Pandemi menurut WHO (2020) adalah epidemi yang terjadi di seluruh dunia,
atau di wilayah yang sangat luas, melintasi batas-batas internasional dan biasanya
mempengaruhi banyak orang. Berdasarkan definisi tersebut, pandemi merupakan
kejadian yang bersifat tahunan atau berkepanjangan (tidak dapat diprediksi secara
pasti).
Bencana yang ada pasti menimbulkan korban, terdapat tiga jenis korban
akibat bencana, yaitu
Respons holistik selama pandemi COVID-19 yang menjadi fokus utama dan
merupakan respons menyeluruh ketika dihadapkan oleh pandemi yang
berkepanjangan, yaitu
1. Kesehatan, dengan mengikuti panduan kesehatan untuk melawan COVID-
19, menerapkan protokol kesehatan untuk menjaga diri dengan
menggunakan masker, mendapat vaksin, isolasi mandiri jika terpapar
COVID-19. Sehingga harapannya bisa menjadi panutan oleh orang-orang
sekitar.
2. Survival, dengan menjaga ketersediaan makanan dan suplai kebutuhan lain
untuk bertahan hidup.
3. Ekonomi, dengan berjuang untuk menghemat apa yang dimiliki selama
berkurang tabungan atau terhentinya penghasilan
Dalam menghadapi bencana atau pandemi setiap orang memiliki pola respons
yang berbeda. Ada orang yang memiliki respons yang mendukung integrasi fungsi
dipandang sebagai adaptif sehingga respons adaptif tersebut membuatnya menjadi
berkembang dan belajar. Adap pula respons yang menghambat integrasi fungsi
yang maladaptif (tidak punya koping) sehingga menghambat perkembangan,
menurunkan otonomi dan mengganggu terhadap lingkungan.
Ketika terjadi pandemi dan pandemi dilihat sebagai ancaman maka akan
mempengaruhi fungsi fisik-biologik sehingga dapat mengalami beberapa hal, yaitu
insomnia, palpitasi, fatigue nyeri dada, hilang nafsu makan, nausea, pusing
gangguan lambung, nadi cepat, tremor, keluhan somatik, mengadu gigi saat tidur
Respons psikologis dalam hal perilaku dan penampilan yang dapat dialami
adalah perasaan curiga terus menurus, mudah tersinggung, mudah tersulut emosi
sehingga dapat menyebabkan perdebatan dengan orang, menarik diri dan takut
keluar rumah, menjadi sangat pendiam, humor di waktu dan keadaan yang tidak
tepat, makan berlebihan atau kurang, perubahan fungsi seksual, dan perilaku adiktif
(merokok,kopi)
Respons psikologis dalam hal alam perasaan dan emosi yang dapat dialami
adalah shock, marah, bakal, merasa putus asa dan tidak berdaya, depresi, merasa
tersesat, menjadi perasa, takut akan bahaya bagi diri sendiri maupun orang yang
disayang, tidak merasakan apa-apa, merasa terlantar, merasa ketidakpastian, merasa
bersalah, mudah tersinggung.
Reaksi yang mungkin dialami tenaga kesehatan atau relawan selama masa
bencana atau pandemi adalah takut pada keselamatan diri sendiri dan korban lain,
rasa simpati para korban (memberikan bantuan), cemas yang berhubungan dengan
situasi, mengidentifikasi diri dengan penderitaan dan ketakutan survivor, merasa
bersalah karena meninggalkan keluarga sendiri atau berfokus pada rasa takut dan
keburukan diri sendiri, merasa kebebanan tanggung jawab, merasa perlu menjauh
dari situasi bencana.
Referensi :