Anda di halaman 1dari 26

Jurnal Reading

“Acute Disseminated Encephalomyelitis”


Oleh : Khufitha Tasya - 2265050074

Pembimbing : IPDA dr.Dini Adriani, Sp.S

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Periode 17 Oktober – 19 November 2022
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto
DAFTAR ISI
01 Pendahuluan
04 Pembahasan

02 Kajian Teori
05 Kesimpulan

03 Metodologi
JURNAL READING
01 OC

Pendahuluan
Latar Belakang
Penyakit infeksi >>> ,
Indonesia Negara Tropis genetik, dan
autoimun

Pertumbuhan Inflamasi
>>> usia muda
penduduk ekspansif sistem SSP

Sitokin pro-
inflamasi

Diagnosa terlambat Gejala Kematian


atau missdiagnos ADEM oligodendrosit
bervariasi
Tujuan

a. Identifikasi faktor risiko b. Eliminasi faktor c. Intervensi dini dan


keterlambatan diagnosa keterlambatan diagnosa penatalaksaan tepat
ADEM ADEM ADEM
02 OC

Kajian Teori
Kajian Teori
● Definisi : Acute disseminated encephalomyelitis (ADEM)
merupakan penyakit demielinasi akibat proses inflamasi bersifat
monofasik terutama pada substansia alba pada otak dan medula
spinalis dengan manifestasi klinis terdiri dari ensefalopati, dan
sindroma fokal atau multifokal yang menunjukkan kelainan
demielinasi akibat inflamasi SSP seperti neuritis optik dan myelitis.
Namun, relaps dapat diumpai pada 5 hingga 25% kasus yang disebut
sebagai multifasik atau recurrent ADEM.
Kajian Teori
● Epidemiologi :
a. Insidensi ADEM dilaporkan sekitar 0.4-0.8 per 100.000 per tahun.
Diperkirakan ADEM merupakan sepertiga dari seluruh pasien yang
didiganosa menderita ensefalitis di Amerika Serikat
b. ADEM lebih sering dijumpai pada anak-anak dengan rerata usia saat
onset adalah 5 tahun, dengan rentang 10 bulan hingga 18 tahun
c. Perbandingan jenis kelamin tidak jauh berbeda, dengan
kecenderungan sedikit lebih sering pada anak laki-laki.
Kajian Teori
● Faktor Risiko :
a. Faktor Host : genetik, autoimun, imunodeficiency
b. Faktor Lingkungan

Faktor Faktor
Host Lingkungan
Kajian Teori
● Manifestasi Klinis : Gejala yang ditimbulkan sangat bervariasi
atau polisimptomatis. Namun, beberapa gejala yang umum sering
terjadi berupa :
1. Gejala awal (prodromal) : demam, sakit kepala, dan mual-muntah
2. Gejala ensefalopati : perubahan status mental/perilaku, gangguan
motorik, gangguan sensorik, dan gangguan otonom.

Tidak ada gejala spesifik terkait ADEM sehingga adanya riwayat


dan gejala infeksi dapat membantu menegakkan diagnosis.
Kajian Teori
● Patogenesis :
Patogenesis ADEM belum sepenuhnya
dimengerti, namun adanya autoantibodi
terhadap glikoprotein oligodendrosit myelin
mendukung hipotesis demielinasi yang
dipicu oleh mekanisme autoimun
Kajian Teori
● Pemeriksaan Penunjang :
- CT- Scan Kepala :
- Laboratorium : elektrolit, DPL
- LP → CSS terdapat pleositosis tanpa oligoclonal bands
- MRI → demielinasi substanisa alba multifokal dengan batas tidak tegas
dan enhancement dengan kontras.
- Funduskopi
Kajian Teori
● Tatalaksana :
1. Non-farmakoterapi : Tirah baring head up 30-40’, O2 nasal
canul sesuai target SpO2, Kateter, IV line
2. Farmakoterapi :
- Metilprednisolon : Anak BB < 30 kg → 30 mg/kgBB per
hari, BB >30 kg → 1 gr/kgBB/hari, selama 3 sampai 5
hari berturut-turut.
- Supportif : OAE, PCT, Antibiotik, Analgetik
03 OC

Metode
METODE
METODE
04 OC

Pembahasan
Gejala Klinis
Jumlah pasien (n=30) Kelompok diagnosis dini (n=17) Kelompok terlambat diagnosis (n=13) P-Value
Pemeriksaan Neurologis dan Penunjang
Jumlah pasien (n=30) Kelompok diagnosis dini (n=17) Kelompok terlambat diagnosis (n=13) P-Value

Stab

- Stab
Missdiagnosa ADEM
1. Neurologi : aseptic meningitis, bacterial meningitis, dan HSV
encephalitis
2. Non-neurologi : ISPA, Infeksi GI-Tract, dan fever of unknown
origin (FUO).
Diagnosis Odysses Plot
05 OC

Kesimpulan
Kesimpulan
1. Penegakan diagnosa ADEM berdasarkan gejala dan pemeriksaan biomarker
spesifik masih sulit untuk ditegakkan sehingga sering terjadi missdiagnosa
yang menyebabkan keterlambatan diagnosis dan terapi.
2. Faktor penyebab keterlambatan diagnosis ADEM dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu faktor perjalanan klinis meliputi HSV, ISPA, Infeksi GI-Tract, dan
UTI, faktor keterlambatan pasien meliputi , dan faktor keterlambatan dokter.
3. Pemantauan kondisi pasien penting dilakukan dalam penegakan kecurigaan
ADEM.
DAFTAR PUSATAKA
1. Takashi Y, Itaru H, Yuichi H, et al. Diagnostic Odyssey of acute disseminated
encephalomyelitis in children. Division of Neurology, National Center for Child
Health and Development. Japan. 2021.
2. Marchioni E, Tavazzi E, Minoli L, et al. Acute Disseminated Encephalomyelitis.
Curr Infect Dis Resp 2008; 10(4):307-14.
3. Young NP, Weishenker BG, Lucchinetti CF. Acute Disseminated
Encephalomyelitis: Current Understanding and Controversies. Semin Neurol
2008;28(1):84-94.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai