Adapun judul dari makalah ini yaitu: “ KONSEPSI IBADAH MENURUT AJARAN
ISLAM “ DAN “MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM “. Penulis menyadari bahwa sebagai
manusia biasa tidak pernah luput dari suatu kesalahan dan kekhilafan begitupun dalam
penyusunan makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang
mesti dibenahi. Karenanya penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini akan bermanfaat untuk kita semua.
Amiiiiin.
P e n u l i s
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………………………………………
…… 1
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………………………………………
……………. 2
BAB I : PENDAHULUAN
……………………………………………………………………………………. 3
a. Latar belakang …………………………………………………………………………… 3
b. Rumusan masalah ……………………………………………………………………… 4
c. Tujuan
……………………………………………………………………………………….. 4
BAB II : KONSEPSI IBADAH MENURUT AJARAN ISLAM
…………………………………….. 5
a. Kedudukan dan fungsi ibadah ……………………………………………………. 5
b. Ruang lingkup ibadah ………………………………………………………………… 8
c. Macam-macam ibadah ……………………………………………………………… 9
BAB III :MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
………………………………………………………… 11
BAB IV : PENUTUP
…………………………………………………………………………………………….. 15
a. Kesimpulan ……………………………………………………………………………….
15
b. Saran
…………………………………………………………………………………………. 15
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………………………………………………
…
2
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Ibadah dalam Islam adalah mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata'aala dengan
melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ibadah meliputi segala sesuatu yang
dicintai dan diridhai Allah, baik berupa ucapan maupun perbuatan lahir dan batin. Ruh, inti dan
substansi ibadah adalah mewujudkan dan merealisasikan kecintaan dan kepatuhan kepada Allah
subhanahu wata'aala.
Syarat-syarat ibadah:
Ibadah tidak akan diterima kecuali jika terpenuhi dua syarat, yaitu:
Maksudnya adalah ibadah yang dilakukan itu harus murni dipersembahkan kepada Allah,
dan harus sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam.
Jadi, tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah semata dan tidak beribadah kecuali dengan
3
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Setiap suatu yang kita kerjakan pasti memiliki sebuah tujuan, adapun tujuan pembuatan makalah
ini yaitu :
4
BAB II
KONSEPSI IBADAH MENURUT AJARAN ISLAM
A. RUANG LINKUP IBADAH
Adapun fungsi ibadah adalah sebagai rukun Islam dimana sebagai rukun Islam tersebut
menentukan sekali apakah seseorang menjadi insan muslim yang baik atau tidak, dapat lihat pada
صالَةُ ِع َما ُد ال ِّد ْي ِن فَ َم ْن اَقَا َمهَا فَقَ ْد اَقَا َم ال ِّد ْينَ فَ َم ْن هَ َد َمهَا فَقَ ْد
َّ اَل
Artinya: “Shalat adalah tiang agama, maka barang siapa menegakkannya berarti ia telah
menegakkan agama; dan barang siapa meninggalkannya berarti ia telah merobohkan agama (HR.
Baihaqi).
Jadi dapat dipahami bahwa ibadah shalat adalah berfungsi sebagai rukun Islam dan sekaligus
sebagai tiang agama Islam maka orang-orang yang menjalankan ibadah shalat dengan baik sama
halnya bahwa dia berusaha untuk menegakkan agama Islam dalam kehidupannya dan sebaliknya
jika ternyata dia tidak menjalankan ibadah shalat maka berarti dia merobohkan agama Islam
dalam hidupnya.
Selanjutnya menurut Hasbi Ash Shiddieqy bahwa fungsi ibadah shalat fardhu adalah
sebagaiberikut:
a) Mengingatkan kita kepada Allah.
h) Tidak takut kemiskinan dan kelaparan karena banyak mengeluarkan harta dijalan Allah
m) Menyebabkan kita berani meninggalkan maksiat dan tidak berani meninggalkan thaat.
Dari pernyataan di atas maka dapat dipahami bahwa ibadah shalat fardhu memiliki fungsi
yang sangat baik dan sangat penting dalam kehidupan umat manusia khususnya kaum muslimin,
Banyak sekali ayat-ayat yang mendukung pada fungsi ibadah shalat fardhu tersebut diantaranya
SuratThaha(20)ayat14sebagaiberikut:
Artinya: “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku
dan
6
ُ َواِ َذا َم َّسه.اِ َذا َم َّسهُل َّشرُّ َج ُزوْ عًا.اِنَّاْ ِال ْن َسانَ ُخلِقَهَلُوْ عًا
Artinya: Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa
kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapatkan kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-
… َو ْال ُم ْن َك ِر
Artinya: … Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar …
Berdasarkan pada ayat tersebut di atas maka dapat dipahami bahwa ibadah shalat fardhu
wajib dilakukan oleh umat Islam karena banyak memiliki fungsi dalam kehidupan umat Islam
dan fungsi itu harus dioptimalkan bagi umat Islam dengan menjalankan ibadah shalat secara
Fungsi yang paling utama bagi pelaksanaan ibadah shalat fardhu tersebut adalah untuk
mengingat Allah SWT, dimana seseorang yang sudah mampu untuk mengingat Allah dalam
kehidupannya maka ia harus memenuhi kewajibannya, dan sebaliknya juga dari pelaksanaan
ibadah shalat itu sendiri diusahakan secara maksimal agar Allah SWT selalu berada dalam alam
7
Pikirannya sehingga segala macam problema hidup diatasi dengan pikiran yang jernih dan
Ibadah shalat yang dilaksanakan umat Islam juga menghilangkah keluh kesah dan sifat
kikir, karena dengan menjalankan ibadah shalat akan menumbuhkan kesadaran bahwa segala
kenikmatan yang dimiliki oleh manusia hanyalah datang dari Allah dan semuanya harus
dipergunakan dengan baik, harta yang dimilikinya juga harus digunakan untuk menempuh
keridhaan Allah SWT., dan kekuatan jasmani serta rohani harus digunakan untuk beribadah dan
tidak boleh digunakan untuk berbuat maksiat karena kemaksiatan akan mendatang azab dari
Allah SWT.
Ibadah dalam bahasa Arab berarti kehinaan atau ketundukan. Dalam terminologi syariat,
ibadah diartikan sebagai sesuatu yang diperintahkan Allah sebagai syariat, bukan karena adanya
keberlangsungan tradisi sebelumnya, atau karena tuntutan logika, atau akal manusia. Namun
definisi yang lebih konkret dari ibadah dapat dilihat dari definisi yang diberikan oleh Ust.
Ibrahim Muhammad Abdullah al Buraikan dalam bukunya Pengantar Studi Aqidah Islam, yaitu :
“ Ibadah adalah nama yang merangkum segala sesuatu yang dicintai dan diridloi Alloh SWT,
baik berupa perkataan, perbuatan yang tampak dan tidak tampak, dengan kecintaan, kepasrahan,
dan ketundukan yang sempurna, serta membebaskan diri dari segala yang bertentangan dan
menyalahinya.
Jadi, ruang lingkup ibadah adalah seluruh aktifitas manusia yang diniatkan semata-mata
8
untuk mencari ridho Allah SWT selama apa yang dilakukan sesuai dengan syariat yang Alloh
tentukan. Islam amat istimewa hingga menjadikan seluruh kegiatan manusia sebagai ibadah
apabila diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi mencapai keridhaanNya serta
Islam tidak membataskan ruang lingkup ibadah kepada sudut-sudut tertentu saja. Seluruh
kehidupan manusia adalah medan amal dan persediaan bekalan bagi para mukmin sebelum
Hakikat ini ditegaskan oleh Allah di dalam Al-Quran: Dialah yang telah mentakdirkan adanya
mati dan hidup (kamu) untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu: Siapakah di antara kamu
yang lebih baik amalnya; dan Dia Maha Kuasa (membalas amal kamu), lagi Maha Pengampun,
Oleh itu ruang lingkup ibadah dalam Islam sangat luas. Ia adalah seluas tempoh hayat seseorang
Muslim dan kesanggupan serta kekuatannya untuk melakukan apa saja amal yang diredhai oleh
Macam-macam ibadah itu sangat banyak, seperti shalat, zakat, puasa, haji, berbakti
kepada ibu dan bapak, silaturrahim, berkata jujur, menyampaikan amanat, menunaikan janji,
mengganggu dari jalan, berbuat baik kepada anak yatim, orang miskin, ibnu sabil, kepada
9
Termasuk macam ibadah adalah dzikir, do’a, memohon perlindungan kepada Allah,
Termasuk juga: sabar, bersyukur, rela (ridha), takut, mencintai, mengharapkan dan malu kepada-
Nya.
10
BAB III
MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
Sesungguhnya Islam adalah agama yang menghargai ilmu pengetahuan. Bahkan Allah
sendiri lewat Al Qur’an meninggikan orang-orang yang berilmu dibanding orang-orang awam
beberapa derajad.
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
Pada surat Ali ‘Imran: 18 Allah SWT bahkan memulai dengan dirinya, lalu dengan
malaikatnya, dan kemudian dengan orang-orang yang berilmu. Jelas kalau Allah menghargai
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan.
Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu)” (Ali
Imran:18).Allah juga menyatakan bahwa hanya dengan ilmu orang bisa memahami
buatkan untuk manusia, dan tiada memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu” (Al
‘Ankabut:43)
Tuhan juga menegaskan hanya dengan ilmulah orang bisa mendapat petunjuk Al Qur’an.
“Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat2 yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi
11
ilmu” (Al Ankabut:49). Nabi Muhammad SAW juga sangat menghargai orang yang berilmu.
“Ulama adalah pewaris para Nabi” Begitu sabdanya seperti yang dimuat di HR Abu Dawud.
Bahkan Nabi tidak tanggung2 lebih menghargai seorang ilmuwan daripada satu kabilah.
“Sesungguhnya matinya satu kabilah itu lebih ringan daripada matinya seorang ‘alim.” (HR
Thabrani)
Seorang ‘alim juga lebih tinggi dari pada seorang ahli ibadah yang sewaktu2 bisa tersesat
karena kurangnya ilmu. “Keutamaan orang ‘alim atas orang ahli ibadah adalah seperti keutamaan
diriku atas orang yang paling rendah dari sahabatku.” (HR At Tirmidzi).
Nabi Muhammad mewajibkan ummatnya untuk menuntut ilmu. “Menuntut ilmu wajib
bagi muslimin dan muslimah” begitu sabdanya. “Tuntutlah ilmu dari sejak lahir hingga sampai
ke liang lahat”. Jelas Islam menghargai ilmu pengetahuan dan mewajibkan seluruh ummat Islam
untuk mempelajarinya. Karena itu pendapat mayoritas ummat Islam (terutama di pedesaan) yang
menganggap bahwa perempuan itu tidak perlu sekolah tinggi2, soalnya nanti tinggalnya juga di
Sesungguhnya ilmu adalah cahaya dan petunjuk sedangkan kebodohan adalah kegelapan
dan kesesatan. Pelajarilah apa yg telah Allah turunkan kepada rasul-Nya yaitu Alquran.
Belajarlah dari para ulama karena ulama sesungguhnya adalah pewaris para nabi. Sedangkan
12
telah mendapatkan bagian yg banyak dari warisan mereka. Tuntutlah ilmu krn ia merupakan
kemuliaan di dunia dan akhirat dan pahala yg terus-menerus sampai hari kiamat. Allah Ta’ala
berfirman dalam surah Al-Mujaadalah ayat 11yang artinya “Niscaya Allah akan meninggikan
derajat orang-orang yg beriman di antara kamu dan orang-orang yg diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yg kamu kerjakan.” Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam pun mengatakan bahwa salah satu dari amalan yg tidak akan putus pahalanya dari
seorang muslim yg telah meninggal sekalipun adalah ilmu yg bermanfaat. Islam tidak
membiarkan umatnya dalam kebodohan apa pun bentuknya. Islam justru menuntut umatnya
untuk menjadi umat yg melandaskan segala pikiran perbuatan dan tindak tanduknya di muka
kewajibannya menuntut ilmu bagi seorang muslim. Orang yg berbuat tanpa ilmu pasti
tersesat dan bahkan bisa menyesatkan. Tidaklah mungkin akan sama antara orang yg berilmu
dengan orang yg tidak berilmu. Tidak mungkin sama orang yg berjalan digelapan dengan cahaya
di tangannya sebagai penerang jalan dengan orang yg berjalan di kegelapan tanpa cahaya
menerangi jalannya. Renungkanlah sejenak firman Allah berikut yg artinya “Dan apakah orang
yg telah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yg terang
dengannya ia dapat berjalan di tengah-tengah manusia serupa dengan orang yg berada dalam
gelap gulita dan sama sekali tidak dapat keluar darinya? Demikianlah orang-orang kafir itu
diperbuatnya. Itu krn ia tidak memiliki ilmu yg dapat membedakan baik dan buruknya sesuatu.
14
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang mendasar (pokok) di dalam Ibadah adalah Tawajjuh (menghadap)
kepada Yang Mahaesa, Tuhan yang disembah, dan mengesakan-Nya dengan niat ibadah dalam
setiap keadaan, hal itu diikuti tujuan penyembahan guna memeperoleh kedudukan di akhirat,
atau agar menjadi seorang di antara wali-wali Alloh atau yang serupa dengannya. Termasuk
dalam tujuan-tujuan yang mengikuti ibadah adalah untuk perbaikan jiwa dan mencari anugerah.
surga dan selamat dari azab neraka. Jadi, hal ini termasuk dalam arti Ar-Rajaa’ (harapan)
memperoleh pahala dari Alloh, takut siksa-Nya, dan merupakan bagian dari ibadah yang tertuju
kepada Tuhan semesta alam. Al-Khauf (takut) dan Ar-Rajaa’ dalam arti ini tidak tercela, selama
B. SARAN
Kami menyadari makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran yang
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1. 2012. Ibadah dalam Islam. www.google.com. Diakses pada tanggal 22 januari 2012:
Sinjai.
Fauzan bin shalih. 2009. Ibadah: Pengertian, Macam dan Keluasan Cakupannya. www. google.
com. diakses pada tanggal 22 januari 2012: Sinjai.
Nizami, A. 2007. Keutamaan menuntut ilmu. www.google.com. Diakses pada tanggal 22 januari
2012 : sinjai.
Rahmat.2012. Kewajiban menuntut ilmu. www.google.com. Diakses pada tanggal 22 januari
2012
Sujarwo.2010.Ibadah shalat,hikmah dan fungsinya bagi umat Islam. www.google.com. Diakses
pada tanggal 22 januari 2012