Anda di halaman 1dari 17

Tugas Online

AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAAN


Oleh : Mustaqim Muhallim, S. Ag

NAMA : IRSAN, A.Ma


KELAS : K.
NIMKO : K. 10540 6011 11
NO. URUT : 25

PPKHB FKIP UNISMUH


MAKASSAR 2011
KATA PENGANTAR
 Bismillahi rahmani rahim
 Puji dan syukur kami panjatkan kepada Nabi junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW,

sehingga kami bisa menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Adapun judul dari makalah ini yaitu:  “ KONSEPSI IBADAH MENURUT AJARAN

ISLAM “  DAN “MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM “. Penulis menyadari bahwa sebagai

manusia biasa tidak pernah luput dari suatu kesalahan dan kekhilafan begitupun dalam

penyusunan makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang

mesti dibenahi. Karenanya penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini akan bermanfaat untuk kita semua.

Amiiiiin.

  

Sinjai, 22 januari 2012

P e n u l i  s

 
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………………………………………
……    1
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………………………………………
…………….    2
BAB I               : PENDAHULUAN
…………………………………………………………………………………….    3         
a.      Latar belakang ……………………………………………………………………………    3
b.      Rumusan masalah ………………………………………………………………………    4
c.      Tujuan
………………………………………………………………………………………..    4
BAB II              : KONSEPSI IBADAH MENURUT AJARAN ISLAM 
……………………………………..    5
a.      Kedudukan dan fungsi ibadah …………………………………………………….     5
b.      Ruang lingkup ibadah …………………………………………………………………     8
c.       Macam-macam ibadah ………………………………………………………………     9
BAB III          :MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
…………………………………………………………   11
BAB IV             : PENUTUP
……………………………………………………………………………………………..   15
a.     Kesimpulan  ……………………………………………………………………………….    
15
b.     Saran
………………………………………………………………………………………….   15
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………………………………………………
…             
2
BAB I
PENDAHULUAN
 
A.LATAR BELAKANG
Ibadah dalam Islam adalah mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata'aala dengan

melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ibadah meliputi segala sesuatu yang

dicintai dan diridhai Allah, baik berupa ucapan maupun perbuatan lahir dan batin. Ruh, inti dan

substansi ibadah adalah mewujudkan dan merealisasikan kecintaan dan kepatuhan kepada Allah

subhanahu wata'aala.

Syarat-syarat ibadah:

 Ibadah tidak akan diterima kecuali jika terpenuhi dua syarat, yaitu:

 Ikhlas karena Allah semata

 Mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam.

Maksudnya adalah ibadah yang dilakukan itu harus murni dipersembahkan kepada Allah,

dan harus sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam.

Jadi, tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah semata dan tidak beribadah kecuali dengan

cara yang telah disyari’atkan-Nya.

 
3

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang dapat kami simpulkan yaitu :

1)       Apa fungsi dari ibadah  ?

2)      Sebutkan macam-macam ibadah ?

3)       Bagaimana cara menuntut ilmu dalam Islam ?

C. TUJUAN

Setiap suatu yang kita kerjakan pasti memiliki sebuah tujuan, adapun tujuan pembuatan makalah

ini yaitu :

1.      Mengetahui mengapa manusia perlu beribadah kepada Allah SWT.

2.      Mengetahui cara menuntut ilmu dalam Islam

3.      Agar kita memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang ibadah.

 
4

BAB II
KONSEPSI IBADAH MENURUT AJARAN ISLAM
A.  RUANG LINKUP IBADAH
Adapun fungsi ibadah adalah sebagai rukun Islam dimana sebagai rukun Islam tersebut

menentukan sekali apakah seseorang menjadi insan muslim yang baik atau tidak, dapat lihat pada

usahanya untuk memenuhi seruan ibadah shalat tersebut.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

                                                                            ‫صالَةُ ِع َما ُد ال ِّد ْي ِن فَ َم ْن اَقَا َمهَا فَقَ ْد اَقَا َم ال ِّد ْينَ فَ َم ْن هَ َد َمهَا فَقَ ْد‬
َّ ‫اَل‬

                                                                                                              ‫هَ َد َم ال ِّد ْينَ رواه البيهقى‬

Artinya: “Shalat adalah tiang agama, maka barang siapa menegakkannya berarti ia telah

menegakkan agama; dan barang siapa meninggalkannya berarti ia telah merobohkan agama (HR.

