Anda di halaman 1dari 87

LAPORAN TUGAS AKHIR

PROSEDUR PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN


PPH PASAL 4 AYAT 2 ATAS JASA KONSTRUKSI
PADA BPKAD KOTA JAMBI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Disusun Oleh :

TRIANI WIRA HASTUTI

C0D018022

PROGRAM DIPLOMA III PRODI PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN
Dengan ini, Dosen Pembimbing Laporan Tugas Akhir, Ketua Program
Studi Perpajakan dan Instruktur Lapangan menyatakan bahwa laporan magang
yang disusun oleh :
Nama : TRIANI WIRA HASTUTI
NIM : C0D018022
Program Studi : D-III PERPAJAKAN
Judul Laporan : PROSEDUR PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN
PELAPORAN PPH PASAL 4 AYAT 2 ATAS JASA
KONSTRUKSI PADA BPKAD KOTA JAMBI

Telah disetujui dan disahkan sesuai dengan prosedur, ketentuan dan


kelaziman yang berlaku dalam Ujian Komprehensif dan Laporan Magang Pada
tanggal seperti terteta dibawah ini :

Disetujui Oleh :

Jambi, 08 Juni 2021


Dosen Pembimbing Tugas Akhir Instruktur Lapangan

Rahayu, S.E., M.Sc., Ak Muhammad Husni, S.E


NIP. 198209202006042002 NIP. 196508301994031002

Mengetahui :
Ketua Program Studi Perpajakan

Nela Safelia, S.E., M.Si


NIP. 198007082005012005

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan dihadapan Panitia Penguji


Laporan Tugas Akhir dan UJian Komprehensif Program Studi Perpajakan
Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi pada :

Hari : Rabu
Tanggal : 23 Juni 2021
Jam : 09.00 s/d 10.00 WIB
Tempat : Gedung DIII Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Panitia Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan

1. Ketua Penguji : Yulisman, S.E., M.Si., Ak

2. Sekretaris : Muhamad Ridwan, S.E., M.Sc

3. Anggota 1 : Gandy Wahyu Maulana Zulma, S.Pd., M.S., Ak

4. Anggota 2 : Rahayu, S.E., M.Sc., Ak

Disahkan Oleh :

Ketua Jurusan Akuntansi Ketua Program Studi Perpajakan

Dr. Enggar Diah Puspa Arum, Nela Safela, S.E., M.Si.


S.E., M.Si., A.k., C.A. NIP.198007082005012005
NIP. 197610032000122001

Mengetahui :
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dr. H. Junaidi, S.E., M.Si.


NIP. 196706021992031003

ii
ABSTRAK

Tujuan dari penulisan laporan magang ini adalah untuk mengetahui


bagaimana prosedur pemotongan pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 atas jasa
konstruksi serta mengetahui bagaimana proses penyetoran dan pelaporan pajak
penghasilan pasal 4 ayat 2 atas jasa konstruksi pada Kantor BPKAD Kota Jambi.
Metode penelitian dalam laporan ini yaitu dengan cara deskriptif dengan
menggunakan metode pengumpulan data primer dan sekunder melalui observasi.
Hasil penelitian diperoleh hasil bahwa tarif pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 atas
jasa konstruksi pada Kantor BPKAD adalah sebesar 2% karena penyedia jasa
yang memiliki kualifikasi usaha kecil sesuai Peraturan Pemerintah. Kepustakaan
dan wawancara yaitu data yang diperlukan dapat diperoleh dari wawancara yang
dilakukan kepada karyawan dan karyawati di Kantor BPKAD Kota Jambi secara
langsung mauapun dari via online yang mencakup dari laporan itu sendiri.
Kesimpulan dari laporan tugas akhir ini adalah pada Kantor BPKAD Kota Jambi
sudah termaksud sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) atas
jasa konstruksi diatur Nomor 51 tahun 2008 sebagaimana telah disempurnakan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2009 dan dilaksanakan sepenuhnya
sesuai dengan PMK Nomor 187/PMK.03/2008 dalam pemotongan, penyetoran
dan pelaporan PPh Pasal 4 ayat 2 atas jasa konstruksi. Serta sesuai dengan
ketentuan Direktorat Jendral Pajak, yang mana dalam pelaksanaanya harus
dilaksanakan dengan baik dan benar.

Kata Kunci : Pemotongan, Penyetoran, Pelaporan, PPh pasal 4 ayat 2, jasa


konstruksi

iii
ABSTRACT

The purpose of writing this internship report is to find out how the
procedure for withholding income tax article 4 paragraph 2 on construction
services as well as knowing how the process of depositing and reporting income
tax article 4 paragraph 2 for construction services at the Jambi City BPKAD
office. The research method in this report is descriptive by using primary and
secondary data collection methods through observation.The results showed that
the income tax rate of article 4 paragraph 2 for construction services at the
BPKAD Office is 2% because service providers have small business
qualifications according Government Regulations. Literature and interviews,
namely the necessary data, can be obtained form interviews conducted with
employees and employees at the Jambi City BPKAD Office directly or via online
which includes the report itself. The conclusion of this final report is that the
Jambi City BPKAD Office is in a accordance with the come Tax Law (PPh) on
construction services regulated Number 51 of 2008 as refined in Government
Regulation Number 40 of 2009 and fully implemented in accordance with PMK
Number 187/PMK.03/2008 in withholding, depositing and reporting of Income
Tax Article 4 paragraph 2. As well as in accordance with the provisions of the
Directorate General of Taxes, which in practice must be carried out properly and
correctly.

Keywords : Deductions, Depositis, Reporting, PPh Article 4 paragraph 2,


Contruction Services.

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah

SWT, karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan judul “Prosedur Pemotongan,

Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 4 Ayat 2 atas Jasa Konstruksi pada BPKAD

Kota Jambi”. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akhir

dalam penyelesaian pendidikan Program Diploma III Perpajakan Universitas

Jambi.

Dalam penyelesaian laporan ini penulis tidak lepas dari dukungan dan

bimbingan pihak yang membantu mulai dari awal sehingga selesainya laporan ini.

Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas

Jambi

2. Bapak Dr. Junaidi, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Jambi.

3. Ibu Dr. Enggar Diah Puspa Arum, S.E., M.Si., A.k., C.A. selaku Ketua

Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

4. Ibu Nela Safelia, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi Perpajakan.

5. Ibu Dr. Ratih Kusumastuti, S.E., M.M. M.Si., AK., CA selaku Dosen

Pembimbing Lapangan yang telah memberikan arahan mengenai Praktik

Magang.

v
6. Ibu Rahayu, S.E., M.Sc., Ak. Selaku Dosen Pembimbing Akhir yang telah

membantu dan membimbing penulis dalam penulisan laporan magang

hingga terselesaikan laporan ini.

7. Bapak dan ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberi

ilmu perkuliahan.

8. Seluruh Staf dan Sekretaris Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Jambi.

9. Bapak Muhammad Husni, SE Selaku Instruktur Lapangan dan Kepala

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Jambi.

10. Ibu Anjani Prasetya selaku karyawati BPKAD Kota Jambi yang sudah

memberikan bimbingan dan arahan dalam membantu penulis

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

11. Seluruh karyawan dan karyawati di Kantor BPKAD Kota Jambi terima

kasih atas saran dan masukan yang telah membantu penulis dalam

membuat dan menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

12. Terkhusus kepada Ayah Hasan Holilan dan Mamak Mariani, kakak-kakak

penulis, Melly Ida Harnita dan Hasti Anggraini yang sangat penulis cintai

karena telah memberikan dorongan material dan doa yang tiada hentinya

untuk keberhasilan penulis.

13. Kepada semua teman-teman yang magang di Kantor BPKAD Kota Jambi

yang sudah bersama-sama melakukkan pekerjaan dengan baik selama

magang.

14. Rekan-rekan Mahasiswa/Mahasiswi Fakultas Ekonimi dan Bisnis Program

Diploma III Jurusan Perpajakan Universitas Jambi angkatan 2018

vi
khususnya perpajakan kelas G yang telah menemani hari-hari saya di

kampus, kalian luar biasa.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Laporan Tugas Akhir ini

baik isi maupun pembahasannya masih banyak kekurangan dan penulis telah

berusaha untuk mencapai sautu hasil yang memuaskan. Oleh sebab itu penulis

mohon maaf bila dalam penyajian Laporan Tugas Akhir ini masih banyak terdapat

kesalahan baik secara metode maupun materi. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaa laporan ini. Mudah-

mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jambi, 26 Mei 2021

Penulis

Triani Wira Hastuti


Nim : C0D018022

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
ABSTRACT ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Masalah Pokok Laporan ........................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan ............................................. 5
1.3.1 Tujuan Penulisan ................................................................. 5
1.3.2 Manfaat Penulisan ............................................................... 5
1.4 Metode Penulisan .................................................................................. 6
1.4.1 Jenis Data ............................................................................ 6
1.4.2 Metode Pengumpulan Data ..................................................7
1.4.3 Metode Analisis .................................................................. 7
1.5 Waktu dan Lokasi Magang ................................................................... 8
1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10
2.1 Dasar-Dasar Perpajakan ...................................................................... 10
2.1.1 Pengertian Pajak ................................................................... 10
2.1.2 Fungsi Pajak ..........................................................................11
2.1.3 Jenis Pajak ............................................................................ 11
2.1.4 Sistematika Hukum Pajak .................................................... 13
2.1.5 Asas Pemungutan Pajak ....................................................... 14
2.1.6 Sistem Pemungutan Pajak .................................................... 15
2.2 Pajak penghasilan ................................................................................ 15
2.2.1 Pengertian Pajak Penghasilan ............................................... 15

viii
2.3 Jenis Pajak Penghasilan ....................................................................... 16
2.3.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 .................................................. 16
2.3.2 Pajak Penghasilan Pasal 22 ...................................................16
2.3.3 Pajak Penghasilan Pasal 23 ...................................................16
2.3.4 Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2 ...........................................16
2.3.5 Pajak Penghasilan Pasal 25 ...................................................17
2.3.6 Pajak Penghasilan Pasal 26 ...................................................17
2.4 Pajak Penghasilan Final ...................................................................... 17
2.4.1 Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2 .......................................... 17
2.4.2 Penghasilan yang Dikenai PPh Pasal 4 ayat 2 ...................... 17
2.4.3 Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2 atas Jasa konstruksi ......... 18
2.4.4 Subjek dan Objek PPh Pasal 4 ayat 2 ................................... 20
2.4.5 Tarif PPh Pasal 4 ayat 2 atas Jasa Konstruksi ...................... 21
2.4.6 Dasar Pengenaan PPh Pasal 4 ayat 2 .................................... 21
2.4.7 Penyetoran dan Pelaporan PPh pasal 4 ayat 2 atas jasa
konstruksi ............................................................................. 22
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................. 23
3.1 Gambaran Umum Instansi Magang..................................................... 23
3.1.1 Sejarah BPKAD.................................................................... 23
3.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi BPKAD ........................................ 24
3.1.3 Visi dan Misi BPKAD .......................................................... 25
3.1.4 Struktur Organisasi BPKAD ................................................ 26
3.2 Prosedur Pemotongan PPh Pasal 4 ayat 2 atas Jasa Konstruksi pada
BPKAD .............................................................................................. 31
3.3 Prosedur Penyetoran PPh Pasal 4 ayat 2 Jasa Konstruksi pada
BPKAD .............................................................................................. 33
3.4 Prosedur Pelaporan PPh Pasal 4 ayat 2 atas Jasa Konstruksi.............. 38

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 45


4.1 Kesimpulan.......................................................................................... 45
4.2 Saran .................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 46
LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kantor Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kota Jambi ........................................................................ 26

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Pemotongan Pajak atas Jasa Konstruksi pada BPKAD Kota
Jambi ................................................................................................. 3
Tabel 2.4.5 Tarif PPh Pasal 4 ayat 2 atas Jasa Konstruksi ................................. 21

xi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang meningkatkan

pembangunan disegala bidang agar tercapainya kemajuan negara. Untuk mencapai

kemajuan tersebut, maka kita membutuhkan dana dalam proses menjalankan

pembangunan nasional pemerintah dan mengupayakan dana yang bersumber dari

dalam negeri maupun luar negeri. Sumber pendapatan kas tersebar Indonesia ialah

dari sektor perpajakan. Penerimaan dari sektor pajak mengalami kenaikan dari

waktu ke waktu meskipun negara kita dalam masalah ekonomi. Oleh sebab itu,

pemerintah harus memaksimalkan penerimaan kas negara dari sektor perpajakan

ini, karena pajak merupakan penerimaan negara yang utama dan digunakan untuk

membiayai pengeluaran negara, untuk itu pajak sangat penting dalam pembiayaan

pembangunan nasional.

Salah satu jenis pajak yang dikenai di Indonesia ialah Pajak Penghasilan

(PPh). Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas

penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak. Pajak Penghasilan

dikelompokan menjadi PPh yang bersifat final dan tidak bersifat final. Yang

termaksud PPh bersifat final adalah penghasilan yang dikenakan PPh pasal 4 ayat

2 dan PPh bersifat tidak final adalah PPh pasal 21, PPh pasal 22, PPh pasal 23,

PPh pasal 25, PPh pasal 26, PPh pasal 28, dan PPh pasal 29.

Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2 atau disebut juga PPh final adalah pajak

penghasilan atas jenis penghasilan-penghasilan tertentu yang bersifat final dan

1
2

tidak dapat dikreditkan dengan Pajak Penghasilan terutang. Penerepan PPh ini

didasarkan pertimbangan untuk penyederhanaan pengenan Pajak Penghasilan atas

penghasilan dari usaha tertentu dan memberikan kemudahan serta mengurangi

beban administrasi negara bagi wajib pajak. Kententuan pengenaan PPh Pasal 4

ayat 2 diatur dalam Undang-Undangan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1983

tentang Pajak Penghasilan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 sebagaimana

telah disempurnakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2009 tentang

Pajak Penghasilan atas Pajak Usaha Jasa Konstruksi termasuk sebagai objek pajak

yang dikenakan Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2. Yang termasuk objek PPh final

pasal 4 ayat 2 terdiri dari tiga kelompok jasa, yaitu perencanaan pekerjaan

konstruksi, pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan pengawasan pekerjaan

konstruksi. Dalam kegiatan usaha jasa konstruksi, kontraktor atau pengusaha jasa

konstruksi yang memberikan layanan jasa konstruksi menjadi subjek pajak, baik

bagi yang sudah atau belum memiliki sertifikasi dan kualifikasi sebagai

profesional dalam bidang konstruksi. Jasa konstruksi memilki tarif bervariasi

tergantung pada kondisi kualifikasi usaha oleh penyedia jasa konstruksi.

Pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daeah (BPKAD) Kota Jambi

adanya pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pasal 4 ayat 2 atas jasa konstruksi

di bagian pembendaharaan keuangan. Kantor BPKAD melakukan transaksi

dengan beberapa PT dan CV yang menjalankan suatu proyek dari pemerintah,

dimana BPKAD bertindak sebagai pengawas konstruksi dan bertanggung jawab

atas dana pengeluaran yang dibutuhkan untuk pembangunan yang dilakukan,

dikarenakan bangunan tersebut adalah aset daerah.


3

Berikut adalah hasil Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2 yang dipotong oleh

Kantor BPKAD Kota Jambi selama 3 tahun terkahir dapat terlihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 1.1
Data Pemotongan Pajak atas Jasa Konstruksi pada BPKAD Kota Jambi

No Tahun Jumlah PPN DPP PPh Pasal 4 Ayat 2


CV (2%)
1. 2018 19 178.092.000 1.78.920.000 85.901.200

2. 2019 419 3.858.241.586 38.582.415.860 1.047.520.596

3. 2020 354 3.507.492.351 35.074.923.509 918.289.346

(Sumber : Kantor Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Jambi)

Berdasarkan data diatas tersbeut menunjukan hasil pemotongan PPh pasal

4 ayat 2 tahun 2018 sebesar 85.901.200, sedangkan pada tahun 2019 mengalami

penaikan dengan hasil sebesar 1.047.520.596, dan tahun 2020 mengalami

penurunan sebesar 918.289.346 sesuai dengan usaha jasa konstruksi pada Kantor

BPKAD Kota Jambi dengan tarif sebesar 2% karena nilai pengadaan atau modal

sebesar Rp 0 > Rp 2,5 Milyar.

Berkenan dengan tabel 1.1 pemotongan PPh pasal 4 ayat 2 pada kantor

BPKAD pada tahun 2018, 2019, dan 2020 mengalami hasil yang tidak menentu.

Hal ini berpengaruh terhadap usaha jasa konstruksi yang dilakukan oleh pihak

ketiga dari beberapa CV. Kemudian jumlah dari hasil pemotongan tersebut

tercantum dalam bukti pemotongan yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal

Pajak. Setelah melakukan pemotongan PPh pasal 4 ayat 2 sesuai PMK Nomor

153/PMK.03/2009.
4

Dalam melakukan penyetoran kantor BPKAD Kota Jambi menggunakan

sistem secara elektronik yang disebut dengan e-Billing. Selanjutnya pelaporan

yang dilakukan kantor BPKAD Kota Jambi terdapat dua metode yaitu, metode

pertama adalah metode manual menggunakan Data Transaksi Harian (DTH).

Kemudian diberikan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN). Metode yang kedua adalah metode elektronik

dengan menggunakan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)

melalui database ke Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) dengan

menggunakan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD).

Berdasarkan masalah diatas maka Laporan Tugas Akhir ini membahas

tentang “PROSEDUR PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN

PELAPORAN PPH PASAL 4 AYAT 2 ATAS JASA KONSTRUKSI PADA

BPKAD KOTA JAMBI”

1.2 Masalah Pokok Laporan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang

menjadi masalah pokok ini adalah :

1. Bagaimana prosedur pemotongan PPh pasal 4 ayat 2 atas jasa konstruksi

pada BPKAD Kota Jambi?

2. Bagaimana prosedur penyetoran PPh pasal 4 ayat 2 atas jasa konstruksi

pada BPKAD Kota Jambi?

3. Bagaimana prosedur pelaporan PPh pasal 4 ayat 2 atas jasa konstruksi

pada BPKAD Kota Jambi?


5

1.3 Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan

1.3.1 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemotongan PPh pasal 4 ayaty 2

atas jasa konstruksi pada BPKAD Kota Jambi.

