Anda di halaman 1dari 2

Soerjono Soekanto mendefinisikan permasalahan sosial sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur

kebudayaan yang dapat membahayakan kehidupan dari suatu kelompok sosial.


Menurut Soetomo, masalah sosial merupakan sebuah kondisi yang tidak diinginkan oleh
sebagian besar warga masyarakat
diplomasi adalah urusan atau penyelenggaran perhubungan resmi  antara satu negara dan negara
yang lain (KBBI)

 Geoffrey McDermott

Menurut Geoffrey McDermott, pengertian diplomasi adalah pertimbangan dalam manajemen


hubungan internasional, masing-masing Negara, seberapapun kaliber dan ukurannya, selalu ingin
memelihara/ mengembangkan posisinya dalam kancah Internasional.

Hal ini terlihat dari hasil kajian Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, yang menyebutkan, dari
total 47,5 juta perjalanan yang terjadi di Jabodetabek pada 2015 lalu, baru 24 persen pengguna
jalan yang memutuskan untuk menggunakan moda angkutan umum darat, seperti bus Transjakarta
dan atau commuter line. 

"Dengan rincian, pengguna bus Transjakarta sebanyak 326.500 per hari, dan commuter
line Jabodetabek sebanyak 759.564 per hari," k

 pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor pribadi dan rendahnya minat warga untuk
menggunakan transportasi umum inilah yang menjadi salah satu alasan kemacetan di ibu kota sulit
diatasi. ata Iskandar di Jakarta, Senin (22/5).

Penyebab kemacetan di Ibukota sangatlah kompleks. Jumlah kendaraan yang


berseliweran di Jakarta setiap tahun meningkat tajam. Polda Metro Jaya mencatat,
berdasarkan pengajuan STNK, setahun ada 1,5 juta kendaraan baru di Ibukota atau
meningkat sekitar 9-10 persen tiap tahun.

Tercatat ada sekitar 16 juta unit kendaraan di Jakarta dengan rincian 11 juta sepeda
motor, sisanya kendaraan roda empat baik mobil pribadi maupun angkutan umum. Dari
sisi infrastruktur, panjang jalan hanya 7.650 kilometer dengan luas jalan 40,1 kilometer
atau 0,26 persen dari luas wilayah DKI.

Menyediakan public transport atau atau transportasi massal, adalah salah satu solusi
mengurai benang kusut kemacetan. Pemilik kendaraan pribadi didorong menggunakan
angkutan massal sehingga jumlah kendaraan yang melintas di jalan Ibukota berkurang.
Persoalannya, meski transportasi massal telah dibenahi, seperti bus reot telah
digantikan dengan angkutan nyaman Transjakarta, ruas jalan di Jakarta masih kusut.
Bahkan jalur khusus Transjakarta kerap diserobot oleh mobil pribadi maupun sepeda
motor demi menghindari macet.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyebutkan, jumlah warga yang menggunakan
angkutan umum masih rendah, yaitu 12-13 persen dari total 20 juta warga yang
melakukan perjalanan. Sebetulnya, rendahnya penggunaan angkutan umum, tidak bisa
serta merta menyalahkan warga.

Mobilitas warga Ibukota yang sangat tinggi, waktu tempuh, ketersedian angkutan umum
pada jam sibuk, serta sarana dan prasarana pendukung, menjadi alasan warga masih
menggunakan kendaraan pribadi. Pada jam sibuk, bus Transjakarta tidak mampu
menampung semua penumpang di halte sehingga waktu tunggu pun menjadi lebih
lama.

Prilaku masyarakat saat pertama menjajal MRT beberapa waktu lalu bisa dibilang buruk. Mulai
dari bergelantungan di kereta hingga piknik di stasiun.
“PT MRT Jakarta menyesalkan atas prilaku yang tidak seharusnya dilakukan di stasiun dan
kereta. Berdiri atau menginjak kursi kereta, bergelantungan di kereta yang teridentifikasi dari
hasil evaluasi selama 2 hari terakhir (22-23 Maret 2019),” kata pihak PT MRT dalam keterangan
tertulis, Sabtu, 23 Maret 2019..

Anda mungkin juga menyukai