Adapun Tahapan kegiatan pendataan TORA ini adalah sebagai berikut:
1. Definisi dan Sumber Hukum TORA atau Tanah Obyek Reforma Agraria didefinisikan sebagai tanah yang dikuasai oleh negara dan/atau tanah yang telah dimiliki oleh masyarakat untuk diredistribusi atau dilegalisasi. (Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria). 2. Penetuan Lokasi Objek TORA Dalam penentuan Lokasi Objek TORA ini ditentukan dari syarat untuk menjadi objek TORA yaitu: 1) Tanah Transmigrasi yang Belum Bersertipikat 2) Legalisasi Aset/Pensertipikatan Tanah oleh Pemerintah 3) HGU dan HGB yang telah habis masa berlakunya 4) Tanah Terlantar 5) Tanah Negara Lainnya 6) Tanah yang berasal dari pelepasan kawasan hutan dan tanah hasil perubahan tata batas kawasan hutan. 7) Tanah yang sudah diberikan Akses oleh Pemda. Berikut adalah 10 (sepuluh) desa yang termasuk dalam Pendataan TORA Tahun Anggaran 2021: 1) Desa Alur Gading Kec. Pintu Rime Gayo 2) Desa Musara Pakat Kec. Pintu Rime Gayo 3) Desa Simpang Rahmat Kec. Gajah Putih 4) Desa Meriah Jaya Kec. Gajah Putih 5) Desa Pante Karya Kec. Gajah Putih 6) Desa Pantan Lues Kec. Gajah Putih 3. Survei Pendataan TORA Untuk pelaksanaan kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria, konsultan perorangan melaksanakan kegiatan survei atau observasi lapangan. Setelah penentuan lokasi, maka ada 6 (enam) lokasi yang menjadi lokasi survei pendataan TORA yang bersumber dari Tanah yang sudah diberikan Akses oleh Pemda Bener Meriah. Pendataan TORA dilakukan di kantor desa dan ada beberapa desa yang dilakukan dirumah aparat desa dari desa yang menjadi objek TORA itu sendiri. Teknik pengumpulan data TORA yang dilakukan dengan cara membuat gambar pada bidang peta yang sudah disediakan dan data dari bidang tersebut disajikan dalam bentuk tabel (dalam bentuk excel). Komponen yang menjadi penelitian adalah nama pemilik, nama penguasa, penggunaan tanah, pemanfaatan tanah dan status kepemilikan lahan dari bidang TORA. 4. Finalisasi Data TORA Kegiatan ini dilakukan untuk finalisasi data hasil survei TORA di lapangan. Data hasil identifikasi dan inventarisasi tersebut diolah menjadi data spasial dan data nominatif subyek TORA. Output dari pengolahan data tersebut juga menjadi arahan penataan dan pengembangan akses TORA. 5. Output Pendataan TORA Objek hasil pendataan TORA akan menjadi calon objek untuk pendaftaran tanah sistematis di tahun selanjutnya. Potensi TORA yang sudah matang dapat dilegalisasikan melalui Program Redistribusi Tanah maupun PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap). 6. Integrasi Penataan Aset dan Akses Integrasi penataan aset dan akses ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi sosial subjek (Penerima TORA) dan dinilai dengan parameter kegiatan akses yang telah diberikan oleh SKPK terkait dengan Aset (Sertipikat) yang akan diterbitkan oleh Kantor BPN setempat.