Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH NAZHARIYAT AL-ADAB

MASROHIYYAH
Guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Nazhariyat Al-Adab

Dosen pengampu :
Dr. Rizqi Handayani,M.A.

Disusun Oleh Kelompok 5:

1. Abdullah Wibowo Putra Daryono (11210210000076)


2. Hadi Yudha Prayoga (11210210000094)
3. Rafa’ Qonitah (11210210000082)

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pertunjukan drama atau yang dikenal dalam bahasa Arab “Masrohiyyah” secara
istilah berarti berbuat atau bertindak, diambil dari Bahasa Yunani yaitu draomai, atau
sebuah karya sastra yang mengandung komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat
menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang
dipentaskan.
Maka Masrohiyyah atau drama memiliki sejarah dan pengaruh sastra yang sangat
besar disetiap zaman peradaban manusia, dari zaman Fir’aun, Suriah, Babilonia, Yunani 1,
Arab dan peradaban – peradaban besar yang lainnya, oleh karenanya mempelajari
Masrohiyyah dalam sastra arab sangatlah penting.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Masrohiyyah?
2. Bagaimana sejarah perkembangan Masrohiyyah?
3. Apa saja macam – macam drama?
4. Apa unsur intrinsik dan ekstrinsik pada Masrohiyyah?
5. Siapa saja para Dramawan Arab klasik hingga kontemporer dan karya – karyanya?

3. Tujuan
1. Mampu menjelaskan pengertian Masrohiyyah.
2. Mampu menjelaskan macam – macam Masrohiyyah.
3. Mampu menjelaskan unsur instrinsik dan ekstrinsik Masrohiyyah.
4. Mampu menjelaskan sejarah perkembangan Masrohiyyah.
5. Mampu menyebutkan Dramawan arab dari klasik hingga kontemporer.

1 7 . ‫) ص‬- , ‫ مكتبة غريب‬: ‫ درسات في األدب المسرحي (اإلسكنددرية‬, ‫ سمير سرحان‬. ‫د‬
B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Masrohiyyah

Masrohiyyah atau drama belum dikenal dalam sastra arab kuno, maka syair
qososiy (puisi kisah – kisah) inilah yang menjadi permulaan syair masrohiy, yang
memiliki makna yaitu :

2
‫شعر يصاغ على منط القصة مع مراعاة أدائه أمام مجهور من املشاهدين‬

“Syair yang dibuat dalam bentuk padanan kisah dengan disertai penapilan peragaannya
dihadapan para penonton yang menyaksikan”.

Adapun makna Masrohiyyah yang lebih faktual dengan zaman kontemporer


saat ini adalah :

‫ كما أن يكون األداء صويت كما هو احلال قي املسلسل‬, ‫ املسرح أو التلفاز‬, ‫نوع من التعبري األديب الذي يؤدي عن طريق التمثيل يف السينيما‬
3‫اإلذاعية‬

“Jenis ekspresi sastra yang dilakukan dengan akting di bioskop, panggung pementasan
atau televisi dan pertunjukannya bisa vocal, seperti halnya dalam serial radio”.

Banyak dari kita beranggapan bahwasannya drama dan theater itu sama,
padahal pada kenyataannya drama dan theater itu memiliki cukup banyak perbedaan,
yaitu :

1. Drama berasal dari Bahasa Yunani draomai yang berarti beruasaha untuk
menyampaikan sebuah karya pada penonton, sedangkan theater berasal dari Bahasa
Yunani theatron yang beartikan tempat melihat. 4
2. Pementasaan drama dapat dilakukan di atas panggung ataupun di mana saja, adapun
theater hanya bisa dilakukan di atas panggung saja.
3. Drama dapat berisikan interaksi langsung antara pemeran dan penonton, adapun
theater tidak ada.
4. Drama dapat berisikan kisah yang kompleks dan beragam, adapun theater tidak ada
konflik, klimaks, serta penyelesaiannya karena hanya sebatas pementasan saja.

2 18. . ‫ ص‬, ) 2022 ,‫ إصدار كلية اللغة العربية‬: ‫ فن املسرح يف اآلداب األروبية و األدب العريب احلديث (سلطنة برواني دار السالم‬,‫صالح الدين حممد مشش الدين األزهري‬
3 ‫ موسوعة‬- ‫( معنى دراما‬mosoah.com) (diakses 12 Oktober 2022).
4 Sering Dianggap Sama, Inilah Perbedaan Drama dan Teater - Bobo (grid.id) (diakses 13 Oktober 2022)
5. Drama dapat berisikan kisah – kisah baru yang digarap oleh penulis naskah drama,
adapun theater umumnya hanya bersumber dari cerita rakyat atau cerita yang telah
digarap sebelumnya.
6. Pada drama penafsiran kisah disimpulkan oleh penonton masing – masing, adapun
theater, penafsirannya ditentukan oleh pemain theater tersebut.
7. Penonton drama diajak untuk melihat dan merasakan kisah yang dipentaskan,
adapun penonton theater diajak untuk menikmati kisah yang disajikan saja.

2. Macam-macam Masrohiyyah

A. Drama Menurut Masa

1. Drama Klasik

Adalah drama khayalan yang menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana


atau kerjaan, kehidupan dewa – dewi, kejadian luar biasa dan berkaitan erat dengan
ritual keagamaan, penyembahan dan pengagungan raja – raja dan dewa - dewi

2. Drama Modern atau Kontemporer

Adalah drama yang memiliki tujuan memberikan pendidikan kepada


masyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari – hari.

B. Drama Menurut Kandungan Isi cerita

1. Komedi ( ‫) الكوميداي‬

5 ‫(كان أرسطو هو أول من نظر للمسرح و قد وصف الكوميداي أبهنا تعاجل عيبا أو قبحا ال يسبب أملا وال ضررا‬Al-hajj, 2020)

“Aristoteles adalah orang yang pertama kali menaruh perhatian lebih kepada
drama dan Aristoteles telah mendeskripsikan drama komedi sebagai obat aib
dan keburukan yang tidak menyebabkan derita maupun bahaya”.

Oleh karena itu dalam drama komedi sangat diperlukan bakat alami dari
penulis naskah drama maupun pemeran dalam memperagakan serta menarik
canda tawa para penonton, sebagaimana hal tersebut merupakan tujuan utama
drama komedi.

