Praktikum acara kedua yaitu Analisis XRD (X-Ray Diffraction)., praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral apa saja yang ada pada sampel yang
telah di preparasi pada acara sebelumnya. Pada praktikum kali ini, praktikan di ajari
cara dan proses pengoperasian alat XRD (X-Ray Diffraction).
Hasil dari analisis XRD yang terbaca oleh komputer berupa grafik difraktogram.
Grafik difaktogram XRD ini memperlihatkan bahwa adanya puncak-puncak atau peak-
peak yang dominan lebih tinggi dibandingkan peak-peak yang lain. Intensitas peak
diplot dalam sumbu y dan sudut difraksi diplot dalam sumbu x.Intensitas yang terjadi
akan berbanding lurus dengan jumlah foton sinar-X yang telah terdekteksi oleh
detektor untuk setiap sudutnya. Posisi dari setiap peak ini tergantung dari struktur
kristalnya. Interpretasi difraktogram data XRD dapat dilakukan dengan cara
menentukan mineral yang paling dominan, kemudian mencari mineral asosiasinya
untuk menentukan mineral berikutnya yang terkandung dalam sampel tersebut.
Setelah itu, cocokkan data XRD dengan database yang terdapat pada webmineral.com
atau pada mindat.org.
Praktikum acara ketiga yaitu analisis XRF (X-ray Fluorescence). Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui jenis unsur/senyawa dan presentase dari suatu sampel.
Praktikan diajari cara serta tahapan-tahapan dalam proses analisis menggunakan alat
XRF. Preparasi sampel pada praktikum ini juga berbeda. Sampel dimasukkan ke dalam
sebuah preparat yang berbentuk seperti cincin lalu di press menggunakan alat hidrolik
press. Sampel bubuk yang telah padat tadi kemudian dimasukkan ke alat XRF yang
dimana alat XRF ini sudah didinginkan menggunakan nitrogen pada suhu -165 o C. Alat
ini menghasilkan data berupa kandungan senyawa serta persentasenya. Sehingga
dengan data tersebut, praktikan dapat menentukan nama batuan dari sampel tersebut.
Prinsip kerja dari alat XRF yaitu X-Ray ditembakkan pada sampel, jika selama
proses penembakan X-Ray mempunyai energi yang cukup maka elektron akan
terlempar dari kulitnya yang lebih dalam yaitu kulit K dan menciptakan kekosongan
pada kulitnya yang mengakibatkan kondisi yang tidak stabil pada atom, maka elektron
dari dari tingkat energi yang lebih tinggi misalnya dari kulit L dan M akan berpindah
menempati kekosongan tersebut. Emisi yang dikeluarkan oleh setiap material memiliki
karakteristik khusus. Proses tersebut memberikan karakteristik dari X-Ray, yang
energinya berasal dari perbedaan energi ikatan antar kulit yang berhubungan. Proses
untuk mendeteksi dan menganalisis X-Ray yang dihasilkan disebut X-Ray Fluorescence
Analisis. Penggunaan spektrum X-Ray pada saat penyinaran suatu material akan
didapatkan multiple peak pada intensitas yang berbeda.
Praktikum acara kelima yaitu analisis proksimat. Analisis ini digunakan untuk
mengetahui kandungan air (Moisture content), kandungan abu (ash content), zat
terbang (volatile matter), dan karbon tertambat (fixed carbon) pada sampel batubara.
Sebelumnya sampel tersebut sudah dipreparasi yaitu dengan cara digerus
menggunakan agate mortar lalu diayak dengan ayakan ukuran 65 mesh.
Analisis ini diawali dengan menentukan kandungan air (Moisture content),
tahapannya diawali dengan menimbang cawan kosong dengan neraca analitik,
kemudian memasukkan 1 gram sampel ke dalam cawan dan menimbangnya. Cawan
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam muffle furnace dengan suhu 105o C selama
kurang lebih satu jam. Kemudian cawan didinginkan dan ditimbang berat akhirnya.
Kedua yaitu menentukan kandungan abu (ash content) yaitu diawali dengan
menimbang cawan kosong dengan neraca analitik, kemudian memasukkan 1 gram
sampel ke dalam cawan dan menimbangnya. Cawan tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam muffle furnace dengan suhu 750o C selama kurang lebih dua jam. Kemudian
cawan didinginkan dan ditimbang berat akhirnya. Ketiga yaitu menetukan zat terbang
(volatile matter). Tahapannya diawali dengan menimbang cawan kososng beserta
tutupnya dengan neraca analitik, kemudian memasukkan 1 gram sampel ke dalam
cawan dan menimbangnya. Cawan tersebut kemudian ditutup serta langsung
dimasukkan ke dalam muffle furnace dengan suhu 950o C selama kurang lebih 7
menit. Kemudian cawan didinginkan dan ditimbang berat akhirnya. Data-data tersebut
kemudian diolah menggunakan rumus yang telah ada. Terakhir untuk menentukan
fixed carbon yaitu dengan menggunakan data-data dari nilai moisture content, ash
content, dan volatile matter. Sehingga berdasarkan hasil analisis ini bisa ditentukan
kualitas (rank) dari sampel batubara tersebut.