Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN TUGAS AKHIR

PROSEDUR PERPANJANGAN,PERGANTIAN STNK DAN PLAT PADA


KANTOR ( UPTD ) SAMSAT KOTA JAMBI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Oleh

Peri Putra Pratama

C0D018025

PROGRAM DIPLOMA III PRODI PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Dengan ini, Dosen Pembimbing Laporan Tugas Akhir, Ketua Program


Studi dan Instruktur Lapangan, menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir yang
disusun oleh :

Nama : PERI PUTRA PRATAMA

NIM : C0D018025

Program Studi : PERPAJAKAN

Judul Laporan : PROSEDUR PERPANJANGAN,PERGANTIAN STNK DAN


PLAT PADA KANTOR (UPTD) SAMSAT KOTA JAMBI

Telah disetujui dan disahkan sesuai dengan prosedur, ketentuan dan


kelaziman yang berlaku dalam ujian komprehensif dan laporan tugas akhir pada
tanggal yang tertera dibawah ini

Disetujui Oleh :

Jambi, April 2021

Dosen Pembimbing Tugas Akhir Instruktur Lapangan

Drs. Iskandar Sam, S.E. A.k.,M.Si.,CA Rosi Parlina, S.E


NIP 196302141990011001 NIP 19770202200122003

Ketua Program Studi Perpajakan

Nela Safelia. S.E, M.Si


NIP 1980070820050120055

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan dihadapan Panitia Penguji


Laporan Tugas Akhir dan Ujian Komprehensif Program Studi Perpajakan
Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi pada :

Hari :

Tanggal :

Jam :

Tempat :

Panitia Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan

1. Ketua Penguji :

2. Sekretaris :

3. Anggota :

4. Anggota :

Disahkan oleh :

Ketua Jurusan Akuntansi Ketua Program Studi

Dr. Engga Diah Puspa Arum, S.E.,M.Si., A.k C.A Nela Safelia,S.E., M.Si
NIP 1976100320001220001 NIP 198007082005012005

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dr.H.Junaidi,S.E,M.Si
NIP 196706021992031003

ii
ABSTRAK

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau magang ini berjudul
“Prosedur Perrpanjangan, Pergantian STNK Dan PLAT Pada Kantor Samsat Kota
Jambi” Tujuan dari penulisan laporan ini adalah, mengetahui Prosedur dan
kendala pada saat melakukan perpanjangan, pergantian STNK dan PLAT pada
kantor samsat kota Jambi. Prosedur dan tata cara untuk perpanjangan STNK
tahunan ilakukan dengan cara mengsi formulir, membawa STNK asli, BPKB asli,
membawa bukti pelunasan PKB/BBNKB dan SWDKLLJ dengan SKPD (Surat
Ketetapan Pajak Daerah) yang telah divalidasi tahun terakhir dan membawa bukti
hasil pemeriksaan fisik kendaraan dan k\endala yang terjadi pada saat pergantian
STNK dan PLAT kendaraan bermotor biasanya terjadi karena adanya wajib pajak
yang kehilangan STNK, harus harus melakukan BBN (Bea Balik Nama) dan
mutasi.

Kata Kunci: Prosedur Perpanjanggan, Pergantian STNK

iii
ABSTRACT

This Field Work Practice Activity Report (PKL) or apprenticeship is entitled


"Procedure for Extension, Change of STNK and PLAT at the Jambi City Samsat
Office." jambi. The procedures and procedures for renewing the annual STNK are
carried out by filling in the form, bringing the original STNK, original BPKB,
carrying proof of payment of PKB / BBNKB and SWDKLLJ with SKPD
(Regional Tax Decree) that has been validated in the last year and bringing
evidence of the results of physical inspection of the vehicle and If the problems
that occur at the time of changing the vehicle registration vehicle registration
(STNK) and PLAT for motorized vehicles, usually occur because of the taxpayer
who has lost the STNK, must carry out BBN (Transfer of Name Fee) and transfer.

Keywords; Extension Procedure, Change of STNK

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpaghkan rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Magang ini dengan judul “PROSEDUR
PERPANJANGAN, PERGANTIAN STNK DAN PLAT PADA KANTOR
(UPTD) SAMSAT KOTA JAMBI”. Laporan ini disusun untuk persyaratan dalam
menyelesaikan program Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.

Dalam penyusunan ini disadari bahwa Laporan Magang jauh dari


sempurna. Namun,berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak lain secara
langsung maupun tidak langsung akhirnya laporan ini dapat diselesaikan dengan
baik. Untuk itu dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan
terimakasih, terkhusus kepada kedua orang tua saya, bapak zainal abidin dan Ibu
nur hasanah yang telah memberikan dukungan secara moril dan materil serta doa
yang selalu menyertai dan kepada :

1. Bapak Prof.Drs.H.Sutrisno,M.Sc.,Ph.D selaku Rektor Universitas Jambi.

2. Bapak Dr.H.Junaidi,S.E,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

3. Ibu Dr.Enggar Diah Puspa Arum, S.E., M.Si.,A.k.,C.A., Selaku ketuan


Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

4. Ibu Nela Safelia,S.E,M.Si selaku Ketua Program Studi Perpajakan

5. Ibu Nela Safelia,S.E,M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan.

6. Bapak Drs.Iskandar Sam, S.E A.k.,M,Si.,C.A. selaku Dosen Pembimbing


Tugas Akhir yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama
pembuatan laporan ini

7. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Akademik Program Diploma III Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

8. Bapak Muhammad Ariansyah, S.IP,ME selaku Kepala Badan di Kantor


UPTD SAMSAT Kota Jambi.

9. Ibu Rosi Parlina S.E selaku Instruktur Lapangan di Kantor UPTD


SAMSAT Kota Jambi

10. Seluruh Pegawai di Kantor UPTD SAMSAT Kota Jambi yang telah
banyak memberikan ilmu.

11. Teman-teman yang magang di Kantor UPTD SAMSAT Kota Jambi serta
teman-teman seperjuangan khususnya kelas Perpajakan F angkatan 2018
yang telah bersedia membantu dan memberi masukan selama ini

v
12. Sahabat-sahabat Awak, Galih,mauli,zaimul, yang selalu memberi
semangat dalam pembuatan Laporan Magang ini.

13. Serta seluruh teman,rekan yang tidak tersebutkan,yang turut membantu


saat penyusunan Laporan Magang ini.

Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih banyak terdapat


kekurangan. Oleh sebab itu,diharapkan kepada segenap para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam perbaikan demi
kesempurnaan dimasa yang akan datang.

