Anda di halaman 1dari 21

Di susun oleh :

Hilma Nur Ashlakhah


Ade Malihatunnisa
Dosen pengampu Hj. Lili Hidayati. M.Pd.I
A. Latar Belakang
* Sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah Al-
Qur’an. As- Sunnah di sebut juga dengan Hadits
menempti posisi yang sangat penting dan strategis
dalam kajian-kajian keislaman. Tempat tinggal dan
kedudukannya tidak di ragukan lagi. Namun, krena
pembukuan Hadits baru dilakukan ratusan tahun setelah
Nabi Muhammad saw wafat, ditambah lagi dengan
kenyatan sejarah bahwa banyak Hadits yang di
perdebatkan oleh para ahli Hadits itu sendiri.

B.
* Secara terminologi Hadits\ Sunnah menurut ilmu hadits adalah
sesuatu yang di sandarkan kepada Nabi Muhammad Saw. baik
berupa ucapan, perbuatan, maupun ketetapan.
* Al-Hadits secara bahasa berarti Al-Jadid ( Baru ) antonim dari kata
. Al-Qodim ( Lama ). Sedangkan kata As-Sunnah adalah jalan baik
yang terpuji ataupun yang tercela).
* Menurut para Pakar Ilmu Fiqih (fuqoha), Sunnah adalah lawan kata
dari wajib atau fardhu. Menurut mereka Sunnah adalah semua hal
yang di lakukan oleh Nabi Muhammad Saw atau semua hal yang
beliau perintahkan bukan untuk sebuah keharusan namun hanya
sebuah anjuran semata.
* Dr. Muniron, dkk, STUDI ISLAM di Perguruan Tinggi, Jember: STAIN Jember Pres,
2010, hlm 91

*
*Sedangkan Ulama Fiqih menempatkan Sunnah
itu sebagai hukum syara’yang lima, yang
mungkin berlaku terhadap satu perbuatan , untuk
maksud itu beliau berkata “ Perbuatan ini
hukumnya adalah sunnah “. Dalam pengertian
ini Sunnah adalah “hukum” bukan”sumber
hukum.
1). Hadits Diroyah
* Bisa disebut juga dengan mustolah hadits adalah suatu
ilmu untuk mengetahui keadaan-kaadaan sanad dan matan
hadits, cara bagaimana menerima hadits dan menyampai-
kan nya.
2). Hadits Riwayah
* Adalah suatu ilmu yang mencakup hal-hal yang di
sandarkan pada Nabi Saw,baik berupa perkataan( yaitu apa
saja yang telah di ucapkan oleh Nabi ), atau perbuatan
Nabi ( yaitu tingkah laku yang di lakukan oleh Nabi ), atau
ketetapan Nabi ( yaitu sesuatu yang di lakukan oleh
umatnya dan di setujui oleh beliau ), maupun sifat
kelakuan beliau sendiri (baik sebelum beliau di utus
sebagai nabi atau setelah di utus sebsgsi nabi), atau
sesuatu yang di sandarkan kepada sahabat atau tabi’in.
Hadits Nabi Saw telah di sampaikan oleh Nabi Saw dalam
berbagai cara :
* Pertama, Nabi menyampaikan Haditsnya secara lisan dan
perbuatan di hadapan orang banyak di msjidpada waktu malam
dan subuh.
* Kedua, terkadang Nabi menyampaikan Hadits nyaberupa
teguranterhadap orang yang melakukan hal-hal yang
bertentangan dengan syari’at.
* Ketiga, dengan cara berupa permintaan penjelasan, berupa
taqrir yang harus di contohkan perbuatan Nabi yang menyangkut
ibadah dan sebagainya.
cara menerima dan meriwayatkan Hadits Nabi Saw. adalah
suatu peroses penerimaan Hadits oleh Rawi dari seorang gurunya,
yang setelah di pahami, di hafal, di hayati, di amalkan, di tulis lalu
disampaikan kepada orang lain sebagai murid dengan
menyebutkan sumber pemberitaan riwayat tersebut
* Hadits Mutawatir yaitu Hadits yang di
riwayatkan oleh segolongan orang yang
tidak terbatas yang menurut adatnya tidak
mungkin mereka bersepakat untuk
berdusta. Dengan syarat referensi akhir
mereka bisa di tangkap panca indra.
* Syarat-syarat Hadits Mutawatir ;
* Banyaknya jumlah perowi
* Tidak adanya kesepakatan untuk
berbohong
* Tidak terbatas pada jumlah tertentu dari
awal mula periwayatan Hadits sampai
sekarang
* Dan referensi / data harus di terima secara
panca indra atau pendengaran
* Hadits Masyhur adalah hadits yang di
riwayatkan oleh tiga orang atau lebih,
walaupun hanya dalam satu tingkatan, dan
tidak mencapai kepada mutawatir.
Syarat – syarat Hadits Masyhur :
* Di riwayatkan oleh minimal tiga orang
perawi
* Tiga orang perowi tersebut ada pada setiap
tingkatan perawi thabaqoh
* Hadits Ahad adalah hadits yang hanya
diriwayatkan oleh seorang perowi itu saja.
* Syarat –syarat Hadits Ahad :
* Perawi hadits Ahad tidak mencapai jumlah
banyak yang meyakinkan bahwa mereka
tidak mungkin sepakat berbohong,
sebagaimana Hadits Mutawatir.
* Ia hanya diriwayatkan oleh satu rowi atau
dua, tiga lebih tapi tidak mencapai
mutawatir.
* Sebagaimana keterangan diatas pengambilan hukum
islam terhadap Hadist ada dua poin yang harus di
perhatikan yaitu, dari segi kebenaran materi hadits,
termasuk hadits apakah itu? Siapakah perowinya?
Apakah benar hadits tersebut di riwayatkan oleh Nabi?
Dan dari segi kekuatan penunjukannya terhadap hukum.

* Berikut beberapa contoh hukum islam yang bersumber


dari Hadits
* Hukum suap menyuap.

‫( لؼي رسىل هللا صلى‬: ‫" و ػي ػبذ هللا بي الؼاص رضً هللا ػٌهوا قال‬
َ‫هللا ػلٍَ و سلن الزاشً و الوز تشى) رواٍ ابى داود والتزهذي و صحح‬

* Dari Abdillah bin „Amr bin „Ash radiyallahu‟anhum. Ia


berkata “ Rasulullah Saw mengutuk orang yang menyuap
dan menerima suap. “
* Hukum sahur
( : ‫ قال رسىل هللا صلى هللا ػلٍَ وسلن‬: ‫" وػي اًاس بي هالك رضً هللا ػٌَ قال‬
ٍَ‫تسحزوا فاى فً السحىر بزكة ) هتفق ػل‬

Dari Anas bin Malik ra., ia berkata : “ Rasulullah Saw. bersabda (


sahurlah kamu, karna dalam sahur itu terdapat berkah yang besar
).”
* Hukum waktu niat berpuasa
( : ‫" وػي حفصة ام الوؤ هٌٍي رضً هللا ػٌها اى ًبً صلى هللا ػلٍَ و سلن قال‬
‫ و هال التزهذي‬, ‫هي لن ٌبت الصٍام قبل الفجز فال صٍام لَ ) رواٍ الخوسة‬
‫ و صححَ هزفىػا ابي خزٌوة و ابي حباى‬,َ‫والٌساءي الى تزجح وقف‬

Dari Hafsah , Ummul Mu‟ minin ra. :” bahwasannya Rasullah Saw.


telah bersabda: “ Barang siapa yang tidak menetapkan ( niat )
berpuasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya ( tidak sah
puasanya )”
1. Karena Al- Qur‟an menggunakan bahasa yang
sederhana dan elegan, yang turun langsung dari Allah
sehingga bahasa nya terlalu tinggi untuk manusia biasa,
Al-Qur‟an juga mengandung makna tersirat di setiap
huruf nya.
2. As- Sunnah merupakan segala sesuatu yang bersumber
dari Nabi Saw,baik berupa perkataan, perbuatan,
pengakuan, dan sifat. Salah satu bentuk dari As-Sunnah
yaitu Hadits Mutawatir yang dapat di jadikan sumber
hukum islam.
3. Jumhur ulama berpendapat bahwa Hadits
berkedudukan sebagai sumber atau dalil kedua setelah
Al-Qur‟an dan mempunyai kekuatan untuk di tati serta
mengikat untuk semua umat islam. Fungsi Hadits yang
utama adalah menjelaskan Al-Qur‟an.
4. Jumhur ulama berpendapat bahwa Hadits
berkedudukan sebagai sumber atau dalil kedua setelah
Al-Qur‟an dan mempunyai kekuatan untuk di tati serta
mengikat untuk semua umat islam. Fungsi Hadits yang
utama adalah menjelaskan Al-Qur‟an.
5. Hadits sebagai salah satu sumber hukum memiliki peran
yang sangat penting dalam mengatur segala aspek
kehidupan manusia. Namun secara garis besar, Hadits
berperan untuk memper kuat hukum-hukum yang telah di
tentukan oleh Al-Qur‟an, sehingga keduanya menjadi
sumber hukun untuk hal yang sama.
*Fungsi sunnah terhadap Al-Qur‟an adalah :
 Pertama, sunnah berfungsi sebagai penguat ( ta‟qid) atas
apa yang terdapat dalam Al-Qur‟an.
Kedua, fungsi sunnah sebagai penjelas (tabyin) atas
apa yang terdapat dalam Al- Qur‟an.

