Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Penelitian & Pengabdian Masyarakat (PINLITAMAS 1)

Dies Natalis ke-16 STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 |
Oktober 2018 | ISSN 2654-5411

DETEKSI ANTIGEN NON STRUKTURAL 1 (NS1) PADA


PASIEN YANG DIDUGA TERINFEKSI DENGUE

Gina Khairinisa1*), CNC Alamanda2, Pelita Permatasari1


1
Program Studi D3 Analis Kesehatan, Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi
2
Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Barat

ABSTRAK
Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan
di Indonesia. Data Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI tahun 2016 tercatat sebanyak
126.675 penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di 34 provinsi di Indonesia. Tercatat sebanyak 36.631
kasus diantaranya berasal dari Provinsi Jawa Barat. Salah satu wilayah dengan angka kejadian DBD yang
tinggi adalah Kota Cimahi sebanyak 1.806 penderita dengan jumlah penderita yang meninggal sebanyak 6
orang. Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue ini disebabkan oleh infeksi virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, karena tingginya angka penderita DBD di Indonesia maka
diperlukan pemeriksaan yang dapat mendeteksi infeksi virus dengue ini sejak dini yaitu dengan mendeteksi
antigen Non Struktural 1 (NS1) dengue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil deteksi antigen NS1
dengue pada pasien yang diduga terinfeksi dengue di salah satu rumah sakit kota Cimahi. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode deskriptif. Pemeriksaan antigen NS1 dengue menggunakan
Immunochromatographyc Test (ICT). Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 30 sampel serum pasien
suspek dengue. Hasil pemeriksaan deteksi antigen NS1 dengue didapatkan sebanyak 3 (10%) penderita
positif antigen NS1 dengue pada hari ke 3 dan 4 demam.

Kata kunci: Antigen Non Struktural 1 dengue, Suspek dengue, Immunochromatographyc Test.

ABSTRACT
Dengue Fever (DF) and Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is still one of the health problems in Indonesia.
Data of The Directorate General of Prevention and Control of the Disease of Health Republic Indonesia
2016 recorded as many as 126.675 Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) patients in 34 provinces in Indonesia.
Recorded as many as 36.631 cases of which came from the province of Western Java. One of the areas with
high DHF incidence is Cimahi city as many as 1.806 patients with the number of patients who died as many
as 6 people. Dengue Fever and Dengue Hemorrhagic Fever is caused by dengue virus infection that is
transmitted through the bite of Aedes aegypti mosquito, because of the high number of DHF sufferers in
Indonesia it is necessary examination that can detect dengue virus infection is early on that is by detecting
Non Structural 1 (NS1) antigen dengue. This study aims to determine the results of detection of dengue NS1
antigen in patients suspected of being infected with dengue in a Cimahi city hospital. The research method
used is descriptive method. Examination of dengue NS1 antigen using Immunochromatographyc Test (ICT).
The sample of research used as many as 30 serum samples of the dengue suspect. The results of detection of
dengue NS1 antigen, obtained as many as 3 people (10%) showed positive with NS1 dengue antigen.

Keywords: Non Structural 1 dengue antigen, Dengue suspect, Immunochromatographyc Test.

PENDAHULUAN
Infeksi virus dengue masih merupakan Demam Berdarah Dengue (DBD) di 34
salah satu masalah kesehatan masyarakat yang provinsi di Indonesia, dimana 1.229 orang
utama di dunia dengan manifestasinya diantaranya meninggal dunia. Jumlah tersebut
menurut World Health Organization (WHO) lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
2009, antara lain Demam Dengue (DD) dan Hal ini dapat disebabkan oleh adanya
Demam Berdarah Dengue (DBD) yang perubahan iklim, meningkatnya mobilitas dan
tercatat sebanyak 925.896 penderita dari tahun kepadatan penduduk serta rendahnya
2000-2007. Data Ditjen Pencegahan dan kesadaran untuk menjaga kebersihan
Pengendalian Penyakit Kemenkes RI tahun lingkungan.
2016 tercatat sebanyak 126.675 penderita

