Anda di halaman 1dari 14

Raja-raja Mataram Kuna dari Sanjaya Sampai Balitung Sebuah

Rekonstruksi Berdasarkan Prasasti Wanua Tengah III

Kusen

Keywords: inscriptions, history, kings, Ancient Mataram, Sanjaya, Balitung

How to Cite:

Kusen. Raja-raja Mataram Kuna dari Sanjaya Sampai Balitung Sebuah Rekonstruksi
Berdasarkan Prasasti Wanua Tengah III. Berkala Arkeologi, 14(2), 82–94.
https://doi.org/10.30883/jba.v14i2.721

Berkala Arkeologi
https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/

Volume 14 No. 2, 1994, 82-94


DOI: 10.30883/jba.v14i2.721

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike


4.0 International License.
RAJA-RAJA MATARAM KUNA DARI SA�JAYA SAM PAI BALITUNG
SEBUAH REKONSTRUKSI BERDASARKAN PRASASTI WANUA TENGAH Ill

Kusen
(Jurusan Arkeologi FS - UGM}

" Every new archaeological discovery could concievably give rise to historiographical changes
.. And it is quite possible that eventually the whole of the period of ancient history w,1/ have to
be rewritten in the light of such new discoveries ... • (Soekmono, 1 965· 46)

I. Masalah II . Prasasti Wanua Tengah Ill, 830 C (908 M )


Penultsan sejarah kuna senngkali lebih Prasasti Wanua Tengah Ill, ditem u kan
banyak menyajikan pertanyaan dan dugaan-du­ oleh seorang penduduk dusun Dunglo, desa Gan­
gaan daripada kenyataan. Hal ,ni terJadi karena dulan, kecamatan Kaloran , kabupaten Temang ­
sumber sejarah yang ditemukan sangat terbatas gung, Jawa Tengah , pada sekitar bulan Novem­
dan informasinya tidak selengkap yang diharap­ ber 1 983. Prasasti terdiri atas dua lempeng tem ­
kan Oleh sebab itu setiap penemuan data baru baga, berh uruf dan berbahasa Jawa Kuna de­
akan disambut dengan gembira karena mungkin ngan sisipan bahasa Sanskreta dan berangka ta­
berguna bag1 penyempurnaan rekonstruksi ... seja­ hun 830 C. Sekarang prasasti tersebut dis1mpan
rah yang sudah ada. Sehubungan dengan hal i n1, di Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala
pernyataan Soekmono seperti tertera di atas Jawa Tengah di Prambanan (Kusen, 1 984)
sungguh merupakan • arahan yang perlu diperha­ Alihaksara prasasti pertamakali d1lakukan
tikan oleh mereka yang menekuni bidang seJarah oleh penulis dan kemud1an oleh Boechari Se­
kuna Namun agaknya arahan tersebut terl u­ lain mengalihaksarakan prasasti, Boechan mem­
pakan oleh tim redaksi penulisan SeJarah Na­ beri nama prasasti ini Wanua Tengah Ill SeJak
sional lndone6ia II, khususnya yang membahas ditemukan sudah ada beberapa orang yang me­
tentang seiarah raja-raja Mataram Kuna. Hal 1n1 manfaatkan atau menyinggung isi prasast1 ini da ­
tampak Jelas dari kenyataan bahwa sampai lam tulisan mereka. Di antaranya penuils sendm
penerbitan Edis1 ke-4, tahun 1 992, Sejarah Na­ (Kusen, 1 984 ; 1 986; 1 988; 1 989), Boechari {1 986)
sional Indonesia II sama sekalt tidak menying­ Djoko Dwiyanto (1 985; • 1 986) dan Hasan OJafar
gung data penting yang termuat dalam prasasti (1 985)
Wanua Tengah Ill yang sebenarnya telah dite­ Prasasti Wanua Tengah Ill pada pokoknya
mukan tahun 1 983. Lebih mengherankan lagi bens1 keputusan raja Balitung yang menetapkan
bahwa prasast1 tn1 paling tidak sudah dibahas sebidang sawah di Wanua Tengah sebagai s1ma
dan d1sajikan dalam Seminar Sejarah Nasional IV bihara di Pikatan. Untuk melatarbelakangi kepu­
tahun 1 985 oleh Djoko Owiyanto dan Hasan tusannya, terleb1h dahulu diuraikan riwayat sa­
DJafar serta dalam Pertemuan llmiah Arkeolog, I V wah sejak pemenntahan Rake Panangkaran ta­
tahun 1 986 oleh Djoko Dwiyanto. Mengapa hal ini hun 746 M sampai dikeluarkannya prasasti oleh
dapat terJad1 ? Balitung di tahun 908 M. Adapun ringkasan 1s1
Makalah ini akan menyajikan kembali data prasasti dapat d1uraikan dalam but1r-butir sebaga1
seJarah yang termuat :ialam prasasti Wanua berikut:
Tengah Ill, khususnya yang berkenaan dengan 01 . Prasasti dibuka dengan keterangan tentang
1

raja-raJa Mataram Kuna yang selama 1n1 seorang bernama Rahyangta i Hara ad1k
teraba1kan oleh tim redaksi penulisan Sejarah Rahyangta ri Mdang yang telah mendirikan
Nasional Indonesia 11. Kemudian akan disajikan bihara di Pikatan
rekonstruks1 seiarah raJa-raJa khususnya mula1 02. Ral<e Panangl<aran na,k tahta tangga l 27
dari Sanjaya sampai Balitung u ntuk menunjukkan November 746. Dia menganugerahkan seb 1-
betapa tingginya nilai sejarah yang terkandung dang sawah di Wanua Tengah sebaga1 sima
dalam prasasti Wanua Tengah Ill ini. Akhirnya isi bihara di Pikatan beserta benih padi nya.
makalah diharapkan dapat menjadi salah satu 03. Rake Panaraban naik tahta tanggal 1 April
bahan pertimbangan dalam upaya penulisan 784. Dia tidak merubah status sawah .
kembali sejarah raja-raja Mataram Kuna di masa
..
04. Rake Wara#< Dyah Manara naik tahta tanggai
28 Maret 803. Raja ini telah mencabut
status sima sawah di Wanua Tengah
mendatang.