* Sunnah atau Hadits menempati posisi penting dalam


islam yakni sebagai sumber hukum kedua setelah Al-
Qur‟an. Tidak semua persoalan ke agamaan dapat di
temukan jawabannya dalam Al-Qur‟an. Maka dari itu
para ulama merujuk kepada As-Sunnah atau Hadits
sebagai otoritas hukum kedua setelah Al-Qur‟an.
* Banyak ayat Al-Qur‟an yang menyuruh untuk mentaati
Rosul. Ketaatan kepada Rasul sering di rangkaikan
dengan keharusan menaati Allah, seperti yang di
sebutkan dalam surat An-Nisa : 59 :
" ‫االيت‬........‫" يَآيها الرين آمنىا اطيعىا هللا واطيعىا اللسسىل واولى االمس منكم‬
Artinya: “ Wahai orang-orang beriman! Taatilah Allah
dantaatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri
(pemegang kekuasaan) di antara kamu “.
* . Bahkan dalam Al-Qur‟an mengatakan orang yang
mentaati Rasul berarti mentaati Allah, sebagaimana di
sebut dalam surat An-Nisa : 80 :
‫ و هي تىلى فوا الزسلٌك ػلٍهن‬. ‫" هي ٌطغ الزسىل فقذ اطاع هللا‬
" ‫حفٍظا‬
yang artinya: “ Barang siapa yang mentaati Rasul (
Muhammad ), maka sesungguh nya dia telah mentaati
Allah. Dan barang siapa berpaling (dari ketaatan itu),
maka (ketahuilah) kami tidak mengutus mu ( Muhammad
) untuk menjadi pemelihara mereka.”
Yang di maksud dengan mentaati Rasul adalah,
mentaati semua yang di perintahkan nabi Muhammad
Saw, baik dari segi ucapan, perbuatan, atau ketetapan
beliau.
* Oleh karena itu sudah jelas bawasan nya Hadist
memiliki peran penting dalam pengambilan hukum
dalam islam yang masih belum jelas keterangannya
dalam Al-Qur‟an tentang perintah berwudhu dalam
surat Al-Maidah : 6;
‫" يايها الرين امنىا اذا قمتم الى الصلىة فغسلىا وجىهكم و ايدياكم الى المسافق‬
“ ‫االيت‬......... ‫وامسحىا بسؤسكم وازجلكم الى الكعبين‬
“ Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu
hendak melakukan solat, maka basuhlah wajahmu
dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah
kepalamu dan basuh kedua kakimu sampai kedua
mata kaki.”
* . Ayat di atas di jalaskan lagi dengan ucapan sahabat
yang berbunyi :
“ Dari Humran ra, ( ia berkata ): bahwasan nya Utsman
bin Affan meminta air untuk berwudhu, kemudian ia
mencuci kedua telapak tangannya ( hingga ) tiga kali,
lalu berkumur, lalu menghisap air ke lubang hidung, lalu
mencuci muka ( hingga ) tiga kali, lalu tangan yang kiri
semacam itu juga, kemudian membasuh kepala,
kemudian ( sesudah itu ) mencuci kaki kanannya sampai
mata kaki, lalu kaki kirinya seperti mencuci kaki kanan (
tiga kali sampai mata kaki ). Maka Utsman bin Affan
berkata: “ Aku melihat Rasulullah Saw berwudhu
sebagaimana wudhu yang ku lakukan ini.” ( Hadits
riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim).
* Al-Hadits atau Hadits menurut bahasa adalah Al-Jadid
yang artinya sesuatu yang baru , lawan kata dari Al-
Qodim artinya menunjukan kepada waktu yang dekat
atau waktu yang singkat. Menurut ahli Hadits , pengertian
Hadits adalah segala perkataan, perbuatan, ketetapan
Nabi Muhammad Saw dan para Ihwalnya.
* Sunnah menurut etimologi berarti cara yang bisa di capai
baik maupun buruk.
* Khabar menurut bahasa serupa dengan makna Hadits,
yakni segala berita yang di sampaikan seseorang
kepada orang lain.
* Struktur Hadits meliputi sanad dan matan. Sanad adalah
rantai penuturan \rawi ( periwayat ) hadits. Matan
adalah redaksi dari Hadits. Kedudukan dan fungsi Hadits
yaitu sebagai sumber hukum, sebagai penjelas (tabyin)
atau perinci terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an yang masih
bersifat umum dalam menetapkan hukum-hukum islam.
* Dalam menentukan suatu hukum kita
tidak boleh tergesa-gesa dalam
menentukannya. Banyak orang
* Hubungan Al-Qur‟an zamansekarang dengan asal
dan As-Sunnah di menentukan suatu hukum menurut
tinjau dari hukum anggapannya sendiri hanya dengan
satu argumentasi yang itupun belum
yang ada, maka
tentu benar kepastian nya. Hukum
hubungan As-Sunnah dalam islam terlahir dari empat elemen,
dengan Al-Qur‟an yaitu Al-Qur‟an Al-Karim di jelaskan lagi
adalah sebagai dengan As-Sunnah lalu di olah lagi
penguat hukum dalam bentuk ijtihadnya paraUlama
Salaf agar lebih mudah di terima dan di
yang sudah ada di fahami oleh masyarakat islam dan
dalam Al-Qur‟an. yang terakhir Qiyas. Untuk
Sebagai penafsir mempermudah kita memahami suatu
atau pemerinci hal- hukum , kita bisa mempelajari hasil
ijtihad nya para Ulama Salaf dalam
hal yang di sebut
bentuk karya tulis beliau, dan kita lebih
secara mujmal terjaga dari pemikiran-pemikiran keras
dalam Al-Qur‟an. orang-orang di luar sana dalam
memahami Al-Qur‟an dan Hadits.
Terima kasih atas
perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai