Anda di halaman 1dari 5

Asuhan Keperawatan (Pengkajian dan Diagnosis) untuk Pasien dengan DM Tipe 2

(Diagnosis Keperawatan Ketidakstabilan Gula Darah, Defisit Nutrisi, Defisit Pengetahuan)


Fifi firdiana, 2006598036, Kep Dewasa: Endokrin, Pencernaan, Perkemihan, Imunitas C

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit multisistem kronis yang berhubungan dengan
produksi insulin yang abnormal, gangguan pemanfaatan insulin, atau keduanya (Lewis, Bucher,
Heitkemper, & Harding, 2014). Diabetes melitus memiliki dua tipe, yaitu diabetes melitus tipe 1
dan diabetes melitus tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi karena produksi insulin abnormal yang terjadi
karena kerusakan sel beta pankreas. Diabetes tipe ini biasanya dimulai pada masa kanak-kanak,
remaja, atau dewasa muda tetapi dapat dimulai pada usia berapa pun. Diabetes tipe 2 terjadi
karena resistensi insulin dan penurunan produksi insulin yang sering dikaitkan dengan obesitas.
Selain itu, individu yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes melitus tipe 2 (genetik) dan
orang yang sudah tua juga meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

Pada Lembar Tugas Mandiri ini, akan dibahas mengenai asuhan keperawatan terkait
masalah diabetes melitus tipe 2 sesuai dengan kasus

Kasus

Seorang pria usia 40 tahun dirawat di bangsal penyakit dalam dengan DM tipe 2. Saat
masuk ke IGD, gula darah sewaktu mencapai 501 mg/dl dan mengalami dehidrasi berat. Saat di
ruang rawat, pasien mengeluhkan badan masih terasa lemas, dan tidak nafsu makan dan terjadi
penurunan BB dalam 1 bulan terakhir, BB saat ini 40 kg dan TB 168cm. Hasil pengkajian fisik
menunjukkan TD 110/80 mmHg, nadi 80x/menit, RR 20x/menit. Hasil pemeriksaan gula darah
sewaktu jam 06.00 209 mg/dl, jam 11.30 302 mg/dl. Saat ini pasien mendapatkan suntik insulin
Novorapid dengan correctional dose, dan insulin drip sebanyak 2 U/jam. Pasien di diagnosa DM
tipe 2 semenjak 2 tahun lalu dan mendapat terapi Metformin dan Glibenclamide, namun pasien
meminumnya tidak teratur. 1 bulan SMRS ini pasien sama sekali tidak minum obat tersebut dan
menurut anaknya, pasien mengalami stres berat setelah bisnisnya bangkrut akibat pandemi.

Proses asuhan keperawatan terdiri atas lima langkah yaitu, pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan dan penyusunan kriteria hasil, implementasi, dan evaluasi. Pengkajian
keperawatan merupakan langkah awal dalam proses asuhan keperawatan yang dilakukan dengan
mengumpulkan data, mengorganisasikan, memvalidasi, dan mencatat data tentang status klien
(Berman & Synder, 2016). Perawat akan menggunakan hasil pengkajian untuk merumuskan
hipotesis tentang penyajian masalah actual/ potensial, risiko dan promosi kesehatan. Data yang
dikumpulkan pada tahap pengkajian, yaitu riwayat keperawatan, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan diagnostik.

Hal yang perlu dikaji pada penderita diabetes adalah (1) riwayat kesehatan: riwayat
keluarga diabetes, riwayat hipertensi atau masalah kardiovaskular lainnya, riwayat perubahan
penglihatan (misalnya kabur) atau bicara, pusing, mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki,
rasa sakit saat berjalan, peningkatan frekuensi berkemih, perubahan berat badan, perubahan
nafsu makan, infeksi dan penyembuhan, masalah dengan fungsi gastrointestinal, perubahan
fungsi seksual. (2) pengkajian fisik: hitung rasio tinggi badan dan berat badan, tanda vital,
ketajaman visual, saraf kranial, kemampuan sensorik ekstremitas (sentuhan, panas / dingin,
getaran), nadi perifer, kulit dan selaput lendir (rambut rontok, penampilan, lesi, ruam, gatal,
keputihan).

Pada pasien diabetes melitus tipe 2 dapat menujukan tanda dan gejala, seperti kelelahan,
kelemahan, penurunan berat badan, parestesia, dehidrasi berat, syok hipovolemik (hipotensi, nadi
lemah dan cepat), hiperglikemia berat, pernapasan dangkal, perubahan status mental, asidosis
laktat ringan atau pH normal (Swearingen, 2016). Pada pengkajian kebutuhan dasar yang
dilakukan pada penderita diabetes akan menghasilkan data sebagai berikut (Doenges,
Moorhouse, & Murr, 2019).

(1) Aktivitas dan istirahat, penderita DM biasanya mengalami gangguan tidur dan
istirahat, kelemahan, kelelahan, kesulitan berjalan dan bergerak, kram otot, dan
penurunan kekuatan otot
(2) Sirukulasi, penderita DM biasanya memiliki riwayat hipertensi; infark miokard akut
(MI), klaudikasio, mati rasa, kesemutan pada ekstremitas (jangka panjang) dan
biasanya memiliki ulkus kaki, dengan penyembuhan yang lambat
(3) Eliminasi, penderita DM biasanya mengalami perubahan pola berkemih (menjadi
lebih sering), polyuria, nocturia, nyeri dan rasa terbakar ketika berkemih
berhubungan dengan ISK, nyeri perut, kembung dan diare
(4) Food and Fluid, penderita DM biasanya mengalami kehilangan nafsu makan, mual
dan muntah, penurunan berat badan selama beberapa hari atau minggu, sering merasa
haus, kulit kering dan pecah-pecah, turgor kulit buruk, halitosis dan bau nafas yang
manis seperti buah, penggunaan obat-obatan yang memperburuk dehidrasi, seperti
diuretik
(5) Neurosensory, penderita DM biasanya mengalami merasa pingsan, pusing, sakit
kepala, kesemutan, mati rasa, kelemahan otot, gangguan penglihatan, kebingungan,
disorientasi, sering mengantuk dan lesu.
(6) Pernafasan, penderita DM akan mengalami air hunger ketika sudah menginjak tahap
akhir ketoasidosis diabetikum, batuk, dengan dan tanpa sputum purulen (infeksi)
(7) Sexuality, penderita Dm biasanya mengalami keputihan (rentan terhadap infeksi),
masalah dengan impotensi (pria), dan kesulitan orgasme (wanita).
(8) Nyeri dan ketidaknyamanan, penderita DM akan mengalami oerut kembung dan
nyeri
(9) Ego integrity, penderita DM mungkin saja mengalami stresor kehidupan, termasuk
masalah keuangan yang berkaitan dengan kondisi.
(10) Keamanan, Penderita DM mungkin saja mengalami Kulit kering, gatal, ulserasi kulit,
parestesia (neuropati diabetes)

Berdasarkan kasus, didapatkan data pengkajian sebagai berikut; Riwayat Keperawatan (a)
Identitas klien, klien Tn. A berjenis kelamin laki-laki dengan usia 40 tahun, status perkawinan
telah menikah, dan klien memiliki diagnosa medis diabetes tipe 2; (b) Keluhan utama klien yaitu:
badan terasa lemas, dehidrasi berat, dan tidak nafsu makan, terjadi penurunan BB dalam 1 bulan
terakhir (c) Riwayat kesehatan saat ini: riwayat diabetes sejak 2 tahun lalu; (d) Riwayat
pengobatan: klien mendapat terapi Metformin dan Glibenclamide, namun pasien meminumnya
tidak teratur. Pengkajian berikutnya adalah pemeriksaan fisik. Tanda-tada vital klien: TD 110/80
mmHg, nadi 80x/menit, RR 20x/menit. BB saat ini 40 kg dan TB 168cm dengan IMT 14,2 ang
artinya pasien kekurangan berat badan. Dilakukan pemeriksaan gula darah kepada klien, dengan
hasil; gula darah sewaktu ketika di IGD mencapai 501 mg/dl, gula darah sewaktu ketika di
bangsal pukul 06.00 209 mg/dl dan pukul 11.30 302 mg/dl. Pasien juga mengalami stress akibat
kebangkrutan sehingga tidak mengonsumsi obatnya selama 1 bulan sebelum dibawa kerumah
sakit
Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis mengenai respons manusia terhadap kondisi
kesehatan/proses kehidupan, atau kerentanan terhadap respons tersebut, oleh individu, pengasuh,
keluarga, kelompok, atau komunitas (Henderman, T., Kamitsuru, S., 2021). Tahap diagnosis
keperawatan merupakan pembuatan suatu keputusan klinis tentang respons individu, keluarga,
atau masyarakat yang diperoleh melalui proses pengkajian terhadap masalah kesehatan secara
aktual maupun potensial guna menjaga status kesehatan (Berman & Synder, 2016). Klien
memiliki diagnosa medis DM tipe 2, Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil pengkajian,
diagnosis keperawatan yang diberikan kepada pasien adalah D.0027 Ketidakstabilan Kadar
Glukosa Darah berhubungan dengan resistensi insulin dibuktikan dengan hasil pemeriksaan
gula darah klien yang fluktuasi (gula darah sewaktu jam 06.00 209 mg/dl, jam 11.30 302 mg/dl)
D.0019 Defisit Nutrisi berhubungan dengan kurangnya nafsu makan dibuktikan dengan
penurunan berat badan yang signifikan dan IMT 14,2 D.0116 Manajemen kesehatan tidak
efektif berhubungan dengan kesulitan ekonomi dibuktikan dengan pasien tidak meminum
obatnya.
Daftar Pustaka

Berman, A., Snyder, S., & Frandsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing:

Concepts, Practice, and Process (10th ed.). Boston: Pearson.

Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2019). Nursing care plans: guidelines for

individualizing client care across the life span (10th ed.). Philadelphia: F.A. Davis.

Lemone, P., & Al, E. (2017). Medical-surgical nursing : critical thinking for person-centred care.
Melbourne, Vic. Pearson Australia.

Lewis, S., Bucher, L., Heitkemper, M., & Harding, M. (2014). Medical-surgical nursing:

assessment and management of clinical problems (9th ed.). St. Louis, Missouri: Elsevier.

Swearingen, P. (2016). All-In-One Nursing Care Planing Resource: Margical, Pedriatric,


Maternity, and Psychiatric-Mental Health. In Elsevier. Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai