Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN AKHIR PROSEDUR PELAYANAN PEMECAHAN

SERTIPIKAT TANAH, PERUBAHAN DATA DAN OBJEK PAJAK (OP)

BARU BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN / ATAU

BANGUNAN (BPHTB) DI BIDANG PBB & BPHTB PADA KANTOR

BADAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PALEMBANG

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Ujian Komperhensif

Program Diploma III Fakultas Ekonomi

Universitas Sriwijaya

Dibuat:
Muhammad Rizki
01010582024013

KEMENTRIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG
TAHUN 2023/2024
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

KETERANGAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa:

Nama : Muhammad Rizki

Nim : 01010582024013

Program Studi : Diploma III Akuntansi

Konsentrasi : Perpajakan

Telah menyelesaikan praktek kerja/magang pada semester VI Program Diploma III Fakultas

Ekonomi Universitas Sriwijaya

Palembang, Maret 2023

Ketua Program Studi Akuntansi

Hj. Rina Tjandrakirana DP, S.E., M.M., Ak

NIP. 196503111992032002

ii
PERSETUJUAN JUDUL LAPORAN AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa:

Nama : Muhammad Rizki

NIM : 01010582024013

Program Studi : Diploma III Akuntansi

Konsentrasi : Perpajakan

Mata Kuliah : Pajak Daerah

Judul Laporan : Prosedur Pelayanan Pemecahan Sertipikat Tanah,

Perubahan Data dan Objek Pajak (OP) Baru, Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan / atau Bangunan

(BPHTB) di Bidang PBB & BPHTB Pada Kantor

Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang.

Palembang, Maret 2023


Mengetahui
Disetuji
Ketua Program Studi
Dosen Pembimbing Laporan Akhir

Hj. Rina Tjandrakirana DP, S.E., M.M.,


Dr. E. Yusnaini, M.Si., Ak
Ak
NIP. 197704172010122001
NIP. 196503111992032002

iii
LEMBARAN REKOMENDASI UJIAN LAPORAN AKHIR

Pembimbing magang memberikan rekomendasi kepada

Nama : Muhammad Rizki

NIM : 01010582024013

Program Studi : Diploma III Akuntansi

Konsentrasi : Perpajakan

Mata Kuliah : Pajak Daerah

Judul Laporan : Prosedur Pelayanan Pemecahan Sertipikat Tanah,

Perubahan Data dan Objek Pajak (OP) Baru, Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan / atau Bangunan

(BPHTB) di Bidang PBB & BPHTB Pada Kantor

Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang.

Mahassiswa tersebut telah memenuhi persyaratan dan dapat mengikuti Ujian Laporan Akhir

pada tahun Akademik 2023/2024

Palembang, Maret 2023

Dosen Pembimbing Laporan Akhir

Dr. E. Yusnaini, M.Si., Ak

NIP. 197704172010122001

iv
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagimana cara Pelayanan Pemecahan Sertipikat

Tanah, Perubahan Data dan Objek Pajak (OP) Baru dibidang PBB & BPHTB Pada Kantor

Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang berdasarkan pengamatan penulisan selama

melaksanakan praktek kerja magang, maka penulisan mengetahui sistem perpajakan

menganut sistem Self Assesment dan sistem Official Assessment. Diterapkan dalam

penentuan besarnya PBB. Dalam pelayanan PBB & BPHTB perlu adanya Prosedur yang

sesuai dengan kententuan Undang- undang. Pembayaran pajak terjadi lebih dulu dari saat

terutang, ketika pembeli membeli tanah bersertipikat, mereka diharuskan membayar BPHTB

terlebih dahulu sebelum terjadinya transaksi atau sebelum akta dibuat dan ditanda tangani.

Kata Kunci: Pelayanan, Pemecahan Sertipikat Tanah, Perubahaan Data dan Objek

Pajak (OP) Baru BPHTB

Palembang, Maret 2023


Mengetahui
Disetuji
Ketua Program Studi
Dosen Pembimbing Laporan Akhir

Hj. Rina Tjandrakirana DP, S.E., M.M.,


Dr. E. Yusnaini, M.Si., Ak
Ak
NIP. 197704172010122001
NIP. 196503111992032002

ABSTRACT

v
This study aims to find out how the Service for Solving Land Certificates, Data Changes and

New Tax Objects (OP) in the PBB & BPHTB field at the Regional Revenue Agency Office

of Palembang City is based on observations of writing while carrying out internship work

practices, so writing knows that the tax system adheres to the Self Assessment system and the

Official Assessment system. Applied in determining the amount of PBB. In PBB & BPHTB

services, it is necessary to have procedures in accordance with the provisions of the law. Tax

payments occur earlier than when they are due, when buyers buy land with a certificate, they

are required to pay the BPHTB in advance before the transaction takes place or before the

deed is drawn up and signed.

Keywords: Services, Solving Land Certificates, Changes in Data and New BPHTB Tax

Objects (OP).

Palembang, Maret 2023


Chairman of,
Approved
Secretariat Study Program
Supervisor

Hj. Rina Tjandrakirana DP, S.E., M.M.,


Dr. E. Yusnaini, M.Si., Ak
Ak
NIP. 197704172010122001
NIP. 196503111992032002

vi
MOTTO

ORANG YANG MELANGGAR PERATURAN ADALAH SAMPAH, TETAPI ORANG

MENINGGALKAN TEMANNYA SAAT KESUSAHAN LEBIH BURUK DARI

SAMPAH.

Tetap jadi Diri sendiri meski banyak orang yang membenci.

Tetaplah Rendah Hati, Hidup Di dunia hanyalah sementara dan tidak ada kekal abadi

Kupersembakan Untuk:

 Allah SWT

 Orang Tuaku

 Keluargaku

 Ayukku

 Adikku

 Sahabtku

 Almameter Unsri

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho-nya penulisa

dapat menyelesaikan laporan akhir ini dengan judul “PROSEDUR PELAYANAN

PEMECAHAN SERTIPIKAT TANAH, PERUBAHAN DATA DAN OBJEK PAJAK

(OP) BARU BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

(BPHTB) DIBIDANG PBB&BPHTB PADA KANTOR BADAN PENDAPATAN

DAERAH KOTA PALEMBANG”. Adapun tujuan penulisan laporan akhir ini adalah di

program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya. Dalam penulisan laporan

akhir ini tidak telepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik moral maupun

semangat serta doa pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Hj. Rina Tjandrakirana DP, S.E., M.M., Ak Selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya.

2. Ibu Dr. E.Yusnaini, M.Si.,Ak Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memeberikan ilmu dan arahan kepada penulisan selama menempuh pendidikan di

Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya.

3. Ibu Tamara, S.IP, M.Si Selaku Pembimbing Magang yang telah memberikan waktu

dan arahanya kepada penulisan sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan

lancar.

4. Kepada Kedua Orang Tua dan ayuk serta adikku yang telah memberikan Doa dan

Semangat kepada anaknya agar memberikan kemudaan dan kelancaran dalam

penyusunan Laporan Akhir.

Palembang, Maret 2023

viii
Muhammad Rizki

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR...........................................................iii
HALAMAN REKOMENDASIi..........................................................................................v
ABSTRAK...........................................................................................................................v
ABTRACK..........................................................................................................................vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................vii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................viii
DAFTAR ISIi......................................................................................................................x
DAFTAR TABEL...............................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2. Fokus Pengamatan.......................................................................................................5
1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................................5
1.4. Manfaat Penulisan.......................................................................................................6
1.4.1. Bagi Penulis...............................................................................................................6
1.4.2. Bagi Pembaca............................................................................................................7
1.5. Sistematika Penulisan..................................................................................................8
BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PALEMBANG

2.1. Sejarah Singakat Badan Pendapatan Daera..................................................................10

2.2. Susunan Organisasi Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang................................11

2.3. Uraian Tugas Dan Fungsi Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang......................14

2.5. Visi & Misi Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang............................................20

ix
BAB III LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

3.1. Deskripsi Fokus Pengamatan........................................................................................22

3.2. Landasan Teori.............................................................................................................26

3.3. Pelayanan Sertipikat Tanah..........................................................................................26

3.3.1. Pengertian Sertipikat Tanah.......................................................................................27

3.3.2. Dasar-dasar Hukum Yang Mengatur Tentang Pemecahan Sertipikat Tanah............27

3.3.3. Contoh Perhitungan Mengenai Pemecahan Sertipikat Tanah...................................29

3.4. Pelayanan Perubahan Data dan Objek Pajak (OP) Baru..............................................29

3.4.1. Pengertian Perubahan Data dan Objek Pajak (OP) Baru...........................................30

3.4.2. Syarat-syarat Perubahan Data dan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak

(NJOPTKP).........................................................................................................................32

3.4.3. Contoh Perhitunga Perubahan Data dan Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan

Objek Pajak (OP) Baru........................................................................................................33

3.5. Pelayanan Perolehan Hak Atas Tanah dan /atau Bangunan (BPHTB).........................36

3.5.1. Pengertian Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan / atau Bangunan (BPHTB).............36

3.5.2. Syarat-syarat Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan / atau Bangunan (BPHTB).........37

3.5.3. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan /

atau Bangunan (BPHTB).....................................................................................................38

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan...................................................................................................................44

4.2. Saran.............................................................................................................................45

4.3. Keterbatasan Laporan Akhir.........................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Uraian Kegiatan Pelaksanaan Magang

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2. Bagan Struktur Organisasi Badan

Pendapatan Daerah Kota Palembang

Gambar 2.2. Susunan dan Organisasi Badan Pendapatan

Daerah Kota Palembang

Gambar 3.3. Alur Pelayanan

Gambar 3.4. Bukti Penerimaan Perubahan Data PBB

Gambar 3.4. Bukti Peneriman OP BARU PBB

Gambaran 3.4.2. Surat Pemberitahuan Objek Pajak,


Perubahan Data (SPOP)
Gambar 3.5 Alur Pelayanan BPHTB

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat konfirmasi Persetujuan Magang dari Kantor Badan

Pendapatan Daerah Kota Palembang.

Lampiran 2. Lembar Agenda Konsultasi Bimbingan Laporan Akhir

Lampiran 3. Daftar Hadir (Absen) Mahasiswa Praktek Kerja Magang

Lampiran 4. Uraian Kegiatan Harian Praktek Kerja Magang

Lampiran 6. Daftar Penilaian Oleh Dosen Pembimbing Laporan Akhir

xiii
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

TANDA PERSETUJUAN BAB I

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa:

Nama : Muhammad Rizki

NIM : 01010582024013

Program Studi : Diploma III Akuntansi

Konsentrasi : Perpajakan

Mata Kuliah : Pajak Daerah

Judul Laporan : Prosedur Pelayanan Pemecahan Sertipikat Tanah,

Perubahan Data dan Objek Pajak (OP) Baru, Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan / atau Bangunan

(BPHTB) di Bidang PBB & BPHTB Pada Kantor

Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang.

Palembang, Maret 2023

Disetujui,

Dosen Pembimbing Laporan Akhir

Dr. E. Yusnaini, M.Si., Ak

NIP. 197704172010122001

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Mardiasno (2011) Menyatakan, “Pajak adalaah iuran rakyat kepada kas

negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa

timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan bangsa

indonesia, sangat ditentukan oleh kemampuan bangsa untuk dapat memajukan

kesejahteraan masyarakat maka diperlukan dan guna pembiyaan pembangunan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Usaha untuk mencapai tujuan tersebut salah satunya

adalah melalui pajak. Pajak merupakan sumber penerimaan pendapatan yang dapat

memberikan peranan dan sumbangan yang dapat memberikan peran dan sumbangan yang

berarti melalui penyedian sumber dana bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran

pemerintah.

Salah satu sumber dana Pendapatan Daerah Kota Palembang terbesar beruapa pajak.

Selain pajak hotel, reklame dan kendaraan bermotor. yang dimaksud Pajak merupakan

Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan / atau Bangunan (BPHTB) dan PBB & BPHTB,

dan Pemecahan Sertipikat Tanah, Perubahan Data, dan Objek Pajak OP Baru PBB. Pada

Pajak tersebut merupakan salah satu sumber Pendapatan Daerah dimanfaatkan untuk

berbagai fungsi penentuan kebijakan yang terkait dengan tanah dan bangunan memberikan

kontribusi terhadap penerimaan pajak yang relatif. Pajak sumber penerimaan pendapatan

daerah yang sangat potensial bagi wilayah pendapatan daerah, sebagai salah satu pajak

langsung. Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan / atau Bangunan merupakan pajak

pusat, Karena Objek Pajaknya di Daerah, maka perlu dari itu daerah mendapatkan bagian,

1
peran penting pendapatan dan guna untuk rakyat pembagunan fasilitas publik umum ,

maka dari itu badan pendaptan daerah peranpenting berkontribusi meningkatkan

pendapatan daerah. Mengingat perlunya peran pajak bagi kelangsungan dan kelancaran

pembangunan, maka perlu penanganan dan pengelolan yang lebih intensif. Penanganan

dan pengelolaan tersebut dapat dilakukan dengan cara diharapkan untuk masyarakat

mampu menuju tertib dalam melakukan pembayaran pajak dan dapat mampu partisipasi

masyarakat dalam pembiayaan pembangunan. Untuk meningkatkan penerimaan pajak

daerah perlu disempurnkan dengan aparatur pajak dengan memberlakukan peningkatan

mutu para pegawainya dan penggunaan sistem pelayanan pajak yang sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada prinsipnya sistem perpajakan

menganut sistem Sel Assesement, dalam sistem ini wajib pajak diberikan kepercayaan

untuk menghitung, membayar dan melaporkan kewajiban perpajakannya sendiri. Namun

mengingat besarnya, oleh karena itu untuk memberikan pelayanan yang lebih baik,

dilakukan pendataan terhadap Objek Pajak.

Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan / atau Bangunan (BPHTB) dan Pemecahan

Sertipikat, Perubahan Data serta Objek Pajak OP Baru. Setiap orang atau badan yang

memiliki, menguasi artau memperoleh manfaat harus melakukan pembayaran pajak atas

tanah dan atau bangunan wajib mendaftarkan Objek Pajaknya tersebut ke Kantor Badan

Pendapatan Daerah setempat atau ke Kantor pelayanan Pajak (KKP). Yang wilayah

kerjanya meliputi letak / lokasi objek pajak. Pendaftaran tersebut harus dilakukan dengan

mengisi formulir pendaftaran yang disebut Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP).

SPOP tersebut dapat diperoleh secara gratis di setiap Badan Pendapatan Daerah atau

Badan Pelayanan Pajak. Harus memberikan konfirmasi bahwa wajib pajak, untuk

melakukan pendaftaran Tanah dan Bangunannya. Agar dikemudian hari tidak terjdinya

sengketa Tanah dan Bangunan serta terhindarnya tidak membayar pajak. Menurut Menteri

2
Keuangan mengeluarkan suarat keputusan bahwa. Menurut KMK. 523/KMK/04/1998

nilai kelas tanah setiap golongan dibagi menjadi 50 kelas, sedangkan untuk nilai kelas

bangunan setiap golongan dibagi menjadi 20 kelas. Pada dasarnya PBB & BPHTB

menggunakan dua sistem pemungutan yaitu sistem Self Assesment dan Official

Assesment, yang mana kedua sistem tersebut diterapkan dalam kegiatan dalam kegiatan

yang berbeda yaitu sistem Sel Assesment diterapkan dalam kegiatan menyerahkan SPOP,

sedangkan sistem Official Assesment diterapkan dalam penentuan besarnya PBB. Dalam

pelayanan PBB & BPHTB perlu adanya prosedur yang sesuai dengan ketentuan undang-

undang.

Pelayanan itu sangat Perlu dan Butuh tidak hanya di Pelayanan pajak, tetapi di

setiapa sektor publik pelayanan yang sering kali kita ketemuin. Contoh pelayanan rumah

sakit, pelayanan administarsi Bank dan masih banyak yang lainya, maka prosedur

pelayanan memberikan pelayanan sistem. Sistem pelayanan Menurut arti dan kata, Sistem

adalah cara teratur untuk melakukan sesuatu, sistem pelayanan umum sebenarnya

merupakan satu kesatuan faktor yang dibutuhkan dalam terselenggaranya suatu pelayanan

umum, sistem pelayanan umum ini terdiri empat faktor, Pertama sistem prosedur dan

metode yang mendukung kelancaran dalam memberikan pelayanan. Kedua personil

terutama di tekankan pada perilaku aparatur, dalam pelayanan umum aparatur pemerintah

baik dari atau dinas, pegawai selaku personil pelayanan harus memberikan profesional,

disiplin dan terbuka terhadap kritik dan masukan dari pelangan atau waib pajak,

masyarakat. Ketiga sarana dan prasarana dalam pelayanan umum diperlukan peralaatan

dan ruangan kerja serta fasilitas pelayanan misalnya, ruang tunggu, tempat parkir yang

memadai. Keempat masyarakat sebagai pelanggan atau wajib dan masyarkat sangatlah

heterogen baik tingkat pendidikan dan perilaku.

3
KEPMEN PAN No. 63/kep /M. Pan/7/2003 tentang Pedoman umum dalam

penyelenggaraan pelayanan publik, menegaskan bahwa dalam rangka upaya

meningkatkan kualitas pelayanan dan di publikasikan sebagai jaminan adanya kepastiaan

bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang diberlakukan dalam

penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima

pelayanan. Standar pelayanan sekurang-kurangnya memuat, yaitu prosedur pelayanan,

waktu penyelesaian, biaya pelayanan, produk atau jasa pelayanan, sarana dan prasarana,

serta kompetensi petugas pemberi pelayanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan prosedur pelayanan adalah kumpulan dari beberapa perintah yang

harus dilaksanakan dalam menyelasikan pelayanan agar sesuai dengan apa yang

diharapkan, makaa perlukan kejelasan dan kepastian pada setiap tahapnya. Tahapan-

tahapan dalam penyelesaian pelayanan sebagai beikut:

Sumber: Prosedur Pelayanan Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang / BPPD Kota Palembang

(2018)

4
1.1. Fokus Pengamatan

Dari uraian yang telah diperoleh sebelumnya dan hasil pengamatan yang dilakukan

terhadap Perpajakan di badan pendapatan daerah kota Palembang. Fokus adalah prosedur

Pelayanan Pemecahan Sertipikat Tanah, Perubahan Data dan OP Baru (Objek Pajak)

Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan (BPHTB) Di Bidang PBB &

BPHTB Pada Kantor Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang

1.2. Tujuan Penulisan

Berdasarkan judul yang saya ambil, yaitu Prosedur Pelayanan Pemecahan Sertifikat

Tanah, Perubahan Data, dan Objek Pajak (OP) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau

Bangunan (BPHTB) di Bidang PBB & BPHTB Pada Kantor Pendapatan Daerah Kota

Palembang. Maka tujuan yang ingin dicapai dalam fokus pengamatan ini adalah. Untuk

mengetahui cara Prosedur Pelayanan Pemecahan Sertipikat Tanah, Perubahan Data,

dan Objek Pajak (OP) Baru Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan

(BPHTB) di Bidang PBB & BPHTB Pada Kantor Pendapatan Daerah Kota

Palembang

1. Mengetahui Prosedur Pelayanan Pajak Bea Perolehan Hak Atas dan/atau

Bangunan

2. ( BPHTB) dibidang PBB & BPHTB Pada Kantor Badan Pendapatan Daerah

Mengetahui bagaimana Pelayanan Pajak Bea Perolehan Hak Atas dan/atau

Bangunan ( BPHTB) dibidang PBB & BPHTB Pada Kantor Badan Pendapatan

Daerah Mengetahui bagaimana Pemecahan Sertipikat Tanah , Perubahan Data dan

Objek Pajak (OP) Baru Objek Pajak Pada Kantor Badan Pendapatan Daerah

(BAPENDA) Kota Palembang.

5
1.4. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan laporan akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis, agar dapat mengetahui bagaimana Prosedur Pelayanan

Pemecahan Sertipikat Tanah, Perubahan Data, dan objek pajak (OP) Baru

Pajak Bea Perolehan Hak Atas dan/atau Bangunan (BPHTB) dibidang

PBB & BPHTB Pada Kantor Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang.

2. Bagi Kantor Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang, sebagai bahan

masukan bagi pihak magang untuk menyusun laporan akhir

3. Bagi Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya,

sebagai saran menjalin kerjasama dengan Kantor Badan Pendapatan

Daerah Kota Palembang dalam menyediakan lulusan Ahli Madya yang

berkualitas, terampil, dan berpengalaman.

1.4.1. Bagi Penulis

Kemampuan menulis bisa diasah. Salah satu cara mengasah dan menunjang

kemampuan menulis ialah dengan rajin membaca buku. Tidak hanya buku ilmiah, tapi

juga buku fiksi. Seperti yang kita tahu, membaca buku kerap disandingkan dengan

kegiatan intelektual dan akademis. Tak hanya dipandang sebagai sosok yang pintar, orang

yang gemar membaca buku ternyata memiliki kelebihan lain. Terlebih bagi seorang

penulis, membaca menjadi salah satu amunisi. Lewat membaca, para penulis dapat

menemukan inspirasi baru, menambah wawasan, dan bisa menjadi bekal penting dalam

memulai sebuah tulisan. Healthline menyebut, dengan membaca buku, dapat memberi

manfaat bagi kesehatan mental dan fisik. Dan hebatnya, manfaat ini tidak dibatasi waktu.

6
Selain itu, dengan membaca juga dapat menunjang kemampuan menulis seseorang.

Mengapa bisa begitu?

Berikut beberapa manfaat baca buku yang dapat menunjang kemampuan menulis:

1. Meningkatkan Kinerja Otak

2. Menguatkan Empati

3. Memperbanyak Kosakata dan Diksi

4. Mengurangi Stres dan Depresi

5. Membuka Wawasan Baru

1.4.2. Bagi Pembaca

Manfaat bagi pembaca:

1. Pembaca dapat mengetahui, memahami konsep dasar penulisan.

2. Pembaca dapat mengetahui dan memahami Laporan Akhir Mahasiswa dan

serta syarat-syarat dalam Laporan Akhir.

3. Pembaca dapat mengetahui, memahami dan mampu mengimplementasikan

teori, konsep dan langkah-langkah penulisan dan unsur-unsurnya.

4. Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan

untuk mengimplementasikan dalam penulisa. Pembaca dapat mengetahui,

memahami dan menguasai tentang pembuatan makalah.

7
1.5. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan latar

belakang masalah, fokus pengamatan, tujuan penulisan dan manfaat

penulisan, bagi penulis, bagi pembaca, dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PADA BADAN PENDAPATAN

DAERAH KOTA PALEMBANG

Dalam bab ini memberikan gambaran tentang kantor badan pendapatan

daerah kota palembang yang meliputi; Sejarah singkat, susunan organisasi,

uraian tugas dan fungsi, dan vis & misi badan pendapatan daerah kota

palembang

BAB III LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA/MAGANG

Dalam bab ini akan membahas diskripsi fokus pengamatan, serta uraian

kegiatan pelaksanaan praktek kerja magang, landasan teori, dan Pemecahan

Sertipikat Tanah, Perubahan Data dan Objek Pajak (OP) Baru, BPHTB

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan laporan magang yang

menguraikan kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya,

8
kemudian diberikan saran yang bermanfaat bagi badan pendapatan daerah

kota palembang.

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

TANDA PERSETUJUAN BAB II

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa:

Nama : Muhammad Rizki

NIM : 01010582024013

Program Studi : Diploma III Akuntansi

Konsentrasi : Perpajakan

Mata Kuliah : Pajak Daerah

Judul Laporan : Prosedur Pelayanan Pemecahan Sertipikat Tanah,

Perubahan Data dan Objek Pajak (OP) Baru, Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan / atau Bangunan

(BPHTB) di Bidang PBB & BPHTB Pada Kantor

Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang.

Palembang, Maret 2023

Disetujui,

Dosen Pembimbing Laporan Akhir

9
Dr. E. Yusnaini, M.Si., Ak

NIP. 197704172010122001

10
BAB II

GAMBARAN UMUM BADAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PALEMBANG

2.1. Sejarah Singkat Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang

Pada awal pajak dan retribusi pada daerah tingkat I dan tingkat II merupakan urusan

bagian Biro keuangan Pemda masing-masing. Hal tersebut berlaku di Kota Palembang

dengan mengacu pada Perda (Peraturan Daerah). Tingkat II Palembang Nomor 9 tahun

1975 tanggal 11 November 1975 yang merupakan landasan pembentukan Dinas

Pendapatan Daerah yang bertempat di Kota Palembang, Jalan Merdeka No. 21, 19 ilir,

Kec. Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan, 30113. Dan memiliki wewenang

mengelola yang berada di bidang pendapatan daerah, dan bahwa penetapan, penagihan

pajak dan retribusi daerah dengan pendapatan daerah lainnya yang berdasarkan menjadi

hak dan kewenangan Pemerintah Kota Palembang sebagai peraturan yang berlaku.

Berdasarkan Perda (Peraturan Daerah) dan undang-undang Perda Nomor 3 tahun 1980

dibentuklah Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) atau Dinas Pendapatan Daerah

(Dispenda), Kota Palembang dan Struktur Organisasinya berlaku sama diseluruh indnesia,

yang kemudian disempurnakan kembali dengan Perda (Peraturan Daerah) Nomor 3 tahun

1990, dengan adanya Perda (Peraturan Daerah) Nomor 67 tahun 2001 tentang tugas dan

fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang. Seiring dengan adanya perubahan yang

bahwa, adanya pertambahan penduduk serta kegiatan usaha untuk penyempurnaan dan

penyelesaian struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang. Dengan

adanya keluarnya peraturan Pemerintah No 41 tahun 2007 tentang organisasi atau

perangkat daerah, menjelaskan struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota

Palembang tahun 2008 mengalami perubahan yang sesuai dengan peraturan daerah No 9

tahun 2008 tentang struktur organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota

Palembang. Dan telah dikeluarkannya peraturan pemerintah No 18 tahun 2016 tentang

11
perangkat daerah, seluruh satuan kerja perangkat daerah, semua satuan kerja perangkat

daerah (SKPD) tentang perubahan pada struktur organisasi atau nmenklatur, yang

berimbas pada penggabungan beberapa SKPD maupun pemisahan dari SKPD tertentu

yang akhirnya pada januari 2017 Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang. Badan

Pengelolaan Pajak Daerah Kota Palembang bertempat di lingkungan Kecamatan Ilir Barat

I dengan wilayah kerja atau UPT meliputi 18 Kecamatan dan 107 Kelurahan yang berada

di Kota Palembang. Dengan ketentuan dan peraturan yaitu memasukan dana pemerintah

daerah yang disebut pendapatan asli daerah, guna untuk pembiayaan pemerintah kota.

2.2. Susunan Organisasi Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang

Struktur Organisasi adalah sebuah garis hierarki atau bertingkat yang

mendeskripsikan komponen-komponen yang menyusun sebuah instansi, dimana setiap

individu atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang berada pada lingkup instansi tersebut

memiliki posisi dan fungsinya masing-masing. Penyusunan struktur organisasi yang sesuai

dalam manajemen dapat mendorong peningkatan efektivitas kegiatan usaha. Dengan

adanya struktur organisasi, maka stabilitas dan kontinunitas organisasi tetap bertahan.

Struktur organisasi berfungsi sebagai alat untuk membimbing ke arah.

Gambar 2.2. Susunan dan Organisasi Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang

12
Susunan Badan Pendapatan Daerah, Terdiri dari:

1. Kepala Badan

1. Kepala Badan, Bapak Herly Kurniawan, S.Sos, MAP

2. Sekretaris

Sekretaris, Bapak Ikhsan Tosni, SE, M.Si

3. KASUBBAG Umum dan Kepegawaian( pelaksana Tugas)

KASUBBAG Perencanaan dan Pelaporan

1. KASUBBAG Umum dan Kepegawaian (Pelaksana Tugas)

2. KASUBBAG Perencanaan dan Pelaporan, Bapak Ari Wibowo, ST, M.Si

4. Kelompok Jabatan Fungsional Bidang PBB&BPHTB

1. KABID PBB DAN BPHTB, Bapak Mandiri, SSTP, M.Si

2. KASUBBID PBB, Bapak Endi Kurniawan, SH

3. KASUBBID BPHTB, Bapak Yendi Febriandi, S.IP

5. Kelompok fungsional Pajak Daerah Lainnya I,II

1. KABID PAJAK DAERAH LAINYA, Bapak Astan Budianto, SE

2. KASUBBID Pajak Daerah Lainnya I, Bapak Lio Chandra, SH

3. KASUBBID Pajak Daerah Lainnya II, Bapak M. Rizki Saputra, ST, MM

6. Kelompok Jabatan Fungsional Penagihan, Perencanaan dan Pembinaaan Pendapatan

Daerah

7. KABID Penagihan, Perencanaan dan Pembinaaan Pendapatan Daerah, Bapak Beth

Yudha N, SSTP, MPA

8. KASUBBID Penagihan Pajak Daerah, Ibu Hj. Ismayanti, SE, MM

13
1. KASUBBID Perencanaan dan Pembinaan Pendapatan Daerah, Bapak Ahmad

Supriyanto, SH, MH

9. Kelompok Jabatan Fungsional Pengendalian dan Basis data Pajak Daerah

1. KABID Pengendalian dan Basis Data Pajak Daerah, Bapak Yurlian

Adisaputra, SE, M.Si

2. KASUBBID Pengendalian dan Pelayanan Pajak Daerah, Ibu Linda Verawati,

SE, M.Si

3. KASUBBID Basis Data dan Sarana Prasarana Pajak Daerah, Ibu Dra. Lidia,

M.Si

UPT

18 Kecamatan dan 107 Kelurahan

Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang

14
2.3. Tugas dan Fungsi Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang

1. Kepala Badan Pengelolaan Pajak Daerah

Kepala badan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan dibidang

pegelolaan pajak daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang

berlaku dan petunjuk pelaksanaannya.

2. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas membantu kepala badan dalam mengkoordinasi

perencanaan, keuangan dan pelaporan serta menyelenggarakan urusan administrasi umum,

perkantoran, kehumasan dan kepegawaian. Sekretariat mempunyai fungsi, yaitu:

1. Koordinasi penyusunan dokumen perencanaan, keuangan dan pelaporan.

1. Pelaksanaan urusan administrasi umum.

2. Pelaksanaan urusan rumah tangga, perlengkapan dan perkantoran.

3. Pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian.

4. Pelaksanaan urusan kehumasan

5. Pelaksanaan fasilitasi hukum dan perundang-undangan

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Menyusun rencana program dan kegiatan sub bagian umum dan kepegawaian.

2. Mengelola administrasi umum dan surat menyurat.

3. Mengelola kearsipan dan kepustakaan.

4. Mengelola administrasi barang, perlengkapan, dan kendaraan dinas.

5. Mengelola urusan rumah tangga, kehumasan, dan keprotokolan.

15
6. Mengelola adminstrasi kepegawaian, dan perjalanan dinas.

7. Melaporkan hasil kerja dan capaian kinerja.

8. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya

4. Sub bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Menyusun rencana program dan kegiatan sub bagian keuangan.

2. Menyusun rencana anggaran kerja dinas.

3. Menyusun rencana plafon kebutuhan anggaran dan penggunaan anggaran.

4. Mengelola administrasi keuangan belanja langsung dan belanja tidak

langsung.

5. Menyusun dan menganalisa laporan keuangan.

6. Melaporkan hasil kerja dan capaian kinerja.

7. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

5. Sub bagian Perencanaan dan Pelaporan

Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas antara lain;

1. Menyusun rencana program dan kegiatan sub bagian perencanaan dan

pelaporan.

2. Melaksanakan koordinasi penyusunan program dan kegiatan antar bidang.

3. Menyusun dokumen perencanaan dinas.

4. Mengukur capaian kinerja program dan kegiatan bidang.

5. Monitoring dan evaluasi capaian kinerja dinas.

6. Menyusun dokumen pelaporan dinas.

7. Melaporkan hasil kerja dan capaian kinerja


16
6. Bidang Pengelolaan Piutang Pajak Daerah

Bidang Pengelolaan Piutang Pajak Daerah mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Badan meliputi penagihan, keberatan, administrasi

penghapusan, dan pelaporan piutang pajak daerah. Bidang Pengelolaan Piutang Pajak

Daerah mempunyai fungsi;

1. Penyusunan rencana programdan kegiatan di bidang Pengelolaan Piutang

Pajak Daerah.

2. Pelaksanaan program dan kegiatan di bidang Pengelolaan Piutang

Pajak Daearah.

3. Pelaksanaan penatausahaan di bidang Pengelolaan Piutang Pajak Daerah.

4. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi di bidang Pengelolaan Piutang Pajak

Daerah.

5. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga/instansi

lainnya terkait kegiatan di bidang Pengelolaan Piutang Pajak Daerah

7. Sub bagian Penagihan Piutang Pajak Daerah

1. Menyusun rencana program dan kegiatan sub bagian Penagihan Piutang Pajak

Daerah.

2. Merumuskan kebijakan tentang sistem dan prosedur penagihan piutang pajak

daerah.

3. Melaksanakan penagihan piutang pajak daerah.

4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi penagihan piutang pajak daerah.

5. Membuat dan menyampaikan surat teguran.

6. Membuat laporan hasil penagihan piutang pajak daerah.

17
8. Bidang Pengelolaan Piutang Pajak Daerah

Bidang Pengelolaan Piutang Pajak Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Badan meliputi penagihan, keberatan, administrasi penghapusan, dan

pelaporan piutang pajak daerah. Bidang Pengelolaan Piutang Pajak Daerah mempunyai

fungsi;

1. Penyusunan rencana programdan kegiatan di bidang Pengelolaan Piutang

Pajak Daerah.

2. Pelaksanaan program dan kegiatan di bidang Pengelolaan Piutang Pajak

Daearah.

3. Pelaksanaan penatausahaan di bidang Pengelolaan Piutang Pajak Daerah.

4. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi di bidang Pengelolaan Piutang Pajak

Daerah.

5. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga/instansi lainnya

terkait kegiatan di bidang Pengelolaan Piutang Pajak Daerah.

9. Sub bagian Penagihan Piutang Pajak Daerah

1. Menyusun rencana program dan kegiatan sub bagian Penagihan Piutang Pajak

Daerah.

2. Merumuskan kebijakan tentang sistem dan prosedur penagihan piutang pajak

daerah.

3. Melaksanakan penagihan piutang pajak daerah.

4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi penagihan piutang pajak daerah.

5. Membuat dan menyampaikan surat teguran.

6. Membuat laporan hasil penagihan piutang pajak daerah.

7. Melaporkan hasil kerja dan capaian kinerja


18
10. Sub bagian Keberatan Piutang Pajak Daerah

1. Menyusun rencana program dan kegiatan sub bidang keberatan piutang

pajakdaerah.

2. Melakukan proses administrasi terhadap keberatan piutang pajak daerah

yangdiajukan oleh wajib pajak.

3. Melakukan proses usulan penghapusan piutang pajak daerah sebagai

bahankeputusan walikota.

4. Menyelenggarakan monitoring dan evalusi kegiatan di sub bagian

keberatanpiutang pajak daerah.

5. Melaporkan hasil kerja dan capaian kinerja.

6. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

11. Sub bidang Pembukuan Piutang Pajak Daerah

1. Menyusun rencana program dan kegiatan sub bagian pembukuan piutang

pajakdaerah.

2. Melakukan pengecekan piutang wajib pajak yang mengajukan tutup usaha.

3. Menyelenggarakan pembukuan piutang pajak daerah.

4. Membuat pelaporan piutang pajak daerah.

5. Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi kegiatan di sub bagian

pelaporanpiutang pajak daerah.

6. Melaporkan hasil kerja dan capaian kinerja.

19
2.5. Visi dan Misi

Visi

Terwujudnya pengelolaan pendapatan daerah yang profesional untuk mendukung

pelaksanaan pembangunan daerah yang mandiri dan sejahtera.

Misi

1. Merumuskan dan menyusun kebujakan teknis dibidang pengelolaan pendapatan daerah.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur bidang pendapatan daerah yang sesuia

dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good govern)

3. Menjalin jejaring kerja (networking) dankoordinasi secara sinergis dibidang pendapatan

daerah

20
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

TANDA PERSETUJUAN BAB III

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa:

Nama : Muhammad Rizki

NIM : 01010582024013

Program Studi : Diploma III Akuntansi

Konsentrasi : Perpajakan

Mata Kuliah : Pajak Daerah

Judul Laporan :Prosedur Pelayanan Pemecahan Sertipikat Tanah,

Perubahan Data dan Objek Pajak (OP) Baru, Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan / atau Bangunan

(BPHTB) di Bidang PBB & BPHTB Pada Kantor

Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang.

Palembang, Maret 2023

Disetujui,

Dosen Pembimbing Laporan Akhir

Dr. E. Yusnaini, M.Si., Ak

NIP. 197704172010122001

21
BAB III

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

3.1. Deskripsi Fokus Pengamatan

Pada Penulisan Bab III ini, bahwa saya telah melaksanakan kegiatan praktek magang

yang bertempat di Kantor Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang, Sumatera Selatan

303113, pada awal mulai dari tanggal 30 Januari s/d 31 Maret 2023. Selama pelaksanaan

praktek kerja magang penulis ditempatkan pada di bidang PBB & BPHTB yang mengurus

Pelayanan Pengambilan bukti cek PBB, serta rekaptulasi dokumen masuk yang mengenai

perubahan nama atau revisi nama, yang disebut sebagai Perubahan Data sih wajib pajak dan

serta melakukan mencetak bukti pembayaran Pemcahan Sertipikat Tanah, atau disebut

tagihaan pajak atas tanah dan bangunan yang harus dibayar sih wajib pajak. dan menginput

Nomor Objek Pajak (NOP) di Pelayanan Pengambilan PBB & BPHTB. Adapun uraian

kegiatan yang dilakukan penulisan selama praktek kerja magang 2 Bulan yaitu:

Tabel 3.1 Uraian Kegiatan Pelaksanaan Magang

Hari/Tanggal
No Jenis Kegiatan
Minggu

Minggu ke 1

Perkenalan divisi dan bidang PBB & BPHTB Kantor


1 Senin/30 Januari 2023
Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang.

Mempelajari cara menginput data Pemecahan,


2 Selasa/31 Januari 2023
Perubahan data, dan Nomor Objek Pajak OP

3 Rabu/1 Februari 2023 Rekapitulasi dokumen daftar cetak SPPT PBB

4 Kamis/2 Februari 2023 Rekapitulasi dokumen PBB atas jual beli

Mencatat agenda dan melaporkan masukan atas


5 Jumat/3 Februari 2023
perubahan nama dan alamat PBB & BPHTB

22
Minggu ke 2

Rekapitulasi dokumen PBB pada PT Pertamina dan PT


6 Senin/6 Februari 2023
Pupuk Pusri

Menyusun berkas Piagam Plakat Wajib pajak sesuai


7 Selasa/7 Februari 2023
dengan kecamatan pada PBB&BPHTB

8 Rabu/8 Februari 2023 Mencatat Agenda masuk tentang Ekpedisi masuk

Mencatat Buku Agenda masuk tentang revisi perubahan


9 Kamis/9 Februari 2023
nama PBB & BPHTB

Mencatat agenda masuk tentang Permohonan PBB &


10 Jumat/10 Februari 2023
BPHTB

Minggu ke 3

Mencatat buku agenda masuk tentang pembetulan PBB


11 Senin/13 Februari 2023
& BPHTB

Mengcek atau rekapitulasi tentang data dengan sesuai


12 Selasa/14 Februari 2023
perkecamatan

13 Rabu/15 Februari 2023 Menggetik berkas SK pada PT Pertamina

14 Kamis/16 Februari 2023 Menggetik berkas SK pada PT bank sumsel

Mengantar berkas cek OP, Perubahan data dan


15 Jumat/17 Februari 2023
Pemecahan di loket pelayanan.

Minggu ke 4

Membantu Scan ulang perizinan, menyimpan dan


16 Senin/20 Februari 2023
menata arsip PBB & BPHTB

Izin, tidak masuk dikarenakan Bimbingan sama dosen


17 Selasa/21 Februari 2023
pembimbing.

18 Rabu/ 22 Februari 2023 Scan ulang perizinan, menyimpan dan menata arsip

23
PBB&BPHTB

Kamis/23 Februari 2023 Izin, tidak masuk dikarenakan Bimbingan sama Dosen
19
Pembimbing.

20 Jumat/24 Februari 2023 Izin, tidak masuk dikarenakan saya sedang sakit.

Minggu ke 5

Senin/27 Februari 2023 Merekap daftar cetak SPPT PBB 21-02-2023


21
Perubahan data

Selasa/ 28 Februari 2023 Pencatatan buku PBB masukan rekapitulasi berkas


22
Pajak dan mencocok nama nya pemiliknya

Rabu/1 Maret 2023 Pencatatan masukan atas perubahaan / keluhaan


23
permohonan surat revisi nama PBB

Kamis / 2 Maret 2023 Mengantar berkas cek OP, Perubahan data dan
24
Pemecahan di loket pelayanan.

Jumat / 3 Maret 2023 Mencatat buku agenda masuk tentang revisi alamat dan
25
balik nama PBB&BPHTB

Minggu ke 6

26 Senin/5 Maret 2023 Mencetak bukti pembayaran sih wajib pajak di

pelayanan loket pengambilan.

27 Selasa/ 6 Maret 2023 Mencetak bukti pembayaran sih wajib pajak di

pelayanan loket pengambilan.

28 Rabu/ 7 Maret 2023 Mengantar berkas cek OP, Perubahan data dan

Pemecahan di loket pelayanan.

29 Kamis/ 8 Maret 2023 Mengrekap bukti PBB sesuai daftar masukan

30 Jumat / 9 Maret 2023 Menggetik berkas SK pada PT bank sumsel

24
Minggu ke 7

31 Senin/12 Maret 2023 Mencatat agenda masuk tentang Permohonan PBB &

BPHTB

32 Selasa/13 Maret 2023 Menginput data daftar cetak SPPT PBB 21-02-2023

Pemecahan

33 Rabu/14 Maret 2023 Menginput data daftar cetak SPPT PBB 21-02-2023

OP Baru (Objek Pajak).

34 Kamis/15 Maret 2023 Mencetak bukti pembayaran sih wajib pajak di

pelayanan loket pengambilan.

35 Jumat/16 Maret 2023 Mencatat agenda masuk tentang Permohonan PBB &

BPHTB

Minggu ke 8

36 Senin/20 Maret 2023 Mencatat buku agenda masuk tentang revisi alamat dan

balik nama PBB & BPHTB

37 Selasa/21 Maret 2023 Mengantar berkas cekOP, Perubahan data dan

Pemecahan di loket pelayanan.

38 Rabu/22 Maret 2023 Mencatat Buku Agenda masuk tentang revisi perubahan

nama PBB&BPHTB

39 Kamis/23 Maret 2023 Menggantarkan berkas masukan ke ruangan BPHTB

40 Jumat/24 Maret 2023 Pencatatan masukan atas perubahan / keluhan

permohonan surat revisi nama PBB

Minggu ke 9

41 Senin/27 Maret 2023 Mencatat buku agenda masuk tentang atas jual beli

tanah

25
42 Selasa/28 Maret 2023 Menggetik berkas SK masuk

43 Rabu/29 Maret 2023 Mendata fasilitas PBB&BPHTB

44 Kamis/30 Maret 2023 Selesai kegiatan kerja praktek magang

44 Kamis/30 Maret 2023 Mencetak bukti pembayaran PBB dan tagihan PBB

45 Jumat / 31 Maret 2023 Mencetak bukti pembayaran PBB dan tagihan PBB

3.2. Landasan Teori

Landasan Teori merupakan hasil dari kegiatan apa yang dilakukan selama kegiatan

praktek kerja magang, Landasan Teori yang saya ambil merupakan mengenai Prosedur

Pelayanan, Pemecahan Sertipikat Tanah, Perubahan Data dan Objek Pajak (OP) Baru , Bea

Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan (BPHTB) Pada Kantor Badan Pendapatan

Daerah Kota Palembang. Judul yang saya ambil dari selama kegiatan praktek kerja magang.

3.3. Pelayanan Pemecahan Sertipikat Tanah

Sertifikat hak atas tanah menurut undang-undnag Pokok Agraria (UUPA) merupakan

alat bukti yang kuat bagi pemiliknya, artinya bahwa selama tidak dapat dibuktikan sebaliknya

data fisik dan data yuridis yang tercantum di dalamnya harus diterima sebagai data yang

benar. Sudah barang tentu data fisik maupun data yuridis yang tercantum dalam buku

sertifikat tanah dan suarat bukti untuk dalam mengajukan saat di pelayanan. Selain itu

sertipikat tanah juga alat bukti yang kuat, sebagai alat bukti mutlak, hal akan berkaitan di saat

pendataan dengan sistem publikasi yang dianut oleh hukum pertanahan. Wajib pajak

mengajukan permohonan pemecahan data PBB P-2 dengan mengisi formulir surat

pemberitahuan Objek pajak (SPOP) dan lampirkan surat pemberitahuan objek pajak

(LSPOP), Petugas pelayanan pajak daerah melakukan penelitian kelengkapan dan kebenaran

data berkas permohonan. Jika benar dan lengkap, wajib pajak menerima tanda terima berkas.

Jika belum, dikembalikan ke pemohon, penelitian / verfikasi oleh kasubbid penetapan dan

pelaporan, verfikasi oleh Kabid pendapatan, verfikasi oleh Kasubbid Perencanaan dan

26
Pengembangan untuk diteruskan ke petugas pegolah data. Petugas pengolah data meneliti

berkas SPOP dan LSOP, kemudian mengentry data pemecahan ke sistem PBB Online.

Petugas mencetak SPPT PBB P-2 Objek Pajak yang telah dipecah di sistem PBB Online.

Pemohon / wajib pajak menerima SPPT PBB-2 yang telah dipecah.

Gambar 3.3. Alur Pelayanan

3.3.1. Pengertian Pemecahan Sertipikat Tanah

Definisi Pemecahan Sertipikat Tanah di bidang tanah jika suatu bidang tanah yang

sudah di daftar akan di pecah secara sempurna menjadi beberapa bagian yang masing-masing

merupakan satuan bidang baru dengan status hukum yang sama dengan bidang tanah semula.

3.3.2. Dasar- Dasar Hukum Yang Mengatur Tentang Pemecahan Sertipikat Tanah

Adapun tentang cara peralihan hak dengan disertai pemecahan tanah, maka peraturan

yang mendasari pelaksanaan peralihan hak tersebut adalah:

1. Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok-Pokok

Agraria. Yang terdapat pada pasal:

a. pasal 19 ayat (1),(2),(3) dan (4)

1. Ayat (1), yang berbunyi “Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan

Pendaftaran Tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan

yang diatur dengan Peraturan Pemerintah’’.

27
2. Ayat (2), yang berbunyi ’’ pendaftaran tersebut dalam ayat (1) pasal ini meliputi

a. pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah.

b. pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut.

c. pemberiaan surat-surat tanda bukti yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat’’.

3. Ayat (3), yang berbunyi ’’Pendaftaran Tanah diselenggarakan dengan mengingat

keadaan Negara dan masyarakat, keperluan lalu lintas sosial-ekonomi serta kemungkinan

penyelenggaraannya, menurut pertimbangan Menteri Agraria’’.

4. Ayat (4), yang berbunyi ’’Dalam Peraturan Pemerintah diatur biaya-biaya yang

bersangkutan dengan ketentuan bahwa rakyat yang tidak mampu disebabkan dari

pembayaran biaya-biaya tersebut’’.

b. Pasal 20 ayat (1) dan (2)

1. Ayat (1), yang berbunyi ’’Hak Milik adalaah terkuat, terkuat, terpenuh dan turun temurun

yang dapat dipunyai atas tanah orang dengan mengingat ketentuan dalam pasal 6 (semua hak

miliki fungsi sosial)’’.

2. Ayat (2), yang berbunyi ’’Hak Milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain’’.

c. Pasal 26 ayat (1), yang berbunyi ’’Jual-beli, penukaran, penghibahan, pemberian dengan

wasiat, pemberian menurut adat dan peraturan-peraturan lain yang dimaksudkan untuk

memidahkan Hak Milik serta pengawasannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang pendaftaran Tanah yang terdapat

pada pasal:

a. Pasal 1 ayat (1), yang berbunyi “Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur

meliputi pengumpulan, pengelolaan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharan data

fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah

dan satuan-stuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi

28
bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan milik atas satuan rumah susun serta

hak-hak tertentu yang membebaninya’’.

3. PP No 46 Tahun 2002 tentang tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang

berlaku pada BPN

4. Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala BPN No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No 24 tahun 1997 tentang pendaftaran Tanah

5. Peraturan Menteri Negara Agraria No 3 Tahun 1997 tentang Pemindahan Hak Atas Tanah

6. UU No 56 Prp Tahun 1960 tentang Tanah Pertanian

3.3.3. Contoh Perhitungan Mengenai Pemecahan Sertipikat Tanah

Dalam hal ini adalah bahwa perhitungan Pemecahan Sertipikat Tanah, tentu akan berbeda-

beda tergantung dari luas tanah yang yang akan dipecah

Luas Tanah Perhitungan

Tarif ukur = (Luas / 500 x HSBKu) + Rp


≤10 hektare
100.000,-

Tarif ukur = (Luas / 400 x HSBKu) + Rp


10 hektare – 1,000 hektare
14.000.000,-

Tarif ukur = (Luas / 10.000 x HSBKu) + Rp


>1.000
134.000.000,-

1. TU = Tarik Ukur

2. HSBKU = Harga Satuan Biaya Khusus Kegiatan Pengukuran

3. L = Luas Tanah

4. TPA = Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A

5. HSBKPA = Harga Satuan Biaya Khusus Panitian A

29
3.4. Pelayanan Perubahan Data dan Objek Pajak (OP) Baru

1. Pelayanan Perubahan Data

Perubahan Data yaitu Permohonan atas nama yang akan diubah, atau tempat alamat sih

wajib pajak yang salah yang akan diubah. Dilakukan dengan cara mengisi dan mendatangani

Formulir Perubahan Data Wajib Pajak, dan melampirkan dokumen pendukung yang

menunjukkan adanya perubahan data terkait perubahan wajib pajak orang pribdai menjadi

Wajib Pajak Warisan belum Terbagi, dokumen pendukung yang harus dilampirkan.

Perubahan dilakukan paling lama 1 hari kerja. Pastikan dokumen persyaratan sudah lengkap,

ambil Nomor antrian bisa juga datang di KKP (Kantor Pelayana Pajak) atau ke Badan

Pendapatan Daerah Kota Palembang yang tinggal sesuai kedudukan, bawa dokumen ke loket

yang tersedia, petugas mengecek dokumen persyaratan jika sudah lengkap maka petugas

melakukan perekaman data dan memberikan bukti penerima surat, mohon meninggalkan

pesan jika kartu surat pemberitahuan perubahan data mau diambil langsung.

Gambar 3.4. Bukti Penerimaan Perubahan Data PBB

30
2. Pelayanan Objek Pajak (OP) Baru

Wajib pajak mengajukan permohonan pendaftaran objek pajak baru PBB P-2 dengan

mengisi formulir surat pemberitahuan objek pajak (SPOP) dan lampiran surat pemberitahuan

objek pajak (LSPOP), Petugas pelayanan pajak daerah melakukan penelitian kelengkapan

dan kebenaran data berkas permohonan. Jika benar dan lengkap, wajib pajak (WP) menerima

tanda terima berkas. Jika belum, dikembalikan ke pemohon. Penelitian / Verfikasi oleh

Kasubbid penetapan dan pelaporan, verfikasi oleh Kabid Pendapatan Daerah, verfikasi oleh

Kasubbid. Perencanaan dan Pengembangan Pendapatan untuk diteruskan ke petugas

pengolah data, petugas data pengolah data meneliti berkas SPOP dan LSOP, kemudian

mengentri data ke sistem PBB Online, petugas mencetak SPPT PBB P-2 Objek Pajak yang

telah didaftarkan di sistem PBB Online, Pemohon / Wajib Pajak menerima SPPT PBB P-2.

Gambar 3.4. Bukti Peneriman OP BARU PBB

31
3.4.1. Pengertian Perubahan Data dan Pengertian Objek Pajak (OP) Baru

1. Pengertian Perubahan Data

Perubahan Data adalah Perubahan Data wajib pajak dan / atau PKP yang dapat berupa

perubahan nama, perubahan bentuk badan, pembetulan, perubahan alamat dalam wilayah

kerja KPP yang sama, Perubahan jenis usaha perubahan status usaha, atau perubahan data

balik nama waris sertipikat tanah dan lainnya, tidak termasuk.

1. Data dan/atau informasi yang terdapat dalam administrasi perpajakan berbeda

dengan keadaan yang sebenarnya, dan

2. Perubahan data dimaksud tidak mengakibatkan pemindahan tempat wajib pajak

terdaftar.

1. Perubahan identitas wajib pajak;

2. Perubahan alamat tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha wajib pajak,

3. Perubahan sumber penghasilan wajib pajak;

4. Perubahan wajib pajak menjadi pajak warisan belum terbagi; atau

5. Terdapat kesalahan tulis data wajib pajak pada administrasi

2. Pengertian Objek Pajak (OP) Baru

Objek Pajak baru Pajak Bumi dan Bangunan adalah Bumi dan/atau Bangunan yang

dimilik, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan

yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.Termasuk

dalam pengertian Bangunan adalah Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks

bangunan seperti hotel, pabrik, yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleks bangunan.

1. Objek pajak yang tidak dikenakan PBB adalah Objek Pajak sebagai Berikut:

1. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dibidang ibadah, sosial,

kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksudkan untuk

32
memperoleh keuntungan, seperti mesjid, gereja, rumah sakit pemerintah, sekolah,

panti asuhan, candi, dan lainlain.

2. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau yang sejenis dengan itu.

3. Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah

penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu

hak.

4. Digunakan oleh perwakilan diplomatik berdasarkan asas perlakuan timbal balik.

5. Digunakan oleh badan dan perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh

Menteri Keuangan.

2. Adapun PBB yang dikenakan Objek Pajak Sebagi Berikut:

1. Jalan Tol
2. Kolam Renang
3. Rumah Mewah
4. Tempat Olahraga
5. Galangan Kapal, Dermaga
6. Taman Mewah
7. Tempat penampungan / kilang minyak, air dan gas, pipa minyak

3.4.2. Syarat- syarat Perubahan Data dan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak

(NJOPTKP)

1. Syarat-syarat Perubahan Data

Persyarat dokumen perubahan data wajib pajak. Ada ketentuan menegnai dokumen

yang di persyaratkan dalam pengajuan Perubahan Data Wajib Pajak. Ketentuan yang berlaku

hanya mengatur bahwa permohonan perubahan data wajib pajak di lamprin dengan dokumen

pendukung tersebut, termasuk dokumen. Hanya saja khusus untuk perubahan data terkait

perubahan wajib pajak orang pribadi menjadi wajib pajak warisan. Harus memberikan

dokumen pendukung yang akan di lamprikan meliputi:

33
1. Fotocopy akta kematian, surat kematian, atau dokumen sejenis:

2. Dokumen yang menunjukkan kedudukan sebagai wakil wajib pajak warisan belum terbagi

sebagai berikut:

1. Fotocopy kartu NPWP salah satu ahli waris, dalam hal warisan yang belum terbagi

diwakili oleh salah satu ahli waris:

2. Fotocopy akta atau surat wasiat atau dokumen lain yang dipersemakan, dan fotocopy

kartu NPWP pelaksana wasiat, dalam hal peninggalan, dan

3. surat kuasa hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 ayat (3) undang-undang

KUP, dalam hal permohonan perubahan data dilaksanakan oleh seorang kuasa.

Gambaran 3.4.2. Surat Pemberitahuan Objek Pajak, Perubahan Data (SPOP)

34
2. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP)

Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) merupakan suatu batas NJOP

dimana wajib pajak tidak terutang pajak. Maksudnya adalah apabila seorang wajib pajak

memiliki objek pajak yang nilainya dibawah NJOPTKP, maka wajib pajak tersebut

dibebaskan dari pembayaran pajak. Selain itu, bagi setiap wajib pajak yang memiliki objek

pajak yang nilainya melebihi NJOPTKP, maka perhitungan NJOP sebagai dasar perhitungan

pajak terutang dilakukan dengan terlebih dahulu mengurangkan NJOP dengan NJOPTKP.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 77 ayat (4), besarnya NJOPTKP

ditetapkan paling rendah sebesar sepuluh juta rupiah untuk setiap wajib pajak. Hal ini berarti

setiap daerah diberi keleluasaan untuk menetapkan besarnya NJOPTKP yang dipandang

sesuai dengan kondisi daerahnya masing-masing, dengan ketentuan minimal sepuluh juta

rupiah. Besanya NJOPTKP ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten / kota.

3.4.3. Contoh Perhitunga Perubahan Data dan Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara

Perhitungan Objek Pajak (OP) Baru

1. Contoh Perhitungan Perubahan Data

Merujuk PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah pada pasal 61 ayat (3)

untuk pendaftaran peralihan hak karena pewarisan yang diajukan dalam waktu 6 bulan sejak

tanggal meninggalnya pewaris, maka tidak akan dipungut biaya pendaftaran. Dalam hal

Peubahan Data mengenai, Perubahan Data balik nama waris sertipikat tanah, harus perlu

dihitung berdasarkan tanah yang dikeluarkan oleh kantor, dengan Rumus Perhitungan.

Contoh jika nilai tanah per meter persegi sebesar Rp 500.000 dan luas tanah 1,000 meter

persegi

(Nilai tanah per meter persegi) x (luas tanah = maka biaya balik nama sertipikat tanah

meter persegi) / 1,000 meter persegi warisan senilai Rp 500.000

35
2. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan OP Baru (Objek Pajak)

Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Untuk NJOP bumi dan/atau bangunan kurang dari atau sama dengan Rp.1.000.000.000,-

(satu milyar rupiah), tarif pajak ditetapkan sebesar 0,125% (nol koma seratus dua puluh

lima persen)

2. untuk NJOP bumi dan/atau bangunan diatas Rp.1.000.000.000,-(satu milyar rupiah), tarif

pajak ditetapkan sebesar 0,3% (nol koma tiga persen).

Besaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan yang terutang dihitung dengan cara

mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak setelah dikurangi NJOPTKP sebesar

sepuluh juta rupiah. Secara umum perhitungan pajak bumi dan bangunan adalah sesuai

dengan rumus berikut:

1. Peraturan Daerah (PERDA) Kota Palembang Nomor 3 Tahun 2021

2. Perubahan atas Peraturan Daerah 2 Tahun 2018 tentang Pajak Daerah

Pajak Terutang = Tarif Pajak × Dasar Pengenaan

= Tarif Pajak × NJKP

= Tarif Pajak × (NJOP – NJOPTKP)

= Tarif Pajak ×(NJOP Bumi +NJOP Bangunan) – NJOPTKP

Alur Perhitungan :

 NJOP Bumi = Luas Tanah × Ketentuan Nilai Jual Bumi

36
 NJOP Bangunan = Luas Bangunan × Ketentuan Nilai Jual Bangunan

NJKP = (NJOP Bumi + NJOP Bangunan) –


Keterangan
NJOPTKP

NJOP Nilai Jual Objek Pajak

NJKP Nilai Jual Kena Pajak

NJOPTKP Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak

Besarnya pokok pajak yang terutang adalah sebagai berikut:

1. NJOP Bumi : 800 × Rp. 300.000,00 = Rp. 240.000.000,00

2. NJOP Bangunan :

a. Rumah dan garasi 400 × Rp. 350.000,00 = Rp. 140.000.000,00

b. Taman 200 × Rp. 50.000,00 = Rp. 10.000.000,00

c. Pagar (120 × 1,5) × Rp. 175.000,00 =Rp. 31.500.000,00+

Total NJOP Bangunan Rp. 181.500.000,00

Total NJOP Bumi dan Bangunan = Rp. 421.500.000,00

Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena pajak =Rp. 10.000.000,00-

3. Nilai Jual Objek Pajak Kena Pajak Rp. 411.500.000,00

4. Tarif pajak yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah 0,125%

5. Pajak Bumi dan Bangunan terutang :

0,125% × Rp. 411.500.000,00 = Rp. 514.375

37
Gambar 3.4.3. Objek Pajak PBB

3.5. Pelayanan Perolehan Hak Atas Tanah dan / atau Bangunan (BPHTB)

Wajib pajak menyerahkan berkas BPHTB ke loket pelayanan pendaftaran, petugas

pelayanan pendaftaran memeriksa berkas permohonan Wajib Pajak untuk dilakukan validasi

berkas BPHTB, jika berkas tidak lengkap maka petugas pelayanan pendaftaran menginput

dan mencatat dalam buku kendali untuk diberikan nomor pelayanan. Jika berkas tidak

lengkap, petugas pelayanan memberitahukan kepada Wajib Pajak untuk dilengkapi kembali

berkas SSPD BPHTB, jika berkas SSPD BPHTB ke Kasubbid Pendataan, Penilaian dan

Penetapan atas BPHTB yang diajukan wajib pajak untuk melakukan penilaian, setelah

dilakukan penelitian, penilaian, dan penetapan oleh Petugas Penilaian, berkas SSPD BPHTB

di serahkan Kepala Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang untuk diminta persetujuan

dan atau pengesahan yang dilakukan oleh petugas penilaian, setelah disetujui oleh Kepala

Bidang dan Kepala Badan, berkas SSPD BPHTB yang sudah disetujui kepada wajib pajak

untuk melakukan pembayaran BPHTB pada Bank yang ditunjuk, berkas SSPD BPHTB wajib

38
pajak yang sudah di bayar di tanda tangani oleh Kepala Badan Daerah Kota Palembang atau

Pejabat yang berwenang dan menyerahkan bukti setor dari Bank yang di setujui. Berkas

SSPD yang sudah di tanda tangani di serahkan kepada wajib pajak.

Gambar 3.5 Alur Pelayanan BPHTB

3.5.1. Pengertian Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan / atau Bangunan (BPHTB)

Pengertian BPHTB adalah pungutan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.

Pungutan ini ditanggung oleh pembeli dan hampir mirip dengan pajak penghasilan (PPh) bagi

penjual. Dengan begitu, pihak penjual dan pembeli sama-sama memiliki tanggung jawab

untuk membyar pajak. Tarif BPHTB dan subjek yang dikenakan, awalnya BPHTB dipungut

oleh pemerintah pusat, namun setelah terbit undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang

pajak daerah dan retribusi daerah, BPHTB dialihkan menjadi salah satu jenis pajak yang

dipungut oleh pemerintah kabupaten/kota. BPHTB dikenakan kepada seorang individu atau

badan karena mereka mendapatkan hak atas tanah atau bangunan secara hukum. Tarif

BPHTB adalah 5% dari harga jual yang dikurangi dengan nilai perolehan objek pajak tidak

kena pajak (NPOPTKP). Pembayaran pajak terjadi lebih dulu dari pada saat terutang, ketika

pembeli membeli tanah bersertifikat, mereka diharuskan membayar BPHTB terlebih dahulu

sebelum terjadinya transaksi.

39
3.5.2. Syarat-syarat Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan / atau Bangunan (BPHTB)

Syarat Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. Adapun persyaratan bea

perolehan hak atas tanah dan bangunan Jika anda melakukan jual beli, maka persyaratan

BPHTB yang harus dipenuhi adalah:

1. SPPD BPHTB

2. Fotokopi SPPT PBB untuk tahun yang bersangkutan.

3. Fotokopi KTP wajib pajak.

4. Fotokopi STTS / struk ATM bukti pembayaran PBB

5. Fotokopi bukti kepemilikan tanah seperti sertifikat, akta jual beli, letter C atau girik.

6. Jika anda mendapatkan tanah atau rumah untuk hibah, waris, atau jual beli waris, maka

syarat BPHTB yang diperlukan sebagai berikut:

7. SPPD BPHTB

8. Fotokopi SPPT PBB untuk tahun yang bersangkutan.

9. Fotokopi KTP wajib pajak.

10. Fotokopi STTS/struk ATM bukti pembayaran PBB.

11. Fotokopi bukti kepemilikan tanah, seperti sertifikat, akta, jual beli,letter C, atau girik.

12. Fotokopi surat keterangan waris atau akta hibah

13. Fotokopi KK.

40
3.5.3. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan Bea Perolehan Hak Atas Tanah

dan / atau Bangunan (BPHTB)

Ketentuan ayat (4) Pasal 50 diubah, sehingga brbunyi sebagai berikut; Dasar Pengenaan

Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan / atau Bangunan adalah Nilai Perolehan Objek Pajak.

Besaran Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan dengan ketentuan sebagai

berikut;

a. Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak untuk rumah subsidi sebesar Rp

100.000.000,-(seratus juta rupiah) untuk wajib pajak;

b. Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak lainnya diluar rumah subsidi sebesar Rp

60.000.000,-(enam puluh juta rupiah) untuk setiap wajib pajak.

Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan / atau Bangunan ditetapkan sebesar 5% (lima

persen).

1. Peraturan Daerah (PERDA) Kota Palembang Nomor 3 Tahun 2021

2. Perubahan atas Peraturan Daerah 2 Tahun 2018 tentang Pajak Daerah

3. Peraturan Daerah Kota Palembang. Pada ayat 4 pasal (50).

Contoh kasus 1:

Pak amet membeli Tanah dengan seharga Rp 200.000.000 di Mato Merah. Maka, perhitungan

tarif BPHTB-nya adalah:

NPOP: Rp 200.000.000

NPOPTKP: Rp 60.000.000

5% x(Rp 200.000.000-Rp 60.000.000)

5%x Rp 140.000.000=Rp 7.000.000

Maka, tarif BPHTB yang harus dibayar A

Sebesar Rp 7.000.000 Maka Hasilnya Sebesar Rp 7.000.000. Karena Nilai Perolehan Objek

Pajak Tidak Kena Pajak lainnya diluar rumah subsidi sebesar Rp 60.000.000,-(enam puluh

41
juta rupiah) untuk setiap wajib pajak

Contoh Kasus ke 2:

Ibu marina mebeli Rumah Subsidi Sebesar Rp 150.000.000 di Perumahan Gren City. Maka,

perhitungan tarif BPHTB adalah:

NPOP: Rp 150.000.000

NPOPTKP: Rp100.000.000

5% x(Rp 150.000.000-Rp 100.000.000)

5%x Rp 50.000.000=Rp 2.000.000

Maka, tarif BPHTB yang harus dibayar A

Sebesar Rp 2.000.000,

Maka Hasilnya Sebesar Rp 2.000.000. Karena Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak

untuk rumah subsidi sebesar Rp 100.000.000,-(seratus juta rupiah) untuk wajib pajak

42
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

TANDA PERSETUJUAN BAB IV

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa:

Nama : Muhammad Rizki

NIM : 01010582024013

Program Studi : Diploma III Akuntansi

Konsentrasi : Perpajakan

Mata Kuliah : Pajak Daerah

Judul Laporan : Prosedur Pelayanan Pemecahan Sertipikat Tanah,

Perubahan Data dan Objek Pajak (OP) Baru, Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan / atau Bangunan

(BPHTB) di Bidang PBB & BPHTB Pada Kantor

Badan Pendapatan Daerah Kota Palembang.

Palembang, Maret 2023

Disetujui,

Dosen Pembimbing Laporan Akhir

Dr. E. Yusnaini, M.Si., Ak

NIP. 197704172010122001

43
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan penulis yang telah dibuat pada bab-bab sebelumnya,

dapat disimpulkan bahwa Prosedur Pelayanan, Pemecahan Sertipikat Tanah, (Objek Pajak)

OP Baru Bea Perolehan Hak atas Tanah dan /atau Bangunan (BPHTB) dibidang PBB &

BPHTB Pada Kantor Pendapatan Daerah Kota Palembang. Bahwa pajak daerah merupakan

salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan

pemerintahan daerah dan dilaksanakan berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan dan

keadilan, peran serta masyarakat dan akuntabilitas dengan memperhatikan potensi daerah

bahwa dalam rangka meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas pengelolaan pajak daerah,

perlu dilakukan penyesuaian terhadap Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 2 Tahun

2018 tentang Pajak Daerah bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan

Daerah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pajak Daerah.

1. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kota

Palembang Tahun 2018 Nomor 2

2. Dasar pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan adalah Nilai

Perolehan Objek Pajak.

3. Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam hal ini adalah:

4. Jika Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai

dengan huruf n tidak diketahui atau lebih rendah daripada NJOP yang digunakan dalam

pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun terjadinya perolehan, maka dasar

pengenaan yang dipakai adalah NJOP Pajak Bumi dan Bangunan.

44
5. Perubahan Data yang dimaksud adalah perubahan yang berkaitan atas nama atau tempat

alamat yang akan diubah dan balik nama.

6. Pemecahan dimaksud adalah Tanah yang akan dipecah

4.2. Saran

1. Dalam penyimpanan dan penataan dokumen harus diperhatikan, map ordner yang

sudah penuh di dalam lemari seharusnya dipindahkan ke tempata lemari yang baru,

agar dokumen dapat terajaga saat mencari dokumen tersebut, sehingga tidak terjadi

penumpukan, dan arsip tersusun dengan rapi.

2. terlalu banyak memasukkan dokumen ke dalam map ordner, sehingga arsip yang

disimpan tidak mudah rusak.

3. Untuk memudahkan penemuan dokumen Pemecahan Sertipikat dan Perubahan Data,

dan (Objek Pajak) OP Baru, BPHTB disusun dengan menggunakan nomor urut

berkas agar dokumen mudah cepat ditemukan, sebaiknya dokumen yang belum

dilengkapi dengan daftar arsip sebagai petunjuk pencarian arsip segera dibuat agar

memudahkan pencarian apabila berkas dokumen sewaktu-waktu akan digunakan.

45
4.3. Keterbatasan Laporan Akhir

Ada beberapa keterbatasan dalam penulisan laporan akhir selama penulis melakukan

praktek kerja magang pada kantor badan pendapatan daerah kota palembang , yaitu:

1. Keterbatasan data, karena tidak semua data diperoleh, karena ada data yang bersifat

rahasia, dan tertutup oleh Kantor Badan Pendapaan Daerah Kota Palembang

2. Keterbatasan data, hanya beberapa data dan bukti yang di perbolehkan untuk menjadi

bahan dan data untuk Laporan Akhir Mahasiswa. Yaitu Pembayaran Tagihan PBB, Cetak

Putih PBB, Bukti Penerimaan OP Baru PBB, dan Bukti Peneriman Perubahan Data,

Lembar Ekspedisi pelayanan PBB Pmecahan dan bukti Surat Pemberitahuan Objek Pajak

(SPOP).

46
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan daerah kota palembang (PERDA), PERDA -3-2021

Mardiasmo, 2009. Perpajakan. Edisi Revisi. Penerbitan Andi Offset, Yogyakarta.

PERWALI NO. 64 TAHUN 2022 TUPOKSI BAPENDA

https://peraturan.bpk.go.id

https://bapenda.inhukab.go.id

https://jdih.kemenkeu.go.id

https://www.lamudi.co.id/journal

https://lifepal.co.id/media/nop-adalah

https://proconsult.id/objek-pajak-adalah-pengertian-dan-contoh/

https://sippn.menpan.go.id/pelayanan-publik/8116149/badan-keuangan-daerah/pelayanan-

pemecahan-sppt-pbb-p-2

47
LAMPIRAN

Lembar Foto Kegiatan Magang

48
49
50

Anda mungkin juga menyukai