Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN AKHIR USAHA

“BAKSO KERIKIL”
Dosen Pengampu: Banu Setyo A, M.Pd

Diusulkan oleh:
Adelia Dian Ramadhanti NIM 17108241004 Prodi PGSD
Nur Azizah NIM 17108241048 Prodi PGSD
Siti Dwi Cahyani NIM 17108241130 Prodi PGSD

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
PROPOSAL
USAHA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era global ini keadaan ekonomi di Indonesia memang sangat memprihatinkan
sejak krisis ekonomi yang melanda Bangsa Indonesia membuat banyak masyarakat
yang kehilangan pekerjaan dan pengangguran. Banyak kejahatan yang terjadi
dimana-mana terlebih di kota besar. Banyak pengusaha yang bangkrut kemudian
gulung tikar. Banyak remaja yang putus sekolah dan menjadi pengangguran. Sebagai
warga negara yang kreatif kita tidak boleh putus asa pada keadaan sekarang ini yang
serba sulit karena kita harus berusaha, kreatif, inovatif dan berani mengambil suatu
keputusan serta risiko untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Kita tidak
harus bergantung pada orang lain. Untuk mendapatkan suatu pekerjaan kita harua
berusaha semaksimal mungkin. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengurangi
pengangguran yaitu dengan berwirausaha. Dengan kita berwirausaha kita bisa belajar
mandiri dan bisa memaknai arti penting kehidupan secara tidak langsung kita sudah
membantu banyak orang.
Pada masa sekarang ini, permintaan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen
semakin meningkat. Adanya perkembangan di berbagai bidang menyebabkan proses
produksi dan konsumsi juga mengalami perkembangan. Salah satu hal yang menjadi
sorotan adalah munculnya berbagai macam hasil produksi pangan baik ringan
maupun berat.
Bakso merupakan makanan yang berasal dari Tionghoa, kata bakso itu sendiri
merupakan asal kata dari Bak-So , pada bahasa Hokkien yang berarti “Daging Babi
Giling”. Namun, karena penduduk Indonesia sebagian besar terdiri dari umat muslim
maka bakso lebih umum dibuat dari bahan halal seperti daging ayam, sapi ataupun
ikan.
Bakso adalah salah satu kuliner favorit yang sangat disukai khususnya oleh
maysrakat Indonesia, harganyapun relatif murah. Hampir di setiap daerah terdapat
warung bakso dan tetap mendapatkan konsumen meski harus bersaing dengan produk
makanan inovasi lainnya.meskipun begitu bukan berarti kita todak perlu memberikan
inovasi pada produk bakso yang hendak kita jual. Yaitu bakso kerikil, sebuah usaha
penjualan bakso yang melakukan inovasi untuk semakin menarik para pelanggannya.
Bakso yang biasanya disajikan di mangkok dengan berbagai pelengkap kali ini
kami kreasikan menjadi sesuatu yang lebih menarik namun tetap enak. Bakso yang
biasanya berukuran sedang kali ini kami buat dalam ukuran kecil layaknya “kerikil”
agar mudah dalam memakannya. Bakso tersebut tidak kami buat berkuah seperti
bakso pada umumnya. Jadi bakso itu dibuat pedas kemudian di kemas dengan
menarik ada juga yang ditusuk. Kami memilih pngemasan sejenis itu karena sekarang
ini kebanyakan orang lebih memilih jajan daripada makan. Dan bakso kerikil ini
cocok menjadi jajanan bagi semua kalangan. Rasa pedas yang ada juga untuk
menarik minat dari konsumen Indonesia yang kebanyakan suka makan pedas.

