Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN SETIAP ACARA

PRAKTIKUM KARAKTERISASI BAHAN TAMBANG

ACARA I: PREPARASI SAMPEL BUBUK


Praktikum acara pertama ini preparasi sampel bubuk dimulai dengan
menyiapkan alat dan bahan yang akan dibutuhkan dalam praktikum, kemudian
melakukan pegurangan ukuran butir batuan dengan menggunakan palu geologi,
kemudian dimasukkan kedalam kantong sampel, setelah itu membersihkan mortar baja
dan agate mortar agar terhindar dari pengotor dengan menggunakan alkohol dan
tissu, selanjutnya melakukan pengurangan ukuran butir dengan melakukan
penggerusan dengan mortar. Penggerusan dilakukan sampai sampel benar benar
halus, Setelah dilakukan penggerusan sampel kemudian diayak menggunakan ayakan
dengan ukuran 200 mesh, selanjutnya masukkan sampel yang telah halus ke dalam
kantong sampel, kemudian timbang menggunakan neraca hingga berat 20 gram.
Sifat ketergerusan suatu mineral beragam, ada mineral yang mudah hancur
adapun mineral yang memerlukan waktu yang lama untuk hancur hingga halus.
Kejadian ini bergantung pada bagaimana tingkat kekerasan batuan berdasarkan skala
Mohs dan ukuran butir yang dimiliki sampel yang telah diklasifikasikan pada skala
Wentworth maupun Atterbergs.

ACARA II: ANALISIS XRD

Praktikum acara kedua yaitu Analisis XRD (X-Ray Diffraction)., praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral apa saja yang ada pada sampel yang
telah di preparasi pada acara sebelumnya. Pada praktikum kali ini, praktikan di ajari
cara dan proses pengoperasian alat XRD (X-Ray Diffraction).
Hasil dari analisis XRD yang terbaca oleh komputer berupa grafik difraktogram.
Grafik difaktogram XRD ini memperlihatkan bahwa adanya puncak-puncak atau peak-
peak yang dominan lebih tinggi dibandingkan peak-peak yang lain. Intensitas peak
diplot dalam sumbu y dan sudut difraksi diplot dalam sumbu x.Intensitas yang terjadi
akan berbanding lurus dengan jumlah foton sinar-X yang telah terdekteksi oleh
detektor untuk setiap sudutnya. Posisi dari setiap peak ini tergantung dari struktur
kristalnya. Interpretasi difraktogram data XRD dapat dilakukan dengan cara
menentukan mineral yang paling dominan, kemudian mencari mineral asosiasinya
untuk menentukan mineral berikutnya yang terkandung dalam sampel tersebut.
Setelah itu, cocokkan data XRD dengan database yang terdapat pada webmineral.com
atau pada mindat.org.

ACARA III: ANALISIS XRF

Praktikum acara ketiga yaitu analisis XRF (X-ray Fluorescence). Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui jenis unsur/senyawa dan presentase dari suatu sampel.
Praktikan diajari cara serta tahapan-tahapan dalam proses analisis menggunakan alat
XRF. Preparasi sampel pada praktikum ini juga berbeda. Sampel dimasukkan ke dalam
sebuah preparat yang berbentuk seperti cincin lalu di press menggunakan alat hidrolik
press. Sampel bubuk yang telah padat tadi kemudian dimasukkan ke alat XRF yang
dimana alat XRF ini sudah didinginkan menggunakan nitrogen pada suhu -165 o C. Alat
ini menghasilkan data berupa kandungan senyawa serta persentasenya. Sehingga
dengan data tersebut, praktikan dapat menentukan nama batuan dari sampel tersebut.
Prinsip kerja dari alat XRF yaitu X-Ray ditembakkan pada sampel, jika selama
proses penembakan X-Ray mempunyai energi yang cukup maka elektron akan
terlempar dari kulitnya yang lebih dalam yaitu kulit K dan menciptakan kekosongan
pada kulitnya yang mengakibatkan kondisi yang tidak stabil pada atom, maka elektron
dari dari tingkat energi yang lebih tinggi misalnya dari kulit L dan M akan berpindah
menempati kekosongan tersebut. Emisi yang dikeluarkan oleh setiap material memiliki
karakteristik khusus. Proses tersebut memberikan karakteristik dari X-Ray, yang
energinya berasal dari perbedaan energi ikatan antar kulit yang berhubungan. Proses
untuk mendeteksi dan menganalisis X-Ray yang dihasilkan disebut X-Ray Fluorescence
Analisis. Penggunaan spektrum X-Ray pada saat penyinaran suatu material akan
didapatkan multiple peak pada intensitas yang berbeda.

ACARA IV: ANALISIS LOSS ON IGNITION


Praktikum acara keempat yaitu analisis Loss On Ignition (LOI) merupakan
metode analisis yang digunakan dalam kimia analitik anorganik ilmu tanah dalam
menganalisis mineral dan susunan kimiawi tanah, dimana terdiri dari pemanasan yang
kuat hingga material sampel yang ada menghilang pada suhu dan waktu tertentu.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kegunaan analisis Loss on Ignition
dalam pertambangan, persentase Loss on Ignition pada sampel, dan mengetahui
hubungan antara Loss on Ignition dengan sampel yang dianalisis. pertama menimbang
berat cawan kosong kemudian menyiapkan sampel bubuk sebanyak 1 gram dan
memasukkannya ke dalam cawan untuk diukur beratnya menggunakan neraca analitik,
setelah itu memasukkan cawan yang berisi sampel bubuk ke dalam muffle furnace
yang sudah terlebih dahulu diatur suhunya. kemudian dipanaskan selama 1 jam,
kemudian setelah dipanaskan selama 1 jam, sampel dimasukkan ke dalam desiccator
untuk didinginkan selama 15 menit lalu mengukur kembali berat sampel dengan
neraca analitik untuk dilakukan perhitungan kandungan Loss on Ignition pada sampel.

ACARA V: ANALISIS PROKSIMAT

Praktikum acara kelima yaitu analisis proksimat. Analisis ini digunakan untuk
mengetahui kandungan air (Moisture content), kandungan abu (ash content), zat
terbang (volatile matter), dan karbon tertambat (fixed carbon) pada sampel batubara.
Sebelumnya sampel tersebut sudah dipreparasi yaitu dengan cara digerus
menggunakan agate mortar lalu diayak dengan ayakan ukuran 65 mesh.
Analisis ini diawali dengan menentukan kandungan air (Moisture content),
tahapannya diawali dengan menimbang cawan kosong dengan neraca analitik,
kemudian memasukkan 1 gram sampel ke dalam cawan dan menimbangnya. Cawan
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam muffle furnace dengan suhu 105o C selama
kurang lebih satu jam. Kemudian cawan didinginkan dan ditimbang berat akhirnya.
Kedua yaitu menentukan kandungan abu (ash content) yaitu diawali dengan
menimbang cawan kosong dengan neraca analitik, kemudian memasukkan 1 gram
sampel ke dalam cawan dan menimbangnya. Cawan tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam muffle furnace dengan suhu 750o C selama kurang lebih dua jam. Kemudian
cawan didinginkan dan ditimbang berat akhirnya. Ketiga yaitu menetukan zat terbang
(volatile matter). Tahapannya diawali dengan menimbang cawan kososng beserta
tutupnya dengan neraca analitik, kemudian memasukkan 1 gram sampel ke dalam
cawan dan menimbangnya. Cawan tersebut kemudian ditutup serta langsung
dimasukkan ke dalam muffle furnace dengan suhu 950o C selama kurang lebih 7
menit. Kemudian cawan didinginkan dan ditimbang berat akhirnya. Data-data tersebut
kemudian diolah menggunakan rumus yang telah ada. Terakhir untuk menentukan
fixed carbon yaitu dengan menggunakan data-data dari nilai moisture content, ash
content, dan volatile matter. Sehingga berdasarkan hasil analisis ini bisa ditentukan
kualitas (rank) dari sampel batubara tersebut.

Acara yang paling dipahami yaitu Acara I: Preparasi Sampel.


Acara yang paling tidak dipahami yaitu Acara II: Analisis XRD.
AUTOBIOGRAFI

Anda mungkin juga menyukai