Berka/a Arl<eologi EDIS/ KHUSUS - 1994 82


sehmgga ttdak lag1 men1ad1 hak bihara d1 Saka ke dalam h1tungan penanggalan Maseh1
P i katan Rake Warak meninggal dan telah dilakukan oleh Djoko Dwiyanto (1 985)
mendapat sebutan sang Jumah i ke/asa. Uraian dalam prasasti yang mencakup
05. Dyah Gula naik tahta tanggal 5 Agustus 827. kurun waktu yang cukup panjang dan daftar raJa­
Dia t1dak merubah status sawah. raja yang dilengkap1 dengan perincian tanggal,
06. Rake Garung anal< sang Jumah i tDI< naik hari, pasaran, bulan dan tahun kena1kkan tah­
tahta tanggal 24 Januari 828. Pada tahun tanya masing-masing justru menimbulkan ke­
829. dia mengembalikan sawah tersebut sangsian akan keaslian dan kebenaran 1nformas1
kepada bihara di Pikatan. Dalam prasasti yang termuat di dalamnya Oleh karena 1tu se­
Wanua Tengah Ill terdapat kutipan prasasti belum d1gunakan sebagai data rekonstruks1 seJa­
Rake Garung yang berkenaan dengan rah perlu diuji dahulu keaslian dan kebenaran
pemulihan status sawah sima yang dahulu informasi yang termuat di dalamnya Untuk pe­
dicabut oleh Sri mahi:iraja sang Jumah i nguj ian , isi prasasti Wanua Tengah Ill akan d1-
J<e/asa. Kutipan i n i tertu lis dalam dua versi ba ndingkan dengan 1si prasasti-prasasti lain yang
_
ya1tu dalam bahasa Jawa Kuna dan bahasa seJaman .
Sanskreta Rake Garung meninggal dunia. Dibandingkan dengan isi prasast1 lam, hal
07 Rake Pikatan Dyah Saladu naik tahta yang pertamakali menarik perhatian adalah
tanggal 22 Februari 847. Raj a ini mencabut perbedaan daftar raja-raja Mataram Kuna yang
status s1ma sawah d1 Wanua Tengah Rake termuat dalam prasasti ini dengan yang termuat
P1katan menmggal dunia. dalam prasast1 Mantyasih 907 M karena
08 Rake Kayuwangi Dyah Lokapala naik tahta keduanya dikeluarkan oleh Balitung pada tahun
tanggal 27 Mei 855. Dia tidak merubah yang berturutan (Ii hat lampiran 1 ). Mengapa hal
status sawah. Rake Kayuwangi meninggal ini dapat terjadi? Perta nyaan penting in1 akan
dunia dijawab setelah rekonstruks1 seiarah raJa-raJa
09. Dyah Tagwas naik tahta tanggal 5 Februan Mataram Kuna seJak Saf\jaya sampa1 Balitung
885 Dia tidak merubah status sawah. Dia dilakukan
d1gullngkan dan tahta. Untuk mengawal1 pengujian tentang kebe­
1 O. Rake Panumwangan Dyah Dewendra naik naran informasi yang termuat dalam prasast1 Wa­
tahta tanggal 27 September 887. RaJa ini nua Tengah, berikut 1ni akan d1l1hat apakah na­
ttdak merubah status sawah. Rake ma-nama yang disebut dalam prasast1 in1 1uga
Panumwangan digulingkan dan tahta . ditemukan dalam prasast1 lain. Hasil perba nd1-
1 1 Rake Gurunwangi Dyah Bhadra naik tahta ngan yang telah d1lakukan adalah sebaga1
berikut
01 . Nama Rahyangta i Hara. ad1k Rahyangra r,
tanggal 27 Januari 887 Dikatakan dalam
prasasti bahwa d1a lari meninggalkan i stana
(mmggaf) pada tanggal 24 Februan 887, Mdang sebaga1 pendiri bihara d1 Pikatan
tidak ditemukan dalam prasast1 lain
02. Rake Panangl<aran yang na1k tahta tanun
seh1ngga tahta kerajaan kosong .
1 2 Ral<e Wungl<alhumalang Dyah Jbang na1k
tanggal 27 November 894. Dia t1dak 746 M, selain disebut dalam prasast1 Man­
merubah status sawah di Wanua Tengah. tyasih 907 M , Juga disebut dalam prasast1
Rake Wungkalhumalang meninggal dunia Kalasan 778 M dan prasast1 Abhayagmw1-
1 3 Ralf.e Watul<ura Dyah Ba/itung naik tahta hara 792 M.
tanggal 23 Mei 898. Mahamantrinya adalah 03. Rake Panaraban yang na1k tahta tahun 784
Rakryan i Hino Sri Daksottama Pada tahun M tidak d1sebut dalam prasast1 lai n. Namun
904, Balitung memer i ntahkan agar semua demikian di dekat gapura pertama kompleko.
Ratu Boko telah d1temukan sebuah lempe­
ngan emas bertulisan om ta k1 humJah swa­
b1hara d1 Jawa dijadikan swatantra. Pada

ha panarabwan hampas (Suhamir, 1 950 : 36)


tanggal 1 Oktober 908, Balitung bersama­
sama dengan mahamantrinya memberikan
sawah di Wanua Tengah sebaga1 sima 04. Nama Rake Warak yang na1k tahta tahun
bihara d1 Pikatan. 803 M Juga d1temukan dalam prasast1
prasast1 disebutkan Mantyas1h 907 M
05. Nama Dyah Gula yang na1k tahta tahun 827
1 4 SelanJutnya dalam
nama-nama pejabat yang terlibat dalam
upacara penetapan sima, besarnya pageh­ M tidak dijumpai dalam prasast1 lam
pageh yang harus dikelua rkan oleh pihak 06. Rake Garung yang naik tahta tahun 828 M
bihara serta ditutup dengan kutukan bagi selam Juga d1sebut dalam prasast, Mantyas,n
s1apa saJa yang beran1 merubah keputusan 907 M, d1sebut pula dalam prasast1 Garung
yang sudah ditetapkan 81 9 M . Dalam prasast1 tahun 8 1 9 M d1a
Dem1k1anlah ringkasan 1s1 prasast1 Wanua menyebut dirinya Rakarayan I Garung tanpa
Tengah Ill. Dan sebagai catatan perlu d i kemu­ gelar maharaja.
kakan bahwa konvers1 unsur-unsur penanggalan

Berka/a Arkeolog1 EDIS/ KHUSUS - 1 994


07. Nama Rake Pikacan Dyah Saladu yang naik Ill. Rekonstruksi Sejarah Raja-raja Mataram

..
tahta tahun 847 M secara lengkap tidak Kuna Dari Sarijaya Sampai Balitung
ditemukan dalam prasasti lain. Namun gelar Prasast1 Wanua Tengah Ill hanya menye­
Rake Pikatan ditemukan dalam prasasti but tentang saat naik tahtanya seorang raJa,
Mantyasih , tulisan singkat di candi Plaosan sedang kapan pemenntahan mereka berakh1r
lor dan prasasti Wanua Tengah I 863 M. tidak disebut secara eksplisit. Meskipun dem1k1an
Dalam prasast, yang disebut tera khir nama dapat ditafsirkan bahwa masa pemerintahan
din Rake P1katan adalah Pu Manuku. seorang raJa berakhir sebelum atau pada saat

'
SelanJutnya, nama Dyah Salad _ u ditemukan raja berikutnya naik tahta. Asumsi inilah yang
dalam tulisan smgkat di candi Plaosan Lor nanti akan digunakan untuk menghitung lamanya
namun dengan gelar Rake Gurunwangi.
08. Nama Rake Kayuwangi yang na,k tahta tahun
seorang raja memerintah .
Berikut ini akan dtbahas mengenai hubu­
855 M selatn disebut dalam prasasti ngan antar raja-raja baik yang disebut dalam
Mantyas,h, Juga disebut dalam prasasti prasasti Wanua Tengah Ill maupun yang disebut
Siwagr ha 856 M, prasasti Wanua Tengah I dalam prasasti lain. Untuk memudahkan pemba­
863 M , · dan prasasti Kwak I 879 M.
09 Nama Dyah Tagwas yang naik tahta tahun
hasan ura1an akan dilakukan secara kronolog1s
mulai dari Sarijaya, Rake Panangkaran dan
885 M dijumpai dalam prasasti Er Hangat seterusnya
(bag,an yang memuat angka tahun hilang).
Dalam prasasti Er Hangat dia menyebut 1. Safljaya
dirinya Srf Maharaja Dyah Tagwas
JayakirtiWarddhana
Menurut prasast1 Mantyasih , raJa yang

1 O. Nama Rake Panumwangan Dyah Dewendra


berkuasa sebelum Rake Panangkaran adalah
Safijaya. Raja ini telah mengeluarkan prasast,
yang na,k tahta tahun 887 M secara lengkap Canggal 732 M . Sarijaya diduga mula, memenn­
t,dak d1Jumpa1 dalam prasasti lain. Tetapi tah tahun 71 7 M . Dugaan in, d1dasarkan atas
nama Dyah Dewendra ditemukan dalam perhitungan permulaan tankh Sarijaya yang
prasast1 Poh Dulur 890 M dengan gelar Rake hanya digunakan oleh Daksottana dt dalam dua
L1mus
1 1 . Nama Rake Gurunwangi Dyah Bhadra yang
prasastinya (Bambang Sumadio, 1 992: 1 00) Jika
dugaan ini benar. maka SariJaya memenntah
naik tahta tahun 887 M secara lengkap tidak antara tahun 71 7 M sampai sebelum atau pada
d1temukan dalam prasasti lain. Namun gelar tahun 7 46 M . Akhir masa pemerintahannya dite­
Rake Gurunwang1 ditemukan dalam tuhsan tapkan berdasarkan awal pemenntahan Rake
stngkat d, candi Plaosan Lor yang menyebut Panangkaran yang memerintah setelah SariJaya
Rake Gurunwang, Dyah Saladu· dan Rake Prasasti Wanua Tengah Ill tidak menyebut
Gu runwang, Dyah Ranu. Selatn itu nama nama Sarijaya, namun dapat dipastikan bahwa
Rake Gurunwang, Juga ditemukan dalam Rahyangta ri Mdang yang d1sebut sebagai kakak
prasast, Munggu Antan 887 M. Rahyangta i Hara adalah Safijaya Berbeda
1 2. Nama Rake Wungkalhumalang Dyah Jbang dengan kakaknya yang beragama Siwa, Rah­
yang na,k tahta ta hun 894 M tidak d1jumpai yangta i Hara memeluk agama Buddha. Hal tn1
dalam prasast, lai n. Namun demikian dalam terlihat dari tindakannya mendirikan bihara dt
prasast, Mantyas1h 907 M dan prasasti Pikatan. Agama yang d1anut oleh adik SariJaya ,ni
Panunggalan 896 M dijumpai nama Rake sama dengan yang dianut oleh Rake Panang­
Watuhumalang yang merupakan sinonim dari karan. Oleh sebab itu ttdak mengherankan apab1-
Wungkal huma lang.
Nama Rake Watukura Dyah Balitung
la Rake Panangkaran membenkan sawah dt Wa­
13 nua Tengah sebaga, sima bihara d1 Pi katan
sebaga, tokoh yang menerbitkan Prasasti Lebih-lebih jika diingat bahwa pendin b1hara
Wanua Tengah Ill banyak disebut dalam tersebut adalah pamannya send 1r1.
prasast1 lam , dt antaranya prasast1 Mantyasih,
prasast1 Watukura 902 fl/ dan prasasti Poh 2. Rake Panangkaran
905 M Menurut prasasti Wanua Tengah Ill, Rake
Dalam ura1an dt atas dapat dili hat bahwa Panangkaran naik tahta tanggal 27 November
i<ecual, Rahyangta , Hara dan Dyah Gula, nama­ 746, dan diperkirakan turun tahta sebelum atau
nama raja atau tokoh yang disebut dalam pada tanggal 1 Apnl 784 , sehtngga dta memenn­
prasasti Wanua Tengah Ill juga ditemukan dalam tah selama ± 38 tahun. Raja 1ni telah menge­
prasasti atau inskrips1 lain. Hal ini dapat dipakai luarkan prasasti Kalasan 778 M , Kelurak 782 M
sebaga, dasar untuk mengatakan bahwa prasasti dan prasasti Ratu Boko atau Abhayagiriw1hara
in, asli sehingga 1sinya layak dipercaya sebagai 792 M . Prasast, Kalasan dan Kelurak t1dak
bahan rekonstruksi sejarah raja-raja Mataram menimbulkan masalah karena dikeluarkan pada
Kuna. saat dia masih memerintah. Sebaliknya prasast,

