Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2021


“JAGANI OMAH BARENG ARUM”
(Jateng Gayeng Ndandani Omah Bareng melalui Aplikasi SIMPERUM)
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah

RINGKASAN
Latar Belakang munculnya inovasi:
1. Ketidakakuratan/Inakurasi data, akurasi data RTLH 0%
a. Data kemiskinan sejumlah 4.426.536 data belum akurat menjadi data
target penanganan RTLH
b. Banyak pihak yang masih belum mampu menerjemahkan target RTLH
dari data miskin yang memiliki kriteria RTLH, karena akurasi data masih
0%.
c. Duplikasi data 40%.
2. Inefisiensi Sumber Daya, proses pelaksaaan secara manual
a. Inefisiensi waktu, 3-7 hari
b. Inefisiensi biaya, biaya penggandaan berkas 140 juta
c. Inefisiensi SDM, minimal 3 tenaga di setiap hirarki administratif
Pemerintahan
3. Penanganan RTLH belum terintegrasi, 0%
a. Banyaknya sistem penanganan RTLH yang bergerak parsial
b. Banyaknya sumber pembiayaan penanganan RTLH
c. Belum ada koordinasi dalam penanganan RTLH
Pada tahun 2017 inovasi ini lahir untuk menjawab permasalahan di atas
dengan menekankan pada upaya penanganan RTLH melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
1 Filterisasi data kemiskinan sejumlah 4.426.536 menjadi data RTLH;

2 Desa/Kelurahan melakukan validasi mandiri dan pengusulan bantuan


RTLH;

3 Kabupaten/Kota melakukan review dan persetujuan usulan;

1
4 Pemerintah Provinsi melakukan review data hasil validasi dan persetujuan
usulan yang telah direkomendasikan Kabupaten/Kota.

Inovasi telah mampu memberikan hasil yang optimal dalam mengatasi


masalah sebagai berikut:
1. Akurasi data RTLH mencapai 80%
a. Data kemiskinan sejumlah 4.426.536 terfilter menjadi data RTLH
sejumlah 1.682.723.
b. Data RTLH valid sejumlah 827.009.
c. Berkurangnya duplikasi data RTLH 40%.
2. Efisiensi Sumber Daya, proses pelaksaaan secara online
a. Efisiensi waktu, pengusulan menjadi satu hari
b. Efisiensi biaya, penghematan biaya 140 juta rupiah (paperless)
c. Efisiensi SDM, satu orang di setiap jenjang proses administratif
3. Integrasi capaian penanganan RTLH di Prov. Jateng 80%
a. Sistem penanganan RTLH terintegrasi dengan SIMPERUM.
b. Kolaborasi berbagai sumber pembiayaan RTLH.
a. Koordinasi penanganan RTLH dengan stakeholder terkait.
Inovasi ‘Jagani Omah Bareng Arum” merupakan inovasi yang responsif
dengan pandemi, karena meminimalisir pertemuan fisik, karena semua secara
online serta paperless.

I Latar Belakang dan Tujuan


Provinsi Jawa Tengah memiliki luas wilayah sebesar 32.800,69 km², terdiri
dari 29 Kabupaten 6 Kota meliputi 7.809 desa dan 753 kelurahan dengan
penduduk sejumlah 34.718.204 jiwa serta penduduk miskin sejumlah
4.426.536 jiwa, dimana sebagian besar mayoritas penduduk miskin belum
memiliki hunian yang layak
Permasalahan yang mendasari munculnya inovasi meliputi:
1. Ketidakakuratan/inakurasi data (akurasi data RTLH 0%)
a. Data kemiskinan sejumlah 4.426.536 data belum akurat menjadi data
target penanganan RTLH
b. Banyak pihak yang masih belum mampu menerjemahkan target RTLH
dari data miskin yang memiliki kriteria RTLH, karena akurasi data
masih 0%.

2
c. Duplikasi data 40%.

2. Inefisiensi Sumber Daya, proses pelaksaaan secara manual


a. Inefisiensi waktu, membutuhkan 3-7 hari
b. Inefisiensi biaya, membutuhkan biaya penggandaan berkas hingga 140
juta rupiah
c. Inefisiensi SDM, membutuhkan minimal 3 tenaga di setiap hirarki
administratif Pemerintahan
3. Penanganan RTLH belum terintegrasi, 0%
a. Banyaknya sistem penanganan RTLH yang bergerak secara parsial
b. Banyaknya sumber pembiayaan penanganan RTLH
c. Belum ada koordinasi dalam penanganan RTLH dari berbagai
stakeholder terkait
Permasalahan tersebut menginspirasi munculnya inovasi “Jagani Omah
Bareng Arum” pada tahun 2017, yang bertujuan untuk:
1. Meningkatkan akurasi data RTLH
2. Meningkatkan efisiensi sumber daya
3. Mengintegrasikan penanganan RTLH di Provinsi Jawa Tengah

II Kesesuaian Kategori
Inovasi Jagani Omah Bareng Arum termasuk kategori Tata Kelola
Pemerintahan, yang memberikan cara kerja lebih efektif, efisen dan
terintegrasi atas penanganan RTLH, diawali dari tahapan validasi serta
pengusulan bantuan berjenjang dari Desa, direkomendasikan Kabupaten
untuk memperoleh persetujuan Provinsi dan Pusat,.
Tata kelola yang sekarang lebih baik dibandingkan dengan tata kelola
sebelumnya dengan proses tata kelola sebagai berikut:
1. Filterisasi data kemiskinan sejumlah 4.426.536 menjadi data RTLH;

2. Desa/Kelurahan melakukan validasi mandiri dan pengusulan RTLH;

3. Kabupaten/Kota melakukan review dan persetujuan usulan;

4. Pemerintah Provinsi melakukan review data hasil validasi dan persetujuan


usulan yang telah direkomendasikan Kabupaten/Kota.

3
III Kontribusi terhadap Capaian Nasional SDG’s/Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan
Inovasi “Jagani Omah Bareng Arum” berkontribusi dalam memenuhi tujuan
SDG’s:

1. Tujuan global 1, “Mengakhiri segala bentuk kemiskinan dimanapun”


pada Sasaran Global “Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki
dan perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki hak
yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses terhadap
pelayanan dasar”, dan pada tujuan global 11,“Menjadikan kota dan
permukiman insklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan” pada
Sasaran Global “Pada tahun 2030, menjamin akses bagi semua terhadap
perumahan yang layak, aman, terjangkau, termasuk penataan kawasan
kumuh, serta akses terhadap pelayanan dasar perkotaan”,

Kontribusi inovasi yaitu pemenuhan rumah layak huni bagi masyarakat


miskin di Provinsi Jateng melalui Program RTLH dengan realisasi
penanganan hingga tahun 2020 sejumlah 297.158 unit.
2. Tujuan global 16, yaitu “Menguatkan masyarakat yang inklusif dan
damai untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses
keadilan untuk semua, dan membangun kelembagaan yang efektif,
akuntabel, dan inklusif di semua tingkatan” pada Sasaran Global yaitu
“Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan transparan di
semua tingkat”.

Kontribusi inovasi yaitu bahwa dengan adanya inovasi dapat dilakukan


proses yang semula manual menjadi online menjangkau 7.809 desa dan
753 kelurahan dengan melakukan validasi RTLH secara mandiri sejumlah
855.714 RTLH sehingga didapatkan data yang valid sejumlah 827.009
RTLH.

IV Deskripsi Inovasi
“Jagani Omah Bareng Arum” merupakan Inovasi dalam bentuk Sistem Informasi
Perumahan (SIMPERUM) yang memudahkan proses penyediaan database
hingga pelaksanaan kegiatan RTLH. Mekanisme inovasi adalah:
4
1 Data kemiskinan difilter menjadi data orang miskin yang tinggal di RTLH

2 Desa/Kelurahan melakukan validasi mandiri dan pengusulan bantuan RTLH


di dalam aplikasi SIMPERUM dengan melakukan upload proposal, BA
Musdes, serta foto kondisi rumah sebagai syarat pengusulan bantuan

3 Kabupaten/Kota melakukan review dan persetujuan usulan di dalam aplikasi


Simperum untuk direkomendasikan ke Pemerintah Provinsi

4 Pemerintah Provinsi melakukan review data hasil validasi dan usulan


bantuan untuk diberikan persetujuan usulan bantuan melalui aplikasi
SIMPERUM.