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Halaman 572
Jl.Terusan Jenderal Sudirman – Cimahi 40533
Tlp: 0226631622 - 6631624
Deteksi Antigen Non Struktural 1 (Ns1) Pada Pasien Yang Diduga Terinfeksi Dengue

Di Provinsi Jawa Barat untuk kasus Non-Struktural 1 (NS1) dapat dideteksi lebih
penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) awal dibandingkan pemeriksaan antibodi
tahun 2016 tercatat sebanyak 36.631 kasus dengue, karena bersifat conserve (lestari) dan
dan 270 penderita meninggal dunia (Ditjen replikasi virus terjadi pada awal fase klinis
P2P, Kemenkes RI, 2017). Salah satu wilayah (Dewi, et al., 2013).
dengan angka kejadian DBD yang tinggi Berdasarkan penelitian yang dilakukan
adalah Kota Cimahi sebanyak 1.806 penderita oleh Puspitasari, Dewi, dan Aryati (2013)
dengan jumlah penderita yang meninggal terhadap 39 anak yang dirawat dengan gejala
sebanyak 6 orang (Dinas Kesehatan Kota klinis demam dengue dan demam berdarah
Cimahi, 2016). dengue didapatkan rerata kadar NS1 antigen
Demam Dengue (DD) dan Demam tertinggi terjadi pada hari ke-2 demam
Berdarah Dengue (DBD) ini merupakan sedangkan pada hari ke-5 demam rerata kadar
penyakit menular yang disebabkan oleh virus menjadi negatif. Persentase hasil antigen NS1
dengue. Virus ini menginfeksi manusia positif pada hari sakit ke-2 100%, hari sakit
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang ke-3 92,3%, hari sakit ke-4 56,5%, hari sakit
mentransmisikan virus dengue bersama air ke-5 56,5%, hari sakit ke-6 43,1%, dan hari
liurnya (Pongsumpun, 2007). Infeksi dengue sakit ke-7 29,8%. Pada penelitian Tambunan,
dapat memberikan gejala klinis dari ringan Aryati, dan Husada (2010) persentase NS1
sampai berat bahkan dapat menimbulkan antigen tertinggi didapat pada hari ke-3
kematian. Gejala klinis demam dengue yaitu demam dengan NS1 antigen positif ditemukan
demam akut, sakit kepala, myalgia, atralgia, sebanyak 12 dari 30 sampel. Persentase hasil
leukopenia, trombositopenia tanpa manifestasi NS1 antigen positif pada hari ke-2 demam
perdarahan yang membedakan demam dengue yaitu 91,66% (11 dari 12 sampel positif) dan
dan demam berdarah dengue (Permenkes RI persentase hasil NS1 antigen positif pada hari
No.5, 2014). ke-3 demam yaitu 100% (12 dari 12 sampel
Pemeriksaan laboratorium sebagai salah positif). Sehingga dapat disimpulkan seiring
satu penunjang dalam penegakan diagnosis dengan bertambahnya hari sakit pemeriksaan
infeksi virus dengue sangat diperlukan dan antigen NS1 memberikan hasil negatif.
telah mengalami perkembangan yang cukup Oleh sebab itu, dibutuhkan pemeriksaan
signifikan. Uji serologi yang belakangan ini yang dapat mendeteksi infeksi virus dengue
telah dikembangkan ialah metode ini sejak dini, yaitu pemeriksaan antigen NS1
immunokromatografi, karena dapat yang dapat terdeteksi dari awal demam dan
menemukan antigen atau antibodi target kapan sebaiknya melakukan pemeriksaan ini.
menggunakan serum tunggal dalam waktu Sehingga memberikan hasil yang akurat dan
singkat, praktis dan mudah dikerjakan. untuk mengantisipasi tindakan selanjutnya
Antibodi Imunoglobulin M (IgM) dengue yang diharapkan dapat mencegah derajat
dapat dideteksi setelah > 5 hari demam dan keparahan penyakit. Berdasarkan latar
antibodi Imunoglobulin G (IgG) dengue dapat belakang tersebut peneliti tertarik untuk
dideteksi pada hari ke-14. Sedangkan Antigen mendeteksi antigen non struktural 1 (NS1)
pada pasien yang diduga terinfeksi dengue.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini deteksi antigen non struktural 1 (NS1) dengue
adalah deskriptif, yaitu untuk mengetahui pada pasien yang diduga terinfeksi dengue.

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 |Halaman 573


Deteksi Antigen Non Struktural 1 (Ns1) Pada Pasien Yang Diduga Terinfeksi Dengue

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan untuk penelitian ini dalam penelitian ini adalah serum pasien yang
adalah Mikropipet, sentrifuge, microtube, tip terinfeksi dengue dan Kit Non Structural-1
biru dan tip kuning. Bahan yang digunakan Dengue Immunochromatography.

Jalannya Penelitian
Langkah I Pembuatan Serum
Darah dalam tabung yang tidak Langkah II Pemeriksaan Laboratorium
mengandung antikoagulan hanya Penelitianiniakanmenggunakan
terdapat clot aktifator pada tabung pemeriksaan laboratorium metode
tersebut (tabung bertutup merah), imunokromatografi antigen Non-Struktural 1
dibiarkan membeku selama 30 menit. (NS1) dengue. Berikut tahapan pemeriksaan
Setelah darah didiamkan selama 30 yang akan dilakukan berdasarkan kit insert :
menit, darah tersebut diputar pada Rapid test dikeluarkan dari kantung
sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm alumunium, dibiarkan mencapai suhu kamar
selama 15 menit. dan ditempatkan pada permukaan yang bersih
Sel darah merah dengan serum dan kering.
dipisahkan pada microtube yang akan Spesimen diteteskan sebanyak 3 tetes
digunakan. (sekitar 100 μl) kedalam sumur sampel
menggunakan dropper sekali pakai.
Dibiarkan selama 15-20 menit untuk
interpretasi hasil.
Dilihat garis warna yang terbentuk.

Analisis Data
Data yang digunakan adalah data primer. sekunder yang berasal dari data rekam medis
Data primer berasal dari hasil pemeriksaan sebagai data tambahan. Hasil data akan diolah
antigen Non-Struktural 1 (NS1) dengue dalam bentuk grafik dan tabel.
menggunakan metode rapid test. Data

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada penelitian ini telah diperoleh 30 (< 150.000 sel/mm3) dan demam antara hari
sampel yang diambil dari pasien diduga ke-2 sampai hari ke-5 yang digunakan dalam
terinfeksi virus dengue di salah satu rumah penelitian ini. Sampel yang didapatkan
sakit di kota Cimahi. Sampel yang digunakan peneliti terdiri dari ragam usia, jenis kelamin,
adalah pasien yang diduga demam dengue dan hari sakit demam subjek, dapat dilihat
dengan kriteria inklusi yaitu trombositopenia pada tabel I sebagai berikut :

Tabel I. Karakteristik Sampel Penelitian


Variabel Total (%) Jumlah Ag NS1 (+) (%)
Usia (tahun)
• 0-4 5 (16%) 1 (3.4%)
• 5-9 2 (6%) 0 (0%)
• 10-14 8 (26,7 %) 1 (3.4%)
• 15-19 3 (10%) 0 (0%)
• 20-24 3 (10%) 0 (0%)
• >25 9 (30%) 1 (3.4%)

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 |Halaman 574


Deteksi Antigen Non Struktural 1 (Ns1) Pada Pasien Yang Diduga Terinfeksi Dengue

Variabel Total (%) Jumlah Ag NS1 (+) (%)


Jenis Kelamin
• Laki-Laki 15 (50%) 2 (6.7%)
• Perempuan 15 (50%) 1 (3.3.%)
Hari demam
• Ke-2 3 (10%) 0 (0%)
• Ke-3 9 (30%) 2 (6.7%)
• Ke-4 9 (30%) 1 (3.3%)
• Ke-5 9 (30%) 0 (0%)

Kemudian, sampel diperiksa dengan (ICT), diperoleh hasil pemeriksaan pada tabel
menggunakan metode Imunokromatografi II sebagai berikut :
Tabel II. Data Hasil Pemeriksaan Antigen NS1 Hasil positif ditunjukkan pada demam hari
Positif ke-3 sebesar 6,7% (2 dari 9 sampel) dan
No Usia Hari demam hari ke-4 sebesar 3,3% (1 dari 9
(tahun) Demam Ke
sampel). Sedangkan pada hari ke-2 dan ke-5
1 3 2
2 3 3 demam tidak terdeteksi antigen NS1 sama
3 4 4 sekali sehingga menunjukkan hasil negatif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Tabel II menggambarkan data hasil Puspitasari et al (2013) yang menyatakan
pemeriksaan antigen NS1 yang menunjukkan deteksi antigen NS1 didapatkan paling tinggi
hasil positif, yang mana ditandai dengan pada fase awal sakit dan menurun menjelang
adanya dua garis merah pada rapid test. Dari masa penyembuhan atau bertambahnya hari
30 sampel terdapat 3 sampel (10%) yang sakit. Fase awal sakit yaitu fase dimana
menunjukkan hasil positif antigen NS1 yang penderita merasakan gejala demam dengue
terdapat pada hari demam ke-3 dan ke-4. seperti demam, sakit kepala, nyeri sendi, nyeri
Sedangkan sisanya yaitu 27 sampel (90%) otot, sakit dibagian belakang mata, dan
menunjukkan hasil negatif antigen NS1. trombositopenia (< 150.000 sel/mm3) diawal
Dari 30 sampel penderita yang diduga hari sakit. Sedangkan pada hari ke-2 demam,
terifeksi virus dengue, didapatkan jumlah peneliti tidak mendapatkan hasil positif
sampel yang bervariasi berdasarkan hari antigen NS1. Hal itu bisa disebabkan karena
demam, jenis kelamin, dan usia. Jumlah mungkin penyakit yang diderita bukan
sampel yang paling sedikit didapatkan pada disebabkan oleh virus dengue melainkan
hari ke-2 demam yaitu 3 sampel (10%). Hal penyakit lain. Selain itu, mungkin saja kadar
ini bisa dikarenakan hari demam yang masih antigen Non Struktural 1 (NS1) dengue masih
dini yang dialami penderita sehingga dibawah batas deteksi limit dari
penderita belum merasa perlu imunokromatografi (ICT) yang digunakan,
memeriksakannya ke rumah sakit. Pada hari karena sensitivitas dari imunokromatografi
ke-3 demam cenderung didominasi usia anak- berkisar > 96% dan spesifisitasnya berkisar
anak dan remaja, sedangkan untuk usia >98%.
dewasa cenderung melakukan pemeriksaan Berdasarkan hasil yang didapatkan
pada hari ke-4 dan ke-5 demam sehingga dari diketahui bahwa deteksi antigen tertinggi
sampel yang didapatkan diketahui bahwa terjadi pada hari ke-3 demam yaitu sebanyak 2
infeksi virus dengue dapat menyerang semua penderita. Hal ini sesuai dengan penelitian
kalangan usia, baik laki-laki maupun Tambunan et al (2010) yang menyatakan
perempuan. puncak viremia didapatkan pada hari ke-3

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 |Halaman 575


Deteksi Antigen Non Struktural 1 (Ns1) Pada Pasien Yang Diduga Terinfeksi Dengue

demam berdasarkan hasil pemeriksaan chikungunya, leptospirosis, malaria, dan


menggunakan ELISA, sehingga sangat penyakit lainnya. Berdasarkan penelitian yang
dimungkinkan menemukan NS1 positif saat dilakukan oleh Puspitasari et al (2013) serta
demam pada hari ke-3. Dussart et al (2008) Tambunan et al (2010) bahwa semakin
juga menyatakan pemeriksaan antigen NS1 bertambahnya hari sakit jumlah deteksi
dapat dijadikan skrining awal untuk deteksi antigen NS1 semakin menurun karena
infeksi virus dengue karena sensitivitas rendahnya kadar antigen NS1, sehingga
tertinggi untuk deteksi antigen NS1 terjadi berada dibawah batas deteksi
pada awal demam. imunokromatografi yang digunakan dan
Antigen NS1 juga memberi hasil positif menunjukkan hasil negatif. Hal tersebut yang
pada hari ke-4 demam (1 sampel). Hal ini memungkinkan didapatkannya hasil negatif
sesuai dengan penelitian Puspitasari et al antigen NS1 dengue yang dilakukan pada
(2013) yang menyatakan bahwa 27 antigen demam hari ke-5 menggunakan
NS1 masih dapat terdeteksi sampai masa imunokromatografi. Hasil penelitian Dussart
penyembuhan walaupun dengan jumlah atau et al (2008) menyatakan rendahnya kadar
persentase yang semakin menurun. antigen NS1 diperkirakan disebabkan oleh
Antigen NS1 yang menunjukkan hasil kompleks imun yang terbentuk dimana
negatif ada sebanyak 27 sampel. Hal itu bisa antigen NS1 akan berikatan dengan antibodi
disebabkan karena mungkin penyakit yang anti-NS1 sehingga antigen NS1 bebas
diderita bukan disebabkan oleh virus dengue disirkulasi berkurang dan menyebabkan epitop
tetapi oleh penyakit lain karena gejala klinis target tidak terdeteksi oleh monoklonal
demam dengue tidak khas dan dapat antibodi pada pemeriksaan.
menyerupai penyakit lain seperti demam

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat antigen NS1 pada hari ke 3 dan 4 demam.
disimpulkan bahwa hasil deteksi antigen non Lalu, sebanyak 27 orang (90%) menunjukkan
struktural 1 (NS1) dengue pada pasien yang hasil negatif antigen NS1 pada hari ke 2 dan 5
diduga terinfeksi virus dengue sebanyak 3 demam.
orang (10%) menunjukkan hasil positif

DAFTAR PUSTAKA
Alcon, S. et al., 2002. Enzyme-Linked infection. Journal of Biomedical Science,
Immunosorbent Assay Specific to 20(42), pp. 1-7.
Dengue Virus Type 1 Nonstructural Dewi, N. P. E. R., Lestari, A. W. &
Protein NS1 Reveals Circulation of The Sutirtayasa, W., 2013. Karakteristik Hasil
Antigen in The Blood during The Acute Uji Antigen Non-Struktural 1 (Ns1) Pada
Phase of Disease in Patients Experiencing Pasien Yang Diduga Demam Berdarah
Primary or Secondary Dengue Di Laboratorium Rsu Surya
Infections. Journal of Clinical Husada Periode Mei Sampai Oktober
Microbiology, 40(2), pp. 376-381. Tahun 2013. pp. 1-9.
Chuang, Y.-C.et al., 2013. Re-evalution of the Dinas Kesehatan Kota Cimahi, 2016. Profil
pathogenic roles of nonstructural protein Kesehatan Kota Cimahi Tahun 2016,
1 and its antibodies during dengue virus Cimahi: Dinas Kesehatan Kota Cimahi.

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 |Halaman 576


Deteksi Antigen Non Struktural 1 (Ns1) Pada Pasien Yang Diduga Terinfeksi Dengue

Dussart, P. et al., 2008. Evaluation of Two Puspitasari, D., Dewi, S. & A., 2013. Profil
New Commercial Tests for the Diagnosis Antigen Ns1 Dengan Hari Sakit (Los)
of Acute Dengue Virus Infection Using Pada Anak Dengan Infeksi Virus
NS1 Antigen Detection in Human Serum. Dengue. Jurnal Ners, VIII(1), pp. 41-46.
Dengue NS1 Ag Detection Using ICT and Sembel, D. T., 2009. Entomologi Kedokteran.
ELISA Tests, II(8 ), pp. 1-9. Yogyakarta: CV. Andi Offset .
Guzman, M. G. et al., 2010. Dengue: a Setiawan, M., 2008. Demam Berdarah Dengue
continuing global threat. Nat Rev (Dbd) Dan Ns1 Antigen Untuk Deteksi
Microbiol, 8(12), pp. 1-26. Dini Infeksi Akut Virus Dengue. II(1),
Handojo, I., 2004. Imunoassai Terapan Pada pp. 89-93.
Beberapa Penyakit Infeksi. Surabaya: Setyowati, E. R., Probohoesodo, M., P. &
Airlangga University Press. Aryati, 2006. Evaluasi Pemeriksaan
Irianto, K., 2013. Parasitologi Medis. Imunokromatografi Untuk Mendeteksi
Bandung: CV. Alfabeta. Antibodi IgM dan IgG Demam Berdarah
Kemenkes RI, 2010. Buletin Jendela Dengue Anak. Indonesian Journal of
Epidemiologi: Demam Berdarah Clinical Pathologhy and Medical
Dengue, Jakarta: Pusat Data dan Laboratory, XII (2), pp. 88-91.
Surveilans Epidemiologi Kementerian Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung:
Kesehatan RI. Tarsito.
Kemenkes RI, 2016. InfoDATIN: Situasi DBD Tambunan, B. A., Aryati & Husada, D., 2010.
di Indonesia, Jakarta: Pusat Data & Nilai Batas Antigen Ns1 Dengue
Informasi Kementerian Kesehatan RI. Kuantitatif Sebagai Prediktor Keparahan
Kemenkes RI, 2017. Data dan Informasi: Jangkitan/Tularan (Infeksi) Virus Dengue
Profil Kesehatan Indonesia 2016, Anak. Indonesian Journal of Clinical
Jakarta: Pusat Data Dan Informasi Pathology and Medical Laboratory,
Kementerian Kesehatan RI 2017. XVII(1), pp. 32-37.
Permenkes RI No.1501, 2010. Jenis Penyakit World Health Organization (WHO), 2009.
Menular Tertentu Yang Dapat Dengue: Guidelines for diagnosis,
Menimbulkan Wabah Dan Upaya Treatment, Prevention And Control. In:
Penanggulangan. Jakarta: Menteri WHO, ed. Laboratory Diagnosis And
Kesehatan Republik Indonesia. Diagnostic Tests. France: WHO, pp. 89-
Permenkes RI No.5, 2014. Panduan Praktik 108.
Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas World Health Organization (WHO), 2011.
Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Comprehensive Guidelines for
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Prevention and Control of Dengue and
30 Dengue Haemorrhagic Fever. India:
Pongsumpun, P., 2007. Effect Of Incubation WHO.
Period Of Virus For The Mathematical. Wowor, M. F., 2011. Deteksi Dini Demam
Proceedings of the 3rd WSEAS/IASME Berdarah Dengue Dengan Pemeriksaan
International Conference on Dynamical Antigen Ns1. Jurnal Biomedik, III(1),
Systems and Control, XIII(15), pp. 182- pp.1-9.
187.
Prof. Dr. Soedarto, DTMH, PhD, 2010.
Virologi Klinik. Jakarta: CV. Sagung
Seto.

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018


|Halaman 577

Anda mungkin juga menyukai