Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NENSY AGAS PRATIWI

NIM : 206151097

KELAS : TBI 5C

MATA KULIAH : PSIKOLINGUISTIK

1. Kajian Psikolingusitik adalah kajian yang berfokus pada kompetensi (yang berupa proses
bahasa komunikasi dan pemikiran) penguasaan bahasa, kinerja pola perilaku atau tingkah
laku manusia pada penggunaan bahasa, asosiasi verbal (masalah bicara) dan makna,
proses bahasa pada orang anomali atau abnormal, persepsi ujaran dan bahasa, serta
pembelajaran bahasa.
2. Masalah yang dihadapi seseorang ketika sedang dalam mempersepsi ujaran yaitu
bagaimana kita dapat menangkap dan kemudian mencerna atau memahami bunyi-bunyi
yang diujarkan dengan cepat. Selain kecepatan, bunyi yang dalam satu ujaran tidak
diucapkan secara utuh tetapi dilebur dengan bunyi lain. Suara seorang wanita, seorang
pria, dan seorang anak juga berbeda-beda, perbedaan tersebut menyebabkan adanya
bunyi yang berbeda-beda meskipun kata yang diucapkan sama. Persepsi terhadap suatu
ujaran tidak mudah dilakukan oleh manusia karena ujaran merupakan suatu aktivitas
verbal yang muncul tanpa ada batas waktu yang jelas antara satu kata dengan kata lain.
Namun demikian manusia tetap saja mempersepsi bunyi-bunyi bahasanya dengan baik
dengan melalui tahapan-tahapan tertentu.
Misalnya ketika seseorang berujar, kita dengan mudah memahami yang dia
ujarkan atau bicarakan. Kita tidak menyadari bahwa yang diujarkan itu berupa bunyi
yang komplek dengan berbagai tahapan sampai pada bunyi yang utuh dan bermakna. Kita
akan merasa sulit untuk memahami jika seseorang yang berujar tersebut menggunakan
bahasa yang mungkin tidak bisa kita kuasai, karena hal tersebut ada bebrapa kata yang
belum kita pahami berlanjut dengan kata yang lain, akhirnya kita tertinggal dengan kata
yang tidak dapat dimengerti dan tidak paham dengan baik. Di samping itu pendengar
sendiri memiliki tugas untuk menyusun bunyi-bunyi yang didengar hingga membentuk
kata yang tidak hanya bermakna tetapi juga disesuaikan dengan konteks ketika kata-kata
tersebut digunakan.

3. Jenis tindak ujaran yang ada di dalam bahasa, agar manusia dapat memahami secara
makna tekstual dan kontekstual :
a. Ujaran Langsung
1. Tindak Ujaran Representatif
Merupakan pernyataan mengenai sesuatu yang benar-benar terjadi. Dalam tindak
ujaran ini diperlukan untuk menemukan muatan proposisidan tematik mengenai
argument dan prediksi, pelaku, dan korban atau modifikasi.
2. Tindak Ujaran Direktif
Merupakan tindak ujaran yang berfokus pada pendengar.
3. Tindak Ujaran Komisif
Merupakan tindak ujaran yang berfokus pada pembicara yang berupa sumpah,
janji, dan tekad.
4. Tindak Ujaran Ekspresif
Merupakan tindak ujaran yang menyatakan keadaan atau kondisi psikologis
seseorang.
5. Tindak Ujaran Deklarasi
Merupakan tindak ujaran yang menimbulkan kejadian baru. Faktor terjadinya
tindak ujaran ini adalah wewenang.
Tahap atau langkah pelaksanaan tindak ujaran secara langsung, sebagai berikut:
1. Menentukan macam tindak ujaran
2. Muatan proposisinya
3. Muatan tematiknya
4. Simpan dalam memori atau memberikan jawaban atau respond yang sesuai
b. Ujaran Tidak Langsung
Ujaran tidak langsung merupakan ujaran apa yang dinyatakan dengan apa yang
dimaksudkan tidak sama. Ujaran seperti ini lebih sulit untuk dilaksanakan karena ada
satu fase tambahan yang harus dilalui, yaitu fase untuk memindahkan makna literal
ke makna yang tidak langsung tersebut.
Tahap atau langkah pelaksanaan tindak ujaran secara tidak langsung, sebagai
berikut:
1. Menentukan makna langsung
2. Menentukan apakah makna langsung yang dimaksud, jika bukan menentukan
makna tidak langsung dengan memperhatikan prinsip kooperatif dan aturan
lain
3. Mengambil langkah yang sesuai

4. Bentuk kekeliruan yang sering terjadi pada ujaran kalimat beserta alasannya, sebagai
berikut :

a. Kilir Lidah
Merupakan suatu kekeliruan dalam perencanaan produksi ujaran, yakni ketika pembicara
ingin menuturkan kata, frasa, atau kalimat, dan selama proses perencanaan berlangsung
terjadi sesuatu yang keliru sehingga produksinya tidak sesuai dengan apa yang
direncanakannya. Kilir lidah terjadi karena disebabkan oleh adanya seleksi yang keliru.
b. Afasia
Afasia adalah suatu penyakit wicara, yaitu keadaan seseorang yang tidak dapat berbicara
dengan baik karena danya penyakit pada otak. Penyakit ini muncul karena orang tersebut
mengalami stroke. Kekeliruan afasia ada dikarenakan otak terganggu sehingga menjadi
tidak mampu untuk mengujarkan kata yang diinginkan.

5.Kompetensi merupakan pengetahuan yang dipunyai oleh pemakai bahasa tentang bahasanya
dan juga proses penguasaan tata bahasa seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik
secara tidak disadari. Kompetensi ini dibawa oleh anak sejak lahir. Meskipun begitu,kompetensi
ini memerlukan pembinaan sehingga anak-anak memiliki perfomansi dalam berbahasa.
Sedangkan performansi adalah pemakaian bahasa dalam keadaan yang nyata atau sebenarnya
dan merupakan kemampuan pemahaman dalam menggunakan bahasa untuk berkomunikasi.
Hubungan kompetensi dan reformansi yaitu di mana keduanya memiliki peran untuk
memperoleh bahasa pertama pada anak dengan melalui proses (kompetensi dan reformansi)
tersebut. Tidak hanya itu, kedua aspek tersebut memilki hubungan dengan produksi. Jika
seseorang tidak melalui proses pemahaman dan penguasaan maka produksinya akan terhambat
dan bisa saja terjadi kekeliruan pada saat menyampaikan ujaran kalimat, misalnya kilir lidah.

Anda mungkin juga menyukai