Dosen Pengampu:
Prof.Dr.Drs. Made Kembar Sri Budhi, M.P.
Disusun oleh :
Ni Luh Putu Anggreni Indraswari
25 / 2107521235
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................... iv
BAB I ................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
1.2 Rumus Masalah ........................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................................... 3
2.1 Investasi.................................................................................................................................... 4
2.2 Investasi Dalam Negeri ............................................................................................................. 5
2.3 Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment) ............................................................ 5
2.4 Suku Bunga ............................................................................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................................................. 8
GAMBARAN UMUM ........................................................................................................................... 8
3.1 Deskripsi tingkat bunga dan investasi selama 10 tahun terakhir ............................................ 8
3.1.1 Tingkat Bunga 10 Tahun Terakhir...................................................................................... 8
3.1.2 Tingkat Investasi 10 Tahun Terakhir.................................................................................. 9
3.2 Fluktuasi Tingkat Bunga dan Investasi Indonesia 10 Tahun Terakhir .................................... 10
3.2.1 Fluktuasi Tingkat Bunga Indonesia 10 Tahun Terakhir ................................................... 10
3.2.2 Fluktuasi Tingkat Investasi di Indonesia 10 Tahun Terakhir ........................................... 12
BAB IV ............................................................................................................................................... 15
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 15
4.1 Analisis Deskriptif Variabel ..................................................................................................... 15
4.2 Analisis Hubungan Tingkat Bunga dan Investasi di Indonesia................................................ 15
4.3 Analisi Pengaruh Hubungan Tingkat Suku Bunga dengan Investasi....................................... 20
BAB V ................................................................................................................................................ 21
PENUTUP .......................................................................................................................................... 21
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................................. 21
5.2 Saran....................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 23
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang mempengaruhi operasi
perusahaan sehari‐hari. Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi
ekonomi makro di masa datang akan sangat berguna dalam pembuatan keputusan investasi
yang menguntungkan. Karena harga saham di bursa pasar modal tidak selamanya tetap, ada
kalanya meningkat dan bisa pula menurun, tergantung pada kekuatan permintaan dan
penawaran. Di pasar modal, terjadinya fluktuasi harga saham tersebut menjadikan bursa efek
menarik bagi beberapa kalangan pemodal (investor). Keputusan investasi dan pembiayaan
merupakan keputusan yang saling bertalian seperti mata uang dengan dua sisi, dimana satu
sisi adalah keputusan investasi maka di sisi lain adalah keputusan pembiayaan. Secara
teoritis, keterandalan keputusan investasi dan pembiayaan sangatlah bergantung pada tingkat
suku bunga yang berlaku.
Pemahaman secara lebih mendalam tentang karateristik tingkat suku bunga sangat
membantu keakuratan hasil keputusan investasi dan keputusan pembiayaan. Dalam praktek,
tingkat suku bunga diterjemahkan kedalam berbagai terminologi yang beraneka ragam.
Keragaman terminologi suku bunga membawa konsekuensi pada penentuan besaran biaya
penggunaan dana dan penentuan hasil yang diharapkan dari suatu proyek investasi. Banyak
orang terkecoh dengan suku bunga yang ditawarkan, kebanyakan bagian marketing
menggunakan suku bunga sebagai alat pamungkas untuk meningkatkan penjualan.
Secara teori, tingkat bunga dan harga saham memiliki hubungan yang negative
(bertolak belakang). Tingkat bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang
(present value) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada
tidak akan menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal
yang akan ditanggung perusahaan dan juga akan menyebabkan return yang diisyaratkan
investor dari suatu investasi akan meningkat. Padahal, suku bunga tersebut memiliki
karakteristik yang beraneka ragam, seperti suku bunga flat, suku bunga efektif, suku bunga
in advance, suku bunga in arrear, suku bunga fixed, dan suku bunga floating.
Pasal 1 ayat 2 dan 3 pada UU menjelaskan penanaman modal dalam negeri adalah
penanaman modal yang ditujukan untuk melakukan usaha yang berada di dalam negeri dan
dilakukan oleh penanam atau investor lokal. Sedangkan penanaman modal luar negeri adalah
penanaman modal yang ditujukan untuk melakukan usaha yang berada di dalam negeri dan
1
dilakukan oleh penanam atau investor asing baik penanaman modal ini dilakukan
sepenuhnya oleh orang asing atau secara patungan. Perkembangan investasi di Indonesia
berfluktuatif selama 17 tahun terakhir. Berdasarkan Tabel 1 di bawah ini dapat dilihat
investasi dari dalam negeri lebih besar dibandingkan dengan nilai investasi dari luar negeri.
