TINJAUAN PUSTAKA
2. Epidemiologi
Hingga tahun 2013 terdapat 9 juta kasus TBC baru dan 1,5 juta
meninggal akibat TBC merupakan orang yang positif HIV yang terdiri dari
180.000 kasus HIV positif pada wanita.1 Peningkatan jumlah kasus HIV
sekarang ini menjadi salah satu penyebab tingginya angka kasus TBC
seluruh dunia dan 82% kasus berada pada 22 HBCs (High Burden
Indonesia pada tahun 2013 berada pada urutan ke lima dan pada 2014
naik menjadi peringkat kedua yaitu 10% kasus TBC berada di Indonesia,
11
12
sama dengan jumlah kasus yang dimiliki oleh negara Cina.1,4 Kasus
paling tinggi yaitu 56% berada di Benua Asia, 29% di Benua Afrika, Timur
Tengah 8%, Eropa 4% dan paling rendah adalah Benua Amerika yaitu 3%
3. Etiologi
ini memiliki ukuran 0,5-4 µ x 0,3-0,6 µ dan berbentuk batang tipis, lurus
bagian luar dilapisi oleh lapisan tebal dari lipoid (terutama asam mikolat).
Kuman ini sering disebut basil tahan asam (BTA) karena sifatnya
yang tahan terhadap pencucian warna dengan alkohol dan asam serta
tahan terhadap zat kimia dan fisik. Bakteri TBC tahan terhadap keadaan
kering dan dingin serta bersifat dorman dan aerob. Bakteri ini dapat
(berbulan-bulan) dan lembab. Tetapi bakteri ini akan mati oleh sinar
menit atau pada suhu 60oC selama 30 menit juga dapat mematikan
bakteri TBC.17
4. Penularan Tuberkulosis
dengan BTA positif melalui bakteri yang terkandung dalam droplet yang
dalam dahaknya (percik renik). Hal ini disebabkan bakteri TBC yang ada
Oleh karena itu, pasien dengan hasil pemeriksaan BTA negatif masih
sedangkan pada pasien dengan BTA negatif yang memiliki hasil kultur
positif sebesar 26% serta pasien yang hasil kulturnya negatif dan foto
yang dikeluarkan oleh penderita TBC baik pada saat bersin atau batuk
sekitar 3000 bakteri dalam percikan dahak dalam satu kali batuk atau
bersin.
Dari seluruh orang yang terinfeksi kuman TBC, hanya 10% yang
lain. Jika masa inkubasi penyakit lain dimulai dari masuknya bakteri
uji tuberkulin menjadi lebih peka terhadap uji tersebut. Hal ini ditandai
fungsi sistem imunitas yang baik, proliferasi bakteri TBC terhenti. Tetapi
15
TBC dapat bertahan hidup dan berada pada lokasi tersebut selama
pada paru atau kelenjar limfe regional. Fokus primer pada jaringan paru
perkijuan yang terjadi cukup berat, bagian tengah pada lesi akan mencair
penyakit sistemik.
membatasi pertumbuhannya.
secara akut atau disebut TBC diseminata. Hal ini timbul dalam 2-6 bulan
tuberkulosis. TBC jenis ini terjadi akibat sistem imun pejamu yang tidak
dihasilkan memiliki ukuran yang hampir sama. Kata milier berasal dari
bakteri TBC masuk dan menyebar dalam darah. Hal ini dapat berulang
dan secara klinis sulit dibedakan dari penyakit TBC akibat acute
6. Gejala Tuberkulosis
dialami penderita TBC atau orang yang diduga sebagai pasien TBC
Selain itu terdapat gejala lain atau gejala tambahan yang dapat dialami
pasti
kasus TBC paru dan 2-25% kasus ekstra paru) serta kultur. Konfirmasi
amplifikasi PCR).21
metode lainnya, metode ini sudah jarang digunakan karena waktu yang
bangun tidur dan ditampung pada pot yang telah dibawa sebelumnya
fasyankes. Contoh dahak yang terakhir diambil pada hari kedua saat
tuberkulin. Begitu pula dengan foto toraks karena foto toraks tidak selalu
dikonfirmasi dengan kultur. Pada 10-20% pasien dengan TBC paru dan
Hasil Hasil
BTA + + BTA - - -
+
pasien TBC dengan BTA positif dan pasien TBC BTA negatif.
penyakit di dalam tubuh dibagi menjadi pasien TBC Paru dan pasien
menjadi pasien baru TBC, pasien yang pernah diobati TBC yang terdiri
dari pasien kambuh, pasien yang diobati kembali setelah gagal berobat
dan atau putus berobat (Drop Out) serta pasien yang tidak diketahui
MR), poli-resistant (TBC PR), multi drug resistant (TBC MDR) dan
status HIV ada tiga yaitu pasien TBC dengan HIV positif (pasien
ko-infeksi TBC/HIV), pasien TBC dengan status HIV negatif dan pasien
dengan benar.