B. Urgensi Kegiatan Kewirausahaan


Pengembangan kewirausahaan merupakan kunci kemajuan. Apabila dikaitkan
dengan pendidikan yaitu tentang bagaimana nanti setiap lulusannya siap memasuki
lapangan pekerjaan tetapi juga siap membuka lapangan pekerjaan. Mahasiswa
dituntut untuk dapat melakukan kegiatan wirausaha. Oleh sebab itu, perlu
ditanamkan kiat-kiat berwirausaha bagi mahasiswa sejak proses perkuliahan.
Misalnya seperti kemandirian, ulet, tekun, dan kreatif. Darisini bisa diketahui bahwa
kegiatan kewirausahaan merupakan hal penting bagi mahasiswa untuk dapat
mengembangkan kreativitasnya.
Persoalan yang terjadi saat ini ialah kurangnya inovasi dalam memasarkan
makanan tradisional atau makanan yang sudah familiar. Oleh karena itu, kegiatan
wirausaha ini dilakukan untuk memunculkan kembali makanan tradisional dengan
inovasi baru. Dengan adanya usaha ini dapat menumbuhkembangkan makanan
tradisional dan yang sudah sangat familiar, kemudian mahasiswa dapat memperoleh
penghasilan tambahan dan memperoleh pengalaman berwirausaha

C. Identifikasi Peluang dan Kelayakan Usaha (SWOT)


Dalam merencanakan sebuah usaha, wirausahawan perlu menganalisis segala
bentuk kelebihan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman terkait produk atau jasa
yang akan dihasilkan. Hal ini sering kita sebut dengan analsis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, and Threat). Oleh karena itu, kami juga melakukan analisis
terhadap produk Pijo Sri Sticky Rice sebagai berikut.
1. Strength
a. Bakso kerikil memiliki rasa yang enak
b. Bahan yang digunakan sebagai bahan dasar adalah daging segar
c. Inovasi penambahan bumbu pedas membuat bakso kerikil lebih menarik
d. Harga yang ditentukan sesuai dengan kualitas rasa dan isi dari produk,
terlebih dengan pemanfaatan bahan-bahan yang berkualitas
e. Bakso kerikil ini berbeda dari segi bentuk maupun rasa dibandingkan
dengan bakso pada umumnya. Kemasannya juga dibuat simpel.
2. Weakness
a. Bakso tidak bisa bertahan begitu lama. Apabila tidak segera diolah akan
mengurangi kualitasnya.
b. Waktu produksi relatif lama karena banyak isi yang harus dimasak
3. Opportunity
a. Karena produk masih jarang ditemui di Jogja maka dimungkinkan akan
laku keras terutama di kalangan mahasiswa
b. Penjualan utama bakso kerikil dilakukan saat kuliah karena pada jam
istirahat biasanya mahasiswa jajan di kantin dan mencari makanan yang
mengenyangkan, enak, dan murah.
4. Threat
a. Dimungkinkan akan muncul banyak pedagang yang sama di beberapa
daerah jika tahu bahwa itu banyak peminatnya