Pada Tabel 1 dapat diketahui dari tahun 2000-2016, rentangan nilai antara investasi dari
dalam negeri dan investasi dari luar negeri semakin besar. Perkembangan investasi dari
dalam negeri selama 17 tahun terakhir juga mengalami peningkatan yang signifikan lebih
besar dibandingkan dengan investasi dari luar negeri. Fluktuasi perkembangan nilai investasi
terutama investasi dalam negeri disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tingkat bunga,
kebijakaan perpajakan, dan kebijakan ekonomi. Dari beberapa penelitian terdahulu yang
digunakan peneliti, inflasi dan suku bunga merupakan faktor dominan yang mempengaruhi
investasi termasuk investasi dalam negeri. Tingkat inflasi yang cukup tinggi mengakibatkan
minat investor untuk menanamkan investasinya cenderung menurun dibandingkan saat
tingkat inflasinya rendah. Tingkat suku bunga sama halnya dengan inflasi, dimana saat
tingkat suku bunga tinggi sangat kecil kemungkinan investor untuk menanamkan
investasinya dan pada saat suku bunga rendah para investor ingin menanakan investasinya.
Oleh sebab itu, ke dua faktor tersebut harus diuji besar pengaruhnya terhadap investasi dalam
negeri Indonesia.
1.2 Rumus Masalah
1. Apa Pengaruh Tingkat Bunga Terhadap Investasi Dalam Negri Indonesia?
2. Apa Pengaruh Tingkat Bunga Terhadap Investasi Dalam Negri Di Indonesia?
3. Apa Pengaruh Infalsi Dan Tingkat Bunga Terhadap Investasi Dalam Negara
Indonesia?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Diketahui salah satu negara berkembang yang dalam menjalankan perekonomiannya
menganut perekonomian terbuka ialah Indonesia. Kestabilan pertumbuhan ekonomi
tentunya tidak terlepas dari peranan pihak domestik ( dalam negri) maupun asing (luar
negeri). Maka dari itu, dibutuhkan dana ataupun pembiayan investasi yang cukup besar
dalam mewujudkan pembangunan ekonomi yang merata di Indonesia. Keterbatasan
pembiayaan menjadi permasalahan dalam membangun ekonomi suatu negara. Salah satu
sumber pembiayaan untuk menutupi terbatasnya beban dalam membangun perekonomian di
Indonesia ialah dengan penanaman modal. Meningkatnya pembangunan ekonomi juga akan
disertai pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi di negara manapun
tentunya tidak terlepas dari peranan investasi. Ketika terjadi guncangan investasi di suatu
negara, maka akan berpengaruh yang signifikan terhadap pendapatan nasional di negara
tersebut. Salah satu upaya pemerintah untuk menggali sumber penanaman modal dalam
negeri ialah menarik sumber pembiayaan dari luar negeri yakni dengan Penanaman Modal
Asing. Adanya investasi yang masuk oleh pihak asing akan mendukung pembiayaan
pembangunan jangka panjang dan lebih menguntungkan apabila dibandingkan dengan
pembiayaan yang bersumber dari utang luar Negeri.
Penanaman Modal Asing ialah aliran modal yang bersumber dari luar negeri yang bergerak
ke sektor swasta baik melalui Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment)
maupun investasi tidak langsung (portofolio). Beberapa pengamat menganggap investasi
asing langsung dianggap lebih bermanfaat dibandingkan investasi dalam bentuk portofolio.
Hal tersebut karena adanya pengaruh yang diberikan dari investasi asing langsung yaitu
transfer ilmu pengetahuan, modal, dan teknologi yang betul-betul terasa. Beda halnya
dengan portofolio atau investasi asing tidak langsung yang dikatakan bad cholesterol sebab
bersifat fluktuasi, rentan terhadap gejolak perekonomian dan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan pada pembangunan di sektor riil.
Foreign Direct Investment atau investasi asing langsung cenderung dilakukan pada negara
yang tidak memiliki batasan dan memiliki potensi pertumbuhan ekonomi (Madura, 2009:
66). FDI tersebut diperlukan untuk menutup adanya kesenjangan antara investasi dan
tabungan di negara berkembang. Apabila dibandingkan dengan bentuk modal lainnya, FDI
3
merupakan aus modal jangka panjang yang tidak mudah menbuat perekonomian bergejolak
(Kurniati et al.,2007).
Pendugaan penelitian ini menggunakan beberapa teori dan konsep yang telah didasarkan
pada informasi faktual sehingga dapat diyakini kebenarannya. Beberapa landasan teori,
konsep, dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan topik yang dibahas,
diantaranya:
2.1 Investasi
Teori investasi berkaitan dengan teori dari Adam Smith. Adam Smith menyatakan bahwa
investasi dilakukan karena para pemilik modal mengharapkan untung di masa depan yang
bergantung pada iklim investasi pada hari ini dan pada keuntungan nyata. Investasi pada
hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk
memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim dalam Fahmi, 2012:3).
Tujuan yang hendak dicapai dalam melakukan investasi, diantaranya (Fahmi,2012:3) : (a)
Terciptanya keberlanjutan dalam investasi tersebut ; (b) Terciptanya profit yang maksimum
atau keuntungan yang diharapkan ; (c) Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham
; (d) Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa. Adapun tipe-tipe dari investasi
diantaranya (Fahmi, 2012:3):(a) Investasi Langsung (Direct Investment) ; (b) Investasi
4
Tidak Langsung (Indirect Investment).
Sementara komponen dalam investasi menurut Sukirno (2005:110), antara lain : (a) Investasi
Perusahaan-Perusahaan Swasta ; (b) Investasi yang Dilakukan Oleh Pemerintah ; (c)
Investasi untuk Mendirikan Tempat Tinggal dan (d) Investasi atas Barang-barang Inventaris.
Investasi mempunyai peranan yang penting di dalam perekonomian, yaitu (Jhingan dalam
Putra, 2010) ; (a) Investasi Membawa Perubahan Dalam Permintaan Agregat ; dan (b)
Mempengaruhi Siklus Bisnis.
Investasi dalam negeri atau modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara
Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk
badan hukum atau tidak berbadan hukum. Tujuan penyelenggaraan penanaman modal antara
lain untuk (UU No. 25 Tahun 2007): (a) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional ; (b)
Menciptakan lapangan kerja ; (c) Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan ; (d)
Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional ; (e) Meningkatkan kapasitas
dan kemampuan teknologi nasional ; (f) Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan ;
(g) Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana
yang berasal baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri ; (g) Meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
5
singkat.
2) The diversivication hypotesis. Teori ini menyatkan bahwa keputusan berinvestasi tidak
hanya memertimbangan return yang didapat namun juga risiko yang akan dihadapi.
Berdasarkan sifatnya terhadap risiko, terdapat tiga tingkatan, diantaranya; pertama, risk
averse, yaitu penghindaran risiko, investor lebih memilih proyek yang berisiko rendah
meskipun cenderung akan mendapat tingkat keuntungan yang rendah juga; kedua, risk
medium, yaitu (sifat proporsional) melihat risiko dengan berinvestasi pada risiko
sedang pada tingkat keuntungan tertentu; ketiga, risk taker ialah sifat yang berani mengambil
risiko dengan berinvestasi pada return yang besar tanpa memerdulikan konsekuensi risiko
yang lebih tinggi.
3) The output and market size hypotesis. Pada teori ini investasi asing langsung yang masuk
ke suatu negara berkaitan dengan output dari perusahaan asing tersebut, besarnya ukuran
pasar dari suatu negara diukur berdasarkan Produk Domestik Brutonya.
4) The currency areas hypotesis. Teori ini menggambarkan bahwa perusahaan
asing yang memiliki nilai kurs (mata uang) yang lebih kuat dibandingkan negara lainya,
cenderung akan berinvestasi sebab negara yang bermata uang lemah umumnya tidak mampu
berinvestasi karena risiko yang mungkin dihadapinya akan tinggi. Dapat dikatakan bahwa
sumber dari investasi asing langsung (FDI) ialah negara dengan nilai mata uangnya yang
lebih kuat dan negara dengan mata uang yang lebih lemah akan menjadi negara penerima
atau tujuan dari FDI.