Berka/a Arkeolog1 EDIS/ KHUSUS - 1 994 84


Abhayagiriw1hara menimbul kan persoalan karena Gapura Utama kompleks tersebut. Hal Ini leb1h
dikeluarkan lebih kurang delapan tahun setelah memperkuat dugaan bahwa Rake Panaraban
dIa turun tahta. adalah anak Rake Panangkaran.
Persoalan d1 atas dapat dijelaskan melalu1 Andai kata Rake Panaraban naIk tahta
perh,tungan sebagai berikut: Jika dia naik tahta tahun 784 M dalam usia ± 25 tahu n. dia
tahun 746 dalam usia 20-25 tahun maka Rake di lahirkan ± tahun 759 M dan turun tahta dalam
Panangkaran di lahirkan antara tahun 721 -726 M usia ± 44 tahun. Mengingat prasast1 Wanua
sehingga pada tahun 784 M berusia 56-63 ta hun. Tengah Il l tldak menyebut tentang meninggalnya
Mengingat dalam prasasti Wanua Tengah 111 tidak tokoh ini dapat diduga bahwa dia telah
disebutkan bahwa Rake Panangkaran meninggal mengundurkan diri dari tahta Mengapa dia
dunia, cukup beralasan untuk menduga bahwa di mengundurkan diri dalam usia yang relatif masih
usia tuanya, setelah memerintah ± 38 tahun, dia muda belum dapat dijawab dengan pasti.
4. Rake Waral< Dyah Manara
mengundurkan diri dari pemerintahan dan hidup
membihara. Dugaan ini di perkuat dengan
kenyataan bahwa pada tahun 792 M, Rake Selain disebut dalam prasasti Wanua
Panangkaran mengeluarkan prasasti yang Tengah Ill, nama Rake Warak hanya ditemukan
memperingati pendirian Abhayagiriwihara di bukit dalam prasasti Mantyasih Itupun tanpa dilengkapt
Ratu Boko yang kemungkinan digunakannya nama dirinya. Raja ini mulai memerintah tanggal
sendiri sebagai tempat tinggal. Saat mengeluar­ 28 Maret 803 sampai meninggal dunia sebelum
kan prasasti umurnya antara 66-71 ta hun. atau pada tanggal 5 Agustus 827. Jadi masa
3. Rake Panaraban
pemerintahannya berlangsung ± 24 tahun. Sete­
lah meninggal dia mendapat sebutan sang !umah
Menurut prasasti Mantyasih pengganti i kelasa. Kelasa atau Kailasa adalah nama gu­
Rake Panangkaran adalah Rake Panunggalan, nung tempat tinggal dewa Siwa (Liebert, 1 976
sedang menurut prasasti Wanua Tengah Ill 1 1 5-1 1 6) sehingga dia mungkin beragama Siwa.
adalah Rake Panaraban. Mengingat kedua Kemudian mengingat masa pemenntahannya
prasastI tersebut dikeluarkan oleh Balitung dapat cukup lama yang menggambarkan suasana
dipastikan bahwa Rake Panunggalan sama pol itik yang stabil, dapat diduga bahwa dia telah
dengan Rake Panaraban. Penyebutan yang mewarisi tahta secara sah. Atas dasar 1nI
berbeda mungkin disebabkan karena tokoh ini kemungkinan besar Rake Warak adalah anak
pernah menjabat sebagai Rake di Panunggalan Rake Panaraban
maupun d1 Panaraban Rake Warak Dyah Manara d1perkirakan
Rake Panarahan naik tahta tanggal 1 April naik tahta dalam usIa ± 25 tahun, lahir ± tahun
784, turun tahta sebelum atau pada tanggal 28 778 M dan meninggal dalam usia ± 49 tahun
Maret 803, sehingga dia memerintah selama ± Dengan perkiraan ini secara kronologis Rake
1 9 tahun . Mengingat masa pemerintahannya Warak memang pantas men1adI anak Rake
cukup lama yang menggambarkan suasana Panaraban.
maka
politik yang stabi l, dan sewaktu dia naik tahta raja Dalam masa pemenntahan Rake Warak
pendahulunya mengundurkan diri, (803-827 M) terdapat prasasti Karangtengah atau
pergantian tahta tentunya berlangsung wajar. Kayumwungan tahun 824 M. Prasasti ini ditul1s
Suksesi yang mulus menunjukkan bahwa Rake dalam dua bahasa yaitu bahasa Sanskreta dan
Panaraban adalah pewaris tahta yang sah. Atas bahasa Jawa Kuna. Bagian yang berbahasa
Rake Samaratungga
dasar ini cukup beralasan untuk menduga bahwa Sanskreta antara lain menyebut tentang tokoh
Rake Panaraban adalah anak bernama dan anaknya
Panangkaran. Pramodawarddhani yang telah mend1nkan
Perlu dicatat bahwa di dekat Gapura Srimadwenuwana. Bagian yang berbahasa Jawa
Utama Ratu Boko pernah ditemukan lempengan Kuna menyebut tentang Ral<arayan Patapan Pu
emas bertulisan om takihu mjahswaha panarab­ Pa/ar suami isteri yang telah memberikan sawah
wan hampas (Suhamir, 1 950:36 ). Om_ takihrJ di beberapa tempat sebagai sima bangunan sucI
mJahswaha jelas merupakan mantera, sedang tersebut (Casparis, 1 950).
panarabwan hanipas dapat diartikan "panarab­ Para ahli kini cenderung setu1u dengan
wan (yang) menyimpan" (hanipas dari kata tipas pendapat bahwa Samaratungga sama dengan
= simpan). Jika panarabwan dapat ditafsirkan Samaragrawira yang d isebut dalam prasast1
sama dengan Rake Panaraban, maka yang Nalanda (± 850 M) . Menurut prasastI 1n1
meny1mpan lempengan emas di dekat Gapura Samaragrawira adalah anak raJa Jawa , permata
tersebut adalah Rake Panaraban. Apabila wangsa Sailendra yang bergelar Sn
dugaan ini benar, maka sewaktu Rake Wirawairimathana. Dari perkawinan nya dengan
Panangkaran membangun Abhayagiriwihara, Tara anak Dharmasetu dan Somawangsa, Sama­
Rake Panaraban telah membantu membangun ragrawira mempunyai anak bernama Balaputra-
.n
Ile
Berka/a Arkeologi EDIS/ KHUSUS - 1994
dewa yang menJadi raJa di Sriwijaya. Tokoh yang Mantyas1h maupun Wanua Tengah 111 (Kusen .
bergelar Sri Wirawa irimathana adalah Rake 1 988: 7), Dengan demikian apa yang dilakukan
Panangkaran sehingga Samaragrawira ata u oleh Samaratungga dan Pramodawarddhani d1
Samaratungga adalah anak Rake Panangkara n daerah Patapan mirip dengan yang dilakukan
(Bam bang Sumadio, 1 992: 1 1 2-1 1 3) olek Balaputradewa sewa ktu mendirikan bihara
Untuk lebih meyakin kan bahwa Samara­ di Nalanda. Seperti diketahui bah wa menurut
tungga adalah anak Rake Panangkaran, perlu prasasti Nalanda (± 850 M), Balaputradewa telah
kiranya dilakukan perhitungan kronologi. Menurut mendirikan bihara di Nalanda sedang tanahnya
prasasti Kayumwungan, pada tahun 824 M. disediakan oleh Dewapaladewa raja setempat.
Samaratungga telah mempunyai anak Pramo­ Di atas telah disebutkan bahwa
dawarddhani yang diperkirakan sudah dewasa Rakarayan Patapan Pu Palar mewar1s1
n am u n belum menikah. Jika pada saat itu pemerintahan di Patapan karena perkawinan .

P ramodawarddhani berusia ± 1 8 tahun (dilahir­ Barangkali mertuanya adalah Rakai Patapan P u
-.
kan sekitar tahun 806 M) dan pada saat mem­ Manuku yang disebut dalam prasasti Munduan
punyai anak Samaratungga berusia ± 25 tahun, tahun 807 M. Sewaktu P u Palar mengeluarkan
m aka Samaratungga dilahirkan sekitar tahun 781 prasasti Gondosuli mertua laki-lakinya sudah
M. Pada tahun 781 Rake Panangkaran masih meninggal sehingga naman ya tidak disebut
menjad i raja dalam usia � 55-60 tahun, sehingga dalam prasasti, yang disebut han ya ibunya, ibu
masih mungkin mempunyai anak namun mertua, adik, i par, paman dan anak-anaknya
tentunya dengan isteri yang jauh lebih muda (mengenai isi prasasti Gondosuli lihat
usianya. Sebenarnya, jika gelar Sri Wirawa irima­ Casparis, 1 950: 61 -62, dan Machi S u had1 dan
thana tida k hanya dipakai oleh Rake Panangka­ M. M . Soekarto, 1 986: 9-1 0).
ran namun Juga dipakai oleh Rake Panaraban, Apabila rekonstruksi di atas benar, maka
secara kronologis Samaratungga lebih cocok Samaratungga masih terhitung paman Rake
a pa bila menjadi anak Rake Panaraban. Warak, meskipun da ri seg1 us1a mereka sebaya.
Kini yang menj adi pertanyaan adalah Melihat hubungan persaudaraan mereka perlu
bagaimana sesungguhnya hubungan antara di pertanyakan mengapa Samaratungga tidak
Sam aratungga dengan Rake Warak? Dilihat dari memi nta bantuan Rake Warak namun JUstru
aga ma yang dianut, Samaratungga beragama kepada Pu Palar? Salah satu kemungkinan yang
Buddha dan Rake Warak beragama Siwa , nama­ terjadi adalah hubungan mereka kurang ba1k.
nam a tersebut jelas bukan sebutan untuk tokoh Retaknya hubungan dapat teqadi karena
yang sama. Oleh seba b itu perlu dicari keputusan Rake Warak mencabut status sawah
kemungkinan lai n. Dalam hal ini saya pernah di Wanua Tengah sebagai sima bihara di
menyatakan bahwa Samaratungga tidak pernah Pikatan. Sebagai seorang yang beragama
memeri ntah di Jawa , artinya dia bukan raja Buddha dan sebagai anak Rake Panangkaran
Mataram Kuna. Alasannya sebagai berikut: Pada yang dahulu memberikan sawah tersebut kepada
waktu mendirikan Srimadwenuwa na yang bihara di Pikatan , Samaratungga tentu tidak
memberikan tanah untuk keperluan bangunan senang dengan keputusan Rake Warak tersebut.
suci bukan d1 a atau anaknya Pramodawa rddhani, Hasil rekonstruksi di atas menunjukkan
namun Rakarayan Pu Palar suami isteri. Hal in1 bahwa Samaratungga tidak pernah memenntah
menunjukkan bahwa Samaratungga tidak di Jawa tetapi kemungkinan besar memerintah di
..
mempunya1 hak atas tanah di Jawa artinya d ia Sumatra. Tokoh ini dapat memerintah di Sumatra
bukan raJa. Oleh karena itu dia memi nta bantuan (Sriwijaya) selain karena perkawinannya dengan
Pu Palar suami isteri penguasa setempat untuk Tara anak Dharmmasetu juga mungkin karena
menyediakan tanah, sedang yang dilakukannya ibunya berasal dari Sumatra. Hal yang terakhir ini
ada lah menyediakan dana pembangunan. Pu dapat dikaitkan dengan isi prasasti L1gor 775 M
Palar kemungkinan adalah seorang kerabatnya yang memberi petunjuk bahwa pada saat ,tu
yang berasal dari Sum3tra yang menduduki Rake Panangkaran pernah menaklukkan
jabatan Rakarayan Patapan karena perkawinan­ kawasan Sriw1jaya. Kemudian dari sana Rake
nya. Dugaan ini muncul karena selai n dia me­ Panangkaran mcngambil seorang isten yang
ngeluarkan prasasti Sang Hyang Wintang yang akhirnya melahirkan Samaratungga pada sekitar
berbahasa Melayu Kuna, juga karena selalu tahun 781 M.
menyebut isterinya dalam prasasti-prasastinya
(Kayumwungan dan Sang Hyang Wintang). 5. Dyah Gula
Dugaan bahwa Samaratungga tidak pernah Menurut prasasti Wan ua Tengah Ill, raJa
memerintah di Jawa diperkuat dengan kenyataan yang naik tahta setelah Rake Warak meninggal
bahwa namanya hanya disebut dalam prasasti adalah Dyah Gula. Tokoh ini hanya memerintah
Kayumwungan dan tidak termasuk dalam daftar selama kurang lebih enam bulan (5 Agustus 827
raja-raja baik yang termuat dalam prasasti -24 Januari 828) . Prasasti Wanua Tengah Ill

Berka/a Arl<&Ologi EDIS/ KHUSUS • 1994 86


adalah satu-satunya sumber sejarah yang tahta dari tangan kemenakannya sendm yang
menyebut Dyah Gula sehingga belum mungkin pada saat naik tahta masih berusia muda.
memecahkan asal-usulnya dengan mengguna­ Pada masa pemerintahan Rake Garung
kan sumber lain sebagai data pembanding. terdapat prasasti Tru i Tpussan 842 M yang
Meskipun demikian petunjuk dalam prasasti menyebut nama Sri Kahulunnan ( Casparis,
Wanua Tengah Ill dapat digunakan untuk 1 950: 86-87). Menurut Boechari, Sri Kahulunnan
meng identifikasi siapa dia sebenarnya. Petunjuk berarti ibu suri (Boechari, 1 982: 1 7-18). Dengan
tersebut: a. Dia naik tahta setelah Rake Warak demikian Sri Kahulunnan adalah ibu Rake
meninggal, b. Dia belum memiliki gelar Rake, c. Garung, atau janda Rake Panaraban. Apabila Sri
kebijaksanaannya terhadap status sawah di Kahulunnan melahirkan Rake Garung ± tahun
Wanua Tengah sama dengan Rake Warak. 794 M dalam usia ± 1 8 ta hun, maka pada tahun
Berdasarkan ketiga hal ini dapat diduga bahwa 842 M usianya ± 66 tahun dan dia lahir sekitar
Dyah Gula adalah putera mahkota Rake Warak tahun 776 M. Perkiraan tahun kelahiran Sri Kahu­
yang ketika ayahnya meninggal masih berusia lunnan ini memberi petunjuk bahwa d1a bukan
muda sehingga belum mempunyai wilayah ibu Rake Warak, karena menurut perhitungan dI
kekuasaan sendiri (Kusen, 1 988: 8). depan Rake Warak dilahirkan sekitar tahun 778
M. Dengan demikian Rake Garung adalah
6. Rake Garung saudara tiri Rake Warak.
Rake Garung naik tahta tanggal 24 Nama Sri Kahulunnan tertulis pada tulisan
Januari 828 dan memerintah sampai meninggal singkat yang terdapat di kompleks cand1 Plaosan
dunia sebelum atau pada tanggal 22 Februari Lor. Jika dia ibu Rake Garung, maka Sri
847 sehingga masa pemerintahan nya berlang­ Maharaja yang terdapat dalam tulisan-tulisan
sung lebih kurang 1 9 tahun. Melihat masa peme­ singkat candi Plaosan Lor (kecuali Sri Maharaja
rintahan raja pendahulunya sangat singkat maka Rake Pi katan) bukan Rake Pikatan namun Rake
d1duga Rake Garung naik tahta dengan jalan Garung. Dugaan ini didukung oleh data yang
merebut kekuasaan . Meskipun cara naik terdapat di dalam prasasti Wanua Tengah Ill.
tahtanya tidak wajar, namun ternyata dia mampu Seperti telah disebutkan didepan bahwa dalam
memerintah dalam kurun waktu yang cukup lama prasasti Wanua Tengah Ill terdapat kutipan dan
bahkan sampai meninggal dunia. Hal ini prasasti Rake Garung yang berangka tahun 829
menunJukkan bahwa kedudukannya cukup kuat M. Di dalam kutipan tersebut terdapat nama
Siapa sesungguhnya Rake Garung dan Sirikan Pu Su ryya sebagai salah satu peJabat
bagaimana hubungannya dengan raja-raja yang menyerta1 Rake Garung sewaktu mengem­
pendahulunya Menurut prasasti Wanua Tengah balikan sawah di Wanua Tengah kepada b1hara
I l l , Rake Garung disebut sebagai anak sang di Pikatan. Ternyata bahwa di candi Plaosan Lor
Jumah i tuk. Siapa sang lumah i tuk belum yaitu pada candi perwara deret I No. 1 5 dan 1 6
diketahui karena tidak ada sumber lain yang Juga terdapat tulisan Sang Sirikan Pu Suryya.
pernah menyebutnya. Meskipun demikian Jika Sirikan Pu Suryya yang terdapat dalam
melihat kedudukannya yang kuat dan lebih prasasti Wanua Tengah Ill dan di candi Plaosan
kurang setahun setelah naik tahta Rake Garung Lor tersebut sama orangnya, maka dugaan di
mengembalikan status si ma-sawah di Wanua atas menJadi cukup kuat (Kusen , 1 988: 1 0).
--:-engah yang sebelumnya dicabut oleh Rake
Warak, maka orang tuanya kemungkinan besar 7. Rake Pikatan Dyah Saladu
adalah raja yang bertahta sebelum Rake Warak Setelah Rake Garung wafat, yang
yaitu Rake Panaraban. kemudian naik tahta adalah Rake P1 katan Dyah
Untuk memperkuat dugaan di atas perlu Saladu. Raja ini naik tahta pada tanggal 22
dilakukan perhitungan kronologi sebagai berikut: Februari 847 dan memerintah sampaI meninggal
Sebelum menjadi raja Rake Garung pernah dunia sebelum atau pada tanggal 27 Mei 855 M,
mengeluarkan prasasti ta hun 819 M (OV., 1 920: sehingga masa pemerintahannya berlangsung :_
1 36). Jika pada tahun 81 9 M dia berusia ± 25 delapan tahun.
tahun, maka Rake Garung dilahirkan sekitar Kebijaksanaan Rake Pikatan Dyah Saladu
tahun 794 M. Pada tahun 794 M, usia Rake terhadap status sawah di Wanua Tengah
Panaraban ± 35 tahun sehingga dari segi usia berbeda dengan Rake Garung . Jika Rake Garung
Rake Panaraban pantas menjadi ayah Rake memulihkan status s1ma sawah yang dahulu
Garung. dicabut oleh Rake Warak, Rake Pikatan kembali
Apabila dugaan di atas benar maka Rake mencabut status sima tersebut. Perbedaan
Garung adalah adik Rake Warak dan masih kebijaksanaan int mungkin ada sangkut-pautnya
terhitung paman dari Dyah Gula. Dengan dengan hubungan Rake Pi katan Dyah Saladu
dem1kian agaknya Rake Garung telah merebut dengan raja-raja pendahulunya. Oleh sebab Itu
berikut ini akan dicari asal-usul Dyah Saladu

Berka/a Arl<eologi EDIS/ KHUSUS - 1994


r-
,o:;
berdasarkan ..
sumber-sumber sejarah yang prasasti Tulang Air. Prasast1 i n i dikeluarkan oleh
tersed1a. Rake Patapan Pu Manuku. Nama Pu Manuku
Sela1n dalam prasasti Wanua Tengah Ill, selain dijumpai dalam prasasti Tulang air, juga
nama Dyah Saladu tertu lis pada bagian harmika dijumpai dalam prasasti Munduan 807 M dan
dua buah stupa perwara candi Plaosan lor. Nama
tersebut terangka1 dalam tulisan anumoda rake
prasasti Wanua Tengah I 863 M . Seperti halnya
dalam prasasti Tulang Ai r, dalam prasast,
gurunwangi dyah sa/adu astupa sri maharaja Munduan Pu Manuku menjabat sebagai Rake
rake pikatan (Casparis, 1 958: 1 1 ). Meskipun Patapan, sedang dalam prasasti Wanua Tengah I
Saladu di Plaosan Lor ditulis dengan u (panjang) dia menjabat sebagai Rake Pikatan. Ditinjau dari
dan dalam prasasti Wanua Tengah Ill ditulis hitungan waktu jelas bahwa Pu Manuku yang
dengan u (pendek) serta di Plaosan Lor bergelar disebut dalam prasasti Munduan berbeda
Rake Gurunwangi dan dalam Wanua Tengah Ill orangnya dengan yang disebut dalam prasast1
bergelar Rake Pikatan, namun diduga hanya Tulang Air. Lebih-lebih apabila diingat bahwa di
menunjuk orang yang sama. Pada waktu antara mereka terselip nama pu Palar sebagai

berlangsungnya pembangunan kompleks penguasa di Patapan, Sebaliknya Pu Manuku
Plaosan Lor, Dyah Saladu masih menjabat yang disebut dalam prasasti Tulang Air dan
sebagai Rake Gurunwangi dan menyumbang Wanua Tengah I, mesk1pun yang satu bergelar
pembangunan dua buah stupa perwara (deret Ill, Rake Patapan sedang yang lain bergelar Rake
no. 1 4 dan 1 5) Ketika Rake Garung wafat, Dyah Pikatan, namun kemungkinan adalah orang yang
Saladu berhasil naik tahta dan daerah sama.
kerakeannya pindah ke Pikatan. Setelah naik Berdasarkan uraian d1 atas diduga bahwa
tahta tampaknya dia merasa perlu untuk Rake patanan Pu Manuku yang disebut dalam
mencantumkan gelar dan kedudukannya yang prasasti Tulang Air 850 M atau Rake Pikatan
baru pada kedua stupa perwara yang yang disebut dalam prasasti Wanua Tengah I 863
d1dirikannya ketika masih menjabat sebagai M, adalah anak Pu Palar yang menikah dengan
Rake Gurunwangi (Kusen, 1 986: 408; 1 988: 1 1 ). anak Rake Pikatan Dyah Saladu. Penielasan
Di cand1 Plaosan Lor, selain Rake mengenai dugaan ini sebaga1 berikut . Di dalam
Gurunwangi Dyah Saladu ditemukan juga nama prasasti Gondosuli (Sang Hyang Wintang)
Rake Gurunwangi Oyah Ranu. Dic:ruga Dyah disebutkan bahwa Pu Palar mempunya1 lima
Ranu adalah ayah dari Dyah Saladu yang setelah orang anak. Anak sulungnya kemudian
membangun candi perwara di Plaosan Lor menggantikan kedudukan orang tuanya sebaga1
mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan Rake Patapan dan menggant1 namanya sama
d1 Gurunwang1 kepada anaknya. Dyah Saladu dengan nama kakeknya yaitu Pu Manuku
yang menjabat sebagai Rake Gurunwangi kemu­ Sebelum menj adi Rake Patapan , Pu Manuku
d1an ikut mengambil bagian dalam pembangunan telah menikah dengan anak Rake Pikatan Dyah
cand1 Plaosan Lor yang sewaktu dia mewarisi Saladu. lstrinya kemungkinan besar adalah
kedudukan ayahnya belum selesai dibangun. kakak Dyaj Lokapala. Pada tahun 850 M, us1a Pu
• Rake Pikatan Dyah
Selanjutnya keputusan Manuku diperkirakan ± 25 tahun sehingga dia
Saladu untuk mencabut kembali status sima dilahirkan sekitar tahun 825 M Perkiraan tahun
sawah di Wanua Tengah memberi petu njuk kelahiran ini cocok dengan 1s1 prasast1
bahwa d1a mem1ilk1 hubungan dekat dengan Kayumwungan (Karangtengah) 824 M yang tidak
Rake Warak, kemungkinan adalah menantunya. menyebutkan bahwa Pu Palar suami 1stn sudah
Secara kronologi Rake Pikatan Dyah Saladu mempunyai anak. Ket1ka mertuanya meninggal
memang mungkin menjadi menantu Rake dunia di tahun 855 M, daerah Pikatan tidak ada
Warak. Hal 1n1 dapat d itunJukkan melalui kepala daerahnya, sehingga Pu Manuku
perk1raan perhitungan sebagai berikut Pada menggantikan mertuanya sebagai Rake Pikatan .
tahun 855 M, ketika Rake Pikatan Dyah Saladu Jabatannya sebagai Rake Pikatan terus
meninggal dunia anaknya yang muda yaitu Rake berlangsung sampai dengan tahun 863 M ketika
Kayuwangi Dyah Lokapala telah dewasa. Jika dia menerbitkan prasasti Wanua Tengah I Pada
saat itu Dyah Lokapala berusia ± 25 tahun dan saat prasasti tersebut diterbitkan yang menjad,
sewaktu anaknya yang muda lahir Dyah Saladu raja adalah adik iparnya sendiri yaitu Rake
berusia ± 25 tahun, maka Dyah Saladu kira-kira Kayuwangi Oyah Lokapala.
dila hirkan tahun 805 M. Pada tahun 805 M usia Setelah asal-usul dan kemungkinan
Rake Warak ± 27 tahun. Dengan demikian dari hubungan Rake Pikatan Dyah Saladu dengan
segi usia Dyah Saladu pantas menjadi menantu tokoh--tokoh yang sejaman
• dibahas, masih ada
Rake Warak. lsteri Dvah Saladu adalah adik atau hal yang perlu d ipertanyakan ya1tu mengapa d1a
kakak Dyah Gula dapat naik tahta menggantikan kedudukan Rake
Dalam masa pemenntahan Rake Pikatan Garung. Keterangan langsung mengena1 hal 1n1
Dyah Saladu yaitu padd tahun 850 M terbit belum ditemukan. Namun demikian ada

Berka/a Arkeologi EDIS/ KHUSUS - 1 994 88


kemungkman bahwa dia berhasi l naik tahta c1cit Sang Ratu , Halu. Menurut Boechari
dengan jalan merebutnya dari tangan pewaris kemubngkinan besar Sang Ratu I Halu adalah
yang sah . Dugaan ini muncul karena dalam adik Rakai Mataram Sang Ratu Safijaya
prasasti Siwagrha 856 M tersirat adanya (Bambang Sumadio, 1 992: 1 31 - 1 32). Pertanyaan
peperangan yang terjadi sebelum Rake yang muncul adalah apakah Sang Ratu , Hal u
Kayuwangi Dyah Lokapala na1k tahta (Casparis, sama dengan Rahyangta i Hara yang dalam
1 956: 3 1 6-31 9). Peperangan ini kem ungkinan prasasti Wanua Tengah I ll disebut sebagai adik
terjadi karena pertentangan yang berkelanjutan Rahyangta ri Mdang ? Sebelu m ditemukan
antara keturunan Rake Garung dengan Rake petunjuk yang lebih jelas, masalah ini tetap
Pikatan Dyah Saladu sebagai akibat Dyah Saladu merupakan pertanyaan yang tidak terjawab.
merebut tahta. Perang inilah yang ke- mungkinan Demikian pula perbedaan pendapat a ntara
menyebabkan kematian Rake Pikatan Dyh Casparis dan Boechari dalam meng1dent1-
Saladu pada tahun 855 M. fikasikan jatidiri Rake Walaing tak akan pernah
Rekonstruksi di atas berbeda dengan terselesaikan sebelum ada data baru yang dapat
rekonstruksi Casparis. Menurut Casparis, Rake menjelaskan persoalan ini. Seperti diketahui
Pikatan (dalam prasasti Siwagrha disebut Casparis menduga bahwa Rake Walaing ada la h
Jatinmgrat) mengundurkan diri dari tahta. rake Pikatan setelah mengundurkan din
Pendapat ini didasarkan atas penafsiran kata (Casparis, 1 956: 289-294), sedang Boechari
"uparata" yang menurut Casparis berarti cenderung berpendapat bahwa Rake Walaing
mengundurkan diri (Casparis, 1 956: 288). justru musuh Rake Pikatan dan Rake Kayuwang,
Berbeda dengan Casparis, Boechari menafsirkan yang disebut dalam prasasti Siwagrha
kata "uparata" sebagai meninggal dunia (Boecharim t.t. : V. 38). Jika kemudian terbukt,
(Boechari, t.t.: V.33 ; Bambang Sumadio, 1 992) . bahwa pendapat Boechari yang benar, apakah
Dalam ha l ini rupa-rupanya pendapata Boechari Rake Walaing justru anak Rake Garung yang
yang benar karena dalam prasasti Wanua haknya atas tahta direbut oleh Rake Pikatan?
Tengah Il l jelas disebutkan bahwa Rake Pikatan
Dyah Saladu meninggal sebelum Rake 9. Dyah Tagwas
Kayuwangi naik tahta. Menurut prasasti Wanua Tengah Ill Dyah
Tagwas naik tahta tanggal 5 Februan 885 setelah
8. Rake Kayuwangi Dyah Lokapala wafatnya Rake Kayuwang1. Masa pemenntahan
Rake Kayuwangi naik tahta tanggal 27 tokoh ini hanya berlangsung sampa, atau
Me, 855 setelah meninggalnya Rake Pikatan sebelum tanggal 27 September 885 sehingga d1a
Oyah Saladu. Dia memerintah sampai meninggal hanya memerintah selama ± delapan bulan
dunia sebelum atau pada tanggal 5 Februari 885. Oyah Tagwas turun tahta karena digulmgkan
Dengan demikian d,a memerintah selama ± 30 Mengingat dia naik tahta setelah meninggalnya
tahun. Rake Kayuwangi dan belum memaka, gelar
Rake Kayuwangi Dyah Lokapala Rake, maka diduga bahwa Dyah Tagwas adalah
di1dentifikasi sebagai anak Rake Pikatan Dyah anak Rake Kayuwangi yang pada saat ayahnya
Sa ladu (Bambang Sumadio, 1 992: 1 27-1 28). Hal meninggal belum benar-benar dewasa.
,rn tidak perlu dipersoalkan lebih lan1ut karena Selain dalam prasastl Wanua Tengah Ill,
tampaknya memang benar. Demikian pula nama Dyah Tagwas d11umpai dalam prasast, Er
pendapat Casparis yang berkaitan dengan Hangat. Dalam prasasti ini dia menyebut dirinya
1 dentifikasi kata walaputera dalam prasasti Sri Maharaja Dyah Tagwas Jayal<irti-warddhana
s,wagrha dengan Balaputradewa yang disebut (OJO. CIV). Sayang bahwa bagian prasasti Er
dalam prasasti Nalanda dan peperangan yang Hangat yang memuat angka tahun belum
terjad1 antara Balaputradewa dari dinasti ditemukan sehingga kapan prasasti ini diterbitkan
Sailendra dengan Rake Kayuwangi dan Rake belum diketahui. Menurut perk1raan Jones
Pikatan (Casparis, 1 956 289-294), tidak perl u prasasti Er Hangat berasa l dari ± tahun 888 M
lag, diulas sebab dan rekonstruksi yang telah (Jones, 1 984: 1 9). Jika perkiraan Jones ben ar,
disajikan di depan jelas bahwa Balaputradewa maka berarti bahwa setelah digulingkan Dyah
tidak pernah memerintah di Jawa. Adapun yang Tagwas tetap menyatakan dirinya sebaga, ra1a
perlu dipermasalahkan adalah jatidiri Rakai dengan mengeluarkan prasast, Er Hangat
Walaing Pu Kumbhayoni yang hidup sejaman tersebut. Jika perkiraan Jones salah maka
dengan Rake Kayuwangi. prasast, Er Hangat tentunya dikeluarkan antara
Meskipun Rake Walaing Pu Kumbhayoni tanggal 5 Februari - 27 September 885.
disebut dalam beberapa prasasti, namun asal­ Menarik perhatlan bahwa dalam prasast,
usul dan hubungannya dengan raj a-raja Mataram Er Hangat disebut-sebut tentang adanya guru
kuna belum jelas. Dalam prasasti Pereng hyang i kelasa yang menerima pasek-pasek
(Wukiran) 863
• M, dia menyebut dirinya sebagai sebesar 4 masa. Hal ini mengingatkan kepada