D. Masalah yang Menjadi Prioritas


Didalam usaha pasti ada tantangan dan masalah dalam menjalankan suatu usaha.
Diantaranya adalah banyak juga pesaing yang memiliki usaha yang sama. Memiliki
pesaing tentu saja merupakan hal yang bisa dilihat dari 2 segi yaitu positifnya, kita
akan termotivasi dan berusaha untuk lebih baik daripada mereka yang bersaing
dengan kita, contohnya seperti kita membuat inovasi dari produk pisang ijo agar lebih
menarik lagi terhadap konsumen agar membeli produk yang kami jual.
Tantangan yang lainnya adalah menjaga konsistensi modal yang tersedia, jadi
maksudnya kita harus dapat mempertimbangkan mana yang menjadi prioritas dalam
bidang usaha produk. Kemudian tantangan yang lain adalah bagaimana cara
membuat usaha agar menjaga konsistensi usaha didalam keadaan apapun, terkadang
jika semua harga kebutuhan naik,otomatis semua akan mengikuti harga barang yag
naik tersebut. Sehingga mau tidak mau akan memaksa pengusaha untuk menaikan
harga dagangan. Terkadang pembeli ada yang mengeluhkan, jadi agar pembeli terus
di produk kami maka strategi yang akan kami jalankan adalah dengan menaikan
harga produk seminimal mungkin sesuai dengan kemampuan konsumen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Daging
Daging ialah bagian lunak pada hewan yang terbungkus kulit dan melekat
pada tulangyang menjadi bahan makanan. Daging tersusun sebagian besar dari
jaringan otot, ditambah dengan lemak yang melekat padanya, urat, serta tulang
rawan. Daging sapi adalah daging yang diperoleh dari sapi yang biasa dan umum
digunakan untuk keperluan konsumsi makanan (Wikipedia, 2013).
Daging adalah salah satu dari produk pangan yang mudah rusak disebabkan
daging kaya zat yang mengandung nitrogen, mineral, karbohidrat, dan kadar air yang
tinggi serta pH yang dibutuhkan mikroorganisme perusak dan pembusuk untuk
pertumbuhannya (komariah, 2004). Organ-organ misalnya hati, ginjal, otak, paru-
paru, jantung, limpa, pancreas, dan jaringan otot termasuk dalam definisi ini
(Soeparno, 2005).
Daging merupakan semua jaringan hewan dan semua produk hasil
pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak
menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Daging dapat diolah
dengan caradimasak, digoreng, dipanggang, disate, diasap, atau diolah menjadi
produk lain yang menarik, antara lain daging korned, sosis, dendeng dan abon
(Soeparno, 2005).
Banyak hal yang dapat mempengaruhi kualitas daging baik ketika
pemeliharaan ataupun ketika pengolahan. Faktor yang dapat mempengaruhi
penampilan daging selama proses sebelum pemotongan adalah perlakuan transportasi
dan istirahat yang dapat menentukan tingkat cekaman (stress) pada ternak yang pada
akhirnya akan menentukan kualitas daging yang dihasilkan (Sayuti, 2006).
Daging menurut SNI-01-3947-1995 adalah urat daging yang melekat pada
kerangka kecuali urat daging dari bagian bibir, hidung dan telinga yang berasal dari
hewan sehat pada saat dipotong (Dewan Standarisasi Nasional, 1995). Daging
didefinisikan sebagai daging mentah atau flesh dari hewan yang digunakan sebagai
makanan. Buckle et al. (1987) menyatakan bahwa daging merupakan bagan pangan
yang mudah rusak oleh mikroorganisme karena ketersediaan gizi di dalamnya yang
sangat mendukung untuk pertumbuhan mikroorganisme, terutama mikroba perusak.
Menurut Elveira (1988), daging sapi yang biasa digunakan untuk membuat
bakso adalah daging penutup (top side), gandik (silver side), dan lemusir (cube roll).
Penggunaan daging gandik menyebabkan bakso mempunyai kadar protein, daya iris
(shear WB), kecerahan dan kemerahan tertinggi, serta kadar lemak terendah
(Indarmono, 1987).
Daging adalah daging hewan yang digunakan sebagai makanan. Daging
didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan
jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan
gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Otot merupakan komponen utama
penyusun daging, otot hewan berubah menjadi daging setelah pemotongan karena
fungsi fisiologisnya telah terhenti. Faktor yang mempengaruhi kondisi ternak
sebelum pemotongan akan mempengaruhi tingkat konversi otot menjadi daging dan
juga kualitas daging yang dihasilkan (Anonim, 2010).
Daging tersusun dari jaringan ikat, epitelial, jaringan-jaringan saraf,
pembuluh darah dan lemak. Jumlah jaringan ikat berbeda diantara otot, jaringan ikat
berhubungan dengan kealotan daging. Otot skeletal merupakan sumber utama
jaringan otot daging. Otot skeletal mengandung sekitar 75 % air dengan kisaran 68-
80%, protein sekitar 19%, substansi-substansi non protein yang larut 3.5 % serta
lemak sekitar 2.5 % (Anonim, 2010).