5 87 . ‫ ) ص‬1998 , ‫ اهليئه املصرية العامة للكتاب‬: ‫ فن كتابة املسرحية ( القاهرة‬, ‫رشاد رشدى‬.‫د‬
6 ‫اإلداركية‬ ‫هتدف إىل إضحاك املشاهد و البد من متتع مؤلفها ابلذكاء الشديد و احلس الفكاهي ابإلضافة إىل الطالقة‬

“Komedi bertujuan menarik gelak-tawa penonton dan penulis naskah drama


komedi harus orang yang pintar lagi berkompeten serta memiliki selera humor
yang disertai dengan penambahan gestur yang mendukung”.

Komedi juga memiliki banyak jenis, diantaranya :


a. Komedi akhto’ , dengan memperagakan hal-hal yang tidak lumrah
kemudian memparodikannya.7
b. Komedi alfaaris , komedi yang disajikan dalam bentuk melodrama namun
agak menyerupai tragedi yang mengandung parodi pada hal – hal yang
dilebih – lebihkan (lebay).
c. Komedi ijtimaiyyah , komedi yang dilakukan dengan berkelompok.
d. Komedi ‘aatifiyyah , komedi yang mengesampingkan perasaan atau emosi.
e. Komedi syakhsiyyat , komedi yang dilakukan secara individu.

Ciri – ciri drama komedi :

a. Menampilkan cerita – cerita ringan.


b. Terkadang serius namun dengan pembawaan nada yang ringan
c. Mudah difahami
d. kelucuan tokoh lebih mendominasi ketimbang faktor situasi
e. Dapat diterima oleh semua kalangan dan umur

2. Melodrama ( ‫) امليلودراما‬
Melodrama adalah jenis drama dalam film atau serial yang tidak realistis dan dilebih –
lebihkan, seperti aksi heroik melompat dari atas pesawat tanpa parasut.

3. Tragedi (‫الرتاجيدي‬ )
Dalam drama tragedi ini sebagian besar berisi kisah menyedihkan dan tragis
yang sering kali berakhir dengan perpisahan ataupun kematian.

Ciri – ciri drama tragedi :


a. Menampilkan kisah dengan rata – rata akhir cerita yang sedih
b. Cerita bersifat serius
c. Memiliki komplikasi cerita yang kompleks
d. Biasa berisikan pesan – pesan moral dan keagamaan
e. Biasa diangkat dari kisah nyata

6 ‫ موسوعة‬- ‫( دراما‬mosoah.com) (diakses 12 Oktober 2022).


7 90 . ‫ ) ص‬1998 , ‫ اهليئه املصرية العامة للكتاب‬: ‫ فن كتابة املسرحية ( مصر‬, ‫رشاد رشدى‬.‫د‬
4. Comdridianism ( ‫) الكومدراجيدية‬
Jenis drama ini merupakan campuran antara komedi dan kesedihan, atau sering
dikenal sebagai drama tragedi komedi, terkadang akhir cerita bahagia dan di lain
waktu sedih tetapi sebagian besar bahagia.
Contoh : ketoprak dan ludruk

5. Drama fantasi ( ‫) الدراما اخليالية‬


Drama yang banyak berisikan imajinasi dalam narasi peristiwa dan termasuk
juga kemampuan supranatural dan pahlawan super.

6. Drama musikal ( ‫) الدراما املوسيقية‬


Drama musikal atau opera berisikan melodi, tarian dan lagu dalam pembawaan
pesan serta penjiwaan alur.

3. Anasir intrinsik dan ekstrinsik dalam drama.

“Semua prosa sastra imajinatif, baik novel, cerpen, maupun drama harus terdiri dari
lima unsur, sebagaimana telah disinggung, yaitu tokoh dengan karakternya (as-
syakhsiyyat), plot atau alur (al-habakah), setting/latar (al-bi’ah), pikiran atau teman (al-
fikrah, at-tausiyah, al-maudu’), dan gaya Bahasa (uslub)”8

a. Intrinsik
Adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam karya itu sendiri,
9
yaitu :

1. Tokoh dan karakternya (As-Syakh-siyyat)


Tokoh adalah orang yang melakukan interaksi dengan berbagai
wataknya, dapat dibedakan menjadi dua, tokoh utama dan pembantu yang
menjadi antara tokoh pro-tagonis dan antagonis, ataupun statis yang tidak
mengalami perkembangan watak dan tokoh berkembang.
2. Plot/ alur (al-habakah)
Adalah keseluruhan rangkaian peristiwa yang terdapat dalam cerita atau
kontruksi yang dibuat pembaca mengenai sebuah deretan peristiwa yang secara
logis dan kronologis saling berkaitan dan diakibatkan atau dialami oleh sang
pelaku. Berdasarkan waktunya, alur dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu:
1) Alur maju atau progresif adalah alur yang jalan ceritanya bergerak maju
yakni dimulai dari awal sampai akhir sesuai kronologi waktu.
Runtututan ceritanya dapat berupa pengenalan tokoh, timbulnya konflik

8 Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A. Teori Kritik Sastra Arab (Jakarta : PT. RAJAGRAFINDO PERSADA 2009) hal. 41
9 Universitas Imam Muhammad bin Sa’ud (1412).al-Balaghah wa al-Naqd. Riyadh: UIMS. hal.175
atau masalah, puncak konflik atau klimaks, pemecahan konflik, dan
penyelesaian konflik.
2) Alur mundur atau regresif yaitu alur yang jalan ceritanya bergerak
mundur yakni dimulai dari akhir atau penyelesaian cerita kemudian
kembali lagi ke awal cerita atau perkenalan. Alur mundur biasanya
dikenal dengan istilah flashback atau kilas balik.
3) Alur campuran atau gabungan adalah alur yang jalan ceritanya berupa
perpaduan antara alur maju dan alur mundur dalam satu cerita. Tahapan
ceritanya bisa berurutan kemudian disisipi kisah mundur kebelakang
ataupun bisa selang-seling dari alur maju dan mundur.Plot sorot balik
(flashback), jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan tidak bersifat
kronologis.