5) The product life cycle hypotesis. Gambaran dari teori ini ialah barang/jasa yang dihasilkan
pertama kali dianggap menjadi inovasi di negara asalnya. Lambat laun, barang/jasa tersebut
akan tersebar ke beberapa negara sehingga menjadi terstandarisasi. Investasi asing langsung
muncul dari reaksi-reaksi oleh perusahaan, dengan ekspansi ke luar negeri, yang
memiliki kemungkinan kehilangan pasar karena produknya berkembang. Sebagai bentuk
arus modal yang relatif tidak mudah dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi serta bersifat jangka
panjang, FDI diharapkan agar dapat membantu meningkatkan pertumbuhan penanaman
modal yang berkelanjutan di suatu negara (Mutiara dan Syofriza, 2014). Efektifitas
pertumbuhan investasi tentunya didorong oleh faktor-faktor yang memengaruhi setiap
keputusan atas ketertarikan investor untuk menanamkan modalnya di negara tujuan.
Pengetahuan terkait faktor-faktor yang memengaruhi FDI akan berpengaruh pada kebijakan
moneter yang di suatu negara untuk menarik investor. Berdasarkan teori serta penelitian
terdahulu tersebut, dapat dikatakan bahwa investasi asing langsung atau FDI ialah pihak
6
asing atau luar negeri yang menanamkan modalnya untuk kepentingan jangka panjang di
suatu negara
Salah satu faktor penting dalam pengambilan keputusan berinvestasi ialah suku bunga. Anna
(2012) mengatakan bahwa suku bunga merupakan tingkat yang dibayarkan atau beban atas
penggunaan dana atau dengan kata lain biaya pinjaman. Menurut Ernita (2013) suku bunga
yang meningkat terjadi akibat dari adanya penurunan investasi dan sebaliknya, ketika suku
bunga mengalami penurunan maka investasi akan meningkat yang dikarenakan terjadinya
penurunan biaya dari investasi.
Tingginya suku bunga merefleksikan biaya modal yang besar sehingga meningkatnya suku
bunga menandakan juga meningkatnya return pada investasi (Murtianingsih, 2012). Investor
yang bersedia menanamkan uangnya pada suatu proyek investasi berharap mendapatkan
keuntungan di masa yang akan datang. Mishkin (2008:4) mendefinisikan suku bunga sebagai
harga atau biaya atas pinjaman yang dibayarkan untuk dana pinjaman tersebut. Sesuai
dengan teori dan peneltian tersebut, dapat dikatakan bahwa suku bunga merupakan harga
yang dibebankan atau biaya dari dipinjaman.
7
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Deskripsi tingkat bunga dan investasi selama 10 tahun terakhir
3.1.1 Tingkat Bunga 10 Tahun Terakhir
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
2012 6,00 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75
2013 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 6,00 6,50 7,00 7,25 7,25 7,50 7,50
2014 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,75 7,75
2015 7,75 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50
2016 7,25 7,00 6,75 6,75 6,75 6,50 6,50 5,25 5,00 4,75 4,75 4,75
2017 4,75 4,75 4,75 4,75 4,75 4,75 4,75 4,50 4,25 4,25 4,25 4,25
2018 4,25 4,25 4,25 4,25 4,75 5,25 5,25 5,50 5,75 5,75 6,00 6,00
2019 6.00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 5,75 5,50 5,25 5,00 5,00 5,00
2020 5,00 4,75 4,50 4,50 4,50 4,25 4,00 4,00 4,00 4,00 3,75 3,75
2021 3,75 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50
Table 1 Tingkat Bunga 10 Tahun Terakhir (2012-2021)
8
3.1.2 Tingkat Investasi 10 Tahun Terakhir
Realisasi Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri Indonesia
Tahun Jumlah
(Miliyar Rupiah)
2012 92 182,0
2013 128 150,6
2014 156 126,3
2015 179 465,9
2016 216 230,8
2017 262 350,5
2018 328 604,9
2019 386 498,4
2020 413 535,5
2021 447 063,6