B. Bakso
Bakso adalah produk daging yang banyak dikonsumsi dan sangat populer di
kalangan masyarakat. Menurut Standar Nasional Indonesia (1995) dalam Astiti
(2008), bakso daging adalah produk makanan yang berbentuk bulat atau lainnya yang
diperoleh dari campuran daging ternak (kadar daging tidak kurang dari 50%) dan pati
(serealia) dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain, serta bahan makanan
yang diijinkan. Kualitas bakso sangat ditentukan oleh kualitas bahan mentahnya
terutama jenis dan mutu daging, macam tepung yang digunakan serta
perbandingannya di dalam adonan (Astiti, 2008).
Bakso adalah salah satu makanan olahan yang berasal dari daging. ada
beberapa bumbu yanga biasa dimasukkan kedalam adonan bakso agar rasa bakso
lebih enak diantaranya adalah bawang putih. Selain untuk menambah kelezatan bakso
biasanya pembuat bakso juga menambahkan zat kimia untuk mengawetkan dan
memperindah bakso. Menurut Tarwiyal (2001) bakso yang bermutu bagus dapat
dibuat tanpa penambahan bahan kimia apapun. Tapi pada kenyataanya banyak
pembuat bakso yang menambahkan zat kimia pada baksonya. Menurut Wibowo
(2006) Beberapa pedagang baso sering menggunakanbahan tambahan pada
produknya, seperti bahan pemutih, bahan pengawet, boraks,fosfat (STPP), dan tawas.
Pengolahan bakso meliputi aspek penyediaan bahan baku yaitu daging,
tepung pati dan cara pengolahannya. Bahan tambahan yang biasanya digunakan
dalam pembuatan bakso adalah garam, es atau air es dan bumbu-bumbu. Tujuan
penggilingan daging adalah mencacah dan meningkatkan keseragaman ukuran
serabut otot dan jaringan ikat schingga distribusinya dapat merata. Selain itu emulsi
yang terbentuk akan lebih stabil (Purnomo, 1990).
Tekstur bakso ditentukan oleh kandungan air, kadar lemak, dan jenis
karbohidrat. Tekstur yang didapat dari semua bakso ini yaitu agak halus. Hal ini
dapat disebabkan pencampuran kacang yang tidak ditumbuk dengan halus pada
bakso kacang, kentang yang tidak halus pada bakso kentang dan penambahan ebi
serta jamur pada bakso jambi. Kandungan air yang tinggi akan menghasilkan bakso
dengan tekstur yang lembek, begitu juga dengan kadar lemak yang tinggi akan
menghasilkan bakso dengan tekstur yang berlubang-lubang (Octavianie, 2002).
Bahan-bahan bakso terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. Bahan utama
bakso adala daging, sedangkan bahan tambahan baks adalah bahan pengisi, garam, es
atau air es, bumbu-bumbu seperti lada, serta bahan penyedap (Sunarlim, 1992).
Bakso merupakan salah satu produk olahan daging yang banyak dikonsumsi
dan sangat popular di kalangan masyarakat. Pengolahan daging menjadi bakso
bertujuan untuk memperpanjang daya simpan, meningkatkan nilai estetika, dan
meningkatkan nilai ekonomis. Bakso merupakan produk olahan daging/ ikan/ tahu/
bahan lain yang telah dihaliskan, dicampur dengan bumbu dan tepung kemudian
dibentuk bulat – bulat dengan diameter 2-4 cm atau sesuai dengan selera (Wibowo,
1999).
BAB III
GAMBARAN PERENCANAAN PERUSAHAAN

A. Keadaan Lingkungan yang Menimbulkan Gagasan Usaha


Dunia kuliner di Yogyakarta kini mulai berkembang pesat. Mulai dari makanan
atau minuman yang unik yang tentu menarik minat konsumen. Salah satunya adalah
kuliner makanan dari Tionghoa yaitu bakso. Bakso itu sudah dikenal oleh semua
kalangan di Indonesia. Makanan ini sudah sangat familiar karena rasanya yang enak
dan harganya yang terjangkau. Kemudian kami mencoba inovasi baru bakso tersebut
dengan mengganti ukuran bakso, kemasan, dan rasanya. Sehingga kami ingin
menhidupkan kembali makanan tradisional Indonesia yang sudah familiar itu dengan
makanan modern yang selalu diminati orang-orang.
Kami juga ingin membuat inovasi baru dengan bakso kerikil yang tidak melulu
hanya berisi mie, sawi, tahu, tetelan, dan bihun. Kemudian kami membuat inovasi
bakso kerikil yang bisa dimakan kapanpun, dimanapun, dan bisa dibawa kemanapun.
Karena untuk bakso kerikil ini kami membuatnya menjadi bakso yang diberi bumbu
pedas dan dikemas dengan kemasan atau ditusuk, layaknya jajanan pada umumnya.

B. Potensi Sumber Daya dan Peluang Pasar


Dalam sebuah usaha, terdapat beberapa komponen sumber daya yang harus
dimiliki oleh pelaku usaha. Secara umum, sumber daya usaha biasa terdri atas 6 jenis
yaitu: 1) man, 2) money, 3) material, 4) machine, 5) method, 6) dan market.
1. Man (Manusia)
Dalam pendekatan ekonomi, sumber daya manusia merupakan salah satu
faktor produksi disamping tanah, modal, dan keterampilan. Manusia adalah
unsur manajemen yang paling penting dalam mencapai tujuan perusahaan.
Dalam kegiatan usaha ini, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan terdiri atas
empat orang pelaku usaha dengan pembagian tugas sebagai berikut.
Nama Jabatan Deskripsi Tugas
Nur Azizah Divisi Pemasaran Divisi pemasaran bertugas
untuk mengkoordinir
segala bentuk promosi,
pencatatan pemesanan, dan
pendistribusian produk.
Adelia Dian Ramadhanti Divisi Produksi Divisi produksi bertugas
untuk mengkoordinir
proses produksi mulai dari
pembelian bahan,
persiapan alat, produksi,
dan pengemasan.
Siti Dwi Cahyani Manager Manager bertugas untuk
mengkoordinir usaha
secara umum dibantu oleh
semua divisi.
Adelia Dian Ramadhanti Divisi Keuangan Divisi keuangan bertugas
dan Siti Dwi Cahyani untuk mengelola keluar
masuknya uang produksi.

2. Money (Uang)
Money atau uang adalah salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang adalah
alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan bisa diukur dari segi
jumlah uang yang beredar di suatu perusahaan atau industri. Lebih lengkapnya,
anggaran dana untuk kegiatan usaha ini telah tercantum pada bagian BAB IV.
3. Material (Bahan)
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan ini, seperti tertulis dalam proposal,
mudah didapatkan di daerah setempat dengan harga yang relatif murah sehingga
dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi usaha.
4. Machine (Mesin/Alat)
Alat yang dgunakan seperti tertulis di dalam proposal menggunakan alat-alat
rumah tangga pada umumnya sehingga dapat memperlancar proses produksi maupun
distribusi.
5. Method (Metode)
Metode yang digunakan dalam proses usaha ini telah disesuaikan dengan
kapabilitas perusahaan yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Adapun,
proses produksi secara lebih lanjut telah tertulis di dalam proposal ini.
6. Market (Pasar)
Sasaran dari kegiatan usaha ini adalah kalangan mahasiswa dan masyarakat di
sekitar. Sasaran ditentukan berdasarkan survey terhadap animo konsumen terhadap
produk perusahaan.

C. Gambaran Usaha yang Menjanjikan Profit untuk Menjamin Keberlanjutan


Usaha yang bernama “Bakso Kerikil” ini akan menjual bakso yang
dikreasikan dikreasikan dengan bumbu pedas. Di sini kami membuat bakso yang
di campur dengan bumbu pedas sebagai inovasinya. Bakso yang ada dibuat
dengan ukuran lebih kecil dari biasanya. Bakso kerikil ini disajikan dengan
bumbu pedas sebagai penguat rasa selain dari rasa bakso itu sendiri.
Penyajiannya juga dengan kemasan yang simpel namun tetap layak dan menarik.
Usaha kami kedepannya memiliki prospek yang menjanjikan, karena suatu hari
nanti kami memiliki target mendirikan sebuah warung bakso yang di dalamnya
menjual berbagai kreasi bakso dan makanan tradisional lainnya. Target jangka
pendek kami yaitu melakukan promosi-promosi baik itu dari mulut ke mulut,
menjajakan di tempat-tempat ramai, dan melalui media sosial.
BAB IV
METODE PELAKSANAAN

A. Tahapan Pekerjaan dalam Menyelesaikan Masalah


Tahapan pekerjaan perusakaan kami terbagi ke dalam tiga proses yaitu: a)
persiapan, b) pelaksanaan, dan c) evaluasi. Penjelasan untuk masing-masing tahap
adalah sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
Pertama-tama, kami melakukan analisis terhadap segala bentuk kelebihan,
kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang berkaitan dengan produk kami.
Dengan demikian, kami dapat mengetahui apakah produk kami layak bagi calon
konsumen. Setelah mengetahui kelayakan produk, maka persiapan yang
dilakukan selanjutnya adalah pembagian tugas dan penyusunan jadwal kegiatan.
2. Tahap Pelaksanaan
Kami melakukan produksi secara mandiri di rumah salah satu anggota
perusahaan yang bertempat di Kalasan. Produksi dimulai dari persiapan alat dan
bahan hingga pengemasan dan diakhiri dengan pemasaran. Adapun, alat, bahan,
dan langkah produksi untuk 8 buah cup Pijo Sri adalah sebagai berikut.
a. ALAT:
 Blender  Panci
 Penggorengan  Spatula
 Pisau  Sendok

b. BAHAN
 bakso
 cabai
 bawang merah
 bawang putih
 garam
 gula
 air
 daun jeruk
c. LANGKAH PEMBUATAN:
1) Rebus bakso kemudian tiriskan
2) Sembari menunggu bakso, siapkan bumbu dengan diblender
3) Panaskan penggorengan kemudian tumis bumbu yang sudah halus
tersebut
4) Setelah harum tambahkan air dan gula
5) Tunggu air ingga sedikit berkurang
6) Setelah bumbu matang dan airnya berkurang masukkan bakso yang
sudah direbus

PLATING
1) Tusuk bakso kerikil yang sudah matang dengan tusuk sate
2) Bisa juga dikemas dengan menggunakan mika
3) Setelah dikemas diberi tambahan bumbu pedas lagi
4) Bakso kerikil pedas siap dipasarkan

3. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini, kami melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh
kemajuan perusahaan. Proses evaluasi dilakukan setelah melakukan pemasaran.
Di samping itu, kami juga melkaukan penghitungan laba perusahaan dan usaha
keberlanjutan perusahaan.

B. Tujuan Usaha
Tujuan usaha merupakan komponen penting yang perlu dirumuskan oleh
wirausahawan sebelum memulai usaha. Sejalan dengan hal tersebut, kami telah
merumuskan beberapa tujuan usaha yang menjadi acuan kami dalam
menentukan langkah usaha yaitu:
1) mengenalkan bakso kerikil pedas kepada masyarakat Jogjakarta,
2) menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa,
3) mendapatakan keuntungan,
4) mmbuat gebrakan baru pada makanan yang sudah familiar,
5) mengembalikan eksistensi makanan tradisional, dan
6) menjadi contoh bagi kaum muda agar berani berinovasi dan menunjukkan
kreatifitasnya.
BAB V
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Rencana Biaya Usaha


Untuk mendukung lancarnya kegiatan usaha Bakso Kerikil, kami menyusun
anggaran dana kegiatan sebagai acuan untuk melakukan usaha. Adapaun,
anggaran dana kegiatan yang telah kami susun adalah sebagai berikut.

1. BIAYA OPERASI
a. Kebutuhan Bahan Baku
No Uraian Vol Satuan Harga/sat Jumlah (Rp)
1. Air 1 liter 5.000 5.000
2. Gula pasir ½ kg 12.000 6.000
3. Bakso 800 butir 200 160.000
4. Cabe rawit ¼ kg 60.000 15.000
5. Cabe keriting 1 kg 20.000 2.000
merah
6. Bawang merah 1 ons 4.000 4.000
7. Bawang putih ¼ ons 2.000 500
8. Garam ¼ plastik 6.000 1.500
9. Tomat ¼ kg 14.000 3.500
10. Minyak goreng ¼ liter 10.000 2.500
TOTAL 200.000

b. Kebutuhan Bahan Pembantu


No Uraian Vol Satuan Harga/sat Jumlah (Rp)
1. Tusukan 200 buah 50 10.000
TOTAL 10.000

c. Kebutuhan Biaya Operasional


No Uraian Vol Satuan Harga/sat Jumlah (Rp)
1. Gas ½ tabung 12.000 10.000
2. Kuota Internet ½ GB 16.000 8.000
TOTAL 18.000

3. GAJI DAN UPAH KERJA


No. Uraian Vol Satuan Harga/sat Jumlah (Rp)

1. Tenaga ahli 1 Orang 8.000 8.000


2. Pekerja 2 Orang 6.000 12.000
TOTAL 20.000

4. MENGHITUNG HARGA JUAL


No. Uraian Jumlah biaya (Rp.)
1. Biaya Kebutuhan Bahan Baku 200.000
2. Biaya Kebutuhan Bahan Pembantu 10.000
3. Biaya Operasional 18.000
4. Gaji dan Upah Kerja 20.000
JUMLAH 248.000
Margin keuntungan yang diharapkan 66 %
1. Harga jual produk per unit
HPP = Modal (kecuali biaya investasi) :
Produksi
HPP = Rp. 248.000 : 200
HPP = Rp. 1.240
HPP = Rp. 1.200
2. Perkiraan laba rugi
Laba yang diinginkan = 66% × HPP
= 66% × Rp. 1.200
= Rp. 792
Harga jual = Laba + HPP
= Rp. 792 + Rp. 1.200
= Rp. 1.992
= Rp. 2.000
3. Perhitungan BEP per produksi
BEP = Total biaya : Harga jual rata-rata
= 62.000 : 2.000
= 31 tusuk

Untuk mencapai BEP harus menjual 31 tusuk per produksi


4. Perkiraaan pendapatan
Target per-hari = 31 tusuk
Pendapatan per produksi = 31 × Rp 2.000
= Rp 62.000
Pendapatan per 4 kali produksi = 200 × Rp. 2.000
= Rp. 400.000

B. Jadwal Kegiatan
Untuk mendukung lancarnya kegiatan usaha Pijo Sri Sticky Rice, kami
menyusun jadwal kegiatan sebagai acuan untuk melakukan usaha. Adapaun,
jadwal kegiatan yang telah kami sususn adalah sebagai berikut.
Bulan

No Jenis Kegiatan Maret April Mei

1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan proposal

2 Pembuatan tester

3 Pembuatan akun
instragram

5 Libur

6 Membeli bahan utama

8 Proses poduksi

9 Pemasaran

10 Evaluasi dan
perhitungan laba
11 Pembuatan laporan
usaha
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Konsumsi Daging Masyarakat. Jurusan Teknologi Pangandan Gizi IPB.
Bogor.

Astiti. 2008. Pembuatan Daging Bakso. (Online). (http:// Fatimah_Astiti. blogspot.com.


Diakses pada hari Minggu 19 Mei 2019).

Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleet dan M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan


Terjemahan: H. Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Dewan Standardisasi Nasional. 1995. SNI 01-3818, Bakso Daging. Dewan Standardisasi
Nasional, Jakarta.

Elveira, G. 1988. Pengaruh pelayuan daging sapi terhadap mutu bakso sapi. Skripsi.
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Indarmono, T. P. 1987. Pengaruh lama pelayuan dan jenis daging karkas serta jumlah es
yang ditambahkan ke dalam adonan fisikokimia bakso sapi. Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Komariah, I. I. Arief, & Y. Wiguna. 2004. Kualitas Fisik dan Mikroba Daging Sapi yang
Ditambah Jahe (Zingiber officinale Roscoe) pada Konsentrasi dan Lama
Penyimpanan yang Berbeda. Media Peternakan. 27(2): 46-54

Octavianie, Y. 2002. Kandungan Gizi dan Palatabilitas bakso Campuran Daging dan
Jantung Sapi. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Purnomo, H. 1990. Kajian mutu bakso daging, bakso urat dan bakso aci di Bogor. Skripsi.
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging Cetakan Keempat. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.

