Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS JURNAL

“Clinical manifestations and evidence of neurological involvement in 2019


novel coronavirus SARS- CoV- 2”

Nama : Sindy Leonita

NPM : 2010070170034

Dosen : Ns. Yance Komela Sari S.kep,.M.kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

PROGRAM SARJANA TERAPAN FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG

TAHUN AJARAN

2021/2022
Judul jurnal : Clinical manifestations and evidence of neurological
involvement in 2019 novel coronavirus SARS-CoV-2.

Penulis : Lei Wang, Yin Shen, Man Li, Haoyu Chuang,


Youfan Ye, Hongyang Zhao, Haijun Wang

Tahun : 2020

Penerbit : J Neurol

Reviewer : Sindy Leonita


A. Latar Belakang Riset

Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) telah menjadi pandemi global,


yang mempengaruhi jutaan orang. Namun, penelitian klinis tentang manifestasi
neurologisnya sejauh ini masih terbatas. Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan
untuk mengumpulkan dan menyelidiki secara sistematis manifestasi klinis dan
bukti keterlibatan neurologis pada COVID-19.

Desember 2019, Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah melakukan


penelitian dan memastikan bahwa coronavirus 2019 berasal dari virus corona
mirip sindrom pernapasan akut (SARS) (SARS-CoV-2). Hingga 3 Mei 2020,
pandemi telah mempengaruhi lebih dari 200 negara, dengan 3.349.786 kasus telah
dikonfirmasi sebagai COVID-19, termasuk 238.628 kematian (data dari Laporan
Situasi COVID-19-104 oleh WHO).

Penyakit pada sebagian besar pasien ditandai dengan demam ringan


hingga sedang, batuk kering, sesak dada atau sesak, dengan gambaran pneumonia
interstisial pada pemindaian tomografi terkomputasi (CT) dada. Rute utama
penularan adalah droplet pernapasan dan transmisi kontak dekat. Rata-rata angka
reproduksi COVID-19 adalah 3,28, berdasarkan ringkasan 12 studi terkait, jauh
lebih tinggi daripada SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS).

Dengan demikian inilah alasan yang dipakai peneliti dalam melakukan


penelitian.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan dan menyelidiki secara


sistematis manifestasi klinis dan bukti keterlibatan neurologis pada COVID-19
C. Pertanyaan Penelitian

Problem Keterbatasan penelitian klinis tentang manifestasi neurologis


sangat mempengaruhi jutaan orang terutama dalam kasus
pandemic COVID 19 yang terjadi pada saat ini. Dimana
peningkatan penelitian tentang keterlibatan neurologis COVID-
19 mengaitkan bahwa ada gejala yang lebih parah dan kematian
yang lebih tinggi. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk
mengumpulkan dan menganalisis manifestasi klinis dan bukti
keterlibatan neurologis pada penyakit COVID 19 ini.
Intervention Dilakukan eksplorasi primer, manifestasi neurologis pada
COVID-19 ditemukan terutama jatuh ke dalam tiga kategori: (1)
penyakit neurologis yang menyertai COVID-19, (2) manifestasi
neurologis yang tidak spesifik, (3) gejala dan penyakit
neurologis spesifik. Dan juga melihat bukti laboratorium,
elektrofisiologis, radiologis, dan patologis dari manifestasi
neurologis setelah COVID- 19
Comparison (1) penyakit neurologis yang menyertai COVID-19, di mana
gejala neurologis terjadi sebelum infeksi yang juga membuat
pasien itu sendiri rentan terhadap COVID-19 karena sering
terpapar di fasilitas medis dan status kesehatan yang kurang
optimal (misalnya penyakit serebrovaskular, trauma saraf)
(2) manifestasi neurologis yang tidak spesifik, yang dapat
disebabkan oleh respons sistematis dan sebagian oleh perilaku
neuroinvasif dari infeksi (misalnya, sakit kepala, mialgia,
kelelahan)
(3) gejala dan penyakit neurologis spesifik yang disebabkan oleh
keterlibatan neurologis pada COVID-19 (misalnya, ensefalitis,
mielitis, kejang). Ulasan ini terutama berfokus pada dua kategori
terakhir dari manifestasi neurologis COVID-19.
Outcome Bukti klinis yang muncul menunjukkan bahwa keterlibatan
neurologis merupakan aspek penting dari penyakit ini.
Mekanisme multifaset terlibat dalam dampak neurologisnya,
yang mencakup invasi langsung dan respons inflamasi
maladaptif.

