Disusun oleh ;
i
DAFTAR ISI
JUDUL
…………………………………………………………………………………………..i
Daftar
Isi…………………………………………………………………………………………ii
Gambar
Gambar
2.1………………………………………………………………………………...6
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan
Masalah……………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN 3
ii
E. BAB III PENUTUP 12
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………
12
B. Saran…………………………………………………………………………………...
12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Profesi advokat merupakan profesi yang terhormat (officium nobile) kar
ena mengabdikan dirinya kepada kepentingan masyarakat bukan hanya kepa
da kepentingan pribadi. Advokat sebagai salah satu aktor penegak hukum da
n pelindung hak asasi manusia di Indonesia. Salah satu peran advokat yaitu s
ebagai pengawas dan pengawal keadilan.
1
Indonesia sebagai salah satu negara besar yang penduduknya berasal dari b
erbagai lapisan sosial memiliki potensi untuk terlibat dalam berbagai masalah
hukum terutama tindak pidana baik sebagai pelaku kriminal maupun korban k
ejahatan. Rata-rata pelaku kriminal itu memiliki latar belakang ekonomi dan p
endidikan yang rendah.
Tuntutan biaya hidup saat ini yang semakin tinggi memaksa mereka m
enghalalkan segala cara untuk dapat memperoleh uang secara instan agar da
pat bertahan hidup seperti menjadi pengedar narkoba, pencuri atau perampok.
Mereka yang terlibat tindakan kriminal nantinya akan berhadapan dengan hu
kum dan apabila dituntut hukuman lima tahun atau lebih seorang tersangka at
au terdakwa wajib didampingi advokat dalam menjalani serangkaian proses h
ukum tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana efektivitas pemberian bantuan hukum terhadap terdakwa tidak
mampu oleh Advokat ?
2) Apa saja hambatan dalam pelaksanaan pemberian bantuan hukum terhada
p terdakwa tidak mampu oleh Advokat ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Uraian singkat mengenai pokok persoalan yang dimintakan Bantua
n Hukum.
Syarat yang perlu dilampirkan oleh masyarakat tidak mampu yang akan
meminta bantuan hukum adalah:
4
n hukum menyatakan kesediaan memberikan bantuan hukum berdasarka
n surat kuasa khusus dari penerima bantuan hukum. Advokat yang dituga
skan untuk memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma namanya dic
antumkan dalam jawaban tersebut.
5
atu perkara (pidana, perdata, atau tata usaha negara) hingga perkara itu
mempunyai kekuatan hukum mengikat ditetapkan lima juta rupiah.
6
Dari tahun ke tahun masyarakat akan mengetahui kinerja advok
at yang sebenarnya dan mereka akan merasa mendapatkan keadilan jika
memang pelaksanaan pemberian bantuan hukum terhadap terdakwa tida
k mampu itu terbukti berhasil secara efektif sebagai cerminan peningkata
n kesadaran hukum masyarakat.
7
adalah profesi yang identik dengan uang. Mereka belum bisa memahami
sepenuhnya hakikat dari didirikannya PBH untuk membantu mereka dala
m memperoleh keadilan.
8
Gambar 2.2. Website Pos Bantuan Hukum pada Pengadilan Negeri Kuala
Kapuas
9
C. Hambatan yang Dihadapi dalam Pemberian Bantuan Hukum Terhada
p Terdakwa Tidak Mampu Oleh Advokat.
11
Advokat sendiri tidak bisa memaksa masyarakat yang memerluk
an bantuan hukum untuk datang ke PBH. Namun Advokat terutama yang
berada dibawah naungan PERADI Kalteng terus melakukan berbagai upa
ya agar masyarakat tidak perlu ragu meminta bantuan hukum cuma-cuma
kepada advokat.
12
rkala memberikan materi penyuluhan dengan tema seperti KDRT, perkawi
nan, permasalahan tanah dan masalah TKI ditiap kecamatan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Pelaksanaan pemberian bantuan hukum terhadap terdakwa tidak
mampu sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ada seb
agaimana ketentuan PERMA Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pedo
man Pemberian Bantuan Hukum namun belum dapat dikatakan efe
ktif dan untuk mengukur efektivitas pemberian bantuan hukum ters
ebut setidaknya dapat ditentukan dari lima faktor diantaranya adala
h faktor hukum itu sendiri yaitu Undang-undang dan peraturan lain
yang terkait dalam hal ini sudah mengatur secara jelas, faktor apar
at penegak hukum yakni advokat dalam menjalankan tugas dan ke
wajibannya diusahakan selalu profesional, faktor sarana dan fasilita
s yang meliputi PBH dengan fasilitas yang layak dan memadai mes
kipun seluruh masyarakat kurang mampu belum dapat mengakses
nya, faktor masyarakat yang sasarannya yaitu masyarakat
Kabupaten Kapuas dan sekitarnya yang ternyata kesadaran hukum
nya masih rendah untuk mau dengan sukarela datang ke PBH me
minta bantuan hukum serta faktor kebudayaan yaitu budaya yang d
iyakini masyarakat bahwa citra advokat sebagai profesi yang kome
rsial dan kurang memihak pada rakyat kecil.
b. Hambatan dalam pelaksanaan pemberian bantuan hukum terhada
p terdakwa tidak mampu antara lain mulai dari masyarakat merasa
mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dan keraguan masyara
kat untuk datang ke PBH karena citra advokat dimata mereka yang
identik dengan uang, terlibatnya para makelar kasus yang memanf
aatkan situasi ini untuk mencari keuntungan, penyebaran advokat y
ang kurang merata karena terfokus di pusat kota hingga masyarak
at dipelosok desa sulit mengaksesnya, kemudian adanya masyarak
at yang memanfaatkan fasilitas ini dengan memalsu identitas dan b
erpura-pura sebagai masyarakat tidak mampu agar bisa mendapat
kan bantuan hukum gratis.
14
c. Upaya yang dilakukan untuk menangani hambatan yang dihadapi s
elama pelaksanaan pemberian bantuan hukum terhadap terdakwa
tidak mampu, antara lain sosialisasi yang dilakukan melalui media
cetak dan elektronik sekaligus penyuluhan hukum secara berkala d
i berbagai kecamatan, peningkatan kualitas Sumber Daya Advokat
terutama mentalitas dan kinerja advokat melalui kursus maupun sa
at Pendidikan Khusus Profesi Advokat, serta menjadikan kewajiban
melakukan bantuan hukum prodeo ini sebagai syarat untuk mempe
rpanjang kartu tanda pengenal advokat sebagai salah satu ketentu
an ijin praktek
B. Saran
a. Bagi masyarakat diharapkan bisa meningkatkan kesadaran hukum
nya untuk lebih memaknai pentingnya peran advokat disini terutam
a untuk membantu masyarakat tidak mampu yang sedang berhada
pan dengan hukum, sehingga mereka dapat memperoleh keadilan
tanpa merasa adanya diskriminasi.
b. Bagi advokat diharapkan terus berupaya dalam mewujudkan pelak
sanaan pemberian bantuan hukum terhadap terdakwka tidak mam
pu supaya dapat dikatakan efektif, karena bagaimanapun peran akt
if penegak hukum sangat dibutuhkan.
c. Bagi Lembaga Bantuan Hukum khususnya PBH PERADI Kuala
Kapuas Perwakilan Cabang Kalteng diharapkan untuk terus melak
ukan sosialisasi dan meningkatan sarana prasarana yang ada di da
lamnya demi menarik masyarakat agar dapat dengan suka rela dat
ang kesana meminta bantuan hukum.
d. Bagi Pemerintah diharapkan untuk terus mengawasi dengan baik j
alannya pelaksanaan pemberian bantuan hukum terhadap terdakw
a tidak mampu oleh advokat ini supaya tidak menyimpang dari kete
ntuan hukum yang telah dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
15
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2004.
Dewan Pimpinan Pusat Kongres Advokat Indonesia (KAI), Kode Etik Advokat
16
Lampiran :
17