Tarwiyal, Kemal. 2001. Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil. (Online).


(http://www.ristek.go.id. Diakses Pada Hari Minggu 19 Mei 2019).

Wikipedia, 2013. Daging Sapi. (Online). (http://id.wikipedia.org/wiki/Daging_ sapi Diakses


Pada Hari Minggu 19 Mei 2019).

Wikipedia, 2013. Daging. (Online). (http://id.wikipedia.org/wiki/Daging Diakses Pada Hari


Minggu 19 Mei 2019.

Wibowo, Singgih. 2006. Pembuatan Bakso Ikan dan Bakso Daging . Penebar Swadaya.
Jakarta.
LAPORAN
KEMAJUAN
USAHA
A. Matriks Rencana Pencapaian Per Minggu
Bulan

No Jenis Kegiatan Maret April Mei

1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan proposal

2 Pembuatan tester

3 Pembuatan akun
instragram

5 Libur

6 Membeli bahan utama

8 Proses poduksi

9 Pemasaran

10 Evaluasi dan
perhitungan laba

11 Pembuatan laporan
usaha

B. Grafik Kemajuan Usaha


Terdapat 200 produk bakso kerikil yang telah terjual sehingga dapat
diperoleh total pendapatan sebesar Rp 400.000. Produk tersebut terjual selama 4
kali penjualan sehingga setiap kali penjualan terdapat 50 produk bakso kerikil
yang terjual dengan pendapatan Rp 100.000 setiap kali penjualan.
Produk yang Terjual
60
50
40
30
20
Produk yang Terjual
10
0
Penjualan Penjualan Penjualan Penjualan
Pertama Kedua (Minggu Ketiga (Minggu Keempat
(Minggu ke-3 ke-3 April) ke-4 April) (Minggu ke-4
April) April)

Pendapatan dari Produk yang Terjual


Rp120.000

Rp100.000

Rp80.000

Rp60.000

Rp40.000 Pendapatan dari Produk


yang Terjual
Rp20.000

Rp0
Penjualan Penjualan Penjualan Penjualan
Pertama Kedua Ketiga Keempat
(Minggu ke- (Minggu ke- (Minggu ke- (Minggu ke-
3 April) 3 April) 4 April) 4 April)

C. Peran Masing-Masing Anggota


No. Nama Keterangan
Ketua
 Memantau proses pemasaran
 Memantau proses produksi
1. Siti Dwi Cahyani
 Membuat akun instagram
 Mengawasi dan menghitung keuangan
 Membantu proses pemasaran
2. Adelia Dian Ramadhanti Manajer
 Menyiapkan alat dan bahan produksi
 Menyediakan tempat produksi
 Membantu produksi
 Menentukan harga, tempat produksi, dan
tempat penjualan
 Mengatur keluar-masuknya keungan
perusahaan
3. Nur Azizah Anggota
 Melakukan pemasaran
 Membantu proses penjualan
 Menghitung perkiraan modal awal
 Membantu menyiapkan alat dan bahan
 Membantu produksi
 Membantu proses pemasaran
LAPORAN
KEUANGAN
NERACA PENDAPATAN
“BAKSO KERIKIL”

No. Rek Nama Rekening Debet (Rp.) Kredit (Rp.)


1101 Kas 344.000
1102 Piutang
1103 Piutang sewa
1104 Perlengkapan 20.000
1201 Tanah
2101 Hutang
2102 Hutang gaji 20.000
3101 Modal 200.000
3102 Prive
4101 Pendapatan 400.000
5101 Beban gaji 20.000
5103 Beban lain-lain 248.000
5104 Beban perlengkapan 20.000
5105 Beban iklan 8.000
Saldo 640.000 640.000
Keterangan:
 Gaji dibayarkan diakhir kegiatan usaha.
 Beban lain-lain digunakan untuk membeli bahan baku dan bahan pendukung
produksi,
 Beban iklan digunakan untuk biaya pemasaran berupa pembelian kuota.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai