Anda di halaman 1dari 6

BELAJAR UKNI BARENG via WHATSAPP GRUP

Hari : Jum’at, 09 Oktober 2020

Pukul : 18.30 – 22.00 WIB

Stase : GADAR KRITIS

SOAL & PEMBAHASAN

1. Seorang laki-laki 35 tahun dibawa ke ruang IGD post kecelakaan lalu lintas, hasil
pemeriksaan ketika pasien bernapas dada kanan tidak mengembang, hasil auskultasi
dada kiri vesikuler, terdapat peningkatan vena jugularis. TD: 90/60 mmHg, N:
110×/mnt, R: 37×/mnt. Pasien harus segera dilakukan pertolongan, apakah tindakan
yang paling tepat diberikan?
A. Pasang kateter
B. Chest tube
C. WSD
D. Needle thorakosintesis
E. Pemberian Oksigen 100%
Pembahasan :

Pengkajian :

 saat respirasi dada tdk mengembang


 vesikuler (+)
 JVP meningkat (+)
 RR : 37 kpm, TD : 90/60, N : 110 kpm

Pneumotoraks adalah kondisi terperangkapnya sejumlah udara di rongga pleura. Rongga


pleura merupakan rongga yang terletak di antara paru-paru dan dinding dada. Dalam
keadaan normal, rongga pleura hanya terisi dengan sangat sedikit udara. Terdapat dua
jenis pneumotoraks, yaitu simple pneumothorax dan tension pneumothorax. Pada tension
pneumothorax, udara yang terperangkap di rongga pleura terus bertambah. Besarnya
volume udara yang terperangkap ini makin mendesak jantung, paru-paru, dan pembuluh
darah. Sementara itu, pada simple pneumothorax, udara yang terperangkap tidak
bertambah jumlahnya.

Berdasarkan kasus itu hasil pemeriksaan pasien bernapas dada kanan tidak mengembang,
hasil auskultasi dada kiri vesikuler, terdapat peningkatan vena jugularis dan RR juga
meningkat yaitu 37×/mnt. Ini menunjukkan kasus itu mengarah ke tension
pneumothorak dimana udara terjebak pada rongga pleura dan tidak dapat keluar akibat
dari adanya trauma dan membuat paru mengalami kerusakan/kebocoran, sehingga akan
menekan dan mengganggu perkembangan dari paru-paru sehingga tidak dapat bekerja
secara optimal dan untuk mengatasi udara yang terjebak di dilakukan needle
thorakosintesis, bertujuan untuk menghentikan udara terus menerus masuk ke dalam
rongga pleura.
2. Seorang perempuan usia 35 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi luka bakar akibat
ledakan kompor gas sejak 45 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 7, luka bakar
derajat III pada wajah, leher, dada, abdomen, kedua tangan, sulit bernapas, keluar
lendir berwarna hitam, retraksi sternum dan bunyi napas stridor. TD 90/60 mmHg,
frekuensi napas 32 x/mnt, frekuensi nadi 116 x/mnt, suhu 36,2 oC dan SpO2 83%.
Perawat melakukan penghisapan lendir dan memberikan bantuan oksigen NRM 12
L/mnt. Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9% dan sabun luka
B. Menyiram luka dengan air dingin minimal 20 menit
C. Menutup luka dengan kassa steril
D. Memasang endotracheal (ETT)
E. Memberikan cairan infus

Pembahasan :

Pengkajian :

 tingkat kesadaran pasien GCS 7


 hasil bunyi napas tambahannya yaitu bunyi stridor
 frekuensi napasnya 32x/mnt.

Bunyi stridor yaitu bunyi nafas tambahan atau sumbatan jalan nafas yang dikarenakan
adanya penyempitan di trakea sehingga mengakibatkan terjadinya edema pada jalan
nafas di bagian atas, hal ini harus di lakukan pemasangan ETT supaya jalan nafas
pasien itu bebas karena ketika pasien mengalami gangguan jalan nafas hal yang harus
dilakukan adalah secepatnya membebaskan jalan nafas pasien.