Table 2 Realisasi investasi dalam negra indonesia dalam kurun 10 Tahun terakir (2012-2021)
9
3.2 Fluktuasi Tingkat Bunga dan Investasi Indonesia 10 Tahun Terakhir
3.2.1 Fluktuasi Tingkat Bunga Indonesia 10 Tahun Terakhir
• Rata-rata tingkat bunga selama 10 tahun terakhir (2012-2021)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Total
2012 6,00 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 69,25
2013 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 6,00 6,50 7,00 7,25 7,25 7,50 7,50 77,75
2014 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,75 7,75 90,50
2015 7,75 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 90,25
2016 7,25 7,00 6,75 6,75 6,75 6,50 6,50 5,25 5,00 4,75 4,75 4,75 72,00
2017 4,75 4,75 4,75 4,75 4,75 4,75 4,75 4,50 4,25 4,25 4,25 4,25 54,75
2018 4,25 4,25 4,25 4,25 4,75 5,25 5,25 5,50 5,75 5,75 6,00 6,00 61,25
2019 6.00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 5,75 5,50 5,25 5,00 5,00 5,00 67,50
2020 5,00 4,75 4,50 4,50 4,50 4,25 4,00 4,00 4,00 4,00 3,75 3,75 51,00
2021 3,75 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 42,25
Total 676,50
Table 3 Tingkat Bunga (BI Rate) Selama 10 Tahun terakhir (2012-2021)
Diketahui:
• n:10
• ∑ 𝑥𝑖 = 676,50
∑ 𝒙𝒊
̅=
𝒙
𝒏
𝟔𝟕𝟔, 𝟓𝟎
̅=
𝒙
𝟏𝟎
̅ = 𝟔𝟕, 𝟔𝟓
𝒙
Jadi, rata-rata dari data tingkat bunga selama 10 tahun terakhir adalah 67,65.
10
1 2021 42,25
2 2020 51,00
3 2017 54,75
4 2018 61,25
5 2019 67,50
6 2012 69,25
7 2016 72,00
8 2013 77,75
9 2015 90,25
10 2014 90,50
Table 4 Tingkat Bunga Indonesia Selama 10 Tahun (Data Terurut)
𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 5 + 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 6
𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 =
2
67,50 + 69,25
𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 =
2
𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 = 68,375
Jadi, median dari data tingkat bunga Indonesia selama 10 tahun terakhir adalah sebesar
68,375.
Berdasarkan data tingkat bunga Indonesia selama 10 tahun terakhir modusnya adalah
pada tahun 2014 sebesar 90,50.
R = Xn -Xi
R = 90,50 – 42,25
R = 48,25
Jadi, range dari tingkat bunga indoensia selama 10 tahun terakhir adalah sebesar 48,25.
11
3.2.2 Fluktuasi Tingkat Investasi di Indonesia 10 Tahun Terakhir
• Rata-rata tingkat investasi selama 10 tahun terakhir (2012-2021)
Tahun Jumlah
(Miliyar Rupiah)
2012 92 182,0
2013 128 150,6
2014 156 126,3
2015 179 465,9
2016 216 230,8
2017 262 350,5
2018 328 604,9
2019 386 498,4
2020 413 535,5
2021 447 063,6
TOTAL 2.610.199,5
Table 5 Tabel Rata-Rata Investasi Indonesia Selama 10 Tahun (2012-2021)
Diketahui:
• N = 10
• ∑ 𝑥𝑖 = 2.610.199,5
∑ 𝒙𝒊
̅=
𝒙
𝒏
𝟐. 𝟔𝟏𝟎. 𝟏𝟗𝟗, 𝟓
̅=
𝒙
𝟏𝟎
̅ = 𝟐𝟔𝟏. 𝟎𝟏𝟗, 𝟗𝟓
𝒙
Jadi, rata-rata dari data tingkat investasi di Indonesia selama10 tahun terakhir adalah
261.019,95 Milliyar Rupiah.
12
• Median Tingkat Bunga Indonesia Selama 10 Tahun
Tahun Jumlah
(Miliyar Rupiah)
2012 92 182,0
2013 128 150,6
2014 156 126,3
2015 179 465,9
2016 216 230,8
2017 262 350,5
2018 328 604,9
2019 386 498,4
2020 413 535,5
2021 447 063,6
Table 6 Tabel Tingkat Bunga Selama 10 Tahun Terakhir (2012-2021) (sudah terurut)
𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 5 + 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 6
𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 =
2
216.230,8 + 262.350,5
𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 =
2
𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 = 239.290,65
Jadi, median dari data tingkat investasi Indonesia selama 10 tahun terakhir adalah sebesar
239.290,65 Milliyar Rupiah.
