Anda di halaman 1dari 7

Notulensi

Hari, tanggal :

Presenter : dr. Adrian masno, SpJP (K) FIHA FAsCC

Moderator : dr. jimmy vareta, Sp.B

Tema : cardia throrasic (?)

Goal terapi  reperfusi membuka blok infarc related -->

Primary pci harus secara cepat dalam waktu 10 menit harus di diagnosis STEMI (first medical contact)

Time is muscle, makin lama infark maka mayicardial

Kurang dari 120 harus tetapkan strategi dari first medical contact

Kalau lebih dari 120 harus kurang dari 10 menit untuk ?

FMC waktu dimana pertama kali tenaga medis dapat melakukan ekg 12 sadapan dan di diagnosissecara
STEMI

Rescue pci

Fibronolitik streptokinase dan arteplase ,amfaatnya sama dalam 3 jam pertama dengan pci

Tp dalam waktu 12 jam harus di pilih pci atau fibrinolitik

Pasien lebih dr 12 jam masih ada simptomp ada shock, aritmia instability masih bs di pci

Pada era pandemic bisa gangguan pembuluh darah bisa stroke, bisa dvt, jadi harus screening dengan
apd level 3 (terakhir di dr gamma ini)

Berhasil di farmako terapi kalau tidak rescue pci

Case 1:

Ekg junctional hr 39 st elevasi

Infarc inferior dan lateral

Onset 3 jam marker bs belum naik

Dipilih tindakan secara radial femoral hanya temporary pacemake


Primary pci bs aspirasi thrombus tidak direkomendasikan kecuali pada psien high trumbus (?)

Heparinisasi dan drip secara continues

Case 2

Dengan progresif angina

Masuk dengan acute chestpain

Troponin

Ckmb

Ldl target high intensity statin

Diagnosis nstemi  bimaker naik

Stemi < 12 jam

Nstemi harus risk stratifikasi

Vtvf rupture ? mitral regurgitas akut ?

Summary

Pci ada peran penting dalam ACS

Reperfusi adalah goal treatment di stemi

Pertanyaan:

1. kontraindikasi tindakan PCI dan resiko mortalitas berapa persen atau kemungkinan saat dilakukan
tindakan?

Kontra indikasi PCI dan fibrinolitik

Fibrinolitik 5 kepala 3 luar kepala

Strok hemoragis
Strok cvd

Diseski aorta

Perdarahan internal aktif

Pci: tindakan aman bisa dilakukan pada pasien cardio genik bisa intraaortik balloon pump, bisa pada on
resucitasion auto pulse, risiko perdarahan tinggi lebih pilih PCI

Pasien bis ameninggal apalagi pasien dengan infark makin tinggi killip score makin tinggi

Pci infark dan elektif lebih tinggi, elektif <1%

2. apakah laki-laki ada faktori risiko tersendiri ACS

Perempuan belum menopause masih jarang kena ACSkarena ada perlindungan estrogen

Kecuali ada faktor risiko misal dislipid, premature ?

Antara perempuan dan laki-laki ada kecenderungan berbeda, karena kalau sakit nunggu dulu kalau
perempuan, jadi ada delay, jadi perempuan datang dengan manifestasi lebih jelek,

Menapuase ada akselerated atherosclerosis

Secara epidemiologi ada juga yang laki-laki

Perempuan gejala tidak khas  treadmill normal dll

Tidak ada gejala bisa ada infark.

Primary PCI capable center

Pesan untuk tidak bis aPCI harus trombolitik untuk reperfusi, setelah litik baru kirim.

3. pasien penderita jantung dulu 40 th, sekarang 30 th

Karena pola hidup tidak sehat pada usia muda, pola stress, rokok, hipertensi pada usia dini,

Ada pasien muda usia stemi anterior ekstensif di thrombus lipmin?


Hanya stenting heparinisasi bisa turunkan BB, tetap kuliah.

Gen cardiac actin 1, gen ada yang bisa dicegah bisa tidak dicegah,.

4. tantangan selama pandemic

Pad apsien era pandemic harus screening, sekarang harus bedakan covid atau non covid,

Pasien tindakan apd level 3

Dirawat dimana

Delay berlama-lama dirujuk karena gambaran thoraks photo dll, swab dll, jadi delay reperfusi, jadi harus
fibrinolitik

Ditemukan pada pasien stemi jadi coroner normal, jadi microvascular jadi di sub endocardial atau proses
thrombosis bukan atherosclerosis karena proses covid.

5. beda outcome

Jadi bagus kalau reperfusi <3 jam pci dan trombolitik sama,lebih dari 3 jam pci lebih bagus tapi lebih baik
trombolitik dulu dari pada pci.

VATS (video assisted thoracoscopic surgery in penetrating thoracis injury)

Hari, tanggal :

Presenter : dr. Gama satria SpB(K).TKV

Moderator : dr. jimmy vareta, Sp.B

Tema :

Precordial region/ cardia box :

Superior incisra jugularis

Lateral : mid clavicular

Inferior perpotngan antara

Cidera pada cardiac box kebanyakan

ATLS ABCDE
ITLS  deadly dozen

Primary survey : airways obstruction

Flail chest

Open pneumothorax

Massive hemohorax

Tension pneumothorax

Cardiac tamponade

Secondary survey

Penetrating chest trauma resuscitation

15% yang menjalani operasi

Kalau

Asimptomatik bisa dipulangkan

Wsd dering 1 tabung apabila terdapat leakage buble bisa 2 atau 3 tabung

EDT dengan emergency thoracotomy, pada edt dilakukan di emergenci misal massif hemothoraks untuk
menghentikan perdarahannya kita lakukan edt  thorakotomi di OT sedasi, buka insisi, paru  klem
hilus aman resus ruang OT jangan pada pasien sadar

Jantung  thorakotomi anterior sebelah kiri pada jantung bocor dab sambal persiapan ke ruang operasi

Peran VATS

Pertama kali pada hans jacobaeus di 1910 untuk dx tb pleural effuse, tapi karena ada oat di tinggalkan

Uniportal 1 portal kalau multiportal 3

Vats pada 6 jam pertama pada luka tembus thoraks


Case 1:

Pasien lk 47 th luka tusuk pisau tertancap  VATS  tip dari pisau tidak mencederai apa apa, jadi
uniportal cuts kita ekstraksi pisau

Case 2 :

Mata bor tembus darah 300 cc  tidak ada cedera organ intrathoraks

Laparoskopik ketemu cedera hepar, intraabdomen ke intrathorakal karena tekanan pleura negative

Case 3:

Terkena piringan gerinda  pneumomediastinum curiga jantung VATS  tidak tembus apa apa tidak
perlu sternothomi

Case 4:

Luka tusuk terpasang chest tube  eksplorasi karena produksi chest tube banyak dengan konsistensi
darah VATS robekan diafragma robekan organ intraabdomen (-), pulang 3 post op

Case 5:

Luka tusuk anterior (-) keluhan, kalau algoritma lama harusnya pulang, VATS ada herniasi karena
diafragma robek.

VAT belum jadi guideline pada trauma thoraks gold standar banyak CT scan dan Xray, tapi boleh
dijadikan pertimbangan karena hospital stay dan morbiditas dan mortalitis pasien cukup rendah.

Pertanyaan:

1. kasus pneumothoraks dan perdarahan apakah perlu thorakoskopi karena kelebihannya bisa
diagnostic dan terapeutik

Kalau stabil bs ct scan, 50% cidera diafragma tidak terindentifikasi, apakah lebih pilih thorakoskopik drpd
ct scan,

Trauma thoraks tidak boleh eksplorasi beda dengan abdomen, jadi harus langsung tutup jahit.

Hemothoraks min tidak terdeteksi xray, karena harus lebih dari 300 cc, makanya gold standar ct scan

Peranan vats ctscan ada hemothoraks, pas wsd kana da insisi disitulah vats masukkan kamera asses,
kalau tidak ada trauma bis alangsung suction, kalau ada trauma diafragma dan paru repair, arteri ? bisa
ligase bisa clip

Jadi untuk rs equioment minimal invasive ready 24 jam bisa dilakukan


2. untuk dr umum di igd apakah gejala untuk trauma diafragma

Gejala akut tidak terdeteksi

Biasanya missed secara radiological

Kalau late ada gejala strangulasi intrabdomen omentum  gejala obstruksi

Ad aperlengketan dengan organ intrathorakal jadi susah di kerjakan

3. untuk pasien trauma tusuk bingung diagnostic karena ketebatasan diagnostic

Jadi pake ATLS tetap, pastikan aman, pasang tube thorakostomi, 85% bisa di atasi dengan tube
thorakostomi bisa di observasi dengan deadly dozen

Initial blood 1000-1500 cc masuk dengan shock kelas 2 itu sudah masiv rujuk, kalau on going bleeding
EDT di ICS 5. Pokoknya control perdarahan dulu, stabil baru rujuk.

4. abses Ludwig di area oral atau abses submandibular karena infeksi oral hygine ke mediastinum jadi
decending necrotizing mediastinitis mortalitis 60% dari 3 jadi 2 meninggal, jadi harus operasi, drainase
gigi jelek di buang, irigasi mediastinum, irigasi pleura,

Turun dari carotic sheet ?

Jadi dr umum harus inform concent suruh gosok gigi, gangrene cabut, trauma besar, infeksi juga (?)

Anda mungkin juga menyukai