Prinsip terkait pengkajian ABCD, yaitu membebaskan jalan nafasnya dulu salah satunya
ETT ini lalu dan tindakan lainnya boleh dilakukan setelah sumbatan jalan nafas pasiennya
tertangani.
3. Seorang perempuan berusia 25 tahun dibawa ke RS karena mengalami kecelakaan
lalu lintas. Pasien mengalami penurunan kesadaran dengan GCS E1V2M1, TD 140/90
mmHg, Nadi 102x/mnt, RR 28x/mnt, Suhu 37*C. Tampak adanya luka terbuka pada
pelipis kiri, keluar darah pada telinga, dan tampak adanya papil edema. Pasien
didiagnosis mengalami cidera kepala. Apakah masalah keperawatan yang utama pada
kasus diatas?
A. Resiko perdarahan
B. Gangguan hambatan fisik
C. Resiko penurunan perfusi jaringan serebral
D. Resiko infeksi
E. Resiko cidera

Pembahasan :

Pada kasus di atas, pasien mengalami cedera kepala berat dengan tingkat kesadaran
stupor, selain itu terdapat indikasi peningkatan tekanan intrakanial (TIK) seperti papil
edema. Trias peningkatan TIK, yaitu nyeri hebat pada kepala, muntah proyektil, dan
adanya papil edema, yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan pada intrakanial akibat
trauma pada kepala. Apabila tidak ditangani dengan baik, akan terjadi gangguan sirkulasi
pada otak atau Resiko Penurunan Fungsi Jaringan Serebral.
4. Seorang perawat prehospital menemukan korban dengan trauma multiple. Korban
dalam kondisi tidak sadar, tampak darah keluar dari hidung dan mulut dan masih ada
pergerakan dada dan usaha bernapas. Apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut?
A. melakukan suction
B. memanggil bantuan
C. memasang semi-rigid cervical collar
D. membuka airway dengan teknik jaw trust
E. memasang Oro-Pharingeal Airway (OPA)

Pembahasan :

Rasional A : Tindakan suction dilakukan setelah stabilisasi cervical untuk membersihkan


airway

Rasional B : memangil bantuan biasanya dilakukan dalam BHD awam, bukan oleh
petugas prehospital/ ambulance

Rasional C : karena adanya dugaan cedera cervical melekat pada korban multiple trauma,
sehingga stabilisasi leher adalah tindakan utama dan pertama sebelum melakukan
tindakan penanganan yang lain ke korban. Ingat ABC Airwaynya dulu hehe… baru
selanjutnya B, C dst

Rasional D : tindakan membuka airway ini dilakukan pada korban yang dicurigai
mengalami cedera cervical tetapi lebih baik setelah dilakukan distabilisasi (ini posisinya
kita sebagai petugas pre hospital dengan membawa alat)

Rasional E : tindakan untuk membuka airway sehingga memudahkan ventilasi pasien


dengan penurunan kesadaran (Tapi Kembali lagi, dilakukan setelah distabilisasi)
5. Seorang pasien dirawat di ruang ICU dengan edema pulmo hari kedua. Hasil
pemeriksaan fisik frekuensi napas 14x/menit dalam dan lambat, saturasi oksigen 90
%. Data dari rekam medis tertulis bahwa pasien mendapatkan terapi furosemid injeksi
satu kali sehari. Apakah yang harus diwaspadai perawat ketika terjadi efek samping
dari terapi tersebut ?
A. Kadar na 135 mEq/L
B. Kadar K 3,1 mEq/L
C. Kadar glukosa darah 120 mg/dL
D. Kadar Cl 98 mEq/L
E. Kadar N (nitrogen) darah 15 mg/dL

Pembahasan :

Diuretik merupakan kelompok obat yang akan meningkatkan jumlah urin yang
keluar dari ginjal. Obat ini bekerja pada glomerulus ginjal dengan menghambat
penyerapan kembali zat natrium oleh sel tubulus ginjal, sehingga terjadi
peningkatan pengeluaran air, natrium, klorida, dan kalium tanpa mempengaruhi
tekanan darah normal.

Pada penggunaan furosemide kadar Na K Cl perlu diperhatikan, dan kalo


disoal ada tambahan nilainya, cek nilainya abnormal ya

Anda mungkin juga menyukai