2. Untuk mengetahui bagaimana prosedur penyetoran PPh pasal 4 ayat 2 atas

jasa konstruksi pada BPKAD Kota Jambi.

3. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pelaporan PPh pasal 4 ayat 2 atas

jasa konstruksi pada BPKAD Kota Jambi.

1.3.2 Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak yang membacanya

maupun yang secara langsung. Adapun manfaat penulisan yang dapat diperoleh

adalah :

1. Bagi Penulis

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III

Perpajakan serta mendapatkan gelar ahli madya dan menambah wawasan

serta pengetahuan tentang perosedur pemotongan, penyetoran dan

pelaporan PPh pasal 4 ayat 2 atas jasa konstuksi pada BPKAD Kota

Jambi.

2. Bagi Instansi

Guna memenuhi kebutuhan akan tenaga-tenaga terampil yang sesuai

dengan keahliannya dan nantinya merupakan tenaga ahli yang siap pakai

sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni, membantu dalam

menyebarluaskan informasi mengenai prosedur pemotongan, penyetoran


6

dan pelaporan PPh pasal 4 ayat 2 atas jasa konstruksi kepada masyarakat

luas dan sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara

Kantor Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Jambi dengan

lembaga pendidikan Program Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, Universitas Jambi.

3. Bagi Pembaca

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang prosedur pemotongan,

penyetoran, dan pelaporan PPh pasal 4 ayat 2 atas jasa konstruksi pada

BPKAD Kota Jambi dan sebagai bahan referensi lebih lanjut dalam hal

yang berkaitan dengan kepatuhan wajib pajak badan.

1.4 Metode Penulisan

1.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini

adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui

wawancara kepada kepala pembendaharaan keuangan dan staf-staf dalam

lingkup Kantor BPKAD Kota Jambi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah diolah atau disediakan di Kanror

BPKAD Kota Jambi. Misalnya, sejarah BPKAD Kota Jambi, struktur

organisasi, dan visi misi.


7

1.4.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam mencari data-data mengenai prosedur pemotongan, penyetoran, dan

pelaporan PPh pasal 4 ayat 2 atas jasa konstruksi pada BPKAD Kota Jambi,

penulis menggunakan metode pengumpulan data bukan dari satu sumber akan

tetapi mencari dari berbagai sumber untuk mencapai hasil yang maksimal, metode

pengumpulan data itu adalah :

1. Obsevasi

Observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung atas

keadaan, peristiwa, serta proses yang berkaitan dengan objek penulisan

yang menjadi bahan laporan ditempat magang.

2. Wawancara

Kegiatan mengajukan pertanyaan yang ditujukan kepada pegawai atau staf

di Kantor BPKAD Kota Jambi untuk mendapatkan data dan informasi

yang diperlukan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.

3. Kepustakaan

Dalam metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mempelajari

buku-buku yang berhubungan dengan judul dan masalah yang dibahas

dalam Laporan Tugas Akhir untuk memperoleh data yang dapat

dipergunakan sebagai landasan teori dan melengkapi isi laporan.

1.4.3 Metode Analisis

Dalam laporan tugas akhir ini, tertarik untuk menjelaskan secara

sistematika pembahasan dengan cara deskriptif yaitu data yang diperoleh

dikumpulkan dengan menggambarkan keadaan dengan permasalahan yang terjadi

dianalisis untuk mencapai kejelasan mengenai masalah yang diamati.


8

1.5 Waktu dan Lokasi Magang

Adapun kegiatan magang dilaksanakan sekitar dua bulan yaitu mulai

tanggal 10 Februari 2021 sampai dengan 02 April 2021, yang ditempatkan di

Kantor Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Jambi.

Beralamat di Jl. Jendral Basuki Rahmat, Handil Jaya Kec. Jelutung, Kota Jambi,

Jambi 36129.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan tugas akhir ini, penulis jabarkan sistematika

pembahasan masing-masing bab mencakup hal-hal sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah pokok laporan,

tujuan, dan manfaat penulisan, metode penulisan yang meliputi jenis data, metode

pengumpulan data, metode analisis, waktu dan lokasi magang serta sistematika

penulisan.

BAB II : LANDASAN TOERI

Bab ini berisi uraian tentang landasan teori atau konsep yang digunakan untuk

penulisan laporan ini mengenai data yang ditemui selama magang yang relevan

dan berhubungan erat dengan pembahasan permasalahan yang berkaitan dengan

judul dan pokok bahasan masalah.

BAB III : PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum lokasi magang dan

menganalisis identifikasi kesesuaian kegiatan yang menjadi sarana dengan teori

identifikasi masalah, serta penjelasan-penjelasan yang terkait dengan judul yang

diteliti.
9

BAB IV : KESIMPULAN

Bab ini berisi ringkasan dari permasalahan beserta pemecahan masalah dan

saran-saran mengenai segala sesuatu yang masih perlu ditingkatkan guna untuk

perbaikan di masa yang akan datang.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Dasar-Dasar Perpajakan

2.1.1 Pengertian Pajak

Pajak memiliki beberapa definisi, yang pada hakikatnya mempunyai

pengertian yang sama, sebagai berikut :

1. Menurut Peraturan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnnya kemakmuran rakyat.

2. Menurut Djajadiningrat dalam Resmi (2017:1)

Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan kas

negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang

memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut

peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dipaksakan, tetapi tidak ada

jasa timbal balik dari negara secara langsung untuk memelihara

kesejahteraan secara umum.

3. Menurut Pranoto dalam Yustisia Jurnal Hukum (2016:396)

Pajak merupakan pungutan wajib tanpa kontraprestasi yang digunakan

antara lain untuk membiayai pengeluaran publik, penyelengaraan

pemerintah, pembangunan fasilitas infrastruktur, pemeliharaan pendidikan,

10
11

gaji aparatur negara, pemeliharaan fasilitas kesehatan, dan sumber terbesar

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

4. Menurut Brotodiharjo dalam Waluyo (2017:2)

Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang

oleh wajib pajak membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak

mendapatkan prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan gunanya

adalah untuk membiayai pengeluaran umum berhubung dengan tugas

negara yang menyelenggarakan pemerintahan.

2.1.2 Fungsi Pajak

Menurut Resmi (2017:3), terdapat dua fungsi pajak yaitu :

1. Fungsi budgetair (Sumber Keuangan Negara) merupakan pajak yang

salah satu sumber pendapatan pemerintahan untuk membiayai

pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber

keuangan negara, pemerintahan berupaya memasukan uang sebanyak

banyaknya untuk kas negara.

2. Fungsi Regularend (Pengatur) merupakan pajak sebagai alat untuk

mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintahan dalam bidang

sosial ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu diluat bidang

keuangan. Contohnya Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

2.1.3 Jenis Pajak

Waluyo (2017:12) membedakan jenis pajak menjadi tiga, yaitu :

1. Menurut golongan

a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib

pajak dan tidak dapat dibebankan kepada orang lain atau pihak lain,
12

pajak harus menjadi beban wajib pajak yang bersangkutan. Contohnya

pajak penghasilan (PPh).

b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga.

Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat peristiwa, atau perbuatan

yang menyebabkan terutangnya pajak. Contohnya Pajak Pertambahan

Nilai (PPN).

2. Menurut sifatnya

a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan

keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang

memperhatikan keadaan subjeknya. Contohnya Pajak Penghasilan

(PPh).

b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan

objeknya, baik berupa benda, keadaan, perbuatan, maupun peristiwa

yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa

memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak dan tempat tinggal.

Contohnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas

Barang Mewah (PPnBM), serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

3. Menurut Lembaga Pemungutanya

a. Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintahan pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contohnya PPh,

PPN, dan PPnBM.


13

b. Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintahan daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.

Berikut yang termasuk pajak daerah terdiri atas :

1) Pajak provinsi, Contohnya : Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik

Nama Kendaraan Bermotor, dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan

Bermotor.

2) Pajak Kabupaten/Kota, Contohnya : Pajak Hotel, Pajak Restoran,

Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, dan Pajak

Parkir.

Pengelompokan pajak dapat juga dibedakan menjadi dua, yaitu :

1) Pajak final adalah pajak yang telah dibayarkan oleh wajib pajak

melalui pemungutan atau pemotongan pihak lain dalam tahun

berjalan tidak dapat dikreditkan atau dikurangi pada jumlah pajak

penghasilan terutang pada akhir tahun saat pengisian Surat

Pemberitahuan (SPT).

2) Pajak tidak final adalah pajak yang telah dibayarkan oleh wajib

pajak melalui pemungutan atau pemotongan pihak lain dalam tahun

berjalan dan dapat dikreditkan pada jumlah pajak penghasilan yang

terutang pada akhir tahun saat pengisian SPT Tahunan.

2.1.4 Sistematika Hukum Pajak

Menurut Waluyo (2017:12), hukum pajak dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Hukum Pajak Materil, menurut norma-norma yang menjelaskan keadaan

perbuatan, dan peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak (objek pajak)

siapa yang harus dikenakan pajak (subjek pajak) dan berapa besarnya
14

pajak (tarif pajak). Hukum ini dapat mengatur tentang timbulnya,

besarnya, dan terhapusnya hutang pajak berserta hubungan hukum antara

pemerintah dengan wajib pajak.

2. Hukum Pajak Formil, memuat berbagai bentuk atau tata cara untuk

mewujudkan hukum materil menjadi suatu kenyataan. Hukum pajak

formil ini memuat antara lain, tata cara penetapan utang pajak, hak-hak

fiskus untuk mengawasi wajib pajak mengenai peristiwa yang dapat

menimbulkan utang pajak, dan kewajiban wajib pajak sebagai contoh

penyelenggaraan pencatatan, hak-hak wajib pajak mengajukan keberatan

dan banding.

2.1.5 Asas Pemungutan Pajak

Menurut Resmi (2017:9), terdapat tiga asas pemungutan pajak antara lain :

1. Asas Domisili (Asas Tempat Tinggal), menyatakan bahwa setiap wajib

pajak yang berdomisili atau bertempat tinggal di wilayah Indonesia (wajib

pajak dalam negeri) dikenakan pajak atas seluruh penghasilan yang

diperolehnya baik dari Indonesia maupun luar Indonesia.

2. Asas Sumber, menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak

penghasilan yang bersumber dari negaranya tanpa memperhatikan tempat

tinggal wajib pajak.

3. Asas Kebangsaan, asas ini menyatakan bahwa pengenaan pajak dilakukan

berdasarkan dengan kebangsaan seseorang. Asas ini berlaku bagi wajib

pajak luar negeri. Misalnya, pajak bangsa asing yang tinggal di Indonesia

tidak bisa dikenakan pajak yang berlaku di Indonesia.


15

2.1.6 Sistem Pemungutan Pajak

Resmi (2017:10) memiliki beberapa sistem pemungutan pajak, yaitu :

1. Official Assessment System, Sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pemerintah atau fiskus untuk menentukan sendiri

jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya. Dalam sistem ini, kegiatan

menghitung dan memungut pajak sepenuhnya oleh para fiskus sebagai

pemungut pajak.

2. Self Assessment system, sistem pemungutan ini menentukan jumlah pajak

yang perlu dibayarkan setiap tahunnya oleh Wajib Pajak itu sendiri. Dalam

sistem ini wajib pajak menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri

jumlah pajak yang harus dibayarnya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

atau dapat melalui sistem adminitrasi online yang telah dibuat oleh

Pemerintah.

3. With Holding System, Sistem pemungutan pajak kepada pihak ketiga yang

memiliki wewenang untuk memotong atau memungut, menyetor dan

mempertanggungjawabkan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib

Pajak.

2.2 Pajak Penghasilan

2.2.1 Pengertian Pajak Penghasilan

Menurut Resmi (2017:70), Pajak Penghasilan (PPh) merupakan jenis pajak

yang dikenakan kepada wajib pajak orang pribadi atau wajib pajak badan atas

penghasilan yang diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak. Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat UU Nomor

7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, yang menyatakan bahwa : “Objek pajak
16

atau penghasilan yang dimaksud merupakan setiap tambahan kemampuan

ekonomis yang diperoleh Wajib Pajak, baik berasal dari dalam negeri maupun

luar negeri, yang dipakai untuk konsumsi atau menambahkan kekayaan wajib

pajak terkait, meliputi keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, royalti,

dividen dan lain sebagainya.“

2.3 Jenis Pajak Penghasilan

Resmi (2017), menjelaskan berberapa jenis pajak penghasilan, yaitu :

2.3.1 Pajak Penghasilan Pasal 21

Pajak Penghasilan pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji,

upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk

apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang

dilakukan oleh wajib pajak dalam negeri.

2.3.2 Pajak Penghasilan Pasal 22

Pajak Penghasilan pasal 22 adalah pajak penghasilan yang dikenakan

kepada badan-badan usaha tertentu, baik milik pemerintah maupun swasta yang

melakukan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain.

2.3.3 Pajak Penghasilan Pasal 23

Pajak Penghasilan pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan

yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap

berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang

telah dipotong PPh pasal 21.

2.3.4 Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2

Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2 atau juga disebut Pajak Penghasilan final

adalah pajak penghasilan yang dikenakan atas beberapa jenis penghasilan yang
17

didapatkan dan pemotongan pajaknya bersifat final serta tidak dapat dikreditkan

dengan pajak penghasilan terutang.

2.3.5 Pajak Penghasilan Pasal 25

Pajak Penghasilan pasal 25 adalah pajak yang dibayar secara angsuran

setiap bulan dalam tahun pajak berjalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25

UU No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. Tahun

2008 tentang Pajak Penghasilan. Tujuannya untuk meringankan beban Wajib

Pajak dalam pajak terutang.

2.3.6 Pajak Penghasilan Pasal 26

Pajak Penghasilan pasal 26 merupakan pajak penghasilan yang dikenakan

atas penghasilan yang diterima Wajib Pajak luar negeri selain Bentuk Usaha Tetap

(BUT) di Indonesia.

2.4 Pajak Penghasilan Final

2.4.1 Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2

Pengertian yang lebih spesifik, pembayaran dan pemotongan Pajak

Penghasilan pasal 4 ayat 2 dipotong pihak lain maupun disetor sendiri bukan

merupakan pembayaran atas PPh terutang, akan tetapi merupakan pelunasan PPh

terutang atas penghasilan tersebut, sehingga wajib pajak dianggap telah

melakukan pelunasan kewajiban pajaknya. Dengan demikian, penghasilan yang

telah dikenakan PPh pasal 4 ayat 2 ini tidak akan dihitung lagi pajak penghasilan

pada SPT Tahunan.

2.4.2 Penghasilan yang Dikenai PPh Pasal 4 Ayat 2

Menurut Resmi (2017:147), penghasilan yang dikenakan PPh yang

bersifat final, yaitu :


18

1. Penghasilan berupa bunga deposito atau tabungan yang ditempatkan di

dalam negeri dan ditemaptkan di luar negeri, bunga obligasi dan surat

berharga negara.

2. Transaksi penjualan saham pendiri dan bukan saham pendiri.

3. Penghasilan berupa hadiah undian.

4. Penghasilan transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan,

usaha jasa konstruksi, usaha real estat, dan persewaan tanah dan/atau

bangunan.

5. Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada wajib pajak orang

pribadi.

6. Dividen yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam

negeri.

2.4.3 Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2 atas Jasa Konstruksi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 sebagaimana

telah disempurnakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2009, usaha

jasa konstruksi termasuk sebagaimana objek pajak yang dikenakan Pajak

Penghasilan (PPh) final pasal 4 ayat 2. Dalam kegiatan usaha jasa konstruksi,

kontraktor atau pengusaha jasa konstruksi yang memberikan layanan jasa

konstruksi menjadi subjek pajak, baik bagi yang sudah atau belum memiliki

sertifikasi dan kualifikasi sebagai profesional dalam bidang konstruksi dengan

ketentuan yang diatur dalam peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi

(LPJK) Nomor 11 Tahun 2006.


19

Menurut Waluyo (2017:376), terdapat beberapa pengertian usaha jasa

konstruksi sebagai berikut :

1. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan

konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan

jasa konsultasi pengawasan konstruksi.

2. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan

perencanaan dan pelaksanaan serta pengawasan yang mencakup pekerjaan

arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-

masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau

bentuk fisik lain.

3. Perencanaan konstuksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau

badan yang dinyatakan ahli yang professional dibidang perencanaan jasa

konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen

perencanaan bangunan fisik.

4. Pelaksanaan konstuksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau

badan yang dinyatakan ahli yang professional dibidang pelaksanaan jasa

konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk

mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau fisik

lain, termasuk didalamnya pekerjaan konstruksi terintegrasi yaitu

penggabungan fungsi laynan dalam model penggabungan perencanaan,

pengadaan dan pembangunan (engineering, procurement, and

construction) serta model penggabungan perencanaan dan pembangunan

(design and build).


20

5. Pengawasan konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau

badan yang dinyatakan ahli yang professional dibidang pengawasan jasa

kontruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal

pelaksanaan pekerjaan kontruksi sampai selesai dan diserahterimakan.

6. Penggunaan jasa adalah orang pribadi atau badan termasuk bentuk usaha

tetap yang memerlukan layanan jasa konstruksi.

7. Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan termasuk bentuk

usaha tetap, yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi

baik sebagimana perencana konstruksi, pelaksana konstruksi, dan

pengawasan konstruksi.

8. Nilai kontrak jasa konstruksi adalah nilai yang tercantum dalam satu

kontrak jasa konstruksi secara keseluruhan.

2.4.4 Subjek dan Objek PPh Pasal 4 Ayat 2 atas Jasa Konstruksi

Resmi (2017:155), menjelaskan subjek dan objek pajak PPh pasal 4 ayat 2

atas jasa konstruksi sebagai berikut :

1. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan termasuk bentuk usaha tetap

yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi, baik

sebagai perencana konstruksi dan pengawas konstruksi.

2. Objek Pajak terdiri dari tiga kelompok jasa yaitu :

1) Jasa perencanaan konstruksi yang bertugas dalam jasa perencanaan

kontruksi yang meliputi susunan kegiatan mulai dari

pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja

konstruksi.
21

2) Jasa pelaksana konstruksi yang bertugas melaksanakan kontruksi

dalam meliputi rangkaian kegiatan mulai dari penyiapan lapangan

sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi.

3) Jasa pengawasan konstruksi yang bertugas mengawas sebagian

atau keseluruhan pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari

penyiapan lapangan sampai penyerahan akhir konstruksi.

2.4.5 Tarif PPh Pasal 4 Ayat 2 atas Jasa Konstruksi

Berikut tarif pajak penghasilan untuk usaha jasa konstruksi dapat terlihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.4.5
Tarif PPh Pasal 4 Ayat 2 atas Jasa Konstruksi

Jenis Konstruksi Wajib Pajak Tarif


Pelaksanaan Penyedia jasa yang memiliki 2%
kualifikasi usaha kecil
Pelaksanaan Penyedia jasa yang tidak memiliki 4%
kualifikasi usaha kecil
Pelaksanaan Penyedia jasa selain dua di atas 3%
Perencanaan atau pengawasan Penyedia jasa yang memiliki 4%
kualifikasi usaha
Perencanaan atau pengawasan Penyedia jasa yang tidak memiliki 6%
kualifikasi usaha
(sumber : Resmi Siti. 2017, Perpajakan, Teori dan Kasus)

2.4.6 Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 4 Ayat 2 atas Jasa Konstruksi

Pajak Penghasilan final jasa konstruksi dihitung dengan cara mengalihkan

tarif di atas dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP). Menurut pasal 4 ayat 2 PMK

Nomor 187/PMK.03/2008, DPP yang digunakan untuk menghitung PPh final jasa

konstruksi adalah :

1. Jumlah pembayaran, apabila PPh final jasa konstruksi dikenakan melalui

pemotongan PPh oleh penguna jasa (pemilik proyek atau owner).


22

2. Jumlah penerimaan pembayaran, apabila PPh final konstruksi dikenakan

melalui penyetoran sendiri oleh kontraktor yang bersangkutan.

2.4.7 Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 4 Ayat 2 atas Jasa Konstruksi

Menururt Waluyo (2017:377) , Pihak-pihak yang melakukan pemotongan

dan penyetoran pajak penghasilan atas jasa konstruksi yang pengenaannya bersifat

final, yaitu : Dipotong oleh pengguna jasa saat pembayaran dalam hal pengguna

jasa merupakan pemotong pajak atau Disetor sendiri oleh penyedia jasa dalam hal

pengguna jasa bukan merupakan pemotong pajak.

Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2 atas jasa konstruksi memiliki batas waktu

penyetoran dan pelaporan sebagai berikut :

1. Batas waktu penyetoran

Penyetoran PPh final pasal 4 ayat 2 atas jasa konstruksi dilakukan paling

lama pada tanggal 10 (bagi pemotong) bulan berikutnya setelah bulan

terutangnya PPh oleh pengguna jasa atau tanggal 15 (bagi WP jasa

konstruksi) bulan berikutnya setelah bulan diterimanya pembayaran oleh

pemberi jasa atau masa pajak berakhir.

2. Batas waktu pelaporan

Untuk SPT Masa PPh pasal 4 ayat 2, batas waktu pelaporannya oleh

pengguna jasa dan penyedia jasa paling lama 20 hari setelah bulan

dilakukan pemotongan pajak atau masa pajak berakhir.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Instansi Magang

3.1.1 Sejarah Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Jambi (BPKAD) dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Jambi

Tahun 2016 Nomor 14). Berdasarkan Perda tersebut BPKAD adalah badan yang

melaksanakan fungsi penunjangn pengelola keuangan dan aset daerah mempunyai

tugas membantu Walikota dalam melaksanakan urusan pemerintahan dibidang

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, yang dipimpin oleh seorang kepala Badan

yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris

Daerah.

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) merupakan

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yang memberikan pelayanan

di bidang pengelola keuangan daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi.

Dengan dukungan struktur terdiri atas Sekretariat, empat bidang yaitu : Bidang

Anggaran, Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah, Bidang Akuntansi dan

Pelaporan Keuangan Daerah, dan Bidang Pengelola Barang Milik Daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokoknya sebagaimana tersebut diatas,

BPKAD Kota Jambi mempunyai fungsi :

1. Perumusan dan penyusunan regulasi dan kebijakan di bidang pengelolaan

keuangan dan aset daerah.

23
24

2. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pengelolaan keuangan dan aset

daerah.

3. Pemberian dukungan dan koordinasi atas penyelenggaraan pemerintahan

daerah di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah.

4. Penyusunan pedoman, penataan, pembinaan dan pengendalian pelaksaan

administrasi pengelolaan keuangan dan aset daerah.

5. Perumusan dan penyusunan pendapatan serta koordinator pendapatan

daerah

6. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program di bidang pengelolaan

keuangan dan aset daerah.

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

3.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah (BPKAD)

Tugas pokok dan fungsi BPKAD sebagimana dalam Peraturan Gubernur

Jambi Nomor 3 Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1. Tugas Pokok BPKAD

Menyiapkan bahan-bahan pembinaan dan penyusunan kebijakan

penyelenggaraan di bidang keuangan dan aset lingkup Pemerintah Provinsi

sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

2. Fungsi BPKAD

a. Penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja dan anggran Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).


25

b. Pelaksanaan pelaynan administrative dan kegiatan keuangan dan aset

daerah.

c. Penyiapan bahan penyusunan dan kebijakan di bidang keuangan dan

aset daerah.

d. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan adminitrasi keuangan dan aset

daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi sesuai Peraturan

Perundang-Undangan yang berlaku.

e. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan keungan dan

aset daerah.

f. Penyelenggaraan Urusan Kesekretariatan.

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

3.1.3 Visi dan Misi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)

Kantor Badan Pengelola Keuangnan dan Aset Daerah (BPKAD) memiliki

Visi dan Misi sebagai berikut :

1. Visi

Terwujudnya pelayanan prima dalam pengelolaan keuangan dan aset

daerah yang efektif, efisien, akuntabel, transparan, terarah dan terkendali

guna mendukung Program Jambi Emas.

2. Misi

a. Pengelolaan keuangan dan aset daerah yang handal dengan didukukng

oleh SDM yang profesional, terpadu dan terarah melalui pendidikan

teknis maupun fungsional.


26

b. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aparatur dalam

merumuskan kebijakan dan tertib adminitrasi penbgelolaan keuangan

dan aset daerah yang efektif dan efisien.

c. Meingkatkan koordinasi dan hubungan kerja dengnan instansi atau

satuan kerja pengelola keuangan dan aset daerah dan pemerintah

pusat.

3.1.4 Struktur Organisasi Kantor Badan Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan

kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan

dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan jelas pemisah

kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan

aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi baik yang harus

menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor. Berikut merupakan gambar

struktur organisasi :

Gambar 3.1
Struktur Organisasi Kantor BPKAD Kota Jambi

(Sumber : Kantor BPKAD Kota Jambi)


27

Berdasarkan Peraturan Walikota Jambi Nomor 56 Tahun 2020 Tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja pada Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Jambi. Struktur organisasi Kantor

BPKAD Kota jambi meliputi :

1. Tugas Kepala Badan

Kepala badan pengelola keuangan dan aset daerah mempunyai tugas

sebagai berikut :

a. Perumusan dan penyusunan regulasi dan kebijakan di bidang

pengelolaan keuangan dan aset daerah.

b. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pengelolaan keuangan

dan aset daerah.

c. Pemberian dukungan dan koordinasi atas penyelenggaraan

pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan dan aset

daerah.

d. Penyusunan pedoman, penataan, pembinaan, dan pengendalian

pelaksanaan administrasi pengelolaan keuangan dan aset daerah.

e. Perumusan dan penyusun pendapatan serta koordinator pendapatan

daerah.

f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program di bidang pengelolaan

keuangan dan aset daerah.

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan

tugas dan fungsinya.


28

2. Tugas Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas membantu kepala badan dalam melaksanakan

urusan umum, kepegawaian dan keuangan serta melaksanakan tugas lain yang

diberikan kepala badan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Sekretaris

mempunyai tugas :

a. Penyusunan program kerja dan kegiatan sekretariat.

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program kerja dengan

bidang-bidang.

c. Pelaksanaan pelayanan administrasi kesekretariatan yang meliputi

urusan umum, kepegawaian dan keuangan.

d. Penyusunan rencana strategis, rencana kerja, indikator kinerja

utama, penetapan kinerja, laporan penyelenggaraan pemerintah

daerah serta laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

e. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia.

f. Pengembangan organisasi dan pelaksanaan serta peningkatan

sarana dan prasarana.

g. Pengkoordinasian dan sinkronisasi pelaksanaan tugas

kesektetariatan dan bidang-bidang.

h. Pelaksanaan pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan

pelaporan.

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan

bidang tugasnya pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi

dan pelaporan.
29

3. Tugas Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Tugas kepala subbag umum dan kepegawaian sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kerja sub bagian umum dan kepegawaian.

b. Melaksanakan pelayanan, ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan,

kerumahtanggan, kehimasan dan keprotokolan, administrasi

perjalanan dinas badan serta administrasi dan surat menyurat

kendaraan badan.

c. Menyusun, meneliti dan meregistrasi keputusan dan instruksi

kepala badan serta menyiapkan dan menyusun rancangan

keputusan Walikota yang berkaitan dengan melaksanakan tugas

badan.

d. Melaksanakan pengadaan, pendistribusian, pemeliharaan dan

penatausahaan barang inventaris serta sarana dan prasarana,

mempersiapkan kebersihan, keindahan serta keamanan dan

ketertiban di lingkungan kantor.

e. Menyusun analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan dan

uraian tugas terhadap seluruh jabatan dan menghimbun standar

operasional prosedur pada badan pengelolaan keuangan dan aset

daerah Kota Jambi.

f. Menyiapkan dan memproses usulan kenaikan pangkat, gaji berkala,

pension, pemberisan sanksi disiplin, pemberian tanda penghargaan

atau tanda jasa dan menyiapkan dan memproses permohonan izin

dan cuti, tugas belajar, perpindahan (mutasi), perkawanin dan

perceraian.
30

g. Mengusulkan penertiban kartu pegawai, kartu istri/suami, kartu

tabungan asuransi pension (Taspen), bapertarum dan kartu

asuransi kesehatan (Askes) dan mengusulkan peserta pendidikan

dan pelatihan/perjenjangan serta calon peserta calon peserta ujian

badan pegawai.

h. Mengelola absensi atau daftar hadir pegawai, menyusun Daftar

Urut Kepangkatan (DUK) dan menghimpun Sasaran Kerja

Pegawai (SKP) serta melaporkan LHKPN dan LHKASN bagi ASN

BPKAD.

i. Membuat standar operasional prosedur sub bagian umum dan

kepegawaian.

j. Membuat laporan bulanan dan tahunan.

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan

bidang tugasnya.

4. Tugas Kepala Subbag Program dan Pelaporan

Tugas Kepala subbag program dan pelaporan sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kerja sub bagian program dan pelaporan.

b. Menyiapkan dan mengumpulkan bahan dan data untuk penyusunan

program, kegiatan dan anggaran.

c. Mengumpulkan dan mendokumentasikan peraturan-peraturan yang

berhungan dengan keuangan dan aset.

d. Mengumpulkan dan menyusun laporan hasil pelaksanaan dan

evaluasi program kegiatan.

e. Menyusun profil badan.


31

f. Menyiapkan bahan ekspose pimpinan.

g. Membuat standar operasional prosedur sub bagian program dan

pelaporan.

h. Membuat laporan bulanan dan tahuan, laporan LPPD Badan.

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang

tugasnya.

3.2 Prosedur Pemotongan PPh Pasal 4 Ayat 2 atas Jasa Konstruksi pada

BPKAD

Prosedur pengajuan dokumen untuk melakukan pemotongan yang harus

dipenuhi oleh pihak kedua dan pihak ketiga adalah sebagai berikut :

1. Dinas kesehatan atau pihak kedua menyerahkan surat pengantar SPM

(Surat Perintah Membayar) tentang pembayaran uang muka pengadaan

jasa konstruksi pekerjaan belanja modal pengadaan kontruksi gedung

kantor rehab dan rujukan di rumah sakit untuk pengajuan diterbitkan Surat

Perintah Pencairan Dana (SP2D). (dilihat pada lampiran 1)

2. Dinas kesehatan menyerahkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-

LS) adalah SPM langsung kepada Bendahara pengeluaran hak yang

diterbitkan oleh Pengguna Anggaran (PA) atau Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) yang ditunjuk atas dasar kontrak kerja. (dilihat pada

lampiran 2)

3. Dinas kesehatan yang memberikan Surat Pernyataan Tanggung Jawab

Penggunaan Anggaran-LS yang ditandatangani PA/KPA untuk

melengkapi pengajuan SPM-LS. (dilihat pada lampiran 3)


32

4. Dinas kesehatan yang menyerahkan Surat Pernyataan Kelengkapan

Dokumen-LS untuk melengkapi pengajuan SPM-LS. (dilihat pada

lampiran 4)

5. Dinas kesehatan memberikan surat pernyataan Tanggung Jawab

Penggunaan Dana-LS yang ditandatangani PA/KPA untuk memgetahui

secara formal dan material atas pembayaran tagihan dan perhitungan pajak

dalam SPM. (dilihat pada lampiran 5)

6. Dinas kesehatan yang menyerahkan ringkasan kontrak sebagai bukti telah

terjadinya kesepakatan antara pihak kedua dan pihak ketiga. (dilihat pada

lampiran 6)

7. Fotokopi Rekening Koran sebagai bukti bank kepada pihak ketiga untuk

pekerjaan konstruksi dibawah 50 juta. (lampiran kosong karena dibawah

50 juta)

8. CV. Eksi Citra Lestari atau pihak ketiga menyerahkan fotokopi Referensi

Bank sebagai bukti bank kepada pihak ketiga untuk pekerjaan konstruksi

diatas 50 juta. (dilihat pada lampiran 7)

9. CV. Eksi Citra Lestari yang memberikan fotokopi NPWP untuk melihat

nomor NPWP pihak ketiga. (dilihat pada lampiran 8)

10. Dinas kesehatan yang memberikan Surat Persetujuan Pembayaran sebagai

bukti bahwa telah disetujui untuk pembayaran sesuai dengan kontrak.

(dilihat pada lampiran 9)

11. CV. Eksi Citra Lestari menyerahkan fotokopi Bukti Setoran BPJS untuk

jasa konstruksi sebagai bukti telah dilakukannya pembayaran dan tanggal

penerimaanya. (dilihat pada lampiran 10)


33

12. Dinas kesehatan menyerahkan Surat Pernyataan Pendataan Belanja Modal

(Aset) untuk persyaratan telah dilakukannya rekonsiliasi aset dengan

pejabat pengurus barang. (dilihat pada lampiran 11)

13. Dinas Kesehatan yang memberikan Surat Permohonan PPN dan PPH

untuk persyaratan telah dilakukannya pemotongan langsung PPN dan PPh.

(dilihat pada lampiran 12)

Pemotongan PPh final jasa konstruksi dilakukan pada saat pembayaran,

hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 4 ayat 2 PMK Nomor 187/PMK.03/2008.

Setelah dilakukan pemotongan PPh pasal 4 ayat 2 dengan sesuai tarif yang

ditentukan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 sebesar 2%. Kemudian

dibuatkan bukti pemotongan e-Billing oleh BPKAD. Penggunaan memudahkan

pemotongan dalam menghitung pajak terutang.

3.3 Prosedur Penyetoran PPh Pasal 4 Ayat 2 atas Jasa Konstruksi pada

BPKAD

Setelah melakukan pemotongan PPh pasal 4 ayat 2, kemudian Bendahara

BPKAD menyetor PPh pasal 4 ayat 2 yang terutang ke kas negara dengan tepat

waktu melalui bank. Penyetoran PPh final dilakukan dengan menggunakan sistem

pembayaran secara elektronik yang bisa disebut dengan e-Billing.

Sistem pembayaran pajak secara elektronik adalah bagian dari sistem

penerimaan negara secara elektronik yang diadminitrasikan oleh Biller

Dikrektorat Jenderal Pajak dan menerapkan sistem Billing, Sistem Billing adalah

sistem yang menerbitkan kode Billing untuk pembayaran atau penyetoran

penerimaan negara secara elektronik, tanpa perlu membuat Surat Setoran Pajak,

Surat Setoran Bukan Pajak, Surat Setoran Pengembalian Belanja secara manual.
34

Dengan menggunakan sistem e-Billing ini diharapkan mampu untuk

mengefisiensikan pekerjaan dan dapat menghemat waktu.

Prosedur penyetoran pajak dengan menggunakan sistem e-Billing dapat

dilakukan sebagai berikut ini :

1. Login ke sse3.pajak.go.id

2. Jika belum mempunyai akun, maka harus mendaftar terlebih dahulu

dengan mengisi form pendaftraan, seperti memasukan NPWP, nama, email

dan pin (6 digit). Jika sudah mempunyai akun langsung login saja. Setelah

berhasil login, akan tampil halaman dibawah ini. Lalu klik pada tulisan e-

Billing sistem tersebut.


35

3. Selanjutnya klik isi SSE untuk mengisi form Surat Setoran Elektronik

(SSE).

4. Mengisi form SSE sesuai data wajib pajak, mulai dari jenis masa pajak

dan jenis setoran yang ingin dibayar.

5. Selanjutnya pilih tahun masa pajak dan isi nominal pajak yang akan

disetor. Isi kolom uraian bila ada tambahan informasi yang ingin

disampaikan. Jika sudah terisi semua klik tombol simpan.


36

6. Lalu akan muncul pertanyaan untuk memastikan data kepada wajib pajak

bahwa from SSE tersebut sudah benar.

7. Setelah itu, muncul kotak hijau “ubah SSP” untuk mengubah data yang

sudah dimasukan dan kotak unggu “kode billing” untuk melanjutkan

proses. Jika data yang dimasukan sudah benar, klik kode billing untuk

mendapatkan kode billing. Lalu akan muncul kotak dialog baru sebagai
37

pemberitahuan kode billing telah dibuat dan klik OK. Kode billing telah

berhasil dibuat.

8. Halaman selanjutnya akan menampilkan informasi wajib pajak serta

nomor kode billing dan tanggal masa berlakunya, klik tombol cetak kode

billing untuk mencetak.


38

9. Setelah mendapatkan Id Billing, pihak BPKAD melakukan pembayaran

dengan langsung datang ke bank. (dapat dilihat pada lampiran 14)

Berikut adalah formulir cetakan e-Billing pajak penghasilan final pasal 4

ayat 2 atas jasa konstruksi :

1. Lembar ke-1 : untuk pihak ketiga.

2. Lembar ke-2 : untuk pihak kedua.

3. Lembar ke-3 : untuk Bendahara BPKAD.

4. Lembar ke-4 : untuk arsip bank.

5. Lembar ke-5 : untuk Kantor Pelayanan Pajak.

3.4 Prosedur Pelaporan PPh Pasal 4 Ayat 2 atas Jasa Konstruksi pada

BPKAD

Pelaporan pajak penghasilan final pasal 4 ayat 2 yang dilakukan Kantor

BPKAD ada dua metode yaitu dengan metode manual menggunakan Data

Transaksi Harian (DTH) dengan dibuat dalam bentuk microsoft exel yang terdapat

nomor SPM/SPD, nomor SP2D, Potongan Pajak, NPWP Rekanan, Nama

Rekanan, dan nomor NTPN. Kemudian diberikan ke Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPP) agar dicek kebenaran data tersebut. Batas waktu

pelaporannya oleh pengguna jasa dan penyedia jasa paling lama 20 hari setelah

bulan dilakukan pemotongan pajak atau masa pajak terakhir.

Metode kedua adalah metode elektronik dengan menggunakan Sistem

Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). SIPKD adalah aplikasi

terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang digunakan

meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan


39

keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif,

transparan, akuntabel dan auditable.

Dengan melalui database ke Dikretorat Jenderal Perimbangan Keuangan

(DJPK) menggunakan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD). Suatu sistem

yang mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data

pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi yang

disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengembalian keputusan dalam

rangka perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban pemerintah

daerah.

Sistem SIPKD hanya bisa dibuka dengan jaringan wifi tersendiri yang

sudah diatur oleh Kantor BPKAD. Berikut adalah prosedur pelaporan pajak

dengan menggunakan sistem SIPKD sebagai berikut ini :

1. Login http://akrual.kotajambi.go.id/
40

2. Memasukan username dikolom login/user id, masukan password dikolom

password, dan pilih tahun yang ingin dilaporkan. Lalu klik login.

3. Setelah berhasil login, akan muncul halaman muka aplikasi SIPKD yang

terdapat menu utama, menu penatausahaan Bendahara Umum Daerah

(BUD), cetak dan file pendukung. Klik menu penatausahaan BUD, lalu

akan muncul Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Nomor Transaksi

Penerimaan Negara (NTPN) dan validasi kas daerah. Pilih SP2D NTPN

untuk melakukan tahap selanjutnya.


41

4. Selanjutnya klik unit organisasi, akan muncul layar data pencarian seperti

dibawah ini :

Pilih data yang akan dilaporkan sesuai dengan urusan wajib pelayanan

dasarnya. Adapun beberapa menunya seperti, dinas pendidikan, dinas

kesehatan, dinas pekerjaan umum dan penataan ruang, dinas perumahaan

rakyat dan kawasan pemukiman, dinas ketentraman dan ketertiban umum

serta perlindungan masyarakat dan dinas sosial.

5. Setelah klik salah satunya dinas kesehatan, lalu muncul dan klik nomor

SP2D (dilihat pada lampiran 14), nomor NTPN (dilihat pada lampiran 15).

Serta tanggal yang akan dilaporkan.


42

6. Selanjutnya akan muncul kotak kecil daftar SP2D NTPN. Pilih nomor

SP2D yang sesuai dengan yang akan dilaporkan, lalu isi nomor SP2D dan

tanggal akan otomatis terisi dan klik simpan.

7. Setelah itu, terlebih dahulu admin harus mengecek apakah data sudah

masuk ke sistem dengan benar. Jika sudah benar maka admin bisa

mencetaknya. Dengan cara dengan pilih menu cetak pada Data Transaksi

Harian (DTH).
43

8. Setelah mengklik DTH akan muncul halaman untuk mengisi tipe report

dan diisi harus dengan format pdf, lalu klik cetak.

Maka akan muncul tampilan jendela seperti gambar dibawah ini:


44

9. Lalu pilih menu cetak lagi pada data Rekapitulasi Transaksi Harian (RTH)

yang terdapat nama SKPD, nilai belanja, dan jumlah potongan pajak.

Setelah itu, muncul halaman untuk mengisi tipe report sama dengan

langkah nomor 8.

Akan muncul tampilan jendela seperti gambar dibawah ini :


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penulis

mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kantor BPKAD Kota Jambi telah melaksanakan pemotongan PPh pasal 4

ayat 2 atas jasa konstruksi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51

Tahun 2008 sebagaimana telah disempurnakan dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 40 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan atas

Penghasilan Usaha Jasa Konstruksi.

2. Pelaksanaan penyetoran dan pelaporan PPh pasal 4 ayat 2 atas jasa

konstruksi oleh BPKAD Kota Jambi telah dilakukan tepat waktu, sesuai

dengan PMK Nomor 187/PMK.03/2008 tentang Tata Cara Pemotongan,

Penyetoran, Pelaporan dan Penatausahaan Pajak Penghasilan atas

Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah terakhir

dengan PMK Nomor 153/PMK.03/2009. Penyetoran tersebut dilakukan

menggunakan sistem pembayaran pajak secara elektronik yang memalui e-

Billing dan pelaporannya dilakukan secara online menggunakan Sistem

Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD).

4.2 Saran

Penulis memberikan saran agar Kantor BPKAD memasukan data dalam

pelaporan Data Transaksi Harian (DTH) pada aplikasi SIPKD disebutkan lebih

rinci penghasilan yang dikenai PPh pasal 4 ayat 2.

45
DAFTAR PUSTAKA

Pranoto dan Ayub, Torry, Satriyo, Kusumo, 2016, Reformasi Birokrasi


Perpajakan sebagai Usaha Peningkatan Pendapatan Negara dari Sektor
Pajak,Yustisia Jurnal Hukum,5, 396.

Resmi, Siti, 2017, Perpajakan, Teori dan Kasus, Jakarta : Salemba Empat.

Waluyo, 2009, Perpajakan Indonesia, Jakarta : Salemba Empat.

Undang-Undangan Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata


Perpajakan.

Undang-Undangan Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2009 Perubahan atas Peraturan


Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi.

Peraturan Menteri Keungan Republik Indonesia Nomor 187/PMK.03/2008


tentang Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, Pelaporan dan
penatausahaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa
Konstruksi.

Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nomor 11 Tahun 2006


tentang Registrasi Osaka Jasa Pelaksanaan Konstruksi.
Susunan dalam Satu Naskah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Diubah
Dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009

46
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran Dokoumentasi Magang
DAFTAR KEGIATAN HARIAN MAGANG MAHASISWA
PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERIODE 10 FEBRUARI – 02 APRIL 2021

Tanggal : 10 Februari 2021


Catatan Harian
Hari : Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Menginput data rencana Anggaran Kas dengan menggunakan
09.30
Portal UKPBJ pada Bidang Sekertariat
12.00 ISTIRAHAT
13.30-16.00 Melanjutkan menginput data

Tanggal : 11 Februari 2021


Catatan Harian
Hari : Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Menginput dan merevisi data rencana Kerja Anggaran Kas
08.40 SKPD BPKAD Kota Jambi dengan menggunakan Portal RUP
LPSE pada Bidang Sekertariat
12.00 ISTIRAHAT
13.30-16.00 Melanjutkan menginput data

Tanggal : 15 Februari 2021


Catatan Harian
Hari : Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Merevisi gaji pegawai kontrak bulan februari 2021 pada
08.00
Bidang Sekertariat
12.00 ISTIRAHAT
Memasukan dan Merevisi rincian belanja Sub Kegiatan SKPD
13.30.16.00
Menggunakan Portal RUP
Tanggal : 16 Februari 2021
Catatan Harian
Hari : Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Memasukan dan Merevisi rincian belanja Sub Kegiatan SKPD
08.00 Menggunakan Portal RUP pada Bidang Sekertariat

12.00 ISTIRAHAT
13.30-16.00 Melanjutkan menginput data

Tanggal : 17 Februari 2021


Catatan Harian
Hari : Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Menginput anggaran kas 2021 ke microsoft exel
08.00

12.00 ISTIRAHAT
13.30-16.00 Melanjutkan menginput data anggaran kas 2021

Tanggal : 18 Februari 2021


Catatan Harian
Hari : Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Menginput data SPJ menggunakan Portal pada Bidang
08.00
Sekertariat
12.00 ISTIRAHAT
13.30 - 16.00 Melanjutkan menginput data

Tanggal : 19 Februari 2021


Catatan Harian
Hari : Jum'at
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Memilah dokumen dan memasukan dokumen kedalam Map
08.00
pada Bidang Sekretariat
Memasukan kwitansi ke dalam Map tentang Dana Hibah
10.00
Hotel dan Restoran
12.00 ISTIRAHAT
13.30-16.00 Melanjutkan memasukan Berkas
Tanggal : 22 Februari 2021
Catatan Harian
Hari : Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Memperbaiki dan mengetik ulang Peraturan Walikota
08.00 Jambi tentang Pergeseran Anggaran Belanja dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
12.00 ISTIRAHAT
13.30-16.00 Memberi nomor nota kue dan nota nasi

Tanggal : 23 Februari 2021


Catatan Harian
Hari : Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Memberi nota kue dan nota nasi
08.00

12.00 ISTIRAHAT
13.30-16.00 Mengikuti rapat tentang TAPD di Bappeda

Tanggal : 24 Februari 2021


Catatan Harian
Hari : Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Mencatat surat keputusan Walikota di buku tanda terima
08.00 surat keputusan OPD dari bidang Kesra, DPM DPPA dan
DinKes
12.00 ISTIRAHAT
13.30-16.00 Melanjutkan mencatat surat keputusan Walikota

Tanggal : 25 Februari 2021


Catatan Harian
Hari : Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Membuat faktur SPJ
08.00

12.00 ISTIRAHAT
13.30-16.00 Melanjutkan membuat faktur SPJ
Tanggal : 26 Februari 2021
Catatan Harian
Hari : Jumat
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Mengikuti rapat TAPD di Bappeda melanjutkan
08.00 pembahasan di hari selasa
12.00 ISTIRAHAT
13.30-16.00 Membuat daftar nama SPJ makan dan minum

Tanggal : 01 Maret 2021


Catatan Harian
Hari : Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Membuat SPJ gaji dalam ms. Exel
08.00

12.00 ISTIRAHAT
13.30-16.00 Melanjutkan membuat SPJ gaji

Tanggal : 02 Maret 2021


Catatan Harian
Hari : Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
08.00 Membuat lanjutan SPJ gaji
12.00 ISTIRAHAT
13.30-16.00 Merekap kegiatan bidang anggaran per sub kegiatan

Tanggal : 03 Maret 2021


Catatan Harian
Hari : Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.00-16.00 IZIN KE KAMPUS


Tanggal : 04 Maret 2021
Catatan Harian
Hari : Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Membuat SPJ sub kegiatan di bidang anggran
08.00

12.00 ISTIRAHAT
13.30-16.00 Membuta nota SPJ sub kegiatan

Tanggal : 05 Maret 2021


Catatan Harian
Hari : Jumat
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Memasukan SPJ ke dalam portal untuk pencairan
08.00

12.00 ISTIRAHAT
13.30-16.00 Mengikuti rapat tentang pinjaman daerah di Bappeda

Tanggal : 08 Maret 2021


Catatan Harian
Hari : Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

Membuat Buku Kas Umum Perhitungan Pihak Ketiga


09.00
(PFK) pada bulan Maret Bidang Perbendaharaan

12.00 ISTIRAHAT

13.00-14.00 Memisahkan masa pajak pada bulan Januari-Juli

15.00-16.00 Mencari Pajak di E-Billing


Tanggal : 09 Maret 2021
Catatan Harian
Hari : Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

Mencari NTPN di E-Billing dan Memasukn di PFK pada


09.00
bulan Maret Bidang Perbendaharaan

12.00 ISTIRAHAT
Mencari nama pihak NPWP di lembar cetakan kode E-
13.30
billing

15.00-16.00
Memisahkan masa Pajak bulan November dan Desember

Tanggal : 10 Maret 2021


Hari :Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

Mencari berkas nama pihak ke-3 dalam kertas Pelaporan


09.00
Bidang Perbendaharaan

11.00 Mencari berkas PPh Final pada SP2D


12.00 ISTIRAHAT
13.00-14.00 Memfotocopy berkas Surat Masuk

15.00-16.00
Mencari data Realisasi SP2D pada Sekretariat DPRD

Tanggal : 12 Maret 2021


Catatan Harian
Hari : Jum'at
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
08.00.09.00 Senam di lapangan

Mencocokan Buku Kas Umum Rekening Kota dengan


09.00-11.30
Rekening Koran pada Bidang Perbendaharaan
Tanggal : 15 Maret 2021
Catatan Harian
Hari : Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

Menginput data manual Buku Kas Umum PFK ke DTH pada


08.30
bulan Januari 2021 pada Bidang Perbendaharaan

12.00 ISTIRAHAT

13.30 - 16.00 Menyusun berkas dan Mengoreksi SP2D

Tanggal : 16 Maret 2021


Catatan Harian
Hari : Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
09.00 Membantu menyusun Rekonsiliasi SP2D

10.00 Mengarsipkan Rekonsiliasi DTH dan SP2D

12.00 ISTIRAHAT

13.30 Memasukan berkas DTH dan SP2D kedalam Map

Tanggal : 17 Maret 2021


Catatan Harian
Hari : Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

Memeriksa rekonsiliasi organisasi pangkat daerah bulan


09.00
Februari

12.00 ISTIRAHAT

13.00-14.00 Memisahkan berita acara rekonsiliasi


Mengecap Surat berita acara rekonsiliasi bulan Maret TA
15.00-16.00
2021
Tanggal : 18 Maret 2021
Catatan Harian
Hari : Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

Membuat buku kas Umum fihak Ketiga (PFK) bulan Maret


09.00
tahun 2021

12.00 ISTIRAHAT
Melanjutukan membuat buku kas Umum fihak Ketiga (PFK)
13.30-16.00
bulan Maret tahun 2021

Tanggal : 19 Maret 2021


Catatan Harian
Hari : Jumat
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Membuat rekapitulasi buku kas umum PFK PPh 21 di bulan
08.30-11.30
Maret tahun 2021

Tanggal : 22 Maret 2021


Catatan Harian
Hari : Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

Mengecek jumlah obat yang sudah kadaluarsa pada


09.00
Puskesmas Kota Jambi tahun 2021

12.00 ISTIRAHAT

13.30-16.00 Melanjutukan Mengecek jumlah obat yang sudah kadaluarsa

Tanggal : 23 Maret 2021


Catatan Harian
Hari : Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Mengecek jumlah daftar persediaan persatuan kerja
08.30-11.30
perangkat daerah per 31 Des 2020

12.00 ISTIRAHAT

Mengecek jumlah daftar rincian tagihan belanja listrik, air,


13.30-16.00
telepon, dan internet tahun 2020 pada OPD
Tanggal : 24 Maret 2021
Catatan Harian
Hari : Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

09.00 Memfotocopy data-data Puskesmas Kota Jambi

12.00 ISTIRAHAT
Mengscan data dinas kesehatan dan data utang jasa medis
13.30-16.00
puskesmas

Tanggal : 25 Maret 2021


Catatan Harian
Hari : Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-11.30 Mempersiapkan bahan rapat di bidang akuntansi

Tanggal : 26 Maret 2021


Catatan Harian
Hari : Jumat
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-11.30 Mencatat surat masuk tahun 2021 di bidang akuntansi

Tanggal : 29 Maret 2021


Catatan Harian
Hari : Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

Mempersiapkan surat permintaan informasi Harga Barang dan


09.00
Jasa untuk rapat kedalam Map pada Bidang Aset

10.30 Mengscan Nota Dinas di Bidang Aset


11.00 Menyusun struk harga bukti bantuan pembelian BBM
12.00 ISTIRAHAT
14.00- 16.00 Mengikuti rapat tentang Rekon Standar Harga di Ruangan
PKK
Tanggal : 30 Maret 2021
Catatan Harian
Hari : Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
09.00 Menulis daftar penerimaan BPKB pada Bidang Aset
12.00 ISTIRAHAT
Mengedit foto barang SKPD lain untuk di lelang pada Bidang
13.30 - 16.00
Aset

Tanggal :31 Maret 2021


Catatan Harian
Hari : Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Melanjutkan mengedit foto barang SKPD lain untuk di lelang
08.00
pada Bidang Aset
12.00 ISTIRAHAT
13.30 - 16.00 Menulis SKPD yang melakukan perjalanan dinas

Tanggal : 01 April 2021


Catatan Harian
Hari : Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

09.00 Memfotocopy SK Wali Kota pada Bidang Aset

Meminta tanda tangan daftar hadir rapat tentang Koordinasi


10.00
Persiapan Survey Harga Pasar Barang

12.00 ISTIRAHAT
Mengecek data lampiran Aset BMD berpotensi Meningkatkan
13-00-16.00
PMD

Jambi, Juni 2021


Instruktur Lapangan

Muhammad Husni, SE
NIP. 19650830 199403 1 002
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Program Studi : Perpajakan


Nama Lengkap : Triani Wira Hastuti
Nomor HP : 082280066588
Tempat/Tanggal Lahir : Bangko, 29 Mei 2000
Alamat Rumah : Jln. Abdul Muis Perum. Vidia Indah II Rt 17 No.
09 Kec. Paal Merah Kel. Lingkar Selatan, Kota
Jambi 36139
Email : trianiwira@gmail.com

Riwayat Pendidikan

No Nama Tempat Tahun Spesialisasi


Pendidikan Dari Sampai Bidang
MIN Kota
1. SD Jambi 2006 2012 Umum
SMP N 4 Kota
2. SMP Jambi 2012 2015 Umum
SMA N 3 Kota
3. SMA Jambi 2015 2018 Umum
Univesitas
4. D3 Jambi 2018 Sekarang Perpajakan

Jambi, Juni 2021

Triani Wira Hastuti


NIM. C0D018022

Anda mungkin juga menyukai