NIM : A021201107
Definisi Kepemimpinan
Tidak ada definisi yang tetap mengenai kepemimpinan. Setiap ahli mendefinisikan konsep
kepemimpinan berdasarkan fenomena yang paling relevan dan menarik bagi mereka.
Kepemimpinan telah didefinisikan berdasarkan pada fenomena sikap, sifat, pengaruh, pola
interaksi, dan jabatan administratif. Namun kemudian kita dapat menarik benang merah dari
sebanyak-banyaknya definisi kepemimpinan yang ada. Konsep kepemimpinan didefinisikan
sebagai sebuah proses dimana pengaruh disalurkan kepada orang lain dalam rangka memandu,
menstrukturisasi, dan memfasilitasi aktivitas dan hubungan mereka dalam sebuah grup atau
organisasi.
Sama seperti definisinya, indicator efektivitas kepemimpinan juga bervariasi berdasarkan siapa
yang mengamatinya. Karakteristik penilaian pun dibedakan kepada faktor implisit (proses) dan
faktor eksplisit (hasil). Namun, pada umumnya, efektivitas kepemimpinan dievaluasi
berdasarkan konsekuensi dan pengaruh yang diberikan ole figur pemimpin kepada individu,
tim, grup dan organisasi. Berikut beberapa indikator yang paling banyak digunakan dalam
mengevaluasi efektivitas kepemimpinan:
1. Teori Trait
Teori trait (sifat) merupakan salah satu pendekatan paling awal dalam studi kepemimpinan.
Teori in berpandangan bahwa beberapa orang memang secara alamiah dilahirkan sebagai
pemimpin. Kesuksesan manajerial dianggap berasal dari kemampuan- kemampuan seperti
energik, intuisi, kemampuan melihat situasi, dan kemampuan meyakinkan yang kuat.
2. Teori Behaviour
Tori behaviour merupakan kebalikan dari teori traits. Teori behaviour memperhatikan apa yang
manajer atau pemimpin kerjakan dalam pekerjaan mereka. Satu sisi mengevaluasi bagaimana
manajer menghabiskan waktu mereka dalam pekerjaan dan pola tipikal organisasi, tanggung
jawab dan fungsi manajerial. Di sisi lain dievaluasi mengenai bagaimana manajer berhadapan
dengan permintaan, batasan, dan konflik dalam pekerjaan. Tori in mengevaluasi manajer
berdasarkan kemampuannya dalam pekerjaan dan percaya bahwa kemampuan ini dapat
ditingkatkan dengan latihan dan pengalaman.
3. Tori Power-Influence
Tori ini mengevaluasi hubungan antra manajer dan pekerja khususnya hubungan pengaruh
diantara mereka. Efektivitas kepemimpinan diukur dari bagaimana manajer atau pemimpin
menerapkan pengaruh dan kekuatannya dalam menggerakan proses dan manusia dalam
organisasi.
RMK Chapter II : Nature of Managerial Work
Para peneliti menggunakan metode deskriptif seperti observasi langsung, laporan dan
wawancara. Para peneliti berusaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan seperti berapa
banyak waktu yang digunakan manajer bagi dirinya sendiri atau berinteraksi dengan berbagai
macam orang (seperti bawahan, rekan sejawat, atasan dan orang luar), seberapa sering manajer
menggunakan bentuk interaksi itu berlansung dan siapa yang memulainya.
Penelitian uraian tugas berusaha mengidentifikasi persyaratan perilaku untuk mencapai kinerja
yang efektif atas pekerjaan manajerial. Persyaratan perilaku didefinisikan berdasar tanggung
jawab dan tugas penting yang harus dilaksanakan, tanpa memperhatikan siapa yang memegang
posisi.
b) Peran – peran Manajerial dari Mintzberg
Peran manajer ditetapkan lebih dahulu oleh sifat dari posisi manajerial tersebut, namun para
manajer mempunyai beberapa fleksibelitas mengenai cara masing-masing peran tersebut
diinterprestasikan dan diterapkan. Masing-masing peran akan dijelaskan secara singkat.
Sebuah manajerial dari Mintezberg menjelaskan jenis manajerial yang dituntut yang umum
bagi kebanyakan posisi manajerial dan administratif. Tetapi, penelitian deskriptif menunjukkan
bahwa para manajer juga mempunyai tuntutan peran unik yang spesifik bagi jenis posisi
manajerial tertentu dalam organisasi tertentu.
Permintaan, kendala, dan pilihan membentuk sifat pekerjaan dan amat mempengaruhi perilaku
sifat para manajer.
a) Tuntutan (Demands) adalah apa yang harus dilakukan orang yang memegang pekerjaan dan
jika tidak melakukannya ia akan berisiko menerima sanksi atau kehilangan posisi.
Terdapat perbedaan pola tuntutan, kendala, dan pemilihan bagi berbagai jenis pekerjaan
manajerial, tergantung pada aspek situasi seperti pola hubungan, pola kerja, dan jumlah
keterpaparan.
a) Pola Hubungan.
Tuntutan yang dibuat bagi manajer oleh para atasan, bawahan, rekan sejawat, dan orang yang
berada diluar organisasi mempengaruhi cara manajer tersebut menggunakan waktu dan
banyaknya keterampilan yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan tentang peran.
b) Pola Kerja.
Stewart menemukan bahwa pola persyaratan dan tuntutan peran akan mempengaruhi perilaku
manajerial, dan pola perilaku yang agak berbeda akan terkait dengan jenis pekerjaan manajerial
berbeda pula. Faktor berikut berguna untuk menggolongkan pekerjaan manajerial :
1. Sejauh mana kegiatan manajerial itu terbangun sendriri (self-generating) atau merupakan
tanggapan atas tuntutan, instruksi, dan masalah dari orang lain.
4. Sejauh mana kegiatan manajerial membutuhkan perhatian yang terus menerus untuk jangka
waktu yang lama
c) Keterpaparan.
Aspek lain dari pekerjaan manajerial yang menentukan perilaku dan keterampilan dibutuhkan
adalah jumlah tanggung jawab untuk membuat keputusan dengan konsekuensi yang berpotensi
serius, dan jumlah waktu sebelum kesalahan atau keputusan yang buruk dapat ditemukan lebih
"eksposur" ketika keputusan dan tindakan memiliki konsekuensi penting yang sangat terlihat
organisasi, dan kesalahan atau penilaian yang buruk dapat mengakibatkan hilangnya sumber
daya, gangguan operasi, dan risiko terhadap kesehatan dan kehidupan manusia. Ada lebih
sedikit eksposur ketika keputusan tidak memiliki konsekuensi langsung, atau ketika keputusan
dibuat oleh kelompok yang memiliki tanggung jawab Bersama untuk mereka.
Tanggung jawab menajerial makin melibatkan permasalah internasional, dan para manajer
harus mamapu memahami, berkomunikasi dan mempengaruhi orang dari budaya berbeda.
Keragaman budaya tenaga kerja didalam organisasi juga semakin meningkat, untuk
membangun hubungan kooperatif, dibutuhkan empati yang cukup besar, rasa saling
menghormati dalam keragaman, dan memahami nilai, keyakinan, dan sikap orang yang datang
dengan budaya yang berbeda.
Sifat pekerjaan manajerial yang kacau dan menuntut membuat manajemen waktu salah satunya
keterampilan administrasi yang paling penting bagi para pemimpin. Bagian ini menyajikan
pedoman untuk mengelola waktu dengan bijak, mengatasi tuntutan, dan menangani konflik
peran. Pedoman tersebut didasarkan pada penelitian, pengalaman praktis, dan rekomendasi
oleh konsultan.
g) Mengatasi penundaan