Anda di halaman 1dari 3

menjadi sebagai ummat pertengahan

Islam adalah agama yang sejalan dengan fitrah manusia. Allah


memerintahkan manusia agar menghadapkan wajah kepada agamaNya
semata. Allah berfirman. ‫اس َعلَ ْي َها ۚ اَل َت ْبدِي َل‬ َ ‫ين َحنِي ًفا ۚ ف ِْط َر‬
َ ‫ت هَّللا ِ الَّتِي َف َط َر ال َّن‬ ِ ‫َفَأقِ ْم َوجْ َه َك لِل ِّد‬
ٰ ٰ
ِ ‫ ل َِخ ْل ِق هَّللا ِ ۚ َذل َِك ال ِّدينُ ْال َق ِّي ُم َولَكِنَّ َأ ْك َث َر ال َّن‬Maka hadapkanlah wajahmu dengan
َ ‫اس اَل َيعْ لَم‬
‫ُون‬
lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui. [Ar Rum : 30]. Maka setiap penyimpangan dari rel-rel agama
berarti penyimpangan dari nilai-nilai fitrah manusia yang suci. Allah
menurunkan agama sebagai pedoman hidup manusia bukan untuk
menyusahkan atau menyengsarakan, tetapi untuk menata kehidupan
manusia di dunia dan kebahagiaan di akhirat, mengatur mu’amalah
(interaksi) mereka kepada Allah, hubungan antara sesama manusia,
dengan makhluk-makhluk lainnya, seperti: jin, malaikat, hewan serta
dengan alam sekitarnya. Islam telah mengatur ekosistem kehidupan
menurut sunnatullah yang membawa berkah bagi semua. Bahkan
keseimbangan tersebut sekaligus menunjukkan keindahan Islam. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman. ‫آن لِ َت ْش َق ٰى ِإاَّل َت ْذك َِر ًة لِّ َمن َي ْخ َش ٰى‬ َ ْ‫ْك ْالقُر‬ َ ‫ َما َأ‬Kami
َ ‫نز ْل َنا َعلَي‬
tidak menurunkan Al Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi
sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah). [Thaahaa:2-3].
Syaikh Abdurrahman As Sa’di menyatakan dalam tafsirnya (halaman 584,
surat Thaahaa ayat 2-3): “Maksud diturunkannya wahyu dan Al Qur’an
kepadamu serta ditetapkannya syariat bukanlah untuk membuat kamu
sengsara. Tidak ada syariat yang memberatkan manusia dan tidak mampu
mereka kerjakan. Namun wahyu, Al Qur’an dan syariat itu ditetapkan oleh
Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah jadikan sebagai
pengantar kepada kebahagiaan, keberuntungan dan kemenangan. Allah
telah memudahkannya dengan semudah-mudahnya dan telah
memudahkan seluruh jalan dan pintu-pintunya. Allah menjadikannya
sebagai nutrisi bagi hati dan jiwa serta sebagai penyegar bagi tubuh
mereka. Dapat diterima oleh fitrah yang lurus dan akal yang sehat, karena
mengetahui kandungannya, yaitu kebaikan dunia dan akhirat.” Memang
benar-benar seimbang dan mudah. Itulah karakter syari’at terakhir yang
menghapus syari’at-syariat terdahulu. Seimbang dengan hajat dan
kebutuhan manusia secara duniawi maupun ukhrawi dan mudah untuk
dilakukan. Sebagai contoh, kalau kita ingin mengangkat satu benda yang
berat, bila kita angkat tepat pada titik keseimbangannya, maka akan
mudah diangkat. Namun bila tidak tepat pada titik keseimbangannya, maka
akan sulit diangkat. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan tentang
kemudahan dan keseimbangan ini dalam ayat-ayatNya. Di antaranya : ‫ه َُو‬
ِ ‫ اجْ َت َبا ُك ْم َو َما َج َع َل َعلَ ْي ُك ْم فِي ال ِّد‬Allah sekali-kali tidak menjadikan untuk
‫ين مِنْ َح َر ٍج‬
kamu dalam agama suatu kesempitan. [Al Hajj:78]. ‫ي ُِري ُد هَّللا ُ ِب ُك ُم ْاليُسْ َر َواَل ي ُِري ُد ِب ُك ُم‬
‫ ْالعُسْ َر‬Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. [Al Baqarah:185]. Allah juga menjelaskan tentang
keseimbangan dalam Islam dalam firmanNya: ‫ َو َك ٰ َذل َِك َج َع ْل َنا ُك ْم ُأم ًَّة َو َس ًطا‬Dan
demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat yang
adil. [Al Baqarah : 143]

Referensi: https://almanhaj.or.id/2973-keseimbangan-dan-kemudahan-
dalam-islam.html
1. Agar peserta mampu menyeimbangkan antar ilmu dan amal

Sesungguhnya agama ini sangat mudah. Dan tiada seseorang yang


mencoba mempersulit diri dalam agama ini melainkan ia pasti kalah.
[HR Al Bukhari]. Dalam riwayat lain disebutkan: ،‫اغ ُد ْوا َور ُْوح ُْوا‬ ْ ‫ َو‬،‫ارب ُْوا‬
ِ ‫ َو َق‬،‫َس ِّد ُد ْوا‬
‫ َو َشي ٌء م َِن ال ُّد ْل َجةِ؛ ال َقصْ دَ ال َقصْ دَ َت ْبلُ ُغ ْوا‬Sederhanalah dalam beramal, mendekatlah
pada kesempurnaan, pergunakanlah waktu pagi dan sore serta sedikit
dari waktu malam. Bersahajalah, niscaya kalian akan sampai tujuan.
[HR Al Bukhari]. Berkenaan dengan hadits ini, Imam Al Bukhari telah
menuliskan sebuah bab yang berjudul Ad Diin Yusr (Agama itu mudah).

Referensi: https://almanhaj.or.id/2973-keseimbangan-dan-kemudahan-
dalam-islam.html
2. Agar peserta mampu rasa takut dan harapan

3. Agar peserta mampu seimbang menjalankan ajaran agama

Anda mungkin juga menyukai