PEMERINTAH ACEH
TAHUN 2022
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP DAERAH ACEH
Ringkasan Eksekutif
(Executive Summary)
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
1
guna mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable
Development Goals (TPB/SDGs) .
1.2. Profil provinsi Aceh
Secara geografis Aceh dengan Ibu Kota Banda Aceh terletak pada
Indikasi kualitas lingkungan hidup Aceh sampai saat ini dalam kondisi
baik sesuai dengan Nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Aceh 2021
sebesar 75,54 dan berada di atas nilai IKLH Nasional serta di atas target
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA). Nilai IKLH Aceh
sebesar 75,54 berada pada kategori “Baik”.
2
1.3. Proses Penyusunan dan Perumusan Isu Prioritas.
4
II. ANALISIS DRIVING FORCE, PRESSURE, STATE, IMPACT, DAN
RESPONSE ISU LINGKUNGAN HIDUP DI ACEH.
5
Penegakan hukum yang terukur dan konsisten sangat diperlukan untuk
memastikan tekanan yang dibangkitkan oleh pemicu utama di atas dapat
dikendalikan dan diantisipasi untuk mencegah semakin besarnya dan
masifnya dampak utama dan ikutan pada setiap bentang alam di Aceh.
Respons yang konsisten dan sistematis diharapkan akan menjadi capaian
dalam penguatan kinerja perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di
Aceh.
6
(contoh sistem pemerintahan adat mukim dan adat laot) sebagai yurisdiksi
formal yang diakui dalam kekhususan Aceh.
7
dampak dari buangan dari penggunaan lahan yang ada, selain itu aktivitas
industri akan memberikan dampak terhadap kondisi hidrologis dalam suatu
DAS, demikian juga, berbagai aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya yang berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, dan pertanian
akan menghasilkan limbah yang memberi sumbangan pada penurunan
kualitas air sungai.
8
mana lebih 80% adalah jenis kendaraan bermotor roda 2 yang memberi
kontribusi yang berarti terhadap kualitas udara di Aceh. Selanjutnya, jumlah
TPA di seluruh Aceh ada 23 lokasi dengan total luasan TPA lebih 168 Ha
secara signifikan berpotensi meningkatkan emisi gas CH4 dan CO2 karena
umumnya menggunakan sistem open dumping (78%). Tempat Pembungan
Akhir sampah (TPA), dan kendaraan bermotor (emisi gas buang) juga
berkontribusi terhadap emisi pencemaran udara, perubahan iklim yang
berkenaan dengan durasi musim kemarau yang berkepanjangan juga
merupakan faktor penyebab terjadinya kebakaran hutan menjadi pencetus
pencemaran udara di Aceh.
9
transportasi, industri, permukiman, dan perkantoran. Pembahasan hanya
melingkupi parameter SO2 dan NO2 karena data ini lebih lengkap di semua
Sebagai perbandingan, Apabila dibandingkan dengan nasional, secara
keseluruhan kondisi kualitas udara ambiens di Aceh masih di bawah baku
mutu udara ambiens nasional. Kondisi suhu udara rata-rata tidak ada
perubahan yang signifikan dibandingkan dengan kondisi tahun 2020.
10
dan abrasi, serta Kebakaran hutan dan lahan, analisi terkait risiko bencana
difokuskan pada penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana,
karena dapat menghambat upaya menciptakan kesejahteraan masyarakat
dan pencapaian pertumbuhan bumi dan Tsunami), juga menghadapi
ancaman akibat perubahan iklim (banjir, kekeringan dan karhutla) dengan
frekuensi dan intensitas yang cenderung meningkat. Hal ini dapat terlihat dari
jumlah kejadian dan intensitas bencana yang meningkat secara signifikan
dari tahun ke tahun, dimana bencana yang terjadi di Aceh yang mencakup
karakteristik dan frekuensi yang terjadi selama tahun 2021 terjadi 662
bencana, dengan total kerugian lebih kurang Rp. 235.000.000.000,-
11
melalui penguatan kapasitas tim tanggap darurat dan penyadartahuan
masyarakat, serta memasukkan isu strategis risiko bencana dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) tahun 2017-2022.
2.5 Perkotaan
Permasalahan di perkotaan ditandai dari perkembangan penduduk
maupun kegiatan masyarakat perkotaan kecenderungannya semakin sulit
dikontrol sehingga sering kali menimbulkan persoalan yang menyangkut
persoalan lingkungan (fasilitas, sistem dan area). Permasalahan lainnya yang
dialami perkotaan adalah meningkatnya volume sampah yang dihasilkan oleh
suatu kota.
12
krusial bagi kota yang padat akan penduduk yang berdampak kepada
timbulnya penyakit, serta masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat.
13
Salah satu upaya peningkatan peran serta masyarakat adalah melalui
tumbuhnya lembaga sosial masyarakat (LSM) yang memberi pendampingan
kepada pemberdayaan dan peran serta kelompok masyarakat melalui
implementasi kegiatan dan program yang fokus kepada isu-isu konservasi
lingkungan, pemberdayaan ekonomi maupun peningkatan kapasitas berupa
advokasi isu-isu lingkungan hidup. Di samping itu, juga terdapat kelompok
masyarakat ataupun komunitas yang fokus pada isu-isu persampahan pada
tingkat Desa (Gampong) yang ada di Aceh.
14
penggabungan dari kegiatan inovasi baru dan lanjutan dari inovasi kebijakan
sebelumnya yang masih berlangsung atau harus dilanjutkan.
3.1. PENUTUP.
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) Aceh menggambaran secara umum pengelolaan
lingkungan hidup yang berisi informasi aktual dalam hal ini
disampaikan pada tahun data 2021.