Pengaruh Metode Latihan Circuit Training Terhadap Peningkatan VO2Max. Pada Atlet Tim Pencak Silat Kabupaten Pangandaran Tahun 2021 PDF
Pengaruh Metode Latihan Circuit Training Terhadap Peningkatan VO2Max. Pada Atlet Tim Pencak Silat Kabupaten Pangandaran Tahun 2021 PDF
id
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Olahraga Pencak Silat Prestasi
Olahraga adalah adalah setiap kegiatan jasmani yang dilandasi
perjuangan menguasai diri sendiri, mengatasi orang lain atau unsur unsur
alam, yang jika dipertandingkan harus di laksanakan secara kesatria,
sehingga merupakan sarana pendidikan pribadi yang tangguh, Untuk itu
pencak silat telah memenuhi persyaratan tersebut, karena pencak silat
merupakan kegiatan yang mendorong, membangkitkan, mengembangkan
kesegaran jasmani dan membina kejujuran dan kekuatan rohani, terutama
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, bagi setiap insan Indonesia
(Muhtar T, 2020).
Pencak silat merupakan seni beladiri warisan bangsa yang
merupakan hasil karya secara turun temurun dari budaya bangsa
indonesia. Orang mempelajari atau menguasai pencak silat sering disebut
dengan sebutan pesilat atau pendekar, Menurut Erwin Setyo Kriswanto
(2015: 19). bila ditinjau dari identitas dan kaidahnya, pencak silat pada
hakekatnya adalah substansi dan sarana pendidikan mental spiritual dan
pendidikan jasmani untuk membentuk manusia yang mampu menghayati
dan mengamalkan ajaran falsafah budi pekerti luhur serta mengandung 4
aspek utama, yaitu: (1) aspek mental spiritual, (2) aspek seni, (3) aspek
beladiri, dan (4) aspek olahraga.
Pencak silat merupakan salahsatu budaya bangsa indonesia secara
kualitas tidak kalah dengan budaya luar. Menurut Hasan Alwi dkk,
(2008: 1043). “Pencak silat adalah olahraga (permainan) yang di
dasarkan pada ketangkasan menyerang dan membela diri, dengan
memakai atau tanpa senjata”. Pencak silat terbagi ke dalam beberapa
kategori yaitu kategori tanding , tunggal, ganda dan regu.
Semua kategori mempunyai peraturan dan ciri khas masing-
6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
a. Daya Tahan
Pesilat yang memiliki daya tahan yang baik mampu
bekerja jauh lebih lama dan tidak cepat merasa kelelahan.
Yang mempengaruhi daya tahan adalah cardiovascular
atau otot jantung, paru-paru dalam melaksanakan latihan
atau pertandingan pencak silat selama tiga babak. (Agung
Nugroho. 2021 :85). Dengan demikian berlatih daya tahan
akan memberikan pengaruh positif terhadap kualitas
kardiovascular pernafasan dan sistem peredaran darah
seorang pesilat. Oleh karena pesilat yang memiliki
komponen ketahanan yang baik.
b. Kekuatan
Kekuatan dalam olahraga pencak silat merupakan
komponen biomotor yang sangat penting untuk
meningkatkan daya tahan otot dalam mengatasi beban
selama aktivitas olahraga. Adapun manfaat daripada
latihan kekuatan, diantaranya untuk: meningkatkan
kemampuan otot dan jaringan, mengurangi dan
menghindari terjadinya cedera saat bertanding,
mempercepat rehabilitas cedera pada otot, dan membantu
dalam penguasaan teknik.
c. Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk
melakukan gerak atau serangkaian gerak secepat mungkin
sebagai jawaban terhadap rangsang. Dengan demikian
kecepataan merupakan kemampuan seseorang untuk
menjawab rangsang dalam bentuk gerak dalam waktu
secepat mungkin. (Sukadiyanto, 2002 :108). Semua
pelaksanaan gerak teknik dalam pencak silat harus
dilakukan dengan cepat daan mendadak. Oleh karena itu
komponen kecepatan sangat di perlukan dalam olahraga
pencak silat.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
d. Kelentukan
Komponen biomotor fleksibilitas merupakan unsur
yang penting dalam olahraga silat prestasi, kelentukan
terkait erat dengan tingkat elastisitas otot, tendo, dan
ligament, oleh sebab itu sangat berpengaruh terhadap
komponen biomotor yang lain. Maka dari itu fleksibiitas
merupakan unsur dasar yang harus di tingkatkan terutama
pada atlet pencak silat usia muda.
e. Kordinasi
Komponen biomotor kordinsi sangat diperlukan dalam
pencak silat. Di karenakan unsur-unsur teknik dasar dalam
pencak silat melibatkan singkronasi dari beberapa
kemampuan, yaitu: (1) melihat posisi lawan, (2) cara
mengatur gerak kaki, (3) mengatur jarak posisi berdiri
dengan posisi lawan, (4) gerakan tangan, (5) pemindahan
berat badan saat melakukan serangan. (Borneman, et.al.,
2000 :117 )
f. Power
Menurut Agung Nugroho, (2001 : 89) power juga
merupakan kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot
untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi
dalam satu gerakan yang utuh. Pada dasarnya power di
bentuk oleh dua komponen yaitu kekuatan dan kecepatan,
artinya bila seorang pesilat dilatih kekuatan dan dilatih
kecepatan maka secara otomatis kemampuan power akan
meningkat.
faktor yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya (Bafirman HB,
2018:4). Dalam berbagai kegiatan olahraga bila persiapan kondisi fisik
kurang sempurna, kemampuan teknik, taktik dan mental akan
terpengaruh sehingga penampilan kurang optimal, dan demikian
sebaliknya. Seperti bagan berikut:
PERSIAPAN MENTAL
PERSIAPAN TAKTIK
PERSIAPAN TEKNIK
PERSIAPAN FISIK
5 Terlatih
VO2Lier 4
O2/min
3
2
Tidak Terlatih
1
Intensitas Kerja
dan VO2Max sebuah ukuran dari oksigen yang digunakan atlet secara
maksimal ditingkat pengeluaran energi. Bahwa: “Pada pandangan ini,
VO2Max merupakan faktor penting yang menentukan performance
maksimal, namun bukan berarti harus membatasi kombinasi faktor
lainnya”. Selain untuk menunjang proses metabolisme aerobik, VO2Max
juga dibutuhkan untuk proses pemulihan (recovery). Setelah melakukan
aktifitas yang berat dan lama, persediaan ATP didalam sel otot yang aktif
sangat sedikit, sehingga tidak cukup untuk menghasilkan energi bagi
kontraksi otot, Karena itu proses resintesa ATP (recovery) perlu
dilakukan proses resintesa ATP memerlukan energi yang berasal dari
Creatine Phosphate (CP), glukosa secara anaerobik serta glukosa dan
lemak secara aerobik (oksidasi). Agar terjadinya proses oksidasi,
diperlukan oksigen. Untuk menyuplai oksigen ke sel otot diperlukan
darah (hemoglobin) sebagai transportasi. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa, maka makin lama kita melakukan aktifitas, makin
banyak kita membutuhkan energi, sehingga menuntut proses aerobik
yang tinggi agar menghasilkan energi yang banyak. Tinggi rendahnya
proses aerobik tergantung dari tinggi rendahnya tingkat VO2Max
seseorang.
7. Hakikat Latihan
a. Pengertian Latihan
Menurut Harsono dalam Eko Susanto, dkk (2016: 8) latihan
atau training adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang
dilakukan secara berulang-ulang, dan yang kian hari jumlah beban
latihannya kian bertambah. Sistematis berarti bahwa pelatihan
dilaksanakan secara teratur, berencana, menurut jadwal, menurut
pola, menurut sistem tertentu, metodis, bersinambung dari yang
sederhana ke yang lebih kompleks. Berulang-ulang berarti bahwa
gerakan yang dipelajari harus dilatih secara berulang kali (mungkin
berpuluh atau beratus kali) agar gerakan yang semula sukar
dilakukan dan koordinasi gerakan yang masih kaku menjadi kian
mudah, otomatis dan reflektif pelaksanaannya. Demikian pula agar
pola serta koordinasi gerak menjadi semakin halus sehingga semakin
menghemat energi (efisien). Beban kian hari kian bertambah berarti
secara berkala beban latihan harus ditingkatkan manakala sudah tiba
saatnya untuk ditingkatkan.
Menurut Ade Rai (2006: 21) latihan adalah memberikan
stimulus (rangsangan) untuk menciptakan kebutuhan bagi tubuh
untuk menyesuaikan diri (adaptasi). Latihan, baik latihan aerobik,
merupakan aktifitas fisik yang menimbulkan tekanan yang berbeda
bagi tubuh. Latihan sebagai suatu proses penyempurnaan
kemampuan berolahraga yang berisi materi teori dan praktek,
menggunakan metode, dan aturan pelaksanaan dengan pendekatan
ilmiah, memakai prinsip pendidikan yang terencana dan teratur,
sehingga tujuan latihan dapat tercapai pada waktunya.
Sukadiyanto (2010: 7) mengatakan bahwa latihan berasal
dalam kata bahasa Inggris yang dapat mengandung beberapa makna
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
biasanya.
Seorang atlet harus terkena rangsangan yang berlebih pada
interval regular (pemulihan) untuk induksi adaptasi latihan.
Stimulus yang berlebih (Overload) dapat di manipulasi dengan
mengubah metode latihan, durasi, frekuensi, intensitas, dan
periode pemulihan.
3) Prinsip Adaptation
Adaptasi adalah efek latihan pada tubuh atlet setelah berlatih
selama periode latihan tertentu. Sesudah berlatih selama satu
periode latihan tertentu, bagian tubuh kita yang aktif, seperti
otot, tendon dan ligamen membutuhkan waktu untuk
menyesuaikan diri terhadap tekanan latihan. Tubuh akan
melakukan penyesuaian secara perlahan dan bertahap.
4) Prinsip Reversibility
Kemampuan kondisi fisik atau efek dari program aktifitas
fisik, dan hasil program tersebut tidak dapat disimpan lama.
Jika atlet menghentikan program latihan untuk jangka waktu
tertantu (3-5 hari, dalam beberapa kasusu) proses penetralan
akan dimulai. Efek dari program yang dibuat mulai
membalikkan diri, dan tingkat kemampuan kondisi fisik dapat
kembali ke titik awal semula. Setidaknya tiga kali latihan
dalam seminggu (minimal tiga jam) diperlukan untuk
mempertahankan tingkat kebugaran yang baik.
5) Prinsip Progression.
Meningkatkan frekuensi, intensitas, dan atau durasi suatu
latihan selama periode waktu diperlukan untuk peningkatan
berkelanjutan dalam kemampuan kondisi fisik. Peningkatan
kondisi fisik dibentuk dengan cukup cepat pada awal program
latihan. Laju peningkatan secara bertahap akan melambat dan
naik turun (adaptasi) jika ada beban berlebih (berarti beban
meningkat agar terjadi peningkatan). Pada tingkat kondisi fisik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
volume kerja.
Menurut Bompa (2009: 40) volume latihan disebut
dengan jangka waktu yang dipakai selama sesi latihan atau
durasi yang melibatkan beberapa bagian secara integral yang
meliputi: waktu atau jangka waktu yang dipakai dalam latihan,
jarak atau jumlah tegangan yang dapat ditanggulangi atau
diangkat persatuan waktu, jumlah pengulangan bentuk latihan
atau elemen teknik yang dilakukan dalam waktu tertentu.
Sehingga diperkirakan bahwa volume terdiri dari jumlah
keseluruhan dari kegiatan yang dilakukan dalam latihan.