Baihaqi).

Jadi dapat dipahami bahwa ibadah shalat adalah berfungsi sebagai rukun Islam dan sekaligus

sebagai tiang agama Islam maka orang-orang yang menjalankan ibadah shalat dengan baik sama

halnya bahwa dia berusaha untuk menegakkan agama Islam dalam kehidupannya dan sebaliknya

jika ternyata dia tidak menjalankan ibadah shalat maka berarti dia merobohkan agama Islam

dalam hidupnya.

Selanjutnya menurut Hasbi Ash Shiddieqy bahwa fungsi ibadah shalat fardhu adalah
sebagaiberikut:
a)      Mengingatkan kita kepada Allah.

b)      Mengidupkan rasa takut kepada Allah.


5

c)      Menyuburkan pokok-pokok dan asas-asas tauhid.

d)      Tali penghubung yang menghubungkan hamba dengan Allah Khaliqnya.

e)      Mendidik dan melatih kita menjadi orang yang tenang.

f)       Dapat menghadapi segala kesusahan dalam hati.

g)      Menghilangkan tabi’at loba.

h)      Tidak takut kemiskinan dan kelaparan karena banyak mengeluarkan harta dijalan Allah

i)        Menghasilkan ketetapan pendirian.

j)        Mengekalkan kita mengerjakan kebajikan.

k)      Memelihara aturan-aturan dan disiplin.

l)        Menjadi penghalang untuk mengerjakan kemungkaran dan keburukan.

m)   Menyebabkan kita berani meninggalkan maksiat dan tidak berani meninggalkan thaat.

Dari pernyataan di atas maka dapat dipahami bahwa ibadah shalat fardhu memiliki fungsi

yang sangat baik dan sangat penting dalam kehidupan umat manusia khususnya kaum muslimin,

yang berdampak positif baik pada aspek psikhis maupun phisik.

Banyak sekali ayat-ayat yang mendukung pada fungsi ibadah shalat fardhu tersebut diantaranya

SuratThaha(20)ayat14sebagaiberikut:

                                                                                                       ‫اِنَّنِىاَنَااللهُالَاِلهَاِالَّاَنَافَا ْعبُ ْدنِى َواَقِ ِمالصَّلوةَلِ ِذ ْك ِرى‬

Artinya: “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku

dan
6

 dirikanlah shalat untuk mengingat Aku (QS. Thaahaa : 14).

Selanjutnya dalam Surat Al Ma’arij ayat 19-23 Allah SWTberfirman:

                                                                                                    ُ‫ َواِ َذا َم َّسه‬.‫اِ َذا َم َّسهُل َّشرُّ َج ُزوْ عًا‬.‫اِنَّاْ ِال ْن َسانَ ُخلِقَهَلُوْ عًا‬

                                                                              

َ ‫اِالَّ ْال ُم‬.‫ْل َخ ْي ُر َمنُوْ عًا‬


َ ‫صلِّ ْينَاَلَّ ِذ ْينَهُ ْم َع‬
َ‫لىصالَتِ ِه ْمدَآِئ ُموْ ن‬

Artinya: Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa

kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapatkan kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-

orang yang mengerjakan shalat. (QS. Al Ma’aarij : 19-23).

Dan selanjutnya dalam Surat Al Ankabut ayat 45 Allah berfirman:

                                                                                                                   … ‫اِ َّن الصَّلوةَ تَ ْنهى َع ِن ْالفَحْ َشا ِء‬

‫… َو ْال ُم ْن َك ِر‬

Artinya: … Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar …

(QS. Al Ankabut ayat 45).

             Berdasarkan pada ayat tersebut di atas maka dapat dipahami bahwa ibadah shalat fardhu

wajib dilakukan oleh umat Islam karena banyak memiliki fungsi dalam kehidupan umat Islam

dan fungsi itu harus dioptimalkan bagi umat Islam dengan menjalankan ibadah shalat secara

rutin dalam kehidupan sehari-hari.

             Fungsi yang paling utama bagi pelaksanaan ibadah shalat fardhu tersebut adalah untuk

mengingat Allah SWT, dimana seseorang yang sudah mampu untuk mengingat Allah dalam

kehidupannya maka ia harus memenuhi kewajibannya, dan sebaliknya juga dari pelaksanaan

ibadah shalat itu sendiri diusahakan secara maksimal agar Allah SWT selalu berada dalam alam
7

 Pikirannya sehingga segala macam problema hidup diatasi dengan pikiran yang jernih dan

ketenangan jiwa karena Allah selalu bersamanya.

             Ibadah shalat yang dilaksanakan umat Islam juga menghilangkah keluh kesah dan sifat

kikir, karena dengan menjalankan ibadah shalat akan menumbuhkan kesadaran bahwa segala

kenikmatan yang dimiliki oleh manusia hanyalah datang dari Allah dan semuanya harus

dipergunakan dengan baik, harta yang dimilikinya juga harus digunakan untuk menempuh

keridhaan Allah SWT., dan kekuatan jasmani serta rohani harus digunakan untuk beribadah dan

tidak boleh digunakan untuk berbuat maksiat karena kemaksiatan akan mendatang azab dari

Allah SWT.

B.  RUANG LINGKUP IBADAH

Ibadah dalam bahasa Arab berarti kehinaan atau ketundukan. Dalam terminologi syariat,

ibadah diartikan sebagai sesuatu yang diperintahkan Allah sebagai syariat, bukan karena adanya

keberlangsungan tradisi sebelumnya, atau karena tuntutan logika, atau akal manusia. Namun

definisi yang lebih konkret dari ibadah dapat dilihat dari definisi yang diberikan oleh Ust.

Ibrahim Muhammad Abdullah al Buraikan dalam bukunya Pengantar Studi Aqidah Islam, yaitu :

“ Ibadah adalah nama yang merangkum segala sesuatu yang dicintai dan diridloi Alloh SWT,

baik berupa perkataan, perbuatan yang tampak dan tidak tampak, dengan kecintaan, kepasrahan,

dan ketundukan yang sempurna, serta membebaskan diri dari segala yang bertentangan dan

menyalahinya.

             Jadi, ruang lingkup ibadah adalah seluruh aktifitas manusia yang diniatkan semata-mata
8

 untuk mencari ridho Allah SWT selama apa yang dilakukan sesuai dengan syariat yang Alloh

tentukan. Islam amat istimewa hingga menjadikan seluruh kegiatan manusia sebagai ibadah

apabila diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi mencapai keridhaanNya serta

dikerjakan menurut cara-cara yang disyariatkan olehNya.

Islam tidak membataskan ruang lingkup ibadah kepada sudut-sudut tertentu saja. Seluruh

kehidupan manusia adalah medan amal dan persediaan bekalan bagi para mukmin sebelum

mereka kembali bertemu Allah di hari pembalasan nanti.

Hakikat ini ditegaskan oleh Allah di dalam Al-Quran: Dialah yang telah mentakdirkan adanya

mati dan hidup (kamu) untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu: Siapakah di antara kamu

yang lebih baik amalnya; dan Dia Maha Kuasa (membalas amal kamu), lagi Maha Pengampun,

(bagi orang-orang yang bertaubat). (Al-Mulk:2)

Oleh itu ruang lingkup ibadah dalam Islam sangat luas. Ia adalah seluas tempoh hayat seseorang

Muslim dan kesanggupan serta kekuatannya untuk melakukan apa saja amal yang diredhai oleh

Allah dalam tempoh tersebut.

C.  Macam-macam ibadah

Macam-macam ibadah itu sangat banyak, seperti shalat, zakat, puasa, haji, berbakti

kepada ibu dan bapak, silaturrahim, berkata jujur, menyampaikan amanat, menunaikan janji,

mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, menyingkirkan hal-hal yang

mengganggu dari jalan, berbuat baik kepada anak yatim, orang miskin, ibnu sabil, kepada
9

hewan dan lain-lainnya.

Termasuk macam ibadah adalah dzikir, do’a, memohon perlindungan kepada Allah,

meminta pertolongan kepada-Nya, bertawakkal kepada-Nya, bertau-bat dan memohon ampun.

Termasuk juga: sabar, bersyukur, rela (ridha), takut, mencintai, mengharapkan dan malu kepada-

Nya.

 
10

BAB III
MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
Sesungguhnya Islam adalah agama yang menghargai ilmu pengetahuan. Bahkan Allah

sendiri lewat Al Qur’an meninggikan orang-orang yang berilmu dibanding orang-orang awam

beberapa derajad.

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad.” (Al Mujadilah: 11)

Pada surat Ali ‘Imran: 18 Allah SWT bahkan memulai dengan dirinya, lalu dengan

malaikatnya, dan kemudian dengan orang-orang yang berilmu. Jelas kalau Allah menghargai

orang-orang yang berilmu.

“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan.

Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu)” (Ali

Imran:18).Allah juga menyatakan bahwa hanya dengan ilmu orang bisa memahami

perumpamaan yang diberikan Allah untuk manusia.“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami

buatkan untuk manusia, dan tiada memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu” (Al

‘Ankabut:43)

Tuhan juga menegaskan hanya dengan ilmulah orang bisa mendapat petunjuk Al Qur’an.

“Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat2 yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi
11

ilmu” (Al Ankabut:49). Nabi Muhammad SAW juga sangat menghargai orang yang berilmu.

“Ulama adalah pewaris para Nabi” Begitu sabdanya seperti yang dimuat di HR Abu Dawud.

Bahkan Nabi tidak tanggung2 lebih menghargai seorang ilmuwan daripada satu kabilah.

“Sesungguhnya matinya satu kabilah itu lebih ringan daripada matinya seorang ‘alim.” (HR

Thabrani)

Seorang ‘alim juga lebih tinggi dari pada seorang ahli ibadah yang sewaktu2 bisa tersesat

karena kurangnya ilmu. “Keutamaan orang ‘alim atas orang ahli ibadah adalah seperti keutamaan

diriku atas orang yang paling rendah dari sahabatku.” (HR At Tirmidzi).

Nabi Muhammad mewajibkan ummatnya untuk menuntut ilmu. “Menuntut ilmu wajib

bagi muslimin dan muslimah” begitu sabdanya. “Tuntutlah ilmu dari sejak lahir hingga sampai

ke liang lahat”. Jelas Islam menghargai ilmu pengetahuan dan mewajibkan seluruh ummat Islam

untuk mempelajarinya. Karena itu pendapat mayoritas ummat Islam (terutama di pedesaan) yang

menganggap bahwa perempuan itu tidak perlu sekolah tinggi2, soalnya nanti tinggalnya juga di

dapur jelas bertentangan dengan ajaran

Sesungguhnya ilmu adalah cahaya dan petunjuk sedangkan kebodohan adalah kegelapan

dan kesesatan. Pelajarilah apa yg telah Allah turunkan kepada rasul-Nya yaitu Alquran.

Belajarlah dari para ulama karena ulama sesungguhnya adalah pewaris para nabi. Sedangkan

para nabi tidak mewariskan harta benda dinar ataupun dirham.

 
12

Mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa yg berpegangan kepadanya berarti ia

telah mendapatkan bagian yg banyak dari warisan mereka. Tuntutlah ilmu krn ia merupakan

kemuliaan di dunia dan akhirat dan pahala yg terus-menerus sampai hari kiamat. Allah Ta’ala

berfirman dalam surah Al-Mujaadalah ayat 11yang artinya “Niscaya Allah akan meninggikan

derajat orang-orang yg beriman di antara kamu dan orang-orang yg diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yg kamu kerjakan.” Nabi Shallallahu ‘alaihi

wa sallam pun mengatakan bahwa salah satu dari amalan yg tidak akan putus pahalanya dari

seorang muslim yg telah meninggal sekalipun adalah ilmu yg bermanfaat. Islam tidak

membiarkan umatnya dalam kebodohan apa pun bentuknya. Islam justru menuntut umatnya

untuk menjadi umat yg melandaskan segala pikiran perbuatan dan tindak tanduknya di muka

bumi ini dgn ilmu. Jadi adalah hal yg tak terbantahkan.

 kewajibannya menuntut ilmu bagi seorang muslim. Orang yg berbuat tanpa ilmu pasti

tersesat dan bahkan bisa menyesatkan. Tidaklah mungkin akan sama antara orang yg berilmu

dengan orang yg tidak berilmu. Tidak mungkin sama orang yg berjalan digelapan dengan cahaya

di tangannya sebagai penerang jalan dengan orang yg berjalan di kegelapan tanpa cahaya

menerangi jalannya. Renungkanlah sejenak firman Allah berikut yg artinya “Dan apakah orang

yg telah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yg terang

dengannya ia dapat berjalan di tengah-tengah manusia serupa dengan orang yg berada dalam

gelap gulita dan sama sekali tidak dapat keluar darinya? Demikianlah orang-orang kafir itu

dijadikan memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.


13

”Kebodohan akan membuat orangyg memilikinya memandang baik segala yg

diperbuatnya. Itu krn ia tidak memiliki ilmu yg dapat membedakan baik dan buruknya sesuatu.

 
14

BAB IV

PENUTUP
 
A.                 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang mendasar (pokok) di dalam Ibadah adalah Tawajjuh (menghadap)

kepada Yang Mahaesa, Tuhan yang disembah, dan mengesakan-Nya dengan niat ibadah dalam

setiap keadaan, hal itu diikuti tujuan penyembahan guna memeperoleh kedudukan di akhirat,

atau agar menjadi seorang di antara wali-wali Alloh atau yang serupa dengannya. Termasuk

dalam tujuan-tujuan yang mengikuti ibadah adalah untuk perbaikan jiwa dan mencari anugerah.

Seluruh ibadah mempunyai fungsi ukhrawiyah, termasuk memperoleh keberuntungan dengan

surga dan selamat dari azab neraka. Jadi, hal ini termasuk dalam arti Ar-Rajaa’ (harapan)

memperoleh pahala dari Alloh, takut siksa-Nya, dan merupakan bagian dari ibadah yang tertuju

kepada Tuhan semesta alam. Al-Khauf (takut) dan Ar-Rajaa’ dalam arti ini tidak tercela, selama

ikhlas karena Alloh.

B.   SARAN

Kami menyadari makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran yang

sifatnya membangun sangat kami harapkan kepada semua pihak.

 
15

DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1. 2012. Ibadah dalam Islam. www.google.com. Diakses pada tanggal 22 januari 2012:
Sinjai.
Fauzan bin shalih. 2009. Ibadah: Pengertian, Macam dan Keluasan Cakupannya. www. google.
com. diakses pada tanggal 22 januari 2012: Sinjai.
Nizami, A. 2007. Keutamaan menuntut ilmu. www.google.com. Diakses pada tanggal  22 januari
2012 : sinjai.
Rahmat.2012. Kewajiban menuntut ilmu. www.google.com. Diakses pada tanggal 22 januari
2012
Sujarwo.2010.Ibadah shalat,hikmah dan fungsinya bagi umat Islam. www.google.com. Diakses
pada tanggal 22 januari 2012

Anda mungkin juga menyukai