IBNU MALIK
Imam Ibnu Malik adalah pengarang dari salah satu nadzam yang terkenal
bin‘Abdullah bin Malik al-Andalusi.54 Ada juga pada salah satu kitab
Muhammad bin ‘Abdullah bin Muhammad bin Abdullah Ibnu Malik at-Tho’i
Panggilan beliau adalah Ibnu Malik, dan punya julukan (Laqob) yaitu
Jamaluddin. 55
Beliau lahir pada tahun 600 Hijriyah di kota Jayyan, kota tersebut
beberapa bacaan al-Qur’an dan menghafalkan sesuatu yang paling mudah dari
dan bahasa. Bahkan Ibnu Jazari pernah menyebutkan bahwa Imam Ibnu Malik
54
Cover Syarh Ibnu ‘Aqil
55
Burhanuddin Ibrahim bin Muhammad bin Abi Bakar bin ayyub bin Qoyyum, Kitab Irsyadu As-
Salik ila Khalli Alfiyati Ibni Malik, Juz 1, 9.
35
36
itu tidak diketahui dari mana guru bahasa arab dan qiro’ahnya, akan tetapi
Imam Ibnu Malik itu belajar bahasa arab dan qiro’ahnya dinegaranya dari
gurunya Tsabit bin Khiyar, dan juga pernah belajar pada ustadz Abi Ali Asy-
Syalubin kira-kira selama 20 hari. Seiring dengan usia yang bertambah, Imam
Ibnu Malik sangat rajin dan penuh semangat. Beliau bertekad untuk
Pada tahun 649 hijriyah, Imam Ibnu Malik hijrah ke Damaskus, sebuah
kota dimana Imam Ibnu Malik pertama kali singgah ketika sedang mengalami
tujuan utamanya yang awalnya adalah ingin mendalami ilmu tafsir dan ilmu
ilmu nahwu dan sharaf. Perubahan tujuan mendalami keilmuan beliau dilatar
belakangi oleh rasa ingin tahu tentang fenommena struktur bahasa arab yang
beliau temui berbeda antara satu wilayah dengan wilayah yang lain. Padahal,
56
https://rumahkitab.com/ibnu-malik-dan-karya-monumentalnya/
37
Sudah tidak diragukan lagi bahwa Imam Ibnu Malik itu belajar pada kitab-
kitab terdahulu dari beberapa ulama nahwu yang berada di Bashroh, Kufah,
Sedagkan karya-karya yang pernah dikarang oleh Imam Ibnu Malik yaitu:
3. Kemudian Imam Ibnu Malik mengarang lagi nadzam sebanyak 1000 bait
yang diberi nama al-Khulashoh atau yang lebih dikenal dengan nadzam
57
Burhanuddin Ibrahim bin Muhammad bin Abi Bakar bin ayyub bin Qoyyum, op. cit. 13.
58
Ibid,. 17.
38
Beliau wafat di kota Damaskus pada tahun 672 Hijriyah, dan dimakamkan
sharaf yang dikarang oleh Syekh Abu Abdillah Muhammad Jamaluddin bin
‘Abdullah bin Malik al-Andalusi atau yang lebih dikenal dengan nama Ibnu
Malik.
mengutip inti uraian dari al-kafiyah, dan bisa disebut alfiyah (ribuan) karena
bait syairnya terdiri dari seribu baris. Kitab ini tepatnya berjumlah 1002 bait
yang terdiri dari 80 bab yang dimulai dari bab kalam dan diakhiri dengan bab
idghom dan setiap bab diisi oleh beberapa bait. Bab yang terpendek diisi oleh
dua bait seperti bab al-Ikhtishash dan bab yang terpanjang adalah bab jama’
59
Ibid,. 18.
39
mengandung pengertian yang sangat luas, tapi dengan lafadz yang ringkas. Di
Ibnu Malik sebagai rujukan utama perihal pelajaran tentang ilmu nahwu dan
sharaf. Kitab ini menjadi kitab yang paling dominan dalam studi gramatika
arab.
muqaddimahnya, kitab ini memakai bahar rajaz dan disusun dengan tujuan:
penting
Semua itu terbukti, sehingga kitab ini lebih baik daripada kitab Alfiyah
Ibnu Mu’thi. Meskipun begitu, Imam Ibnu Malik tetap menghargai Ibnu
60
Wawancara dengan Zamharir Fasya, selaku ahli nahwu dan shorof, pada tanggal 12 Maret 2020
di rumah beliau.
40
dan masalah-masalah tentang nahwu dan shorof dan belum ada satu kitab
2. Semua bait nadzam Alfiyah Ibnu Malik hanya menggunakan satu bahar
(lagu) saja, yaitu bahar rajaz. Bahar rajaz merupakan salah satu dari 16
bahar yang terdapat dalam ilmu ‘Arudh, dan umumnya bahar rajaz
(suatu pola yang dijadikan patokan yang harus diikuti oleh kalimat-kalimat
ُم ْستَفْ ِعل ُ ْن ُم ْستَفْ ِعلُن ُم ْستَفْ ِعل ُ ْن# ُم ْستَفْ ِعل ُ ْن ُم ْستَفْ ِعل ُ ْن ُم ْستَفْ ِعل ُ ْن
3. Banyak nadzam Alfiyah yang didalamnya sudah berupa kaidah sekaligus
contohnya. Seperti dalam Bab Mubtada’, ada satu bait (bait kedua bab
nahwu dan sharaf saja, aka tetapi juga mengandung banyak unsur sastra.
5. Orang yang bisa menghafalkan 1002 nadzam bait Alfiyah Ibnu Malik
dalam waktu yang singkat, di masa yang akan datang orang tersebut akan
41
alim. Seperti contoh kyai Husain Ilyas Mojokerto yang bisa menghafalkan
diajukan oleh beliau tentang bagaimana hukumnya jika ada satu desa
(tidak sulit untuk berkumpul dalam satu tempat), maka tidak boleh
terpisah untuk melakukan shalat jum’at lebih dari satu jika berkumpul
nadzam Alfiyah Ibnu Malik. Ketika ada orang yang memang bersungguh-
sungguh untuk mempelajari kitab nadzam Alfiyah Ibnu Malik, bila ada
kesulitan dalam belajarnya, dia akan bermimpi diajari langsung oleh Ibnu
Malik. Contohnya seperti salah satu santri ploso yang merupakan guru dari
ketika belajar nadzam Alfiyah dan sampai pada bab ‘Alam, beliau tidak
61
Ibid,.
42
Ibnu Malik sampai paham, dan sekarang menjadi guru di pondok pesantren