Dari proses mekanisme di atas, kehandalan inovasi dalam mengatasi


permasalahan:
1. Akurasi data RTLH mencapai 80%
a. Data kemiskinan 4.426.536 terfilter menjadi data orang miskin yang
tinggal di RTLH sejumlah 1.682.723.
b. Data valid orang miskin yang tinggal di RTLH yang valid sejumlah
827.009
c. Berkurangnya duplikasi data RTLH 40%.
2. Efisiensi Sumber Daya, proses pelaksaaan secara online
a. Efisiensi waktu, pengusulan menjadi satu hari
b. Efisiensi biaya, penghematan biaya 140 juta rupiah (paperless)
c. Efisiensi SDM, satu orang di setiap jenjang proses administratif
3. Integrasi capaian penanganan RTLH di Prov. Jateng mencapai 80%
a. Sistem penanganan RTLH terintegrasi dengan SIMPERUM.
b. Kolaborasi berbagai sumber pembiayaan RTLH.
c. Koordinasi penanganan RTLH dengan stakeholder terkait.

V Inovatif
Inspirasi inovasi dari Cari ID PLN. Kebaruan inovasi dapat dibandingkan
dengan inovasi sejenis di Jawa Timur dan Jawa Barat utamanya dalam hal
integrasi dengan sistem terkait penanganan RTLH.
Selama ini di Jateng belum ada penanganan komprehensif dan terpadu atas
RTLH, lahirnya inovasi ini memberikan kinerja dan kehandalan sebagai berikut:
• Keterjangkauan: menjangkau 7.809 desa dan 753 kelurahan.

5
• Kecepatan: proses pengusulan RTLH di Jawa Tengah: pengusulan desa
15 menit, penyetujuan kabupaten 30 menit, penyetujuan Provinsi 30 menit
• Kinerja:
a. Akurasi data penanganan RTLH 80%.
b. Efisiensi sumber daya:
- SDM: memerlukan satu orang di setiap jenjang proses administratif.
- Biaya: efisiensi biaya (paperless).
- Waktu: pengusulan bantuan membutuhkan satu hari.
c. Integrasi capaian penanganan RTLH 80%.

VI Transferabilitas
Indonesia memiliki luas wilayah sebesar 5.193.250 Km2, yang terdiri dari 8.490
Kelurahan dan 74.957 Desa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan
jumlah penduduk sebanyak 270.203.917 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut,
sebanyak 3.194.187 KK tinggal di Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Hal
tersebut menjadi potensi besar permasalahan yang sama di semua daerah di
wilayah Indonesia untuk melakukan replikasi terhadap penanganan Rumah
Tidak Layak Huni (RTLH) dengan menggunakan inovasi “Jagani Omah Bareng
Arum”, karena dengan data tersebut menunjukkan permasalahan pemenuhan
kebutuhan Rumah Layak Huni (RLH) dihadapi oleh semua daerah di Indonesia
hingga tingkat desa/kelurahan. Kondisi tersebut tentunya memerlukan solusi /
penyelesaian yang sama dengan kondisi di Provinsi Jawa Tengah dalam
rangka memperoleh database penanganan RTLH yang efektif dan efisien serta
mekanisme pelaksanaan kegiatan penanganan RTLH yang efisien.
Inovasi “jagani omah bareng arum” sudah direplikasi oleh beberapa pihak dari
daerah antara lain :
1. Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara.
2. Pemerintah Kabupaten Blora
3. Pemerintah Kabupaten Brebes
Dalam rangka untuk memudahkan pihak lain melakukan replikasi inovasi ini,
maka telah disediakan berbagai media transfer inovasi yang dapat diakses
melalui web Simperum https://simperum.disperakim.jatengprov.go.id/ yang
menyediakan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan buku manual

6
penggunaan aplikasi simperum serta proses bisnis dari inovasi “Jagani Omah
Bareng Arum”.

VII Sumber Daya


Dukungan sumber daya “Jagani Omah Bareng Arum” adalah :

1 SDM : Kadisperakim Prov. Jateng, berkomitmen membangun koordinasi


yang terstruktur dengan stakeholder, programmer selaku pelaksana
sistem, Tim Teknis Disperakim Prov. Jateng selaku pelaksana operasional,
Dinas Perumahan Kabupaten/Kota, serta Pemerintah Desa/Kelurahan
sebagai pelaksana validasi data dan pengusul RTLH. Dinsos sebagai
pensuplai data RTLH, Dispermadesdukcapil Prov. Jateng, serta
Kementerian PUPR sebagai pengguna hasil validasi RTLH;

2 Modal sosial adalah kolaborasi antarstakeholder terkait penanganan RTLH

3 Modal finansial adalah anggaran APBD Provinsi sebesar Rp 100.000.000,-


/tahun

4 Sumber daya prasarana dasar adalah data center di Diskominfo Prov


Jateng serta wifi Jateng Gayeng.

5 Data Kemiskinan sejumlah 4.426.536 data.

6 Metode pelaksanaan menjangkau 7.809 Desa dan 753 Kelurahan secara


online.

Dalam rangka menggerakkan dan mengelola sumber daya dilakukan upaya


partisipasi dan mobilisasi sumber daya melalui :

1. Man : koordinasi dengan stakeholder terkait dan pelatihan/bimtek


terhadap operator Simperum.

2. Money : menggali sumber pembiayaan lain

3. Machine : Koordinasi intensif dengan Diskominfo Prov Jateng


4. Method : Integrasi sistem melalui API Key
5. Material : Mengoptimalkan validasi data RTLH secara mandiri oleh
Desa/Kelurahan
Jaminan untuk mendukung sumber daya adalah Pergub nomor 06/2020, serta
BA Kerjasama dengan Data BDT Dinsos Provinsi Jawa Tengah dan Sistem E-
RTLH (Kementerian PUPR).

7
VIII Strategi Keberlanjutan
“Jagani Omah Bareng Arum” merupakan inovasi berkelanjutan dengan
didukung beberapa hal:
• Strategi Institusional, yaitu Pergub Prov. Jateng Nomor 06/2020
tentang Bankeupemdes menyatakan bahwa pengusulan Kegiatan
RTLH dilakukan menggunakan SIMPERUM dan BA Kerjasama Host to
Host antara SIMPERUM dengan beberapa sistem informasi terkait
penanganan RTLH di Provinsi Jawa Tengah;

• Strategi Sosial, yaitu adanya partisipasi dan kolaborasi secara host to


host dengan beberapa stakeholder:

a Kementerian PUPR : adanya perjanjian kerja sama terkait


integrasi dengan E-RTLH (database RTLH yang tervalidasi
otomatis terintegrasi dengan E-RTLH);
b Dispermasdesdukcapil Prov. Jateng : adanya perjanjian kerja
sama terkait integrasi dengan E-KTP (penyesuaian NIK) dan
Integrasi dengan SIDesa https://sidesa.jatengprov.go.id (supplai
progres RTLH);
c Dinas Sosial Prov. Jateng : BDT Kemensos (data kemiskinan di
Provinsi Jawa Tengah); Web Cari BDT
(https://caribdt.dinsos.jatengprov.go.id/)
d Integrasi E-Planning Bappeda Provinsi Jawa Tengah pada
pengusulan kegiatan tahun 2022
e Rencana integrasi dengan PPDP Kementerian PUPR;
f Integrasi dan update capaian RTLH dengan Pemkab Jepara
dan Brebes, penggunaan Simperum dalam pendataan RTLH di
Sukoharjo dan Blora untuk update capaian RTLH
• Strategi Manajerial, yaitu peningkatan kapasitas SDM dengan Bimtek
SIMPERUM terhadap SDM yang terlibat (dilengkapi manual book dan
SOP serta pembentukan tim entry data SIMPERUM di Kabupaten/Kota
dengan dilakukan bimtek dan monev serta penjaminan mutu aplikasi
melalui pentest oleh Diskominfo Prov. Jateng.

8
IX Evaluasi
A Evaluasi telah dilakukan baik internal maupun eksternal, yaitu:
1 Evaluasi internal melalui E-SAKIP oleh Kepala Disperakim Prov Jateng
dan evaluasi Post Implementation Review (PIR) oleh tim teknis
Simperum, Pentest oleh Kominfo, Review oleh Dinsos, dan
Dispermadesdukcapil serta Inspektorat terkait evaluasi kegiatan setiap
tahun;
2 Evaluasi eksternal oleh Kabupaten/Kota dengan mengisikan
kuesioner survey inovasi setiap 3 bulan dan: review oleh Kementerian
PUPR.

Manfaat Inovasi yang sudah didapatkan adalah dengan adanya validasi


RTLH yang dapat dilakukan dengan mudah (user friendly), maka data RTLH
yang semula berjumlah 1.682.723 menjadi sejumlah 827.009 data RTLH.

B Metode Evaluasi
1. Internal, metode teoritis, dengan alat ukur capaian RTLH dan PIR yaitu
metode evaluasi untuk memastikan setiap aspek berjalan baik sesuai
prosedur, evaluasi Diskominfo Prov. Jateng dengan metode pentest
terhadap keamanan sistem setiap tahunnya, serta evaluasi Inspektorat
Prov. Jateng terhadap kegiatan.
2. Eksternal, angket kepuasan oleh kabupaten/kota setiap 3 bulan sekali.
Indikator keberhasilan inovasi:
1. Akurasi data penanganan RTLH mencapai 80%
2. Efisiensi Sumber Daya lebih dari 60% (SDM, Biaya dan Waktu) dengan
proses pelaksaaan sudah dilakukan secara online
3. Integrasi capaian penanganan RTLH di Provinsi Jawa Tengah sampai
dengan tahun 2020 mencapai 297.158 unit

C Hasil Evaluasi
TINDAK
NO INDIKATOR SEBELUM SESUDAH
LANJUT
1 Data 4.426.536 1.682.723 Validasi data
Kemiskinan RTLH secara
sebagai data

9
penanganan mandiri oleh
RTLH desa/kelurahan
Akurasi data 0% 80%
RTLH (1.682.723) (827.009)
Duplikasi Data 40% 0%
RTLH
2 Efisiensi Offline Online Bimtek
Sumber Daya
Waktu 3-7 hari 1 hari
SDM > 3 orang 1 orang
Biaya Biaya berkas papperless
140 juta rupiah
3 Integrasi Belum Sudah Koordinasi
Penanganan integrasi sistem
Sistem Masih parsial telah
penanganan terintegrasi
Banyaknya Belum dapat Penerima
Sumber dipilah bantuan dapat
Pembiayaan penerima dipilah dari
bantuan pembiayaan
sesuai sumber APBN, APBD
pembiayaan Prov, APBD
Kab/Kota, DD
dan CSR
Koordinasi Belum ada Sudah ada
Penanganan (capaian
RTLH 297.158
RTLH)

D Respon Terhadap Pandemi


Inovasi “Jagani Omah Bareng Arum” merupakan inovasi yang sangat responsif
dengan kondisi saat pandemi, karena meminimalisir adanya pertemuan fisik
antara Perangkat Desa/Kelurahan, Kabupaten/Kota hingga Provinsi, sehingga
dalam kondisi pandemi, inovasi ini telah memberikan solusi dengan tidak
adanya kontak fisik baik dalam proses validasi ataupun pengusulan bantuan
RTLH, karena semua berbasis sistem informasi secara online.
Inovasi telah berjalan bahkan sebelum kondisi pandemik karena inovasi
dibangun sejak tahun 2017. Tujuan dari inovasi ini utamanya adalah agar dapat
menjangkau luasnya wilayah administratif di Provinsi Jawa Tengah, yaitu 7809
desa dan 753 kelurahan. Inovasi mempermudah pelaksanaan kegiatan validasi

10
dan pengusulan bantuan RTLH secara online, sehingga dapat lebih
mengoptimalkan jumlah bantuan yang sebelum adanya inovasi hanya dapat
terealisasi 900 unit RTLH, tetapi setelah adanya inovasi dapat merealisasikan
bantuan hingga 20.000 unit RTLH.
Setelah terjadinya pandemi, inovasi sangat membantu untuk diterapkan, karena
tidak ada kontak fisik dalam pelaksanaan baik validasi maupun pengusulan
bantuan RTLH, semua dilakukan secara online, sehingga kegiatan RTLH tidak
terhambat pelaksanaannya karena pemanfaatan inovasi ini. Akan tetapi ada
sedikit penyesuaian dalam pelaksanaan bimtek terhadap operator inovasi, yang
sebelumnya dilakukan secara offline menjadi bimtek secara online melalui
zoom meeting. Selain itu, proses koordinasi dengan stakeholder terkait juga
dilakukan secara online.

X Keterlibatan Pemangku Kepentingan


Pemangku Kepentingan yang terlibat dalam inovasi “Jagani Omah Bareng
Arum” terdiri dari pemangku kepentingan internal dan eksternal yang meliputi
sebagai berikut :
A. Pemangku Kepentingan Internal
1 Kepala Dinas Perakim Prov. Jateng, berkomitmen dalam membangun
koordinasi yang baik dan terstruktur dengan seluruh stakeholder yang
terlibat dalam penanganan RTLH di Prov. Jateng;
2 Programmer selaku perancang dan pelaksana inovasi,
3 Tim teknis Disperakim Prov. Jateng selaku perencana proses bisnis dan
pelaksana operasional teknis.
4 Dinas Sosial Prov. Jateng: memberikan saran dan masukan terkait
rancangan proses integrasi data BDT dan cari BDT dengan aplikasi
SIMPERUM;
5 Dispermasdesdukcapil Prov. Jateng: memberikan akses integrasi
terhadap SI-Desa dan E-KTP.
6 Diskominfo Prov. Jateng: evaluasi pentest terhadap inovasi.
7 Inspektorat Prov. Jateng : Evaluasi kegiatan

B. Pemangku Kepentingan Eksternal

11
1 Pemerintah Desa/Kelurahan : sebagai pengguna aplikasi SIMPERUM
utama (subyek) dalam melakukan validasi data RTLH dan sebagai
penanggungjawab dalam penginputan usulan bantuan RTLH ;
2 Disperakim Kabupaten/Kota : memberikan saran dan masukan terkait
pengoperasian aplikasi SIMPERUM agar lebih user friendly, karena
mereka sebagai pengguna aplikasi SIMPERUM, baik dalam proses
validasi data ataupun penginputan usulan bantuan RTLH;
3 Kementerian PUPR : memberikan saran dan masukan terkait rancangan
proses integrasi data E-RTLH dan aplikasi SIMPERUM.

XI Faktor Penentu
Faktor penentu keberhasilan inovasi :
• Komitmen dari Kepala Dinas;
• Partisipasi dan kolaborasi;
• Ketersediaan SDM, Anggaran, Data Center, Proses Bisnis, Database
Kemiskinan
• Dukungan regulasi dan kebijakan (Pergub Jateng Nomor 06/2020) serta
BA Kerjasama SIMPERUM dengan sistem informasi yang terkait
• Dukungan dari Pemdes sebagai user Simperum (dalam melakukan validasi
data RTLH)

Kendala:
• Belum dapat dilakukan feedback penanganan RTLH ke data kemiskinan,
sehingga perlu adanya feedback data dari SIMPERUM terhadap data
kemiskinan
• Belum optimalnya sinkronisasi NIK di E-KTP karena terbentur kuota,
sehingga perlu adanya penambahan kuota
• Data kemiskinan bergerak dinamis, sehingga perlu komitmen untuk
menentukan waktu penyelesaian validasi data kemiskinan

12

Anda mungkin juga menyukai