Oleh:
KAILA ADINDA C
185010101111016
Cempaka Putih Barat No. 1
Jakarta Pusat
kailaadinda7@gmail.com
Kepada Yth.
Dr. Lucky Endrawati, S.H., M.H.
Praktisi Hukum (Advokat)
Cabang Jakarta Pusat
Di tempat
Dengan Hormat,
Saya Kaila Adinda dengan ini menyampaikan pendapat hukum saya
mengenai hal Jabatan Publik Bambang Widjojanto sebagai seorang
praktisi hukum (Advokat) sebagai berikut:
A. Kasus Posisi
– Bahwa Salah satu advokat koordinator pelapor, Sandi Situngkir,
mengatakan Bambang Widjojanto (BW) dinilai melanggar kode etik
advokat lantaran mengemban jabatan publik sekaligus praktisi
hukum di waktu bersamaan.
– Bahwa salah satu advokat koordinator pelapor, Sandi Situngkir,
mengatakan Bambang Widjojanto (BW) dinilai melanggar kode etik
advokat lantaran mengemban jabatan publik sekaligus praktisi
hukum di waktu bersamaan.
– Bahwa Salah satu advokat koordinator pelapor, Sandi Situngkir,
mengatakan Bambang Widjojanto (BW) dinilai melanggar kode etik
advokat lantaran mengemban jabatan publik sekaligus praktisi
hukum di waktu bersamaan.
– Bahwa Penyataan yang dimasud adalah sebagai berikut : “Kami
mencoba mendorong MK untuk bukan sekedar menjadi Mahkamah
Kalkulator yang besifat numerik. Dan tidak menjadi bagian rezim
korup.”
– Bahwa pada kesempatan lain, didapatkan respon dari BW bahwa ia
sedang cuti dalam jabatannya di TGUPP. Terkait cuti yang sudah
diajukan BW, Sandi menganggap status BW tetap sebagai pejabat
negara. Menurutnya, BW sudah melanggar kode etik saat mulai
meneken kuasa menjadi tim hukum Prabowo-Sandi.
B. Isu Hukum
1. Apakah Advokat tidak dapat menjadi pejabat pelayan publik?
2. Apakah Bambang Widjojanto melanggar kode etik?
C. Dasar Hukum
UU 18 Tahun 2003 Tentang Advokat
D. Pendapat Hukum.
Dalam Pasal 20 UU 18 Tahun 2003 Tentang Advokat disebutkan :
1. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan
dengan kepentingan tugas dan martabat profesinya.
2. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta
pengabdian sedemikian rupa sehingga merugikan profesi Advokat
atau mengurangi kebebasan dan kemerdekaan dalam menjalankan
tugas profesinya.
3. Advokat yang menjadi pejabat negara, tidak melaksanakan tugas
profesi Advokat selama memangku jabatan tersebut.
Dalam pasal 47 ayat 1 PP nomor 24 tahun 1976 desbutka bahwa:
“Cuti di luar tanggungan Negara mengakibatkan Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan dibebaskan dari jabatannya, kecuali cuti diluar
tanggungan Negara sebagaimana yang dmaksud dalam pasal 19 ayat (2)
Pada pasal 29 PP Nomor 24 tahun 1976 menyatakan bahwa :
1. Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara, Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan
dari Negara.
2. Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara tidak
diperhitungkan sebagai masa kerja Pegawai Negeri Sipil.
Selain itu pernayataan dari saudara BW yang menilai bahwa MK adalah
Mahkamah Kalkulator tentu adalah hal yang sangat mengecewakan.
– Di dalam Pasal 3 (huruf H) Kode Etik Advokat disebutkan bahwa
“Advokat dalam menjalankan profesinya harus bersikap sopan
terhadap semua pihak namun wajib mempertahankan hak dan martabat
advokat”
Terkait penyataan BW yang dianggap merendahkan martabat MK,
BW juga bisa dikenakan sanksi jika memang pernyataannya dianggap
merendahkan MK karena melanggar Pasal 3 (huruf H) Kode Etik Advokat
Website:
https://lifestyle.kompas.com/read/2019/06/14/14005891/saat-bambang-
widjojanto-dituding-langgar-kode-etik-advokat?page=all
https://news.detik.com/berita/d-4564570/tentang-istilah-mahkamah-
kalkulator-yang-disinggung-bw
Bukti KTP:
Sumber berita 1:
https://lifestyle.kompas.com/read/2019/06/14/14005891/saat-bambang-
widjojanto-dituding-langgar-kode-etik-advokat?page=all
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua tim hukum Prabowo-Sandiaga, Bambang
Widjojanto (BW), dilaporkan ke Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi)
pimpinan Fauzi Hasibuan oleh sekumpulan advokat yang tergabung dalam
Advokat Indonesia Maju pada Kamis (13/6/2019) kemarin. Perwakilan
para advokat itu, Sandi Situngkir, menjelaskan, pihaknya melaporkan
Bambang karena ada dugaan pelanggaran kode etik advokat Indonesia.
Sandi juga mengatakan, Bambang melakukan pengucilan kepada lembaga
hukum negara, dalam hal ini Mahkamah Konstitusi (MK). "Pertama, saat
BW menerima kuasa dari Prabowo-Sandi masih berkedudukan sebagai
pejabat negara yaitu Ketua Bidang Pencegahan Korupsi, Tim Gubernur
untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP)," kata Sandi di Kantor Peradi,
Kamis (13/06/2019). Sandi mengatakan, berdasarkan kode etik advokat,
yakni Pasal 3 huruf I Kode Etik Advokat Indonesia, hal itu dilarang. Aturan
itu berbunyi "Seorang advokat yang kemudian diangkat untuk menduduki
suatu jabatan negara (eksekutif, legislatif, dan judikatif) tidak dibenarkan
untuk berpraktik sebagai advokat dan tidak dibenarkan namanya
dicantumkan atau dipergunakan oleh siapa pun atau oleh kantor mana
pun dalam suatu perkara yang sedang diproses atau berjalan selama ia
menduduki jabatan tersebut". Selanjutnya, Sandi mengatakan tidak
sepatutnya Bambang melakukan pengucilan kepada MK dengan
menyamakan MK sebagai rezim korupsi. Saat menyerahkan permohonan
gugatan hasil Pilpres 2019 di Gedung MK pada Jumat 24 Mei 2019,
Bambang meminta agar MK tak berubah menjadi 'Mahkamah Kalkulator'.
"Itu merendahkan pengadilan, secara tidak langsung mengatakan kepada
publik bahwa MK bukan lembaga yang bisa dipercaya," kata Sandi. Atas
pelaporannya itu, Sandi berharap, Bambang segera dipanggil oleh Peradi.
"Itu juga bisa pemberhentian tetap sebagai advokat indonesia," ucap dia.
Peradi pimpinan Fauzi Hasibuan akan memanggil Bambang terkait laporan
soal dugaan pelanggaran etik dan menghina MK itu. "Komisi pengawas
akan merangkum dan yang bersangkutan akan dipanggil, keterkaitannya
sebagai anggota Peradi," kata Fauzi di Kantor Peradi, Slipi, Jakarta Barat,
Kamis. Setelah itu, lanjut Fauzi, akan ada pemeriksaan jika memang
ditemukan adanya pelanggaran kode etik. Bambang diketahui telah
mengajukan cuti selama sebulan dari tugasnya di TGUPP. Cuti diambil
karena dia menjadi pengacara calon presiden Prabowo Subianto yang
mengajukan gugatan hasil Pilpres 2019 ke MK. "Dia mengajukan (cuti)
sebulan," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Jakarta, 29 Mei
lalu. Apa kata Bambang sendiri terkait dua hal itu? "Tanya sama
gubernurnya. Jangan bertindak seperti gubernur. Tanya gubernurnya
dong," kata dia soal tudingan pelanggaran kode etik, Jumat ini. Terkait
tudingan merendakan MK, ia mengatakan bahwa dirinya sedang
memastikan bahwa apa yang perjuangkannya benar-benar bisa didengar.
"Saya sedang menjakankan tugas kenegaraan yang sangat berat dan
mulia. Jadi hal-hal seperti itu saya persilakan karena fokus saya sekarang
bagaimana memastikan bahwa rakyat itu betul-betul bisa didengar ya,"
ucap Bambang.
Awal mula istilah 'mahkamah kalkulator' ini muncul pada 2014. Saat itu
tim advokasi pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta Rajasa, Maqdir
Ismail, menyinggung MK sebagai kalkulator KPU.
"Banyak kecurangan yang terjadi di pilpres. Itu kan hanya typo error. MK
bisa melihat lebih dari itu, jangan degradasi tugas MK hanya jadi
kalkulator KPU," ucap Maqdir saat menjelaskan sejumlah hal yang janggal
dalam berkas gugatan atas hasil Pilpres 2014 yang diajukan Tim Prabowo-
Hatta ke MK, Minggu (27/7/2014).
"Kalau hanya ini kewenangan MK yang dirumuskan pada saat itu, maka
mendekati kebenaran bahwa MK hanya akan menjadi lembaga kalkulator,"
ujar Yusril dalam kesaksian di gedung MK Jl Medan Merdeka barat,
Jakarta, Jumat (15/8/2014).