Anda di halaman 1dari 4

Melihat Peternakan Sapi Perah di Desa Notorejo Wonosalam

Minggu 23 Januari 2022, Desa Notorejo Wono salam ,Kabupaten Jombang

Sudah 30 tahun lebih peternakan sapi perah milik keluarga Bapak Taukhid
warga Desa Nortorejo Wonosalam berjalan. Peternakan sapi perah ini merupakan
sumber mata pencaharian keluarga Bapak Taukhid untuk memenuhi kebutuhan hidup
dan kebutuhan pendidikan anak-anaknya mulai sekolah dasar hingga mencapai
jenjang perguruan tinggi. Pada awalnya bapak taukhid mendapat kredit atau pinjaman
dari pemerintah untuk mengembang biakkan sapi perah yang merupakan modal awal
dari pemerintah. Setelah sapi tersebut beranak, anak sapi tersebut menjadi sapi miliki
bapak taukhid yang selanjutnya ia rawat dan kembang biakkan lagi menjadi beberapa
sapi perah.
“Ya pakannya harus banyak terus comboran,seperti konsentrat bekatul” ujar
ibu Marwiti, istri bapak Taukhid (23/01) Ia sangat memperhatikan kesehatan sapi
miliknya dengan memberi pakan secara rutin setiap harinya dan juga dengan
memberikan asupan tambahan seperti bekatul, konsentrat dan campuran makanan sapi
lainnya. Alasan ia sangat memperhatikan pemberian pakan dan asupan tambahan
adalah demi menjaga kesehatan sapi dan juga untuk menjaga kualitas susu yang
dihasilkan sapi. Pemberian makan secara teratur sangat mempengaruhi produksi susu
perah yang dihasilkan, oleh karena itu pak Taukhid sebagai peternak sapi dengan
jumlah ternak yang cukup ia mempersiapkan lahan-lahan tanah miliknya sendiri guna
persedian rumput pada campuran makan sapi perahnya, pemberian makan yang setiap
hari dan pengambilan rumput biasanya dilakukan pada tiga sampai lima hari sekali di
lahan tergantung makan sapinya, yang dimana pengambilan rumput di lahan ini
adalah sebagai kebutuhan pokok peternak sapi pada umumnya. Sapi yang setelah
melahirkan disuntik terlebih dahulu untuk kesehatan sapinya dan diberi minum jamu.
Pada saat tahap produksi susu sapi, pemerasan susu dilakukan pada tempatnya
sendiri. Tempat tersebut dibersihkan terlebih dahulu dan steril agar tetap terjaga
kebersihannya. Didalam kadang tersebut terbagi dalam dua tempat, yang pertama
sebagai tempat sapi dan yang kedua sebagai tempat pemerahan sapi. Sapi yang akan
diperah nantinya dipisahkan trlebih dahulu dan dibawa ke tempat kedua yaitu tempat
pemerahan susu sapi.
Rencananya kalau sudah banyak sapi perahnya ia akan menggunakan bantuan
mesin yang dimana dapat mempercepat proses pemerasan susu sapi dan untuk
menjadikan susu yang sudah besih dan dapat dikonsumsi. Selain itu bukan susu sapi
yang diperah ia membuat kreasi seperti permen dan ice cream yang dimana dapat
menambah pemasukan. Penargetan pemasaran pada produksi sapi perah ini ia
melakukan penjualan pada KUD (Koperasi Unit Desa) yang dimana antara peternak
dan tengkulak sudah saling berkerja sama diantara keduanya, hal ini tentu dapat
memudahkan proses pemasaran pada susu perah untuk dijual. Ia merupakan pengurus
KUD, yang dimana peran KUD ini adalah mencapai harapan agar dapat
meningkatkan pendapatan sekaligus meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat
sekitar. Tentu KUD Ini sangat berperan aktif dalam membantu memasarkan UMKM
masyarakat di lingkungan sekitar.
Kotoran yang dihasilkan oleh sapi tentu tidak langsung dibuang begitu saja.
Kotoran sapi ini ia manfaatkan sebagai biogas yang dimana biogas ini dapat
digunakan sebagai energi alternatif untuk memasak yang dapat menggantikan
penggunaan gas LPG dan kayu bakar. Selain itu kotoran sapi juga dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk kompos yang dimana pupuk kompos ini sangat berguna untuk
kesuburan tanah dan tentunya aman bagi tanaman karena tidak mengandung zat kimia
yang berbahaya bagi tumbuh kembang tanaman itu sendiri.

Hasil Dokumentasi:

Anda mungkin juga menyukai