Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN BAB II

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Untuk Memenuhi Nilai Tugas Mata Kuliah Komunikasi Bisnis

Nama : Ingrid Regina

Kelas : AK 4-A

NIM : 1805081047

PRODI AKUNTANSI

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

2020
A. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang sifatnya perorangan dalam lingkup masyarakat
maupun organisasi dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami guna mencapai suatu
tujuan tertentu.

B. Tujuan Komunikasi Antar Pribadi

1. Menyampaikan informasi

Komunikasi dilaksanakan guna menyampaikan informasi agar dapat diketahui oleh orang lain.

2. Berbagi pengalaman

Dengan adanya komunikasi maka seseorang dapat menyalurkan pengalaman atau menceritakan
peristiwa dengan cara lisan terhadap orang lain.

3. Menumbuhkan simpati

Komunikasi dilakukan agar setiap individu memiliki tenggang rasa terhadap orang lain
disekitarnya.

4. Melakukan kerjasama

Tujuan lain dari komunikasi adalah untuk melakukan kerjasama antar pribadi guna mencapai
keuntungan bagi kedua belah pihak atau mencapai tujuan tertentu.

5. Menceritakan kekecewaan atau kekesalan

Komunikasi juga dilakukan untuk mencurahkan emosi dan perasaan seseorang pada orang lain.
Dengan melakukan komunikasi maka dapat mengurangi rasa kecewa atau kesal seseorang.

6. Menumbuhkan motivasi

Dengan melakukan komunikasi maka seseorang mendapat dorongan untuk melakukan hal
yang positif dan terpacu untuk melakukan sesuatu lebih baik.

C. Gaya Kepemimpinan
Ada 4 jenis gaya kepemimpinan seseorang menurut para ahli, yaitu :

1. Gaya Kepemimpinan berdasarkan Teori X dan Y (McGregor – 1967)

Pada teori X pemimpin menganggap orang sebagai alat produksi. Sedangkan pada teori Y
seorang pemimpin menganggap pegawai mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam.

Tipe X Tipe Y
a. Malas belajar dan bekerja a. Rajin belajar dan bekerja
b. Bekerja jika diperintah atau dipaksa b. Bekerja atas kesadaran sendiri
c. Menghindar dari tanggung jawab c. Bertanggung jawab dan berambisi
d. Tidak mandiri dan berambisi. Cukup d. Mampu mengendalikan dirinya sendiri.
menjadi anak buah saja.

2. Gaya Kepemimpinan menurut Ludlow dan Panton

a. Pengarahan (directing)
b. Pembekalan (coaching)
c. Dukungan (supporting)
d. Pendelegasian (delegating)
e. Kemampuan (skill)

3. Gaya Kepemimpinan Situasional (Situasional Leadership)

Gaya kepemimpinan situasional adalah gaya yang diterapkan dengan memperhatikan dan
menyesuaikan situasi dan kondisi yang terjadi. Ada tiga keterampilan yang perlu diperhatikan
dalam menerapkan gaya kepemimpinan ini, antara lain :

a) Keterampilan Analitis (Analytical Skills)

Keterampilan dalam melakukan evaluasi atau penilaian kerja terhadap karyawan dalam
pelaksanaan kegiatan perusahaan.

b) Keterampilan Fleksibilitas (Flexibility Skills)

Keterampilan dalam menerapkan gaya kepemimpinan dengan menyesuaikan terhadap situasi


atau kondisi yang terjadi berdasarkan analisis yang tepat.

c) Keterampilan Komunikasi (Communication Skills)

Keterampilan dalam menjelaskan sesuatu serta menyampaikan ide atau gagasannya kepada
karyawan.

4. Gaya Kepemimpinan Inti Menurut Hellrlegel dan Slocum)


Menurut Hellrlegel dan Slocum, seorang manager harus memiliki 5 kemampuan yang dikenal
sebagai kepemimpinan inti (core leadership skills), antara lain :

a) Pemberdayaan (Empowered)
b) Intuisi (intuition)
c) Pemahaman diri (Self-understanding)
d) Visi (Vision)
e) Nilai Kesesuaian (Value Congruence)

Berbagai macam teori yang membahas tentang kebutuhan manusia, antara lain :

1) Teori Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow)

Teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki lima kebutuhan yang bertingkat, mulai dari
kebutuhan dasar hingga kebutuhan aktualisasi diri. Lima kebutuhan tersebut antara lain :

Kebutuhan Aktualisasi Diri


5
Kebutuhan Harga Diri
4
Kebutuhan Sosial
3
2 Kebutuhan Keamanan

1 Kebutuhan Fisiologis

2) Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)

Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg yang terdiri dari dua faktor, yaitu :

Faktor Hygiene Faktor Motivator


Kondisi Kerja Pekerjaan itu sendiri
Kebijakan Perusahaan Tanggung Jawab
Supervisi Pengakuan
Gaji Prestasi
Hubungan dengan tenaga kerja Promosi
Status Pertumbuhan
Keamanan Kerja Pengembangan
Kehidupan Pribadi

D. Mendengarkan sebagai Keahlian Antarpribadi


Dalam komunikasi, mendengar merupakan bagian penting dalam memahami pesan yang
disampaikan oleh orang lain, sehingga tujuan dapat tercapai. Mendengarkan dengan aktif perlu
mementingkan pikiran, emosi dan bahasa tubuh, karena :

a. Dengan pikiran, seseorang dapat memilih kata-kata yang tepat untuk disampaikan
sehingga mudah dimengerti oleh orang lain.
b. Dengan emosi, seseorang dapat mengungkapkan perasaan dalam menyampaikan atau
merespon sesuatu (mengadakan hubungan)
c. Dengan bahasa tubuh, seseorang dapat meyakinkan apa yang hendak disampaikan
sehingga lebih mudah untuk dipahami oleh orang lain.

Menurut Lehman Himstreet dan Baty, kebiasaan sebagai pendengar yang efektif dapat
menghasilkan beberapa hal positif :

1. Pendengar yang baik akan lebih banyak disukai oleh orang lain.
2. Kinerja dan prestasi pun meningkat ketika pesan dapat tersampaikan dengan baik.
3. Umpan balik yang akurat akan berdampak positif terhadap prestasi.
4. Akan terhindar dari kesalahpahaman.
5. Lebih mudah memilah informasi berdasarkan fakta atau gosip.
6. Mendorong dalam menciptakan ide-ide baru sehingga tercipta pribadi yang kreatif dan
inovatif.
7. Peningkatan kepuasaan dan prestasi dalam bekerja.

Anda mungkin juga menyukai