Jambi, April 2021

Peri Putra Pratama

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

ABSTRAK ...................................................................................................... iii

ABSTRACT .................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFRAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2. Masalah Pokok Laporan ............................................................................ 4

1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1.3.1. Tujuan Penulisan ............................................................................. 4

1.3.2. Manfaat Penulisan ............................................................................ 5

1.4. METODE PENULISAN LAPORAN

1.4.1. Metode Pemungutan Data ............................................................... 5

1.4.2. Jenis Data ........................................................................................ 6

1.4.3. Metode Analisa ............................................................................... 7

1.5. WAKTU DAN TEMPAT LOKASI MAGANG....................................... 7

1.6. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN ............................................. 7

vii
BAB II LANDASAN TEORETIS

2.1.PENGERTIAN PAJAK

2.1.1. Pengertian Pajak .............................................................................. 9

2.1.2. Fungsi Pajak .................................................................................... 9

2.1.3. Jenis Pajak ....................................................................................... 10

2.1.4. Hukum ............................................................................................ 11

2.1.5.Teori Pemungutan Pajak .................................................................. 12

2.1.6.Tata cara Pemungutan Pajak ........................................................... 13

2.2 system pemungutan pajak .......................................................................... 15

2.3. Penggolongan Pajak ................................................................................. 16

2.4 Pendapatan Daerah ..................................................................................... 18

2.5 Pendapata Asli Daerah .............................................................................. 21

2.6. Pajak Daerah ............................................................................................. 23

2.7. Penggertian Pajak Kendaraan Bermotor ................................................... 24

2.8. Dasar Hukum Pajak Kendaraan Bermotor ................................................ 27

BAB III PEMBAHASAN

3.1. GAMBARAN UMUM UPTD SAMSAT KOTA JAMBI

3.1.1. Sejarah Singkat dan Perkembangannya ......................................... 28

3.1.2. Gerai Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor ............ .29

3.1.3. Visi, Misi UPTD SAMSAT KOTA JAMBI ................................ .30

3.1.4. Tugas Pokok,Fungsi,dan Struktur UPTD SAMSAT Kota Jambi ... .31

3.1.5. Tugas-tugas dikantor SAMSAT Kota Jambi .................................. .32

viii
3.1.6. Jumlah Pegawai UPTD SAMSAT Kota Jambi…………………….34

3.2. Proedur,Perpanjangan, Pengertian STNK dan Plat pada Kantor UPTD

Samsat Kota Jambi .................................................................................... ..36

3.2.1. Prosedur Perpanjangan STNK Tahunan ......................................... ..37

3.2.2. Pengertian STNK 5 ( lima ) Tahun ................................................. ..40

3.3. Kendala yang terjadi pada saat perpanjanganpergantian STNK dan Plat

pada Kantor UPTD Samsat Kota Jambi .................................................... 41

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

4.1. Simpulan ................................................................................................... 44

4.2. Saran .......................................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Pendidikan Formal Samsat………………….…………35
Tabel 3.2 Daftar Golonggan/Pangkat……………………….……………36

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi (UPTD) Samsat Kota Jambi……………32

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar riwayat hidup


Lampiran 2: Niai magang
Lampiran 3 : Formulir pendaftaran
Lampiran 4: Kertas Cek Fisik
Lampiran 5: Notis pajak Dan STNK
Lampiran 6: Tabel Kegiatan Magang

xii
i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara memiliki kewajiban untuk memberikan kesejahteraan bagi

rakyatnya, meningkatkan harkat dan martabat rakyat untuk menjadi

manusia seutuhnya. Tujuan bangsa indonesia sebagaimana tertuang

dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Alenia

IV, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdsakan bangsa dan

ikut melaksanakan ketertiban dunia

Negara untuk mencapai tujuan tersebut dalam melaksanakan tugas

pemerintahan dan pembangunan senantiasa memerlukan beberapa unsur

pendukung, salah satunya adalah tersedianya sumber penerimaan yang

mamadai dan dapat diandalkan. Sumber-sumber penerimaan ini sangat

penting untuk menjalankan kegiatan dari masing-masing tingkat

pemerintahan, karna tanpa adanya penerimaan yang cukup maka

program-program pemerintah tidak akan berjalan secara maksimal.

Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban

kenegaraan dan peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan

bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang digunakan

untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sesuai dengan

falsafat undang-undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya

merupakan kewajiban tetapi merupakan hak dari setiap warga negara

untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan

1
2

Negara dan pambangunan nasional. Pajak adalah kontribusi wajib kepada

Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Undang-Undang No. 16 Tahun

2009). Sedangkan menurut Erly Suandy (2003) Pajak adalah iuran wajib,

berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan

norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan

jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

Peran pajak sebagai sumber penerimaan dalam negeri menjadi

sangat dominan, namun masih belum optimal jika dilihat dari banyak

wajib pajak yang belum menjadi wajib pajak patuh. Padahal,

kebersamaan nasional menuju kemandirian pembangunan menuntut

pengabdian dan disipilin yang tinggi. Oleh karena itu, setiap rakyat

Indonesia harus sadar bahwa dengan semakin menikmati hasil-hasil

pambangunan maka tanggung jawab rakyat terhadap pajak dalam

pelaksanaan pembangunan semakin besar. Kesadaran akan tanggung

jawab ini menjadi nilai yang fundamental dalam pembangunan dan

diharapkan kepatuhan wajib pajak dapat diwujudkan.

Penegakan hukum dalam perpajakan akan mempunyai korelasi

yang positif dengan kesuksesan penerimaan pajak. Artinya, pelaksanaan

penegakan hukum pajak secara tegas dan konsisten akan mampu

menciptakan kepatuhan yang lebih dari wajib pajak, yang bermuara pada

peningkatan penerimaan dari sektor pajak.


3

Pemberian sanksi bagi pelanggar ketentuan perpajakan dimaksud untuk

mencegah tingkah laku yang tidak dikehendaki sehingga akan tercapai

kepatuhan yang lebih dari wajib pajak.

Pembayaran pajak khususnya kendaraan bermotor diselenggarakan

dengan meningkatkan keadaan negara dan masyarakat agar pembayaran

PKB tepat waktu untuk alat pembuktian yang kuat sebagai warga negara

yang taat mambayar pajak. Wajib pajak membayar PKB bertujuan untuk

memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum terhadap pemilik

kendaraan yang sah selain mempunyai STNK.

Pajak kendaraan bermotor ini merupakan salah satu pajak daerah

yang terangkai dalam Undang-Undang mengenai perimbangan keuangan

antara Pemerintah Pusat dan daerah Nomor 25 Tahun 1999, dinyatakan

sebagai bagian dari pajak daerah dan dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 3 tahun 1957, pajak diserahkan kepada daerah untuk dipungut dan

diurus serta selanjutnya sebagai sumber kauangan, Sistem Administrasi

Manunggal Satu Atap (SAMSAT) merupakan salah satu sarana

pengawasan pajak kendaraan bermotor yang memberikan kontribusi

dalam penerimaan pajak negara, secara umum SAMSAT ini berfungsi

untuk memberikan pelayanan dan pengawasan terhadap pembayaran

pajak kendaraan bermotor.

KANTOR SAMSAT KOTA JAMBI untuk terus meningkatkan

kualitas pelayanan kepada wajib pajak dengan cara mempermudah

wajib pajak membayar. Semakin mudah caranya maka semakin besar

keinginan pemilik kendaraan membayar kewajibannya. Efeknya, tentu


4

menambah pemasukan Pendapatan Asli Dareah (PAD) Jambi.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik

untuk mengambil judul sebagai berikut: “PROSEDUR

PERPANJANGAN, PERGANTIAN STNK DAN PLAT PADA

KANTOR UPTB SAMSAT KOTA JAMBI''

1.2 Masalah Pokok Laporan

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah

dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur perpanjangan, pergantian STNK dan Plat

pada Kantor UPTD Samsat Kota Jambi ?

2. Kendala apa saja yang terjadi pada saat melakukan perpanjangan,

pergantian STNK dan Plat pada Kantor UPTD Samsat Kota

Jambi?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan Laporan

1.3.1 Tujuan Penulisan Laporan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini

adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui dan memahami prosedur

Perpanjangan, Pergantian STNK dan Plat pada Kantor

UPTD Samsat Kota Jambi.

b. Untuk mengetahui kendala apa saja yang terjadi pada saat

melakukan perpanjangan, pergantian STNK dan Plat pada

Kantor UPTD Samsat Kota Jambi.


5

1.3.2 Manfaat Penulisan Laporan

Berdasarkan tujuan penulisan yang telah dikemukakan, maka

penulis ini diharapokan dapat bermanfaat kepada pihak, antara lain

1. Bagi penulis sebagai bahan dan salah satu syarat untuk

menyelesaikan studi tingkat Diplomat III perpajakan

Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.

2. Bagi pihak instansi perpajakan terkait sebagai bahan

evaluasi sehingga dapat dengan sungguh-sungguh dalam

menerapkan peraturan mengenai pengenaan sanksi

administrasi tersebut.

3. Bagi semua pihak dapat mengetahui berapa pentingnya

kepatuhan wajib pajak membayar Pajak kendaraan

Bermotor.

1.4 Metode Penulisan Laporan

1.4.1 Metode Pemungutan Data

Dalam penyusunan laporan magang ini digunakan metode

pemungutan data sebagai berikut:

a. Pengamatan

penulis langsung melakukan observasi pada kantor

Samsat Kota Jambi dengan cara mengamati seksama

kegiatan yang dilakukan.

b. Wawancara

Wawancara adalah metode pemungutan data dengan

melakukan tanya jawab baik pada pihak pembimbing


6

maupun pihak terkait dalam kegiatan magang yaitu

mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan

pembayaran pajak dan pelayanan pajak dikantor Samsat

Kota Jambi.

c. Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari buku-

buku yang ada hubungannya dengan judul dan masalah

yang dibahas didalam laporan tugas akhir untuk

memperoleh data yang dapat dipergunakan sebagai

lanadasan teori dan melengkapi isi laporan .

1.4.2 Jenis Data

Adapun jenis data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama

secara langsung. Sumber data primer dalam penelitian ini

adalah wajib pajak kendaraan bermotor di Samsat Kota Jambi.

Dalam Hal ini, data diperoleh melalui wawancara terstruktur

dengan daftar pertanyaan atau kuesioner.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah tersedia dalam berbagai

bentuk. Biasanya data ini adalah data yang diolah sedenikian

rupa sehingga siap untuk digunakan. Data tersebut berupa data

kepustakaan yang digunakan untuk melenngkapi bahan serta

data yang diperlukan untuk menyusun laporan ini. Data


7

diperoleh melaui studi kepustakaan buku- buku, surat kabar,

dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan persoalan yang

diteliti.

1.4.3 Metode Analisis

Dalam laporan ini, penulis menjabarkan sistematika

pembahasan dengan cara deskriptif analisis yaitu data yang

diperoleh dikumpulkan dengan menggambarkan keadaan dengan

permasalahan yang terjadi dianalisis untuk mencapai kejelasan

mengenai masalah yang diamati.

1.5 Waktu dan Lokasi Magang

Adapun kegiatan magang dilakukan sekitar 2 (dua) bulan yaitu

mulai dari bulan Februari s.d April 2021, yang bertempat di Kantor

Samsat Kota Jambi JL. Gajah Mada No 23, Lb. Bandung, Jelutung, Kota

Jambi.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam laporan magang ini penulis membagi pokok bahasan

menjadi empat bab dan masing-masing bab terbagi menjadi beberapa sub

bab, ringkasan isi tiap bab laporan magang ini sebgai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini diuraikan latar belakang, masalah pokok laporan,

tujuan dan manfaat penulisan, tujuan penulisan laporan,

manfaat penulisan laporan, metode penulisan laporan,

metode pengumpulan data, jenis data, waktu dan lokasi

magang, serta sistematika penulisan.


8

BAB II: LANDASAN TEORETIS

Bab ini menjelaskan uraian teori yang mendukung

pembahasan serta deskripsi menganai data yang

ditemukan selama magang, yang relevan dan

berhubungan erat dengan judul dan pokok bahasan

laporan.

BAB III: PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum Kantor

Samsat Kota Jambi, sejarah singkat kantor Samsat Kota

Jambi, Struktur organisasi Kantor Samsat, kinerja

layanan Samsat ditinjau dari sudut pandang wajib pajak,

dasar-dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor,

prosedur dan tata cara perpanjangan STNK dan plat.

BAB IV: SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat ditarik dari

hasil pada bab sebelumnya, serta saran yang dapat

penulisan ajukan sebgai alternatif pemecahan masalah

yang dihadapi.
BAB II

LANDASAN TEORETIS

2.1. Pajak

2.1.1. Pengertian Pajak

Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sedangkan menurut

Waluyo (2012:2) Pajak adalah potensi yang dipaksakan sepihak dan terutang

kepada pengusaha (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum) tanpa

adanya kontaprestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-

pengeluaran.

Sementara S.I Djajadiningrat mengatakan pajak sebagai dari kekayaan kas

Negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang

memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut

peraturan yang ditetapkan pemerintah sertadapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa

timbal balik dari negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara

umum. (Resmi, 2018:1)

2.1.2. Fungsi Pajak

Terdapat dua fungsi adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)

Pajak sebagai salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai

pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.

9
10

2. Fungsi Regulared (Pengatur)

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah

dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar

bidang keuangan.

2.1.3. Jenis Pajak

Menurut Resmi (2018:7) terdapat berbagai jenis pajak yang dapat

dikelompokan menjadi tiga yaitu:

1. Menurut Golongannya

Pajak dikelompokan menjadi dua:

a. Pajak langsung

Pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan

tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain.

Pajak harus menjadi beban wajib pajak yang bersangkutan.

Contoh: Pajak Penghasilan (PPH)

b. Pajak tidak langsung

Pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada

orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu

kegiatan, peristiwa, atau pembuatan yang menyebabkan terutangnya pajak,

misalnya penyerahan barang atau jasa.

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

2. Menurut Sifatnya

a. Pajak subjektif, pajak yang pengenaannya memperhatikan keadaan pribadi

wajib pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan subjeknya.

Contoh: Pajak Penghasilan (PPH) dalam PPH terdapat subjek pajak (wajib
11

pajak) orang pribadi. Pengenaan PPH untuk orang pribadi tersebut

memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak (status perkawinan, banyaknya

anak, dan tanggungan lainnya). Keadaan pribadi wajib pajak tersebut

selanjutnya digunakan untuk menentukan besarnya penghasilan tidak kena

pajak.

b. Pajak Objektif, pajak yang pengenaanya memperhatikan objeknya, baik

berupa benda, keadaan, perbuatan, tanpa memperhatikan keadaan pribadi

subjek pajak (wajib pajak) dan tempat tinggal.

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Atas Barang

Mewah (PPnBM) serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

2.1.4. Hukum Pajak

Hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah (fiscus) selaku

pemungut pajak dengan rakyat sebagai wajib pajak, Ada 2 macam hukum pajak

yaitu :

1. Hukum Pajak Materil

Hukum pajak materil, memuat norma-norma yang menerangkan antara lain

keadaan perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (objek pajak) siapa yang

dikenakan (subjek), berapa besar pajak yang dikenakan (tarif), segala sesuatu

tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah

dan wajib pajak.

Contoh : Undang-undang pajak penghasilan


12

2. Hukum Pajak Formil

Hukum pajak formil, memuat bentuk/tata cara untuk mewujudkan hukum

materil menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak materil). Hukum ini

memuat antara lain:

 Tata cara penyelenggaraan (prosedur) penetapan suatu utang pajak.

 Hak-hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para wajib pajak

mengenai keadaan, perbuatan, dan peristiwa yang menimbulkan utang

pajak.

 Kewajiban wajib pajak misalnya menyelenggarakan

pembukuan/pencatatan, dan hak-hak wajib pajak misalnya mengajukan

keberatan dan banding.

Contoh : Ketentuan umum dan tata cara perpajakan.

2.1.5. Teori Pemungutan Pajak

Menurut Mardiasmo (2018:5) berikut ini disajikan beberapa teori yang

menjelaskan memberikan pemberian hak kepada Negara untuk memungut pajak

antara lain:

1. Teori Asuransi

Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya

oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu

premi asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut.

2. Teori Kepentingan

Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan

(misalnya perlindungan) masing-masing orang. Semakin besar kepentingan

seseorang terhadap Negara, makin tinggi pajak yang harus dibayar.


13

3. Teori Daya Pikul

Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak yang

harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. Untuk mengukur

daya pikul dapat digunakan dua pendekatan yaitu:

a. Unsur objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang

dimiliki oleh seseorang.

b. Unsur subjektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuh materil yang

harus dipenuhi.

4. Teori Bakti

Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan

negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari

bahwa pembayaran pajak adalah sebagai sumber suatu kewajiban.

5. Teori Asas Daya Beli

Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya

memungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk

rumah tangga negara. Selanjutnya negara akan menyalurkan kembali ke

masyarakat dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat dengan

demikian kepentingan seluruh masyarakat lebih diutamakan.

2.1.6. Tata Cara Pemungutan Pajak

Tata cara pemungutan pajak terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

1. Stelsel Pajak

Pemungutan pajak dapat dilakukan dengan tiga stelsel, yaitu :


14

a. Stelsel Nyata (rill)

Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada objek

yang sesungguhnya terjadi (untuk PPn maka objeknya adalah penghasilan). Oleh

karena itu, pemungutan pajaknyabaru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak,

yaitu setelah semua penghasilan yang sesungguhnya dalam satu tahun pajak

diketahui.

Kekurangan stelsel nyata adalah pajak baru dapat diketahui pada akhir

periode, sehingga :

1) Wajib pajak akan dibebani jumlah pembayaran pajak yag tinggi pada akhir

tahun sementara pada waktu tersebut belum tentu tersedia jumlah kas yang

memadai.

2) Semua wajib pajak akan membayar pajak pada akhir tahun sehingga jumlah

uang beredar secara makro akan terpengaruh.

b. Stelsel Anggapan (Fiktif)

Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada suatu

anggapan yang diatur oleh undang-undang. Kelebihan stelsel fiktif adalah pajak

dapat dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu sampai akhir tahun.

Kekurangan stelsel fiktif adalah pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada

keadaan yang sesungguhnya, sehingga penentuan pajak menjadi tidak akurat.

2. Asas Pemungutan Pajak

Terdapat tiga asas pemungutan pajak, yaitu :

a) Asas Domisili (Asas Tempat Tinggal)

Asas ini menyatakan Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh

penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan


15

yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib

pajak dalam negeri.

b) Asas Sumber

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di

wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.

c) Asas Kebangsaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.

2.2. Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Mardiasmo (2011:7) ada beberapa sistem pemungutan pajak yang

terdiri sebagai berikut:

a. Official Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah

(fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak

Ciri-cirinya:

1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus.

2. Wajib pajak bersifat pasif

3. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.

b. Self Assesment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib

pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.


16

Ciri-cirinya:

1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib

pajak sendiri.

2. Wajib pajak aktif, mulai dari menhitung, menyetor, dan melaporkan

sendiri pajak yang terutang.

3. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

c. With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk

menentukn besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Ciri-cirinya:

Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak

ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.

2.3. Penggolongan Pajak

Dalam hukum pajak terdapat pembagian jenis-jenis pajak yang dibagi dalam

berbagai kelompok pajak. Cara pengelompokan pajak didasarkan atas sifat-sifat

tertentu yang terdapat dalam masing-masing pajak atau didasrkan pada ciri-ciri

tertentu pada setiap pajak dimasukkan dalam suatu kelompok sehingga terjadilah

pengelompokkan atau pembagian. (Mardiasmo, 2011:5)

1. Menurut Golongannya

a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan

tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, contoh: pajak

penghasilan.
17

b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau

dilimpahkan kepada orang lain, contoh: pajak pertambahan nilai.

2. Menurut Sifatnya

a. Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarka pada

subjeknya dalam arti memperhatikan keadaan wajib pajak. Contoh: pajak

penghasilan.

b. Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa

memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: pajak pertambahan nilai

atas barang mewah.

3. Menurut Lembaga Pemungutannya

a. Pajak Pusat adalah pajak yang penggolongannya dilakukan oleh

pemerintah pusat untuk membiayai rumah tangga negara. Yang termasuk

pajak pusat yang penggolongannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal

Pajak, Meliputi:

1) Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan atas penghasilannya

yang diterima oleh wajib pajak.z

2) PPN dan PPnBM adalah pajak atas konsumsi Barang Kena Pajak dan Jasa

Kena Pajak didalam daerah pabean.

3) Bea Materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen-dokumen

b. Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, pajak daerah terdiri

atas:

1) Pajak Provinsi. Contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan

Bakar Kendaraan Bermotor.


18

2) Pajak Kabupaten/Kota. Contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Parkir.

2.4. Pendapatan Daerah

Pelaksanaan otonomi daerah mengharuskan pemerintah pusat melimpahkan

sumber-sumber pendapatan daerah kepada pemerintah daerah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana pemerintah daerah

mempunyai hak dan wewenang dalam menggali dan mengelola sumber-sumber

pendapatan daerah tersebut. Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004

yang sebagimana telah diperbaharui menjadi Undang-undang 23 Tahun 2014

Tentang Pemerintah Daerah, pendapatan daerah adalah semua hak yang diakui

sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang

berlaku. Pendapatan daerah dalam struktur Anggran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD) merupakan elemen yang cukup penting peranannya, baik untuk

mendukung penyelenggaraan pemerintahan maupun pemberian layanan kepada

publik. Pendapatan daerah berasal dari penerimaan daerah itu sendiri yang

meliputi pendapatan asli daerah serta lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah adalah suatu sistem

pembagian keuangan yang adil, proporsional demokratis, transparan dan

bertanggung jawab dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi

dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah serta besaran

penyelenggaraan dekonstralisai dan tugas pembantuan (Undang-undang Nomor

23 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah).

Undang-undang Nomor 23 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara


19

Pemerintah Pusat dan Daerah menetapkan bahwa pemerintah daerah dalam

pelaksanaan desentralisasi terdiri atas pendapatan daeraah dan pembiayaan.

Sumber pendapatan daerah terdiri atas tiga kelompok, yaitu:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu penerimaan yang diperoleh daerah dari

sumber-umber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan

peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

meliputi:

a. Pajak Daerah

b. Retribusi Daerah, termasuk hasil dari pelayanan Badan Layanan Umum

(BLU) daerah.

c. Hasil pengelolaan kekayaan antara lain bagian laba dari badan Usaha

Milik Daerah (BUMD) hasil kerjasama pihak ketiga, dan

d. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

2. Dana perimbangan berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004

Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1 Ayat 19

yaitu “ Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan

APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah

dalam rangka pelaksnaan desentralisasi”. Tujuan dari dana perimbangan

yaitu untuk mengurangi kesenjangan pada bagian fiskal yang terjadi antara

pemerintah pusat dan pemmerintah daerah, sebagaimana diatur dalam Pasal

10 Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menyatakan bahwa dan

perimbangan terdiri atas:


20

a. Dana Bagi Hasil, adalah dana yang bersumber dari APBN yang dibagi

hasilkan kepada daerah berdasarkan angka presentase tertentu dengan

memperhatikan potensi daerah penghasil Dana Bagi Hasil, bersumber dari

hasil pajak dan sumber daya alam.

b. Dana Alokasi Umum, yaitu sejumlah dana yang dialokasikan kepada

daerah otonom setiap tahunnya yang diprioritaskan untuk pembangunan

daerah. Dana Alokasi Umum dialokasikan dengan tujuan pemerataan

dengan memperhatikan potensi daerah, luas daerah, keadaan geografi,

jumlah penduduk, dan tingkat pendapatan di daerah, sehingga perbedaan

antara daerah yang maju dan daerah yang belum berkembang dapat

diperkecil.

c. Dana Alokasi Khusus, adalah dana yang bersumber dari pendapatan

APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan membantu

mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah yang maju

sesuai dengan prioritas nasional.

3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah dalam Undang-undang Nomor 23

Tahun 2014 Pasal 295 Ayat 1 menjelaskan bahwa pendapatan daerah yang

sah merupakan seluruh pendapatan daerah selain pendapatan asli daerah, dan

pendapatan transfer yang meliputi hibah, dana darurat, dan lain-

lain.pendapatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Hibah adalah pemberian dari pihak ketiga tanpa adanya ikatan apapun.

Sedangkan, dana darurat adalah dana yang bersifat mendesak. Disebut

mendesak karena dana tersebut harus ada dalam waktu singkat atau

secepatnya karena hendak dipakai untuk menanggulangi kejadian, peristiwa


21

atau keadaan diluar dugaan seperti bencana alam, kerusuhan, dan lain-lain.

Daerah yang mengalami kejadian, peristiwa dan keadaan yang bersifat

darurat dari APBN. Disamping dana hibah dan dana darurat juga bisa

mendapatkan dana lainnya seperti hadiah, komisi, atau fee.

2.5. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah merupakan tulang punggung pembiayaan daerah.

Oleh karena itu kemampuan melaksanakan ekonomi diukur dari besarnya

kontribusi yang diberikan oleh pendapatan asli daerah terhadap Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Semakin besar kontribusi yang dapat

diberikan terhadap APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah

daerah terhadap bantuan pemerintah pusat sehingga otonomi daerah yang luas,

nyata dan bertanggung jawab dapat terwujud.

Menurut Mardiasmo (2008:132) Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan

yang diperoleh dari sektor Pajak Daerah, Retribusi Daerah, hasil perusahaan milik

daerah, hasil penglolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah. Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun

2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menyatakan bahwa Pendapatan

Asli Daerah adalah sumber keuangan daaerah yang digali dari wilayah daerah

yang bersangkutan yang terdiri dari hasil Pajak Daerah, hasil Retribusi Daerah,

hasil pengolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli

daerah yang sah.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa

Pendapatan Asli Daerah adalah semua penerimaan keuangan daerah yang

bersumber dari potensi-potensi pendapatan dalam daerah yang bersangkutan yang


22

dikelola sendiri oleh pemerintah daerah tersebut dan digunakan untuk

pembangunan daerah itu sendiri, baik pembangunan dalam rangka mengejar

kemajuan daerah maupun membangun aspek kehidupan masyarakat agar

menciptakan masyrakat yang adil dan makmur yang merata.

Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah yang sebagaimana tercantum

didalam Pasal 6 Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, meliputi:

1. Hasil Pajak Daerah, adalah pajak negara yang diserahkan kepada daerah

untuk dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang digunakan

untuk membiayai pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik

2. Hasil Retribusi Daerah, merupakan pungutan daerah sebagai wujud

pembayaran atau jasa pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan

atau diberikan oleh pemrintah daerah untuk suatu kepentingan.

3. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

yang Dipisahkan, merupakan hasil pendapatan daerah dari keuntungan yang

didapat dari perusahaan daerah yang dapat berupa pembangunan daerah dan

merupakan bagian untuk anggaran belanja daerah yang disetor ke kas

daerah. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan

daerah lainnya yang dipisahkan antara lain: bagian laba, dividen, dan

penjualan saham milik daerah.

4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah berupa jasa giro, penjualan aset

tetap daerah, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai rupiah terhadap

mata uang asing, komisi potongan, dan bentuk lain sebagai akibat dari

penjualan atau pengadaan barang dan jasa oleh daerah.


23

2.6. Pajak Daerah

Pajak Daerah menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah

kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang

bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapat imbalan

secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

Menurut Marihot Pahala Siahaan (2013:7) jenis Pajak Daerah yang diatur

dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah sebagi berikut:

1. Pajak Provinsi terdiri atas:

a. Pajak Kendaraan Bermotor,

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,

d. Pajak Air Permukaan,

e. Pajak Rokok.

2. Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas:

a. Pajak Hotel,

b. Pajak Restoran,

c. Pajak Hiburan,

d. Pajak Reklame,

e. Pajak Penerangan Jalan,

f. Pajak Minerel Bukan Logam dan Batuan,

g. Pajak Parkir,

h. Pajak Air Tanah,

i. Pajak Sarang Burung Walet,


24

2.7 Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor

Berdasarkan Undang-Undang nomor 17 tahun 1997 tentang pajak

daerah disebutkan bahwa pajak kendaraan bermotor adalah pajak yang

dipungut atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor, tidak

termasuk kepemilikan, atau penguasaan kendaraan bermotor alat berat

dan alat berat yang tidak digunakan sebagai alat angkut orang atau barang

dijalan umum. Selain pengertian pajak kendaraan bermotor ada beberapa

istilah teknis penting lainnya yang telah diatur pengertiannya dalam

Undang-Undang diantaranya :

a. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih

beserta gandengannya yang digunakan dijalan umum, dan digerakan oleh

peralatan teknis berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk

mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak

kendaraan bermotor yang bersangkutan tidak termasuk alat-alat berat dan

alat-alat besar.

b. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan

untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.

c. Mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi

sebanyak banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat

duduk pengemudi baik dengan maupun tanpa perlengkapan

pengangkutan bagasi.

d. Isi silinder adalah isi ruang yang berbentuk bulat pada mesin kendaraan

bermotor yang ikut menentukan besarnya kakuatan mesin.

e. Tenaga kuda/horse power adalah Ukuran daya kemampuan mesin.


25

f. Tahun pembuatan adalah tahun perakitan.

g. Nilai jual adalah nilai jual kendaraan bermotor yang berlaku.

h. Peningkatan kendaraan bermotor yang selanjutnya peningkatan pajak

kendaraan bermotor adalah tanda lunas pajak kendaraan bermotor.

i. Tanda Pelunasan dan Pengesahan Kendaraan Bermotor (PPKB) adalah bukti

pelunasan pembayaran pajak dan pengesahaan kendaraan bermotor.

j. Pemilik adalah hubungan hukum antara orang atau badan dengan kendaraan

bermotor yang namanya tercantum dalam Buku PemilikKendaraan Bermotor

(BPKB).

k. Jalan umum adalah sarana jalan yang dibangun dan pemeliharaannya oleh

pemerintah pusat maupun daerah yang digunakan untuk lalu lintas

kendaraan bermotor.

Dari pengertian kendaraan bermotor diatas, adalah bahwa yang

dimaksud dengan kendaraan bermotor adalah kendaraan bermotor yang

diperuntukan dan digunakan dijalan umum untuk mengangkut barang

atau orang sebagaimana dimaksud dalam lalu lintas. Jadi tidak termasuk

kereta api yang berada dilalu lintas, maka kereta api yang berada dilalu

lintas khusus yaitu Rel, pesawat udara yang berada dalam lalu lintas

khusus di darat dilandasan penerbangan dan pelabuhan udara, begitu juga

dengan gokart, hand traktor pertanian, buldoser, kendaraan alat pemanen

hasil pertanian, portklif di daerah pelabuhan laut serta dikawasan industri

lainnya.

Kendaraan bermotor yang dipersamakan dengan itu tidak termasuk

dalam pengertian kendaraan bermotor menurut sejarah perundang-


26

undangan pajak yang memungut Pajak Kendaraan Bermotor, karena

kendaraan bermotor tersebut tidak menggunakan dan tidak diperuntukan

untuk mengangkut orang atau badan dijalan umum. Berdasarkan

peraturan daerah nomor 1 tahun 1998 tentang pajak kendaraan

bermotor, kendaraan bermotor didefinisikan sebagai berikut :

''Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau

lebih beserta gandengannya dijalan umum dan digerakkan oleh peralatan

teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi mengubah

suatu daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang

bersangkutan, tidak termasuk alat- lat berat yang besar”

''Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh

peralatan teknik untuk pergerakkannya, dan digunakan untuk trnasportasi

darat.Umumnya kendaraan bermotor menggunakan mesin pembakaran

dalam, namun mesin listrik dan mesin lainnya juga dapat

digunakan.Kendaraan bermotor memiliki roda, dan biasanya berjalan

diatas jalanan”.

2.8 Dasar Hukum Pajak Kendaraan Bermotor

Berdasarkan buku petunjuk langsung yang berfungsi sebagai

pedoman yang digunakan sebagai petunjuk dasar-dasar hukum di Samsat

Kota Jambi, adalah sebagai berikut :

'' Undang-Undang No. 14 tahun 1992 tantang lalu lintas dan angkutan

jalan (lembaran RI tahun 1992 Nomor yang ditambahkan lambaran

negara Nomor 3480).


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum UPTD SAMSAT KOTA JAMBI

3.1.1 Sejarah Singkat Dan Perkembangannya

Bersama Kapolri Dirjen Pemerintah Umum dan Otonomi Daerah

dan Direktur Umum PT Jasa Raharja (Persero) NomorSKEP/06/X/1991

Nomor 973-1220 dan Nomor SEP/02/x/1999 tanggal 15 Oktober 1999

tentang Pedomman dan Tata laksanan Samsat (Sistem Administrasi

Manunggal Satu Atap) ini bergerak dibidang pelayanan/perpajakan/

pengurusan PKB dan mutasi kendaraan bermotor dari daerah satu

kedaerah lainnya. Kantor ini sudah bergerakdan berjalan lebih kurang 12

tahun.

kantor ini tumbuh berkembang menjadi salah satu kantor

SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) pembantu PKB

di Kota Jambi. SAMSAT adalah kantor yang umumnya bergerak

dibidang sistem Pelayanan Perpajakan Kendaraan Bermotor dari daerah

satu ke daerah lainya. Dimana setiap masyarakat harus wajib membayar

pajak kendaraan bermotor (PKB) mereka setiap tahunnya dan setiap 5

(lima) Tahun mereka harus wajib mengganti STNK. Mutasi masuk

Adalah dimana suatu kendaraan baik itu roda dua maupun roda empat

dari wilayah daerah lain masuk daerah kita, begitu juga sebaliknya

mutasi keluar.

27
28

Kantor ini merupakan salah satu bentuk telegram

No.Pol:T/673/1993 tanggal 17 juni 1963 tentang mutasi kendaran

bermotor, sesuai dengan tata cara yang diperlakukan dan terhadap

RANMOR (kendaaan Bermotor) tersebut sesuai dengan persyaratan

guna menghindari terjadinya kendaraan tersebut apakah asli atau illegal

(kendaraan curian). Untuk dapat dilaksanakan, diperlukan dukungan

penuh masyarakat dan karyawan serta anggota yang besangkutan, dan

menegakan pelaksanaan program sistem pelayanan ini sebagai salah satu

tanggung jawab utamanya bertujuan menerapkan kenyamanan.

3.1.2 Gerai Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor

Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dapat dilakukan digerai

samsat lainnya dengan melengkapi persyaratan yang sama seperti yang

telah ditentukan Samsat Kota Jambi, diantaranya :

a. Gerai Induk

Terletak dikantor UPTD SAMSAT Kota Jambi

b. Drive Thru

Terletak disebelah kanan kantor UPTD SAMSAT Kota Jambi.

Sistem Drive Thru ini merupakan Pelayanan Pembayaran Pajak

sistem on-line

c. Gerai WTC

Terletak disebelah kanan WTC.

d. Gerai Jamtos

Terletak disebelah kiri Jamtos.

e. Samsat Keliling.
29

Didepan gor kota baru dan didepan hotel golden harvest.

f. Gerai transmart

Terletak di transmart kota jambi.

3.1.3 Visi Dan Misi UPTD SAMSAT KOTA JAMBI

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya UPTB SAMSAT KOTA

JAMBI mengemban visi dan misi sebagai berikut :

A. VISI

Terwujudnya Optimalisasi Pendapatan Daerah Dan Tata Kelola

Keuangan Secara Tertib,Efektif,Efisien Menuju Jambi Tuntas 2021.

B. MISI

1. Meningkatkan Iddentitas Serta Kualitas Koordinasi Dan Kerja

Sama Dengan Unsur-Unsur Terkait.

2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Aparatur.

3. Meningaktkan Kualitas Penyelenggaraan Tata Kelola

Pemerintahan Yang Baik.

4. Meningkatkan Kualitas Dan Kemudahan Pelayanan Kepada

Masyarakat Serta Kepada Seluruh Pemangku Kepentinggan

Lainnya.

5. Meningkatkan Kualitas Manajemen Serta Pembenahan Sistem

Pengelola.

6. Meningkatkan Upaya Itensifikasi Dan Ekstensifikasi Pendapatan

Daera
30

3.1.4 Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi Unit Pelaksana

Teknis Badan (UPTD) Keuangan Daerah Kota Jambi

Tugas Pokok dan Fungsi menurut PERGUB No. 26

Tahun 2009, Bab XIII Pasal 106 Ayat 1 dan 2:

1. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian kewenangan dan tugas teknis tertentu yang

diberikan Badan Keuangan Daerah dibidang pelayanan

pemungutan Pendapatan Asli Daerah dan melaksanaan koordinasi

dengan instansi atau unit kerja lain dalam perencanaan operasional,

serta pengendalian pendapatan Daerah di wilayah kerjanya.

2. Fungsi

a. Pelaksanaan kegiatan operasional di bidang pajak daerah dan

penerimaanlainnya di wilayah kerjanya.

b. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka pemungutan pajak daerah

dan penerimaan lainnya di wilayah kerjanya.

c. Pelaksanaan pendapatan subjek dan objek pajak daerah dan

penggalian potensi, sumber pajak daerah dan penerimaan lainnya

di wilayah kerjanya.

d. Pelaksaan pemungutan pajak daerah dan penerimaan

lainnya di wilayah kerjanya.

e. Pelaksanaan penatausahaan subjek dan objek pajak daerah.

f. Pelaksanaan penagihan

g. Pelaksanaan penagihan.
31

h. Pelaksanaan razia kendaraan bermotor.

i. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan pendapatan daerah

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

3. Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Keuangan Daerah

(UPTD) Kota Jambi

3.1.5 Tugas-tugas dikantor SAMSAT Kota jambi

1. Tugas Pokok Kepala UPTD Badan Keuangan Daerah Provinsi

Jambi Pada Kota Jambi


32

Tugas Pokok Kepala UPTD Badan Keuangan Daerah Provinsi

Jambi Pada Kota Jambi menurut PERGUB No. 26 Tahun 2009,

Bab XIII Pasal 108 Ayat 1 dan 2:

a. Melakukan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 106.

b. Memimpin dan mengoordinasikan Jabatan Fungsional

2. Sub bagian tata usaha

a. Menyiapkan pengelolaan bagian surat menyurat, pengetikan,

pengandaan, tata usaha, kearsipan, kepustakaan, dan

perlengkapan.

b. Mengurus administrasi.

c. Melaksanakan urusan kantor dan penyelengaraan rapat dinas.

d. Menyiapkan badan pelaksanaan analisis jabatan dan

kelembagaan/struktur organisasi.

3. Staf TU

a. Mengolah administrasi.

b. Melaksanakan pelayanan administrasi di lingkungan samsat.

c. Mengkordinasikan seluruh kegiatan di lingkungan samsat.

4. Staf dinas luar.

a. Merancang dan memimpin seluruh kegiatan dibidang pajak.

b. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja

lainnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

5. Staf fiscal

a. Merencanakan dan memimpin seluruh kegiatan dibidang fiskal.

Melaksanakan segala usaha tentang fiscal.


33

b. Menata, mengelola data subjek dan objek tentanf fiskal.

6. Staf samsat.

a. Merencanakan dan memimpin seluruh kegiatan di bidang pajak

kendaraan bermotor.

b. Melaksanakan kegiatan unit-unit kerja lingkup samsat.

c. melaksaakan koordinasi dan konsultasi dengan unti kerja lain

untuk kelancaran pelakanaan tugas.

3.1.6 Jumlah Pegawai UPTD Samsat Kota Jambi

Dalam Melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, UPTD

Samsat Kota Jambi mempunyai sumber daya Manusia (SDM)

sebagai Berikut, yang terdiri dari:

PNS = 36 orang

Honorer = 22 orang

Jumlah = 58 orang

Jika dilihat dari struktur pendidikan formal pegawai samsat

kota jambi adalah sebagai berikut :


34

Tabel 3.1

Jumlah Pendidikan Formal Samsat Kota Jambi 2018

No Pendidikan Jumlah

1 SD -

2 SLTP -

3 SLTA 17 orang

4 D1 2 orang

5 S1 31 orang

6 S2 8 orang

JUMLAH 58 orang

Sumber : UPTD Samsat Kota Jambi

Dari table diatas dapat dilihat dari pendidikan formal yang telah

dimiliki yaitu: pendidikan S2 sebanyak 8 orang, S1 sebanyak 31 orang,

Sarjana Muda/D1 sebnyak 2 orang, SLTA sebanyak 17 orang, sedangkan,

sedangkan SLTP dan SD tidak ada. Sedangkan dilihat dari golongan atau

pangkat dikantor SAMSAT Kota Jambi tahun 2020:


35

Tabel 3.2

Golongan atau Pangkat di kantor SAMSAT Kota Jambi

No PANGKAT/GOLONGAN JUMLAH

1 II/a -

2 II/b 2 orang

3 II/c -

4 II/d 2 orang

5 III/a 7 orang

6 III/b 8 orang

7 III/c 6 orang

8 III/d 9 orang

9 IV/a 1 orang

10 IV/b 1 orang

11 IV/c -

12 IV/d -

JUMLAH 36 orang

Sumber : Samsat

Dari table diatas dapat dilihat bahwa jumlah pegawai yang

pangkat/golongan IV sebanyak 3 orang, golongan III sebanyak 23 orang, dan

golongan II sebanyak 5 orang.


36

3.2 Prosedur Perpanjangan, Pergantian STNK dan Plat pada Kantor

UPTD Samsat Kota Jambi

Perlu diketahui bahwa terdapat dua jenis pajak dalam STNK yang perlu

wajib dibayarkan, yang pertama adalah Pajak STNK Tahunan yaitu sebuah

pengesahan yang diparaf dan dicap oleh pihak kepolisian yang dilakukan ketika

pembayaran pajak kendaraan pada kolom yang tercetak di STNK (letaknya di

sebelah kanan). Kemudian yang kedua adalah Pajak STNK 5 Tahunan yaitu

berupa pergantian kertas STNK kendaraan bermotor yang mana masa berlakunya

sudah lima tahun. Menurut peraturan pemerintah No 60 Tahun 2016 tentang jenis

dan tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) biaya administrasi

perpanjangan STNK mengalami kenaikan.Kenaikan pada biaya administrasi ini

dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan kinerja sistem.

3.2.1 Prosedur Perpanjangan STNK Tahunan


Gambar 3.1
Mekanisme Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Tahunan (PU)

Dengan Persyaratan Lengkap

Pelayanan
informsi Loket 1
formul isi ir Pendaftaran
Penelitian persyaratan identitas
pemilik

Loket 1
Penyerahan Loket
 Pengambilan STNK Pembayaran
 Validasi Notice
Pembayan PKB Bank 9
 Pengembalan Notice ke dan BRI
Wajib Pajak
Keterangan :

1. Datang ke SAMSAT

Langkah pertama yaitu datang langsung ke SAMSAT (Sistem

Administrasi Manunggal Satu Atap). Membawa berkas persyaratan

yang telah disiapkan lengkap yaitu : KTP dan Fotocopy,STNK asli

dan fotocopy.

2. Pelayanan Informasi

Wajib pajak jika sudah memenuhi persyaratan lengkap datang ke

Pelayanan Informasi. Semua persyaratan diteliti terlebih dahulu oleh

petugas. Kemudian wajib pajak diberi formulir Surat Pendaftaran dan

Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB). Adapun yang harus kolom

formulir yang wajib isi oleh wajib pajak sebagai berikut :

a. IDENTITAS NAMA

Identitas nama di isi sesuai dengan KTP wajib pajak yang

membayar pajak tersebut.

b. IDENTITAS KENDARAAN BERMOTOR

Pada kolom identitas Kendaraan ini wajib pajak diwajibkan

mengisi dengan benar sesuai dengan yang tercantum pada

STNK wajib pajak. Seperti : No.polisi, merk/type,jenis

kendaraan, status kepemilikan, Tanda Jati diri, Alamat dan

sebagainya.

37
38

c. JENIS PENDAFTARAN

Pada bagian kolom ini wajib pajak tidak diharuskan unrtuk

mengisi karena bagian ini diisi oleh petugas Samsat.

3. Loket Pendaftaran

Setelah wajib pajak mengisi formulir Surat Pendaftaran dan Pendataan

Kendaraan Bermotor (SPPKB) wajib pajak menyerahkan formulir

tersebut ke loket Pendaftaran. Petugas Loket meneliti persyaratan

wajib pajak seperti

a) KTP asli

b) Jika di wakilkan melampirkan KTP asli sesuai dengan atas nama

pada STNK wajib pajak. Surat Kuasa bermaterai jika diwakilkan

dan melampirkan fotocopy KTP pemilik asli.

c) STNK Asli

d) Keterangan Buka Blokir dalam hal STNK berada dalam status

blokir.Setelah semua persyaratan tersebut dilengkapi oleh wajib

pajak, maka petugas loket memberikan no antrian kepada wajib

pajak dan dipersilahkan menunggu pada kursi yang disediakan

oleh Samsat.

4. Loket Pembayaran

Wajib pajak dipanggil satu persatu berdasarkan no antrian yang

diberikan oleh petugas loket pendaftaran sesuai dengan notice yang

tercetak. Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dapat dibayarkan

pada Bank 9, dan Bank BRI. Setelah membayar, wajib pajak diberi

slip bukti setoran dan di cap lunas.


39

5. Loket Penyerahan

Wajib Pajak menunggu panggilan berdasarkan nomor antrian yang

diberikan pada loket pendaftaran di awal prosedur. Setelah dipanggil,

serahkan slip pembayaran kepada petugas loket penyerahan. Petugas

loket memvalidasi atau cap notice baru wajib pajak. Notice berwarna

Kuning dan biru untuk arsip petugas, sedangkan Notice berwarna hijau

untuk jasa raharja.

3.2.2 Pergantian STNK 5 (lima) Tahun

1. Mengisi formulir SPPKB

a. Untuk perorangan: Tanda jati diri yang sah, bagi yang

berhalangan melampirkan surat kuasa bermatrai cukup.

b. Untuk bahan hukum : salinan akta pendirian, surat kuasa

bermatrai cukup dan ditandatanganin oleh pimpinan serta

dibubuhin cap badan hukum yang bersangkutan.

2. STNK asli atau karna STNK asli hilang harus dengan surat

keterangan hilang dari polsek, satlantas, radio, koran; apabila

tidak dapat menyerahkan STNK.

3. BPKB asli.

4. Bukti pelunasan PKB/BBNKB dan SWDKLLJ dengan SKPD

(Surat Ketetapan Pajak Daerah) yang telah divalidasi tahun

terakhir.

5. Bukti hasil pemerikasaan fisik kendaraan

Hal pertama yang dilakukan pada Cek fisik adalah

memenuhi syarat berkendara dan mengisi formulir cek


40

fisik setelah itu petugas cek fisik melakukan pemeriksaan

pada kendaraan bermotor tersebut, seperti memeriksa

Nomor Mesin,Nomor Rangka, Isi Silinder, Warna, Bahan

Bakar, Warna TNKB .

3.3. Kendala yang terjadi pada saat perpanjangan, pergantian

STNK dan Plat pada Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPTD)

keuangan Daerah Samsat Kota Jambi

Pada saat mengurus perpanjangan, pergantian STNK dan Plat

wajib pajak mengalami beberapa kendala, seperti:

1. Hilangnya STNK

Dalam persyaratan untuk perpanjangan, pergantian STNK dan

Plat wajib pajak harus memberi STNK asli, jika STNK tersebut

hilang maka hal pertama yang dilakukan wajib pajak adalah harus

mengurus terlebih dahulu STNK yang hilang agar bisa

memperpanjang STNK dan menggantikan Platnya.jika wajib

pajak ingin mengurus hilangnya STNK maka syarat-syaratnya

adalah sebagai berikut:

A. Fotocopy KTP

B. Surat pernyataan kehilangan

C. Surat laporan dari kapolsek

D. Surat terbit koran 3X berturut-turut, beserta kwitansi

E. Cek fisik

F. Fotocopy BPKB
41

Jika sudah mengurus hilangnya STNK dan STNK sudah ada pada

wajib pajak maka wajib pajak sudah bisa memperpanjangan

STNK atau menggantikan plat kendaraannya.

2. BBN (Bea Balik Nama)

Begitu juga dengan BBN, BBN adalah pajak atas penyerahan hak

milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak

atau perbuaatan sepihak atau keadaan terjadi karena jual beli,

tukar menukar, hibah, warisan, pemasukan kedalam bada

usaha.jika diSTNK tersebut tertera nama tidak sesuai dengan

nama wajib pajak yang memiliki STNK atau kendaraaan bermotor

tersebut Maka disaraankan mengganti nama yang tertera diSTNK

tersebut maka wajib pajak harus melakukan Bea Balik Nama

dengan melengkapi syarat-syarat:

A. STNK asli

B. BPKB (Buku pemilik kendaraan bermotor)

C. Surat jual beli dengan materai 6000

D. Motor/Mobil di cek fisik

E. Cabut berkas / fiskal

Jika nama yang tertera pada STNK telah sesuai maka wajib pajak

sudah bisa memperpanjang atau mengganti STNK dan Platnya.

3. Mutasi

Mutasi juga termasuk kendala kendala yang terjadi pada saat

perpanjangan,pergantian stnk dan plat.mutasi merupakan hal yang

biasa terjadi,mutasi motor selain fisik kendaraan sekaligus


42

perpindahan lokasi seklaligus perpidahan lokasi pembayaran

pajak kendaraan namun masih dalam negara kesatuan republik

indonesia (NKRI) baik antar kabupaten maupun provinsi.

Karena jika STNK tidak sesuai dengan lokasi dengan

pembayaran pajak kendaraan maka tidak dapat melakukan

perpanjangan STNK tersebut.

Hal yang harus dilakukan wajib pajak adalah melakukan

mutasi kendaraannya dengan syarat-syarat sebagai berikut:

A. KTP

B. BPKB

C. STNK Asli

Proses mutasi ada 2 macam yaitu mutasi satu daerah dan

mutasi lain daerah. jika diproses mutasi melibatkan 2 daerah

samsat dan berbeda provinsi, diperlukan cabut berkas yang

melibatkan polda setempat.

Jika telah selesai, lokasi sudah sesuai pada STNK maka wajib

pajak sudah bisa memperpanjang STNK, dan menggantikan

Platnya.
43

BAB IV

SIMPULAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan laporan yang telah diuraikan pada bab-bab

sebelumnya maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Prosedur Dan Tata Cara untuk perpanjangan STNK dilakukan

dengan cara Mengisi Formulir, membawa STNK Asli, BPKB

Asli,membawa bukti pelunasan PKB/BBNKB dan SWDKLLJ

dengan SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah) yang telah divalidasi

tahun terakhir dan membawa bukti hasil pemerikasaan fisik

kendaraan

2. Kendala yang terjadi pada saat pergantian STNK dan plat

kendaraan bermotor biasanya terjadi karena adanya wajib pajak

yang kehilangan STNK, harus melakukan BBN (Bea Balik Nama)

dan Mutasi.

4.2 Saran

Dari laporan yang dilakukan, penulis memberikan saran agar

pihak Samsat Kota Jambi memperhatikan dan memperbaiki prasyarat

pendaftaran dan mekanisme layanan dengan mengurangi prasyarat dan

mekanisme yang menyulitkan masyarakat.


1

Anda mungkin juga menyukai