑜ℎ𝑚 −1 Δσ = √|0,54|2 |0,000197|2


e. Konsentrasi 20%
= 0,0001 𝑜ℎ𝑚−1 𝑚−1
406,66 −1
Y = 2000×583,33 =0,0003 𝑜ℎ𝑚
Jadi, σ ± Δσ = (0,0001 ±0,0001)𝑜ℎ𝑚−1 𝑚−1
1 2 406,66 2 f. Konsentrasi 0%
∆𝑌 = √| | |188,54|2 + |− | |188,54|2
2000×583,33 2000×583,332
𝑙 0,00458
σ=𝐴 Y= 0,00006𝑜ℎ𝑚−1 𝑚−1
= 0,000197 𝑜ℎ𝑚 −1 𝑒 0,0084

Jadi, Y ± ∆𝑌 = (0,0008 ±0,000197) 𝑜ℎ𝑚 −1 Δσ = √|0,54|2 |0,000029|2


f. Konsentrasi 0%
= 0,000001 𝑜ℎ𝑚−1 𝑚−1
106,66 −1
Y = 2000×886,66 =0,00006 𝑜ℎ𝑚 Jadi, σ ± Δσ = (0,00006 ±
1 2 106,66 2 0,000001)𝑜ℎ𝑚−1 𝑚−1
∆𝑌 = √| | |47,12|2 + |− | |188,55|2
2000×886,66 2000×886,662
pada perhitungan ralat daya hantar 𝑅2 𝑑𝑎𝑛 𝑅3 juga
V. PEMBAHASAN mengharuskan praktikan untuk teliti, karena hasil akhirnya
Tujuan dari praktikum daya hantar larutan elektrolit berhubungan dengan penentuan nilai daya hantar. Begitu
kali ini yaitu agar praktikan dapat terampil pada praktikum pula pada perhitungan data data selanjutnya,Jika terjadi
penentuan daya hantar suatu larutan sesuai mekanisme dan kesalahan dalam hitungan, akan sangat fatal akibatnya
standar keselamatan kerja di laboratorium. Kemudian karena nilai dan data praktikum yang didapat nantinya
praktikan juga tahu asaz dari jembatan wheatstone. Selain menjadi salah.
itu,tujuan praktikum kali ini adalah praktikan dapat Dalam kehidupan seharihari kita dapat melihat
menentukan daya hantar jenis suatu larutan. Dalam contoh penerapan percobaan ini. Ada beberapa larutan yang
praktikum ini. Praktikan menggunakan larutan CuSO₄ dapat kita temukan di sekitar kita, seperti air, air laut, dan
sebagai bahan ujinya, sehingga praktikan diharapkan air cuka (asam asetat) yang memiliki daya hantaran listrik
memahami dan dapat menentuka nilai daya hantar jenis sehingga dapat mengalirkan arus listrik. Saat ini, beberapa
larutan CuSO₄ tersebut. penduduk yang berada di dekat laut memanfaatkan air laut
Data yang diperoleh pada praktikum ini yaitu untuk dijadikan sebagai sumber pembangkit listrik
mulamula dilakukan pengukuran dan pencatatan terhadap meskipun dalam skala rumah.
diameter tabung U, diameter elektroda, dan volume larutan.
Diameter tabung U yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu sebesar 2,20 cm. Diameter elektroda yang digunakan VI. KESIMPULAN
yaitu sebesar 1,70 cm. Lalu volume larutan yang digunakan Pada percobaan daya hantar larutan elektrolit ini, praktikan
170 mL. Larutan yang digunakan yaitu larutan CuSo4 sudah dapat memahami azas jembatan wheatstone yang
100%, 80%, 60%, 40%, 20%, dan 0%. Kemudian setelah berfungsi sebagai pembagi tegangan. Kemudian praktikan
memeroleh data yang diperlukan, praktikan akan juga sudah dapat menentukan daya hantar jenis dari suatu
menggunakan data data tersebut untuk mendapatkan hasil larutan,pada percobaan ini praktikan menggunakan larutan
akhir daya hantar jenis larutan menggunakan beberapa CuSO₄.
persamaan. Pengolahan data tersebut dilakukan pada bab
IV Analisis Data. Analisis data diawali dengan
mengkonversikan beberapa data seperti diameter tabung DAFTAR PUSTAKA
dan elektroda dari satuan cm ke satuan m. [1] Abbas A., Nur N., Penuntun Praktikum Fisika
Banyak factor yang dapat mempengaruhi besar daya Dasar II. Padang: Laboratorium Dasar Universitas
hantar dan daya hantar jenis suatu larutan, salah satunya Andalas, 2000.
yaitu konsentrasi atau kepekaan suatu larutan. Semakin
pekat suatu larutan,maka ionnya semakin besar,sehingga [2] Chang, Raymond, Kimia Dasar: Konsep Konsep
daaya hantar jenis larutan tersebut semakin besar. Inti Jilid I Edisi 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
sebaliknya semakin encer suatu larutan, maka ion dalam [3] Johannes H., Listrik dan Magnet. Jakarta: Balai
larutannya semakin kecil. Pustaka, 1978.
Untuk menghitung daya hantar jenis larutan,
praktikan bisa menggunakan rumus:

𝑙
𝜎= 𝑥𝑌
𝐴𝑒
Dimana, l adalah volume tabung dibagi luas tabung,besar
volume tiap konsentrasi tabung adalah sama, yaitu sebesar
0,00458 m, kemudian 𝐴𝑒 yaitu nilai elektroda tiap
konsentrasi larutan, sebesar 0,0084 m,kemudian Y adalah
daya hantar larutan,tiap konsentrasi memiliki daya hantar
yang berbeda karena dipengaruhi 𝑅2 dan 𝑅3.
Prinsip kerja praktikum ini ialah hantaran listrik
dalam larutan elektrolit dikarenakan adanya ion positif dan
ion negative atau elektron
Praktikan diharapkan teliti menghitung data,
terutama saat perhitungan data di awal. Karena data
tersebut akan digunakan dalam perhitungan nilai daya
hantar larutan. Sehingga jika terjadi kesalahan perhitungan,
hasil akhir perhitungannya juga akan berbeda. Selain itu,

Anda mungkin juga menyukai