Anda di halaman 1dari 4

Denosumab

- Berfungsi untuk meningkatkan bone mineral density (BMD) dan


menurunkan risiko fraktur pada pasien dengan post menopausal
osteoporosis
- Dosis: injeksi subkutan 60 mg setiap 6 bulan sekali. Pasien harus
mengkonsumsi suplemen kalsium 1000 mg per hari dan vitamin D 400 IU
per hari.
- Indikasi: post-menopausal osteoporosis, bone loss pada pasien yang
menjalani ablasi hormon untuk ca prostat
- Efek samping: hipokalsemia, gangguan ginjal, infeksi kulit/selulitis,
osteonekrosis rahang, fraktur atipikal pada femur.
- Denosumab menurunkan risiko fraktur vertebrae sebesar 61%, 71%, 68%
pada 1,2,3 tahun penggunaan.
- Kejadian fraktur panggul pada pasien dengan denosumab sebesar 0,7%
dibandingkan dengan plasebo 1,2%.
-

Jurnal: Denosumab for Prevention of Fractures in Postmenopausal Women with


Osteoporosis
- Denosumab adalah antibodi reseptor aktivator RANK-L yang menghambat
RANK dan dapat menginhibisi aktivitas osteoklas, mengurangi resorpsi
tulang, dan meningkatkan densitas tulang.
- Perbandingan dengan plasebo, penggunaan denosumab 6 bulan sekali
selama 36 bulan dapat menurunkan risiko fraktur panggul sebesar 40%,
menurunkan risiko fraktur vertebrae sebesar 68%, dan menurunakn risiko
fraktur non vertebrae sebesar 20% pada wanita dengan osteoporosis. Studi
ini menggunakan 7.868 wanita berusia 60-90 tahun sebagai sampel
penelitian.
- Terapi denosumab selama 3 tahun meningkatkan densitas tulang pada
lumbar sebesar 9% dan tulang panggul sebesar 6%. Hal ini menunjukkan
bahwa denosumab meningkatkan BMD lebih baik dari alendronate.
- Tidak ditemukan risiko kanker, infeksi, penyakit kardiovaskular, delayed
fracture healing, atau hipokalsemia pada penggunaan injeksi denosumab
selama 3 tahun.
- Menurunnya risiko fraktur vertebrae oleh denosumab serupa dengan asam
zoledronat bahkan lebih baik untuk osteoporosis.
- Denosumab menurunkan resorpsi tulang sebesar 86% selama 1 bulan,
paling baik di antara obat anti resorptif lain.

Jurnal: 10 years of denosumab treatment in postmenopausal women with


osteoporosis: results from the phase 3 randomised FREEDOM trial and open-label
extension
- Pada penelitian penggunaan denosumab selama 10 tahun, ditemukan
bahwa BMD terus meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian ini
melanjutkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan terapi denosumab
selama 3 tahun. dari 7080 sampel dari penelitian sebelumnya, hanya 5928
(76%) yang dapat mengikuti penelitian ini.
- Pasien yang awalnya menggunakan placebo kemudian menggunakan
denosumab mengalami kenaikan BMD meskipun tidak setinggi pasien yang
sudah menggunakan denosumab sebelumnya.

- Efek samping yang terjadi pada follow-up pasien yang menggunakan


denosumab selama 10 tahun antara lain infeksi, osteonekrosis rahang,
dermatitis, hipokalsemia, dan pankreatitis. Efek samping secara umum
terjadi pada 11,5-14,4 per 100 pasien tiap tahun. Namun efek samping
serius yang terjadi kurang dari 0,1 per 100 pasien tiap tahun. Terjadinya
fraktur vertebrae sekitar 0,9-1,86% dan non vertebrae 0,84-2,55%.. Efek
samping yang terjadi dari penggunaan denosumab dinilai rendah.

Jurnal: Vertebral Fractures After Discontinuation of Denosumab: A Post Hoc


Analysis of the Randomized Placebo-Controlled FREEDOM Trial and Its Extension

- Penelitian ini melanjutkan penelitian sebelumnya menggunakan sampel


pasien yang telah menggunakan denosumab selama 3 tahun dan 10 tahun.
- Penghentian denosumab menyebabkan penurunan BMD kembali ke
baseline selama 12 bulan. Pasien yang berhenti menggunakan denosumab
selama lebih dari 7 bulan meningkatkan risiko terjadinya fraktur vertebrae
dari sebesar 1,2% menjadi 7,1%.
- Prevalensi fraktur vertebra pada pasien yang menghentikan denosumab
setelah 3 tahun dan 10 tahun sebesar 27% dan 23%.
- Kejadian fraktur vertebra multiple setelah menghentikan denosumab
sebesar 4,2%. Hal ini terjadi karena peningkatan resorpsi tulang yang cepat
sehingga menyebabkan fraktur.
- Keterlambatan injeksi selama beberapa bulan dapat menyebabkan
meningkatnya risiko fraktur vertebrae.
- Sehingga pasien yang menghentikan denosumab harus segera
menggunakan terapi aniresorptif alternatif seperti bifosfonat.
- Penghentian denosumab menyebabkan risiko fraktur vertebrae kembali
seperti sebelum pemberian denosumab.

Jurnal: Combined Effects of Exercise and Denosumab Treatment on Local Failure


in Post-menopausal Osteoporosis–Insights from Bone Remodelling Simulations
Accounting for Mineralisation and Damage
- Aktivitas anti resorptif meningkatkan kerusakan mikro yang dapat
menigkatkan risiko fraktur
- Kombinasi latihan dengan pengobatan denosumab dapat meningkatkan
densitas tulang dan menurunkan risiko fraktur.
- Namun olahraga yang overload dapat menyebabkan peningkatan
kerusakan tulang yang dapat meningkatkan risiko fraktur, terutama pada
pasien yang terlambat dilakukan terapi.
- Pada pasien yang baru dilakukan terapi setelah 10 tahun onset
penyakitnya, dilakukan penelitian dengan meningkatkan dua kekuatan
stress yang berbeda. Didapatkan bahwa pada pasien yang diberikan
overload sebesar 30% tidak ditemukan risiko fraktur. Pasien yang diberikan
overload sebesar 40% ditemukan risiko faktur. Tulang pada pasien rapuh
dikarenakan adanya konten mineral yang berlebihan disebabkan karena
akumulasi kerusakan yang tidak diobati.

Anda mungkin juga menyukai