Anda di halaman 1dari 6

 Rasionalisasi 

 Pendidikan sebuah bangsa tidak terlepas dari masa lalu sebuah bangsa. 
Indonesia yang memiliki sejarah panjang pembentukan sebuah negara berproses dari:
masa kerajaan yang terpecah-pecah, masa penjajahan Belanda,masa
 Jepang, dan masa Kemerdekaan.
Masa yang dialami bangsa ini, juga dialami oleh bidang pendidikan terutama pendidikan
guru.
Tulisan ini hanya akan mengkaji tentang pendidikan guru di era kemerdekaan.
Konsep Dasar
Pendidikan Guru adalah pendidikan yang disengaja untuk membentuk guru yang profesional
dalam kerangka menbangun sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter.

Periode Utama Pendidikan Guru di Indonesia


1. Masa Penjajahan Belanda: Masa Sistem Segregasi Pendidikan Guru
2. Masa Penjajahan Jepang: Masa Sistem yang Egaliter
3. Masa Kemerdekaan: Masa Sistem Pembaharuan Pendidikan Guru yang Khas Indonesia.

Periode Pendidikan Guru


1. Periode 1945 – 1949: Periode Rehabilitasi Sistem Pendidikan Guru
2. Periode 1950-1965: Periode Ekspansi Sistem Pendidikan Guru
3. Periode 1969-1984: Periode Modernisasi Pendidikan Guru
4. Periode 1984-1988: Periode Ambivalensi Lembaga Pendidikan Guru 
5. Periode 1989-1998: Periode Rasionalisasi

Selintas Pendidikan Guru


H.AR Tilaar, 50 tahun Pengembangan Pendidikan Nasional 1945-1995, pendidikan guru
cenderung mengalami generalisasi, dari pendidikan yang khusus ditujukan kepada siapa saja
yang berkeinginan menjadi guru, menjadi model pendidikan yang umum. 

Periodisasi 
1. Periode 1945 – 1949: Periode Rehabilitasi Sistem Pendidikan Guru
a. Terjadi pada tahun 1945-1949
b. Pemerintah melakukan langkah-langkah untuk memulihkan pendidikan guru.

2. Periode 1950-1965: Periode Ekspansi Sistem Pendidikan Guru


a. Terjadi pada tahun 1950-1965
b. Penambahan sekolah guru, baik dari tingkat:
c. Kursus, yaitu Kursus Pengantar untuk Pengajar Kewajiban Belajar (KPKPKB)
d. Pendidikan guru jenjang pendidikan tinggi seperti Pendidikan Tinggi Pendidikan Guru
(PTPG)/Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Periode 1969-1984: Periode Modernisasi Pendidikan Guru


 Terjadi pemutakhiran (updating) kondisi pendidikan guru dengan cara:
a. Memperkenalkan metode-metode pembelajaran terbaru.
b. Memperkenalkan perlengakapan tekonologi pembelajaran baru.

4. Periode 1984-1988: Periode Ambivalensi Lembaga Pendidikan Guru 


 Periode ini terjadi pada tahun 1984 –1988.
 Ambivalensi muncul karena adanya keinginan untuk mencapai status yang setara dengan
universitas, yaitu perguruan tinggi yang oleh masyarakat dipandang paling bergengsi. 
 Ada diksriminasi di tingkat DEPDIKNAS, bahwa lembaga IKIP tidak diperkenankan untuk
membuat laboaratorium keilmuan dan atau melarang mahasiswa mengikuti kompetisi
keilmuan. Seperti mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), mahasiswa IKIP
hanya boleh ikut kompetisi bidang pendidikan. 
 Hal ini menjadikan para pengelola IKIP berkeinginan mengubah kelembagaanya menjadi
universitas. 

5. Periode 1989-1998: Periode Rasionalisasi


 Periode ini terjadi tahun 1989-sekarang, dan muncul 3 persoalan kritis yaitu:
a. Disyahkannya UU No. 2 Tahun 1989: Sistem Pendidikan Nasional 
b. Terjadinya reformasi politik, dari sentralisasi ke desentralisasi.
c. Mulainya konversi status kelembagaan dari IKIP menjadi Universitas. 
 Mulainya konversi status kelembagaan dari IKIP menjadi Universitas. Semua IKIP menjadi
Universitas, baik berbentuk:
a. Universitas Pendidikan, seperti UPI.
b. Universitas Negeri, seperti UNJ, UNY, UNNES, UNESA, Unegeri Malang, UNIMED, dan
lain-lain.
Konsekuensinya membuat konsep kompetensi mengajar menjadi makin kabur dan ruwet
(complicated)

Undang undang tentang guru

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

Pasal 40 ayat (2) tercantum hak pendidik dan tenaga kependidikan dalam
memperoleh: a. penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan
memadai; b. penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja; c. pembinaan
karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas; d. perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual; dan e.
kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan
untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Undang-undang ini mengatur bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan


khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Prinsip tersebut
antara lain memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan. Perlindungan yang dimaksud adalah hak atas kekayaan
intelektual; memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam
melaksanakan tugas; memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut
menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik
sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-
undangan.

Permendikbud Nomor 10 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pendidik dan


Tenaga Kependidikan

Peraturan ini menjelaskan tentang bentuk-bentuk perlindungan yang diberikan


dalam upaya melindungi pendidik dan tenaga kependidikan yang menghadapi
permasalahan terkait pelaksanaan tugas.

Perlindungan yang dimaksud meliputi empat hal, yaitu perlindungan hukum,


profesi, keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau hak atas kekayaan
intelektual. Perlindungan hukum meliputi perlindungan dari tindak kekerasan,
ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, dan/atau perlakuan tidak adil.
Perlindungan profesi mencakup perlindungan terhadap pemutusan hubungan
kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam menyampaikan
pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan/atau, pembatasan atau pelarangan
lain yang dapat menghambat pendidik dan tenaga kependidikan dalam
melaksanakan tugas.

Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Image article

Foto oleh Yan Krukov dari Pexels

Ada tugas dan tanggung jawab guru yang tidak dapat digantikan perannya oleh robot. Berdasarkan
pengertian guru yang ada di atas, Guru memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengajar,
mendidik, melatih para siswa agar menjadi individu yang berkualitas, baik dari sisi intelektual
maupun akhlaknya.

Berikut ini adalah beberapa tugas utama guru:

1. Mengajar
Deskripsi tentang guru dibagian awal awal artikel ini menyebutkan bahwa seorang guru adalah
seseorang yang mengajarkan ilmu. Seorang guru memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan ilmu
pengetahuan kepada siswa-siswanya. Tujuan guru dalam hal ini adalah membuat para siswa
mengetahui tentang materi dari suatu disiplin ilmu dan memiliki tingkat intelektual yang tinggi.

2. Mendidik

Guru merupakan seorang pendidik. Mendidik siswa merupakan hal yang berbeda dengan
mengajarkan suatu ilmu pengetahuan. Kegiatan mendidik siswa memiliki tujuan untuk mengubah
tingkah laku siswa menjadi lebih baik sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang baik pula.
Dalam proses mendidik siswa, Guru Pintar akan memiliki tantangan yang berbeda jika dibandingkan
dengan hanya mengajarkan suatu ilmu pengetahuan. Supaya sukses dalam mendidik siswa, Guru
Pintar harus dapat menjadi teladan yang bagi siswa-siswanya sehingga mereka dapat memiliki
karakter yang baik sesuai norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.

3. Melatih keterampilan hidup

Tugas guru adalah melatih siswa memiliki kecakapan atau keterampilan hidup atau practical life.
Guru harus melatih siswa untuk menguasai kecakapan atau keterampilan hidup abad 21 untuk
menjadi bekal bagi siswa menaklukkan segala tantangan yang mereka hadapi di masa depan.

4. Memberikan bimbingan dan pengarahan

Pekerjaan guru tidak selesai dengan hanya mendidik dan mengajar saja. Tugas guru terhadap siswa
lainnya adalah membimbing dan mengarahkan siswa supaya tetap pada jalur yang benar, terutama
pada proses belajar mengajar. Siswa yang mengalami kebingungan atau kesulitan dalam proses
belajar mengajar harus dibimbing dan dibantu mencari solusi. Guru dan siswa bersama-sama
berusaha memecahkan masalah sehingga siswa tetap berada pada jalur yang tepat, dan dapat
mencapai tujuan pendidikan.

5. Memberikan motivasi

Tanggung jawab seorang guru yang terakhir adalah untuk memberikan dorongan dan motivasi
kepada siswa-siswanya agar selalu berusaha keras untuk lebih maju. Bentuk dorongan dan motivasi
yang dapat Guru Pintar berikan kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
memberikan hadiah, memberikan pujian, dan penghargaan.

Peran dan Fungsi Guru.

Guru memilki satu kesatuan peran dan fungsi yang tak terpisahkan, antara

kemampuan mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih. Keempat kemampuan

tersebut merupakan kemampuan integrativ, yang satu sama lain tak dapat dipisahkan

dengan yang lain.4


Secara terminologis akademis, pengertian mendidik, membimbing,

mengajar, dan melatih.

Tujuan seorang guru

Umumnya guru merujuk pada pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi hasil belajar siswa peserta didiknya.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 6 TAHUN 2018

TENTANG

PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa guru dapat diberikan tugas sebagai kepala

sekolah untuk memimpin dan mengelola sekolah dalam

upaya meningkatkan mutu pendidikan;

b. bahwa Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28

Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala

Sekolah/Madrasah sudah tidak sesuai dengan dinamika

perkembangan pengelolaan pendidikan nasional,

sehingga perlu diganti;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang

Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru


dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4586);

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4586) sebagaimana

telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang

Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4941) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017

tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74

Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2017 Nomor 107, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 6058);

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;

6. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1

Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 46 Tahun 2O13 tentang Penilaian

Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 33);

Anda mungkin juga menyukai