13
• Range Tingkat Bunga Indonesia Selama 10 Tahun Terakhir
R = Xn -Xi
R = 447.063,6 – 92 182,0
R = 354.881,6
Jadi, range dari tingkat investasi indoensia selama 10 tahun terakhir adalah sebesar
354.881,6 Milliyar Rupiah.
14
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Deskriptif Variabel
Dalam beberapa kegiatan analisis atau penelitian, penentuan variabel sangat penting
dilakukan untuk memudahkan dalam menarik kesimpulan. Dalam suatu fenomena tertentu
ada beberapa variabel yang saling berkaitan, dimana variabel-variabel tersebut disebut
sebagai variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang akan
mempengaruhi variabel terikat atau variabel lainnya. Variabel ini biasanya dilambangkan
dengan huruf X, dan disebut sebagai variabel X. Sedangkan variabel terikat adalah variabel
yang dipengaruhi oleh variabel bebas (variabel X), variabel terikat in dilambangkan dengan
huruf Y dan disebut sebagai varibel Y.
15
Perhitungan Hubungan Tingkat Bunga dan Investadi di Indonesia tahun 2012-2021
Tingkat Investasi
Tahun Bunga (Miliyar XiYi Xi2 Yi2
(xi) Rupiah) (yi)
2012 69,25 92182,0 6383603,5 4795,5625 8497521124
2013 77,75 128150,6 9963709,15 6045,0625 16422576280
2014 90,50 156126,3 14129430,15 8190,25 24375421552
2015 90,25 179465,9 16196797,48 8145,0625 32208009263
2016 72,00 216230,8 15568617,6 5184 46755758869
2017 54,75 262350,5 14363689,88 2997,5625 68827784850
2018 61,25 328604,9 20127050,13 3751,5625 107981180304
2019 67,50 386498,4 26088642 4556,25 149381013203
2020 51,00 413535,5 21090310,5 2601 171011609760
2021 42,25 447063,6 18888437,1 1785,0625 199865862445
Total 395,5 2610208,5 162800287,5 48051,375 825326737650
Table 7 Perhitungan Hubungan Tingkat Bunga dan Investasi Di Indonesia 10 Tahun
∑XiYi= 162800287,5 N= 10
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + 𝑥4 + 𝑥5 + ⋯ + 𝑥10
𝑥̅ =
10
6,9,25 + 77,75 + 90,50 + ,90,25 + 72,00 + ⋯ + 42,25
𝑥̅ =
10
395,5
𝑥̅ = = 39,55
10
𝑦1 + 𝑦2 + 𝑦3 + 𝑦4 + 𝑦5 + ⋯ + 𝑦10
𝑌̅ =
10
92182,0 + 128150,6 + 156126,3 + 179465,9 + 216230,8 + ⋯ + 447063,6
𝑌̅ =
10
2610208,5
𝑦̅ = = 1305104
10
Sehingga dapat diketahui nilai koefisien regresinya (b) yaitu :
𝑛 ∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖 − ∑ 𝑥𝑖 ∑ 𝑦𝑖
𝑏=
𝑛 ∑ 𝑥𝑖2 − (∑ 𝑥𝑖)^2
10(162800287,5) − (395,5)(2610208,5)
𝑏=
10( 48051,375) − (395,5)^2
16
595665413
𝑏=
324093,5
𝑏 = 1837,943103
Jadi, nilai koefisien regresinya adalah 1837,943103 yang berarti hubungan antara tingkat
suku bunga dengan investasi memiliki hubungan yang positif maka jika suku bunga naik
sebesar 1% per tahun maka nilai investasinya akan turun rata-rata sebesar Rp.1837,943103
milliar atau bila tingkat suku bunga turun sebesar 1% per tahun, maka nilai investasi akan
naik rata-rata sebesar Rp. Rp.1837,943103 milliar.
𝛴𝑥𝑖 395,5 𝛴𝑌𝑖 2610208,5
𝑥̅ = = = 39,55 ̅̅̅̅
𝑌= = =261020,85
𝑛 10 𝑛 10
𝑎 = 𝑌̅ − 𝑏𝑋̅
̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑎 = 261020,85 − (1837,943103)39,55
𝑎 = 261020,85 − 72690,64972
𝑎 = 188330,2003
Koefisien Determinasi
Diketahui:
• a = 188330,2003
• b = 1837,943103
• ∑ 𝑌𝑖 = 2610208,5
• ∑XiYi= 162800287,5
• ∑Yi2 = 825326737650
• N = 10
𝑎 ∑ 𝑌𝑖 + 𝑏 ∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖 − 𝑛(𝑌̅)2
2
𝑟 =
∑ 𝑌𝑖2 − 𝑛(𝑌̅)2
17
𝑟 2 = 0,760 (dibulatkan)
Koefisien Determinasi
𝑟 = √𝑟 2
𝑟 = √0,760
𝑟 = −0,871779789 = -0,87 (dibulatkan)
Oleh karena, tanda koefisien regresi positif (b = 1837,943103) maka tanda koefisien
korelasinya juga positif. Jadi,koefisien korelasinya adalah 0,87. Nilai r = - 0,87 memiliki
arti bahwa suku bunga memiliki hubungan positif terhadap investasi di Indonesia. Jika
nilai suku bunga naik maka nilai investasi akan menurun begitu juga sebaliknya jika nilai
suku bunga menurun maka jumlah nilai investasi akan meningkat.
Nilai r yang berkisar antara -1 dan +1, atau -I≤ r <1 dengan r bernilai negative , akan
menunjukkan hubungan antara variabel X dan Y terkadang tak searah malah lebih tak
searah. Artinya bila variabel X naik maka variabel Y juga akan turun. Hubungan kedua
variabel tersebut menggambarkan hubungan negative (tak searah), yaitu antara suku bunga
dan investasi Indonesia. Dalam grafik tersebut X akan melambangkan suku bunga dan Y
akan melambangkan investasi. Grafik hubungan antara suku bunga dan investasi dapat
dinyatakan dalam sebuah grafik sebagai berikut:
Figure 3 Grafik Hubungan Antara Suku Bunga Dan Investasi Indonesia 10 Tahun Terakhir
Sebagai gambaran hubungan tingkat suku bunga terhadap investasi maka gambar 4
menggambarkan Tingkat Pengembalian yang Diharapkan dari Hasil Investasi Berdasarkan
gambar 4 tingkat suku bunga dapat memengaruhi investasi. Misalnya ketika suku bunga
pinjaman 10% tingkat investasi akan cenderung turun karena bunga pinjaman lebih tinggi
dari hasil investasi yang diharapkan. Namun, ketika suku bunga pinjaman turun minat
investasi akan naik atau bertambah karena tingkat bunga yang berlaku lebih rendah dari hasil
investasi yang diharapkan. Berdasarkan kurva 6.4 keseimbangan akan tercapai pada saat
tingkat suku bunga 8% dan jumlah investasi sebesar Rp200 miliar.
19
4.3 Analisi Pengaruh Hubungan Tingkat Suku Bunga dengan Investasi
Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh hubungan tingkat suku bunga dengan
investasi yaitu jika tingkat pertumbuhan sedang menurun, BI (suku bunga) akan menurun
tingkat suku bunga untuk menggenjot investasi. Begitu sebaliknya jika ekonomi sedang
dalam kondisi baik dan bertumbuh, maka BI (Suku Bunga) akan menaikkan tingkat suku
bunga secara perlahan untuk menjaga inflasi.
Perubahan suku bunga memengaruhi permintaan publik akan barang dan jasa dan,
karenanya, menggenjot belanja investasi. Penurunan suku bunga menurunkan biaya
pinjaman, yang mendorong bisnis untuk meningkatkan pengeluaran investasi. Suku bunga
yang lebih rendah juga memberi bank lebih banyak insentif untuk memberi pinjaman kepada
bisnis dan rumah tangga, yang memungkinkan mereka untuk membelanjakan lebih banyak.
Lebih luas lagi, pengaruh tingkat suku bunga dan investasi ini dapat berimbas terhadap tiga
sektor yang sangat vital dalam perekonomian negara. Yakni sektor aliran modal, sektor
ketenagakerjaan, dan sektor perumahan.
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bunga (interest) dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh bank atau
nasabah sebagai balas jasa atas transaksi antara bank dan nasabah. Pengertian lain tentang
suku bunga adalah pendapatan (bagi debitoritor) atau beban (bagi kreditor) yang diterima
atau dibayarkan oleh kreditor atau debitor.
Dimana Suku bunga ini ada BI Rate, SBI, PUAB. Bank central sebagai otoritas
tertinggi yang mengatur kebijakan moneter suatu negara memiliki tujuan yang salah satunya
mengatur tingkat inflasi agar tidak menjadi hyper inflation. Salah satu langkah yang di
tempuh Bank central adalah mengatur tingkat suku bunganya. Dimana ketika sedang inflasi,
bank sentral akan menaikkan suku bunganya agar mampu mereda inflasi tersebut sehingga
uang tidak banyak beredar di masyarakat serta itu juga berlaku untuk menggerakkan
perekonomian dengan melakukan suku bunga yang rendah. Ini bertujuan untuk
meningkatkan minat orang agar meminjam uang ke bank serta para investor untuk
menanamkan modalnya. Pengaruh variable petumbuhan ekonomi dalam penelitian ini
mempunyai pengaruh yang positif namun tidak signifikan terhadap investasi asing langsung.
Semakin tinggi petumbuhan ekonomi di Indonesia, maka semakin banyak investasi asing
langsung yang ada di Indonesia dan Pengaruh variabel suku bunga pada penelitian ini
memiliki pengaruh negative signifikan terhadap investasi asing langsung. Apabila suku
bunga meningkat, maka minat investor untuk berinvestasi di Indonesia akan sedikit.
5.2 Saran
1) Bagi pihak investor, perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi investasi
asing langsung seperti petumbuhan ekonomi, suku bunga, dan nilai tukar untuk menjadi
dasar dalam mengambil suatu keputusan investasi secara langsung di negara lain.
2) Bagi pemerintah Indonesia, untuk dapat membuat ataupun mengembangkan kebijakan-
kebijakan terkait investasi asing langsung sehingga dapat memberi manfaat untuk
pembangunan ekonomi di Indonesia yang merata kedepannya. Memberikan kemudahan-
kemudahan investasi yang tentunya berdampak pada masyarakat lokal, baik terkait lapangan
21
pekerjaan, transfer ilmu pengetahuan serta teknologi yang dapat menguntungkan semua
pihak.
3) Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar menambah waktu pengamatan ataupun teknik
analisis yang berbeda sehingga hasil yang diperoleh lebih bai dan dapat menjadi dasar
pengambilan keputusan bagi pihak – pihak yang membutuhkan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Amtiran, S. R. (2021). PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA TERHADAP INVESTASI DALAM
NEGERI DI INDONES. JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 8, No.1, 2019, p1, 3-8.
Badan Pusat Statistik. (2012-2021). BI Rate 2012-2022. Indonesia: Badan Pusat Statistik. Retrieved
from Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2012-2021). Realisasi Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri Menurut
Provinsi (Investasi) (Milyar Rupiah), 2012-2021. Indonesia: Badan Pusat Statistik.
Baskara, G. A. (2020). PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, SUKU BUNGA, DAN NILAI TUKAR
TERHADAP INVESTASI ASING LANGSUNG DI INDONESIA. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol.
7, No. 7, 2018: 4002-4030 DOI: https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2018.v7.i07.p20, 2-8.
DWIPUTR, M. (2018). ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN INFLASI TERHADAP
INVESTASI ASING LANGSUNG DI INDONESIA. skirpsi fakultas ekonomi pembanguan, 7-15.
sarwedi. (2002). Retrieved from Investasi asing langsung di indonesia dan faktor yang
mempengaruhinya.
Ulum, M. d. (2010). Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan terhadap
Risiko Investasi Saham yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index. skripsi fakultas ekonomi
universitas negri malang, 5-10.
Bambang Kustianto dan Istikomah (1999). "Peranan Modal Asing Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia", Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.14,
No. 2
Mudrajat Kuncoro (1989), "Dampak Arus Modal Asing Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi dan Tabungan Domestik". Prisma, No.9, Jakarta.
23