Apakah manifestasi neurologis sangat mempengaruhi jutaan orang terutama


dalam kasus pandemic COVID 19 yang terjadi pada saat ini?

D. Bahan dan Metode

Lokasi penelitian dilakukan di Universitas Sains dan Teknologi Huazhong,


Wuhan, Cina. Studi difokuskan pada populasi tertentu (misalnya, bayi, anak-anak,
pasien dengan kanker, wanita hamil). Desain penelitian yang diambil dalam
penelitian ini sebagian besar adalah desain retrospektif dimana pengambilan data
variable dependent dilakukan terlebih dahulu, kemudian baru diukur variable
independent yang telah terjadi pada waktu yang lalu.

Cara pengumpulan data pada Studi tentang manifestasi klinis dan bukti
mengenai manifestasi neurologis setelah COVID-19 dikumpulkan menggunakan
perangkat lunak Endnote X9 (Clarivate Analytics), dan duplikatnya dihapus.
Laporan kasus, seri kasus, korespondensi dengan data klinis yang relevan, dan
studi retrospektif dan cross-sectional dimasukkan untuk analisis dan tinjauan lebih
lanjut. Alat penilaian kualitas untuk studi seri kasus yang dirancang oleh National
Institutes of Health (NIH) diterapkan untuk mengevaluasi studi yang disertakan
dalam meta-analisis. Untuk setiap item, kami mencetak 1 poin untuk "ya" dan 0
poin untuk "tidak", "tidak tersedia", "tidak dilaporkan", dan "tidak dapat
menentukan". Skor total dari semua sembilan kriteria (0-9) dihasilkan sesuai untuk
mengukur kualitas keseluruhan penelitian.

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis statistik, Stata


(versi 15.1) digunakan untuk melakukan meta-analisis studi lengan tunggal.
Prevalensi gabungan dan interval kepercayaan 95% dihitung menggunakan model
efek acak. Tes Egger dilakukan untuk menilai bias publikasi di semua literatur,
dan P>0,05 dianggap signifikan secara statistik. Analisis subkelompok dilakukan
untuk membahas heterogenitas meta-analisis.

E. Hasil

Hasil penelitian dalam jurnal ini telah dijabarkan dengan cukup baik,
peneliti menjabarkan dalam bentuk tabel dan gambar. Pertanyaan peneliti dalam
jurnal ini sudah terjawab dan sudah dijelaskan di hasil jurnal. Kesalahan peneliti
dalam penelitian kasus ini diantaranya :

1. dalam meta-analisis dari manifestasi yang tidak spesifik,


peneliti memasukkan semua gejala terkait, beberapa di
antaranya bukan merupakan gejala neurologis klasik.
2. dalam tinjauan sistematis, sebagian besar makalah yang
disertakan tentang karakteristik klinis adalah desain
retrospektif dan dilakukan di Cina, yang dapat menimbulkan
potensi bias.
3. studi tentang gejala dan penyakit neurologis spesifik sebagian
besar merupakan laporan kasus dan terbatas.
4. masuknya banyak pasien COVID-19 membuat neuroimaging
lanjutan, tes CSF, tes elektrofisiologi, dan pemeriksaan
patologis tidak praktis karena risiko tinggi infeksi silang, yang
membatasi bukti keterlibatan neurologis.
5. penelitian dilakukan saat wabah sedang berlangsung. Banyak
penelitian terkait belum dipublikasikan, yang dapat
mempengaruhi hasil. Mekanisme potensial yang mendasari
manifestasi neurologis pada COVID-19.
Untuk hasil akhir penelitian ditemukan variabel pengganggu, apakah
dispnea/sesak napas merupakan gejala neurologis masih menjadi bahan
perdebatan, mengingat kesamaan yang tinggi di antara coronavirus dan fakta
bahwa coronavirus lain (misalnya, SARS-CoV, MERS-CoV) dapat menyerang
sistem saraf, masuk akal untuk berspekulasi bahwa virus SARS-CoV-2 mungkin
berperan dalam dispnea/sesak napas melalui mempengaruhi pusat pernapasan
medula, terutama pada pasien dengan perkembangan penyakit yang cepat tetapi
tanpa gejala pernapasan yang parah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
dispnea/sesak napas dimasukkan sebagai salah satu manifestasi neurologis karena
merupakan salah satu gejala neurologis yang paling umum pada infeksi COVID-
19.

f. Pembahasan

JBI CRITICAL APRASIAL CHECKLIST FOR ANALITYCAL CROSS


SECTIONAL STUDY

Reviewer : Sindy Leonita

Peneliti : Lei Wang1· Yin Shen1· Man Li2· Haoyu Chuang3,4,5· Youfan Ye6·
Hongyang Zhao1· Haijun Wang1

Tanggal : 10 maret 2022

Tahun : 2022

No Item Penilaian Ya Tidak Skor


1 Apakah kriteria inklusi dalam sampel √ 1
sudah didefinisikan?
2 Apakah subjek penelitian dan latarnya √ 1
dijelaskan secara detail?
3 Apakah eksposure diukur secara valid √ 1
dan reliabel
4 Apakah tujuan, kriteria, standar √ 1
digunakan dalam pengukuran?
5 Apakah faktor perancu diidentifikasi? √ 1
6 Apakah ada strategi untuk menangani √ 0
faktor perancu yang dinyatakan ?
7 Apakah hasil di ukur secara valid dan √ 1
reliabel?
8 Apakah analisis statistik tepat √ 1
digunakan?
SKOR 7
Hasil peneliaian 7/8=87,5%

Dalam standar minimal hasil penelitiannya 80% kalau lebih dari standar
maka telat memenuhi standar JBI yang baik.

Dalam jurnal ini peneliti melakukan pembahasan yang sistematis terhadap


hasil temuannya dari cara peneliti menjabarkan setiap pembahasan pada jurnal ini
dan setiap komentar peneliti melampirkan pendapat dari sumber yang adekuat
terlihat dari banyaknya referensi pada daftar pustaka dalam jurnal ini. Dan pada
kesimpulan terakhir peneliti telah mempertimbangkan metedologi penelitian yang
dilakukan terlihat bahwa pada kesimpulan peneliti menjabarkan semua
kesimpulan jurnal dalam bentuk singkat padat dan jelas.

G. Kesimpulan

Banyak jenis manifestasi neurologis pada COVID-19 yang sudah biasa


terjadi, tetapi masih sering diremehkan. Bukti klinis yang muncul menunjukkan
bahwa keterlibatan neurologis merupakan aspek penting dari penyakit ini.
Mekanisme multifaset terlibat dalam dampak neurologisnya, yang mencakup
invasi langsung dan respons inflamasi maladaptif. Namun demikian, lebih banyak
penelitian klinis dan eksperimental harus dilakukan untuk mengeksplorasi lebih
lanjut peran manifestasi neurologis pada perkembangan penyakit dan mekanisme
yang mendasarinya.

H. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

Kelebihan

 Pada jurnal terdapat keterbatasan (limitation)


 Pada jurnal terdapat faktor perancu yang di identifikasi
 Dalam penelitian jurnal sudah menampilkan tabel-tabel dan
gambar serta bukti dari hasil penelitian
 Bahasa jurnal jelas dan mudah dipahami

Kekurangan

 Terdapat kesalahan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian


 Jurnal tidak menjelaskan ada tidaknya strategi untuk menangani
faktor perancu

I. Implikasi Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian, di dapat implikasi yang dapat digunakan


untuk peningkatan dalam bidang keperawatan, yaitu meningkatkan penelitian
klinis dan eksperimental harus dilakukan untuk mengeksplorasi lebih lanjut peran
manifestasi neurologis pada perkembangan penyakit dan mekanisme yang
mendasari penyakit COVID 19.

Anda mungkin juga menyukai