Berka/a Arkeologi EDIS/ KHUSUS - 1994 89


sebutan Rake Warak Oyah Manara setelah me­ namun Rake Gurunwang, sempat mengeluarkan
ninggal dunia ya1tu sang lumah i kelasa. Jika Ke­ prasasti Munggu Antan pada tanggal 9 Februari
lasa yang disebut dalam prasasti Wanua Tengah 887 (Bambang Sumadio, 1 992: 1 34 ; OJO , XVIII)
Ill sama dengan yang disebut dalam prasasti Er Penerbitan prasasti ini agaknya merupakan suatu
Hangat, maka dugaan bahwa Rake Pikatan Dyah langkah politik untuk mem perkokoh
Saladu (kakek Oyah Tagwas) menantu Rake kedudukannya; tetapi rupa-rupanya tidak
Warak menJadi lebih kuat (Kusen , 1 988: 1 5) berhasil.
Bagaimana hubungan Rake Gurunwang,
1 o. Rake Panumwangan Dyah Dewendra Oyah Bhadra dengan raja-raja pendahulunya
Menurut prasasti Wanua Tengah Ill, hanya dapat diperkirakan melalui jabatannya
setelah Oyah Tagwas terg uling dari tahta yang sebagai Rake Gurunwangi Apapun bentuknya
kemudian naik tahta adalah Rake Panumwangan Dyah Bhadra tentu mempunyai hubungan khusus
Oyah Oewendra. Raja ini naik tahta tanggal 27 dengan Rake G urunwangi Oyah Saladu (Rake
September 885 dan terpaksa turun tahta karena Pi katan Oyah Saladu). Mungkin sebagai anak,
digulingkan sebelum atau pada tanggal 27 mungkin sebagai cucu Dyah Saladu.
Januari 887. Dengan demikian masa
pemerintahannya hanya berlangsung ± satu 12. Rake Wungkalhuma/ang Dyah Jbang
tahun empat bulan. Setelah Rake Gurunwangi Dyah Bhadra
Mengingat Dyah Oewendra naik tahta meninggalkan istana pada tanggal 24 Februari
setelah Oyah Tagwas digulingkan, maka dapat 887, tahta kerajaan koson~ selama tujuh tahun.
dipastikan bahwa Dyah Oewendra inilah yang Masa kosong mi berakhir ketika Rake
telah merebut kekuasaan dari tangan Dyah Wungkalhumalang naik tahta pada tanggal 27
Tagwas. Menarik perhatian bahwa setelah November 894. Raja baru ini memerintah sampat
digulingkan, Dyah Oewendra masih meninggal dunia sebel um atau pada tanggal 23
mengeluarkan prasasti Poh Dulur pada tahun 890 Mei 898.
M dan menyebut dirinya Rake Limus Dyah Dalam prasasti Mantyasih 907 M. nama
Dewendra (Jones, 1 984: 1 97-1 98). Berpindahnya Rake Wungkalhumalang tidak tercantum, yang
kraton Oyah Dewendra dari Panumwangan ke tercantum adalah nama Rake Watuhumalang
Limus mungkin disebabkan karena kratonnya Mengingat kata wungkal sinonim dengan watu,
yang berada di Panumwangan dianggap tidak maka Rake Wungkalhumalang sama orangnya
layak dihuni karena pernah diduduki musuh. dengan Rake Watuhumalang . Selain disebut
Siapa sebenarnya Dyah Dewendra dan dalam prasasti Mantyasih, Rake Watuhu malang
bagaimana h ubungannya dengan penguasa­ juga disebut dalam prasasti Panunggalan 896
peng uasa terdahulu belum diketahui dengan dengan gelar haji (Bambang Sumadio, 1 992·
pasti karena belum ada data yang dapat 1 35).
digu nakan untuk menjelaskannya. Mungkin dia Bagaimana hubungan tokoh tni dengan
masih keturunan Rake Garung yang jalur raja-raja sebelumnya dan bagaimana dia berhas,I
pewarisan tahtanya di potong oleh Rake Pikatan naik tahta belum dapat dijelaskan . Meskipun
Oyah Saladu, atau dia justru kakak ,par Dyah demikian rasa-rasanya dia masih memilik,
Tagwas sendiri yang merasa lebih pantas hubungan kekeluargaan dengan salah satu di
mewarisi tahta dibandingkan saudara iparnya antara raja-raja pendahulunya.
yang masih sangat muda.
13. Rake Watulcura Dyah Balitung
1 1. Rake Gurunwangi Dyah Bhadra .. Menurut prasasti Wanua Tengah Ill
Rake Gurunwangi Dyah Bhadra naik tahta setelah meninggalnya Rake Wungkalhumalang
tanggal 27 Januari 887 segera setelah Rake yang kemudian naik tahta adalah Rake Watukura
Panumwangan Oyah Dewendra terguling dari Oyah Balitung. Raja ini naik tahta pada tanggal
tahta. Meskipun dalam prasasti Wanua T engah Ill 23 Mei 898. Pada tahun 904 M, Balitung
tidak disebutkan tetapi jela�- bahwa Dyah Bhadra menurunkan perintah agar seluruh sanghyang
inilah yang telah merebut kekuasaan dari tangan dharma bihara di Jawa dijadikan swatantra.
Dyah Dewendra. Namun demikian ternyata Selanjutnya pada tanggal 1 Oktober 908, Balitung
setelah bertahta selama 28 hari, Dyah Bhadra mengembalikan sawah di Wanua Tengah
terpaksa melarikan diri dari istana (naik tahta 27 sebagai sima bihara di Pikatan. Di samping hal­
Januari, melarikan diri 24 Februari 887). Setelah hal tersebut di atas, dalam prasasti Wanua
Dyah Bhadra meninggalkan istana, kerajaan Tengah Ill terdapat satu hal yang sangat menank
tidak ada yang memerintah r... anayaka ta perhatian yaitu dikutipnya prasasti Rake Garung
ikanang rat rikang kala ... '? baik dalam versi Sanskreta maupun Jawa kuna
Sang at menarik perhatian bahwa Prasasti Rake Garung yang dikutp tnt pada
meskipun masa pemerintahannya sangat singkat pokoknya berisi keputusan Rake Garung untuk

• Arkeologi EDIS/ KHUSUS - 1994


Berka/a 90
memulihkan status sIma di Wanua Tengah yang Boechari, 1 965. Epigraphy and Indonesian H1sto­
sebelumnya dicabut oleh Rakai Warak. Hal ini rtograph, dalam SoedJatmoko, et al. An
mungkin dapat dipakai sebagai petunjuk bahwa Introduction to Indonesian Historiogra­
Balitung mempunyai hubungan khusus dengan phy, Ithaca: Cornell University, hlm .47-73
Rake Garung
Boechari, tt. Sailendrawrangsa dan lsanawangsa
naskah.
IV. Kesimpulan
Dari pembahasan di depan dapat ditank Boechari, 1 982 Aneka Catatan Ep1graf1 dan Se1a­
kes,mpulan sebagai benkut: rah Kuna Indonesia, Majalah Arkeologi,
1 . Perbedaan daftar nama raja-raJa dalam
Th. V, No. 1 -2, hi m. 1 5-38
prasastI Mantyasih 907 M dengan Wanua
Tengah Ill 908 disebebkan perbedaan latar
Boechari dan A.S WI bowo, 1 986 Prasasti
belakang dikeluarkannya prasasti
Prasasti Mantyasih diterb1tkan dalam Koleksi Museum Nasional, Jilid I,
rangka melegitimasikan dirinya sebaga1 Jakarta: Proyek Pengembangan Museum
pewans tahta yang syah, sehingga yang Nasional.
dicantumkan hanya para raja yang berdaulat
penuh atas seluruh wilayah kerajaan. Dyah Casparis, J. G. de, 1 950. Prasasti Indonesia I
Gula, Dyah Tagwas, Dyah Dewendra dan Bandung. A.C Nix & Co
Dyag Sadhra tidak dimasukkan dalam daftar
karena mereka tidak pernah berdaulat penuh Casparis, 1 956 Prasasti I ndonesia II, Bandung
atas wilayah kerajaan. Hal ini terlihat dan Masa Baru.
singkatnya masa pemerintahan mereka
karena d1gulingkan dari tahta. Casparis, 1 958 Short lnscnpt1on from T1and1
Prasast, Wanua Tengah Ill dikeluarkan Pfaosan Lor, Serita Dinas Purbakala
dalam kaitannya dengan perubahan­ No. 4, DJakarta. Dinas Purbakala
perubahan status sawah di Wanua Tengah,
sehingga semua penguasa yang mempunya, Djoko Dw1 yanto, 1 985. Penemuan Beberapa Pra­
sangkut pait dengan perubahan status sawah
.. sast, Baru Sebaga1 Sumbangan Bag,
di masukkan dalam daftar. Nama Sanjaya Historiografi Indonesia, Makalah Semi­
tidak disebut karena riwayat sawah di Wanua nar Sejarah Nasional IV di Yogyakarta
Tengah baru dimulai dari masa Rake
Panangkaran Djoko Dwiyanto, 1 986. Pengamatan Terhadap Data Kese­
:? Prasast, Wanua Tengah Ill sungguh
merupakan bukti se1arah yang sangat penting,
jarahan Dan Prasast, Wanua Tengah /JI
Tahun 908 M, Pertemuan llmiah Arkeo­
seh ,ngga perlu diperhitungkan dalam logi IV, Buku Ila, Jakarta, him 92-1 1 0
rekonstruks, seJarah raja-raja Mataram Kuna.
Salah satu hal penting yang dapat ditank Gosta Lieber, 1 976. Iconographic Dictionary of
dan Is1 prasastI Wanua Tengah Ill adalah the Indian Religion, Leiden · E J Brill
kenyataan bahwa pergantian raja-raja
Mataram Kuna tidak selalu berJalan mulus. Hasan DJafar, 1 985. Prasast, dan H1stor1ograf1
Perebutan tahta sering terjadi. dari hasil
Makalah Seminar Sejarah Nasional IV
rekonstruksi dapat diketahui bahwa perebutan
di Yogyakarta.
kekuasaan terjad, di antara keluarga
keturunan Sanjaya dan bukan karena per­
tentangan antara dinasti Sailendra dengan Jones, A . M. B. 1 984. Early Tenth Century Java
dmasti Sanjaya. from the lnscnptions a Study of Econo­
mic, Social and Administrative Cond1 -
t10ns m the First Quarter of the Century
VKI 1 07, Dordrecht: Fons Publlcat,on

KEPUSTAKAAN Kusen, 1 984. Temuan Baru dari Temanggung.


Prasasti Raia Ba/itung 830 Sa ka, Kom­
Bambang SumadI0 (ed), 1 977. Sejarah Nasional pas, Mmggu, 6 Me, 1 984.
Indonesia 11, Jakarta: Balai Pustaka.
Kusen, 1 986 Pant Keliling Candi Plaosan Lor
-Bambang Sumadio , 1 992. Sejarah Nasional Pertemuan llmia h Arkeologi IV, Buku
Indonesia II Edisi ke-4, Jakarta: Balai Pustaka. !lb, Jakarta, him 397-41 2

BerJ<ala Arl<&Ologi EDIS/ KHUSUS - 1994 91


Kusen, 1 988. Prasasti Wanua Tengah /11 830 Sa­ Soekmono, 1 965. Archaeology and Indonesian
ka. Studi Tentang Latar Belakang Peru­ History, da/am Soedjatmoko, et al. An
bahan Status Sawah di Wanua Tengah
Se1ak Rake Panangkaran Sampai Rake
Introduction to Indonesian Historiogra­
phy, Ithaca: Cornell University, him 36-46
Watukura Dyah Balitung, Makalah dalam
Kegiatan llmiah Arkeologi IAAI Komisa­ Suhamir, 1 950. Verslag van de werkzaamheden
riat DIY.Jawa Tengah di Yogyakarta. van de voormalige Bouwkundige Afdeling
van de Oudheidkundige Dienst van 8
-Kusen. 1 989. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Maart 1 942 tot 19 December 1 948,
Perubahan Status Sawah di Wanua Te­ Oudheidkundig Verslag 1 948, Bandung.
ngah Dalam Masa Pemerintahan Raja-ra­ A.C. Nix & Co, him. 20-41 .
Ja Mataram Kuna Abad 8-10, Laporan
Penelitian Fakultas Sastra UGM. Wojowasito, S., 1 977. Kamus Kawi�ndonesia,
Bandung: CV Pengarang.
Machi Suhadi dan M.M. Soekarto, 1 986. Laporan
Pene/itian Epigrafi Jawa Tengah, Berita Zoetmulder, P.J., 1 982. Old Javanese-English
Penelitian Arkeologi No. 37, Jakarta Dictionary, 's-Gravenhage: Martinus Nijhoff.
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Oud Javaansche Oorkonden, Nagelaten trans­


cripties van wijlen Dr. J.L.A. Brandes, uit­
gegeven door Dr. N.J. Krom, VBG, IX,
191 3, 's- Graven hage: Martinus Nijhoff.

Berka/a Arl<eologi EDIS/ KHUSUS - 1994 92


LAMPIRAN 1

DAFTAR RAJA RAJA MATARAM KUNA


MENURUT PRASASTI MANTYASIH DAN PRASASTI WANUA TENGAH 111

Prasasti Mantyas1h 907 M Prasasti Wanua Tengah 111 908 M

Rakai Mataram Sang Ratu Sarijaya Rahyangta ri Mdang

Sn Maharaja Rakai Panangkaran Rake Panangkaran


(7-1 0-746 s/d 1 -4-784)

Sn MaharaJa Raka1 Panunggalan Rake Panaraban


(1 -4-784 s/d 28-3-803)

Sri Maharaja Rakai Warak Rake Warak Dyah Manara


(28-3-803 s/d 5-8-827)

Dyah Gula
(5-8-827 s/d 24-1 -828)

Sn Ma haraJa Raka1 Garung Rake Garung


(24-1-828 s/d 22-2-847)

Sn Maharaja Rakai Pikatan Rake Pikatan Dyah Saladu


(22-2-847 s/d 27-5-855)

Sn MaharaJa Raka1 Kayuwangi Rake Kayuwan91 Dyah Lokapala


(27-5-855 s/d 5-2-885)

Dyah Tagwas
(5-2-885 s/d 27-9-885)

Rake Panumwangan Dyah Dewendra


(27-9--885 s/d 27-1 -887)

Rake Gurunwang1 Dyah Bhadra


(27-1 -887 s/d 24-2-887)

Sn Maharaja Raka1 Watuhumalang Rake Wungkalhumalang Dyah Jbang


(27 -1 1 -894 s/d 23-5-898)

Sri Maharaja Rakai Watukura Rake Watukura Dyah Ba litung


Dyah Balitung (23-5-898 s/d 1 -1 0-908)

Berl<.ala Arl<.eologi EDIS/ KHUSUS - 1 994 93


LAMPIRAN 2

REKONSTRUKSI HUBUNGAN RAJA-RAJA


MATARAM KUNA DARI SANJAYA SAMPAI
BALITUNG

Sanjaya + #
71 7-746
Dharmmasetu + # 1

/
Tara + Samaratungga
ISamaragrawira)
I
��:,,�•·.,·· ··# + R. Panaraban

��_:�
nggalan)
+ Sri Kahulunan
842
I
Pramodawarddhan ;
� 624
Balaputradewa
:t,_850 R.Warak R.P. Pu Manuku + # R.Garung +#
Oyah Manara + # 807 826-847
803-827
\
R.Gurunwangi +#
Oyah Ran
Dyah Gula R.P Pu Palar + #
827-828
/

R.Gurunwang,
( R.Pikatan)
Dyah Saldu
847-855
+
------
----
----· #
+ R. P . Pu M anuku 850
(R.Pikatan Pu Manuku) 863
1/
,,.

\
R.Kayuwangi Dyah Lokapala + #
855-885

?
R. Panumwangan
Dyah Oewwndra + # Dyah Tagwas R. Wungkalhumalang
R.Gurunwangi
885-887 885 Dyah Jbang
Dyah Bhadra
( R . Limus Dyah 887 (R.W l + i1 ?
-��,;;;::;---
Dewendral 890

Sri Daksottama # + R.Watukura Dyah Balitung


989-913

Kereranqan

+ Kawin menurunkan anak (dugaan cukup kuat)

# Wanita menurunkan anak (dugaan kurang kuat)

BerKa/a Arkeolog, EDIS/ KHUSUS - 1 994 94

Anda mungkin juga menyukai