Volume diartikan sebagai jumlah kerja yang dilakukan selama
satu kali latihan atau selama fase latihan. Peningkatan volume
latihan merupakan puncak latihan dari semua cabang olahraga
yang memiliki komponen aerobik, hal yang sama terjadi juga
pada cabang olahraga yang menuntut kesempurnaan teknik atau
keterampilan taktik.
2) Intensitas latihan
Menurut Suharjana (2008: 15) intensitas latihan adalah
fungsi dari kekuatan rangsangan syaraf yang dilakukan dalam
latihan dan kekuatan rangsangan tergantung dari beban
kecepatan gerakan, variasi interval atau istirahat di antara tiap
ulangan. Elemen yang tidak kalah penting adalah tekanan
kejiwaan sewaktu latihan. Jadi intensitas dapat diukur sesuai
dengan kecepatan. Menurut Bompa (2009: 4) intensitas adalah
tinggi rendahnya beban (ambang rangsang) yang akan
digunakan untuk latihan. Intensitas latihan dapat diperkirakan
dengan cara menghitung persentase denyut jantung saat latihan
dari denyut jantung maksimal.
Sukadiyanto (2010: 43) intensitas adalah ukuran yang
menunjukkan kualitas (mutu) suatu rangsang atau pembebanan.
Untuk menentukan besarnya ukuran intensitas antara lain
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
2) Frekuensi
Menurut Irianto, D.P (2002: 58) frekuensi diartikan
sebagai banyaknya unit latihan persatuan waktu, misalnya
latihan untuk meningkatkan kebugaran pada kebanyakan orang
dilakukan 3-6 kali/minggu. Frekuensi latihan bagi olahragawan
lebih banyak dibanding bukan olahragawan. Menurut
Sukadiyanto (2010: 44) frekuensi adalah jumlah latihan yang
dilakukan dalam periode waktu tertentu untuk menunjukkan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
Pos 1
Squat
Pos 8 Pos 2
Half Squat Tungkai Sit up
Jump
Punggung Perut
Pos 7 Pos 3
Paha Paha
Pos 6 Pos 4
Back
Crunch Pos 5 up
Perut Jumping Punggung
Jack
Tungkai
4) Post 4: Back up .
jantung.
c. Adaptasi Sistem Respirasi
Efek latihan pada sistem pernapasan sangat progresif,
pengambilan O2dan pelepasan CO2menjadi lebih baik. Efisiensi otot
pernapasan meningkat, frekuensinya menurun, sedangkan dalamnya
bertambah. Pembesaran kapasitas vital yang didapat pada seseorang
dewasa terlatih, lebih berhubungan dengan proses-proses
pertumbuhannya daripada proses rangsangannya.
d. Adaptasi Proses Metabolisme
Saat melakukan latihan, para olahragawan yang telah
mendapatkan peningkatan maximum aerobic power-nya dengan
sempurna setelah latihan intensif tertentu. Penggunaan persentase
yang lebih besar daripada maximum oxygen uptake akan
mengakibatkan penurunan proses metabolisme anaerobik pada
kegiatan fisik yang dilakukan sehingga mengakibatkan produksi
asam laktat pada suatu aktivitas fisik yang dilakukanmenurun.
Menurut hasil pengukuran kadar asam laktat dan pirufat di
darah, dapat kita lihat bahwa proses metabolisme anaerobik mulai
terjadi saat persentase yang lebih tinggi daripada oxygen uptake.
Asam laktat baru akan muncul apabila terjadi proses anaerobik dan
dihubungkan dengan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnyaberat.
e. Adaptasi Sel Sel Jaringan
Peningkatan maximal oxygen uptake akibat latihan
disebabkan peningkatan daripada oxygen transport dan sistem
penggunaan oxygen. Peningkatan sistem penggunan oxygen
berhubungan erat dengan sejumlah perubahan struktural dan
perubahan biokimia pada sel, namun rata-rata maximum oxygen
uptake menunjukan kenaikan sekitar 13% dan potensi oksidatif
ototnya meningkat sekitar 100%. Metokondria sebagai pengatur
respirasi sel meningkat 60% pada otot-otot yang terlatih. Efek
menaun (kronik) dari latihan adalah glikogen otot meningkat 2-5 kali
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
e) Transisi
Fase Latihan:
PERSIAPAN : Persiapan umum & Persiapankhusus
KOMPETISI : Pra Kompetisi & Kompetisiutama
Kekuatan:
Persiapan umum : AA ( Adaptasi Anatomis ) = minggu 3
di bulan Agustus
Persiapan umum – persiapan khusus : Kekuatan Maksimal
= minggu 4 di bulan Agustus – minggu 4 di bulan
September
Daya Tahan:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
b. Pola latihan siklus makro 1, pola latihan siklus mikro 1-6 phase
persiapan umum.
Tabel.2 Jadwal latihan dan Intensitas Latihan
PAGI TL TL TL
SIANG TL TL TL
SORE L L L
INTENSITAS
TINGGI
SEDANG
RENDAH
ISTIRAHAT
INTENSITAS LATIHAN
TINGGI 15 Rep
SEDANG 12 Rep
15 Rep
RENDAH 10 Rep 12 Rep
10 Rep
ISTIRAHAT 0
HARI Minggu 1&2 Minggu 3&4 Minggu 5&6
1) Makro 1
Periodesasi latihan harian
Siklus makro :1
Siklus mikro :1&2
Hari/tanggal : selasa 17 agustus – sabtu 28 agustus 2021
Waktu/tempat : 15.30 – 17.30 / SMA Muhammadiyah Pangandaran
B. Kerangka Berpikir
Seorang atlet pencak silat, untuk dapat berkopetensi pada
kejuaraanpencak silat kategori tanding membutuhkan daya tahan yang baik
untuk dapat menyerang dan bertahan saat pertandingan berlangsung. Banyak
rangkaian tendangan dan kombinasi pukulan yang dapat dilatih dan
digunakan. Rangkaian tendangan dan pukulan dapat dilatih pelatih pada anak
latihnya.
Memiliki kemampuan fisik yang baik dalam suatu pertandingan
sangat dibutuhkan. Bagaimana seorang atlet dapat menekan lawan dengan
serangkaian tendangan dan bertahan saat ditekan oleh lawan. Ada beberapa
kasus dalam pertandingan pencak silat atlet terlihat baik di ronde pertama,
kemudian dironde kedua menurun, dan dironde ketiga atlet terlihat tidak baik
dalam bertanding seperti tendangan tidak sesuai sasaran, banyak melakukan
tehnik clean (menghindar dengan memeluk lawan), dan banyak melakukan
pelanggaran. Mengindari permainan yang tidak baik dapat diatasi dengan
memiliki fondasi kemampuan fisik yang baik yaitu dengan melatih VO2Max.
Ada beberpa macam model latihan daya tahan aerobik yang sering
dilakukan dilapanagan seperti (a) fartlek adalah bentuk aktivitas lari yang
dilakukan dengan cara jalan, jogging, sprint, dan jalan secara terus menerus,
(b) continous running merupakan bentuk latihan misal lari, berenang, atau
bersepeda dengan pemberian beban yang berlangsung lama, (c) interval
adalah latihan unutk meningkatkan kualitas fisik olahragawan dengan
mengutamakan pemberian waktu interval (istirahat) pada saat antar set
dengan bentuk aktivitas misal dengan jalan atau lari. Ketiga model latihan
daya tahan diatas sangat umum dilakukan dilapangan. Membuat modifikasi
dari ketiga model latihan diatas yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik cabang olahraga dibutuhkan untuk adaptasi pertandingan.
Metode latihan daya tahan aerobik pada cabor pencak silat yang
efektif dan efisien dapat dilakukan di indoor. Latihan menggunakan prinsip
model latihan daya tahan aerobik yang dimodifikasi dan disesuaikan dengan
karakteristik pertandingan kategori tandingcabor pencak silat. Sehingga
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
C. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir di atas, maka
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Adanya tingkat pengaruh
Latihan Circuit Training Terhadap Peningkatan VO2Max Atlet tim Pencak
Silat Kabupaten Pangandaran.