Universitas Sriwijaya
Dibuat:
Muhammad Rizki
01010582024013
KETERANGAN
Nim : 01010582024013
Konsentrasi : Perpajakan
Telah menyelesaikan praktek kerja/magang pada semester VI Program Diploma III Fakultas
NIP. 196503111992032002
ii
PERSETUJUAN JUDUL LAPORAN AKHIR
NIM : 01010582024013
Konsentrasi : Perpajakan
iii
LEMBARAN REKOMENDASI UJIAN LAPORAN AKHIR
NIM : 01010582024013
Konsentrasi : Perpajakan
Mahassiswa tersebut telah memenuhi persyaratan dan dapat mengikuti Ujian Laporan Akhir
NIP. 197704172010122001
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagimana cara Pelayanan Pemecahan Sertipikat
Tanah, Perubahan Data dan Objek Pajak (OP) Baru dibidang PBB & BPHTB Pada Kantor
menganut sistem Self Assesment dan sistem Official Assessment. Diterapkan dalam
penentuan besarnya PBB. Dalam pelayanan PBB & BPHTB perlu adanya Prosedur yang
sesuai dengan kententuan Undang- undang. Pembayaran pajak terjadi lebih dulu dari saat
terutang, ketika pembeli membeli tanah bersertipikat, mereka diharuskan membayar BPHTB
terlebih dahulu sebelum terjadinya transaksi atau sebelum akta dibuat dan ditanda tangani.
Kata Kunci: Pelayanan, Pemecahan Sertipikat Tanah, Perubahaan Data dan Objek
ABSTRACT
v
This study aims to find out how the Service for Solving Land Certificates, Data Changes and
New Tax Objects (OP) in the PBB & BPHTB field at the Regional Revenue Agency Office
of Palembang City is based on observations of writing while carrying out internship work
practices, so writing knows that the tax system adheres to the Self Assessment system and the
Official Assessment system. Applied in determining the amount of PBB. In PBB & BPHTB
services, it is necessary to have procedures in accordance with the provisions of the law. Tax
payments occur earlier than when they are due, when buyers buy land with a certificate, they
are required to pay the BPHTB in advance before the transaction takes place or before the
Keywords: Services, Solving Land Certificates, Changes in Data and New BPHTB Tax
Objects (OP).
vi
MOTTO
SAMPAH.
Tetaplah Rendah Hati, Hidup Di dunia hanyalah sementara dan tidak ada kekal abadi
Kupersembakan Untuk:
Allah SWT
Orang Tuaku
Keluargaku
Ayukku
Adikku
Sahabtku
Almameter Unsri
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho-nya penulisa
DAERAH KOTA PALEMBANG”. Adapun tujuan penulisan laporan akhir ini adalah di
program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya. Dalam penulisan laporan
akhir ini tidak telepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik moral maupun
semangat serta doa pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Hj. Rina Tjandrakirana DP, S.E., M.M., Ak Selaku Ketua Jurusan Akuntansi
2. Ibu Dr. E.Yusnaini, M.Si.,Ak Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
3. Ibu Tamara, S.IP, M.Si Selaku Pembimbing Magang yang telah memberikan waktu
dan arahanya kepada penulisan sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan
lancar.
4. Kepada Kedua Orang Tua dan ayuk serta adikku yang telah memberikan Doa dan
viii
Muhammad Rizki
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR...........................................................iii
HALAMAN REKOMENDASIi..........................................................................................v
ABSTRAK...........................................................................................................................v
ABTRACK..........................................................................................................................vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................vii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................viii
DAFTAR ISIi......................................................................................................................x
DAFTAR TABEL...............................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2. Fokus Pengamatan.......................................................................................................5
1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................................5
1.4. Manfaat Penulisan.......................................................................................................6
1.4.1. Bagi Penulis...............................................................................................................6
1.4.2. Bagi Pembaca............................................................................................................7
1.5. Sistematika Penulisan..................................................................................................8
BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PALEMBANG
2.3. Uraian Tugas Dan Fungsi Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang......................14
ix
BAB III LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG
3.4.2. Syarat-syarat Perubahan Data dan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NJOPTKP).........................................................................................................................32
3.4.3. Contoh Perhitunga Perubahan Data dan Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan
3.5. Pelayanan Perolehan Hak Atas Tanah dan /atau Bangunan (BPHTB).........................36
3.5.1. Pengertian Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan / atau Bangunan (BPHTB).............36
3.5.2. Syarat-syarat Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan / atau Bangunan (BPHTB).........37
3.5.3. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan /
4.1 Kesimpulan...................................................................................................................44
4.2. Saran.............................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM DIPLOMA III
NIM : 01010582024013
Konsentrasi : Perpajakan
Disetujui,
NIP. 197704172010122001
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Mardiasno (2011) Menyatakan, “Pajak adalaah iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa
timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Usaha untuk mencapai tujuan tersebut salah satunya
adalah melalui pajak. Pajak merupakan sumber penerimaan pendapatan yang dapat
memberikan peranan dan sumbangan yang dapat memberikan peran dan sumbangan yang
pemerintah.
Salah satu sumber dana Pendapatan Daerah Kota Palembang terbesar beruapa pajak.
Selain pajak hotel, reklame dan kendaraan bermotor. yang dimaksud Pajak merupakan
Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan / atau Bangunan (BPHTB) dan PBB & BPHTB,
dan Pemecahan Sertipikat Tanah, Perubahan Data, dan Objek Pajak OP Baru PBB. Pada
Pajak tersebut merupakan salah satu sumber Pendapatan Daerah dimanfaatkan untuk
berbagai fungsi penentuan kebijakan yang terkait dengan tanah dan bangunan memberikan
kontribusi terhadap penerimaan pajak yang relatif. Pajak sumber penerimaan pendapatan
daerah yang sangat potensial bagi wilayah pendapatan daerah, sebagai salah satu pajak
langsung. Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan / atau Bangunan merupakan pajak
pusat, Karena Objek Pajaknya di Daerah, maka perlu dari itu daerah mendapatkan bagian,
1
peran penting pendapatan dan guna untuk rakyat pembagunan fasilitas publik umum ,
pendapatan daerah. Mengingat perlunya peran pajak bagi kelangsungan dan kelancaran
pembangunan, maka perlu penanganan dan pengelolan yang lebih intensif. Penanganan
dan pengelolaan tersebut dapat dilakukan dengan cara diharapkan untuk masyarakat
mampu menuju tertib dalam melakukan pembayaran pajak dan dapat mampu partisipasi
mutu para pegawainya dan penggunaan sistem pelayanan pajak yang sesuai dengan
menganut sistem Sel Assesement, dalam sistem ini wajib pajak diberikan kepercayaan
mengingat besarnya, oleh karena itu untuk memberikan pelayanan yang lebih baik,
Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan / atau Bangunan (BPHTB) dan Pemecahan
Sertipikat, Perubahan Data serta Objek Pajak OP Baru. Setiap orang atau badan yang
memiliki, menguasi artau memperoleh manfaat harus melakukan pembayaran pajak atas
tanah dan atau bangunan wajib mendaftarkan Objek Pajaknya tersebut ke Kantor Badan
Pendapatan Daerah setempat atau ke Kantor pelayanan Pajak (KKP). Yang wilayah
kerjanya meliputi letak / lokasi objek pajak. Pendaftaran tersebut harus dilakukan dengan
mengisi formulir pendaftaran yang disebut Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP).
SPOP tersebut dapat diperoleh secara gratis di setiap Badan Pendapatan Daerah atau
Badan Pelayanan Pajak. Harus memberikan konfirmasi bahwa wajib pajak, untuk
melakukan pendaftaran Tanah dan Bangunannya. Agar dikemudian hari tidak terjdinya
sengketa Tanah dan Bangunan serta terhindarnya tidak membayar pajak. Menurut Menteri
2
Keuangan mengeluarkan suarat keputusan bahwa. Menurut KMK. 523/KMK/04/1998
nilai kelas tanah setiap golongan dibagi menjadi 50 kelas, sedangkan untuk nilai kelas
bangunan setiap golongan dibagi menjadi 20 kelas. Pada dasarnya PBB & BPHTB
menggunakan dua sistem pemungutan yaitu sistem Self Assesment dan Official
Assesment, yang mana kedua sistem tersebut diterapkan dalam kegiatan dalam kegiatan
yang berbeda yaitu sistem Sel Assesment diterapkan dalam kegiatan menyerahkan SPOP,
sedangkan sistem Official Assesment diterapkan dalam penentuan besarnya PBB. Dalam
pelayanan PBB & BPHTB perlu adanya prosedur yang sesuai dengan ketentuan undang-
undang.
Pelayanan itu sangat Perlu dan Butuh tidak hanya di Pelayanan pajak, tetapi di
setiapa sektor publik pelayanan yang sering kali kita ketemuin. Contoh pelayanan rumah
sakit, pelayanan administarsi Bank dan masih banyak yang lainya, maka prosedur
pelayanan memberikan pelayanan sistem. Sistem pelayanan Menurut arti dan kata, Sistem
adalah cara teratur untuk melakukan sesuatu, sistem pelayanan umum sebenarnya
merupakan satu kesatuan faktor yang dibutuhkan dalam terselenggaranya suatu pelayanan
umum, sistem pelayanan umum ini terdiri empat faktor, Pertama sistem prosedur dan
terutama di tekankan pada perilaku aparatur, dalam pelayanan umum aparatur pemerintah
baik dari atau dinas, pegawai selaku personil pelayanan harus memberikan profesional,
disiplin dan terbuka terhadap kritik dan masukan dari pelangan atau waib pajak,
masyarakat. Ketiga sarana dan prasarana dalam pelayanan umum diperlukan peralaatan
dan ruangan kerja serta fasilitas pelayanan misalnya, ruang tunggu, tempat parkir yang
memadai. Keempat masyarakat sebagai pelanggan atau wajib dan masyarkat sangatlah
3
KEPMEN PAN No. 63/kep /M. Pan/7/2003 tentang Pedoman umum dalam
bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang diberlakukan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima
waktu penyelesaian, biaya pelayanan, produk atau jasa pelayanan, sarana dan prasarana,
serta kompetensi petugas pemberi pelayanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan prosedur pelayanan adalah kumpulan dari beberapa perintah yang
harus dilaksanakan dalam menyelasikan pelayanan agar sesuai dengan apa yang
diharapkan, makaa perlukan kejelasan dan kepastian pada setiap tahapnya. Tahapan-
Sumber: Prosedur Pelayanan Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang / BPPD Kota Palembang
(2018)
4
1.1. Fokus Pengamatan
Dari uraian yang telah diperoleh sebelumnya dan hasil pengamatan yang dilakukan
terhadap Perpajakan di badan pendapatan daerah kota Palembang. Fokus adalah prosedur
Pelayanan Pemecahan Sertipikat Tanah, Perubahan Data dan OP Baru (Objek Pajak)
Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan (BPHTB) Di Bidang PBB &
Berdasarkan judul yang saya ambil, yaitu Prosedur Pelayanan Pemecahan Sertifikat
Tanah, Perubahan Data, dan Objek Pajak (OP) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau
Bangunan (BPHTB) di Bidang PBB & BPHTB Pada Kantor Pendapatan Daerah Kota
Palembang. Maka tujuan yang ingin dicapai dalam fokus pengamatan ini adalah. Untuk
dan Objek Pajak (OP) Baru Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan
(BPHTB) di Bidang PBB & BPHTB Pada Kantor Pendapatan Daerah Kota
Palembang
Bangunan
2. ( BPHTB) dibidang PBB & BPHTB Pada Kantor Badan Pendapatan Daerah
Bangunan ( BPHTB) dibidang PBB & BPHTB Pada Kantor Badan Pendapatan
Objek Pajak (OP) Baru Objek Pajak Pada Kantor Badan Pendapatan Daerah
5
1.4. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan laporan akhir ini adalah sebagai berikut:
Pemecahan Sertipikat Tanah, Perubahan Data, dan objek pajak (OP) Baru
PBB & BPHTB Pada Kantor Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang.
Kemampuan menulis bisa diasah. Salah satu cara mengasah dan menunjang
kemampuan menulis ialah dengan rajin membaca buku. Tidak hanya buku ilmiah, tapi
juga buku fiksi. Seperti yang kita tahu, membaca buku kerap disandingkan dengan
kegiatan intelektual dan akademis. Tak hanya dipandang sebagai sosok yang pintar, orang
yang gemar membaca buku ternyata memiliki kelebihan lain. Terlebih bagi seorang
penulis, membaca menjadi salah satu amunisi. Lewat membaca, para penulis dapat
menemukan inspirasi baru, menambah wawasan, dan bisa menjadi bekal penting dalam
memulai sebuah tulisan. Healthline menyebut, dengan membaca buku, dapat memberi
manfaat bagi kesehatan mental dan fisik. Dan hebatnya, manfaat ini tidak dibatasi waktu.
6
Selain itu, dengan membaca juga dapat menunjang kemampuan menulis seseorang.
Berikut beberapa manfaat baca buku yang dapat menunjang kemampuan menulis:
2. Menguatkan Empati
7
1.5. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan latar
uraian tugas dan fungsi, dan vis & misi badan pendapatan daerah kota
palembang
Dalam bab ini akan membahas diskripsi fokus pengamatan, serta uraian
Sertipikat Tanah, Perubahan Data dan Objek Pajak (OP) Baru, BPHTB
Bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan laporan magang yang
8
kemudian diberikan saran yang bermanfaat bagi badan pendapatan daerah
kota palembang.
NIM : 01010582024013
Konsentrasi : Perpajakan
Disetujui,
9
Dr. E. Yusnaini, M.Si., Ak
NIP. 197704172010122001
10
BAB II
Pada awal pajak dan retribusi pada daerah tingkat I dan tingkat II merupakan urusan
bagian Biro keuangan Pemda masing-masing. Hal tersebut berlaku di Kota Palembang
dengan mengacu pada Perda (Peraturan Daerah). Tingkat II Palembang Nomor 9 tahun
Pendapatan Daerah yang bertempat di Kota Palembang, Jalan Merdeka No. 21, 19 ilir,
Kec. Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan, 30113. Dan memiliki wewenang
mengelola yang berada di bidang pendapatan daerah, dan bahwa penetapan, penagihan
pajak dan retribusi daerah dengan pendapatan daerah lainnya yang berdasarkan menjadi
hak dan kewenangan Pemerintah Kota Palembang sebagai peraturan yang berlaku.
Berdasarkan Perda (Peraturan Daerah) dan undang-undang Perda Nomor 3 tahun 1980
(Dispenda), Kota Palembang dan Struktur Organisasinya berlaku sama diseluruh indnesia,
yang kemudian disempurnakan kembali dengan Perda (Peraturan Daerah) Nomor 3 tahun
1990, dengan adanya Perda (Peraturan Daerah) Nomor 67 tahun 2001 tentang tugas dan
fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang. Seiring dengan adanya perubahan yang
bahwa, adanya pertambahan penduduk serta kegiatan usaha untuk penyempurnaan dan
Palembang tahun 2008 mengalami perubahan yang sesuai dengan peraturan daerah No 9
tahun 2008 tentang struktur organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota
11
perangkat daerah, seluruh satuan kerja perangkat daerah, semua satuan kerja perangkat
daerah (SKPD) tentang perubahan pada struktur organisasi atau nmenklatur, yang
berimbas pada penggabungan beberapa SKPD maupun pemisahan dari SKPD tertentu
yang akhirnya pada januari 2017 Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang. Badan
Pengelolaan Pajak Daerah Kota Palembang bertempat di lingkungan Kecamatan Ilir Barat
I dengan wilayah kerja atau UPT meliputi 18 Kecamatan dan 107 Kelurahan yang berada
di Kota Palembang. Dengan ketentuan dan peraturan yaitu memasukan dana pemerintah
daerah yang disebut pendapatan asli daerah, guna untuk pembiayaan pemerintah kota.
individu atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang berada pada lingkup instansi tersebut
memiliki posisi dan fungsinya masing-masing. Penyusunan struktur organisasi yang sesuai
adanya struktur organisasi, maka stabilitas dan kontinunitas organisasi tetap bertahan.
Gambar 2.2. Susunan dan Organisasi Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang
12
Susunan Badan Pendapatan Daerah, Terdiri dari:
1. Kepala Badan
2. Sekretaris
Daerah
13
1. KASUBBID Perencanaan dan Pembinaan Pendapatan Daerah, Bapak Ahmad
Supriyanto, SH, MH
SE, M.Si
3. KASUBBID Basis Data dan Sarana Prasarana Pajak Daerah, Ibu Dra. Lidia,
M.Si
UPT
Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang
14
2.3. Tugas dan Fungsi Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang
2. Sekretariat
1. Menyusun rencana program dan kegiatan sub bagian umum dan kepegawaian.
15
6. Mengelola adminstrasi kepegawaian, dan perjalanan dinas.
langsung.
pelaporan.
penghapusan, dan pelaporan piutang pajak daerah. Bidang Pengelolaan Piutang Pajak
Pajak Daerah.
Pajak Daearah.
Daerah.
1. Menyusun rencana program dan kegiatan sub bagian Penagihan Piutang Pajak
Daerah.
daerah.
17
8. Bidang Pengelolaan Piutang Pajak Daerah
pelaporan piutang pajak daerah. Bidang Pengelolaan Piutang Pajak Daerah mempunyai
fungsi;
Pajak Daerah.
Daearah.
Daerah.
1. Menyusun rencana program dan kegiatan sub bagian Penagihan Piutang Pajak
Daerah.
daerah.
pajakdaerah.
bahankeputusan walikota.
pajakdaerah.
19
2.5. Visi dan Misi
Visi
Misi
2. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur bidang pendapatan daerah yang sesuia
daerah
20
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM DIPLOMA III
NIM : 01010582024013
Konsentrasi : Perpajakan
Disetujui,
NIP. 197704172010122001
21
BAB III
Pada Penulisan Bab III ini, bahwa saya telah melaksanakan kegiatan praktek magang
yang bertempat di Kantor Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang, Sumatera Selatan
303113, pada awal mulai dari tanggal 30 Januari s/d 31 Maret 2023. Selama pelaksanaan
praktek kerja magang penulis ditempatkan pada di bidang PBB & BPHTB yang mengurus
Pelayanan Pengambilan bukti cek PBB, serta rekaptulasi dokumen masuk yang mengenai
perubahan nama atau revisi nama, yang disebut sebagai Perubahan Data sih wajib pajak dan
serta melakukan mencetak bukti pembayaran Pemcahan Sertipikat Tanah, atau disebut
tagihaan pajak atas tanah dan bangunan yang harus dibayar sih wajib pajak. dan menginput
Nomor Objek Pajak (NOP) di Pelayanan Pengambilan PBB & BPHTB. Adapun uraian
kegiatan yang dilakukan penulisan selama praktek kerja magang 2 Bulan yaitu:
Hari/Tanggal
No Jenis Kegiatan
Minggu
Minggu ke 1
22
Minggu ke 2
Minggu ke 3
Minggu ke 4
18 Rabu/ 22 Februari 2023 Scan ulang perizinan, menyimpan dan menata arsip
23
PBB&BPHTB
Kamis/23 Februari 2023 Izin, tidak masuk dikarenakan Bimbingan sama Dosen
19
Pembimbing.
20 Jumat/24 Februari 2023 Izin, tidak masuk dikarenakan saya sedang sakit.
Minggu ke 5
Kamis / 2 Maret 2023 Mengantar berkas cek OP, Perubahan data dan
24
Pemecahan di loket pelayanan.
Jumat / 3 Maret 2023 Mencatat buku agenda masuk tentang revisi alamat dan
25
balik nama PBB&BPHTB
Minggu ke 6
28 Rabu/ 7 Maret 2023 Mengantar berkas cek OP, Perubahan data dan
24
Minggu ke 7
31 Senin/12 Maret 2023 Mencatat agenda masuk tentang Permohonan PBB &
BPHTB
32 Selasa/13 Maret 2023 Menginput data daftar cetak SPPT PBB 21-02-2023
Pemecahan
33 Rabu/14 Maret 2023 Menginput data daftar cetak SPPT PBB 21-02-2023
35 Jumat/16 Maret 2023 Mencatat agenda masuk tentang Permohonan PBB &
BPHTB
Minggu ke 8
36 Senin/20 Maret 2023 Mencatat buku agenda masuk tentang revisi alamat dan
38 Rabu/22 Maret 2023 Mencatat Buku Agenda masuk tentang revisi perubahan
nama PBB&BPHTB
Minggu ke 9
41 Senin/27 Maret 2023 Mencatat buku agenda masuk tentang atas jual beli
tanah
25
42 Selasa/28 Maret 2023 Menggetik berkas SK masuk
44 Kamis/30 Maret 2023 Mencetak bukti pembayaran PBB dan tagihan PBB
45 Jumat / 31 Maret 2023 Mencetak bukti pembayaran PBB dan tagihan PBB
Landasan Teori merupakan hasil dari kegiatan apa yang dilakukan selama kegiatan
praktek kerja magang, Landasan Teori yang saya ambil merupakan mengenai Prosedur
Pelayanan, Pemecahan Sertipikat Tanah, Perubahan Data dan Objek Pajak (OP) Baru , Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan (BPHTB) Pada Kantor Badan Pendapatan
Daerah Kota Palembang. Judul yang saya ambil dari selama kegiatan praktek kerja magang.
Sertifikat hak atas tanah menurut undang-undnag Pokok Agraria (UUPA) merupakan
alat bukti yang kuat bagi pemiliknya, artinya bahwa selama tidak dapat dibuktikan sebaliknya
data fisik dan data yuridis yang tercantum di dalamnya harus diterima sebagai data yang
benar. Sudah barang tentu data fisik maupun data yuridis yang tercantum dalam buku
sertifikat tanah dan suarat bukti untuk dalam mengajukan saat di pelayanan. Selain itu
sertipikat tanah juga alat bukti yang kuat, sebagai alat bukti mutlak, hal akan berkaitan di saat
pendataan dengan sistem publikasi yang dianut oleh hukum pertanahan. Wajib pajak
mengajukan permohonan pemecahan data PBB P-2 dengan mengisi formulir surat
pemberitahuan Objek pajak (SPOP) dan lampirkan surat pemberitahuan objek pajak
(LSPOP), Petugas pelayanan pajak daerah melakukan penelitian kelengkapan dan kebenaran
data berkas permohonan. Jika benar dan lengkap, wajib pajak menerima tanda terima berkas.
Jika belum, dikembalikan ke pemohon, penelitian / verfikasi oleh kasubbid penetapan dan
pelaporan, verfikasi oleh Kabid pendapatan, verfikasi oleh Kasubbid Perencanaan dan
26
Pengembangan untuk diteruskan ke petugas pegolah data. Petugas pengolah data meneliti
berkas SPOP dan LSOP, kemudian mengentry data pemecahan ke sistem PBB Online.
Petugas mencetak SPPT PBB P-2 Objek Pajak yang telah dipecah di sistem PBB Online.
Definisi Pemecahan Sertipikat Tanah di bidang tanah jika suatu bidang tanah yang
sudah di daftar akan di pecah secara sempurna menjadi beberapa bagian yang masing-masing
merupakan satuan bidang baru dengan status hukum yang sama dengan bidang tanah semula.
3.3.2. Dasar- Dasar Hukum Yang Mengatur Tentang Pemecahan Sertipikat Tanah
Adapun tentang cara peralihan hak dengan disertai pemecahan tanah, maka peraturan
1. Ayat (1), yang berbunyi “Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan
27
2. Ayat (2), yang berbunyi ’’ pendaftaran tersebut dalam ayat (1) pasal ini meliputi
c. pemberiaan surat-surat tanda bukti yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat’’.
keadaan Negara dan masyarakat, keperluan lalu lintas sosial-ekonomi serta kemungkinan
4. Ayat (4), yang berbunyi ’’Dalam Peraturan Pemerintah diatur biaya-biaya yang
bersangkutan dengan ketentuan bahwa rakyat yang tidak mampu disebabkan dari
1. Ayat (1), yang berbunyi ’’Hak Milik adalaah terkuat, terkuat, terpenuh dan turun temurun
yang dapat dipunyai atas tanah orang dengan mengingat ketentuan dalam pasal 6 (semua hak
2. Ayat (2), yang berbunyi ’’Hak Milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain’’.
c. Pasal 26 ayat (1), yang berbunyi ’’Jual-beli, penukaran, penghibahan, pemberian dengan
wasiat, pemberian menurut adat dan peraturan-peraturan lain yang dimaksudkan untuk
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang pendaftaran Tanah yang terdapat
pada pasal:
a. Pasal 1 ayat (1), yang berbunyi “Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang
fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah
dan satuan-stuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi
28
bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan milik atas satuan rumah susun serta
3. PP No 46 Tahun 2002 tentang tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
4. Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala BPN No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
5. Peraturan Menteri Negara Agraria No 3 Tahun 1997 tentang Pemindahan Hak Atas Tanah
Dalam hal ini adalah bahwa perhitungan Pemecahan Sertipikat Tanah, tentu akan berbeda-
1. TU = Tarik Ukur
3. L = Luas Tanah
29
3.4. Pelayanan Perubahan Data dan Objek Pajak (OP) Baru
Perubahan Data yaitu Permohonan atas nama yang akan diubah, atau tempat alamat sih
wajib pajak yang salah yang akan diubah. Dilakukan dengan cara mengisi dan mendatangani
Formulir Perubahan Data Wajib Pajak, dan melampirkan dokumen pendukung yang
menunjukkan adanya perubahan data terkait perubahan wajib pajak orang pribdai menjadi
Wajib Pajak Warisan belum Terbagi, dokumen pendukung yang harus dilampirkan.
Perubahan dilakukan paling lama 1 hari kerja. Pastikan dokumen persyaratan sudah lengkap,
ambil Nomor antrian bisa juga datang di KKP (Kantor Pelayana Pajak) atau ke Badan
Pendapatan Daerah Kota Palembang yang tinggal sesuai kedudukan, bawa dokumen ke loket
yang tersedia, petugas mengecek dokumen persyaratan jika sudah lengkap maka petugas
melakukan perekaman data dan memberikan bukti penerima surat, mohon meninggalkan
pesan jika kartu surat pemberitahuan perubahan data mau diambil langsung.
30
2. Pelayanan Objek Pajak (OP) Baru
Wajib pajak mengajukan permohonan pendaftaran objek pajak baru PBB P-2 dengan
mengisi formulir surat pemberitahuan objek pajak (SPOP) dan lampiran surat pemberitahuan
objek pajak (LSPOP), Petugas pelayanan pajak daerah melakukan penelitian kelengkapan
dan kebenaran data berkas permohonan. Jika benar dan lengkap, wajib pajak (WP) menerima
tanda terima berkas. Jika belum, dikembalikan ke pemohon. Penelitian / Verfikasi oleh
Kasubbid penetapan dan pelaporan, verfikasi oleh Kabid Pendapatan Daerah, verfikasi oleh
pengolah data, petugas data pengolah data meneliti berkas SPOP dan LSOP, kemudian
mengentri data ke sistem PBB Online, petugas mencetak SPPT PBB P-2 Objek Pajak yang
telah didaftarkan di sistem PBB Online, Pemohon / Wajib Pajak menerima SPPT PBB P-2.
31
3.4.1. Pengertian Perubahan Data dan Pengertian Objek Pajak (OP) Baru
Perubahan Data adalah Perubahan Data wajib pajak dan / atau PKP yang dapat berupa
perubahan nama, perubahan bentuk badan, pembetulan, perubahan alamat dalam wilayah
kerja KPP yang sama, Perubahan jenis usaha perubahan status usaha, atau perubahan data
terdaftar.
2. Perubahan alamat tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha wajib pajak,
Objek Pajak baru Pajak Bumi dan Bangunan adalah Bumi dan/atau Bangunan yang
dimilik, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan
dalam pengertian Bangunan adalah Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks
bangunan seperti hotel, pabrik, yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleks bangunan.
1. Objek pajak yang tidak dikenakan PBB adalah Objek Pajak sebagai Berikut:
32
memperoleh keuntungan, seperti mesjid, gereja, rumah sakit pemerintah, sekolah,
2. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau yang sejenis dengan itu.
3. Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah
penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu
hak.
5. Digunakan oleh badan dan perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh
Menteri Keuangan.
1. Jalan Tol
2. Kolam Renang
3. Rumah Mewah
4. Tempat Olahraga
5. Galangan Kapal, Dermaga
6. Taman Mewah
7. Tempat penampungan / kilang minyak, air dan gas, pipa minyak
3.4.2. Syarat- syarat Perubahan Data dan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NJOPTKP)
Persyarat dokumen perubahan data wajib pajak. Ada ketentuan menegnai dokumen
yang di persyaratkan dalam pengajuan Perubahan Data Wajib Pajak. Ketentuan yang berlaku
hanya mengatur bahwa permohonan perubahan data wajib pajak di lamprin dengan dokumen
pendukung tersebut, termasuk dokumen. Hanya saja khusus untuk perubahan data terkait
perubahan wajib pajak orang pribadi menjadi wajib pajak warisan. Harus memberikan
33
1. Fotocopy akta kematian, surat kematian, atau dokumen sejenis:
2. Dokumen yang menunjukkan kedudukan sebagai wakil wajib pajak warisan belum terbagi
sebagai berikut:
1. Fotocopy kartu NPWP salah satu ahli waris, dalam hal warisan yang belum terbagi
2. Fotocopy akta atau surat wasiat atau dokumen lain yang dipersemakan, dan fotocopy
3. surat kuasa hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 ayat (3) undang-undang
KUP, dalam hal permohonan perubahan data dilaksanakan oleh seorang kuasa.
34
2. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP)
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) merupakan suatu batas NJOP
dimana wajib pajak tidak terutang pajak. Maksudnya adalah apabila seorang wajib pajak
memiliki objek pajak yang nilainya dibawah NJOPTKP, maka wajib pajak tersebut
dibebaskan dari pembayaran pajak. Selain itu, bagi setiap wajib pajak yang memiliki objek
pajak yang nilainya melebihi NJOPTKP, maka perhitungan NJOP sebagai dasar perhitungan
pajak terutang dilakukan dengan terlebih dahulu mengurangkan NJOP dengan NJOPTKP.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 77 ayat (4), besarnya NJOPTKP
ditetapkan paling rendah sebesar sepuluh juta rupiah untuk setiap wajib pajak. Hal ini berarti
setiap daerah diberi keleluasaan untuk menetapkan besarnya NJOPTKP yang dipandang
sesuai dengan kondisi daerahnya masing-masing, dengan ketentuan minimal sepuluh juta
3.4.3. Contoh Perhitunga Perubahan Data dan Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara
Merujuk PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah pada pasal 61 ayat (3)
untuk pendaftaran peralihan hak karena pewarisan yang diajukan dalam waktu 6 bulan sejak
tanggal meninggalnya pewaris, maka tidak akan dipungut biaya pendaftaran. Dalam hal
Peubahan Data mengenai, Perubahan Data balik nama waris sertipikat tanah, harus perlu
dihitung berdasarkan tanah yang dikeluarkan oleh kantor, dengan Rumus Perhitungan.
Contoh jika nilai tanah per meter persegi sebesar Rp 500.000 dan luas tanah 1,000 meter
persegi
(Nilai tanah per meter persegi) x (luas tanah = maka biaya balik nama sertipikat tanah
35
2. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan OP Baru (Objek Pajak)
Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk NJOP bumi dan/atau bangunan kurang dari atau sama dengan Rp.1.000.000.000,-
(satu milyar rupiah), tarif pajak ditetapkan sebesar 0,125% (nol koma seratus dua puluh
lima persen)
2. untuk NJOP bumi dan/atau bangunan diatas Rp.1.000.000.000,-(satu milyar rupiah), tarif
Besaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak setelah dikurangi NJOPTKP sebesar
sepuluh juta rupiah. Secara umum perhitungan pajak bumi dan bangunan adalah sesuai
Alur Perhitungan :
36
NJOP Bangunan = Luas Bangunan × Ketentuan Nilai Jual Bangunan
2. NJOP Bangunan :
37
Gambar 3.4.3. Objek Pajak PBB
3.5. Pelayanan Perolehan Hak Atas Tanah dan / atau Bangunan (BPHTB)
pelayanan pendaftaran memeriksa berkas permohonan Wajib Pajak untuk dilakukan validasi
berkas BPHTB, jika berkas tidak lengkap maka petugas pelayanan pendaftaran menginput
dan mencatat dalam buku kendali untuk diberikan nomor pelayanan. Jika berkas tidak
lengkap, petugas pelayanan memberitahukan kepada Wajib Pajak untuk dilengkapi kembali
berkas SSPD BPHTB, jika berkas SSPD BPHTB ke Kasubbid Pendataan, Penilaian dan
Penetapan atas BPHTB yang diajukan wajib pajak untuk melakukan penilaian, setelah
dilakukan penelitian, penilaian, dan penetapan oleh Petugas Penilaian, berkas SSPD BPHTB
di serahkan Kepala Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang untuk diminta persetujuan
dan atau pengesahan yang dilakukan oleh petugas penilaian, setelah disetujui oleh Kepala
Bidang dan Kepala Badan, berkas SSPD BPHTB yang sudah disetujui kepada wajib pajak
untuk melakukan pembayaran BPHTB pada Bank yang ditunjuk, berkas SSPD BPHTB wajib
38
pajak yang sudah di bayar di tanda tangani oleh Kepala Badan Daerah Kota Palembang atau
Pejabat yang berwenang dan menyerahkan bukti setor dari Bank yang di setujui. Berkas
3.5.1. Pengertian Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan / atau Bangunan (BPHTB)
Pengertian BPHTB adalah pungutan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.
Pungutan ini ditanggung oleh pembeli dan hampir mirip dengan pajak penghasilan (PPh) bagi
penjual. Dengan begitu, pihak penjual dan pembeli sama-sama memiliki tanggung jawab
untuk membyar pajak. Tarif BPHTB dan subjek yang dikenakan, awalnya BPHTB dipungut
oleh pemerintah pusat, namun setelah terbit undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
pajak daerah dan retribusi daerah, BPHTB dialihkan menjadi salah satu jenis pajak yang
dipungut oleh pemerintah kabupaten/kota. BPHTB dikenakan kepada seorang individu atau
badan karena mereka mendapatkan hak atas tanah atau bangunan secara hukum. Tarif
BPHTB adalah 5% dari harga jual yang dikurangi dengan nilai perolehan objek pajak tidak
kena pajak (NPOPTKP). Pembayaran pajak terjadi lebih dulu dari pada saat terutang, ketika
pembeli membeli tanah bersertifikat, mereka diharuskan membayar BPHTB terlebih dahulu
39
3.5.2. Syarat-syarat Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan / atau Bangunan (BPHTB)
Syarat Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. Adapun persyaratan bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan Jika anda melakukan jual beli, maka persyaratan
1. SPPD BPHTB
5. Fotokopi bukti kepemilikan tanah seperti sertifikat, akta jual beli, letter C atau girik.
6. Jika anda mendapatkan tanah atau rumah untuk hibah, waris, atau jual beli waris, maka
7. SPPD BPHTB
11. Fotokopi bukti kepemilikan tanah, seperti sertifikat, akta, jual beli,letter C, atau girik.
40
3.5.3. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan Bea Perolehan Hak Atas Tanah
Ketentuan ayat (4) Pasal 50 diubah, sehingga brbunyi sebagai berikut; Dasar Pengenaan
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan / atau Bangunan adalah Nilai Perolehan Objek Pajak.
Besaran Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan dengan ketentuan sebagai
berikut;
a. Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak untuk rumah subsidi sebesar Rp
b. Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak lainnya diluar rumah subsidi sebesar Rp
Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan / atau Bangunan ditetapkan sebesar 5% (lima
persen).
Contoh kasus 1:
Pak amet membeli Tanah dengan seharga Rp 200.000.000 di Mato Merah. Maka, perhitungan
NPOP: Rp 200.000.000
NPOPTKP: Rp 60.000.000
Sebesar Rp 7.000.000 Maka Hasilnya Sebesar Rp 7.000.000. Karena Nilai Perolehan Objek
Pajak Tidak Kena Pajak lainnya diluar rumah subsidi sebesar Rp 60.000.000,-(enam puluh
41
juta rupiah) untuk setiap wajib pajak
Contoh Kasus ke 2:
Ibu marina mebeli Rumah Subsidi Sebesar Rp 150.000.000 di Perumahan Gren City. Maka,
NPOP: Rp 150.000.000
NPOPTKP: Rp100.000.000
Sebesar Rp 2.000.000,
Maka Hasilnya Sebesar Rp 2.000.000. Karena Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak
untuk rumah subsidi sebesar Rp 100.000.000,-(seratus juta rupiah) untuk wajib pajak
42
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM DIPLOMA III
NIM : 01010582024013
Konsentrasi : Perpajakan
Disetujui,
NIP. 197704172010122001
43
BAB IV
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan penulis yang telah dibuat pada bab-bab sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa Prosedur Pelayanan, Pemecahan Sertipikat Tanah, (Objek Pajak)
OP Baru Bea Perolehan Hak atas Tanah dan /atau Bangunan (BPHTB) dibidang PBB &
BPHTB Pada Kantor Pendapatan Daerah Kota Palembang. Bahwa pajak daerah merupakan
salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan
keadilan, peran serta masyarakat dan akuntabilitas dengan memperhatikan potensi daerah
bahwa dalam rangka meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas pengelolaan pajak daerah,
perlu dilakukan penyesuaian terhadap Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 2 Tahun
2018 tentang Pajak Daerah bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan
1. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kota
2. Dasar pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan adalah Nilai
3. Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam hal ini adalah:
4. Jika Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai
dengan huruf n tidak diketahui atau lebih rendah daripada NJOP yang digunakan dalam
pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun terjadinya perolehan, maka dasar
44
5. Perubahan Data yang dimaksud adalah perubahan yang berkaitan atas nama atau tempat
4.2. Saran
1. Dalam penyimpanan dan penataan dokumen harus diperhatikan, map ordner yang
sudah penuh di dalam lemari seharusnya dipindahkan ke tempata lemari yang baru,
agar dokumen dapat terajaga saat mencari dokumen tersebut, sehingga tidak terjadi
2. terlalu banyak memasukkan dokumen ke dalam map ordner, sehingga arsip yang
dan (Objek Pajak) OP Baru, BPHTB disusun dengan menggunakan nomor urut
berkas agar dokumen mudah cepat ditemukan, sebaiknya dokumen yang belum
dilengkapi dengan daftar arsip sebagai petunjuk pencarian arsip segera dibuat agar
45
4.3. Keterbatasan Laporan Akhir
Ada beberapa keterbatasan dalam penulisan laporan akhir selama penulis melakukan
praktek kerja magang pada kantor badan pendapatan daerah kota palembang , yaitu:
1. Keterbatasan data, karena tidak semua data diperoleh, karena ada data yang bersifat
rahasia, dan tertutup oleh Kantor Badan Pendapaan Daerah Kota Palembang
2. Keterbatasan data, hanya beberapa data dan bukti yang di perbolehkan untuk menjadi
bahan dan data untuk Laporan Akhir Mahasiswa. Yaitu Pembayaran Tagihan PBB, Cetak
Putih PBB, Bukti Penerimaan OP Baru PBB, dan Bukti Peneriman Perubahan Data,
Lembar Ekspedisi pelayanan PBB Pmecahan dan bukti Surat Pemberitahuan Objek Pajak
(SPOP).
46
DAFTAR PUSTAKA
https://peraturan.bpk.go.id
https://bapenda.inhukab.go.id
https://jdih.kemenkeu.go.id
https://www.lamudi.co.id/journal
https://lifepal.co.id/media/nop-adalah
https://proconsult.id/objek-pajak-adalah-pengertian-dan-contoh/
https://sippn.menpan.go.id/pelayanan-publik/8116149/badan-keuangan-daerah/pelayanan-
pemecahan-sppt-pbb-p-2
47
LAMPIRAN
48
49
50