Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Riset ..............................................................................................1
1.4 Manfaat Riset ............................................................................................2
1.5 Temuan yang Ditargetkan dan Kontribusinya terhadap Ilmu
Pengetahuan ....................................................................................................2
1.6 Luaran Riset ..............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................3

2.1 Tanaman Jahe Merah (Zingiber Officinale Var Rubrum) ........................3


2.2 Asam Urat .................................................................................................4
2.3 Hipotesis ...................................................................................................4

BAB III METODE RISET ....................................................................................5

3.1 Jenis dan Rancangan Riset .......................................................................5

3.2 Lokasi dan Waktu Riset ............................................................................5

3.3 Populasi dan Sampel Riset .......................................................................5

3.4 Identifikasi Variabel Riset ........................................................................6

3.5 Alat dan Bahan .........................................................................................6

3.6 Cara Kerja .................................................................................................6

3.7 Teknik Analisa Data .................................................................................7

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ..................................................8

4.1 Anggaran Biaya ........................................................................................8

4.2 Jadwal Kegiatan .......................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................10

i
LAMPIRAN ..........................................................................................................11

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping .....................11

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ..........................................................16

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas ...............17

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksanan ..................................................18

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin dalam tubuh
manusia yang tidak memiliki fungsi biologis, yang dianggap sebagai produk
buang yang dapat menimbulkan peradangan ketika melebihi batas normal
(Wibowo, 2014). Penyakit asam urat atau bisa dikenal sebagai gout arthritis
merupakan suatu penyakit degeneratif. Disebut penyakit degeneratif karena angka
kejadiannya bersangkutan dengan proses degenerasi pada usia lanjut yang
berlangsung sesuai waktu dan umur. Namun tak jarang penyakit ini juga
ditemukan pada golongan umur 15-45 tahun (Irianto, 2014).
Pengobatan nonfarmakologi pada penderita gout arthritis sangat banyak,
salah satunya menggunakan jahe merah. Jahe (Zingiber officinale var rubrum)
adalah tanaman rimpang yang sangat popular sebagai rempah-rempah dan bahan
obat. Masyarakat Indonesia banyak menggunakan jahe sebagai bahan rempah
makanan dan juga untuk menghangatkan tubuh. Kandungan jahe merah yaitu
minyak atsiri, oleoresin, zingiberal dan zingiberen, phenol, gingerol, shogoal,
flavonoid, agen antibakteri, agen antiperadangan (Yusra, 2017).
Allopurinol merupakan salah satu obat yang banyak digunakan dalam
pengobatan penyakit asam urat. Namun, menurut Smart (2014) allopurinol
memiliki efek samping, seperti mengantuk, demam, sakit kepala, mual,
muntah, dan diare. Selain itu, pengkonsumsian allopurinol dapat menyebabkan
terjadinya reaksi hipersensitivitas, urtikaria, eksfoliatif.
Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan pengujian terhadap pengaruh
pemberian ekstrak jahe merah secara oral untuk menurunkan kadar asam urat
dalam darah tikus putih. Untuk mengetahui efektivitas ekstrak tersebut dalam
menurunkan kadar asam urat darah, maka dibandingkan dengan allopurinol yang
merupakan obat sintetik standar (Adib, 2011). Dari latar belakang di atas, peneliti
tertarik untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak jahe merah terhadap
penurunan kadar asam urat pada tikus putih.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak jahe merah (Zingiber Officinale
Var Rubrum) terhadap asam urat pada tikus putih?

1.3 Tujuan Riset


 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
pemberian ekstrak jahe merah (Zingiber Officinale Var Rubrum) terhadap
asam urat pada tikus putih.
2

 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari riset ini adalah untuk menganalisis kandungan pada
jahe merah (Zingiber Officinale Var Rubrum) yang bermanfaat terhadap
penurunan asam urat.

1.4 Manfaat Riset

 Bagi Peneliti
Untuk menganalisis kandungan jahe merah yang bermanfaat bagi
penurunan asam urat.

 Bagi Masyarakat
Menambah dan meningkatkan wawasan masyarakat tentang pemanfaatan
jahe merah serta memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan sumber
daya alam sekitar dengan sebaik mungkin.

1.5 Temuan yang Ditargetkan dan Kontribusinya terhadap Ilmu


Pengetahuan

Target riset ini adalah ditemukannya kombinasi perlakuan konsentrasi


ekstrak dari jahe merah yang terbaik untuk pengobatan asam urat. Diharapkan
temuan riset ini akan ikut menyumbangkan kontribusi ilmiah kepada khasanah
keilmuan dunia pada bidang sejenis.

1.6 Luaran Riset

Masih banyak orang yang menderita asam urat di Indonesia. Dengan


adanya riset ini, maka diharapkan masyarakat dapat mengetahui manfaat dan
efektivitas ekstrak rimpang jahe merah untuk asam urat. Sehingga diharapkan
masyarakat dapat menjadikan ekstrak rimpang jahe merah sebagai solusi alternatif
dalam pengobatan asam urat.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jahe Merah (Zingiber Officinale Var Rubrum)


2.1.1 Definisi Jahe Merah
Jahe merah merupakan jenis rimpang yang banyak digunakan sebagai
salah satu bahan obat tradisional di Indonesia. Khasiat jahe merah telah banyak
dikaji diantaranya efektif sebagai anti bakteri, anti inflamasi dan anti emetik.
Salah satu komponen utama jahe merah adalah golongan senyawa gingerol dan
shogaol (Rahmadani et al., 2018).
Khasiat dari jahe yaitu untuk mencegah maupun meminimalisir penyakit,
seperti: batuk, kepala pusing, pegal-pegal, rematik, osteoarthritis, sakit pinggang,
masuk angin, nyeri otot, rasa sakit saat menstruasi, nyeri lambung, asma, mual
saat hamil, gangguan sistem pencernaan, alzheimer, penyakit infeksi, impoten,
gairah seksual rendah, stamina tubuh rendah, produksi air susu ibu terganggu,
bronchitis, vertigo, kadar kolesterol jahat, sakit jantung, kanker, gangguan fungsi
otak dan trigliserida darah (Aryanta 2019).

2.1.2 Morfologi Tanaman Jahe Merah


Jahe merah (Zingiber officinale Var. Rubrum) termasuk tanaman jenis
rimpang-rimpangan yang tumbuh di daerah dataran rendah sampai wilayah
pegunungan dengan ketinggian 0 – 1.500 meter dari permukaan air laut. Tanaman
jahe merah memiliki ciri-ciri yaitu rimpang berukuran kecil dan berlapis-lapis,
berwarna jingga muda hingga merah, berdiameter 4-4,5 cm, memiliki rimpang
dengan tinggi sebesar 5-11 cm, dan panjang 12-13 cm, daunnya berwarna hijau
muda dengan batang berwarna hijau kemerahan, aromanya sangat tajam, dan
memiliki kandungan minyak atsiri sebesar 2,8-3,9% (Fauzan et al., 2020).

2.1.3 Kandungan Kimia Tanaman Jahe Merah


Secara umum, kandungan kimia jahe merah terdiri dari minyak menguap
(volatile) dan minyak tidak menguap (non volatile). Minyak atsiri termasuk jenis
minyak menguap, sedangkan oleoresin termasuk minyak yang tidak menguap.
Kandungan minyak atsiri menghasilkan aroma yang khas sedangkan oleoresin
memberikan rasa pahit dan pedas (Rahmadani et al., 2018). Minyak atsiri jahe
merah, didominasi oleh senyawa golongan monoterpene dan sesquiterpene.
Sedangkan kendungan oleoresinnya terdiri dari senyawa gingerol, shogaol, dan
zingerone. Selain itu, hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak jahe merah
dengan metode infundasi juga menunjukkan adanya metabolit sekunder golongan
flavonoid, kuinon, monoterpen dan sesquiterpen (Fikri et al., 2016).
Menurut Saptiwi et al. (2018), bahwa kandungan senyawa lain yang
terdapat pada tanaman jahe merah adalah senyawa metabolit sekunder antara lain
golongan flavonoid, polivenol, saponin, dan alkaloid. Senyawa metabolit
4

sekunder yang dihasilkan tumbuhan zingiberaceae ini umumnya dapat


menghambat pertumbuhan patogen yang merugikan kehidupan manusia
(Handrianto, 2016).

2.2 Asam Urat


Asam urat adalah bahan normal yang terdapat di dalam tubuh dan
merupakan hasil akhir dari metabolisme purin, yaitu hasil degradasi dari purin
nukleotida yang merupakan bahan penting di dalam tubuh sebagai komponen
dari asam nukleat (Setiati, dkk. 2014). Hiperurisemia didefinisikan sebagai
konsentrasi asam urat plasma lebih dari 420 μmol/L (7,0 mg/dL) dan
merupakan petunjuk dari peningkatan produksi asam urat dalam tubuh.
Hiperurisemia dapat terjadi akibat peningkatan produksi asam urat, penurunan
ekskresi asam urat atau kombinasi dari kedua proses (Isselbacher, dkk. 2013).
Asam urat merupakan penyakit yang disebabkan oleh tumpukan asam atau kristal
urat yang terjadi pada jaringan sendi. Asam urat berhubungan erat dengan
gangguan metabolisme purin yang dapat memicu peningkatan kadar asam urat
didalam darah (hiperurisemia) (Junaidi, 2013).

2.3 Hipotesis

2.3.1 Hipotesis Nol (H0)


Hipotesis nol pada riset ini adalah tidak terdapat perbedaan efektivitas
konsentrasi ekstrak jahe merah terhadap hiperurisemia pada tikus putih.

2.3.1 Hipotesis Alternatif (HA)


Hipotesis alternatif pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan
efektivitas konsentrasi ekstrak jahe merah terhadap hiperurisemia pada tikus
putih.
5

BAB III
METODE RISET

3.1 Jenis dan Rancangan Riset


Riset ini adalah riset eksperimental dengan rancangan true eksperimental
yaitu pretest-posttest with control group dengan melakukan satu kali pengukuran
di awal (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) kemudian dilakukan
pengukuran kembali (post-test).

3.2 Lokasi dan Waktu Riset


3.2.1 Lokasi Riset
Riset akan dilaksanakan pada dua lokasi yaitu, Laboratorium Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu sebagai lokasi untuk
memberikan perlakuan kepada sampel. Laboratorium Fakultas MIPA Univertas
Bengkulu sebagai lokasi untuk pembuatan ekstrak jahe merah.

3.2.2 Waktu Riset


Riset ini direncanakan untuk dilaksanakan pada bulan Januari sampai
April 2023.

3.3 Populasi dan Sampel Riset


Populasi hewan yang akan digunakan dalam riset ini adalah semua tikus
putih di salah satu peternakan hewan daerah Bengkulu.

Adapun besar sampel keseluruhan yang digunakan dalam riset ini adalah
25 ekor. Dimana 25 ekor tikus putih dibagi dalam 5 kelompok uji terdiri dari 5
ekor tikus putih. Perhitungan besar sampel dihitung dengan rumus Federer
sebagai berikut,

(t-1) (n-1) 15

(5-1) (n-1) 15

(4) (n-1) 15

4n – 4 15

4n 19

n 4,75

Namun, untuk menghindari adanya kematian pada tikus peneliti


menambahkan 10% error pada sampel tikus putih yaitu 1 tikus pada setiap
kelompok.
6

Keterangan :
t : Jumlah kelompok uji
n : Besar sampel per kelompok
Besar sampel ideal menurut hitungan rumus Federer diatas adalah 4,75
ekor tikus putih atau lebih. Dengan demikian jumlah tikus putih yang akan
digunakan dalam kelompok uji secara keseluruhan adalah 30 ekor tikus putih.

3.4 Identifikasi Variabel Riset


3.4.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam riset ini adalah konsentrasi ekstrak jahe merah
(Zingiber Officinale Var Rubrum).

3.4.2 Variabel Terikat


Variabel terikat dalam riset ini adalah jumlah tikus putih.

3.5 Alat dan Bahan Riset


3.5.1 Alat Riset
Alat yang digunakan dalam riset ini adalah labu ukur, kertas saring, rotary
evaporator, corong pisah, botol regen, water bath, neraca analitik, oven, mesin
shaker, autoklaf, erlenmeyer, jarum ose, pembakar spirtus, mikropipet, pipet
volumetri, spatula, jangka sorong digital, cawan petri, gelas kimia, tabung reaksi,
batang pengaduk dan incubator, spektrofotometer, penumbuk, Loyang, gelas ukur
500 mL, evendrop, capillary tube, Nesco Choletsterol Uric acid (GCU), kandang
tikus dan kelengkapannya, nasogatric tube (NGT).

3.5.2 Bahan Riset


Bahan yang digunakan dalam riset ini adalah jahe merah, kalium oksonat,
allopurinol, tikus putih sebanyak 30 ekor, etanol 70%, dan air.

3.6 Cara Kerja


3.6.1 Ekstraksi Rimpang Jahe Merah
Rimpang jahe dicuci dengan air mengalir hingga bersih. Rimpang
kemudian diiris tipis dengan ukuran 1-4 mm dan dikeringkan dengan cara
diletakkan di tempat terbuka. Rimpang yang telah kering diserbukkan
menggunakan mesin penggiling. Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 150 gam
kemudian didigesti dengan pelarut etanol 96%. Serbuk dimasukkan dalam beaker
glass kemudian direndam dengan pelarut etanol 96% dengan perbandingan 1:5.
Campuran dipanaskan dengan hot plate dengan suhu 35-45°C dan diaduk setiap
10 menit. Filtrat dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam rotary evaporator dengan
suhu 50°C hingga ekstrak kental (Bintari dkk, 2010).
7

3.6.2 Induksi Asam Urat (Kalium oksonat)


Induksi asam urat dilakukan dengan pemberian kalium oksonat 250 mg/kg
BB secara intraperitoneal untuk kelompok kontrol positif, P1, P2, dan P3
(kelompok perlakuan) (Saputri, 2011). Induksi dilakukan pada hari ke ke-7 (pasca
adaptasi).

3.6.3 Pemberian Allopurinol


Dosis allopurinol untuk asam urat pada manusia adalah 200 mg per hari
(Wilmana, 2005). Konversi dosis manusia (70 kg) ke tikus putih (200 g) adalah
0,018. Jadi, dosis allopurinol pada tikus adalah 3,6 mg/200g.

3.6.4 Perlakuan Hewan Coba


Tikus putih berjumlah 25 ekor dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kontrol
negatif tanpa perlakuan, kontrol positif dengan pemberian Allopurinol 3,6
mg/200g BB (Wilmana, 2005), kelompok perlakuan 1 (P1) yang diberi ekstrak
jahe merah 150mg/200g BB, kelompok perlakuan 2 (P2) yang diberi ekstrak jahe
merah 300mg/200g BB, serta kelompok perlakuan 3 (P3) yang diberi ekstrak jahe
merah 450mg/200g BB. Pemberian poliherbal ekstrak jahe merah adalah 1,5 cc
tiap tikus yang diberikan secara oral dengan menggunakan sonde.

3.7 Teknik Analisa Data


Data yang diperoleh berupa kadar setelah perlakuan akan dianalisis secara
statistik menggunakan uji One Way Anova untuk mengetahui pengaruh ekstrak
jahe merah terhadap kadar asam urat tikus putih dan menggunakan Significant
Difference (LSD) untuk menguji signifikasi dari perbedaan rata - rata antar
kelompok perlakuan.
8

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Sumber Dana Besaran Dana (Rp)


Pengeluaran
1 Bahan habis pakai Belmawa 3.800.000
Perguruan Tinggi 400.000
Instansi Lain -
2 Sewa dan jasa Belmawa 750.000
Perguruan Tinggi 200.000
Instansi Lain -
3 Perjalanan lokal Belmawa 500.000
Perguruan Tinggi 200.000
Instansi Lain -
4 Lain-lain Belmawa 360.000
Perguruan Tinggi 200.000
Instansi Lain -
Jumlah 6.240.000
Belmawa 5.410.000
Perguruan Tinggi 1.000.000
Rekap Sumber Dana Instansi Lain
Jumlah 6.410.000
Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

4.2 Jadwal Kegiatan

N Jenis Bulan Penanggung


o Kegiatan 1 2 3 4 jawab
1 Penyiapan bahan baku Shasa
Fatimah
Azzahra
2 Ekstraksi jahe merah
3 Identifikasi senyawa ekstrak
4 Pembuatan dan pengujian fisikokimia NEDS
5 Persiapan tikus dan pengukuran asam urat
6 Pemeriksaan Asam Urat Setelah Perlakuan
(post-test)
7 Pengolahan data
8 Penyusunan laporan kemajuan
9

9 Penyusunan laporan akhir


10 Penyusunan artikel ilmiah
Tabel 4.2 Rancangan Jadwal Kegiatan
10

DAFTAR PUSTAKA

Aryanta, I. W. R. J. W. K. (2019). "Manfaat Jahe Untuk Kesehatan." 1(2): 39-43.

Bintari YS, Sudarsono, Yuswanto A. (2010). Pengaruh Pemberian Ekstrak


Etanolik Rimpang Jahe Merah terhadap Fagositosis Makrofag pada Mencit
Jantan yang Diinfeksi dengan Listeria monocytogenes. Majalah Obat
Tradisional. 15(2) : 80-88.

Djohar, M., & Paramitha, R. (2015). Efektivitas rebusan daun salam (Syzygium
polyanthum) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah mencit
putih jantan. PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical
Journal of Indonesia), 12(2), 176-185.

ENDRO, N. (2022). PENGARUH KONSENTRASI JAHE TERHADAP


AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN SERBAT KAYU SECANG
(Doctoral dissertation, Universitas_Muhammadiyah_Mataram).

Fikri, F., Saptarini, N. M., & Levita, J. (2016). The Inhibitory Activity on the Rate
of Prostaglandin Production by Zingiber officinale var. Rubrum.
Pharmacology and Clinical Pharmacy Research, 1(1), 33–41.

Gumilang, R., & Farakhin, N. DOSIS OPTIMAL ANTI HIPERURICEMIA


EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM)
PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR.

Handrianto, P. (2016). Uji Antibakteri Ekstrak Jahe Merah Zingiber officinale var
.Rubrum terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Journal of
Research and Technology, 2(1), 1–4.

Haryadi, F. R., Nesti, D. R., Tjahajati, I., & Herawati, O. Effectiveness of Gout
Therapy with Polyherbal Extract of Shallot (Allium ascalonicum L.) and
Red Ginger (Zingiber officinale var rubrum) in Hyperuricemia Mice.
Jurnal Sain Veteriner, 38(2), 135-143.

Mus, S., Indrisari, M., Maryam, F., & Surida, S. (2022). Efek Pemberian Ekstrak
Etanol Daun Sembukan (Paederia foetida L.) Terhadap Penurunan Kadar
Asam Urat Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan. Jurnal Fitofarmaka
Indonesia, 9(1), 20-23.

NADIYA DEWI KUSNADI , 1. (2018). PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK


JAHE MERAH (Zingiber officinale var rubrum) TERHADAP
PENURUNAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA MENCIT
OBESITAS. UNIVERSITAS LAMPUNG

Anda mungkin juga menyukai