Anda di halaman 1dari 21

Neurological complications in Dengue fever

Shokeen P,Yadav S, Verma CR, Masand R. Neurological


complications in Dengue fever. Int J Contemp Pediatr 2018;5:983-7

Penyaji : dr. Mhd Azhari Daulay


Divisi Neurologi anak
RS. H. Adam malik – Medan 2019
Pendahuluan
• Yg paling cepat penyebaran virus oleh
nyamuk
Demam dengue • Dunia: kasus meningkat, 2010 : 2,2jt, 2015:
3,2jt
• Memiliki 4 serotipe
• Gejala klinis : demam ringan yg tdk bs
Infeksi dengue dikelompokkan – mengancam nyawa (tanda
awas/berat)

• Profil dengue berubah : gejala neurologis

Saat ini sering dilaporkan


• Encephalopathy dan encefalitis : gejala
neurologis paling umum (0,5-6,2%)
Tujuan
 Menjaga signifikan dari morbiditas dan mortalitas
sehubungan dengan infeksi dengue
 Fakta kurangnya penelitian di daerah pedesaan

Penelitian ini bertujuan untuk melaporkan manifestasi


neurologis akibat demam dengue pada anak yang dirawat di
RS Pendidikan di pedesaan
Metode
 Desain : Prospective, cross sectional
 Data diambil dari 315 kasus demam dengue yg dirawat di
bag anak RS di pedesaan.
 Waktu : 1 Januari 2016 – 31 Oktober 2017
 Convenience sampling : karena epidemi penyakit dan
keterbatasan waktu.
 Inklusi : usia 1-18 th, gejala demam dengue, Positive
serologi (NS1, IgG, IgM dengue)
 Eksklusi : serologi negatif, menolak penelitian
Metode
 Evaluasi klinis : anamnese, pem fisik, tes lab (DL, KGD,
LFT, RFT, PT, APTT, elektrolit, EKG, Foto thorax, dan
USG abdomen, NS1, IgG, IgM. (semua pasien)
 Subjek penelitian dikelompokkan 3:
- Dengue tanpa warning sign
- Dengue dengan warning sign
- Severe dengue
Metode
 Gejala neurologis diobservasi sejak masuk atau selama
dirawat dicatat dalam performa pretest.
 MRI / CT kepala dan spinal dengan analisa CSF
dilakukan pada pasien encephalopathy/ encephalitis/
Acute disseminated encefalomyelitis.
 Kadar CPK, EMG, biopsi otot, EEG, Nerve conduction
velocity (NCV), uji fundus dilakukan sesuai kebutuhan.
 Utk tujuan penelitian ini, kriteria diagnostik juga
dipertimbangkan selain uji sistemik antibodi dengue di
serum.
Definisi
 Dengue encefalitis
Penurunan kesadaran (GCS), bukan oleh gagal hati, syok,
gangguan elektrolit, perdarahan intrakranial.

 Dengue encefalopathy
Penurunan kesadaran (GCS), berhubungan dgn syok yg
lama/akut liver atau gagal ginjal/gangguan elektrolit
seperti hiponatremia, asidosis metabolik/ perdarahan
intrakranial.
Definisi
 Dengue miositis
- Berbagai tingkat mialgia, terkait dengan nyeri otot pada
peregangan, kelemahan otot proksimal, hipotonia.
- Peningkatan level kreatin phospokinase.

 Acute disseminated encefalomyelitis


- Muncul demam, kejang, perubahan sensorium selama fase
penyembuhan infeksi dengue
- Adanya lesi white matter pada T2-weighted pada sentrum
semiovale, corona radiata, corpus calosum dn thalamus.
Metode
 Semua pasien diterapi sesuai standar rekomendasi
 Analisa SPSS versi 22,0
 Telah mendapat izin komite etik
Hasil

30 pasien (9,5%) mengalami komplikasi neurologis


- Severe dengue : 25 kasus (83,3%)
- Dengue dengan warning sign : 4 kasus (13,3%)
- Dengue tanpa warning sign : 1 kasus (3,3%)

N = 315 kasus
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil

 Pada subjek dengan komplikasi neurologis :


- CPK meningkat pada semua kasus myositis (range :
1500-30.000)
- Hasil EMG : early recruitment of motor action
potentials, dengan morfologi normal dan tidak ada
aktifitas spontan.
- NCV normal.
- Umumnya trombositopenia.
DISKUSI
 Dengue menyebabkan tingginya morbiditas dan mortalitas pada
anak yg tinggal di area tropis/subtropis.
 Guideline WHO 2009 memasukkan keterlibatan CNS dalm
severe dengue, namun tidak ada standar kasus maupun
kriteria diagnostik.
 Gejala neurologis pertama dilaporkan pada 1976 sbg simptom
atipical dg insiden 0,5-20% pada grup anak dan dewasa.
Penelitian ini : 9,5%
 Komplikasi neurologis terjadi signifikan pada severe dengue.
Berdasarkan hipotesa antibodi-dependent enhancement, non-
neutralizing, cross-reacting antibodies dari infeksi sebelumnya,
memungkinkan ikatan terhadap permukaan virus, sehingga
memfasilitasi virus masuk ke Fc-reseptor melalui fagosit.
DISKUSI
 Hal ini selanjutnya dapat memfasilitasi invasi sel, viremia, dan
keterlibatan multiorgan, termasuk sistem saraf. Pada penelitian
ini, dari 30 kasus, 22 adalah secondary dengue dan
cenderung berkembang menjadi severe dengue.
 Ada 3 cara dimana perubahan neurologis terjadi pada infeksi
dengue:
- Ensefalopati sekunder menjadi gangguan metabolik. Cth : syok yg
lama, hiponatremia, asidosis metabolik, akut liver atau gagal ginjal.
- invasi virus langsung, sehingga terjadi encefalitis, meningitis, myositis,
dan myelitis.
- reaksi autoimun yg menyebabkan acute disseminated encefalomyelitis
dalam rentang waktu (sekitar 5-6hari) setelah infeksi dengue
DISKUSI
 Pada penelitian ini, encefalopati adalah komplikasi yg paling
umum yg berhubungan dgn syok dan gagal multi organ.
Sesuai dgn penelitian oehler dkk.
 Awalnya virus dengue dianggap non neurotropic, namun penelitian
akhir2 ini menunjukkan kemampuan invasi dengue dan kemampuan
menembus sawar darah otak pada percobaan hewan, terlebih serotipe 2
dan 3.
 Insiden encefalopati dan encefalitis, komplikasi neurologis paling umum
dari infeksi dengue, berkisar 0,5%-6,2%. Penelitian ini: Insiden 7,4%
kasus.
 Penelitian ini : 4 kasus miositis diobservasi dan menunjukkan nyeri otot
dan kelemahan ringan non progressif, sesuai dgn penelitian ahmad dkk
DISKUSI
 Penelitian ini: mortality 10% dan sisa kelemahan pada 1
pasien dgn hemiplegia dan facial palsy. Pasien lainnya
sembuh tanpa defisit neurologis.

 Kelebihan Penelitian ini : jumlah kasus banyak, namun ELISA


dan dengue spesifik IgM di CSF, juga pemeriksaan virus lain
tidak dpt dilakukan karena alasan ekonomis dan sumber daya.

 Diagnosis manifestasi neurologis dari sekunder dengue dapat


dipertimbangkan saat klinis mendukung pada regio endemis
dengue.
Kesimpulan
 Komplikasi neurologis dari infeksi dengue sangat luas dan
melibatkan berbagai bagian saraf melalui beragam mekanisme.

 Alasan utk presentasikan hasil ini adalah untuk mengembangkan


kewaspadaan terhadap berbagai komplikasi neurologis dari dengue
pada populasi anak, terlebih negara berkembang dimana
keterbatasan dalam akses diagnosis.
TERIMA KASIH

21

Anda mungkin juga menyukai