Alur juga memiliki tahapan – tahapan :

• Orientasi – Orientasi merupakan tahapan awal meliputi pengenalan latar


dari cerita dari drama tersebut, baik latar waktu; latar tempat; serta latar
suasana yang terjadi di dalam cerita.
• Komplikasi – Tahapan ini berisi urutan kejadian-kejadian dalam drama
yang sistematis yang dikembangkan dari hubungan sebab akibat. Pada
bagian ini, tokoh tokoh yang terlibat dalam cerita mulai diperkenalkan,
serta karakter masing masing tokoh mulai dimunculkan. Selain itu pada
tahapan ini konflik mulai sedikit dikenalkan.
• Evaluasi – Tahapan ini merupakan puncak dari rangkaian alur. Konflik
cerita menjadi fokus utama pada bagian ini. Tahapan pada evaluasi
terdiri dari pengenalan konflik lebih lanjut, klimaks, hingga
penyelesaian konflik mulai sedikit diperkenalkan.
• Resolusi – Yang menjadi fokus pada tahapan ini adalah penyelesaian
konflik yang dihadapi tokoh utama. Pada tahapan resolusi ini solusi –
solusi dari konflik dimunculkan. Serta teka teki yang dimunculkan pada
awal awal cerita akan terjawab pada tahapan ini.
• Koda (Coda) – Pada bagian ini semua konflik sudah terselesaikan dan
menjadi akhir dari suatu drama. Tahapan terakhir ini biasanya
menyimpulkan kembali amanat, nilai, maupun pelajaran yang ingin
disampaikan sepanjang pertunjukan drama.

3. Latar/Setting (Al-bi’ah)
Yaitu berupa lingkungan tempat terjadinya peristiwa, termasuk di
dalamnya waktu, musim, periode sejarah, situasi sosial, kondisi wilayah, dan
letak geografis. Bagian ini berfungsi sebagai sebuah logika cerita yang
membentuk tema dan plot.
4. Pikiran atau tema (Al-fikrah, At-tausi-yah, Al-maudhu’)
Adalah ide, gagasan, pandangan hidup, yang disampaikan melalui
dialog dan konflik-konflik yang dibangun, komentar secara tidak langsung, dan
ini bisa tersirat dan juga bisa tersurat. Pikiran atau tema yang diangkat terkadang
tema tradisional seperti kebenaran dan keadilan mengalahkan kejahatan, dan
terkadang nontradisional (tidak sesuai dengan harapan pembaca atau melawan
arus).
5. Gaya bahasa (Uslub)
Adalah tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa sebagai
media penyampaian prosa sastra imajinatif. Pemilihan gaya bahasa, antara lain
dipengaruhi oleh pembawaan penulisnya. Seorang yang melankolis cenderung
pada bahasa romantis, seorang yang sinis cenderung pada bahasa sinis dan
ironis, dan seorang yang gesit cenderung pada bahasa yang hidup dan lincah.
Kecuali itu, yang juga ikut menentukan gaya bahasa yang dipilih adalah tujuan
yang hendak dicapai, topik yang ditampilkan, jenis prosanya dan kondisi
pembaca.

b. Ekstrinsik
Adalah unsur – unsur dari luar naskah drama yang turut membangun jalannya
suatu pesan dalam kisah yang dibawakan dalam drama, baik itu dari latar belakang
penulis naskah drama sampai dekorasi, tata letak kamera, pencahayaan dan lainnya.

1. Latar belakang penulis naskah drama

10
‫اجلو النفسي العام و اإلطار الزماين و املكاين‬

“Atmosfir atau suasana psikologis umum dan kerangka temporal (waktu) dan
kerangka pasial (tempat)”.

Maksudnya, kondisi psikologis, latar belakang dan kejiwaan seorang


penulis naskah drama sangatlah mempengaruhi dan berpengaruh terhadap pesan
yang disampaikan dalam drama, terlebih faktor kondisi lingkungan dan zaman
di mana penulis hidup.

2. Sound Effect (‫)املؤثرات الصوتية‬


11
‫فهي تسهم مع املوسيقى يف إضفاء األسلوبية املتميزة‬

Efek suara berperan bersama musik dalam stilistika (gaya bahasa yang
dibawakan oleh aktor drama)

Tentunya sudah sangat lumrah bagi kita, dalam setiap pementasan atau
penampilan pasti terdapat .para teknisi sound yang bertugas mengatur tinggi
rendah, bass, kenyaringan dan lainnya, begitu juga sebelum proses syuting

10 77 : ‫) ص‬2020 , ‫ السيناريو و الدرما (الجمهرية العربية السورية‬, ‫ كمال الحاج‬. ‫د‬


11 78 : ‫) ص‬2020 , ‫ السيناريو و الدرما (الجمهرية العربية السورية‬, ‫ كمال الحاج‬. ‫د‬
dilakukan, karena kualitas suara yang bagus bila dihasilkan, akan membawa
penonton lebih menjiwai nilai yang disampaikan dalam drama.

Macam – macam sound effect dalam drama :


• Sound effect murotabah (bersamaan)
Contoh : suara pintu terbuka dan tertutup, suara tapak kaki.
• Sound effect kholfiyyah (setelah)
Contoh : suara mobil dijalanan, suara sepoi angin, suara deburan
ombak
• Sound effect khooshoh (khusus)
Contoh : suara bersin, suara batuk, suara mimpi (ngigo)
• Menyesuaikan dengan kondisi tempat dan waktu
Contoh : suara gerombolan orang yang memberikan semangat
dilapangan
• Menyesuaikan dengan kondisi jiwa
Contoh : suara tangisan/ratapan dan suara tertawa
• Suara ketenangan (as-sukuun)
Contoh : suara keheningan, suara gemercik air sungai

3. Musik (al-muusiiqoo)

Sebagaimana yang telah disebutkan diatas, bahwa musik sangat


berperan aktif bersama sound effect untuk membangun suasana hati
penonton drama, maka musik yang dibawakan dalam pementasan drama
tentunya harus sesuai dengan genre drama yang ditampilkan, biasanya
drama yang ber-genre musikal akan menampilkan lebih banyak music
didalamnya terlebih lagi bila berisikan drama kanak – kanak.

4. Pakaian dan aksesoris (al-malaabis wal-iksisuwaar).

Penampilan aktor dalam drama merupakan aspek yang akan menunjang


pertunjukan drama, karena menampilkan sisi karakter dan penjiwaan aktor
dalam menjiwai peran yang ia mainkan, contoh : karakter sombong biasanya
digambarkan dengan kemewahan dan bergelimang harta, karakter yang
cerdas biasanya digambarkan dengan karkater yang bersifat lugu dan
berkaca mata.

5. Pencahayaan (al-idhoaat)

Dalam beberapa proses syuting dan juga drama, terkadang kondisi cuaca
dan matahari tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, sehingga
dibutuhkan pencahayaan atau pembatasan cahaya guna menyesuaiakan
intensitas cahaya yang kita inginkan, supaya mendapatkan hasil yang
terbaik.

6. Dekor (ad-diikuur)

Dekorasi tentu sangat perlu diperhatikan dalam mempersiapkan


pementasan drama, karena dapat menunjang aspek – aspek yang menjadikan
aktor lebih menjiwai dalam memainkan perannya, dan dekorasi tentu harus
sesuai dengan reka adegan yang sudah direncanakan sebelumnya.

7. Sudut pandang pengambilan gambar (zawaayat taswiir)

• Objektif angle (setara objek)


• High angle (kamera lebih tinggi dari objek)
• Low angle (kamera lebih rendah dari objek)
• Zaawiyyah rosiyyah (kamera diambil dari atas objek kepala)
• Zawiyyah jaanibiyyyah (kamera diambil dari sebelah objek)
• Zawiyyah wajhah an-nadzor (kamera diambil dari sudut pandang
penglihatan aktor)

8. Pergerakan kamera dan alat bantu geraknya.

Keahlian seorang cameramen dalam menggambil sebuah video


sangatlah diperlukan dalam menghasilkan kualitas video yang bagus dan
berkualitas.

4. Sejarah kemunculan drama dari Yunani, Romawi hingga Arab

Sebelum kita mengetahui sejarah drama pada bangsa – bangsa dunia, alangkah
baiknya kita terlebih dahulu mengetahui teori – teori asal – muasal drama.

Asal Muasal Drama

• Teori pertama menurut Brockett : drama telah berkembang dari upacara religius
(agama) primitif yang dipentaskan untuk minta pertolongan Dewa.
• Teori kedua : berasal dari nyanyian/himne pujian yang dinyanyikan bersama di depan
makam seorang pahlawan
• Teori ketiga : drama tumbuh dan berasal dari kecintaan manusia untuk bercerita atau
kegemaran manusia mendengarkan ceirta. 12

Drama bangsa Yunani

12https://www.slideshare.net/wenymanies/macam2-drama-dan-perkembangan-drama-arab (diakses pada


16/10/2022)
Sumber foto : gapurasejarah.blogspot.com

13
" ‫"كان املسرح يف اليوانين القدمية مرتبطا أشد اإلرتباط ابلعبادات الدينية‬
DR. Samir Sarhan : “Dahulu drama pada zaman Yunani klasik memilik korelasi yang
sangat kuat dengan ibadah – ibadah keagamaan mereka”.

Banyak bukti sejarah yang mengatakan bahwa bangsa Yunani merupakan masa awal
peradaban manusia. Segala aktivitas manusia pun terjelaskan dimulai dari masa Yunani.
Begitupun dengan drama.

Drama Yunani dapat digolongkan menjadi drama klasik. Pertunjukan drama pertama
kali digelar di Yunani sekitar 2.300 tahun yang lalu. Jakob Soermardjo, seorang ahli drama
menyatakan, bentuk panggung pada zaman Yunani dibangun tanpa atap dalam bentuk
setengah lingkaran dengan tempat duduk penonton melengkung dan berundak-undak yang
disebut amphitheater

Cerita yang ditampilkan pada panggung pada umumnya berjenis tragedi yang
mengisahkan tentang perjuangan manusia dalam menyembah dewa-dewanya. Biasanya jenis
drama ini prolognya cukup panjang dengan durasi totalnya sekitar 1 jam. Ciri khas lainnya
ialah terdapat selingan berupa paduan suara di antara plotnya.

Selain drama jenis tragedi juga terdapat jenis komedi. Itu muncul sebagai bentuk
sindiran terhadap drama-drama tragedi yang sengaja dibuat supaya lucu. Inilah yang
kemudian menjadi cikal-bakal lahirnya drama komedi. Tokoh yang terkenal pada zaman ini
ialah Plato, Aristoteles, dan Sopholches.

Drama bangsa romawi

13 15 . ‫) ص‬- : ‫ درسات في األدب المسرحي (اإلسكنددرية‬, ‫ سمير سرحان‬. ‫د‬


Sumber foto : timetoast.com

Seperti drama pada Zaman Yunani, drama ini pun tergolong drama klasik. Drama
Romawi merupakan hasil adaptasi dari drama Yunani. Hampir bentuk panggung maupun
cerita persis seperti drama Yunani. Hal ini dikarenakan, setelah tahun 200 SM kegiatan
kesenian beralih dari Yunani ke Roma. Namun, Drama Romawi juga menjadi penting karena
mempunyai pengaruh terhadap Zaman Renaissance.

Berdasarkan catatan dari Brockett (1964), Drama Romawi pertama kali dipertunjukan
di Kota Roma pada tahun 240 SM. Pertunjukan tersebut dikenalkan oleh Livius Andronicus,
seniman Yunani. Cerita yang ditampilkan tidak jauh-jauh dari aktivitas pemujaan terhadap
para dewa mereka. Namun berangsur-angsur menceritakan tentang perjuangan manusia
dalam mencari kekuasaan. Walaupun diadaptasi dari Yunani, dalam setiap pementasan,
panggung sengaja dibuat sedemikian megah. Tokoh yang terkenal pada zaman ini yaitu
Plutus, Lucius Seneca dan Terence.

Drama Arab

• Era Maroun Naqqash Al-lubnani

‫ وقد اقتبسه من إيطاليا حين سافر إليها‬،‫وأول من أدخل الفن المسرحي في البالد العربية كان مارون نقاش اللبناني األصل‬
،‫ وكانت أولى المسرحيات التي قدمها للجمهور العربي في لبنان مسرحية )البخيل( للكاتب الفرنسي موليير‬،‫ م‬1846 ‫سنة‬
‫ ولكنه سرعان ما‬،‫ تأثر فن المسرحية في األدب العربي باآلداب األوربية في أول األمر‬.‫م‬1847 ‫وكان ذلك في أواخر سنة‬
.14‫ بعيدة عن المحاكاة والتقليد‬،‫ فظهرت شخصية اإلبداع الفني فيه‬،‫انطلق بعد ذلك إلى مرحلة التأصيل‬

Yang pertama memperkenalkan seni teater di negara-negara Arab adalah Maroun Naqqash
yang berasal dari Lebanon, dan dia mengutipnya dari Italia ketika dia bepergian ke sana pada
tahun 1846 M, dan drama pertama yang dia presentasikan kepada penonton Arab di Lebanon
adalah drama (Al-Azhari, 2022)) karya penulis Prancis Molière, dan itu terjadi pada akhir
tahun 1847 M. Lakon dalam sastra Arab dengan sastra Eropa pada awalnya, tetapi segera

14 1. ‫ ص‬, ) 2022 ,‫ إصدار كلية اللغة العربية‬: ‫ فن املسرح يف اآلداب األروبية و األدب العريب احلديث (سلطنة برواني دار السالم‬,‫صالح الدين حممد مشش الدين األزهري‬
setelah itu pindah ke tahap rooting, sehingga kepribadian kreativitas artistik muncul di
dalamnya, jauh dari simulasi dan imitasi.

Fase Marun Nuqas Al-lubnani yang meresepsikan seni drama dari Italia. Dalam karya
dramanya berjudul al-bakhil karya Muller.

• Fase Abu Khalil Al-Qubbani

Beliau adalah seorang sastrawan drama asal Syiria yang datang ke Mesir untuk
meneruskan karirnya dibidang sastra drama.

• Fase Yakkub Sannu

Pada pemerintahan Ismail Basha, yang mana pada saat itu, dibangun Gedung pertunjukan
yang menampilakn opera “Aida” dengan menggunakan bahasa Perancis, pada pentas
pembukannya.

• Drama Mesir

Sejarah perkembangan drama di Mesir melewati pasang – surut dikarenakan pengaruh


oleh Raja Islam yang menjabat pada saat itu, diawali dengan al-azbakiyyah (uzbek) yaitu Al-
muiz Al-atabki uzbek bi Al-dzahiri pada tahun 880 H. Pada masa di Mesir terdapat 2 buah
kuil yaitu Sidi Antar dan Sidi Wazir yang terletak ditengah padang gurun Mesir, kemudian
beberapa Raja menggali teluk di sana dari mulut sungai, dan teluk itu dikenal sebagai teluk
dzikir di taman Kairo. Terdapat sebuah bangku – bangku penonton dan sebuah bangku
pementasan dibangun di taman itu di atas teluk, jembatan yang menuju teluk itu dikenal juga
sebagai jembatan Turkmenistan, karena Amir Badr Ad-din Al-turkmani dan tempat itu
menjadi tempat pementasan drama sampai tahun 655H dan menghilang kemudian menjadi
tempat yang Bernama Khirbet Maqta yang berupa jalang Panjang padding pasir yang tidak
terlihat darinya apa – apa, sampai kemudian datanglah Uzbek dan tempat tinggalnya dekat
dengan lokasi teluk itu dahulu, maka Ia membangun Azbakeya sebuah Aula yang mulia,
lantai, bangku dan sebagainya kemudian Ia memberikan menata jalannya dan juga membuat
aliran air besar disekitarnya serta membangun tempat berlabuh kapal – kapal kecil, dekat dari
tempat pementasan itu.

Azbek menyempurnkan pemandangan disekitar tempat itu menjadi lebih indah,


mengalirkan air ke sana dari teluk Nasiriyah kemudian dilanjutkan Kembali
pembangunannya menjadi istana mewah dan tempat – tempat terhormat dan bangunan –
bangunan tinggi sampai tahun 901 H, kemudian Uzbek juga membangun disekitarnya
Masjid, rumah – rumah, pabrik makanan dan lain – lain, Ia sangatlah memberikan manfaat
bagi perkembangan sastra di sana, dan setelah semua pembangunan selesai sulthan Qaytbay
mewakafkan tanahnya sebegai pembendaharaan Islam, dan Gubernur Mesir Uzbek tinggal di
sana sampai beliau wafat.

Cerita perjalan drama di Arab khususnya Mesir sangatlah luas, seperti : taman – taman
azbakiyyah yang berisikan pementasan drama, bentuk pengumuman – pengumunan
pementasan drama di Mesir dari masa ke masa, as-siirak sebagai tempat pementasan juga
yang tidak kalah popular saat itu di Mesir, lalu ada juga Al-abyudrum atau tempat khayalan
yang menampilkan drama komedi Perancis. Tentu sejarah perjalanan drama di Mesir
sangatlah menarik, bukan? Karena semua nya tersaji lengkap, rapih dan indah dalam balutan
karya Sayyid Ali Ismail dalam bukunya yang berjudul Taariikh Al-masohi fi-Al ‘aalam-Al
‘arobiy (Al-Qorn At-tasi’ Asyar), Sejarah Drama Dunia Arab (Abad 19)

Contoh tulisan beliau :

‫ الذي بُين يف األزبكية أايم‬،‫لقد حتدثنا فيما سبق عن مسرح اجلمهورية والفنون‬
‫ وعندما‬.‫ ومل نسمع عنه بعد ذلك‬،‫ وعرفنا أنه هدم أثناء ثورة القاهرة‬،‫احلملة الفرنسية‬
‫جاء اخلديو إمساعيل وأراد إعادة بناء األزبكية بصورة حضارية — كما مر بنا — فكر‬
‫ وعهد‬،‫يف إعادة بناء مسرح حديقة األزبكية ضمن املنشآت الرتفيهية اليت حتدثنا عنها‬
‫ فاختار هذا املهندس نفس مكان‬.‫ الذي بىن األبيودروم والسريك‬،‫بذلك إىل املهندس ف رانس‬
‫ ومن املؤكد أن هذا املسرح كان قائما يف ذلك الوقت على هيئة‬.‫مسرح اجلمهورية والفنون‬
.15‫ فأراد اخلديو إحياءه من جديد‬،‫أنقاض — أو أطالل — تدل على مكانه‬

Kami sebelumnya telah berbicara tentang Drama Republik dan Seni, yang dibangun
di Azbakeya pada masa Kampanye Prancis, dan kami tahu bahwa itu dihancurkan
selama revolusi Kairo, dan kami tidak mendengarnya setelah itu. Dan kapan Khedive
Ismail datang dan ingin membangun kembali Azbakeya dengan cara yang beradab -
saat kami lewat - pikir Dalam rekonstruksi drama Taman Azbakeya di dalam fasilitas
rekreasi yang kita bicarakan, dan era Ini ditujukan kepada insinyur Frans, yang
membangun Epidrome dan Serik. Insinyur ini memilih tempat yang sama Drama
Republik dan Seni. Dapat dipastikan bahwa drama ini ada pada waktu itu dalam
bentuk Reruntuhan - atau reruntuhan - menunjukkan lokasinya, jadi Khedive
menginginkannya dihidupkan kembali.

Sejarah Drama Dunia

Drama Abad Pertengahan

15
Sumber foto : wawasansejarah.com

Drama Abad pertengahan berada dalam kisaran tahun 1400an-1500an di Eropa. Pada zaman
ini banyak pengaruh dari Gereja Katolik. Terlihat salah satunya dari nyanyian dalam
pementasan drama, dinyanyikan oleh para koor Gereja atau para rahib. Drama ini
diselenggarakan dalam bentuk merayakan hari-hari besar umat Kristen.

Hingga suatu waktu, pihak gereja tak mengijinkan lagi dilakukan pementasan drama di
dalamnya. Panggung akhirnya berpindah ke lapangan-lapangan atau bahkan jalanan. Para
aktor bermain di atas kereta lalu digiring sehingga berkeliling kota. Tentu saja dengan nuansa
cerita yang lebih berbeda, biasanya tentang pengetahuan, kemiskinan atau kebijakan.

Ciri-ciri lainnya drama pada drama abad ini ialah:

• Pertunjukan berada di atas kereta yang disebut Pentas Kereta atau Pageant
• Dekor bersifat sederhana dan simbolis
• Naskah bersifat anonim (tidak ada nama pengarang)
• Menggunakan bahasa sehari-hari
• Pementasan diselenggarakan di tempat umum dengan memungut biaya

Drama Zaman Italia


Sumber foto : italianrenaissance.com

Drama pada zaman Italia berkembang pada abad ke-17. Pusat-pusat teater di Italia adalah
istana-istana dan akademi. Di gedung-gedung teater milik para bangsawanlah, pementasan
digelar dengan membawa naskah-naskah yang meniru dari drama-drama klasik (Yunani dan
Romawi). Para aktornya pun kebanyakan ialah pegawai-pegawai istana dan pertunjukan
diselenggarakan dalam pesta-pesta istana.

Jenis drama yang berkembang pada zaman ini ialah tragedi, komedi, dan pastoral (drama
yang mengisahkan percintaan para dewa dengan para gembala di pedesaan)Tokoh yang
dikenal pada Zaman Italia ialah Dante, Torwuato Tasso, dan Niccolo Machiavelli.

Untuk lebih jelasnya berikut ciri-ciri drama pada Zaman Italia:

• Improvisasi atau tanpa naskah


• Gayanya dapat dibandingkan dengan gaya jazz, melodi ditentukan dulu, baru
kemudian pemain berimprovisasi
• Cerita berdasarkan dongeng dan fantasi serta tidak berusaha untuk mendekati
kenyataan
• Aktingnya berupa pantomim, gila-gilaan, adegan, dan urutan tidak diperhatikan

Drama Masa Elizabeth I


Sumber foto : elizabethanenglandlife.com

Masa ini terjadi antara tahun 1558 sampai 1603, yang meskipun cukup singkat tapi
perkembangan dari seni drama cukup pesat. Saat ini juga yang melahirkan seniman drama
terkenal William Shakespeare. Bukan tanpa alasan, karena Ratu Elizabeth I sangat
mendukung untuk drama berkembang. Ia memprakarsai pendirian berbagai teater untuk
pertunjukan drama.

Gedung pementasan yang berkembang pada zaman ini dibangun seperti lingkaran. Sehingga
penonton bisa duduk hampir di seluruh sisi panggung. Jenis gedung teater ini sangat diminati
oleh masyarakat, sehingga banyak dibangun kembali untuk menikmati pertunjukan drama.
Gedung berjenis ini disebut Globe yang bisa menampung 3000 penonton.

Ciri khas dari karya drama pada zaman ini ialah sebagai berikut:

• Dialognya yang cenderung panjang


• Naskah bersifat puitis.
• Penyusunan naskah lebih bebas, tidak mengikuti hukum yang sudah ada.
• Perilaku aktor bersifat simultan, berganda, dan rangkap
• Jenis drama campuran yang melahirkan jenis drama tragedi komedi.

Drama Zaman Perancis


Sumber foto : greenlane.com

Drama pada zaman Perancis berkembang pada abad ke-17 di daerah Spanyol dan
Perancis. Di Perancis, banyak drama yang diadaptasi dari zaman Abad Pertengahan. Namun,
drama-drama tentang keagamaan hanya berkembang di Spanyol Utara dan Barat karena
pernah dikuasai Islam. Ketika kekuasaan Arab mundur pada tahun 1400-an dari daerah
tersebut, maka drama dijadikan media untuk menyalurkan kembali agama kristiani pada
masyarakat setempat. Sehingga, mereka sangat berperan dalam pengembangan drama.

Drama di luar gereja atau drama sekuler juga berkembang pesat. Pada tahun 1576
telah berdiri gedung teater di Madrid. Pelopor dari drama sekuler ialah Lope de Reuda (1510-
1565). Tokoh-tokoh lainnya yang terkenal pada zaman ini ialah Pierre Corneille, Jean Racine,
Moliere, Jean Babtista Poquelin, Voltaire, Denis Diderot, dan Beaumarchais.

Untuk lebih jelasnya, ciri-ciri khas pada drama zaman Perancis ialah sebagai berikut:

• Pertunjukan drama yang dramatik, bersifat seremonial, dan ritual kemasyarakatan


• Jenis panggung diadaptasi dari panggung pada zaman Elizabeth
• Naskah drama cenderung menggabungkan drama-drama klasik dengan tema -tema
sosial yang dikaitkan dengan budaya pikir kaum terpelajar
• Mulai menambahkan wanita sebagai aktor
• Drama Zaman Jerman

Drama Zaman Jerman


Sumber foto : Juhnews.blogspot.com

Pada awal abad ke 19 antara tahun 1800-1850 , sebuah pergerakkan teater besar yang dikenal
dengan romantik mulai berlangsung di Jerman. August Wilhem Schlegel terinspirasi dari
seniman Shakespeare sehingga mengembangkan drama di wilayah Jerman. Beberapa tokoh
yang terkenal pada masa ini adalah Gotthold Ephraim Lessing, Wolfgang Von Goethe,
Chirsthop Friedrich Von Schiller.

Ciri khas drama pada zaman Jerman ialah sebagai berikut:

• Naskah drama ditulis dan lebih terstruktur


• Sebagian plot cerita memiliki episodenya sendiri
• Cerita sejarah yang dengan latar perang, pemberontakan, pembakaran istana, perang
tanding, dan sebagainya
• Setting panggung lebih rapi dan layar panggung menggunakan gambar atau ilustrasi

Drama Modern

Sumber foto : Uzone.id


Drama Modern merupakan cikal bakal dari drama yang bersifat realisme yang lahir di
penghujung abad ke-19. Realisme adalah sebuah aliran pada drama yang menampilkan lakon
kehidupan secara nyata, baik melalui dialog maupun properti yang digunakan. Namun,
lambat laun drama modern bergerak ke arah eksperimental.

Pada awal abad ke 20 inilah banyak gaya baru yang terlahir dari para sutradara,
artistik dan penikmat drama. Sehingga drama-drama yang ditampilkan ialah berbentuk
simbolisme, surealisme, epik, bahkan absurd. Dari gaya-gaya eksperimental tersebutlah
drama menambah daya tarik dari bentuk ekspresi dan keindahan.

Banyak yang memengaruhi perkembangan drama pada zaman modern. Yaitu berupa
teknologi dan perang. Untuk menyimbangi dengan kehadirannya televisi, Jezy Growtzi
berinisiatif untuk membuat drama dengan cara yang berbeda. Ia membagi panggung menjadi
beberapa bagian dan menempatkannya di tempat yang berbeda-beda mengitari penonton dan
memungkinkan pemain untuk mendekati penonton. Pada saat pertunjukan mulai berlangsung,
penonton menjadi sangat aktif, karena harus mengikuti permainan yang berlangsung dari
panggung yang berlainan.

Sampai saat ini, drama modern masih berkembang di dunia. Ciri-ciri khas drama modern
ialah sebagai berikut:

• Gaya drama bersifat realis dan eksperimental


• Panggung dibuat dalam bentuk arena
• Naskah lebih terstruktur dan dicantumkan nama penulis
• Pertunjukan dilengkapi dengan musik, tata cahaya, dekorasi, dan efek elektronik

Drama Tradisional Indonesia

Sumber foto : steemit.com

Di Indonesia sendiri, sejarah seni drama dimulai pada sebelum zaman Hindu. Hal itu
dijelaskan oleh Kasim Achmad dalam bukunya yang berjudul “Mengenal Teater Tradisional
di Indonesia”. Seperti bangsa Romawi dan Yunani, drama oleh masyarakat Indonesia dulu
juga digunakan untuk mendukung berbagai upacara keagamaan. Jenisnya cukup beragam,
seperti drama tragedi, komedi, surealis dan drama kerakyatan.

Drama tradisional di Indonesia pun berkembang bermacam-macam sesuai dengan suku dan
wilayah yang ada di Indonesia. Semuanya memilki kekhasan dan ciri tersendiri.

Ternyata perjalanan sejarah seni drama cukup panjang dan berasal dari berbagai macam
bangsa. Masing-masing pun meskipun ada kemiripan tapi juga memiliki ciri khasnya masing-
masing. Memang keragaman seni sangat mengagumkan dan tak pernah habis untuk dipelajari.
Jadi untuk Kamu yang sedang belajar seni, jangan pernah bosan, karena ada banyak sekali hal
untuk dipelajari!16

5. Dramawan – dramawan Arab beserta karya – karyanya

1) Ahmad Syauqi

Lahir pada 17 Oktober 1868 dan wafat pada 14 Oktober 1932, dijuluki Pangeran
Penyair, adalah salah satu pujangga penyair Arab terbesar, seorang penyair dan
dramawan Mesir yang memelopori gerakan sastra Mesir Modern, terutama
memperkenalkan genre epos puitis ke tradisi sastra Arab.

Beberapa buku Ahmed Shawqi antara lain:

• The Death of Cleopatra (1927)


• Qambeez (1931)
• The Princess of Andalusia (1932)
• Madam Huda (1982)
• Antara (1932)17

2) Taufiq El-hakim

Adalah seorang penulis dan visioner Mesir terkemuka. Tawfiq Ismail al-Hakim
lahir pada 9 Oktober 1898, di Alexandria , Mesir, dari ayah Mesir dan ibu Turki . [2]
Ayahnya, seorang perwira sipil yang kaya dan termasyhur, bekerja sebagai hakim di
pengadilan di desa al-Delnegat, di provinsi Beheira tengah. Ibunya adalah putri seorang
pensiunan perwira Turki. Tawfiq al-Hakim mendaftar di sekolah dasar Damanhour
pada usia tujuh tahun. Dia meninggalkan sekolah dasar pada tahun 1915 dan ayahnya
memasukkannya ke sekolah umum di provinsi Beheira, tempat Tawfiq al-Hakim

16Sejarah Perkembangan Drama di Dunia - Tambah Pinter


17Ahmet Şevki’nin Mısır İstiklalinin Müdafaası İçin Sömürge Yöneticisine Hitaben Nazmettiği Lâmiyye’sinin
Tahlili
menyelesaikan sekolah menengah. Namun, karena kurangnya sekolah menengah yang
layak di provinsi tersebut, Tawfiq al-Hakim pindah ke Kairo bersama pamannya untuk
melanjutkan studinya di sekolah menengah Muhammad Ali.

Setelah belajar di Kairo, ia pindah ke Paris, di mana ia lulus dalam bidang


hukum dan mulai mempersiapkan tesis PhD di Sorbonne. Namun, perhatiannya
semakin beralih ke teater Paris dan Opera dan, setelah tiga tahun di Paris, ia
meninggalkan studinya dan kembali ke Mesir pada tahun 1928, penuh dengan ide untuk
mengubah panggunng sandiwara Mesir. Dia adalah salah satu pelopor novel dan drama
Arab. Kemenangan dan kegalalan yang diwakili oleh penerimaan hasil dramanya yang
luar biasa merupakan symbol dari maslah yang dihadapi genre drama Mesir karena Ia
berusaha menyesuaikan mode komunikasinya yang kompleks dengan masyarakat
Mesir.

Karya – karyanya, diantaranya :

• Peluru di Hati, 1926 (Drama)


• Meninggalkan Surga, 1926 (Drama)
• The Diary of a Country Prosecutor, 1933 (Novel) (setidaknya ada terjemahan
ke dalam bahasa Spanyol, Jerman dan Swedia, dan ke dalam bahasa Inggris
oleh Abba Eban sebagai Maze of Justice (1947))
• Kembalinya Roh, 1933 (Novel)
• Muhammad sang Nabi, 1936 (Biografi)
• Seekor Burung Pipit dari Timur, 1938 (Novel)
• Asy'ab, 1938 (Novel)18

3) Yusuf Idris

Idris lahir di Faqous . Dia awalnya dilatih untuk menjadi dokter, belajar di
Universitas Kairo . Dia berusaha untuk meletakkan fondasi teater Mesir modern
berdasarkan tradisi populer dan cerita rakyat, keberhasilan utamanya dalam pencarian
ini adalah karyanya yang paling terkenal, sebuah drama yang disebut "Al-Farafeer" (
‫ ) الفرافري‬yang menggambarkan dua karakter utama: Sang Guru dan Sang Guru. Farfour
(orang awam yang malang).

Karya – karyanya :

• Orang Awam yang Malang


• Malam Termurah19

18 Brugman, J. (1984). An Introduction to the History of Modern Arabic Literature in Egypt. Leiden: E.J. Brill.
ISBN 90-04-071-72-5. Page . 8.
19 M.M. BADAWI , MODERN ARABIC DRAMA IN EGYPT (New York : CAMBRIDGE UNIVERSITY PRESS, 1987). Page

. 153
4) Mahmud Taymur

Mahmud Taymur (16 Juni 1894 – 25 Agustus 1974) adalah seorang sastrawan
Mesir yang banyak menulis cerpen-cerpen. Menurut penuturan Fathi al-Abyari,
dikatakan ia punya karya sebanyak 90 buah tulisan yang telah dibukukan. 20

Karya – karyanya :

• Haqlah Syay
• Al-munqizah21

5) Abd al-Rahman al-Sharqawi

Pada tahun 1962, beliau merupakan novelist atau penulis drama terkemuka di
Mesir. Abdel Rahman al-Sharqawi lahir di provinsi Menoufia pada tahun 1920. Setelah
universitas ia menghabiskan satu tahun di Paris. Dia mulai menulis puisi tetapi
kemudian beralih ke novel. Novel pertamanya, ‫( األرض‬Egyptian Earth) , adalah salah satu
novel Mesir yang paling sukses dan dibuat menjadi film. Novel-novelnya kemudian
terlalu banyak dipengaruhi oleh realisme sosialis. Dia kemudian beralih ke drama,
khususnya drama syair, sebelum kembali ke novel. Dia meninggal pada tahun 1987.

Diantara karya – karyanya :

• 1954 ‫( األرض‬Bumi Mesir)


• 1985 ‫( ايب زعيم الفالحني‬Pemimpin Fellahin pimpinan Orabi Abdel Rahman el
Sharkawi)22

20 M.M. BADAWI , MODERN ARABIC DRAMA IN EGYPT (New York : CAMBRIDGE UNIVERSITY PRESS, 1987) Page
. 88
21 Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A. Teori Kritik Sastra Arab (Jakarta : PT. RAJAGRAFINDO PERSADA 2009) hal. 44
22 M.M. BADAWI , MODERN ARABIC DRAMA IN EGYPT (New York : CAMBRIDGE UNIVERSITY PRESS, 1987)

(BADAWI, 1987) (J, 1984) Page . 217


DAFTAR PUSTAKA

Al-Azhari, S. A.-d.-d. (2022). fan Al-masroh fi Al-adab Al-urubiyyah wa Al-adab Al-arobi al-haditsi.
Brunei Dar As-salam: Ishdar kuliyyah Al-arobiyah.

Al-hajj, K. (2020). al-Skenario wa al-Daroma. Syrian Arab Republik: Syrian Virtual University.

BADAWI, M. (1987). MODERN ARABIC DRAMA IN EGYPT. New York: CAMBRIDGE UNIVERSITY PRESS.

Bestari, N. (2022). Sering Dianggap Sama, Inilah Perbedaan Drama dan Teater. BOBO, 1.

J, B. (1984). An Intrudiction to the History of Modern Arabic Literature in Egypt. Leiden: E.J. Brill.

Prof. Dr. Sukron kamil, M. (2009). Teori Kritik Sastra Arab. Jakarta: PT.RAJAGRAFINDO PERSADA.

Rusyda, R. (1998). Fan kitabah Al-masrohiyyah. Kairo: Al-haiah Al-misriyyah Al-'Ammah Li Al-kita.

Salah, Y. (2019). Ma'na Daroma. Al-qowamis wa Al-mausu'at, 1.

Sarhan, S. (-). Dirosat Fi Al-adab Al-masrohi. Alexandria: Maktabah Ghorib.

Sa'ud, U. I. (1412 H). al-Balaghah wa al-Naqd. Riyadh: UIMS.

Anda mungkin juga menyukai