24
penularan yang cukup tinggi dengan istirahat yang cukup, olah raga
penderita
10. Pengobatan
penyakit TBC terhadap orang lain, serta mencegah resistensi obat akibat
kombinasi beberapa jenis obat dengan jumlah dan dosis yang tepat
besar penderita TBC BTA positif dalam waktu 2 bulan akan mengalami
rejimen dengan jenis obat yang lebih sedikit, namun masa pengobatan
lebih lama dibandingkan dengan tahap intensif. Tahap ini sangat penting
Streptomisin (S) dan Etambutol (E). Aktifitas obat didasarkan pada tiga
Tahap dan lama pengobatan, jenis OAT, cara pemberian obat (harian
atau selang) dan kombinasi OAT dengan dosis tetap ditunjukkan dalam
Tabel 2.1
Paduan Pengobatan Standar
Paduan OAT yang diberikan saat ini disedikan dalam dua bentuk
yaitu paket kombipak dan OAT-KDT (obat kombinasi dosis tetap). Paket
kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Sediaan ini dirasakan
lebih banyak keuntungan karena jumlah obat yang harus ditelan lebih
terjadi efek samping obat, susah mengetahui jenis OAT mana yang
berikut :18,24
28
1) Kategori 1 (2HRZE/4H3R3)
Tabel 2.2
Paduan OAT Kategori 1 Paket Kombipak untuk Penderita dengan
Berat Badan antara 33-50 KG
Tabel 2.3
Paduan OAT-KTD Kategori 1
2) Kategori 2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
Tabel 2.4
Paduan OAT Kategori 2 Paket Kombipak untuk Penderita
dengan Berat Badan antara 33-50 KG
Tabel 2.5
Paduan OAT-KTD Kategori 2
3) Kategori 3 (2HRZ/4H3R3)
Tabel 2.6
Paduan OAT Kategori 3 Paket Kombipak untuk Penderita
dengan Berat Badan antara 33-50 KG
Jumlah Blister
Dosis Per Hari / Kali
Harian
Tahap Lama
Tablet Kaplet Tablet
Pengobatan Pengobatan
H @300 R @450 Z @500
mgr mgr mgr
Intensif (dosis 2 bulan
1 1 3 56
harian)
Lanjutan (dosis 4 bulan
2 1 - 50
3x seminggu)
Sumber : Depkes RI, 2014
Tabel 2.7
Paduan OAT-KTD Kategori 3
yaitu 1 tablet isoniazid 300 mg, 1 kaplet Rifampisin 450 mg, 3 tablet
pirazinamid 500 mg, 3 tablet etambutol 250 mg. Satu paket obat sisipan
terdiri dari 30 blister yang harus dikonsumsi setiap hari selama 1 bulan.24
Paru, Rumah Sakit Umum dan Dokter Praktek Swasta yang bekerja
Depkes RI.24
merupakan infeksi akut yang sering menyerang satu atau lebih dari
dan pleura).25
2. Etiologi ISPA
3. Epidemiologi
Insiden ISPA di dunia mencapai 156 juta episode baru per tahun
risiko suatu kejadian. Desain kasus kontrol juga disebut sebagai penelitian
(kontrol).
yang berhubungan dengan kasus tersebut diwaktu yang lampau untuk dapat
kontrol tidak. Sehingga dapat dilakukan identifikasi faktor risiko apa saja yang
32
c) Biaya murah
sekaligus
g) Hasil penelitian lebih tajam karena faktor risiko yang akan diteliti
dependen
dikendalikan.26
34
terdapat faktor risiko lain yang dapat mempengaruhi kejadian TBC. Hal ini
Crowding
Vaccination Exposure to
Mycobacterium
Tissue
Susceptibl invasion
Infection Tuberculosi
e Host And reaction s
Genetic
Malnutrition
Vaccination
Risk Factor for Tuberculosis Mechanism of Tuberculosis
(Disease from Outcome) (Proximal to Outcome)
seseorang juga dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti umur, jenis
terjadi pada manusia juga dipengaruhi oleh beberapa aspek lain misalnya
masyarakat.28
1. Jenis Kelamin
tubuh.27
2. Pendidikan
pernah diterimanya.29
3. Pekerjaan
atau berkerumun, dalam lokasi yang relatif sempit serta dalam waktu
pernapasan lainnya.28
juga berisiko lebih besar untuk menderita TBC. Pekerjaan lain yang
tuberkulosis.28
4. Pengetahuan
manusia.28
5. Kepadatan Hunian
yang ada di rumah tersebut. Apabila luas rumah tidak sesuai dengan
Selain itu juga sebagai pencegahan penyakit TBC menjadi lebih berat
F. Kerangka Teori
Crowding
Vaccination Exposure to
Mycobacterium
Tissue
Susceptibl invasion
Infectio Tuberculosi
e Host And reaction
n s
Genetic
Malnutrition
Vaccination
Umur
Jenis kelamin
Pengetahuan
Sikap
Tingkat pendidikan
Kondisi sosial ekonomi
Pekerjaan
Pengaruh tokoh masyarakat